Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

(1)

PENGARUH KERJASAMA PERTAHANAN DAN KEAMANAN AMERIKA SERIKAT-INDONESIA MELALUI INDONESIA-U.S.

SECURITY DIALOGUE (IUSSD) TERHADAP PENINGKATAN KAPABILITAS TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

EKA PRASETYO 44305002

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

BANDUNG 2009


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, serta ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena atas berkat, anugerah, bimbingan dan penyertaan-NYA yang tiada henti-hentinya sehingga peneliti dapat senantiasa memperoleh semangat, kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “Pengaruh Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Amerika Serikat-Indonesia melalui Indonesia-U.S Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)”.

Peneliti menyadari dengan sepenuhnya, bahwa, dalam skripsi ini banyak terdapat kekurangan, baik dalam segi penulisan dan pembahasan. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati peneliti menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam segi spiritual, moral dan material. Oleh karena itu, peneliti dengan segenap hati dan dengan segala hormat mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. J.M. Papasi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

2. Ibu Dr. Hj. Aelina Surya, selaku Pembantu Rektor III.

3. Bapak Andrias Darmayadi, S.IP., M.Si., selaku Ketua Prodi Ilmu Hubungan Internasional. Terima kasih atas bimbingan, pengetahuan, ilmu-ilmu dan canda tawa selama perkuliahan.


(3)

v

4. Ibu Yesi Marince, S.IP., M.Si., selaku Dosen Wali. Terima kasih bimbingan, pengetahuan, ilmu-ilmu yang diberikan kepada peneliti selama waktu kuliah, dan atas arahannya pada peneliti dalam mengambil judul skripsi ini.

5. Ibu Dewi Triwahyuni S.IP., M.Si., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan banyak masukan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas kesabaran dan canda tawa yang selalu ada di saat peneliti melaksanakan proses bimbingan.

6. Bapak H. Budi Mulyana, S.IP., dan Ibu Sylvia Octa Putri, S.IP., selaku Dosen-Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, UNIKOM, serta seluruh Dosen Luar Biasa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, UNIKOM. Terima kasih atas segala bimbingan, pengetahuan, dan ilmu-ilmu yang diberikan kepada peneliti selama masa kuliah.

7. Dwi Endah Susanti, S.E (Teh Uwi), selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, UNIKOM. Terima kasih atas kerjasama dan berbagai bantuan dalam hal administrasi pada peneliti.

8. Orang Tua peneliti. Terima kasih yang tidak akan pernah cukup atas doa, kasih sayang, semangat, arahan, dukungan moral dan materiil yang selalu diberikan kepada peneliti.

9. Keluarga besar dan adik-adik peneliti. Terima kasih atas semua dukungan dan doa yang diberikan, tanpa kalian peneliti tidak akan berhasil melangkah sampai di sini.


(4)

vi

10.Four Immortality. Terima kasih atas persaudaraan, suka duka, motivasi, tantangan dan kompetisi yang selalu kita utarakan dan lakukan sampai saat ini, kalian salah satu dari semua orang-orang terbaik yang peneliti miliki. 11.Semua Saudara Seperjuangan di HI UNIKOM. Terima kasih atas semua

suka duka, canda tawa, dan motivasi yang selalu menyertai peneliti selama masa kuliah dan penyusunan skripsi ini.

12.Kawan-kawan di HI UNIKOM. Terima kasih atas semua yang telah kalian berikan selama kuliah. Kalian semua adalah teman-teman yang sangat baik dan berharga bagi peneliti.

13.Heddelity. Terima kasih atas hal-hal gila yang kita lakukan saat manggung atau latihan. Hal tersebut memberikan peneliti semangat untuk lekas lulus dari bangku Perguruan Tinggi.

14.Para Broadcaster Wannabe Fikom UNPAD Jatinangor. Terima kasih telah mendengar segala keluh kesah peneliti dari awal sampai akhir dalam penyusunan skripsi ini.

15.Pinkynet. Terima kasih atas kemudahan yang selalu diberikan dari awal hingga akhir untuk penyusunan skripsi ini.

16.Si Item (A2001UA). Terima kasih atas kesetiaannya menemani peneliti dalam mencari data dan peristiwa-peristiwa yang mengingatkan peneliti akan filosofi sebenarnya dari “ugal-ugalan!!!”.

17.Lamb of God, Slipknot, Trivium, Pantera, Epica, Radiohead, Bon Jovi,


(5)

vii

dan pikiran peneliti dalam menyusun skripsi ini, inspirasi datang dari kalian semua.

18.Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran pengerjaan dan penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga Tuhan Yang Mahakuasa membalas semuanya dengan lebih baik dan sempurna. Semoga skripsi ini dapat menjadi sesuatu yang memiliki manfaat dan kegunaan bagi seluruh pihak yang membutuhkan dan memerlukannya, Amien.

Bandung, Juli 2009 Peneliti

Eka Prasetyo 44305002


(6)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 15

1.3 Pembatasan Masalah... 16

1.4 Perumusan Masalah... 16

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 17

1.5.1 Tujuan Penelitian... 17

1.5.2 Kegunaan Penelitian... 17

1.6 Kerangka Pemikiran, Hipotesis, dan Definisi Operasional... 18

1.6.1 Kerangka Pemikiran... 18

1.6.2 Hipotesis... 23

1.6.3 Definisi Operasional... 24

1.7 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... 26

1.7.1 Metode Penelitian... 26

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data... 27

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian... 27


(7)

ix

1.8.2 Waktu Penelitian... 28

1.9 Sistematika Penulisan... 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional... 31

2.1.1 Hubungan Bilateral... 33

2.2 Politik Luar Negeri... 34

2.3 Kerjasama Internasional... 36

2.4 Konsep Pertahanan dan Keamanan... 39

2.4.1 Kerjasama Pertahanan dalam Hubungan Internasional... 41

2.4.1.1 Power sebagai Aspek Pertahanan Militer... 43

2.4.2 Kerjasama Keamanan dalam Hubungan Internasional... 45

2.4.2.1 Security Dialogue... 46

2.5 Konsep Kapabilitas... 47

2.5.1 Kapabilitas Militer... 48

2.6 Konsep Pengaruh... 50

BAB III OBYEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Amerika Serikat-Indonesia... 54

