Strategi komunikasi bidang diseminasi informasi Dinas Komunikasi dan Infomatika Kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan Pemerintah Kota Bandung melalui Majalah Swara Bina Kota

(1)

(2)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ghea Nabella P

Tempat/tanggal lahir : Tanjung Pandan, 10 Agustus 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Nama Ayah : Supriadi

Nama Ibu : Nur Iriani

Alamat : Komp. Margahayu raya barat blok A25 No.8, Bandung 40286

Telp : 022-7505249/08562194131

E-mail : gheanabella@yahoo.com


(3)

PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN Rancabolang V, Bandung Lulus Tahun 2002

2. SMPN 28, Bandung Lulus Tahun 2005

3. SMAN 21, Bandung Lulus Tahun 2008

4. Diterima sebagai Mahasiswi di Program Studi Ilmu Komunikasi Jenjang Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Tahun 2008

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Paskibra (Pasuka Pengibar Bendera) SMPN 28 Bandung 2. Osis (Organisasi Intra Osis) SMAN 21 Bandung

3. Pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIKOM periode 2009/2010

4.

1. Peserta Pelatihan melejitkan Potensi dan Pengembangan Diri “ Personal Development and Self Empowerment” Tahun 2009

2. Peserta Pelatihan Kepemimpinan : Dare To be A Leader” di UNIKOM Bandung, Tahun 2010

3. Panitia Perayaan Paskah “Semoga Mereka menjadi Satu” Tahun 2010

PENDIDIKAN FORMAL

PENGALAMAN ORGANISASI


(4)

4. Peserta Table-Manner Course Banana-Inn Hotel & SPA Tahun 2010

5. Peserta Mentoring Agama Islam di UNIKOM Bandung, Tahun 2009

6. Kunjungan media massa (RCTI)

7. Peserta kuliah umum “ Kebudayaan Film dan Sensor Film) Ilustrasi tentang perfilman

8. Peserta bedah buku “Handbook of Public Relations” Tahun 2012

Hormat saya,


(5)

STRATEGI KOMUNIKASI BIDANG DISEMINASI INFORMASI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG DALAM

MENYEBARKAN INFORMASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG MELALUI MAJALAH

SWARA BINA KOTA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana S1 Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh

Ghea Nabella P

NIM. 41808015

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

x

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Pertanyaan Makro ... 10

1.2.2 Pertanyaan Mikro ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13


(7)

xi

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 15

2.1 Tinjauan Pustaka ... 15

2.1.1 Penelitian Terdahulu ... 15

2.1.2 Tinjauan Komunikasi ... 18

2.1.3 Tinjauan Strategi ... 34

2.1.4 Tinjauan Majalah ... 34

2.1.5 Tinjauan Informasi ... 37

2.1.6 Tinjauan Kebijakan ... 37

2.2 Kerangka Pemikiran ... 38

2.2.1 Kerangka Teoritis ... 38

2.2.2 Kerangka Konseptual ... 39

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 42

3.1 Objek Penelitian ... 42

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 42

3.1.2 Bendera Kota Bandung... 44

3.1.3 Visi Kota Bandung ... 45

3.1.4 Misi Kota Bandung... 46

3.1.5 Walikota Bandung Tahun 1906-Sekarang... 48

3.1.6 Tugas Pokok Dinas Komunikasi dan Informatika ... 50

3.1.7 Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika ... 50

3.1.8 Visi Dinas Komunikasi dan Informatika ... 51


(8)

xii

3.1.10 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan

Informatika ... 52

3.1.11 Majalah Swaara Bina Kota ... 52

3.2 Metode Penelitian ... 53

3.2.1 Desain Penelitian ... 53

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 58

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 60

3.2.5 Uji Keabsahan Data ... 62

3.2.6 Waktu Penelitian ... 66

3.2.7 Lokasi Penelitian ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

4.1 Deskripsi Informan ... 72

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 78

4.2.1 Tujuan Strategi Komuikasi Diseminasi Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung dalam Menyebarkan Informasi Kebijakan Pemerintah Kota Bandung Melalui Majalah Swara Bina Kota ... 79 4.2.2 Perencanaan Strategi Komunikasi Diseminasi

Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung dalam Menyebarkan Informasi


(9)

xiii

Kebijakan Pemerintah Kota Bandung Melalui

Majalah Swara Bina Kota ... 82

4.2.3 Kegiatan Strategi Komunikasi Diseminasi Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung dalam Menyebarkan Informasi Kebijakan Pemerintah Kota Bandung Melalui Majalah Swara Bina Kota ... 84

4.2.4 Pesan Strategi Komunikasi Diseminasi Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung dalam Menyebarkan Informasi Kebijakan Pemerintah Kota Bandung Melalui Majalah Swara Bina Kota ... 85

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 89

BAB V PENUTUP ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

LAMPIRAN ... 106


(10)

103

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, dkk.2007.Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung:PT. Simbiosa Rekatama Media.

Ardianto, Elvinaro. 2008. Public Relations Praktis. Bandung: Widya Padjajaran.

Cangara, Haffied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada.

Effendy, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:PT.Citra Aditya Bakti.

Effendy, 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:PT.Remaja Rosda Karya.

Irianta, Yosal dan Yani Surachman, 2006. Public Relationd Writting, Pendekatan teori dan Praktis. Bandung : Simbiosa.

Islamy, Irfan. 2009. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Moleong, J. Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.


(11)

104

Mulyana, Deddy. 2009. Komunikasi Suatu Pengantar.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

RUJUKAN ELEKTRONIK :

www.http://irhamteknik.blogspot.com/2010/11/pesan-informatif-dan-pesan-persuasif-12.html

www.sederet.com

JURNAL PENELITIAN :

Mukhlisin, Ibnu. Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota Bekasi. Universitas Komputer Indonesia, 2005.

Riyadhi, Dicky Rizky. Strategi Guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya. Universitas Komputer Indonesia, 2006.


(12)

105

SUMBER-SUMBER LAIN :

1. Arsip dokumentasi Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung

2. Majalah Swara Bina Kota Edisi 2/2012

3. Wawancara oleh staff Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung. 4. Website Kota Bandung www.bandung.go.id


(13)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan Nama Allah Yang maha Pengasih Lagi Maha Penyayang Segala puji dan syukur bagi Allah SWT. Yang rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga telah memperkenankan selesainya Skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul Strategi komunikasi bidang diseminasi informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan Pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat dorongan, bantuan dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah memberi izin untuk pengerjaan skripsi ini.

2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat M.Si, selaku Ketua Jurusan dan Dosen Pembimbing peneliti dalam Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang tekah memberi bimbingan, informasi, ilmu-ilmunya dan arahan kepada peneliti dalam menyelesaikan tugas skripsi ini.

3. Yth Ibu Rismawaty S.Sos., M.Si, selaku Dosen wali dari penulis yang telah memberikan arahan sebelum peneliti melakukan penulisan skripsi.


(14)

vii

4. Yth. Ibu Melly Maulin P, S. Sos., M.Si, selaku Sekretaris Prodi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan semangat, dorongan dalam setiap perkuliahan.

5. Yth. Ibu Desayu eka Surya S.Sos.,M.Si, selaku Dosen kemahasiswaan Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak emmberikan motivasi dan dorongan kepada penulis dalam mengembangkan ilmu komunikasi. 6. Yth. Bapak-Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UNIKOM,

Bapak Arie Prasetyo, Bapak Inggar Prayoga, IbuTine Wulandari,

Bapak Adiyana Slamet, Bapak Yadi Supriadi, dan semua Dosen

yang tidak dapat disebutkan satu persatu Terima kasih dengan segala bantuan untuk membantu kelancaran skripsi ini dan setiap harinya yang tiada hentinya memberikan dan membagikan ilmunya kepada penulis. 7. Ibu Ratna Widiastuti A.Md, selaku sekretaris Dekan Prodi Ilmu

Komunikasi dan Ibu Astri Ikawati sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan apa yang penulis butuhkan untuk melaksanakan skripsi ini.

