Pengaruh Keaktifan Berpromosi Terhadap Orientasi pasar Pengaruh Nilai Penjualan Terhadap Orientasi Pasar

109 dengan. kebutuhan dan di terima oleh konsumen dan harga yang di tawarkan oleh perusahaan sesuai dengan permintaan masyarakan itu sendiri Menrut Sigit Winarto dan Sujana Ismaya 2013 penjualan adalah transaksi yang melibatkan pengiriman atau penyerahan produk, hak atau jasa dalam pertukaran untuk penerimaan kas, janji pembayaran, atau dapat di samakan dengan uang atau kombinasinya. Menurut setiani 2015 suatu persahaan akan mampu bertahan apabila perusahaan tersebut dapat memasarkan barang dan jasa yang di hasilkan yang sesuai dengan kebutuhan atau di terima oleh konsumen dengan harga yang di tawarkan oleh perusahaan sesuai dengan permintaan konsumen itu sendiri. 110 Tabel 5.13 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis Keterangan Ha 1 :Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap orientasi pasar pada industri batik di Kabupaten Bantul Didukung Ha 2 :pelatian usaha berpengaruh positif terhadap orientasi pasar pada industri batik di Kabupaten Bantul Tidak Didukung Ha 3 :Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap orientasi pasar pada industri batik Kabupaten Bantul Didukung Ha 4 :Jaringan pemasok bahan baku berpengaruh positif terhadap orientasi pasar di industri batik Kabupaten Bantul Tidak Didukung Ha 5 :Jaringan pembeli terbesar berpengaruh positif terhadap orientasi pasar di industri batik di Kabupaten Bantul Tidak Didukung Ha 6 :Keaktifan berperomosi berpengaruh positif terhadap orientasi pasar di industri batik Kabupaten Bantul Tidak Didukung Ha 7 :Nilai penjualan berpengaruh positif terhadap orientasi pasar pada industri batik di Kabupaten Bantul Tidak Didukung 111 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil keimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan klasifikasi pola Klaster yang mengacu dengan analisi pola klaster Markussen maka diambil kesimpulan Industri batik Kabupaten Bantul mengikuti pola klaster distrik Marshallin dan sebagian kecil mengikuti pola klaster Hub and Spoke. 2. Formasi keterkaitan pada sentra industri batik Kabupeten Bantul dapat disimpulkan bahwa sebagian kecil pengusaha batik Kabupaten Bantul menjalin kerjasama dengan sesama pengusaha batik di dalam maupun di luar klaster yang relatif lemah. Bentuk kerja sama yang terjalin terutama dalam hal pemasaran. 3. Faktor-faktor yang secara signifikan mempengarui orientasi pasar pada sentra industri batik Kabupaten Bantul adalah variabel tenaga kerja, dan umur perusahaan. Sedangkan variabel pelatian usaha, jaringan pemasok bahan baku, jaringan pembeli terbesar, keaktifan promosi, dan nilai penjualan tidak berpengaruh secara signifikan 112

B. Saran

1. Pemerintah Kabupaten Bantul dapat menerapkan kebijakan-kebijakan, strategi dan fasilitas yang lebih mewadai agar kerjasama antar sesama pelaku pengusaha batik bisa terjalin yang di dalam maupun di luar klaster. Sebeltulnya di Wukirsari sudah berjalan tetapi di tempat lain belum berjalan. 2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas industri batik masih kurang dalam hal keaktifan berpromosi. Disarankan bagi pemilik industri batik untuk lebih meningkatkan keaktifan berpromosi dengan melalui media internet karena pada saat ini sebagian besar orang di dunia merupakan pengguna internet, melalui cara pembuatan website maupun media sosial dan melayani penjualan secara online sehingga sistem pemasaran dapat terjangkau dengan luas ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Selain itu intensitas meningkatkan intensitas dalam mengikuti program-program yang diadakan oleh pemerintah. 3. Penelitian Selanjutnya a Besar sisa kontribusi 31,7 variabel orientasi pasar dipengaruhi variabel lain di luar model penelitian. Penelitian selanjutnya disaranakan menambah variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap orientasi pasar. b Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian dapat diperpanjang sehingga dapat mempertimbangkan berbagai 113 peristiwa atau kejadian yang diduga mempengaruhi analisis dalam penelitian.

C. Katerbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatsan dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagia berikut: 1. Peneliti hanya mengacu kepada pengusaha batik saja, belum mencakup jaringan pembeli dan penyedia bahan baku. 2. Peneliti hanya mengacu pada satu periode saja sehingga tidak di ketahui perkembangan batik pada tahun sebelumnya. 3. Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari Variabel orientasi pasar yang juga sebagai variabel dependen. Sedangakan variabel independen meliputi tenaga kerja, keaktifan berpromosi, jaringan pembeli, pelatihan usaha, nilai penjualan, umur perusahaan, dan jaringan pemasok bahan baku. Kontribusi independen terhadap variabel dependen sebesar 68,7 . Memberikan kemungkinan bahwa masih terdapat variabel lain yang mempengarui orientasi pasar, namun tidak di teliti dalam penelitian ini.