TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN DAN PENGISIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO

(1)

TUGAS AKHIR

TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN DAN PENGISIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi Teknik Mesin, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

DIAS IRYANTO

20133020028

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN PROGRAM VOKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

i

MOTTO

"Hiduplah dengan pertanyaan, cari tahu dan jalani

(Agedojzaid)

"

Berdo’alah karena kau bersyukur, bukan atas apa yang kau

inginkan

.”

(Agedojzaid)

“ Tidak ada sesuatu yang baik dari kata menunda.”

(Agedojzaid)

Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di

jalan Allah.

‘’


(3)

ii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, tiada henti-hentinya penulis mengucapkan syukur

kepada Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis bisa

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Sholawat serta salam penulis

kirimkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW, sehingga sampai

sekarang indahnya iman dan Islam masih terasa. Bantuan dari

berbagai pihak pun, tak luput dalam penyelesain Tugas Akhir ini,

baik bantuan secara materi, spiritual, informasi, motivasi. Pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

Bapak dan Ibu

Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril

maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya,

karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling

khusy

uk selain do’a yang terucap dari orang tua.

Ucapan

terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan

orang tua, karena itu terimalah persembahan bakti ini.

Keluarga Yogyakarta

Untuk saudara-saudariku yang senantiasa memberikan dukungan,

semangat, senyum dan

do’anya

untuk keberhasilan ini, cinta

kalian adalah kobaran semangat yang menggebu, terimakasih dan

sayangku untuk kalian.


(4)

iii

Dosen Pembimbing Tugas Akhirku...

Rinasa Agistya Anugrah, S.Pd.T selaku dosen pembimbing tugas

akhir saya, terima kasih banyak pak..., saya sudah dibantu selama

ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas

bantuan dan kesabaran dari bapak...

Seluruh Dosen Pengajar di Fakultas Program Vokasi Teknik

Mesin Otomotif & Manufaktur UMY:

Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang

selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk

menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan

pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih

baik.Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan

selalu terpatri di hati.

Sahabat dan Teman

Sahabat dan Teman Tersayang, tanpa semangat, dukungan dan

bantuan kalian semua takkan mungkin aku sampai disini,

terimakasih untuk candatawa, tangis, dan perjuangan yang kita

lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah

mengukir selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita

pasti bisa! Semangat! Sampai bertemu dipuncak kesuksesan!


(5)

iv KATA PENGANTAR

Segala puji untuk Allah Rabb seru sekalian alam, segala akibat baik akan didapatkan oleh orang-orang yang bertakwa. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan utusan-Nya serta makhluk terbaik pilihan-Nya di antara semua makhluk, orang kepercayaan pengemban wahyu-pilihan-Nya, seorang Nabi, pemimpin dan tuan kita Muhammad bin Abdillah. Begitu pula semoga pujian dan keselamatan itu terlimpah kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan semua pengikut yang menempuh jalannya serta mengambil petunjuk, dengan petunjuknya hingga datangnya hari kiamat.

Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini penulis ini penulis sajikan dalam bentuk buku sederhana. Adapun judul penulisan tugas akhir, yang penulis ambil sebagai berikut “Troubleshooting sistem pengapian dan pengisian

pada sepeda motor yamaha mio”.

Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil analisa, observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan tugas akhir ini tidak akan lancar.


(6)

v Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rinasa Agistya, S.pd.T,. Selaku Dosen pembimbing 1 yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan solusi terbaik untuk penyusunan tugas akhir

2. Bapak Andika Wisnudjati, S.T,.M.Eng. Selaku Dosen pembimbing 2 yang selalu sabar dalam membimbing kami.

3. Bapak Teguh Hariyadi S.Pd.T. selaku dosen dan laboratorium Teknik Mesin Otomotif.

4. Bapak Dr. Sukamta, S.T.,M.T. Selaku Direktur ” Teknik Mesin Otomotif

Dan Manufaktur “

5. Orang tua dan adik saya tercinta Putri Ramadhanty yang senantiasa memberikan dukungan moral maupun spiritual.

6. Seno Andika Satrio, Amd. Dan Eko Suprayetno, Amd., yang selalu memberikan motivasi, semangat dan dukungan dalam menyelesaikan pendidikan.

7. Keluarga Yogyakarta yang selalu memberikan dukungan, cinta dan motivasi.

8. Pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu menyelesaikan tugas ini, yang penulis tidak dapat menyebutkannya satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.


(7)

vi Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis juga ingin menyampaikan permintaan maaf apabila dalam penulisan tugas akhir ini mungkin ada hal-hal atau kata-kata yang tidak berkenan bagi pembaca, sudi kiranya untuk memaafkan.

Yogyakarta, 14 September 2016

Dias Iryanto


(8)

HALANLlNPERSETUJUAN

LAPORANTUGAS AKEUR

TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN DAN PENGISIAN SEPEDA

MOTOR YAMAHA MIO

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal : 14 September 20 16

Untuk di pertahankan di Depan Dewan Penguji Tugas Akhir Program Vokasi Program Studi D3 Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Y ogyakarta

Disetujui oleh:

Ketua Program Studi D3 Tehnik Mesin Dosen Pembimbing I

Andika Wisnujati.S.T.,M.Eng Andika Wisnujati .S.T.,MEng NIK.1983081220122018300] NIK.19830812201220183001


(9)

HALAMANPENGESAHAN LAPORAN T UGAS AKHIR

TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN DAN PENGISIAN SEPEDA M OTOR YAMAHA MIO

Disusun Oleh :

Dias Iryanto 20133020028

Telah dipertahankan di Depan dewan Penguj i Pada Tanggal14 September 2016 Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3

DEWAN P ENGUJI

Nama Lengkap dan Gelar Tanda Tsogan

1. Ketua M.Abdus Shomad, S.T.,M.Eng .

!/'f1.et .

h---2.Penguji I Andika Wisnujati, S.T.,M.Eng

3.Penguji II Ferriawan Yudhanto, S.T.,M.T •

Yogyakarta, 14 September 20 16

PROGRAM STIJDI TEKNlK MESlN OTOMOTIF DAN MANUF AKTUR


(10)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama Dias Iryanto

NIM

20133020028

Jurusan D3.Teknik Mesin

Judul TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPlAN DAN

PENGISIAN SEPEDA MOTOR Y AMARA MIO

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir dengan judul : " TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN DAN PENGISIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO " yang dibuat untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan D3.Teknik Mesin, Program Vokasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan

merupakan tiruan atau duplikasi dari Tugas Akhir yang sudah dipublikasikan danlatau pemah dipakai untuk mendapatkan gelar kesmjanaan di lingkungan Universitas Muhamrnadiyah atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya saya cantumkan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 14 September 2016

Dias Iryanto 20133020028


(11)

TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN DAN PENGISIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO

DIAS IRYANTO NIM.20133020028

ABSTRAK

Perkembangan dunia otomotif mengalami perkembangan yang begitu cepat,dan hal yang paling menonjol perkembangannya adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan, Penulisan laporan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui komponen, fungsi komponen, mengidentifikasi masalah komponen, dapat memahami cara kerja dan dapat menjelaskan cara merawat Sistem pengapian dan pengisian sepeda motor yamaha mio.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode praktik langsung untuk mengumpulkan data, pada bahan proyek tugas akhir dan menggunakan metode pustaka untuk melakukan kajian-kajian teoritis dengan mencari data, melalui buku-buku literatur yang berhubungan dengan obyek tugas akhir, analisis data yang ada dapat disimpulkan dari hasil pemeriksaan komponen Sistem pengapian dan pengisian sepeda motor yamaha mio.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ketika arus masuk dari baterai melalui kunci kontak, dan CDI mengalirkan arus menuju koil lalu diinduksi sehingga menghasilkan percikan bunga api pada busi disaat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam didalam ruang bakar. (2) Troubleshooting yang sering terdapat pada sistem pengapian berupa konsleting dan arus meghilang secara tiba – tiba, hal ini dapat diketahui jika rutin melakukan pengecekan pada komponen sistem pengapian.(3) Ketika mesin menyala alternator berputar dan menghasilkan tenaga listrik untuk mengisi kembali baterai sekaligus mendukung kinerja baterai mensuplai kebutuhan listrik ke sistem yang membutuhkannya pada saat sepeda motor dihidupkan. (4) Troubleshooting yang sering terdapat pada sistem pengapian berupa konsleting dan overcharge pada beberapa komponen, hal ini dapat diketahui pada saat mencoba menghidupkan lampu utama.


(12)

TROUBLESHOOTING IGNITION SYSTEM AND CHARGING MOTORCYCLE YAMAHA MIO

DIAS IRYANTO NIM.20133020028

ABSTRACT

The development of the automotive world has developed so quickly, and the most prominent development is part of a system that deals with electricity, writing final report aims to identify the components, function components, identify the problem component, can understand how it works and can explain how to care System ignition and charging motorcycle yamaha mio.

The method used in this research is the method of direct practice to collect data on the materials final project and using the library to conduct studies theoretical to search for data, through books of literature related to the object of a final project, the analysis of existing data can be inferred from the results of the ignition system components and charging motorcycle yamaha mio.

Based on the results of research are: (1) When the inflow from the battery through the ignition, and CDI current flow to the coils and then induced to produce a spark at the spark plug at the right time to burn a mixture of fuel and air in the combustion chamber inside. (2) Troubleshooting is often found in the ignition system in the form of surge and flow meghilang arrived - arrived, it can be known if the routine checks on components of the ignition system. (3) When the engine running alternator spin and generate electricity to recharge the batteries at once support battery performance supply power to the system requirements are needed when the motorcycle is turned on. (4) Troubleshooting is often found in the ignition system in the form of surge and overcharge on some components, it can be known at the time tried to turn on the headlights.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia Otomotif mengalami perkembangan yang begitu cepat,dan hal yang paling menonjol perkembangannya adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan. Hal ini terjadi karena bagian ini mudah untuk dilakukan inovasi.Namun kemudahan ini bukan berarti bahwa mempelajari sistem ini mudah ,tapi justru sebaliknya .Karena kelistrikan itu sesuatu yang tidak terlihat,sehingga dalam mempelajarinya memerlukan riset terlebih dahulu,dan jika tidak melakukan riset setidaknya pernah melakukan uji coba sederhana. Seorang mahasiswa teknik mesin khususnya konsentrasi otomotif,harus memilik kemampuan dibidang ini.

