Patipatti Puja Cara Pemujaan

87 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 3. Upacara yang sekarang ini kita lihat merupakan perkembangan dari kebiasaan yang ada, yang terjadi sewaktu Buddha masih hidup yang disebut `Vattha’. Artinya, kewajiban yang harus dipenuhi oleh para bhikkhu seperti merawat Buddha, membersihkan ruangan, mengisi air dan sebagainya. Kemudian, mereka semua bersama dengan umat duduk mendengarkan khotbah Buddha. 4. Setelah Buddha parinibbana wafat, para bhikkhu dan umat tetap berkumpul untuk mengenang Buddha dan menghormat Sang Tiratana, yang merupakan kelanjutan kebiasaan Vattha. 5. Buddha Dharma sebagai ajaran universal tidak mengalami perubahan pengurangan maupun tambahan. Oleh sebab itu, manifestasi pemujaan kita pada Triratna Tiratana yang diwujudkan dalam bentuk upacara dan cara kebaktian hendaknya tetap didasari dengan pandangan benar sehingga tidak menyimpang dari Buddha Dharma itu sendiri.

2. Patipatti Puja

Kisah Bhikkhu Tissa bertekad mempraktikkan Dharma sampai berhasil menjelang empat bulan Buddha parinibbana. Buddha bersabda: “Duhai para bhikkhu, barangsiapa mencintai-Ku, contohlah Tissa. Dia memuja-Ku dengan mempersembahkan bunga, wewangian, dan lain-lain. Sesungguhnya hal itu belum dapat dikatakan memuja-Ku dengan cara yang tertinggiterluhur. Tetapi seseorang yang melaksanakan Dharma secara benar itulah yang dikatakan telah memuja-Ku dengan cara tertinggiterluhur.” Hal yang sama terjadi atas diri Bhikkhu Attadattha, seperti dikisahkan dalam Dhammapada Atthakatha. Buddha Gotama juga menegaskan kembali kepada Bhikkhu Ananda, “Penghormatan, pengagungan, dan pemujaan dengan cara tertinggiterluhur bukan dilakukan dengan memberikan persembahan bunga, wewangian, dan sebagainya. Seorang bhikkhu bhikkhuni, upasakaupasika yang berpegang teguh pada Dharma, hidup dan bertingkah laku selaras dengan Dharma, merekalah yang sesungguhnya telah melakukan penghormatan, pengagungan, dan pemujaan dengan cara tertinggiterluhur. Karena itu Ananda, berpegang teguhlah pada Dharma, hidup dan bertingkahlakulah selaras dengan Dharma. Dengan cara seperti itulah, engkau seharusnya melatih diri.” Penerapan Patipatti Puja yang benar dapat menepis anggapan salah masyarakat bahwa agama Buddha hanya agama ritual semata. Patipatti puja sering disebut Dharmapuja. Menurut Kitab Paramatthajotika, yang dimaksud Dharmapuja adalah seperti berikut. 88 Buku Guru Kelas VII SMP 1. Berlindung pada Tisarana Tiga Perlindungan, yakni Buddha, Dharma, dan Sangha. 2. Bertekad untuk melaksanakan Pancasila pantangan untuk membunuh, mencuri, berbuat asusila, berkata yang tidak benar, mengonsumsi makananminuman yang melemahkan kewaspadaan. 3. Bertekad melaksanakan Atthangasila delapan sila pada hari-hari Uposatha. 4. Berusaha menjalankan Parisuddhisila kemurnian sila, yaitu: 5. Pengendalian diri dalam hal tata tertib Patimokha-samvara. 6. Pengendalian enam indra Indriya-samvara. 7. Perolehan mata pencaharian secara benar Ajiva-parisuddhi. 8. Pemenuhan kebutuhan hidup secara layak Paccaya-sanissita. Upacara agama Buddha mengandung makna seperti berikut. 1. Menghormati dan merenungkan sifat-sifat luhur Triratna. 2. Memperkuat keyakinan Saddha dengan tekad Adhitthana. 3. Meningkatkan empat kediaman luhur Brahmavihara. 4. Mengulang dan merenungkan kembali khotbah Buddha. 5. Melakukan Anumodana, yaitu `melimpahkan’ jasa perbuatan baik kepada makhluk lain.

2. Tata Cara Puja Bakti