8. Bapak Drs. H. Yuyus Suhaya R, MM , Selaku Sekretaris Diskominfo Kota Bandung dan redaktur senior majalah Swara Bina Kota.

9. Yth. Bapak Karto, SE, Selaku bagian dokumentasi dan riset majalah Swara Bina Kota Dinas Komunikasi dan Informatika kota Bandung.


(15)

viii

10.Yth. Ibu Hanna Ganrina SS, selaku bagian tata letak majalah Swara Bina Kota Dinas Komunikasi dan Informatika kota Bandung.

11.Yth. Ibu Lilis Suryanina, selaku karyawan Dinas Pemuda dan Olahraga kota Bandung dan sebagai informan pendukung penelitian.

12.Yth. Bapak Andi Cahyanto, selaku karyawan Badan Kesatuan Bangsa, Perlindugan, dan Pemberdayaan Masyarajat kota Bandung dan sebagai informasn pendukung penelitian.

13.Seluruh Staff di Diskominfo di lingkup Pemerintah kota Bandung,

khususnya di Dinas Komunikasi dan Informatika kota Bandung yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuannya selama penulis menyusun skripsi ini.

14.Keluarga Besar Penulis, Mama Any, Ayah, serta Alm. Kakek dan Nenek yang selalu ada dihati, terima kasih karena selalu memberikan dukungan pada saat PKL sampai akhir PKL meskipun tidak bersama namun kasih sayang yang kalian berikan membuat saya tegar dalam menjalani hidup ini..

15.Teman-teman Ik dan IK Humas 08, khususnya Mita dan Citra yang tidak oernah sungkan membagi ilmunya, dan selalu bersama dalam suka maupun duka.

16.Salman Azis SH terima kasih buat pengalaman hidup, dukungan, saran, kritik, semangat, kesabaran, perhatian, pengertian, dan kasih sayangnya selama ini. Semoga cita-cita dan harapan kita dikabulkan Allah S.W.T. Amin.


(16)

ix

17.Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis pun menyadari keterbatasan dan kekurangan dari skripsi yang penulis susun, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik untuk kesempurnaan laporan ini semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Agustus 2012

Penulis


(17)

(18)

(19)

STRATEGI KOMUNIKASI BIDANG DISEMINASI INFORMASI DINAS KOMUNIKASI

DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG DALAM MENYEBARKAN INFORMASI

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG MELALUI

MAJALAH SWARA BINA KOTA

Oleh :

Ghea Nabella P

Nim. 41808015

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

B A N D U N G


(20)

(21)

BAGAIMANA

STRATEGI KOMUNIKASI

BIDANG DISEMINASI

INFORMASI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA

BANDUNG DALAM MENYEBARKAN INFORMASI KEBIJAKAN

PEMKOT BANDUNG MELALUI MAJALAH SWARA BINA KOTA

TUJUAN

RENCANA

KEGIATAN


(22)

Dinas Komunikasi dan Informatika

Bidang Diseminasi Informasi

Kebijakan Pemkot Bandung

melalui Swara Bina Kota

Strategi Komunikasi

Tujuan

Rencana

Kegiatan

Informasi tersampaikan kepada SKPD maupun masyarakat melalui

Swara Bina Kota

Pesan

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu, teori, dan filsafat

komunikasi mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah

perencanaan (

planning

) dan manajemen (

management

) untuk

mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,

strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menujukkan arah

saja,

melainkan

harus

menunjukkan

bagaimana

taktik

operasionalnya. (Effendy, 2006:32)


(23)

Studi

Pustaka

Studi


(24)

Purposive

Sampling

3 Orang

Informan

Penelitian

3 Orang

Informan

Pendukung


(25)

Dilakukan

selama

enam bulan terhitung

dari bulan Februari

2012

WAKTU

Lokasi Penelitian

bertempat di Pemerintah

Kota Bandung , Dinas

Komunikasi dan

Informatika

Jl. Wastukencana No.2


(26)

Tujuan

Memperoleh informasi agar mereka

mengetahui apa saja kebijakan yang

terbaru nya tersebut. Mereka dapat

memahami dan mengetahui nya serta

mengamalkannya dalam bentuk sikap dari

individu tersebut

.

Rencana

Menentukan tema, pemilihan berita,

memilih bahasa yang mudah dipahami

oleh masyarakat dan melihat sasaran

pembacanya.


(27)

Kegiatan

Publikasi kegiatan yang dilakukan

oleh Pemerintah kota Bandung

melalui program-program mengenai

kebijakan yang berlandaskan atas

undang-undang yang berlaku

Pesan

Gaya pesan informatif, persuasif

dan regulatif.


(28)

Memberikan

informasi

yang

terkait

mengenai

kebijakan terbaru yang

dimiliki oleh Pemerintah

Kota Bandung

Setiap 3 bulan sekali,

penentuan

tema,

pemilihan berita, bahasa

yang mudah dipahami

dan

melihat

sasaran

pembaca. Dengan begitu

rencana yang dimiliki

dapat

terrealisasikan

karena masyarakat tidak

menemui kendala apapun

dalam

memahami

kebijakan melalui Swara

Bina Kota

.

TUJUAN


(29)

Meliput kegiatan yang terjadi di lingkup

Pemerintah

kota

Bandung

melalui

program-program

yang

berlandaskan

atas

undang-undnag

yang

berlaku

sehingga membuat SKPD (datuan kerja

perangkat daerah) mengetahuinya

Pesan

Informatif,

Regulatif,

dan

Persuasif

KEGIATAN

PESAN

Strategi komunikasi Bidang Diseminasi

Informasi

Dinas

Komunikasi

dan

Informatika Kota Bandung melalui majalah

Swara Bina Kota tidak terlepas dari

tujuan, rencana, kegiatan, dan pesang

yang disampaikan untuk mencapai suatu

tujuan akhir yaitu dalam menyebarkan

informasi

kebijakan

Pemerintah

kota

Bandung.

STRATEGI

KOMUNIKASI


(30)

Lebih meningkatkan kualitas

desain

produk dari Majalah Swara Bina Kota

sehingga memberikan minat kepada

pembaca untuk membaca, mengetahui,

dan memahami kebijakan Pemerintah

kota Bandung dan menambah rubrik.


(31)

Your dreams today,

can be future


(32)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tujuan yang dimiiki oleh instansi, yakni instansi pemerintah harus ter-realisasikan dengan baik. Dengan itu memerlukan strategi yang cukup matang. Dengan memiliki strategi yang matang, maka tujuan pun akan tercapai. Dalam konteksnya strategi yang dibentuk oleh Dinas komunikasi dan informatika telah menjadi suatu bentuk strategi komunikasi yang bertujuan untuk pemberitahuan kebijakan dan informasi terbaru untuk para SKPD (satuan kerja perangkat daerah) di lingkup Pemerintah kota Bandung dan masyarakat wajib untuk mengetahui kebijakan dan berita terbaru tersebut.

Menurut Onong Uchjana Effendy :

“Strategi pada hakikatnya adalah Perencanaan (planning) dan Manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai suatu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2003:300)

Dalam hal ini, peneliti memfokuskan penelitian strategi komunikasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung pada majalah yang dimiliki oleh pemerintah kota Bandung, yakni Swara Bina Kota. Pada tahap inilah suatu informasi mulai dapat dikatakan penting karena seluruh SKPD (satuan kerja pendapat daerah) dan masyarakat wajib untuk mengetahui kebijakan dan berita terbaru.


(33)

2

Majalah pada hakikatnya memiliki fungsi informasi dan mendidik. Namun, pada kenyataanya majalah yang dimuat bertolak belakang dengan fungsinya. Majalah haruslah menjadi suatu bacaan yang menarik dan memiliki isi informatif. Tujuan dengan diterbitkannya majalah Swara Bina Kota merupakan media perantara. Mengingat bahwa tidak memungkinkannya pejabat/petinggi negara harus terus menginformasikan kebijakan terbarunya di dalam pidato mereka.