Karena untuk kedepannya mahasiswa teknik mesin merupakan calon – calon pendidik dan bahkan tidak menutup kemungkinan akan bekerja di perusahaan–perusahaan otomotif. Dan apabila kemampuan ini tidak dimiliki maka kita akan tersingkirkan oleh lulusan-lulusan perguruan tinggi yang lain. Dan dalam penyusunan tugas akhir ini akan dibahas mengenai Troubleshootingsistem pengapian dan pengisian sepeda motor yamaha mio, dimana sistem ini merupakan sistem yang sangat penting ,karena tanpa adanya sistem ini sebuah mesindan komponen pendukung lainya tidak dapat berjalan.Sebuah mesin akan bergerak dengan normal jika sistem pengapian dan pengisian berjalan dengan baik.(Abdultech, 2009)


(14)

Pentingnya sistem pengapian dan pengisian maka seorang mahasiswa harus mampu mengetahui dan menganalisa gejala kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian dan pengisian, karena dengan mengetahui gejala kerusakan pada sistem ini maka mahasiswa dapat mempelajari bagaimana cara memperbaiki dan merawat sistem pengapian dan pengisian pada sepeda motor yamah mio. Komponen-komponen yang terdapat pada sistem pengapian dan pengisian sepeda motor yamaha mio meliputi baterai 12V sebagai sumber arus, kunci kontak sebagai sakelar penghubung, sekring sebagai pengaman apabila terjadi hubungan arus pendek, CDI ( Capacitor Discharge Ignition ) sebagai komponen yang mampu memperbesar arus dari baterai, pulser sebagai komponen yang memberikan sinyal pengapian ke CDI, Koil sebagai komponen yang menginduksi arus dari CDI, Busi sebagai pemercik bunga api, Alternator sebagai pembangkit arus pengisian, dan terakhir kiprok sebagai penyearah arus listrik.

Komponen-komponen diatas memiliki cara kerja dan fungsi masing-masing, maka dari itu pentingnya memahami skema dari sistem pengapian dan pengisian pada sepeda motor yamaha mio, agar mahasiswa mampu memahami alur dari sistem pengapian dan pengisian pada sepeda motor yamaha mio. Oleh karena itu dalam penyusunan tugas akhir ini judul yang diambil adalah Troubleshooting Sistem pengapian dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio.


(15)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka indentifikasi masalah dalam tugas akhir “Troubleshooting Sistem Pengapian dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha

Mio” antara Lain :

1. Perlu adanya pengetahuan tentang skema dari sistem pengapian dan pengisian pada motor jenis matic terutama yamaha mio.

2. Belum adanya pengetahuan tentang cara perbaikan apabila terjadi kerusakaan pada sistem pengapian dan pengisian terutama yamaha mio. 3. Kurangnya Pengetahuan mahasiswa mengenai cara kerja dari sistem

pengapian dan pengisiansepeda motor yamaha mio secara langsung. 1.3 Batasan Masalah

1. Sepeda motor yang digunakan sebagai media analisis adalah Yamaha Mio.

2. Bahasan yang dipelajari dalah sistem pengapian dan pengisian sepeda motor yamaha mio.

3. Analisis dan identifikasi hanya sistem pengapian dan pengisian sepeda motor yamaha mio.

4. Sumber daya yang digunakan adalah baterai bertegangan 12 volt.Pengujian yang dilakukan adalah :

a. Kelayakan pakai pada sistem pengapian dan pengisian.


(16)

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara kerja dari sistem pengapian sepeda motor Yamaha Mio? 2. Bagaimana troubleshooting sistem pengapian sepeda motor Yamaha Mio? 3. Bagaimana cara kerja dari sistem pengisian sepeda motor Yamaha Mio? 4. Bagaimana troubleshooting sistem pengisian sepeda motor Yamaha Mio? 1.5 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut penulis mempunyai tujuan dalam penyelesaian penulisan tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui dan memahami cara kerja pada sistem pengapian sepeda motor yamaha mio.

2. Mengetahui cara mengidentifikasidan memperbaiki kerusakan pada sistem pengapiansepeda motor yamaha mio.

3. Mengetahui dan memahami cara kerja pada sistem pengisian sepeda motor yamaha mio.

4. Mengetahui cara mengidentifikasidan memperbaiki kerusakan pada sistem pengisiansepeda motor yamaha mio.


(17)

1.6 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari pembahasan tugas akhir penulis adalahsebagai berikut :

1. Dapat merangkai sistem pengapian sepeda motor Yamaha mio dengan baik.

2. Dapat mengidentifikasi dan mengatasi troubleshooting yang terjadi padasistem pengapian sepeda motor yamaha mio.

3. Dapat merangkai sistem pengisian sepeda motor yamaha mio dengan baik. 4. Dapat mengidentifikasi dan mengatasi troubleshooting yang terjadi pada

sistem pengisian sepeda motor yamaha mio. 1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, ringkas, teratur dan mudah dimengerti maka disusunlah sistematika penulisan sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan, batasan masalah,rumusan masalah, metodologi dan sistematika penulisan.

2. Landasan Teori

Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar teori. Dasar-dasar teoripematar belakang masalah, tujuan tugas akhir “Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio”ini diantaranya pengetahuan dasar tentang skema dasar kelistrikan, prinsip kerja sistem pengapian dan pengisian, bagian-bagiansistem pengapian dan pengisian yamaha mio.


(18)

3. Metode Pelaksanaan

Berisi tentang tempat pelaksaan dan apa saja alat yang diperlukan saat proses analisa berlangsung.

4. Pembahasan

Membahas tentang prosedur pemeriksaan sistem pengapian dan pengisian sepeda motor yamaha mio.

5. Penutup


(19)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Indrayanto (2015) dalam judul tugas akhir analisa troubleshooting sistem pengapian DC dan pengisian suzuki satria FU 150 tahun 2010 menjelaskan untuk mengetahui cara kerja, komponen- komponen pada sistem pengapian DC dan sistem pengisian pada Suzuki Satria FU 150, karena kedua sistem sangat erat hubungannya. Komponen pada sistem pengapian DC pada Suzuki Satria FU 150 terdiri dari Sistem pengapian terdiri dari Alternator, Kumparan Pembangkit Pulsa (Pick-Up Coil), Baterai, Kunci Kontak, CDI-DC, Koil Pengapian, Busi. Cara Kerja Sistem pengapian pada Suzuki Satria FU 150 ini didalamnya terdapat CPU yang secara akurat mengontol timing pengapian tergantung putaran mesin. Pada unit CDI-nya terdapat alat konversi arus DC yang dapat menaikkan tegangan baterai dan mengisi kapasitor (C). Komponen dalam sistem pengisian Suzuki Satria FU 150 antara lain : Generator atau Alternator, Regulator rectifier, Sekring dan Baterai. Cara Kerja Sistem Pengisian Suzuki Satria FU 150. Rangkaian pengisian dan penerangan pada Suzuki Satria FU 150 , terdiri dari generator AC (Alternating Current), regulator/ rectifier dan baterai. Arus AC yang dibangkitkan oleh generator AC (Alternating Current), dirubah menjadi arus DC (Direct Current) yang kemudian dialirkan kebaterai sesudah melewati sekring. Pada bagian lain, kumparan penerangan mengalirkan arus AC (Alternating Current).


(20)

2.2 Teori Kelistrikan

Listrik merupakan suatu bentuk energi yang tidak dapat dilihat oleh mata tetapi dapat dirasakan manfaatnya. Timbulnya listrik disebabkan karena adanya suatu gerakkan elektron yang berputar secara beraturan mengelilingi inti dalam beberapa lapisan (orbit), sedangkan elektron-elektron yang orbitnya jauh dari inti namanya elektron bebas. Elektron bebas cenderung mudah berpindah ke atom lain, akibat perpindahan elektron bebas terjadilah kekosongan didalam atom dan segera diisi oleh elektron-elektron yang berasal dari atom lain. Apabila pergerakkan elektron bebas ini teratur ke satu arah (aliran elektron), maka akan mengakibatkan timbulnya aliran listrik. (Dunia listrik, 2009)

Arus listrik adalah aliran dari muatan listrik dari satu titik ke titik yang lain. Arus listrik terjadi karena adanya media penghantar antara dua titik yang mempunyai beda potensial. Semakin besar beda potensial listrik antara dua titik tersebut maka semakin besar pula arus yang mengalir. Dari aliran arus listrik inilah diperoleh tenaga listrik yang disebut dengan daya.Dalam aplikasinya, arus listrik terjadi saat muatan pada tegangan listrik dialirkan melalui beban.

Dalam kendaraan sepeda motor sumber arus berfungsi menghidupkan sistem kelistrikan yang nantinya akan membuat mesin dapat menyala, motor dapat dinyalakan karena adanya arus listrik dari baterai sebagai sumber arus.


(21)

2.3 Sistem Kelistrikan

Sistem kelistrikan dipakai untuk proses kerja mesin dan sinyal untuk menunjang keamanan berkendara, Setiap sepeda motor dilengkapi dengan beberapa rangkaian sistem kelistrikan. Umumnya sebagai sumber listrik utama sering digunakan baterai (DC), namun ada juga yang menggunakan flywheel magnet (alternator) yang menghasilkan pembangkit listrik arus bolak-balik atau AC (alternating current). Dalam kelistrikan, Tegangan listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Tegangan listrik searah (direct current /DC)

2. Tegangan listrik bolak-balik (alternating current / AC)

Tegangan listrik DC memungkinkan arus listrik mengalir hanya pada satu arah saja, yaitu dari titik satu ke titik lain dan nilai arus yang mengalir adalah konstan/tetap. Sedangkan tegangan listrik AC memungkinkan arus listrik mengalir dengan dua arah, pada tiap-tiap setengah siklusnya Nilainya akan berubah-ubah secara periodik.


(22)

Sistem kelistrikan pada sepeda motor terbuat dari rangkaian kelistrikan yang berbeda-beda, namun rangkaian tersebut semuanya berawal dan berakhir pada tempat yang sama, yaitu sumber listrik (misalnya baterai). Supaya sistem kelistrikan dapat bekerja, listrik harus dapat mengalir dalam suatu rangkaian yang komplit/lengkap dari asal sumber listrik melewati komponen-komponen dan kembali lagi ke sumber listrik. Aliran listrik tersebut minimal memiliki satu lintasan tertutup, yaitu suatu lintasan yang dimulai dari titik awal dan akan kembali lagi ke titik tersebut tanpa terputus dan tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang tempuh. Jika tidak ada rangkaian listrik, maka tidak akan ada arus yang mengalir. Supaya suatu rangkaian bisa dinyatakan lengkap, maka setelah listrik mengalir dari terminal positif baterai kemudian melewati komponen sistem kelistrikan, listrik tersebut harus kembali lagi ke baterai dari arah terminal negatifnya, yang biasa disebut massa (ground). Untuk menghemat kabel, sambungan kabel, dan menghemat tempat, massa biasanya langsung dihubungkan langsung ke body atau rangka sepeda motor atau ke mesin.

