92
Buku Guru Kelas VII SMP
3. Jenis Puja Bakti
Ada dua jenis puja bakti, yaitu puja bakti umum dan puja bakti khusus. Puja bakti umum adalah puja bakti yang dilaksanakan pada hari Minggu atau hari-hari Uposatha
baik dihadiri atau tidak dihadiri oleh anggota Sangha. Di samping itu, puja bakti umum dilaksanakan pada saat umat Buddha memperingati hari-hari besar agama yaitu
Trisuci Waisak, Asadha, Kathina dan Maghapuja. Sementara puja bakti sehari-hari wajib dilakukan oleh umat Buddha dan umat boleh memilih paritta mana yang akan dibacanya.
Umat yang akan mengikuti puja bakti umum sebelum masuk vihara harus melepaskan sandal atau sepatu dan diletakkan di tempat yang sudah disediakan. Sesampainya di
Dharmasala, umat harus memberikan penghormatan dengan bernamaskara di depan altar Buddha sebanyak tiga kali, lalu umat duduk dengan tertib menunggu puja bakti
dimulai.
Dalam setiap puja bakti, dilaksanakan meditasi. Istilah meditasi sebenarnya kurang tepat menurut konsep agama Buddha. Konsep yang benar adalah melaksanakan atau
berlatih Bhavana bisa Metta atau Anapanasatti Bhavana. Bhavana berarti latihan untuk mengembangkan batin menjadi batin yang bersih dan luhur.
Puja bakti khusus dilakukan pada saat umat membutuhkannya seperti upacara hari ulang tahun, pertunangan, pernikahan, kematian, doa pertolongan melahirkan, keselamatan
bayi, penyembuhan orang sakit, doa untuk orang sakit keras, doa membersihkan rumah atau lingkungan, doa menolak rasa sakit, doa menolak penyakit atau bahaya, dan doa
untuk anak-anak sebelum tidur. Puja bakti khusus juga diperlukan untuk upacara khusus seperti visudhi Tisarana, visudhi upasakaupasika, visudhi Pandita, dan upacara
Sumpah Jabatan atau Saksi.
4. Sikap dalam Puja Bakti
93
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Puja bakti merupakan manifestasi dari keyakinan dan rasa bakti sehingga perlu sikap yang benar. Sikap menghormat umat dalam melakukan puja bakti ada tiga, yaitu anjali,
namakharanamaskara, dan padakkhinapradaksina.
Selain sikap menghormat, parittasuttamantramsutra juga perlu diperhatikan hal berikut.
1. Dilakukan dengan khidmat. 2. Dibaca secara benar sesuai dengan petunjuk tanda-tanda bacaannya dan
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. 3. Sebaiknya membaca paritta tidak dilagukan seperti sebuah nyanyian karena
akan memberikan dampak buruk. a. Dirinya akan senang mendengar suara itu.
b. Orang lain akan lebih tertarik pada lagunya bukan pada Dharmanya. c. Orang akan mencemooh karena musik hanya pantas untuk mereka
yang masih menyukai kesenangan indra. d. Karena sibuk mengatur suara, orang akan melupakan makna apa yang
sedang dibaca.
94
Buku Guru Kelas VII SMP
e. Paritta yang dilagukan akan memunculkan persaingan saling berlomba suara indah.
4. Umat mengerti makna puja bakti seperti yang telah diuraikan di atas.. 5. Umat melaksanakan puja bakti memahami apa yang dilakukan, bukan
semata-mata tradisi yang mengikat yang tidak membawa kita pada pembebasan Silabbataparamasa samyojjana.
5. Manfaat Puja Bakti