Brand Loyalty Kerangka Teori

29 5. Feature Bagian-bagian tambahan dari sebuah produk. penambahan ini biasanya digunakan sebagai pembeda yang penting ketika kedua merek terlihat hampir sama. 6. Conformance with specifications Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur tidak ada cacat produk sesuai dengan spesifikan yang telah ditentukan dan teruji. 7. Fit and fitness Mengarah kepada hasil akhir kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya Setelah konsumen sudah dapat menilai sebaik apa keunggulan suatu merek bagi mereka, maka akan muncul kesetiaan terhadap merek brand loyalty tersebut baik itu itu bernilai positif ataupun bisa juga negatif. Jika seseorang menilai keungulan suatu merek secara positif, maka kesetiaan terhadap merek tersebut akan berbanding lurus atau bisa dibilang tinggi. Sebaliknya, jika seseorang menilai atau mempersepsikan merek tersebut tidak memiliki keunggulan atau keunggulan mereknya lemah, maka tingkat kesetiaan terhadap merek tersebut juga akan rendah.

6. Brand Loyalty

Loyalitas merek merupakan ukuran inti dari brand equity. Menurut Aaker 1997: 56, loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan seseorang pelanggan pada sebuah merek. Pengukuran tingkat brand loyalty pada penelitian 30 ini dua pendapat ahli mengenai brand loyalty. Pendapat yang pertama yaitu menurut Schiffman dan Kanuk 2004: 505 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuk atau terciptanya brand loyalty adalah: 1. Penerimaan keunggulan produk yang dirasakan oleh konsumen. 2. Keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap merek tersebut. 3. Ada keterikatan dan keterlibatan antara konsumen dengan produk atau perusahaan. 4. Kepuasan yang diperoleh konsumen setelah menggunakan produk dari merek tertentu. Pendapat yang kedua yaitu menurut Giddens yang ditulis pada jurnal online, menyatakan bahwa konsumen yang loyal terhadap merek memiliki ciri-ciri sebagai berikut https:www.extension.iastate.edu, diakses pada tanggal 19 Oktober 2012: 1. Memiliki komitmen pada merek tersebut dan tidak ada niat untuk berpindah merek. 2. Berani membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan dengan merek lain. 3. Akan merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain. Sementara ada pendapat lain yang menjelaskan brand loyalty dalam bentuk lima tingkatan. Lima tingkatan loyalitas merek, yaitu Durianto dkk, 2004: 19: 31  Switcherprice buyer Merupakan tingkatan loyalitas yang paling dasar. Pembeli tidak loyal sama sekali terhadap suatu merek. Bagi pembeli tersebut, merek apapun dianggap memadai. Dalam hal ini merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. Apapun yang diobral atau menawarkan kenyamanan akan lebih disukai.  Habitual buyer Adalah pembeli yang puas dengan produk, atau setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan, dan membeli merek produk tertentu karena kebiasaan. Pembeli seperti ini tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup untuk menstimulasi suatu peralihan merek terutama jika peralihan tersebut membutuhkan usaha, karena tidak ada alasan bagi mereka untuk memperhitungkan berbagai alternatif.  Satisfied buyer Adalah orang-orang yang puas, namun mereka memikul biaya peralihan switching cost, yaitu biaya dalam waktu, uang, atau resiko kinerja sehubungan dengan tindakan beralih merek. Mungkin mereka melakukan investasi dalam mempelajari suatu sistem yang berkaitan dengan suatu merek. Agar dapat menarik minat para pembeli yang termasuk dalam golongan ini, para kompetitor perlu mengawasi biaya peralihan dengan 32 menawarkan bujukan untuk beralih atau dengan tawaran suatu manfaat yang cukup besar sebagai kompensasi.  Liking the brand Adalah pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek-merek tersebut. Preferensi mereka mungkin dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakan produk, atau perceived quality yang tinggi. Dan mereka menganggap merek sebagai sahabat.  Committed buyer Adalah pelanggan yang setia. Mereka mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna dari suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi mereka, baik dari segi fungsi maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya. Rasa percaya mereka mendorong mereka merekomendasikan. Jika suatu merek mampu merubah perilaku konsumen pada tahap loyalitas merek yang tinggi, maka merek tersebut dapat dikatakan memiliki aset yang besar untuk keberlangsungan mereknya yang akan berdampak pada peningkatan penjualan dan merek yang seperti itu juga dapat dapat dikatakan kuat dan mampu bersaing dengan merek lainnya. Semakin tingginya tingkat kesetiaan terhadap merek, maka kemungkinan konsumen untuk berpindah ke merek yang lainnya akan semakin kecil disebabkan konsumen tersebut sudah yakin terhadap pilihan 33 mereknya. Hal tersebut pada akhirnya juga akan memungkinkan terjadinya pembelian ulang oleh konsumen terhadap produk dari merek tersebut yang akan berdampak pada terjaganya daya saing dan market share merek tersebut.

7. Pembelian Ulang

Dokumen yang terkait

PENGARUH TINGKAT BRAND KNOWLEDGE TERHADAP BRAND IMAGE (Studi Eksplanatif Produk Smartphone BlackBerry dan Samsung pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta).

0 2 10

PENGARUH TINGKAT BRAND KNOWLEDGE TERHADAP PENGARUH TINGKAT BRAND KNOWLEDGE TERHADAP BRAND IMAGE (Studi Eksplanatif Produk Smartphone BlackBerry dan Samsung pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta).

0 4 13

PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT BRAND KNOWLEDGE TERHADAP BRAND IMAGE (Studi Eksplanatif Produk Smartphone BlackBerry dan Samsung pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta).

0 5 54

PENUTUP PENGARUH TINGKAT BRAND KNOWLEDGE TERHADAP BRAND IMAGE (Studi Eksplanatif Produk Smartphone BlackBerry dan Samsung pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta).

0 4 77

Pengaruh Brand Equity terhadap Pembelian Ulang Produk Pengaruh Brand Equity terhadap Pembelian Ulang Produk (Studi Eksplanatif Kuantitatif Perbandingan antara Eiger dan Rei pada Mahasiswa Pecinta Alam di Yogyakarta).

0 3 17

KESIMPULAN DAN SARAN Pengaruh Brand Equity terhadap Pembelian Ulang Produk (Studi Eksplanatif Kuantitatif Perbandingan antara Eiger dan Rei pada Mahasiswa Pecinta Alam di Yogyakarta).

0 3 46

PENDAHULUAN PENGARUH KEKUATAN IKLAN RADIO, KEPUASAN PELANGGAN DAN BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS MEREK (Studi Eksplanatif Kuantitatif Pengaruh Kekuatan Iklan Warung Kopi Blandongan Di Star FM Yogyakarta, Kepuasan Pelanggan Dan Brand Equity Terhadap Loyal

0 9 65

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH KEKUATAN IKLAN RADIO, KEPUASAN PELANGGAN DAN BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS MEREK (Studi Eksplanatif Kuantitatif Pengaruh Kekuatan Iklan Warung Kopi Blandongan Di Star FM Yogyakarta, Kepuasan Pelanggan Dan Brand Equity Terha

0 3 63

Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Produk XL Bebas Di Kalangan Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.

0 1 23

Pengaruh Elemen Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian (Studi Analisis Kuantitatif Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, dan Loyalitas Merek terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

0 1 16