Salah satu sistem kelistrikan yang terdapat pada sepeda motor adalah sistem pengapian dan pengisian. Fungsi sistem pengapian menyediakan bunga api pada ruang bakar. Terjadinya loncatan bunga api pada ruang bakar tersebut karena adanya perbedaan tegangan pada kedua elektroda busi. Loncatan bunga api pada elektroda busi terjadi pada saat celah platina membuka. Dengan adanya loncatan bunga api tersebut maka terjadilah pembakaran bensin pada ruang bakar. Sistem pengisian yang dimaksud dengan sistem pengisian adalah pengisian pada baterai dengan arus listrik dari pembangkit ( generator). Arus yang diisikan ke baterai


(23)

tersebut harus berupa arus searah ( DC). Oleh karena itu jika arus dari pembangkit masih berupa arus bolak - balik ( AC ) maka arus tersebut harus disearahkan terlebih dahulu.

2.3.1 Sistem pengapian

Sistem pengapian bertujuan untuk menghasilkan arus listrik bertegangan tinggi untuk kebutuhan pembakaran campuran bahan bakar dalam udara dalam ruangan bakar. Sistem pengapian dibagi menjadi 2 jenis :

1. Sistem pengapian jenis AC ( Alternating current ) 2. Sistem pengapian jenis DC ( Direct current )

1. Jenis Pengapian Sepeda Motor AC ( Alternating Current )

Sistem pengapian AC bisa diartikan sederhana sebagai sistem pengapian yang bersumber dari motor(kumparan listrik yang terjadi karena medan magnet yang dialirkan ke spul) dan menyambung ke CDI dan Coil. Disini fungsi Baterai/aki dapat dihilangkan dalam proses pengapiannya. Sistem PengapianAC Ketika kruk as berputar yang diiringi magnetnya (flywheel magnet), maka akan menciptakan gelombang magnet yang menghasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari spul pengapian. Arus listrik kemudian diteruskan ke CDI dengan tegangan sebesar 100 - 400 volt. Arus yang diterima kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode, lalu arus tersebut disimpan dalam kondensor yang berad di CDI. Berikut detail gambar sistem pengapian AC pada sepeda motor :


(24)

Detail komponen CDI unit dapat kita perhatikan dibawah ini.Kapasitor mengubah arus menjadi 1 arah.

Dalam proses pengapian, pulsa generator memberi arus sinyal. Arus sinyal ini kemudian diteruskan ke gerbang SCR. Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 2.2 Skema Sistem Pengapian AC(Mekanik motor, 2013)


(25)

Gambar 2.4 Skema Proses Pengapian (Mekanik motor, 2013)

Karena adanya trigger/pemicu dari gate tersebut, maka SCR menjadi aktif (on) dan mengalirkan gelombang listrik dari anoda ke katoda. Karena aktifnya SCR tersebut, mengakibatkan kapasitor mengeluarkan arus yang cepat. Lalu arus tersebut menyalur ke kumparan primer/spul CDI untuk menghasilkan tegangan sekitar 100 - 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri . Karena induksi diri dari lilitan primer tersebut, Terjadilah induksi dalam lilitan sekunder yang teganganan sebesar 15 KV - 20 KV. Tegangan tinggi tersebutlah yang mampu membakar bahan bakar oleh busi.

2. Jenis Pengapian Sepeda Motor Sistem DC( Direct Current )

Sistem pengapain DC adalah sebuah sistem pengapian yang bersumber dari baterai/aki yang dialirkan menuju CDI. Prinsip kerjanya adalah seperti gambar berikut:


(26)

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Sistem Pengapian DC (Seputar Motor, 2009) Dari gambar tersebut baterai mengalirkan arus 12Volt ke CDI, kemudian CDI meningkatkan arus menjadi 350Volt. Arus Volt ini kemudian menuju kondensor/kapasitor. Pada saat ada percikan bunga api dari busi, pick-up coil akan memberikan gelombang elektronik ke switch/saklar S untuk segera tertutup. Pada saat saklar telah menutup, kondensor dengan cepat segera mengosongkan muatannya melalui kumparan primer koil pengapian, maka timbul induksi pada kedua kumparan koil pengapian tersebut.

Gambar 2.6 Skema Sistem Pengapian DC (Seputar Motor, 2009)

Skema arus kelistrikan pada sistem DC adalah sebagai berikut. Arus DC pertama kali terjadi pada kumparan spul yang muncul karena putaran magnet, arus ini dilanjutkan ke regulator/kiprok yang tersambung ke baterai/aki dan melakukan


(27)

pengisian/charging. Arus dari baterai dilanjutkan ke kunci kontak dan CDI, koil dan terakhir ke busi.

Sistem pengapian DC terjadi saat kunci kontak di ON-kan, aliran listrik dari baterai ke sakelar. Setelah saklar ON otomatis arus mengalir ke kumparan penguat arus dalam CDI yang akan meningkatkan tegangan dari baterai yaitu dari 12 Volt DC menjadi 220 Volt AC. Kemudian arus melewati dioda dan menuju kondensor agar dapat tersimpan sementara. Karena ada putaran mesin, koil menghasilkan arus listrik yang kemudian mengaktifkan SCR, dan mengakibatkan kondensor/kapasitor mengalirkan arus ke kumparan primer koil pengapian. Ketika terjadi pemutusan arus yang mengisi kumparan primer koil pengapian, akibatnya timbul tegangan induksi pada kumparan primer dan kumparan sekunder dan menghasilkan loncatan bunga api pada busi untuk proses pembakaran kabut bensin. Komponen yang terdapat pada sistem pengapian sebagai berikut :

1. Baterai

Gambar 2.7 Baterai (Yayansukayan, 2012)

Baterai berfungsi sebagai sumber arus listrik, Baterai yang dirancang untuk kendaraan umumnya 6 Volt dan 12 Volt. Tetapi sekarang rata-rata baterai dibuat 12 Volt. Baterai yang 6 volt terdiri atas 3 sel, sedangkan yang 12 volt


(28)

mempunyai 6 sel yang dirangkai secara seri. Sel-sel tersebut tersimpan dalam sebuah kotak dan masing-masing sel diberikan lubang untuk mengisi elektrolit baterai.

2. Kunci Kontak ( Switch Ignition)

Kunci Kontak berfungsi sebagai sakelar penghubung dan pemutus aliran listrik, saat kunci kontak diputar pada posisi ON maka akanmenghubungkan tegangan (+) baterai ke seluruh sistem kelistrikan (termasuk sistem pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan yang ada. Pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.

3. Sekering ( Fuse )

Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam rangkaian elektonika maupun perangkat listrik. Fuse (Sekring) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh arus listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek ( Short Circuit ) dalam sebuah peralatan listrik / eletronika. Dengan putusnya fuse


(29)

tersebut, arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam rangkaian elektronika sehingga tidak merusak komponen – komponen yang terdapat dalam rangkaian elektronika yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, fuse atau sekering juga sering disebut sebagai pengaman listrik.

4. CDI (Capacitor Discharge Ignition)

CDI atau Capacitor Discharge Ignition adalah sistem pengapian pada mesin pembakaran dalam dengan memanfaatkan energi yang disimpan didalam kapasitor yang digunakan untuk menghasilkan tengangan tinggi ke koil pengapian sehingga dengan output tegangan tinggi koil akan menghasilkan spark di busi. Besarnya energi yang tersimpan didalam kapasitor inilah yang sangat menentukan seberapa kuat spark dari busi untuk memantik campuran gas di dalam ruang bakar. Semakin besar energi yang tersimpan didalam kapasitor maka semakin kuat spark yang dihasilkan di busi untuk memantik campuran gas bakar dengan catatan diukur pada penggunaan koil yang sama. Energi yang besar juga


(30)

akan memudahkan spark menembus kompresi yang tinggi ataupun campuran gas bakar yang banyak akibat dari pembukaan throttle yang lebih besar.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa CDI yang kita pasang untuk pengapian sangat berpengaruh pada performa kendaraan yang kita gunakan. Karena disain dari mesin bakar itu sendiri, yaitu mengubah energi kimia menjadi energi panas untuk kemudian diubah menjadi energi gerak. Semakin panas hasil pembakaran di ruang bakar artinya semakin besar ledakan yang dihasilkan dari campuran gas di ruang bakar sehingga menghasilkan energi gerak yang besar pula di mesin. Panas disini adalah panas yang dihasilkan murni dari ledakan campuran gas bakar, bukan karena gesekan antar komponen didalam ruang bakar. Dengan kata lain panas yang dimaksudkan adalah panas ideal yang dapat dihasilkan dari pembakaran campuran gas bakar dengan energi dari sistem pengapian yang digunakan.

Bagaimana kita mengetahui besarnya energi dari sistem pengapian (pada kasus ini CDI) yang kita gunakan? Besarnya energi ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus dasar untuk menghitung energi kapasitor yaitu : e=1/2*c*v*v. Dimana c adalah besarnya kapasitor yang digunakan (dalam satuan Farad) dan V adalah tegangan yang disimpan di kapasitor tersebut. Misalkan saja

Gambar 2.10 Skema CDI Secara Umum (Crustyquinns, 2013)


(31)

kapasitor yang digunakan 1uF dan tegangan yang disimpan 300V maka energi dari kapasitor tersebut dihitung menggunakan rumus tadi adalah 45 mili Joule. Energi inilah yang akan dikirimkan ke busi melalui koil yang kemudian akan digunakan untuk memantik campuran gas di ruang bakar. Oleh karena itu semakin besar energi ini, semakin kuat spark yang dihasilkan oleh busi.

Besarnya energi ini biasanya disebutkan pada spesifikasi CDI yang kita gunakan. Kenapa? Karena inilah inti dari CDI itu sendiri, yaitu energi yang dihasilkan. Disinilah kita bisa membandingkan atau memberikan suatu justifikasi bahwa sebuah CDI lebih powerfull dibandingkan CDI lain ataupun CDI bawaan standar pabrikan kendaraan. Namun bagaimana jika spesifikasi dari CDI yang kita gunakan tidak menyebutkan besarnya energi yang dihasilkan? Tentunya produsen CDI yang baik akan memberikan besaran-besaran spesifikasi lain yang digunakan oleh CDInya. Biasanya produsen akan memberikan tegangan output CDI, arus yang dikonsumsi, dan range RPM yang bisa dilayani oleh CDI tersebut. Disini masih ada satu pertanyaan untuk mencari nilai C yang digunakan, karena besarnya energi dihitung dengan nilai C kapasitor sedangkan produsen CDI memang jarang menyebutkan berapa besar C kapasitor yang digunakan.