Kebijakan terbaru mengenai Pemerintah kota Bandung tak jarang banyak masyarakat yang tidak mengetahui hal tersebut termasuk para SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang ada di lingkup Pemerintah kota Bandung. Dalam hal ini, para SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) merasa dibuat acuh terhadap apa yang telah disampaikan oleh Pemerintah. Layaknya seorang karyawan (Pegawai Negeri Sipil) di kota Bandung minimal mengetahui apa kebijakan baru tersebut. Kebijakan dibuat atas dasar untuk memberikan suatu perubahan yang signifikan dan terarah sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Para SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pada kenyataanya tidak sedikit dari mereka yang mengetahui kebijakan tersebut. Betapa mirisnya apabila karyawan didalam suatu organisasi tidak berpartisipasi didalam suatu program yang telah dibuat.

Sebagai masyarakat kota Bandung sudah sepatutnya kita mengetahui langkah apa yang dibuat Pemerintah dalam memajukkan kota Bandung ini. Dengan diinformasikannya kebijakan baru tersebut, masyarakat mengetahui kebijakan Pemerintah dalam membangun dan memajukkan kota Bandung. Masyarakat kota Bandung sendiri tak jarang banyak yang tidak mengetahui


(34)

3

kebijakan ini. Pasalnya, bagaimana kota Bandung dapat mewujudkan tujuan tersebut apabila masyarakatnya tidak mengetahui apa yang harus mereka ketahui mengenai hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam buku Prinsip-prinsip perumusan dan kebijaksanaan negara Kebijaksanaan Negara dituliskan bahwa kebijaksanaan negara memiliki implikasi, sebagai berikut :

1. Kebijaksanaan negara itu dalam bentuk perdananya berupa penetapan tindakan-tindakan pemerintah.

2. Kebijaksanaan negara itu tidak cukup hanya dinyatakan tetapi dilaksanakan dalam bentuknya yang nyata.

3. Kebijaksanaan negara baik untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu itu mempunyai dan dilandasi dengan maksud dan tujuan tertentu.

4. Kebijaksanaan negara itu harus senantiasa ditujukan bagi kepentingan seluruh anggota masyarakat. (Islamy, 2009:21)

Kebijakan dibuat untuk mengarahkan kepada masyarakat untuk memiliki kesadaran hukum dan terciptanya Bandung yang bermartabat. Tujuan-tujuan yang telah dibuat oleh Pemerintah tidak hanya dibuat dalam bentuk tulisan-tulisan yang tidak mengandung arti apapun, melainkan tujuan yang akan dicapai harus terrealisasikan.

Kebijakan yang dimaksud ialah kebijakan jangka panjang dan jangka pendek. Dalam hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika kota Bandung, Bapak Yuyus Suhaya R, MM pada tanggal 21 Mei 2012, mengatakan bahwa :

“Kebijakan jangka panjang ialah kebijakan yang mengacu kepada tujuan -tujuan yang ada didalam UUD 1945 yakni meningkatkan kesejahteraan bangsa, mencerdaskan kehidupan dunia, dan lainnya sedangkan kebijakan jangka pendek ialah kebijakan yang mengacu pada rencana srategis pemerintah kota Bandung yang dimuat untuk jangka waktu 1 tahun yang tetap mengacu kepada UUD 1945 serta 7 program pemerintah kota Bandung dalam bidang pendidikan, kesehatan, kemakmuran, lingkungan


(35)

4

Carl J. Friedrick dalam buku Prinsip-prinsip perumusan kebijaksanaan negara mendefinisikan kebijaksanaan sebagai berikut :

... a proposed course of action of a person, group, or government within a given environment providing obstacles and opportunities which the policy was proposed to utilize and overcome in an effort to reach a goal or relize an objective or a purpose”.Serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. (Islamy,2009:17)

Namun berbeda dengan pendapat Asmara Raksasataya mengemumukan kebijaksanaan suatu taktik atau strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu suatu kebijaksanaan memuat 3 (tiga) elemen yaitu :

1. Secara Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai

2. Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan

3. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan nyata dari taktik atau strategi (Islamy, 2009:17).

Dalam menyebarkan informasi kebijakan maupun berita yang menyangkut pemerintah kota Bandung dapat didengar di frekuensi 88,1 fm yaitu Radio Sonata Fm, namun dalam menyampaikan informasi kebijakan radio siaran milik pemerintah kota Bandung ini, tidak efektif karena mengingat bahwa tidak semua SKPD dan masyarakat mendengar radio dalam waktu yang bersamaan. Maka dari itu, selain di radio siaran, Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung membuat majalah Swara Bina Kota ini dianggap media yang dapat didokumentasikan serta dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, dengan melalui salah satu media yang dimiliki oleh pemerintah kota Bandung yakni majalah Swara Bina Kota yang dimiliki oleh Pemerintah Kota


(36)

5

Bandung dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan, penyediaan, dan pemberian informasi.

Tak jarang informasi tersebut tidak langsung diketahui oleh SKPD di lingkup Pemerintah Kota Bandung. Kebijakan-kebijakan dan berita yang dikeluarkan oleh Pemerintah haruslah bersifat akurat dan tepat. Karena, dalam menyampaikan informasi kebijakan harus sampai kepada komunikan, guna tidak terjadi kesalahpahaman atau ketidakjelasan informasi. Tugas Pemerintah salah satunya ialah menyebarkan informasi kebijakannya. Semua kebijakan-kebijakan maupun berita mengenai pemerintah Kota Bandung ditulis melalui media massa. Media lahir sebagai suatu sarana untuk menjembatani suatu pesan ketika kebutuhan akan informasi dirasakan semakin meningkat dan tidak lagi dapat diatasi dengan komunikasi antar personal.

Informasi harus sampai pada khalayak secara cepat dan menyebar seluas-luasnya, hal ini yang melahirkan konsep media massa yang memiliki ciri-ciri komunikatornya terlembaga, bersifat satu arah, pesannya bersifat umum. Media massa, dapat dijadikan media perantara antara komunikator dan komunikan (Ardianto, 2007:7).

Namun, pada kenyataannya majalah Swara Bina Kota hanya dibuat sebagai bacaan yang membosankan dan tidak dibaca oleh pembacanya. Majalah Swara Bina Kota hanya dibuat untuk formalitas semata dan sebagai tugas yang harus dibuat oleh Dinas komunikasi dan informatika. Dengan ini majalah menjadi tidak berguna karena hanya dijadikan pajangan dan akhirnya menjadi sampah.


(37)

6

Padahal kebijakan dan berita terbaru dari pemerintah kota Bandung wajib diketahui agar adanya feedback dan fungsi dari majalah tersebut direalisasikan.

Maka, penggunaan strategi yang tepat sangat berpengaruh seperti penampilan dari majalah yang dibuat, penggunaan kata-kata yang efektif dapat mempengaruhi khalayak dalam membaca, tujuan yang ingin dicapai, serta penggunaan media yang tepat, agar majalah yang dibuat menjadi tidak sia-sia, dan dapat menjadi media yang cocok dalam menyampaikan informasi yang terkait pemerintah kota Bandung.

Gambar 1.1 Cover Swara Bina Kota

Sumber : www. Bandung.go.id

Majalah terdiri atas 6 rubrik yaitu , rubrik “dari redaksi” yang menuliskan

pemikiran-pemikiran serta opini dari redaksi majalah Swara Bina Kota mengenai masalah-masalah yang menyangkut Kota Bandung, “bah adung” yakni berisikan mengenai karikatur yang dimuat di Swara Bina Kota, “Album Kota” dokumentasi atau foto-foto yang diambil biasanya memuat mengenai foto acara-acara besar yang dilakukan oleh Walikota maupun sejawatnya, menyangkut kota Bandung.


