Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Jalan

Gambar 4.10 Tempat Pemberhentian Bus Di Bahu Jalan 3. Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian tidak ditemukan fasilitas penyebrangan bagi pejalan kaki di ruas Jalan depan RS PKU Muhammadiyah Gamping. Sehingga pejalan kaki yang hendak menyebrang setelah turun dari angkutan umum terpaksa menyebrang tanpa fasilitas penyebrangan yang tentunya sangat berbahaya. Gambar 4.11 Tidak Terdapat Fasilitas Penyeberangan Jalan Tabel 4.6 Daftar Pemeriksaan Kondisi Fasilitas Jalan Daftar Pemeriksaan 2 Kondisi Umum Fokus Pemeriksaan Ya YTidak T Keterangan 2.1 Drainase 2.2 Rambu 2.3 Marka 2.4 Lampu Penerangan Jalan 2.5 Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Sumber : Hasil Temuan di Ruas Jalan Wates-Yogyakarata KM 5-KM 10, 2016. Dari Hasil pemeriksaan berdasarkan Tabel 4.9 maka dapat dianalisis dengan difokuskan pada jawaban T dan identifikasi pada bagian desain jalan yang tidak memenuhi standar. 1. Saluran Drainase a. Dari hasil temuan yang didapat pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa pada ruas Jalan depan RS PKU Muhammadiyah Gamping terdapat saluran drainase menggunakan sistem tertutup, sehingga tidak tampak dari pengamatan. Gambar 4.12 Kondisi Saluran Drainase Sistem Tertutup b. Temuan pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa keadaan saluran drainase dalam kondisi yang buruk. Hal ini terlihat dari banyaknya sampah dan saluran yang ditumbuhi banyaknya rerumputan. Gambar 4.15 Keadaan Saluran Drainase Yang Tidak Terawat 2. Penempatan Rambu Dari hasil pengamatan di lokasi penelitian pada ruas Jalan depan SPBU Perengdawe ditemukan bahwa penempatan rambu terlihat berjajar dengan jarak yang berdekatan dan tertutup oleh pohon yang berada di tepi jalan sehinnga rambu tidak terlihat dengan jelas oleh pengendara. Gambar 4.14 Keadaan Rambu Yang Tertutup Oleh Pohon Tabel 4.7 Daftar Pemeriksaan Kondisi Bangunan Pelengkap Daftar Pemeriksaan 3 Kondisi Umum Fokus Pemeriksaan Ya YTidak T Keterangan 3.1 Penghalang Tabrakan 3.3 Papan Petunjuk dan Papan Iklan 3.4 Tiang Listrik dan Tiang Telepon Sumber : Hasil Temuan di Ruas Jalan Wates-Yogyakarata KM 5-KM 10, 2016. Dari hasil pemeriksaan berdasarkan Tabel 4.11 maka dapat dianalisis dengan difokuskan pada jawaban T dan identifi6kasi pada bagian desain bangunan pelengkap yang tidak memenuhi standar. 1. Pagar Penghalang Tabrakan Dari hasil pengamatan di lokasi penelitian yaitu ruas Jalan depan RS PKU Muhammadiyah Gamping tidak ditemukan pagar penghalang tabrakan. Gambar 5.15 Tidak Terdapat Pagar Penghalang Tabrakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada ruas Jalan Wates – Yogyakarta pada KM 5 sampai dengan KM 10, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Inspeksi Keselamatan Jalan IKJ

Hasil Inspeksi Keselamatan Jalan IKJ yang dilakukan pada ruas Jalan Wates-Yogyakarta KM 5 sampai dengan KM 10 menunjukkan bahwa terdapat tiga blackspot atau daerah yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang dapat dilihat dari data kecelakaan dalam kurun waktu tiga tahun yaitu tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Daerah rawan kecelakaan tersebut diantarnya : a. Jalan Wates-Yogyakarta KM 5,5 yaitu ruas Jalan depan RS PKU Muhammadiyah Gamping. b. Jalan Wates-Yogyakarta KM 7, yaitu ruas Jalan depan Agen Bus Efisiensi Ambarketawang Gamping. c. Jalan Wates-Yogyakarta KM 9, yaitu ruas Jalan depan SPBU Perengdawe Gamping.