(32)

Bagaimana kita mendapatkan besaran nilai C kapasitor? Tentu saja dengan menggunakan kembali parameter spesifikasi CDI yang diberikan oleh produsen. Dari teori rangkaian listrik pada suatu sistem bahwa jumlah daya yang dikeluarkan maksimum sama dengan daya input (pada efisiensi 100%), maka kita dapat memperoleh selain nilai C kapasitor juga nilai energi yang digunakan. Daya input dihitung dengan P = V*I, dimana V adalah sumber tegangan untuk mencatu CDI, yaitu baterai (accu) dan I adalah arus dari baterai yang dikonsumsi CDI pada RPM maksimum yang masih dapat dilayani CDI.Misalkan pada suatu CDI diketahui spesifikasi sebagai berikut :

Tabel 2.1Spesifikasi CDI (Capacitor Discharge Ignition)

Dari spesifikasi diatas dapat kita peroleh daya input CDI adalah P = 12 * 0.75, hasilnya adalah 9 watt. Disini digunakan V = 12 karena memang baterai (accu) yang umum digunakan di kendaraan (motor) adalah tipe 12 volt. Arus (I) yang digunakan adalah 0.75 A (arus maksimum dengan acuan spesifikasi di atas) karena arus inilah yang digunakan untuk mengisi kapasitor pada RPM maksimum CDI (20000 rpm). Kenapa menggunakan acuan pada kondisi rpm maksimum? Karena CDI tersebut didisain untuk bekerja pada range RPM rendah- tinggi (500

Tegangan Kerja 11 – 14.5 V Konsumsi Arus 0.1 – 0.75 A

Tegangan Output 300 V


(33)

– 20000 rpm). Semua disain CDI dihitung pada kondisi maksimum agar dapat beroperasi pada range RPM, karena pada RPM maksimum sistem CDI harus mengisi kapasitor sampai tegangan out yang ditentukan (300 V) sebelum satu putaran crankshaft. Karena setiap satu putaran crankshaft pasti tegangan tersebut akan dilepaskan ke koil sebagai akibat posisi sensor yang ditempatkan di magnet. Sehingga pengapian terjadi setiap 360 derajat atau dengan kata lain pengapian terjadi pada langkah kompresi dan langkah buang. Agar kapasitor dapat terisi penuh sebelum sensor mentrigger di semua range RPM maka waktu maksimum untuk mengisi kapasitor harus kurang dari waktu putaran crankshaft pada RPM maksimum.

Pada kasus ini waktu pengisian harus < 0.003 detik, yang didapatkan dari rumus T=1/f, dimana f adalah RPM maksimum (20000 rpm = 333,333 Hz).Dengan daya out CDI yang telah diketahui yaitu 9 watt, dapat kita hitung berapa energi yang dilepaskan oleh CDI. Energi inilah yang menjadi jaminan kualitas CDI yang kita gunakan. Energi ini dihitung dengan rumus P = E/T atau menjadi E = P*T. T disini adalah waktu pada RPM maksimum yaitu 0.003 sekon ( T=1/f, f=333.333Hz). Sehingga diperoleh E = 9*0.003 sama dengan 0.027 Joule. Dengan rumus energi kapasitor maka diperoleh besaran C = 2*E/(V*V) yaitu 0.0000006 Farad atau 0.6 mikro Farad.


(34)

Gambar 2.12 Capacitor (Crustyquinns, 2013)

Dengan teori daya, maka daya yang dikeluarkan CDI maksimum sama dengan daya input yaitu 9 watt. Disini diasumsikan efisiensi sistem adalah 100 %. Pada kenyataannya tidak ada sistem yang memiliki efisiensi 100%. Pada prakteknya efisiensi untuk pembangkitan tegangan tinggi seperti CDI berkisar di 80-85%, namun dengan disain rangkaian dan penggunaan komponen yang baik dapat diperoleh efisiensi 90%. Efisiensi lebih dari 95% belum dapat dicapai dengan teknologi komponen yang ada saat ini. Efisiensi 100% digunakan hanya untuk mempermudah hitungan kita saja, namun untuk hasil perhitungan yang lebih akurat sebaiknya besarnya efisiensi juga harus diperhatikan.

Energi 0.027 Joule diperoleh dengan efisiensi 100%, bagaimana jika efisiensi bukan 100%? Katakanlah desain CDI memiliki efisiensi 85%, maka energi output CDI adalah 0.0229 Joule. Pada mesin bakar ada parameter MIE (Minimum Ignition Energy) atau energi minimum yang dibutuhkan agar mampu membakar gas di dalam ruang bakar. Besarnya MIE ini untuk tipikal mesin 1 silinder adalah 0.020 Joule. Dari sinilah kita bisa mengetahui sebenarnya seberapa baikkah CDI yang kita gunakan. Dari kasus diatas ternyata beda energi CDI hanya sekitar 0.0029 Joule yang artinya sangat kecil. Artinya apakah dengan mengganti CDI dengan yang kita gunakan saat ini telah sesuai dengan ekspektasi?


(35)

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa produsen CDI yang baik harus mencantumkan energi dari CDI mereka karena hal inilah yang menjadi jaminan bahwa produk mereka memang bagus. Karena energi CDI ini sangat bergantung pada arus input, maka tak heran jika produsen CDI terkemuka selalu mengeluarkan spesifikasi CDI sesuai dengan keperluannya. Hal ini dimaksudkan

agar tidak terjadi “tekor” pada accu yang digunakan. Sebagai contoh, pada

aplikasi CDI untuk keperluan harian (daily use) harus dikompensasi antara energi yang digunakan dengan pemakaian arus yang tidak melebihi kapasitas pengisian accu. Contoh lainnya pada aplikasi pengapian untuk drag race. Untuk kasus ini mungkin saja tidak memperhitungkan berapa arus pengisian accu. Karena pada drag race mesin hanya hidup selama beberapa menit saja dan selama itu pula semua sumber daya yang ada di mesin di explore sebanyak-banyaknya termasuk penggunaan energi CDI sebesar-besarnya dengan arus maksimal dari accu yang digunakan.

Timing pengapian dan setingan lain tentu juga berpengaruh pada hasil akhir performa mesin, namun jika kita lihat dari sisi CDI itu sendiri, energi output lah yang menentukan kualitas CDI. Dengan timing dan setingan lain yang sama, CDI dengan energi yang lebih besar akan menghasilkan performa mesin yang lebih baik.


(36)

Gambar 2.13 Contoh Timing Pengapian(Crustyquinns, 2013)

Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin

membuat CDI dengan spesifikasi “high energy” namun dengan konsumsi arus

yang kecil, dan tentu saja hal ini bertentangan dengan hukum daya. Ingatlah bahwa rumus daya, tegangan, arus (hukum kekekalan energi) adalah sudah matang alias sudah tidak bisa diutak-atik lagi sehingga semua hitungan dari spesifikasi CDI jelas tidak berbohong. Berikut adalah komponen yang terdapat pada CDI :

a. Transformator

Komponen ini bertugas menaikan tegangan dari baterai sebelum dilepaskan menuju kondensator

b. SCR ( Sillicon Controlled Rectifier )

Komponen yang termasuk dalam jenis thyristor ini berfungsi sebagai saklar elektronik pelepas arus yang di tampung pada kondensator untuk dilepaskan menuju Koil.

c. Kondensator

Kondensator merupakan komponen elektronik yang dapat menyimpan energi listrik dalam jangka waktu tertentu. Dikatakan dalam jangka waktu tertentu


(37)

karena walaupun kondensator diisi sejumlah muatan listrik, muatan tersebut akan habis setelah beberapa saat. Oleh sebab itu kondensator berfungsi sebagai penampung sementara arus listrik yang akan di lepaskan ke koil di saat waktu pengapian.

d. Dioda ( Diode )

Dioda merupakan komponen semikonduktor yang memungkinkan arus listrik mengalir pada satu arah (forward bias) yaitu, dari arah anoda ke katoda, dan mencegah arus listrik mengalir pada arah yang berlawanan\sebaliknya (reverse bias). Bertugas atau berfungsi menyearahkan arus bolak - balik (AC) yang berasal dari kumparan (Spool) untuk di simpan di kondensator.

5. Pulser ( Pick-up coil )

Pulser berfungsi untukmembaca sinyal (pulse) untuk penentu waktu pengapian, letak pulser berada diluar alternator menempel padacrankcase (blok mesin) yang biasanya terdapat dibagian dalam gearbox mesin sebelah kiri. Pulser berbentuk kotak kecil berwarna hitam dan terdapat 2 baut di bagian kanan dan kirinya untuk agarterpasang di badan blok mesin. Pulse atau sinyal yang dibaca pulser didapat dari tonjolan pada lingkar luar magnet (tonjolan ini disebut pick-up coil).


(38)

Gambar 2.14 Pulser ( Pick-up Coil ) (Bengkelmotor, 2016) 6. Koil ( Ignition Coil )

Koil merupakan komponen kelistrikan dari kendaraan bermotor, dimana fungsinya untuk menaikan atau mempertinggi tegangan arus listrik yang keluar dari CDI, arus listrik yang besar tersebut di salurkan ke busi, sehingga busi tersebut dapat meletikan bunga api yang mampu membakar bahan bakar di ruang silinder.Pelipatgandaan arus listrik melalui koil tersebut dihasilkan oleh kerja dari dua jenis kumparan yang berada di dalam koil tersebut, kumparan pertama disebut primer sedangkan yang satunya lagi di sebut skunder. Koil standar bawaan pabrik rata-rata menghasilkan tegangan antara 12 ribu hingga 15 ribu volt, maka tidak heran jika kita kena percikan bunga api yang keluar dari koil tersebut akan kesetrum layaknya pegang strum listrik rumah.

Dengan tingginya tegangan dan percikan bunga api yang keluar dari koil dapat mengurangi kandungan emisi yang berbahaya. Namun perlu diingat tegangan yang besar bukan salah satu faktor penentu kualitas koil, koil yang baik adalah koil yang mampu menghasilkan tegangan listrik yang relatif besar dan stabil pada setiap putaran mesin, oleh karena itu setelah menghasilkan tegangan


(39)

maksimal pada putaran mesin tertentu, kurva tidak boleh menukik terlalu tajam. kurva yangmenukik terlalu banyak, menunjukan kinerja yang buruk pada putaran (RPM) tinggi.