3.1.1 Sejarah Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Amerika Serikat-Indonesia Pra Embargo Militer Amerika Serikat... 56

3.1.2 Pasca Embargo Militer Amerika Serikat... 59


(8)

x

3.2.1 Sejarah Awal Pembentukan IUSSD... 63

3.2.2 Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Indonesia-Amerika Serikat melalui IUSSD... 64

3.2.2.1 Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) ke I... 64

3.2.2.2 Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) ke II.... 65

3.2.2.3 Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) ke III... 66

3.2.2.4 Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) ke IV... 67

3.2.2.5 Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) ke V.... 67

3.2.2.6 Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) ke VI... 68

3.3 Gambaran Umum Postur Tentara Nasional Indonesia (TNI)... 69

3.3.1 Angkatan Laut... 74

3.3.2 Angkatan Udara... 80

3.3.3 Angkatan Darat... 85

3.4 Anggaran Pertahanan Tentara Nasional Indonesia (TNI)... 90

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Realisasi Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD)... 94

4.1.1 Dialog... 95

4.1.2 Latihan Bersama... 100

4.1.3 Bantuan Militer... 105

4.2 Kendala-kendala Dalam Merealisasikan Kesepakatan Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD)... 108

4.2.1 Penghentian Dana International Military Education and Training (IMET)... 108


(9)

xi

4.2.2 Embargo Militer Amerika Serikat... 110

4.2.3 Minimnya Anggaran Pertahanan Indonesia... 111

4.3 Evaluasi Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI).. 112

4.3.1 Struktur Pertahanan... 114

4.3.2 Modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista)... 117

4.3.3 Kesiapan dan Kemampuan Personil... 122

4.3.4 Pengendalian Kemampuan Angkatan Bersenjata... 125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 128

5.2 Saran... 131

5.2.1 Saran Teoritis... 131

5.2.2 Saran Praktis... 132

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR PUSTAKA... 134

LAMPIRAN 1... 141

LAMPIRAN 2... 143

LAMPIRAN 3... 147


(10)

ii

ABSTRAK

Eka Prasetyo. 44305002. Pengaruh Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Amerika Serikat-Indonesia melalui Indonesia-U.S Security Dialogue (IUSSD) terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI). Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia. Bandung. 2009.

TNI merupakan bagian pertahanan Indonesia dalam menghadapi bentuk gangguan dari dalam dan luar negeri. Tetapi akibat pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan TNI pada 1991 di Santa Cruz, Indonesia dikenai sangsi embargo militer oleh Amerika Serikat, sehingga TNI menghadapi kesulitan dalam meningkatkan kapabilitasnya dengan keadaan yang tidak memadai dari segi kemampuan ataupun Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista). Berdasarkan masalah tersebut, dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Pengaruh Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Amerika Serikat-Indonesia melalui Indonesia-U.S

Security Dialogue (IUSSD) terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional

Indonesia (TNI)?”.

Sebagai acuan terhadap masalah penelitian, dikemukakan teori-teori dan konsep-konsep seperti Hubungan Internasional, Hubungan Bilateral, Politik Luar Negeri, Kerjasama Internasional, Konsep Pertahanan dan Keamanan, Power,

Security Dialogue, Kapabilitas Militer, Konsep Kapabilitas dan Konsep Pengaruh.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Analisis, yaitu metode yang menggambarkan kenyataan dan situasi berdasarkan data yang satu dengan data yang lainnya berdasarkan pada teori dan konsep-konsep yang digunakan, maka hipotesis yang diambil sebagai berikut “Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Amerika Serikat-Indonesia melalui Indonesia-U.S

Security Dialogue (IUSSD) diaplikasikan melalui dialog, latihan bersama, dan

bantuan militer sehingga memberikan pengaruh terhadap peningkatan kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)”.

Berdasarkan perolehan dan pengolahan data, dari hipotesis di atas teruji bahwa IUSSD memiliki pengaruh dalam peningkatan kapabilitas TNI, baik Angkatan Laut, Angkatan Udara maupun Angkatan Darat, terutama peningkatan kemampuan teknis personil dan korps angkatan, tetapi IUSSD ini tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap keadaan Alutsista, karena Alutsista setiap angkatan masih berada di bawah standar ideal kebutuhan pertahanan Indonesia.


(11)

iii

ABSTRACT

Eka Prasetyo, 44305002. The Effect of USA-Indonesian Defense and Security Collaboration throughout Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) on Improvement of the Indonesian Armed Force (Tentara Nasional Indonesia/TNI) Capability. Department of International Relationship Sciences, Faculty of Social and Political Sciences, Computer University of Indonesia, Bandung, 2009.

The Indonesian Armed Force (Tentara Nasional Indonesia/TNI) is part of Indonesian defense in tackling with disturbances from domestic and foreign. However, as consequence from Human Rights violation conducted by TNI in Santa Cruz 1991, Indonesia was imposed with military embargo by United States of America, so that TNI face with difficulties in improving its capability with non adequate condition from capability aspect or Primary Weapon Systemic Instruments (Alat Utama Sistem Senjata/Alutsista). Based on such problems, it defined problem as following, “How is the Effect of USA-Indonesian Defense and Security Collaboration throughout Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) on Improvement of the Indonesian Armed Force (Tentara Nasional Indonesia/TNI) Capability?”.