(38)

7

Selanjutnya ada rubrik mengenai “Swara Marga” yaitu opini adan pendapat dari masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi disekitar kota Bandung. Rubrik

“Laporan Utama” ialah rubrik yang membahas mengenai laporan yang dijadikan

berita-berita yang dianggap paling menarik yang terjadi di kota Bandung biasanya rubrik ini menceritakan prestasi yang telah diterima oleh kota bandung. Rubrik

“Lintas Kota” memuat berita yang terjadi dan peristiwa yang terjadi di kota Bandung yaitu memuat mengenai kebijkan yang terbaru sesuai dengan Undang-undang Perda yang dikemas melalui penjabaran Undang-Undang-undang Perda, bahasa yang ringan agar memudahkan pembaca untuk memahami kebijakan terbaru.

Penggunaan media konvensional masih sangat relevan digunakan pada zaman sekarang mengingat bahwa tidak adanya media yang selalu baik maupun media yang buruk. Media konvensional seperti majalah, khususnya majalah internal yang dimiliki oleh sebuah instansi masih banyak dipergunakan karena melihat dari sisi sasaran pembaca, dapat menspesifikasikan tema yang ingin ditentukan, dan menjadi media yang dapat didokumentasikan.

Dengan melihat sasaran pembacanya yakni, para SKPD (satuan kerja perangkat daerah) yang ada dilingkup Pemerintah kota Bandung maka media cetak dapat menjadi media penyalur informasi di instansi pemerintahan. Para SKPD hanya perlu membacanya pada saat waktu luang dikantor secara gratis sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli pulsa internet.

Dengan menggunakan media online tidak semua orang mengetahui dan

“melek” teknologi informasi seperti internet atau media online lainnya. Media cetak akan senantiasa ada selamanya karena media ini masih dianggap media yang


(39)

8

cocok dan efektif dalam penyalur informasi. Media online yang dimiliki oleh pemerintah kota Bandung di website www.bandung.go.id tidak pernah update atau diadakan pembaruan mengenai informasi kebijakan pemerintah kota Bandung sehingga media online yang ada pun tidak dapat dijadikan media pentransfer informasi yang efektif. Mengingat bahwa setiap harinya selalu diadakan peliputan dan dokumentasi yang diadakan.

Seperti yang dijelaskan oleh Brittain, yang dikutip oleh Iriantara dan Surachman, mengatakan :

“Informasi pada dasarnya bersifat relasional artinya, satu data yang

terhubung atau terkait dengan data lain itulah yang menjadi informasi dengan data lain itulah yang menjadi informasinya. Membuat data menjadi informasi pada

dasarnya “membunyikan” data dengan menghubungkannya pada data lain”

(Iriantara dan Surachman, 2006 : 23).

Sebagai mahluk sosial manusia memerlukan komunikasi untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sejak manusia lahir ke dunia, manusia telah melakukan komunikasi dengan sekitarnya. Komunikasi yang dijalankan oleh setiap manusia bertujuan agar terjalinnya hubungan yang harmonis dan dapat berinteraksi dengan manusia-manusia yang lain. Karena pada hakikatnya kita tidak akan pernah dapat hidup seorang diri, melainkan selalu membutuhkan orang lain untuk melangsungkan hidup.

Dengan kata lain orang yang tidak berkomunikasi dengan manusia bisa

dipastikan akan “tersesat” karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan


(40)

9

tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia secara beradab karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.Setiap orang dalam kehidupannya akan selalu berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Setiap orang selalu berkomunikasi setiap harinya. Menurut D. Lawrence Kincaid (1981) dalam

buku Pengantar ilmu komunikasi, yaitu “Komunikasi adalah suatu proses dimana

dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang

mendalam”.(Cangara,2003:19).

Banyak pengertian mengenai komunikasi namun pastinya komunikasi merupakan proses awal untuk dapat mengeksistensikan diri seseorang. Dengan adanya komunikasi antara satu dengan yang lain artinya kita dapat bertukar informasi dengan yang lain. Tak ada satupun manusia yang tidak mengkomunikasikan dirinya, terlihat dari bagaimana manusia berkomunikasi melalui bahasa tubuh, mata, serta gerakan-gerakan lainnya yang dapat menimbulkan makna-makna tertentu. Dalam konteks komunikasi, komunikasi dibagi menjadi beberapa diantaranya komunikasi antar pribadi, komunikasi intra pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi publik, dan komunikasi massa. Komunikasi berlangsung untuk menjalin hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Ketika kegiatan komunikasi dilakukan dengan publiknya maka bertujuan untuk memberikan sebuah informasi.


(41)

10

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti dapat menarik rumusan masalah masalahnya sebagai berikut :

1.2.1 Pertanyaan Makro

Bagaimana Strategi komunikasi Bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota?

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Pada penelitian ini, peneliti merinci secara jelas dan tegas dari fokus pada rumusan masalah yang bersifat umum dengan seubfokus-subfokus terpilih, yakni:

1. Bagaimana Tujuan Bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota?

2. Bagaimana Rencana Bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota?

3. Bagaimana Kegiatan Bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan


(42)

11

informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota?

4. Bagaimana Pesan yang disampaikan Bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan Strategi komunikasi bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota, yang dimana bagaimana Strategi komunikasi bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Tujuan bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.


(43)

12

2. Untuk mengetahui Rencana yang dimiliki bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.

3. Untuk mengetahui Kegiatan yang dilaksanakan bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.

4. Untuk mengetahui Pesan yang disampaikan bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.

5. Untuk mengetahui Strategi komunikasi bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.


(44)

13

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Dari hasil penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukkan dan mengembangkan Ilmu Komunikasi secara umum, khususnya yang berkaitan dengan Strategi komunikasi bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota Bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1.4.2.1 Peneliti

Penelitian ini berguna bagi peneliti untuk memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi penulis, memberikan hasil dengan nilai kegunaan yang berarti mengenai disiplin ilmu komunikasi, bermanfaat bagi pihak peneliti sebagai sumber pengetahuan baru serta dapat dijadikan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu komunikasi yang selama ini diberikan dan diterima secara teori, khusunya mengenai Strategi komunikasi Bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.


(45)

14

1.4.2.2 Akademis

Penelitian ini berguna untuk program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Komputer Indonesia, sebagai tambahan literatur, khususnya berguna bagi calon-calon sarjana ilmu komunikasi, khususnya konsentrasi ilmu kehumasan mengenai penelitian yang berbasis Strategi komunikasi Bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.

1.4.3.3 Lembaga

Penelitian ini berguna bagi perusahaan yang bersangkutan sebagai bahan evaluasi, referensi, maupun informasi melalui literatur yang membahas mengenai Strategi komunikasi Bidang Diseminasi Informasi Dinas komunikasi dan informatika kota bandung dalam menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota.


(46)

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti mengambil judul “Strategi komunikasi Bidang Diseminasi

Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika kota Bandunf dalam menyebarkan

informasi kebijakan Pemerintah kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota”.

Peneliti dapat mencari dan melihat bentuk penelusuran data online (internet) dan membaca karangan dari abstrak. Penelitian terdahulu dijadikan sebagai bahan acuang, antara lain sebagai berikut :

1. Rizky Dicky Riyandhy, 41806106, UNIKOM

Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan strategi guru SMP Negeri 1 Margaasih bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya. Untuk menjawab strategi tersebut maka peneliti mengangkat empat sub fokus yaitu tujuan, rencana, kegiatan dan pesan dalam mengukur fokus penelitian.

Pendekatan penelitian adalah kualitatif, metode penelitian adalah deskriptif (descriptive reseacrh). Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam, dan observasi langsung ke lapangan, studi pustaka, dan internet searching. Informan penelitian. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling (teknik sampel bertujuan) dimana


(47)

16

sampel diambil dengan melalui pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil penelitian menunjukan bahwa guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung memiliki tujuan yang sebelumnya telah direncanakan yaitu meningkatkan standar pembelajaran sekolah, mengikuti perkembangan kurikulum berbasis perkembangan teknologi dan menghasilkan output yang memuaskan. Kegiatan yang dilakukannya adalah kegiatan belajar mengajar dan kegiatan dalam bentuk audio dan visual yang menarik sehingga dapat merangsang kemampuan dan menarik kemauan siswa agar menerima dengan mudah pembelajaran yang diberikan, dengan bentuk penyampaian pesan informatif, persuasif dan instruktif. Gaya pesan yang digunakan dalam penyampaian pesan yang dilakukan tentu saja bahasa yang formal yang kemudia secara spontan oleh guru di padukan dengan bahasa non formal. Kesimpulan penelitian ini memperlihatkan bahwa strategi komunikasi guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui EDNIK (Edukasi Elektronik) tidak terlepas dari tujuan, rencana, kegiatan, dan pesan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan akhir yaitu, meningkatkan motivasi belajar siswanya. Saran pada penelitian ini guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung lebih meningkatkan segala fasilitias seperti ruang multimedia, infocus, dan komputer serta meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dalam menggunakan peralatan pengajaran yang lebih modern seperti pengoperasian komputer dengan baik.