Gambar 2.15 Koil ( Ignition Coil ) (Tifamotor, 2008) 7. Busi (Spark Plug)

Busi atau dalam bahasa Inggris disebut spark plug merupakan salah satu komponen didalamsistem pengapian pada mobilkhususnya untuk motor bensin. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pada mesin diesel campuran udara dan bahan bakar terbakar karena adanya panas yang disebapkan oleh langkah kompresi. Sedangkan pada mesin bensin campuran udara dan bahan bakar dibakar oleh percikan bunga api pada busi.

Dalam sistem pengapian busi berfungsi untuk memercikkan bunga api yang diperlukan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresi, sehingga terjadi langkah usah. Busi memilki 2 elektroda, yakni elektroda tengah dan elektroda negatif (masa).

Setelah arus listrik dibangkitkan oleh ignition coil (koil pengapian) menjadi arus listrik tegangan tinggi, kemudian arus tersebut mengalir


(40)

menuju distributor, kabel tegangan tinggi dan ke busi, pada busi arus melompat dari elektroda tengah ke elektroda negatif (massa) sehingga menimbulkan loncatan bunga api yang dibutuhkan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar. Dibawah ini diperlihatkan gambar dari kontuksi busi (spark plug) :

Berikut adalah bagian – bagian yang terdapat pada busi, sebagai berikut :

Tabel 2.2 Komponen Dan Fungsi Busi

No Nama Bagian Keterangan

1 Terminal Berfungsi sebagai penghubung pada sistem pengapian

2 Insulator Berfungsi memberikan topangan mekanik pada inti elektroda yang berada ditengahnya sekaligus sebagai isolator elektrik terhadap tegangan tinggi yang mengalir ke inti elektroda

Gambar 2.16 Busi ( Spark Plug ) (Tifamotor, 2008


(41)

3 Ribs Berfungsi sebagai ground

4 Insulator tip insulator tip ini akan mengalami peristiwa pembakaran yang terjadi pada ruang bakar…sehingga material yang digunakan harus tahan terhadap temperatur tinggi dan juga mampu menjadi insulator yang baik ujung dari insulator ini mampu menahan temperatur 650 derajat celcius dan mampu menahan tegangan 60.000 Volt Panjang pendeknya ujung insulator ini akan mempengaruhi jenis sebuah busi..apakah busi itu busi panas atau busi dingin.

5 Seal berguna agar kompresi dari ruang bakar tidak ada yang keluar melalui celah derat busi.

6 Metal case Casing metal atau disebut juga jaket..sering kita anggap hanya sebagai Sarana untuk mengunci busi ke silinder head, sebenarnya ada fungsi lainya yaitu sebagai material konduksi yang memiliki daya hantar panas yang baik..sehingga panas dari busi dapat di konduksikan ke tempat lain selain itu casing


(42)

metal juga berfungsi sebagai ground pada busi. Mangkanya kalau mesin sedang dalam kondisi hidup jangan coba-coba pegang soalnya tegangan 50.000 volt akan lompat ke body anda sebab anda akan beraksi seolah-olah menjadi ground.

7 Electrode Centre Inti elektroda terhubung dengan terminal kepala busi melalui penghubung internal yang di selubungi oleh keramic insulatornya. ujung dari inti elektroda ini bisa tebuat dari kombinasi tembaga, besi dan nickle, Chromium atau logam2 bagus lainnya. Pada umumnya material yang paling sering digunakan adalah cupprum atau copper atau tembaga.

8 Side electrode Elektroda samping atau ground merupakan bagian dari ujung busi yang bersentuhan langsung dengan body atau ground kendaraan kita sehingga ini merupakan perjalanan terakhir dari api koil. Elektron akan melompat dari elektroda inti ke ground terdekat..dalam hal ini adalah elektroda samping. Bahan elektroda seharusnya mempunyai daya hantar panas yang


(43)

Walaupun kontruksi dari busi itu sederhana tetapi kerja dari busi tersebut sangatlah berat, temperatur pada elektroda busi pada saat langkah pembakaran bisa mencapai suhu sekitar 2000 derajat celcius. Setelah temperatur tinggi kemudian temperatu turun drastis pada saat langkah hisap (bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder). Perubahan temperatur ini terjadi berulang-ulang kali setiap 1 siklus langkah usaha. Selain itu busi juga menerima tekanan yang tinggi bagus dan mampu menahan temperatur yang tinggi, gas-gas korosif (bersifat merusak) dan gangguan arus yang bersifat erosif. Logam yang mampu mengatasi persyaratan tersebut adalah campuran nikel-kromiumbarium, atau yang lebih tinggi dengan platinum, tungsten (wolfram) atau campuran iridium. Elektroda pusat menjadi panas dari pada elektoda pada massa dan kerena itu semburan electron terjadi dan pemutusan tegangan dari celah berkurang. Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam membuat busur api lewat celah udara busi adalah panjang celah dimana semakin panjang (besar) celah, makin lebar pemutusan tegangan yang diharapkan.


(44)

terutama pada saat langkah pembakaran yang bisa mencapai 45 atm. Untuk itu busi dirancang dan dibuat dari bahan yang tahan panas yang sangat baik.

Busi merupakan komponen yang sangat vital pada sistem pengapian, biasanya busi diganti secara periodik kurang lebih setiap 20.000 KM. Setiap mobil di tune upmaka busi biasanya juga diperiksa dan dibersihkan, ini untuk menjaga agar peran busi pada sistem pengapian tetap maximal. Ada beberapa akibat jika busi tidak bekerja dengan baik, sudah jelek atau rusak (mati), diantaranya mesin pincang, mbrebet, tidak bertenaga, mesin sering mati sendiri, sulit hidup. Dan jika dikaitkan dengan emisi gas buang maka kandungan HC akan meningkat karena bahan bakar tidak terbakar dengan sempurna. Busi dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut :

a. Busi panas

Busi panas mempunyai karakter susah melepas panas dan mudah menjadi panas. busi jenis ini tidak cocok bila bekerja pada ruang bakar yang memiliki temperatur tinggi. Bila dipaksakan akan terjadi pre-ignition yaitu bahan bakar yang menyala sendiri sebelum busi memercik api. Dan bisa membuat mesin menjadi overheat, dan ditandai dengan warna busi menjadi putih pucat.

b. Busi dingin

Busi dingin Memiliki karakter mudah melepas panas dan mudah dingin. Tidak dianjurkan untuk dipakai pada ruang bakar yang memiliki temperatur rendah. Bila dipaksakan akan menjadi carbon fouling yaitu bahan bakar tidak terbakar dengan sempurna sehingga akan menumpuk pada busi. Biasanya busi


(45)

akan berwarna hitam kering. Dan carbon ini lama kelamaan akan menyebabkan tumpukan kerak karbon yang bisa menyebabkan detonasi atau knocking.

Berikut adalah arti kode-kode pada busi, khususnya kode pada busi dengan merek NGK dan Denso.

 Busi denso dengan kode U22FSU9

Tabel 2.3 Pembacaan Kode Busi Denso

Kode Penjelasan

U Diameter ulir busi,

U=10mm,X=12mm,W=14mm 22 Tingkat panas busi semakin kecil angka

berarti disebut busi panas, angkanya antara 20,19 dst. Semakin besar berarti busi dingin, angkanya antara 24,26 dst. F Panjang ulir busi ( E=19mm,F=12,7

mm,L=11,2 mm)

S Tipe rancangan busi

U elektroda samping bentuk U

9 celah inti tengah elektroda (9=celah busi 0,9 mm,10=celah busi 1 mm)


(46)

 Busi NGK dengan kode CPR7HS9

Tabel 2.4 Pembacaan Kode Busi NGK

Kode Penjelasan

C .

Diameter ulir busi (B=14mm,C=10 mm,D=12 mm)

P Tipe rancangan busi

R Busi dengan resistor

7 Tingkat panas busi (semakin kecil angka, antara 6,5,4 dst merupakan busi

panas, semakin besar angka,antara 8,9 dst merupakan busi dingin H Panjang ulir busi (H=12,7 mm,E=19

mm,L=11,2 mm )

S Tipe elektroda tengah (

IX=iridium,G=busi racing,P=platinum,S=tembaga) 9 Celah inti elektroda busi (9=celah busi


(47)

2.3.2 Waktu Pengapian ( Ignition Timing )

Waktu pengapian atau timing ignition adalah saat terjadinya percikan bunga api pada busi yakni pada waktu 10 derajat sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) di akhir langkah kompresi. Saat terjadinya percikan bunga api harus ditentukan agar pembakaran terjadi secara maksimal dan didapatkan energi yang maksimum.Ketika campuran bahan bakar dan udara dibakar oleh percikan bunga api, maka diperlukan waktu tertentu bagi api agar dapat merambat di dalam ruang bakar. Oleh karena itu akan terjadi sedikit keterlambatan antara awal pembakaran dengan capaian tekanan pembakaran yang maksimum. Maka agar didapatkan output yang maksimum pada mesin dengan tekanan pembakaran yang mencapai titik tertinggi, perambatan api harus diperhitungkan ketika menentukan saat pengapian.Dan oleh karena diperlukan waktu perambatan api, maka campuran bahan bakar dan udara harus sudah dibakar sejak sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA). Saat mulai terjadinya proses pembakaran campuran antara bahan bakar dan udara itulah yang disebut dengan waktu pengapian atau timing ignition.


(48)

2.3.3 Sistem Pengisian

Sistem pengisian berfungsi sebagai pendukung fungsi baterai. Fungsi baterai pada sepeda motor adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen komponen sistem kelistrikan seperti motor starter, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya.

Komponen sistem pengisian sepeda motor sebagai berikut :

1. Alternator

Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang digunakan untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan sistem kelistrikan. Sumber tegangan yang digunakan pada sistem pengisian sepeda motor merupakan sumber tegangan AC (Alternating Current).

Gambar 2.17 Skema Sistem Pengisian (Anggisuprayogi, 2013)


(49)

Gambar 2.18 Alternator (Bevolution86, 2013) 2. Baterai

Baterai merupakan penyimpan tenaga listrik yang dihasilkan oleh sistempengisian, energi listrik diubah kedalam bentuk energi kimia. Baterai jugaberfungsi sebagai penyedia tenaga listrik sementara (dalam bentuk tegangan DC) yang diperlukan oleh sistem-sistem kelistrikan sepeda motor, dengan didukung oleh sistem pengisian.