As reference on problem of research, it is proposed some theories and concepts such as International Relation, Bilateral Relation, Foreign Politic, International Collaboration, Defense and Security Concepts, Power, Security Dialogue, Military Capability. Capability and Influence Concepts, The research methodology used in this research is a Descriptive Analytical method, namely, a method illustrating facts and situation based on one data with another data based on used theories and concepts, so that it will be made a hypothesis as follow, “U.S.-Indonesian Defense and Security Collaboration throughout Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) applied by dialogue, mutual training, dan military aids so they will provide some influence on improvement of the Indonesia Armed Force (Tentara Nasional Indonesia/TNI) capability”.

Based on data acquisition and processing, from the hypothesis above it tested that IUSSD has a specific influence on TNI capability improvement, both Navy. Air Force, or Army, especially in increasing of personnel technical ability and armed force corps, meanwhile TNI’s defense posture and Alutsista modernization gives not too significantly influence, because defense posture and number and condition of Alutsista in each armed forces are still under ideal Indonesia defense requirement standard.

Keywords: Collaboration, IUSSD, Indonesia Armed Force (Tentara Nasional Indonesia/TNI)


(12)

i

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA MAHASISWA : EKA PRASETYO

NIM : 44305002

PROGRAM STUDI : ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

JUDUL :

Disahkan:

Bandung, 19 Agustus 2009 Menyetujui,

Pembimbing

Dewi Triwahyuni, S.IP, M.Si NIP. 4127.35.32.007

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi

FISIP UNIKOM Ilmu Hubungan Internasional

Prof. Dr. J. M. Papasi Andrias Darmayadi, S.IP, M.Si

NIP. 4127.70.00.011 NIP. 4127.35.32.002

PENGARUH KERJASAMA PERTAHANAN DAN KEAMANAN AMERIKA SERIKAT-INDONESIA

MELALUI INDONESIA-U.S. SECURITY DIALOGUE

(IUSSD) TERHADAP PENINGKATAN KAPABILITAS TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI)


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Studi tentang Hubungan Internasional banyak diartikan sebagai suatu studi tentang interaksi antar aktor yang melewati batas-batas negara. The Dictionary of world Politics mengartikan Hubungan Internasional sebagai suatu istilah yang digunakan untuk melihat seluruh interaksi antara aktor-aktor negara dengan melewati batas-batas negara (Perwita dan Yani, 2005: 4).

Hubungan Internasional juga didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antar beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-negara, organisasi internasional, organisasi non pemerintah, kesatuan subnasional seperti birokrasi dan pemerintah domestik serta individu-individu. Tujuan dasar studi Hubungan Internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku para aktor negara maupun non-negara, didalam arena transaksi internasional. Perilaku ini bisa berwujud kerjasama, pembentukan aliansi, perang, konflik serta interaksi dalam organisasi internasional (Ma’soed; 1994: 28).

Berakhirnya masa Perang Dingin di dalam hubungan internasional, terjadi perubahan mendasar pada konstelasi politik secara global. Berpindahnya skematik politik dari sistem bipolar menjadi multipolar mengawali berbagai perkembangan di dalam hubungan internasional. Arah perubahan tersebut menyebabkan adanya tingkat interdependensi negara-negara di dunia, baik itu dalam masalah politik,


(14)

keamanan, ekonomi dan juga lingkungan hidup. Ketergantungan tersebut juga mengacu pada menguatnya dampak dari proses globalisasi yang berlangsung hingga saat ini.

Pertahanan suatu negara merupakan faktor utama dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Suatu negara tidak akan bisa menjaga eksistensinya dari ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri apabila belum mampu untuk mempertahankan diri dari ancaman tersebut. Oleh karena eratnya kaitan pertahanan negara dengan harkat dan martabat suatu bangsa, maka dengan adanya pertahanan negara yang memadai (Postur Pertahanan yang Kuat) akan membuat bangsa lain tidak memandang sebelah mata terhadap bangsa kita (http://www.tandef.net/pertahanan-negara-merupakan-cermin-dari-martabat-bang sa-dan-negara, diakses 2 Mei 2009).

Dengan era reformasi yang sedang dilaksanakan di Indonesia dan dengan keadaan luas wilayah Indonesia yang besar juga terdapat pulau-pulau kecil serta terdiri dari bermacam-macam suku, Indonesia mempunyai tantangan tersendiri dalam menjaga keutuhannya. Dilihat dari luas wilayah, Indonesia membutuhkan Angkatan Laut serta Angkatan Udara yang mampu menjaga wilayahnya agar tidak ada pihak yang mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mampu untuk mengatasi segala bentuk tindakan yang dapat memecah belah keutuhan negara (disintegrasi bangsa). TNI berperan penting dalam menjaga kedaulatan NKRI, oleh karena itu kemampuan atau kapabilitas TNI sebagai ujung tombak dalam memperkuat pertahanan dan keamanan NKRI harus ditingkatkan.


(15)

Dalam melakukan tugasnya untuk menjaga pertahanan dan keamanan NKRI, TNI dapat bekerjasama pula dengan rakyat, karena konsep utama strategi pertahanan adalah melakukan pembinaan dari rakyat sebagai unsur utama dari entitas bangsa tersebut.

Seperti yang dikutip dari tulisan Gogor Nurharyoko, dalam uraian ini dibahas konsep pertahanan nasional RI. Sistematis pertahanan RI harus disusun dalam urutan sebagai berikut.

1. Penumbuhan kesadaran rakyat dalam konteks pertahanan nasional. Hakekat ancaman keberadaan bangsa dan potensi-potensi ancaman tersebut khususnya bentuk, asal dan tujuannya dari ancaman-ancaman tersebut harus dibina dan ditanamkan pada seluruh rakyat. Hal ini bisa dicapai dengan penyuluhan lewat media-media pekabaran dan penerangan langsung lewat siaran radio, TV, pendidikan pentingnya kesadaran bela negara mulai dari SD hingga PTN.