2. Identifikasi Karakteristik Kecelakaan

Berdasarkan pengamatan pada lokasi penelitian, maka didapatkan hasil identifikasi karakteristik kecelakaan sebagai berikut : a. Jumlah korban terbanyak mengalami luka ringan sebanyak 30 orang, dengan faktor penyebab kecelakaan adalah faktor manusia sebanyak 13 kejadian. b. Berdasarkan proses kejadian perkaranya, maka tipe yang paling banyak terjadi adalah tipe KDK Kecelakaan Tanpa Gerakan Membelok Dua Kendaraan sebanyak 11 kejadian, dengan jenis tabrakan Re Rear-End yaitu sebanyak 7 kejadian. Jenis kendaraan terbanyak yang terlibat kecelakaan adalah sepeda motor dan jenis kelamin yang terlibat kecelakaan terbanyak adalah laki- laki sebanyak 13 orang, dengan usia 11-20 sebanyak 7 orang. c. Berdasarkan data karakteristik kecelakaan yang terjadi pada ruas Jalan Wates –Yogyakarta pada KM 5 sampai dengan KM 10 pada daerah studi, faktor penyebab utama kecelakaan adalah manusia. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan manusia dan perilaku manusia yang cenderung ingin diprioritaskan. 3. Evaluasi Potensi Kecelakaan Berdasarkan pengamatan pada lokasi penelitian, maka didapatkan hasil evaluasi potensi kecelakaan pada daerah rawan kecelakaan sebagai berikut: 1. Jalan Wates-Yogyakarta KM 5,5 Ruas Jalan depan RS PKU Muhammadiyah Gamping : a. Terdapat kendaraan yang keluar masuk RS PKU Muhammadiyah Gamping pada jam tertentu, dan semakin meningkat pada jam besuk yaitu pukul 10.00-11.30 dan 16.30-17.30. b. Tidak tersedia fasilitas penyeberangan untuk pejalan kaki pada kawasan RS PKU Muhammadiyah Gamping. c. Angkutan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. d. Ditemukan kendaraan yang mengambil lajur lawan untuk mendahului. e. Kendaraan pengunjung tokokios yang parkir di bahu jalan. 2. Jalan Wates-Yogyakarta KM 7 Ruas Jalan depan Agen Bus Efisiensi Ambarketawang Gamping : a. Kendaraan yang keluar masuk ke Agen Bus Efisiensi Ambarketawang. b. Tidak adanya rambu peringatan tempat pemberhentian bus. c. Kendaraan yang mengambil lajur lawan untuk mendahului. d. Macet pada jam-jam sibuk, yaitu pada pagi hari jam kantor dan sore hari saat jam pulang kantor. 3. Jalan Wates-Yogyakarta KM 9 Ruas Jalan depan SPBU Perengdawe Gamping : a. Keluar masuk kendaraan SPBU Perengdawe. b. Keluar masuk kendaraan pada Jalan Wates-Yogyakarta KM 9. c. Tertutupnya rambu peringatan adanya SPBU pada Jalan Wates- Yogyakarta KM 9.

B. Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian pada kondisi geometrik dan kerusakan jalan yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Geometrik jalan adalah suatu bangunan jalan raya yang menggambarkan tentang bentuk atau ukuran jalan raya diantaranya penampang melintang, memanjang, maupun aspek lain yang terkait dengan bentuk fisik jalan. Kerusakan jalan merupakan kondisi diamana struktural dan fungsional jalan sudah tidak mampu memberikan pelayanan yang optimal terhadap lalu lintas yang melintasi jalan tersebut. 2. Untuk Pemerintah, hasil pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Jalan pada daerah studi yaitu Jalan Wates – Yogyakarta KM 5 sampai dengan KM 10. Maka saran yang dapat diberikan sebagai masukan baik untuk dinassub dinas terkait diantaranya a. Inspeksi Keselamatan Jalan dilakukan dengan tata cara pelaksanaan yang baik, yakni dengan cara membentuk tim Inspeksi dan membuat formulir Inspeksi Keselamatan Jalan. b. Pelaksaan Inspeksi seharusnya dilakukan oleh tim inspektor yang merupakan tenaga yang ahli dalam bidangnya.