(50)

3. Kiprok ( Regulator/Rectifier )

Gambar 2.21 Kiprok ( Regulator/Rectifier ) ( Bevolution89, 2013)

Kiprok ( Regulator/rectifier )merupakan serangkaian komponen elektronik, fungsi utama regulator/rectifier adalah sebagai penyearah arus bolak-balik yang dihasilkan alternator menjadi arus searah dan juga berfungsi sebagai pengatur/pembatas arus dan tegangan pengisian yang masuk ke baterai pengisian maupun menuju sistem penerangan pada saat tegangan baterai sudah penuh maupun pada putaran tinggi.


(51)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

1.1 Tempat Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

1.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam merangkai sistem kelistrikan bodi penerangandan motor stater sepeda motor Yamaha Mio adalah sebagai berikut :

 Komponen Rangka Stand : a. Besi Kotak 3cm

b. Electroda Las c. Acrilic d. Roda

e. Mur dan Baut

 Estimasi Dimensi Rangka : a. Panjang 1500cm b. Lebar 500cm c. Tinggi 1200cm


(52)

 Bahan :

a. Baterai 12 volt b. Koil Pengapian

c. CDI ( Capacitor Discharge Ignition ) d. Kiprok ( Regulator/Rectifier )

e. Alternator

f. Busi ( Spark Plug ) g. Pulser ( Pick-up coil ) h. Sekring ( Fuse )

 Alat :

a. Obeng (+ ) dan ( - ) b. Digital Multimeter c. Hydrometer

d. Filler Gauge Ketelitian 0.10 – 1.00 mm e. Kabel penghubung

f. Toolbox 1.3 Pelaksanaan

Dalam pembuatan laporan tugas akhir, penulis melakukan pengumpulan data sebagai sumber atau acuan dalam pembuatan laporan. Dimana didalam teknik pengumpulan data dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Interview atau wawancara.

Teknik pengumpulan data melalui Tanya jawab dengan orang-orang yang mampu untuk dijadikan sumber pemberi informasi dalam dunia otomotif.


(53)

2. Observasi atau pengamatan

Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan praktek langsung dilapangan sebagai cara untuk memperoleh data dalam pembuatan laporan tugas akhir.

3. Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan mencari refrensi dalam buku yang relevan dan dapat juga mencari data melalui pengukuran dan pemeriksaan pada alat peraga, dan juga dari dalam website yang menyangkut materi tugas akhir ini, sehingga dapat dijadikan sumber atau acuan yang akurat.


(54)

Diagram Alir Perancangan Tugas Akhir

Proses Pengerjaan

1. Proses Pemotongan 2. Proses Pengelasan

3. Proses Pemasangan Komponen 4. Proses Pengecatan

5. Proses Finishing Desain Rangka

Mulai

Pengambilan Data

Pembahasan dan Kesimpulan


(55)

1.4 Pemeriksaan Komponen

Penulis melakukan pengerjaan merangkai sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha Mio untuk mengetahui komponen dan kontruksi sistem pengapian dan pengisian yang digunakan.

Disisi lain untuk pengambilan data dalam pembuatan laporan tugas akhir penulis juga melakukan pemeriksaan komponen yang meliputi; Baterai, kunci kontak, sekring, CDI ( Capacitor Discharge Ignition ), Pulser ( Pick-up Coil ), Koil ( Ignition Coil ), Busi ( Spark Plug ), Alternator dan Kiprok ( Rectifier ). Dan bertujuan untuk mengetahui cara kerja dan menganalisa kerusakan dari komponen sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha Mio serta dapat memperbaiki kerusakan yang terdapat pada sistem tersebut.

1.5 Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

Sistem pengapain sepeda motor yamaha mio menggunkan arus DC, sistem pengapian arus DC adalah sebuah sistem pengapian yang bersumber dari baterai/aki yang dialirkan menuju CDI, baterai mengalirkan arus 12Volt ke CDI, kemudian CDI meningkatkan arus menjadi 350Volt. Arus Volt ini kemudian menuju kondensor/kapasitor. Pada saat terjadi percikan bunga api dari busi, pick-up coil akan memberikan gelombang elektronik ke switch/saklar S untuk segera tertutup. Pada saat saklar telah menutup, kondensor dengan cepat segera mengosongkan muatannya melalui kumparan primer koil pengapian, maka timbul induksi pada kedua kumparan koil pengapian tersebut.


(56)

Skema dari arus sistem pengapian DC adalah sebagai berikut. Terdapat aruspada kumparan spul akibat adanya putaran magnet, arus ini dilanjutkan menuju kiprok yang tersambung ke baterai dan melakukan pengisian. Arus dari baterai dilanjutkan ke kunci kontak dan CDI, koil dan terakhir ke busi.

Sistem pengapian DC terjadi saat kunci kontak dalam posisi ON, maka aliran listrik dari baterai akan mengalir ke sakelar. Setelah saklar ON otomatis arus mengalir ke kumparan penguat arus dalam CDI yang akan meningkatkan tegangan dari baterai yaitu dari 12 Volt DC menjadi 220 Volt AC. Kemudian arus melewati dioda dan menuju kondensor agar dapat tersimpan sementara.

Gambar 3.1 Skema Arus Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

Gambar 3.2 Skema Arus CDI ( Capacitor Discharge Ignition )


(57)

Karena ada putaran mesin, pick-up coil menghasilkan arus listrik yang kemudian mengaktifkan, dan mengakibatkan kondensor/kapasitor mengalirkan arus ke kumparan primer koil pengapian. Ketika terjadi pemutusan arus yang mengisi kumparan primer koil pengapian, akibatnya timbul tegangan induksi pada kumparan primer dan kumparan sekunder dan menghasilkan loncatan bunga api pada busi untuk proses pembakaran kabut bensin.


(58)

1.5.1 Pemeriksaan Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha 1. Baterai

Gambar 3.3 Pemeriksaan tegangan pada baterai

Gambar 3.4 Pemeriksaan Berat jenis menggunkan hydrometer  Langkah pemeriksaan:

a) Lepas kabel dari baterai menggunakan obeng ( + ) b) Lepas kabel massa terlebih dahulu agar lebih aman

c) Cek menggunkan multimeter dan putar selector pada DCV ( Direct CurrentVoltage)


(59)

d) Periksa jumlah cairan baterai secara visual ( penglihatan ). Permukaan cairan baterai harus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan. e) Periksa berat jenis cairan baterai dengan menggunakan

Hydrometer. Berat jenis cairan baterai ideal adalah kurang dari 1,300. apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat jenis ideal.

f) Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya.

Tabel 3.1 Nilai standar baterai

Nilai Standard Keterangan

1,220 – 1,300 Standard berat jenis baterai sepeda motor 12 Volt Tegangan standard dari baterai sepeda motor


(60)

1. Pemeriksaan Kunci Kontak ( Switch Ignition )

Gambar 3.5 Kunci Kontak Yamaha Mio

 Langkah pemeriksaan :

a) Sebelum digunakan sebaiknya kalibrasi multitester terlebih dahulu b) Buka soket kunci kontak lalu cek menggunakan multi dengan

menghubungkan kabel berwarna merah dengan ( + ) multi dan kabel berwarna hitam dengan ( - ) multi


(61)

2. Sekring (Fuse)

Gambar 3.6 Proses pemeriksaan sekring Langkah Pemeriksaan :

a) Sebelum digunakan sebaiknya kalibrasi multitester terlebih dahulu b) Lepas sekring dari soket cek meggunakan multimeter, setel

multimeter pada posisi Ω x 1 kemudian sambungan ke sekering.

c) Cek apakah sekring masih berfungsi atau tidak dengan menggunakan visual (Penglihatan )

Gambar 3.7 Pemeriksaan CDI Langkah Pemeriksaan :


(62)

b) Lepas CDI dari soket

c) Lihat warna kabel dan pastikan jalur dari CDI dalam kondisi baik d) Pemeriksaan unit CDI, mengukur kontinuitas antar

terminal-terminalnya menggunakan multitester dengan posisi selector Ohm meter.

e) Cara pemeriksaan kontinuitas dengan cara kutub posistif multi dihubungkan dengan terminal posistif CDI dan kutub negatif multi dihubungkan ke massa.

f) Lakukan kalibrasi terlebih dahulu jika akan mengganti satuan selector g) Pemeriksaan unit CDI, mengukur tahanan CDI dengan cara putar

selector ke posisi 10KΩ

h) Cara pemeriksaan dengan cara kutub posistif multi dihubungkan dengan terminal posistif CDI dan kutub negatif multi dihubungkan ke massa

i) Pemeriksaan unit CDI, mengukur tegangan Input dan Output CDI skala DCV

j) CDI dalam kondisi terpasang dengan media k) Putar kunci kontak dalam posisi ON

l) Pemeriksaan tegangan baterai, hubungkan kutub positif multi dengan kabel warna coklat dari kunci kontak, kutub negatif multi hubungkan dengan massa.


(63)

Tabel 3.2 Tahanan CDI ( Capacitor Discharge Ignition ) Yamaha Mio ( + )

( - )

SW PC E IGN

SW 1.149 1.149 5.65

PC 1.149 ~ 4.50

E 1.149 ~ 4.50

IGN 5.65 4.50 4.50

SW : Switch kabel warna cokelat

PC : Pulser kabel merah putih dan putih biru E : Massa kabel warna hitam

IGN : Koil kabel warna Orange 3. Pemeriksaan Pulser ( Pick-Up Coil )

Langkah Pemeriksaan :

a. Sebelum digunakan sebaiknya kalibrasi multitester terlebih dahulu b. Lepas soket pulser

c. Cek menggunakan multitester putar selector pada posisi Ohm meter. Gambar 3.8 Proses pemeriksaan pulser


(64)

d. Cara pengecekan kutub positif multimeter dihubungkan dengan kabel berwarna putih biru dan kutub negatif multimeter dihubungkan dengan kabel berwarna putih merah.

e. Tahanan standar dari pulser yamaha mio 248 - 372 Ω 4. Pemeriksaan Koil Pengapian ( Ignition Coil )

Gambar 3.9 Pemeriksaan kumparan primer Koil (Ignition Coil)

 Langkah Pemeriksaan :

a) Sebelum digunakan sebaiknya kalibrasi multitester terlebih dahulu

b) Cara pengecekan tahanan kumparan primer

c) Putar selector multitesterpada posisi skala Ohmmeter

d) Hubungkan kutub negatif multi dengan kumparan sekunder koil dan kutub positif dengan kumparan primer


(65)

Gambar 3.10 Pemeriksaan kumparan sekunder koil (Ignition Coil) tanpa cap busi

 Langkah Pemeriksaan :

a) Sebelum digunakan sebaiknya kalibrasi multitester terlebih dahulu

b) Cara pengecekan tahanan kumparan sekunder koil c) Putar selector multitester pada posisi 10KΩ

d) Hubungkan kutub negatif multi dengan kumparan sekunder koil dan kutub positif dengan ujung kabel busi

e) Standard tahanan kumparan sekunder koil 13.8 –15.0 KΩ

Gambar 3.11 Pemeriksaan kumparan sekunder koil ( Ignition Coil ) dengan cop busi


(66)

 Langkah Pemeriksaan :

a) Sebelum digunakan sebaiknya kalibrasi multitester terlebih dahulu

b) Cara pengecekan tahanan kumparan sekunder koil c) Putar selector multitester pada posisi 10KΩ

d) Hubungkan kutub negatif multi dengan kumparan sekunder koil dan kutub positif dengan ujung cap busi

e) Standard tahanan kumparan sekunder 5.68 –8.52 KΩ

 Langkah Pemeriksaan :

a) Pasang busi terlebih dahulu

b) Pasang koil tanpa menggunakan cap busi lalu nyalakan mesin lalu tempelkan ujung kabel busi dengan busi

Gambar 3.12 Pemeriksaan percikan kabel busi


(67)

c) Periksa kabel tegangan tinggi busi dari retak - retak/kebocoran secara visual maupun dengan tes percikan. Pengapian yang baik : percikan lebih dari 6 mm.