2. Mengajak rakyat untuk ikut giat dalam formasi pertahanan itu sendiri dalam

arti yang sebenarnya. Di sini diusulkan untuk dibentuk dua jenis unsur pertahanan. Yang pertama adalah unsur pertahanan inti (central core-defence entity) yang berupa tentara profesional dan digaji pemerintah pusat dengan segala sarana dan prasarana pendukungnya. Yang ke-dua adalah unsur pertahanan teritorial (territorial defence entity) yang personilnya adalah rakyat yang berdinas secara periodik dan bersifat wajib dengan pembiayaan di serahkan pada pemerintah daerah. Kedua unsur pertahanan ini harus di koordinir dalam suatu format komando gabungan yang diatur secara sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah. Ada pun secara kematraan, unsur


(16)

pertahanan teritorial sesuai dengan namanya hanya akan mencakup satu matra, yakni matra darat sedangkan unsur pertahanan inti akan memiliki tiga matra yakni darat, laut dan udara.

3. Pembentukan dan pengorganisasian badan intelijen yang memadai dan ber

redundansi tinggi. Pada era informasi saat ini pengadaan badan intelijen yang berkemampuan seperti di atas sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Badan intelijen ini akan berfungsi untuk pendukung pengadaan data yang akurat guna pelaksanaan operasi operasi pertahanan baik yang akan dilakukan oleh unsur pertahanan inti maupun teritorial atau gabungan keduanya. Badan intelijen ini harus dipisahkan secara organisasi dari unsur-unsur pertahanan di atas akan tetapi harus diberikan mekanisme yang sedemikian sehingga bisa menjalankan tugasnya sebagai unsur pengadaan data pengedali operasi secara terintegrasi dalam sistim nasional pertahanan.

4. Kemandirian kemampuan sarana dan prasarana pertahanan. Khususnya

perlengkapan militer yang harus di usahakan untuk di buat sendiri di dalam negeri. Mulai dari yang sederhana seperti seragam dinas sampai alat-alat berat. Pencapaian tujuan ini bisa dilakukan dengan mulai membeli lisensi pembuatan perangkat militer dilanjutkan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan dengan melibatkan kerjasama unsur-unsur pemerintah, swasta dan universitas untuk alih teknologi pembuatan perangkat militer tersebut. Dalam konteks ini harus dibuat urutan peringkat. Peringkat pertama adalah kebutuhan pembentukan unit infanteri (contoh: seragam dinas, senjata serbu, radio taraf regu dan kompi, pengadaan jeep dan truk). Selanjutnya bisa


(17)

diteruskan ke pembuatan perangkat militer yang lain. Jika keuangan memungkinkan, maka bisa juga seluruh proses dilakukan sejajar.

5. Meningkatkan persahabatan dengan negara negara tetangga, khususnya di wilayah regional (ASEAN) dalam konteks ekonomi, perdagangan, industri dan kebudayaan. Dengan semikian akan tercapai suatu sikap saling mengerti, yang dapat mencegah konflik yang bisa berakibat negatif pada sistim nasional pertahanan RI. Pengadaan latihan bersama juga bisa dilakukan dengan intensif (http://www.ksatrian.or.id/kajian/hanri-3.htm, diakses 26 April 2009). Kebutuhan pertahanan dan keamanan Indonesia meliputi beberapa kekuatan, seperti kekuatan laut, kekuatan udara, kekuatan darat, badan intelijen pertahanan, dan jaringan pertahanan nasional (http://www.dephan.go.id/, diakses 26 Februari 2009). Seperti yang ditulis oleh Gogor Nurharyoko, berikut ini data tentang kapabilitas yang dimiliki TNI pada tahun 2002, kekuatan laut, fungsi utama kekuatan laut pada masa damai adalah mengamankan wilayah samudra serta menciptakan suasana keamanan yang kondusif untuk kegiatan ekonomi. Dalam keadaan perang kekuatan laut kita sedapat mungkin memiliki kemampuan untuk menahan serbuan musuh di laut dan jika perlu harus sanggup menumpas kekuatan musuh sebelum mendarat ke pantai pantai RI. Di sini konsep penghancuran kekuatan musuh akan dipusatkan pada konteks pertahanan pantai dalam artian empasisnya tetap pada proyeksi kekuatan yang terbatas. Dalam melaksanakan tugas tersebut kekuatan udara akan memberikan dukungan penuh pada kekuatan laut. Untuk pelaksanaan tugas tersebut dibutuhkan armada kapal perang dari kategori fregat dan perusak didukung oleh sejumlah besar kapal selam


(18)

pantai dan kapal penyerang cepat. Kekuatan laut juga harus dilengkapi dengan sejumlah kapal pengangkut pasukan dalam jumlah yang memadai untuk mendukung kelancaran operasi amfibi (http://www.ksatrian.or.id/kajian/hanri-1.htm, diakses 26 April 2009). Angkatan Laut (AL) Indonesia memiliki total 113 KRI (Kapal Republik Indonesia) meliputi kapal tempur, kapal patroli, dan kapal pendukung terdiri dari kapal yang berusia di bawah 10 tahun sampai di atas 30 tahun, kapal Fregat 35 tahun, korvet 22 tahun, kapal cepat torpedo 14 tahun, kapal selam 21 tahun (Kompas, 7 Oktober 2002). Selain kekuatan laut yang menjadi pertahanan Indonesia di bidang maritim, diperlukan juga kekuatan udara yang menjaga wilayah udara dan memonitor wilayah laut yaitu kekuatan udara, pada masa damai kekuatan udara akan berfungsi utama untuk mengamankan wilayah udara serta ikut memonitor wilayah lautan, berkoordinasi dengan kekuatan laut. Pada masa perang, kekuatan udara akan berfungsi untuk menghancurkan musuh di laut dalam rangka membantu kekuatan laut. Jadi di sini fungsi kekuatan udara sangat taktis dan tidak dimaksudkan untuk memiliki potensi proyeksi kekuatan yang besar. Kekuatan udara juga berfungsi sebagai sarana angkutan gerak cepat ke titik-titik konflik di seluruh wilayah nasional (http://www.ksatrian.or. id/kajian/hanri-1.htm, diakses 26 April 2009). Angkatan Udara (AU) Indonesia memiliki 222 pesawat terbang TNI AU, pesawat tempur 89 unit, radar pertahanan udara 16 unit (Kompas, 7 Oktober 2002). Tak lepas dari kekuatan laut dan udara, kekuatan darat juga sangat diperlukan untuk mempertahankan wilayah nasional dengan mendayagunakan seluruh potensi yang ada di dalam masing-masing wilayah dengan menjadikan rakyat sebagai unsur utama dalam pelaksanaan hal