(48)

17

2. Ibnu Mukhlisin, 41805043, UNIKOM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Kel;uarga Berencana di Kota Bekasi. Upaya untuk menjawab masalah diatas maka peneliti mengangkat indikator Rencana, Kegiatan, Pesan, Media dan Tujuan dan Sasaran untuk mengukur variabel penelitian yaitu Strategi Komunikasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data diperoleh dari melalui wawancara,observasi, studi pustaka, dan pencarian di internet. Informan penelitiannya adalah anggota BKBPP Kota Bekasi yang bertugas dalam sosialisasi keluarga berencana yang berjumlah 6 (enam) orang. Teknik sampling total sampling dari subjek penelitian sebanyak 6 (enam) orang. Teknik analisis data adalah penyeleksian data, reduksi data, klasifikasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan BKBPP Kota Bekasi memiliki rencana yang telah disusun dengan melihat situasi dan kondisi lamapngan, melalui pesan yang bersifat informatif dan persuasif dan melakukan kegiatan pelayanan khusus denggan kerja sama dengan mitra kerja untuk mencapai tujuan yaitu terwujudnya visi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi melalui sosialisasi program KB dengan penggunaan media massa untuk menyampaikan informasi tentangprogram KB kepada sasaran yang dituju.


(49)

18

Berdasarkan hasil pengolahan data dan penyajian data maka dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi BKBPP Kota Bekasi dalam sosialisasi program KB lebih banyak menggunakan media massa dan pendekatan-pendekatan baik secara individu maupun kelompok serta peningkatan kualitas pelayanan program KB dengan penambahan petugas lapangan.

Saran untuk BKBPP Kota Bekasi adalah menambah jumlah personel atau tenaga kerja dilapangan sehingga mencakup masyarakat di pedalaman. Dan penggunaan media berbasis mobile seperti sms dalam sosialisasi program keluarga berencana.

2.1.2 Tinjauan Komunikasi

2.1.2.1 Hakikat dan Definisi Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal

dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna


(50)

19

dan sikap. Tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunikasi bergantung kepada pengalaman dan emosi bersama, dan komunikasi berperan dan menjelaskan kebersamaan itu. Oleh karena itu, komunitas juga berbagi bentuk-bentuk komunikasi yang berkaitan dengan seni, agama, dan bahasa, dan masing-masing bentuk tersebut mengandung dan menyampaikan gagasan, sikap, perspektif, pandangan yang mengakar kuat dalam sejarah komunitas tersebut.

Komunikasi dalam arti sempit sama seperti hal nya interaksi antara dua mahluk hdup atau lebih. Namun, komunikasi didefinisikan secara luas sebagai berbgai pengalaman. Sampai batas tertentu, setiap mahluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman.

Evertt M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya

dalam hal penyebaran inovasi membuat bahwa “ komunikasi adalah proses

dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,

dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Definisi ini

kemudian dikembangkan Rogers bersama D. Lawrence kincaid (1981)

sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa

“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada

gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.(Cangara, 2003:19)


(51)

20

Berbeda dengan pendapat yang diberikan oleh Harold Lasswell

“Komunikasi adalah dengan menjawab Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan

Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana”.

Maka dari itu, kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, maka kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.( Cangara, 2003:20)

2.1.2.2 Unsur-unsur komunikasi

Komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung adanya sumber,pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi. Adapun elemen komunikasi tersebut, sebagai berikut :

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, akan tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya, partai, organisasi, ataulembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator


(52)

21

atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.

2. Pesan

Sesatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nsihat,atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya disebut terjemahan dengan kata message, content atau informasi.

3. Media

Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.Media dapat dimacamkan bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi.

Selain panca indera manusia, ada saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.

Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan anatara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarkannya. Media dalam komunikasi massa surat kabar, dapat dibedakkan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik.Media cetak seperti halnya surat kabar,


(53)

22

majalah, buku, leaflet, brosure, sticker, bulettin, hand out, spanduk , poster dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio casette dan semacamnya.

Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa elektronik yang bergitu cepat, maka media massa elektronik makin bayak bentuknya dan makin mengaburkan batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Hal ini di karenakan semakin canggihnya media komunikasi itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multi-media) antara satu sama lain nya.

Selain media komunikasi seperti tersebut, kegiatan dan tempat-tempat tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa juga dipandang sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah-rumah ibadah balai desa, arisan, panggung kesenian dan pesta rakyat.

4. Penerima

Penerima ialah pihak yang menerima sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima dapat disebut juga dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa


(54)

23

Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.

Penerima merupakan elemen penting dalam proses komunikasi, karena merupakan sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yag dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seorang (De Fleur, 1982). Karena itu, pengaruh bisa juga di artikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan Balik

Umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga bersala dari sumber lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya, sewbuah konsep surat yang memerlukan perubahan


(55)

24

sebelum dikirim, atau alat yang digunakan unutk menyampiakan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal-hal seperti itu menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan dimensi waktu. (Cangara, 2003:24-28)

2.1.2.3 Tipe-tipe/ konteks komunikasi

Adapun tipe-tipe komunikasi yang terdapat dalam buku Pengantar ilmu komunikasi, yakni :

1. Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal-communication) Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Terjadinya proses komunikasi di sini karena adanya seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu obyek yang diamatinya atau terbetik dalam pikirannya. Objek dalam hal ini bisa saja dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi diluar maupun dalam diri seseorang. Objek yang diamati mengalami perkembangan


(56)

25

dalam pikiran manusia setelah mendapat rangsangan panca indera yang dimilikinya. Hasil kerja dari proses pikiran tadi setelah dievaluasi pada gilirannya akan memberi pengaruh pada pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang. Dalam proses pengambilan keputusan, seringkali seseorang dihadapkan pada pilih ya atau tidak. Keadaan semacam ini membawa seseorang pada situasi berkomunikasi dengan diri sendiri, terutama dalam mempertimbangkan untung ruginya suatu keputusan yang akan di ambil. Cara ini hanya bisa dilakukan dengan metode komunikasi intra personal atau komunikasi dengan diri sendiri. Proses pemberian arti terhadap sesuatu yang terjadi didalam diri insividu, belum dapat dinilai sebagai proses komunikasi, melainkan aktivitas internal monolog (Asante, 1979). (Cangara, 2003:30-31)

2. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)

Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dikatakan oleh R. Wayne Pace (1979) dalam buku Pengantar ilmu komunikasi bahwa “ Interpersonal communication is communication involving two or more perople in a face to face setting”. Menurut sifatnya komunikasi antar pribadi dapat dibedakan menjadi dua macam , yakni komunikasi diadik dan komunikasi kecil.


(57)

26

Komunikasi diadik merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabaat dan informal/ Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan lainnya pada posisi menjawab.

Komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. (Cangara, 2003:32-33)

3. Komunikasi Publik

Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking dan komunikasi khalayak. Komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar. (Cangara, 2003:34-35)

Komunikasi publik memiliki ciri komunikasi interpersonal (pribadi), karena berlangsung secara tatap muka, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang cukup mendasar sehingga memiliki ciri masing-masing. Dalam komunikasi publik penyampaian


(58)

27

pesan berlangsung secara kontinyu, Dapat didefinisikan siapa berbicara (sumber) dan siapa pendengarnya.Interaksi antara sumber dan penerima sangat terbatas, sehingga tanggapan balik juga terbatas, dan jumlah khalayak yang sangat besar. Sumber seringkali tidak dapat mengidentifikasikan satu-persatu pendengarnya. Pada komunikasi publik pesan yang disampaikan tidak berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal. Tipe komunikasi publik biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas seperti kuliah umum, khotbah, rapat akhbar, pengarahan, ceramah, dan sebagainya. 4. Komunikasi massa (Mass communication)

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya di kirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Komunikasi massa memliki ciri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan , dan sebagainya. Komunikasi massa ialah sumber dan penerims dihubungkan oleh salurab yang telah diproses secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lebaga atau institusi yang terdiri dari banyak orang. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat


(59)

28

terbatas, tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio dan televisi maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar. Selain itu, sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Ia mampu mengatasi jarak dan waktyu, serta tahan lama bila di dokumentasikan. (Cangara, 2003:35-37)

2.1.2.4 Prinsip komunikasi

Prinsip komunikasi dikemukakan oleh Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D didalam bukunya ilmu komunikasi suatu pengantar, yakni :

1. Komunikasi adalah proses simbolik

2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

3. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan

4. Komunikasi dalam berbagai tingkat kesengajaan 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi 7. Komunikasi bersifat sistemik

8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektiflah komunikasi


(60)

29

10.Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional

11.Komunikasi bersifat irreversible

12.Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah (Mulyana, 2009:91-126)

2.1.2.5 Fungsi Komunikasi

Dalam buku Hafied Cangara yang berjudul Pengantar ilmu komunikasi dikemukakan bahwa fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Seperti layaknya komunikasi massa berfungsi menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang. Tetapi dalam perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar (audiovisual), menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan.

Scan MacBride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakkan bahwa komunikasi tidak bisa di artikan sebagai pertukaran berita atau pesan tetapi jugasebagai kegiatan individu dan kelompok mengenaipertukaran data, fakta, dan ide. Karena itu komunikasi masssa dapat berfungsi untuk :

1. Informasi, yakni kegiatan mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini komentar, sehingga oarng bisa


(61)

30

mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalamlingkungan daerah, nasional atau internasional.

2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai dengan nilai-nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

3. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa.

4. Bahan diskusi, ,menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.

5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun informal. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan.

6. Memajukkan kebudayaan, media massa menyebarkan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, atau bahan media cetak seperti buku-buku dan penerbitan-penerbitan lainnya.

7. Hiburan, sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada


(62)

31

situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.

8. Integrasi, digunakan oleh kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras.

Goran Hedebro, seorang doktor komunikasi berkebangsaan Swedia dalam bukunya Communication and Social Change in Developing Nations (1982) mengemukakan bahwa fungsi komunikasi massa, ditujukan untuk :

1. Menciptakan iklim perubahan dengan mempeprkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku ke arah modernisasi.

2. Mengajarkan keterampilan baru.

3. Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan.

4. Menciptakan efesiensi tenaga dan biaya terhadap mobilitas seseorang.

5. Meningkatkan aspirasi seseorang.

6. Menumbuhkan pasrtisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang menyangkut kepentingan orang banyak. 7. Membantu orang menemukan nilai baru dan keharmonisan

dari suatu situasi tertentu. 8. Mempertinggi rasa kebangsaan.

9. Meningkatkan aktivitas politik seseorang.


(63)

32

11. Menjadi sarana untuk membantu pelaksanaan program-program pembangunan.

12. Mendukung pertumbuhan ekonomi, sosial, dan politik suatu bangsa. (Cangara, 2003:61-66)

2.1.2.6 Karakteristik media massa

1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.

2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima, namun apabila terjadi umpan balik maka memerlukan waktu dan tertunda.

3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampiakan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.

4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi surat kabar dan semacamnya.

5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. (Cangara, 2003:134-135)


(64)

33

2.1.2.7 Gangguan dan Rintangan Komunikasi

1. Gangguan teknis, apabila suatu alat dalam berkomunikasi mengalami gangguan sehingga informasi yang ditransmissi melalui saluran mengalami kerusakan (channel noise)

2. Gangguan semantik, gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan (Blake, 1979). Gangguan semantik sering terjadi karena :

 Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.

 Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima.

 Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima/

 Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan.

3. Gangguan psikologis, terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan individu.

4. Gangguan fisik atau organik, disebabkan oleh kondisi geografis.


(65)

34

5. Gangguan status, rintangan yang disebabkan karena jarak sosial di antara peseta komunikasi, mislanya perbedaan status antara senior dan junior atau atasan dan bawahan.

6. Rintangan kerangka berpikir, adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi.

7. Rintangan budaya, rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. (Cangara, 2002:145-149)

2.1.3 Tinjauan Strategi

Kata strategi dapat diartikan atau disejajajarkan dengan kata cara. Strategi kemudian berarti cara untuk menyelesaikan sesuatu. Strategi merupakan cara untuk menyelesaikan sesuatu secara jangka panjang. Ini berarti bahwa strategi merupakan kegiatan dalam organisasi mencapai tujuan yang telah ada atau aksi dalam organisasi untuk mencapai performance terbaiknya.

Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategeia (stratos = militer; dan ag = memimpin). Dikalangan militer terdapay ungkapan yang

amat terkenal yang berbunyi :” To win the war, not to win the battle” yang


(66)

35

2.1.3.1 Strategi komunikasi

Para ahli komunikasi terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang, dalam tahun-tahun terakhir ini menumpahkan perhatiannya yang besar terhadap strategi komunikasi (commnunication strategy) dalam hubungannya dengan penggiatan pembangunan nasional di negara masing-masing.

Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting untuk ditujukkan kepada strategi komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukkan oleh strategi komunikasi. Di lain pihak tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin modern yang kini banyak digunakan di negara-negara berkembang karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan bukan tidak mungkin menimbulkan pengaruh negatif.

2.1.4 Tinjauan Majalah

2.1.4 .1 Kategorisasi Majalah

Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa atau untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembacanya kalangan profesi tertentu. (Elvinaro, 2009:119)


(67)

36

2.1.4.2 Karakteristik Majalah

Majalah merupakan media yang simpel organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan jenis dan sasaran khalayknya.

1. Penyajian lebih dalam 2. Nilai aktualitas lebih lama 3. Gambar/foto lebih banyak

4. Kover sebagai daya tarik. (Elvinaro, 2009:121-122)

2.1.4.3 Majalah Internal

House Jurnal, seperti yang dikemukakan oleh Jeffkins, dalam Soemirat dan Ardianto (2003) adalah salah satu bentuk media komunikasi Public Relations yang paling tua. In house magazine (majalah internal) di Indonesia disebut juga sebagai majalah intern. Dengan kata lain, majalah itu diterbitkan khusus untuk kalangan terbatas. House jurnal ini tergolong private publications (penerbitan untuk kalangan sendiri/tertentu) yang dibedakan dari commercial press (media masssa yang dijual untuk umum). House journal daat dibedakan dari sasaran pembacanya yang bersifat internal, yakni untuk staff dan karyawan perusahaan, dan bersifat eksternla untuk oublik diluar perusahaa. Perbedaan itu


(68)

37

akan tampak bila media itu dibuat untuk karyawan atau pelanggan. House journal dianggap sebagai media alternatif dalam melakukan komunikasi dialohios anatar organisasi/perusahaan dengan publiknya. (Ardianto, 2009: 83-84)

2.1.5 Tinjuan Informasi

Menurut Kamus besar bahasa indonesia informasi merupakan 1) keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita, 2) jumlah seluruh pengetahuan data tertentu mengenai sesuatu, 3) konsep pokok sibernetika,4) dalam informasi lebih berkaitan dengna kuantitaf pesan-pesan konsep ukuran informasi didefinisikan sebagai suatu kuantitas yang berbanding terbalik dengan derajat atau tingkat probabilitas dalam pesan-pesan yang diperoleh.(KBBI:391)

2.1.6 Tinjauan Kebijakan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia kebijakan umum (public policy) kebijaksanaan/tujuan umum dari hukum yang melindungi masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kesejahteraannya. (KBBI:463)

Kebijaksanaan (policy) diberi arti yang bermacam-macam, Harold D.Laswell dan Abraham Kaplan memberi arti kebija’suatukasanaan sebagai “a projected program of goals, values


(69)

38

and practice”. (Suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah)”.( Islamy, 2009:17)

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Kerangka teoritis

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu, teori, dan filsafat komunikasi mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menujukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2006:32)

Berikut merupakan penjabaran dari hal tersebut diatas :

1. Tujuan merupakan objek sasaran serta maksud yang hendak dicapai oleh seorang pelaku. Tujuan pula dapat diartikan bahwa dimana keadaan kehendak dibimbing, diarahkan, digerakkan oleh tujuan-tujuan.

