Teori Kelistrikan Sistem Kelistrikan
31
Gambar 2.3. Rangkaian pararel henakinv, 2013
Pada rangkaian paralel, tegangan sumber baterai V adalah sama pada seluruh tahanan. Sedangkan jumlah arus I adalah sama dengan jumlah arus I1, I2
dan I3 yaitu arus yang mengalir melalui masing-masing resistor R1, R2 dan R3. Adapun rumus arus listrik, tahanan dan tegangan pada rangkaian seri adalah
sebagai berikut: V total = V1 = V2 = V3
I total = I1 + I2 + I3 c.
Rangkaian seri – pararel Tipe penyambungan rangkaian kombinasi seri
–paralel yaitu sebuah tahanan R1 dan dua atau lebih tahanan R2 dan R3 dan seterusnya
dirangkaikan di dalam satu sirkuitrangkaian seperti gambar. Rangkaian seri –
paralel merupakan kombinasi gabungan dari rangkaian seri dan paralel dalam satu sirkuit.
32
Gambar 2.4. Rangkaian seri-paralel henakinv, 2013
Tahanan total dalam rangkaian seri –paralel dihitung dengan langkah sebagai
berikut: Menghitung tahanan pengganti
R
Pengganti
,
yaitu gabungan tahanan R2 dan R3 yang dihubungkan secara paralel.
Menghitung tahanan total, yaitu gabungan tahanan R1 dan R
pengganti
yang dihubungkan secara seri.
2.3.4 Daya Listrik Daya listrik adalah jumlah kerja yang oleh listrik setiap satuan waktu
detik, disimpulkan dengan P, dan di ukur dalam satuan Watt W. dalam
aplikasi disirkuit listrik daya dihitung dengan rumus : P = V x I
Dimana, 1A = 1C per detik Dengan mensubtasikannya dengan hukum Ohm maka :
P = R x I
2
Henakin Verloz, diunggah 24 juni 2011, Konsep Kelistrikan, diakses pada 15 Maret 2016.
33