(19)

tersebut. Kekuatan darat akan dibagi dalam dua formasi yakni kekuatan darat inti dan kekuatan darat teritorial. Penjelasan masing masing kekuatan adalah sebagai berikut. Kekuatan darat inti akan beranggotakan militer profesional yang dihasilkan melalui pendidikan militer yang dilola oleh pemerintah pusat. Anggota kekuatan darat inti akan dibekali dengan pengetahuan yang memadai untuk melakukan strategi dan taktik perang gabungan dengan melibatkan unsur-unsur kesenjataan darat, laut dan udara. Anggota pasukan darat inti harus memiliki kualifikasi untuk melaksanakan 4 jenis operasi yakni: operasi komando, operasi lintas udara, operasi amfibi dan operasi anti teroris. Kekuatan darat inti akan diperlengkapi dengan unsur infanteri yang tetap menjadi tulang punggungnya, lalu unsur artileri, unsur kavaleri dan unsur kavaleri udara. Kekuatan darat inti akan bertumpu pada suatu entitas tempur yang berdaya tahan tinggi, berdaya tembak tinggi dan mampu bergerak cepat (http://www.ksatrian.or.id/kajian/hanri-2.htm, diakses 26 April 2009). Angkatan Darat (AD) Indonesia memiliki kendaraan tempur jenis tank dan panser rata-rata di atas 40 tahun, tank Scorpion 16 tahun (Kompas, 7 Oktober 2002).

Dengan kondisi serba terbatas, kemampuan TNI mengantisipasi apalagi mengatasi ancaman yang mungkin muncul di kawasan Asia Pasifik agaknya meragukan. Sementara, angkatan perang kita masih tertatih-tatih untuk bangkit di bawah tekanan embargo Amerika Serikat dan keterbatasan anggaran dari negara, sejak awal tahun 1990-an negara-negara Asia Pasifik telah dan sedang meningkatkan kekuatan militernya. Negara-negara di kawasan diperkirakan telah membeli atau memproduksi dengan lisensi kurang lebih 3.000 pesawat militer,


(20)

termasuk di dalamnya 1.500 pesawat tempur (fighters and strike aircrafts) dan 400 kapal perang. Sejak tahun 1998 anggaran militer negara-negara kawasan menunjukkan peningkatan. Bahkan, dengan perhitungan dollar AS, Asia Timur meningkat dari 94,62 milyar dollar AS menjadi 108,73 milyar dollar AS, Asia Tenggara dari 12,6 milyar AS menjadi 14,26 milyar dollar AS, Asia Selatan dari 14,55 milyar dollar AS menjadi 19,59 milyar dollar AS. Menurut data

International Institute for Strategic Studies, 2000-2001 itu, pengecualian terjadi pada kawasan Australasia (Australia dan Selandia Baru), yang mengalami penurunan dari 7,98 milyar dollar AS menjadi 7,278 milyar dollar AS. Bandingkan dengan Indonesia yang anggaran pertahanannya hanya Rp 12.754,94 milyar atau hanya 3,71 persen dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Anggaran pertahanan Indonesia sebesar itu hanya cukup untuk membeli separuh kapal perusak USS Paul Hamilton milik AS. Jepang, memiliki enam buah kapal destroyer sejenis Paul Hamilton itu (Kompas, 7 Oktober 2002).

Sehubungan dengan semakin membaiknya hubungan Indonesia dan Amerika Serikat, kedua negara mengadakan Dialog Kerjasama Keamanan Amerika Serikat-Indonesia (Indonesia–U.S. Security Dialogue/IUSSD). Selain dialog, bentuk kerjasama juga dilakukan dalam latihan bersama dan bantuan militer. Dengan adanya hubungan bilateral dengan Amerika Serikat, membuka jalan bagi TNI untuk meningkatkan kapabilitasnya dalam berbagai sektor.

Tujuan dilaksanakan Indonesia–U.S. Security Dialogue adalah untuk membangun suatu saluran komunikasi dua arah antar Dephan dan institusi militer kedua negara, menciptakan sarana kepada pejabat pemerintah kedua negara untuk


(21)

dapat saling bertukar pandangan dalam lingkup yang luas mengenai strategi keamanan nasional dan pertahanan, adanya pemahaman yang lebih dalam tentang persepsi, konsepsi bahkan mengenai strategi keamanan nasional kedua negara, dan menghasilkan masukan-masukan yang positif bagi pemerintah masing-masing sebagai bahan untuk menentukan kebijakan politik selanjutnya, dalam dialog-dialog ini juga terungkap tentang adanya komitmen pemerintah Amerika Serikat untuk mendukung integritas wilayah NKRI dari Sabang sampai (Ditkersin Ditjen Strahan, November 2008, http://www.dephan.go.id/, diakses 26 Februari 2009).