Gambar 3.13 Pemeriksaan Cap busi

 Langkah Pemeriksaan :

a) Sebelum digunakan sebaiknya kalibrasi multitester terlebih dahulu

b) Putar selector multitester pada posisi 1KΩ

c) Hubungkan kutub positif multi ke ujung cap busi dan kutub negatif dengan ujung lain cap busi


(68)

5. Pemeriksaan Busi ( Spark Plug )

 Pemeriksaan warna hasil pembakaran secara visual :

a) Standard warna hasil pembakaran cokelat atau abu - abu

Gambar 3.15 Pemeriksaan celah busi

 Langkah Pemeriksaan :

a) Periksa celah busi menggunakan filler gauge dengan ketelitian 0.01mm

b) Stel celah busi dengan ketelitian 0.60 – 0.07mm Gambar 3.14 Pemeriksaan Busi Secara Visual


(69)

Gambar 3.16 Pemeriksaan Percikan Bunga Api

 Langkah Pemeriksaan :

a) Periksa percikan busi dengan cara menghidupkan motor tempelkan ujung busi ke massa.Standard percikan bunga api berwarna biru

3.6 Sistem Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio

Sistem pengisian berfungsi sebagai pendukung fungsi baterai. Fungsi baterai pada sepeda motor adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen komponen sistem kelistrikan seperti motor starter, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya. Satu hal yang perlu diingat adalah kapasitas baterai yang sangat terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai kebutuhan tenaga listrik secara terus-menerus.

Baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh sistem kelistrikan pada sepeda motor tersebut. Untuk itu pada sepeda motor diperlukan sistem pengisian yang memproduksi tenaga listrik untuk mengisi kembali baterai sekaligus mendukung kinerja baterai


(70)

mensuplai kebutuhan listrik ke sistem yang membutuhkannya pada saat sepeda motor dihidupkan.

Gambar 3.18 Skema Kiprok (Regulator/Rectifier)

Cara kerja kiprok yaitu apabila arus AC yang dihasilkan alternator di searahkan oleh rectifier dioda. Maka arus DC mengalir untuk mengisi baterai. Arus AC juga mengalir menuju voltage regulator apabila saklar penerangan dihubungkan.


(71)

1.6.1 Proses Pemeriksaan Sistem Pengisian Yamaha Mio 1) Pemeriksaan Alternator

Gambar 3.19 Pemeriksaan Alternator

 Langkah Pemeriksaan Pengisisan :

b) Sebelum digunakan sebaiknya kalibrasi multitester terlebih dahulu c) Permeriksaan tahanan dengan menggunakan multitester putar

selector pada posisi Ohmmeter

d) Pemeriksaan tahanan pengisian dengan cara hubungkan kutub positif multi ke kabel dengan warna putih dan hubungkan kutub negatif dengan kabel hitam massa.

e) Standard Tahanan Yamaha mio 0.32 –0.48Ω

 Langkah Pemeriksaan Penerangan :


(72)

b) Pemeriksaan tahanan penerangan dengan cara hubungkan kutub positif multi ke kabel dengan warna merah/kuning dan hubungkan kutub negatif dengan kabel hitam massa.

c) Standard Tahanan Yamaha mio 0.28 – 0.36Ω 1) Pemeriksaan Kiprok ( Rectifie )

Gambar 3.20 Pemeriksaan Kiprok

 Langkah Pemeriksaan Penerangan :

a) Sebelum digunakan sebaiknya kalibrasi multitester terlebih dahulu b) Permeriksaan tahanan dengan multitester putar selector pada posisi

10KΩ

c) Pemeriksaan tahanan penerangan dengan cara hubungkan kutub positif multi ke kabel dengan terminal posotif kiprok dan hubungkan kutub negatif dengan kabel terminal massa.


(73)

Tabel 3.3 Tahanan Kiprok (Regulator/Rectifier)

Pengukuran Besar Tahanan (KΩ)

Penerangan 30

Pengisian 23

Alternator 34

2) Pemeriksaan Baterai

 Langkah Pemeriksaan tegangan pengisian : a) Putar multi ke skala DCV

b) Posisikan rpm pada posisi stasioner

c) Cek dengan cara kutub posistif multi dihubungkan dengan positif baterai dan kutub negative dengan negatif baterai.


(74)

1 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah menyelesaikan tugas akhir “Troubleshooting Sistem Pengapian dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio“ penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Cara kerja sistem pengapian ketika arus masuk dari baterai melalui kunci kontak, dan CDI mengalirkan arus menuju koil lalu diinduksi sehingga menghasilkan percikan bunga api pada busi disaat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam didalam ruang bakar.

2. Troubleshooting sistem pengapian yang sering terjadi berupa konsleting dan arus meghilang secara tiba – tiba, hal ini dapat diketahui jika rutin melakukan pengecekan pada komponen sistem pengapian, dengan cara memeriksa percikan bunga api melalui busi. 3. Cara kerja sistem pengisian ketika mesin menyala alternator berputar

dan menghasilkan tenaga listrik untuk mengisi kembali baterai sekaligus mendukung kinerja baterai dan mensuplai kebutuhan listrik ke sistem yang membutuhkannya pada saat sepeda motor dihidupkan.


(75)

2

4. Troubleshooting sistem pengisian yang sering terjadi berupa konsleting dan overcharge pada beberapa komponen, hal ini dapat diketahui pada saat mencoba menghidupkan lampu utama, jika saat lampu utama dinyalakan tiba – tiba mesin mati.

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Sistem pengapian dan pengisian adalah sistem yang sangat penting dalam kendaraan bermotor maka dari itu perlu adanya pengetahuan tentang cara perbaikan dan perawatan dari sistem pengapian dan pengisian.

2. Perlu dilakakukanya pengecekan berkala pada sistem pengapian dan pengisian agar tidak terjadi trouble pada kendaraan saat digunakan.


(76)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio

4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC )

1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

Pada saat kunci kontak ON maka baterai akan mengalirkan arus 12 Volt melewati sekring menuju CDI ( Capacitor Discharge Ignition ), arus yang berada pada CDI akan disimpan sementara oleh kondensator yaitu komponen yang terdapat pada CDI setelah itu pulser akan mengirimkan sinyal menuju CDI yang berfungsi untuk mengatur waktu pengapian setelah CDI mendapataklan sinyal dari pulser, maka CDI akan mengalirkan arus melalui kapasitor menuju koil, arus yang dialirkan oleh CDI selanjutnya akan diinduksi didalam koil dan disalurkan menuju busi guna memercikan bunga api menuju ruang bakar.

2. Hasil Pemeriksaan Komponen : 1) Baterai

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Baterai Nilai

Standard

Hasil Pemeriksaan

Keterangan Tindakan yang perlu dilakukan

1,260 - 1,300 1,290 Baik Tidak perlu penambahan air suling 12 Volt 12 Volt Baik Tidak perlu melakukan pengisian volt


(77)

a. Berat Jenis 1,290 yang terdapat pada baterai sepeda motor Yamaha mio menunjukan nilai standard 1,290, dimana milai ini didapat dari pemeriksaan dengan menggunakan hydrometer. OK

b. 12 Volt tegangan yang terdapat pada baterai, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan multimeter skala DCV. OK

2) Kunci Kontak

Tabel 4.2 Kontinuitas Kunci Kontak

Merah Merah/Hitam Lock

Off On

a. Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+) baterai ke seluruh sistem kelistrikan (termasuk sistem pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan yang ada.

b. Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.


(78)

3) Baterai

a. Masih dapat digunakan dan sekring yang digunakan adalah sekering 10A

b. Terjadi kontinuitas saat dilakukan pemeriksaan 4) CDI ( Capacitor Discharge Ignition )

Tabel 4.3 Tahanan CDI ( + )

( - )

SW PC E IGN

SW 1.149 1.149 5.65

PC 1.149 ~ 4.50

E 1.149 ~ 4.50

IGN 5.65 4.50 4.50

a. CDI masih dalam kondisi baik dan sesuai dengan standard yamaha mio b. Masih terdapat kontinuitas antar terminal

c. Tegangan Input dari baterai yang didapat saat melakukan pengecekan dengan cara mengubungkan positif multi dengan negative multi dihubungkan dengan massa hasi yang didapat 12V.

d. Tegangan Output menuju koil pengapian didapakan 9.9V. 5) Pulser ( Pick-up Coil )

a. Hasil pemeriksaan tahanan pulser sebesar 300 Ω

b. Tahanan yang didapatkan sesuai dengan standard yang diterapkan pada sepeda motor Yamaha mio 248 - 372 Ω.