2. Rencana yakni suatu konsep untuk menentukan tindakan di masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan yang disasarkan pada tujuan-tujuan yang dicapai.

3. Kegiatan ialah merupakan suatu aktivitas.

4. Pesan, sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara melalui media komunikasi. Isinya dapat berupa pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, maupun propaganda.


(70)

39

2.2.2 Kerangka Konseptual

Dalam menjalankan strategi komunikasi sebuah organisasi harus memiliki cara yang benar dan tepat guna mencapainya suatu tujuan tersebut. Tujuan tersebut dijalankan oleh bidang Diseminasi informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota bandung dalam menyebarluaskan informasi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Bandung. Dalam menjalankan strategi tentunya tidak mudah, dengan ini sebuah strategi harus didukung oleh elemen atau komponen-komponen yang dapat mendukung tercapainya suatu tujuan tersebut.

1. Tujuan merupakan hal yang hendak dicapai oleh Dinas Komunikasi dan Informatika kota Bandung, yakni menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung. Dengan informasi yang disebarluaskan maka pihak-pihak yang ingin mengetahui kebijakan terbaru maupun berita mengenai pemerintah kota Bandung dapat langsung diketahui melalui majalah Swara Bina Kota yang disebarkan oleh bidang Diseminasi informasi Dinas Komunikasi dan Informatika kepada para SKPD maupun masyarakat setempat.

2. Rencana merupakan konsep yang harus dimiliki oleh bidang Diseminasi informasi Dinas Komunikasi dan Informatika untuk menyebarkan informasi kebijakan pemerintah kota Bandung agar dapat segera sampai kepada khalayak.

3. Kegiatan merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan bidang Diseminasi informasi Dinas Komunikasi dan Informatika kota Bandung


(71)

40

untuk dapat mencari berita terbaru dari Pemerintah Kota Bandung dan mengemas informasi tersebut menjadi sebuah majalah Swara Bina Kota. Selanjutnya, kegiatan apa yang akan dilaksanakan agar penyaluran informasi kebijakan dapat sampai kepada khalayak yang dituju.

4. Pesan yang dimaksud yakni hal-hal baru apa yang tertera didalam media komunikasi Pemerintah kota Bandung, Majalah Swara Bina Kota. Karena, apa yang akan disampaikan oleh Pejabat/Petinggi di lingkup Pemerintah kota Bandung yang sesuai dengan Undang-undang yang berlaku di Pemerintah kota bandung maupun peristiwa yang berkaitan dengan Pemerintah Kota Bandung akan ditulis di majalah Swara Bina Kota seperti kebijakan-kebijakan terbaru, dengan demikian masyarakat serta pihak yang membutuhkan informasi terbaru dapat segera membaca majalah Swara Bina Kota dan mengetahui apa yang akan disampaikan.


(72)

41

Berikut gambaran mengenai model kerangka pemikiran yang menggambarkan alur pikir peneliti :

Dinas Komunikasi dan Informatika Bidang Diseminasi Informasi

Kebijakan Pemkot Bandung melalui Swara Bina Kota

Strategi Komunikasi Tujuan Rencana Kegiatan

Informasi tersampaikan kepada SKPD maupun masyarakat melalui Swara Bina Kota


(73)

42

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Lambang kota Bandung ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota besar Bandung tahun 1953, tertanggal 8 Juni 1953, yang diijinkan dengan Keputusan Presiden tertanggal 28 april 1953 No. 104 dan diundangkan dalam Berita Propinsi Jawa Barat tertanggal 28 Agustus 1954 No. 4 lampiran No. 6 Lambang tersebut bertokoh PERISAI yang berbentuk JANTUNG. Perisai tersebut terbagi dalam dua bagian oleh sebuah BALOK- LINTANG mendatar bertajuk empat buah, yang berwarna HITAM dengan pelisir berwarna PUTIH(PERAK) pada pinggir sebelah atasnya:

Gambar 3.1

Lambang Kota Bandung

Sumber: DISKOMINFO Pemerintah Kota Bandung, 2012


(74)

43

1. bagian atas latar KUNING (EMAS) dengan lukisan sebuah GUNUNG berwaarna HIJAU yang bertumpu pada blok-lintang daaan

2. bagian bawah latar PUTIH(PERAK) dengan lukisan empat bidaang jalur mendatar berombak yang berwarna BIRU.

Di bawah perisai itu terlukis sehelai PITA berwarna KUNING (EMAS) yang melambai pada kedua ujungnya, Pada pita itu tertulis dengan huruf-huruf besar latin berwarna HITAM amsal dalam bahasa KAWI, yang berbunyi GEMAH RIPAH WIBAWA MUKTI.

Sebagai tokoh lambang itu diambil bentuk perisai atau tameng, yang dikenal kebudayaan dan peradaban sebagai senjata dalam perjuangan untuk mencapai sesuatu tujuandengan melindungi diri. Perkakas perjuangan yang demikian itu dijadikan lambang yang mempunyai arti menahan segala mara bahaya dan kesukaran.

 KUNING (EMAS), berarti : kesejahteraan, kaluhungan.

 HITAM (SABEL), berarti : kokoh, tegak, kuat.

 HIJAU (SINOPEL), berarti : kemakmuran sejuk

 PUTIH (PERAK), berarti : kesucian

 BIRU (AZUUR), berarti : kesetiaan

Gemah ripah wibawa mukti, berarti : tanah subur rakyat makmur


(75)

44

Bendera yang digunakan oleh Kotamadya Bandung adalah berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara Kota Besar Bandung tanggal 8 Juni 1953 No. 9938/53.

Bentuk bendera tersebut adalah seperti yang tercantum pada Keputusan tersebut diatas sebagai berikut :

Gambar 3.2

Bendera Kota Bandung

Sumber: DISKOMINFO Pemerintah Kota Bandung, 2012

Filosofi Bendera Kota Bandung

 Bendera yang dipergunakan oleh Kota Besar Bandung dan tiga bidang jalur mendatar, masing- masing berturut-turut dari atas kebawah berwarna HIJAU, KUNING dan BIRU

 Perbandingan-perbandingan antara lebarnya dan jalur-jalur tersebut dibawah huruf a urutan dari atas kebawah adalah 2:1:1

 Perbandingan antara panjang dan lebarnya berbeda itu 7:5.


(76)

45

Adapun visi kota Bandung sebagai berikut : “Terwujudnya Kota Bandung Sebagai Kota Jasa Yang BERMARTABAT (Bersih, Makmur,

Taat dan Bersahabat)”

Untuk Merealisasikan keinginan, harapan, serta tujuan sebagaimana tertuang dalam visi yang telah ditetapkan, maka pemerintah bersama elemen seluruh masyarakat Kota Bandung harus memahami akan makna dari visi tersebut yaitu :

Pertama : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus bersih dari sampah, dan bersih praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), penyakit masyarakat (judi, pelacuran, narkoba, premanisme dan lainnya), dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya yang bertentangan dengan moral dan agama dan budaya masyarakat atau bangsa.

Kedua : Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang memberikan kemakmuran bagi warganya.

Ketiga : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus memiliki warga yang taat terhadap agama, hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan untuk menjaga keamanan, kenyamanan dan ketertiban kota.