Dapat dilihat dalam seminar se-Asia Pasifik di Surabaya yang dihadiri oleh Komandan Marinir AS Letjen Wallage Gregson yang datang sebagai pembicara. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari sejak 23 hingga 25 April 2002 itu dibuka oleh Komandan Korps Marinir TNI Mayjen TNI (Mar) Harry Triono, dia mengatakan, kegiatan itu merupakan gagasan dari Komandan Marinir AS untuk Kawasan Pasifik Letjen Earl B Hailston. Menurutnya, selain diikuti oleh 80 anggota Marinir TNI AL, kegiatan ini juga melibatkan pasukan Kostrad, Paskhas TNI AU dan Brimob masing-masing dua personel. Sedangkan peserta luar negeri berasal dari AS, Australia, Malaysia, dan Filipina (Republika, 24 April 2002).

Pada IUSSD I pada tanggal 24–25 April 2002 bertempat di Hotel Borobudur Jakarta. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mayjen TNI Sudrajat MPA, Dirjen Strahan Dephan dengan anggota sebanyak 43 orang terdiri dari unsur militer, polisi, sipil, diplomat dari Indonesia dan Amerika Serikat. Peserta dari Indonesia sebanyak 31 orang terdiri dari delegasi utama 17 orang dan delegasi pendukung 14 orang. Sedangkan delegasi AS dipimpin oleh Richard


(22)

Lawless, Deputy Assistant Secretary of Defence for Asian and Pacific Affairs

dengan anggota berjumlah 12 orang. Dalam dialog tersebut, Delegasi AS menyampaikan masalah Regional Security Situation, National Security Issues, DOD Strategy and Budget Formulation, Countering Terorism in the Pacific.

Sedangkan Delegasi Indonesia menyampaikan masalah Regional Security Situation, Indonesia Security Issues, Masalah Piracy, Masalah New Paradigm and Internal Reform of TNI (Ditkersin Ditjen Strahan, November 2008, http://www.dephan.go.id/, diakses 26 Februari 2009).

Semenjak IUSSD I tersebut, upaya Indonesia dalam Reformasi TNI dan untuk mengantisipasi situasi keamanan yang masih rawan konflik antar negara di kawasan didukung Amerika Serikat.

Dialog kerjasama keamanan Amerika Serikat-Indonesia (IUSSD) telah dilaksanakan enam kali mulai dari tahun 2002-2008, ilustrasi pelaksanaannya ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Jadwal IUSSD yang telah dilaksanakan

IUSSD Waktu Tempat

IUSSD I 24 – 25 April 2002 Hotel Borobudur, Jakarta, Indonesia

IUSSD II 22-23 April 2004

Departemen Pertahanan AS, Pentagon,

Washington D. C. , Amerika Serikat

IUSSD III 2-3 Agustus 2005

Timor Room, Hotel Borobudur, Jakarta, Indonesia

IUSSD IV

Sesi Pertama: 24-25 April 2006

Sesi Kedua: 26 – 27 April 2006

National Defence University, Washington D. C. Amerika Serikat


(23)

IUSSD V 18-19 April 2007 Departemen Pertahanan, Jakarta, Indonesia IUSSD VI 15-16 April 2008 Washington D.C., Amerika Serikat sumber: Ditkersin Ditjen Strahan, November 2008

Hubungan kerjasama pertahanan RI-AS telah kembali dibuka pada 2004 dengan dilaksanakannya pertemuan Indonesian-United State Security Dialogue

(IUSSD) IV di Washington DC. Pada pertemuan itu, disepakati pelaksanaan

Bilateral Defence Dialogue (USIBDD) yang terhenti sejak 1998. Dalam forum dialog keempat USIBDD di Jakarta pada 2004, disepakati untuk membentuk enam kelompok kerja yang akan mewadahi kerjasama dalam bidang intelijen, latihan, pendidikan, logistik, komunikasi serta sains dan teknologi pertahanan. Sedangkan pada pertemuan USIBDD ke-5 di Hawaii, kedua pihak sepakat untuk mengurangi jumlah kelompok kerja dari enam menjadi empat, yang meliputi bidang Intelligent Working Group (IWG), Training Events Working Group

(TEWG), Logistics and Security Assistance Working Group (LSAWG) dan

Education and Specific Programms Working Group (ESPWG). Pengurangan itu, tidak berarti AS membatasi jumlah program yang diberikan kepada RI, melainkan pemadatan dari program yang sebelumnya telah diberikan. Amerika Serikat dan Indonesia sepakat untuk mengadakan kerjasama military – to military antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Komando Asia Pasifik Amerika Serikat (US Pasific Command/USPACOM). Pasca Embargo, TNI-USPACOM Fokuskan Kerjasama Pendidikan dan Latihan. Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Komando Asia Pasifik Amerika Serikat (US Pasific Command/USPACOM) memfokuskan kerjasama bidang pelatihan dan pendidikan bagi para perwira,


(24)

dalam program kerjasama pertahanan TNI-USPACOM Tahun Anggaran (TA) 2006. Pada TA 2006 kerjasama antara TNI dan USPACOM meliputi 174 kegiatan, ke-174 kegiatan itu dilakukan oleh keempat kelompok kerja (working group) yang berada di bawah panitia kerja eksekutif (executive working committee/EWC), yang meliputi pendidikan dan latihan intelijen (tiga kegiatan), logistik dan bantuan keamanan (empat kegiatan), training events working group

(42 kegiatan) serta education and specific programm sebanyak 125 kegiatan. Seluruh kegiatan itu ada yang dilakukan di Indonesia, Selandia Baru, AS dan negara lain. Keseluruhannya ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan keahlian prajurit dan perwira TNI, baik di tataran taktis, strategis, logistik dan operasional (http://www.tni.mil.id/news.php?q=dtl&id=113012006115459, diak ses 29 Maret 2009).