(79)

6) Koil ( Ignition Coil )

Gambar Tabel 4.4 Hasil pemeriksaan tahanan koil pengapian

No Standard Komponen Hasil Keterangan

1. 5KΩ Cop Busi 2KΩ Buruk

2. 6 - 7mm Kabel Busi 7 mm Baik

3. 0.32 -

0.48 Ω

Kumparan primer 1Ω Buruk

4. 5.68 –

8.52 KΩ

Kumparan sekunder dengan

cap busi

7.7KΩ Baik

5. 13.8 –

15.0 KΩ

Kumparan sekunder tanpa

cap busi

14.5KΩ Baik

a. Koil masih berfungsi dengan maksimal dan percikan yang dihasilkan oleh kabel busi masih dalam kondisi baik yaitu memercikan api biru dengan jarak 7mm

b. Terdapat kendala pada Cap busi yang memiliki tahanan yang lemah dan tidak sesuai dengan standard, perbaikan yang perlu dilakukan adalah dengan mengganti komponen cap busi, agar tegangan yang masuk menuju busi kembali normal


(80)

7) Busi ( Spark Plug )

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Busi

Komponen Standar Hasil Keterangan

Ujung Insulator Berwarna coklat – abu2

Hitam Buruk

Celah elektroda 0,6 – 0,7 mm 0,6 mm Baik

Elektroda busi Tidak berkarat Tidak ada karat

Baik

Insulator Tidak terdapat kotoran

Adanya sedikit kotoran sisa

percikan

Toleransi

a. Busi yang digunakan pada sepeda motor Yamaha mio adalah busi panas dengan Kode NGK C7HSA

b. Busi yang digunakan bertipe busi panas dikarenakan busi bertipe panas memiliki nilai panas dari 6 – 9.

c. Ujung Insulator berwarna Hitam karenakan pembakaran yang tidak sempurna. Yang perlu dilakukan adalah menyetel kembali timing ignition agar pembakaran lebih sempurna.


(81)

3. Troubleshooting Sistem Pengapian

Tabel 4.6Troubleshooting Sistem Pengapian

Komponen Gejala Kerusakan Penyebab Perbaikan Baterai Baterai tidak

dapat bekerja secara optimal atau rusak 1. Pemasangan kabelpada terminaltidak

kencang danterdapat kerakpada terminal

Kencangkan kabel pada terminal dan pastikan

terminal bersih dari kerak yang menempel pada terminal baterai 2. Tegangan dari aki

berkurang

Periksa

tegangan baterai apakah masih dalam batas yang ditentukan atau tidak Kunci Kontak Apabila kunci

kontak ON tidak ada hubungan

1. Switch kemungkinn aus / rusak

Bersihkan kontak switch , apabila dirasa sudah tidak bias diperbaiki lebih baik diganti


(82)

2. SambunganTerputus Perbaiki sambungan yang

putus, apabila sudah

disambung masih rusak ganti

kabel yang putus

Sekring Sekring Sering Putus

1. Hubungan Arus Pendek

Periksa

rangakian kabel apakah ada kabel yang terkelupas karena terjepit bodi

atau salah penempatan CDI Motor kurang

bertenaga saat diputar ke RPM tinggi

1. CDI tidak dapat bekerja dengan optimal

dikarenakan

Harus diganti dengan yang baru


(83)

pemakaian yang lama atau usia CDI yang sudah tua

Pulser (Pick-up coil)

Mesin sering tersendat saat kecepatan tinggi

1. Pulser tidak dapat mengirimkan sinyal menuju CDI dengan baik

Lakukan pemeriksaan pada jalur rangkaian Koil Koil Cepat Panas 1. Koil Tidak

Berfungsi Optimal

Atur Celah pada busi agar percikan bisa dioptimalkan oleh koil, serta lakukan

pemeriksaan Tempelkan kabel koil ke badan mesin lalu starter mesin.

Tidak adanya percikan bunga api

1. Koil melemah Harus diganti dengan yang baru


(84)

Busi Motor mati 1. Busi tidak dapat memercikaan api

Bersihkan kerak pada ujung insulator busi dengan

menggunakan amplas 2. Busi dalam

kondisi basah

Lap busi dengan menggunakan kain kering Motor tidak dapat

melaju dengan kecepatan tinggi (brebet)

1. Busi belum terpasang dengan baik, longgar

Pastikan pemasangan busi

menggunakan kunci busi agar optimal

2. Pengaturan celah busi yang tidak sesuai standar

Pastikan celah busi memiliki ukuran 0,6 – 0,7 mm, gunakan mal

Busi berwrna hitam/ kotor

Pembakaran tidak sempurna yang menyebabkan oli

Lakukan

penyetelan pada celah katup


(85)

masuk keruang bakar

Busi Berkerak 1. penyebabnya

naiknya serbuk besi hasil pergesekan yang di bawa oli keruang bakar, adanya benda asing berukuran yang masuk ruang bakar

Lakukan

penyetelan pada ruang bakar

Insulator busi menipis

penyebabnya waktu pengapian terlalu maju. distributor aus, pasokan bahan bakar miskin dan pemakaian busi tidak tepat (busi panas), nilai oktan bahan bakar terlalu tinggi

Atur timing ignition sesuai ketentuan


(86)

4.1.2 Sistem Pengisian Yamaha Mio

1. Cara Kerja Sistem Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio

Pada saat mesin menyala maka alternator akan berputar dan menghasilkan medan magnet yang akan mengalirkan arus AC menuju kiprok dan disearahakan sesuai dengan skema dengan kabel merah/kuning menuju sistem penerangan dan kabel putih menuju baterai, besarnya rus dan tegangan yang dihasilkan oleh alternator tergantung pada kecepatan mesin, semakin cepat mesin berputar maka arus yang dihasilkan akan menjadi besar.

2. Hasil Pemeriksaan Komponen Alternator 1) Alternator

Tabel 4.7 Pemeriksaan Alternator Warna Kabel Nilai standar Besar Tahanan

(KΩ) Keterangan

Kabel massa (Hitam) - - -

Kabel kump. pengisian (Putih)

0.32 –0.48Ω 0.37Ω

Baik

Kabel kump. penerangan (Kuning/Merah)

0.28 –0.36Ω 0..34Ω

Baik

a. Hasil tahanan yang didapatkan sperti table diatas, alternator dalam kondisi baik dan sesuai standard.


(87)

2) Kiprok (Regulator/rectifier)

Tabel 4.8 Hasil Pemeriksaan Kontinuitas (+)

K M P

H H H

Tabel 4.9 Hasil Pemeriksaan Tahanan Kiprok Pengukuran Besar Tananan (KΩ)

Penerangan 29

Pengisian 24

Alternator 35

a. Hasil pemeriksaan tahanan sesuai dengan kondisi standard dan masih dalam batas toleransi

3) Baterai

a. Setelah mesin menyala dalam kondisi putaran stasioner dan baterai mulai terisi tegangan sebesar 13.7V

b. Pengisian dalam kondisi baik karena masih dalam batas toleransi dari nilai standard Yamaha mio yaitu 14V saat putaran stasioner.


(88)

4.2 Troubleshooting Sistem Pengisian

Tabel 4.10 Troubleshooting Sistem Pengisian

Komponen Gejala Kerusakan Penyebab Perbaikan Alternator Motor susah

untuk dihidupkan

1. Arus dari baterai menghilang

Periksa arus dengan mengecek beberapa soket dari alternator 2. Konsleting Periksa jalur

pengapian apakah ada yang terbakar atau tidak

Kiprok Lampu mulai redup

Tahanan kiprok melemah

Cek arus

tegangan Sistem

peringatan mati mendadak

Over charge Ganti

Panas saat mulai pengisian

Konsleting Ganti/pengecekan jalur pengisian Baterai Baterai tidak

dapat bekerja secara optimal atau rusak

1. Pemasangan kabel pada terminal tidak kencang dan terdapat kerak

Kencangkan kabel pada terminal dan pastikan terminal bersih dari kerak


(89)

pada terminal yang menempel pada terminal baterai

2. Tegangan dari aki berkurang

Periksa tegangan baterai

apakah masih dalam batas yang ditentukan atau tidak

3. Arus menghilang

Periksa kabel antara altenator ke rectifier dan rectifier ke battery . Apabila

ada yang

terkelupas atau putus perbaiki sambungan kabeldan isolasi kabel


(90)

DAFTAR PUSTAKA

Beni, Setya, Nugraha, S.Pd.T. ,2005, Sistem Pengisian dan penerangan Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Juni

Beni, Setya, Nugraha, S.Pd.T. ,Sistem Pengapian dan penerangan Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Juni 2005

Manual Book, Yamaha, Mio, tahun, 2010

Albert, Paul, Malving, PH.D., E.E. Prinsip-Prinsip Elektronika tahun 2003 Drs.Boentarto, Teknik Bongkar Pasang Sepeda Motor tahun 2001

Indrayanto, Amd. ,2016, Sistem Pengapian DC Dan Pengisian Suzuki Satria FU 150 tahun 2010

(http://bevolution89.wordpress.com/2013/10/20/sistem-pengisian-sepeda-motor) Diakses, tanggal : 8 Agustus, 2016

(http://kitapunya.net.com/2009/11/23/kelistrikan-otomotif) Diakses, tanggal : 8 Agustus, 2016

(http://seputar-motor.com/jenis-pengapian-otomotif) Diakses, tanggal : 8 Agustus, 2016

(http://apritos.com/1263/cara-ganti-spull-honda) Diakses, tanggal 9 Agustus, 2016

(http://abdultech.com/indonesia-otomotif-dunia) Diakses, tanggal 9 Agustus, 2016

(http://solehhadi14.blogspot.co.id/2013/02/tips-cek-kiprok) Diakses, tanggal 10 agustus, 2016

(http://mapelotomotif.blogspot.co.id) Diakses, tanggal 10 agustus, 2016


(91)

(http://Perbedaan-busi-panas-dan-dingin| Bahas Otomotif bahasotomotif.com)

Diakses, tanggal 10 agustus, 2016 (http://ujung-insulator-bocor -otomotrip.com)

Diakses, tanggal 14 agustus, 2016

(http://read.motorplus-online.com/read/egk/4/0/Kenali-Ciri-Kiprok-Rusak tidak tersedia

read.motorplus-online.com)

Diakses, tanggal 15 agustus, 2016 (http:// www.hondacengkareng.com)

Diakses, tanggal 15 agustus, 2016 (http://pedulimotor.blogspot.co.id)


(92)

(93)

(94)

(1)

(http://Perbedaan-busi-panas-dan-dingin| Bahas Otomotif bahasotomotif.com)

Diakses, tanggal 10 agustus, 2016

(http://ujung-insulator-bocor -otomotrip.com)

Diakses, tanggal 14 agustus, 2016

(http://read.motorplus-online.com/read/egk/4/0/Kenali-Ciri-Kiprok-Rusak tidak tersedia

read.motorplus-online.com)

Diakses, tanggal 15 agustus, 2016 (http:// www.hondacengkareng.com)

Diakses, tanggal 15 agustus, 2016 (http://pedulimotor.blogspot.co.id)


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

 Waktu Pengerjaan

Bulan / kegiatan April Mei Juni Agustus September Pengajuan Judul Pengumpulan data Pembuatan Proposal Penyusunan TA dan konsultasi Persiapan ujian TA