Keempat : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus memiliki warga yang bersahabat, santun, akrab dan dapat menyenangkan bagi orang yang berkunjung serta menjadikan kota yang bersahabat dalam pemahaman kota yang ramah lingkungan.


(77)

46

Secara harfiah, Bermartabat diartikan sebagai harkat atau haraga diri, yang menunjukkan eksistensi masyarakat kota yang dapat dijadikan teladan karena kebersihan, kemakmuran, ketaatan, ketaqwaan dan kedisiplinannya.Jadi kota jasa yang bermartabat adalah kota yang menyediakan jasa pelayanan yang didukung dengan terwujudnya kebersihan, kemakmuran, ketaatan, ketaqwaan, dan kedisiplinan masyarakatnya.

Berdasarkan pemahaman tersebut, sangatlah rasional pada kurun waktu lima tahun kedepan diperlukan langkah dan tindakan pemantapan (revitalisasi, reaktualisasi, reorientasi dan refungsionalisasi) yang harus dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung beserta masyarakatnya serta didukung secara politis oleh pihak legislatif melalui upaya-upaya yang lebih keras, cerdas dan terarah namun tetap ramah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan guna tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

3.1.4 Misi Kota Bandung

Misi adalah tugas yang diemban Pemerintah Kota Bandung meliputi :

 Mengembangkan sumber daya manusia yang handal yang religius, Yang mencakup pendidikan, kesehatan dan moral keagamaan.

 Mengembangkan perekonomian kota yang adil, yang mencakup peningkatan perekonomian kota yang tangguh, sehat


(78)

47

dan berkeadilan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

 Mengembangkan Sosial Budaya Kota yang ramah dan berkesadran tinggi, serta berhati nurani, yang mencakup peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan ketenagakerjaan, meningkatkan kesejahteraan sosial, keluarga, pemuda dan olah raga serta kesetaraan gender.

 Meningkatkan penataan Kota, yang mencakup pemeliharaan serta peningkatan prasarana dan sarana kota agar sesuai dengan dinamika peningkatan kegiatan kota dengan tetap memperhatikan tata ruang kota dan daya dukung lingkungan kota.

 Meningkatkan kinerja pemerintah kota secara professional, efektif, efisien akuntabel dan transparan, yang mencakup pemberdayaan aparatur pemerintah dan masyarakat.

 Mengembangkan sistem keuangan kota, mencakup sistem pembiayaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, swasta dan masyarakat.


(79)

48

3.1.5 Walikota Bandung Tahun 1906 – Sekarang Tabel 2.1

Walikota Bandung Tahun 1906 – Sekarang

No. Nama Masa

Jabatan

1 E.A Maurenbrecher (exofficio) 1906-1907

2 R.E Krijboom (exofficio) 1907-1908

3 J.A van Der Ent (exxoficio) 1909-1910

4 J.J Verwijk (exofficio) 1910-1912

5 C.C.B van Vlenier dan B. van Bijveld (exofficio)

1912-1913

6 B. Coops 1913-1920

7 S.A Reitsma 1920-1921

8 B. Coops 1921-1928

9 Ir. J.E.A van Volsogen Kuhr 1928-1934

10 Mr. J.M Wesselink 1934-1936

11 N. Beets 1936-1942

12 R.A Atmadinata 1942-1945

13 R. Siamsurizal 1945-1946

14 Ir. Ukar Bratakusumah 1946-1949

15 R. Enouch 1949-1956


(1)

(2)

3.2.7 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian bertempat di Pemerintah Kota Bandung, Dinas Komunikasi dan Informatika Jl. Wastukencana No.2 Bandung Jawa Barat Indonesia, Telp. (022) 4230393.


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai “Strategi Komunikasi Bidang Diseminasi Informasi Pemerintah Kota Bandung dalam Menyebarkan Informasi Pemerintah Kota Bandung Melalui Majalah Swara Bina Kota” maka peneliti menarik kesimpulan:

1. Dalam menyebarkan informasi kebijkan pemerintah kota Bandung, maka dapat diketahui tujuan yang diinginkan oleh bidang Diseminasi Informasi Pemerintah Kota Bandung, yakni memberikan informasi yang terkait mengenai kebijakan terbaru yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung Tujuannya telah terealisasikan yakni masyarakat Kota Bandung dapat memahami dan memahami kebijakan tersebut.

2. Rencana yang diinginkan yakni penerbitan dilakukan setiap tiga bulan sekali, penentuan tema, pemilihan berita, bahasa yang mudah dipahami dan melihat sasaran pembaca. Dengan begitu rencana yang dimiliki dapat terrealisasikan karena masyarakat tidak menemui kendala apapun dalam emmahami kebijakan melalui Swara Bina Kota.


(4)

3. Kegiatan yang dilakukan oleh Bidang Diseminasi Informasi yaitu meliput kegiatan yang terjadi di lingkup Pemerintah kota Bandung. Kebijakan yang berlandaskan atas undang-undnag yang berlaku melalui program-program-program yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah kota Bandung sehingga membuat SKPD (satuan kerja perangkat daerah) mengetahuinya, memilih berita, pencetakan tiga bulan sekali, dan pendistribusian kepada masing-masing SKPD (satuan kerja perangkat daerah).

4. Pesan yang digunakan majalah Swara Bina Kota termasuk pesan yang bersifat informasi yakni memberikan informasi kepada SKPD (satuan kerja perangkat daerah). Pesan persuasif yang bersifat membujuk dan memperngaruhi masyarakat untuk melakukan suatu perubahan pola pikir. Pesan yang dimuat menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

5. Strategi komunikasi Bidang Diseminasi Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung melalui majalah Swara Bina Kota tidak terlepas dari tujuan, rencana, kegiatan, dan pesan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan akhir yaitu dalam menyebarkan informasi kebijakan Pemerintah kota Bandung.

5.2 Saran

Mengingat bahwa sebuah penelitian harus mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuanmaupun instansi atau


(5)

pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Maka saran yang peneliti kemukakan setelah meneliti permasalahan ini adalah sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Instansi

1. Pendistribusian dilakukan dengan mengadakan pencatatan absensi pengambilan majalah Swara Bina Kota dari masing-masing SKPD. Agar SKPD mendapat majalah Swara Bina Kota secara rata, tidak adanya SKPD yang tidak memiliki media internalnya sendiri.

2. Melakukan pendistribusian majalah Swara Bina Kota secara serempak agar SKPD dapat mengetahui secara cepat mengenai berita terbaru, sehingga tidak adanya keterlambatan pendistribusian yang dilakukan.

3. Memperbanyak jumlah majalah yang diberikan dalam melakukan pendistribusian yang dilakukan pada acara sosialiasasi maupun acara yang diadakan oleh Pemerintah kota Bandung.

4. Bidang Diseminasi Informasi lebih aktif lagi dalam menyebarkan informasi kebijakan kota Bandung. Dengan begitu tidak hanya Dinas Komunikasi dan Informatika saja yang mencarikan berita, melainkan setiap SKPD yang ada di lingkup Pemerintah Kota bandung dapat memberikan berita mengenai Dinas-dinasnya masing-masing agar Dinas tersebut


(6)

menjadi lebih dikenal dan memberikan kesan yang baik di mata masyarakat.

5. Majalah Swara Bina Kota diperbanyak agar kegiatan pendistribusian majalah dilakukan ke semua daerah Kota Bandung, tidak hanya RT/RW setempat saja yang diberikan Majalah Swara Bina Kota agar dapat memberikan informasi yang seluas-luasnya.

6. Menyeimbangkan penggunaan media konvensional dan media online. Sehingga semakin dapat menyebarkan informasi secara serempak dan seluas-luasnya.

5.2.2 Bagi Peneliti Berikutnya

1. Memperdalam lagi penelitian mengenai penyebaran informasi yang dilakukan melalui media massa di lingkup Pemerintah Kota Bandung.

2. Lebih melakukan tindakan yang nyata selain meneliti, misalnya memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar mengetahui betapa pentingnya mengetahui kebijakan Pemerintah Kota Bandung.