Berikut beberapa poin singkat menyangkut pertahanan dan keamanan dalam IUSSD I-IUSSD VI:

1. Indonesia menyampaikan masalah dalam negeri dan menyampaikan kendala serta upaya mengatasi masalah tersebut. Delegasi AS menjelaskan tentang perubahan strategi Dephan dan Angkatan Bersenjata AS dalam menyikapi perubahan situasi keamanan dunia, serta implikasinya terhadap negara-negara di Asia.

2. Delegasi R.I. menyampaikan penjelasan tentang pembajakan di laut wilayah RI beserta upaya yang telah diambil untuk menanggulanginya, dan tentang Reformasi TNI. Delegasi AS menjelaskan tentang kebijakan AS dalam bidang kontra terorisme.


(25)

3. Delegasi kedua negara sepakat bahwa dialog sangat penting artinya sebagai pilar bertumpunya hubungan antar Indonesia dan AS. Disamping itu juga disepakati untuk meningkatkan frekwensi komunikasi antara Menhan kedua negara dan juga antara perwakilan masing-masing Menhan.

4. Pihak AS menjelaskan fungsi-fungsi TNI.

5. Delegasi Indonesia mengharapkan agar pihak AS dapat mengirimkan sejumlah peralatan militer milik TNI.

6. Delegasi Indonesia mengharapkan agar AS dapat memberikan bantuan untuk peningkatan kemampuan TNI dalam konteks Peacekeeping Operations.

Delegasi AS menyampaikan agar pihak Indonesia mengajukan surat permohonan ke pihak AS untuk diproses.

7. Kerjasama International Military Education and Training (IMET), Foreign Military Financing (FMF), dan Foreign Military Sales (FMS).

8. Pihak Indonesia menginginkan penambahan jumlah dana (Program IMET). 9. Delegasi AS menyatakan bahwa pada saat ini (Tahun Anggaran 2006) telah

tersedia dana untuk membantu Indonesia membeli peralatan atau pelatihan sekitar $US 1 M untuk TNI melalui program FMF; serta merencanakan untuk mengajukan kepada kongres dana anggaran untuk TNI untuk TA 2007 sekitar $US 6.5 M, yang umumnya diperuntukkan bagi kebutuhan keamanan maritim.

10. Security Assistance Program (FMS/FMF/IMET/EDA/1206) Overview, yang menawarkan berbagai program bantuan keamanan yang akan membantu TNI dalam mengembangkan kemampuan atau dalam profesional TNI.


(26)

11. Re-engagement TNI (termasuk Komando Pasukan Khusus). Dalam kerangka peningkatan kerja sama kedua negara (Ditkersin Ditjen Strahan, November 2008, http://www.dephan.go.id/, diakses 26 Februari 2009).

Hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat yang dibangun atas dasar saling menghormati dan kemitraan yang sejajar merupakan kepentingan nasional kedua negara. Kedua negara bertekad untuk memperdalam serta memperkuat hubungan yang penting ini dan bekerjasama guna mewujudkan perdamaian serta kemakmuran dunia (http://www.deplu.go.id/?press_id=192, diakses 26 Februari 2009).

Dari pemaparan diatas maka peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul: “Pengaruh Kerjasama Pertahanan Dan Keamanan Amerika

Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap

Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)“.

Ketertarikan peneliti terhadap penelitian ini didukung oleh beberapa mata kuliah Ilmu Hubungan Internasional yaitu antara lain seperti:

1. Pengantar Hubungan Internasional, merupakan peletak dasar bagi penelitian yang akan dilakukan, terkait hubungan para aktor yang melewati batas-batas negara.

2. Politik Internasional, karena fokus studi dari permasalahan yang akan diteliti menyangkut keterhubungan pemerintahan suatu negara dengan negara lain yang didalamnya dilibatkan peranan aktor non-negara, terkait dalam memperjuangkan kepentingan (interest) dan kekuasaan (power).


(27)

3. Politik Luar Negeri RI, dalam kaitannya dengan kebijakan luar negeri Indonesia dalam berinteraksi dengan negara lain.

4. Diplomasi HI di Amerika Serikat, yang menguraikan fakta-fakta sejumlah diplomasi yang terkait serta berbagai perkembangan yang sudah atau masih berlangsung dewasa ini di kawasan Amerika.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yaitu merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah, dimana suatu objek dalam suatu sistem tertentu dapat kita kenali sebagai masalah. Identifikasi masalah sendiri bisa dikatakan sebagai adanya upaya untuk menjelaskan suatu fenomena pada situasi tertentu (Suriasumantri, 1998 : 309).

Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Mengapa Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) diadakan?

2. Bagaimana kondisi kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebelum IUSSD dilaksanakan?

3. Kesepakatan apa saja yang dibuat dalam IUSSD?

4. Kendala-kendala yang muncul dalam merealisasikan kesepakatan dalam IUSSD.

5. Bagaimanakah peningkatan kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI) pasca dilaksanakannya IUSSD?


(28)

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan suatu upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk kedalam lingkup permasalahan dan faktor mana saja yang tidak (Suriasumantri, 1998 : 311).

Peneliti menganalisis kerjasama pertahanan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia melalui IUSSD sebagai objek penelitian. Dengan mengambil ruang lingkup dalam IUSSD dan apa saja yang dihasilkan, terutama masalah dana dan Alutsista TNI dalam kurun waktu 2002-2008.

Pada tahun 2002 IUSSD pertama dilaksanakan dan 2008 merupakan pelaksanaan IUSSD yang terakhir, yang mana dalam kerjasama tersebut terdapat program-program yang dihasilkan atau dilanjutkan, serta kendala-kendala dalam merealisasikan hasil kerjasama tersebut dalam upaya meningkatkan kapabilitas TNI.

1.4 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dibahas, peneliti dapat menemukan garis besar permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Sehingga masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

”Bagaimana Pengaruh Kerjasama Pertahanan Dan Keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD)


(29)

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui alasan diadakannya IUSSD.

2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebelum IUSSD dilaksanakan.

3. Untuk mengetahui kerjasama apa saja yang dibuat dalam IUSSD.

4. Untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI) pasca dilaksanakannya IUSSD.

1.5.2 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Kegunaan Teoritis, untuk memperkaya khasanah pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kerjasama pertahanan dan keamanan, khususnya kerjasama pertahanan dan keamanan Indonesia-Amerika Serikat dan memberikan wawasan lebih mendalam tentang pengaruhnya terhadap peningkatan kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI).

2. Kegunaan Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan tambahan informasi dan pembelajaran bagi para penstudi masalah-masalah internasional khususnya yang terkait dengan topik penelitian yang dibahas kali ini, dan khususnya dapat berguna juga bagi peneliti sendiri untuk menambah informasi dan pengetahuan permasalahan internasional.


(30)

1.6 Kerangka Pemikiran, Hipotesis, dan Definisi Operasional 1.6.1 Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya Hubungan Internasional merupakan interaksi antar aktor suatu negara dengan negara lainnya. Pada kenyataannya Hubungan Internasional tidak terbatas hanya pada hubungan antar negara saja, tetapi juga merupakan hubungan antar individu dengan kelompok kepentingan, sehingga negara tidak selalu sebagai aktor utama tetapi merupakan aktor yang rasional yang dapat melakukan hubungan melewati batas negara.

Hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia merupakan salah satu contoh dari sekian banyak fenomena yang terjadi dalam Hubungan Internasional, aktor Hubungan Internasional bisa saja merupakan aktor negara atau aktor non-negara, diungkapkan oleh Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional:

“Hubungan Internasional didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antar beberapa faktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-negara, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, kesatuan sub-nasional seperti birokrasi dan pemerintah domestik serta individu-individu” (2005: 4).

Interaksi juga bisa dilakukan antara dua negara untuk memenuhi kepentingan masing-masing. Hubungan antara Amerika Serikat dengan Indonesia yang telah terjalin setelah Indonesia merdeka dulu, merupakan salah satu bentuk dari hubungan yang melewati batas-batas negara yang dijalin antara dua negara yang bertujuan untuk memenuhi kepentingannya masing-masing.

Hubungan antara Amerika Serikat dengan Indonesia disebut sebagai hubungan diantara dua pihak yang saling memberikan respon, atau hubungan


(31)

bilateral. Pengertian hubungan bilateral diungkapkan oleh Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional sebagai berikut:

“hubungan bilateral keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadinya hubungan timbal balik antara dua pihak” (2005:42).

Hubungan bilateral Indonesia dengan Amerika merupakan hubungan bilateral yang istimewa. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kesamaan dan perbedaan antara Indonesia dan Amerika Serikat yaitu keduanya memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa dan memiliki angkatan kerja yang meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu luas wilayah kedua negara juga sangat besar. Ada tiga masalah strategik peningkatan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang keamanan, yaitu internal stability dan civil security, counter terrorism dan maritime security. Amerika mendorong Indonesia untuk melaksanakan kebijakannya dan Amerika membantu Indonesia dalam bidang manajemen dan governance (http://www.lan-makassar.info/dokumen/Hub%20Ri-%20USA%20paper.pdf, diakses 13 Mei 2009).

Dalam menjalin suatu interaksi antar negara tidak bisa lepas dari politik luar negeri, dimana pada hakekatnya politik luar negeri bertujuan untuk meraih

national interest yang ingin dicapai oleh suatu negara diluar batas negaranya. Tak terkecuali hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia yang memiliki tujuan bagi kepentingan nasionalnya masing-masing. Dan pengertian politik luar negeri diungkapkan oleh Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional sebagai berikut:


(32)

“politik luar negeri itu pada dasarnya merupakan “action theory”, atau kebijaksanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai suatu kepentingan tertentu. Secara umum, politik luar negeri (foreign policy) merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional” (2005: 47).

Dalam usaha sebuah negara untuk menyelesaikan suatu masalah yang bersifat regional maupun internasional bisa diselesaikan bersama dengan kerjasama, dalam kerjasama ini terdapat kepentingan-kepentingan nasional yang bertemu dan tidak bisa dipenuhi di negaranya sendiri. Kerjasama menurut Holsti:

“Kerjasama yaitu proses-proses dimana sejumlah pemerintah saling mendekati dengan penyelesaian yang diusulkan, merundingkan atau membahas masalah, mengemukakan bukti teknis untuk menyetujui satu penyelesaian atau lainnya, dan mengakhiri perundingan dengan perjanjian atau perundingan tertentu yang memuaskan kedua belah pihak” (1988: 209).

Dan Kerjasama Internasional menurut Kartasasmita dijelaskan dalam bukunya Administrasi Internasional sebagai berikut:

"kerjasama internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya hubungan interdependensi dan bertambahnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional (1997: 19).

Indonesia merasa perlu bekerjasama dengan Amerika Serikat untuk mendapatkan bantuan dalam upaya meningkatkan kapabilitas TNI sebagai salah satu pihak utama dalam bidang pertahanan dan keamanan, dan Amerika Serikat perlu membantu karena Indonesia merupakan negara yang memiliki peran bagi eksistensi Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara. Kerjasama tersebut juga merupakan langkah untuk mempererat hubungan kedua negara.


(33)

Hubungan bilateral yang dijalin Amerika Serikat dengan Indonesia dalam penelitian ini adalah tentang pertahanan dan keamanan. Pengertian Pertahanan nasional yang dikutip dari www.dephan.go.id adalah :

“1) Segala usaha untuk mencegah dan menangkis lawan, melindungi dan membela kepentingan nasional terhadap segala macam paksaan dengan kekerasan dan serangan dari pihak lain. 2) Kekuatan, kemampuan, daya tahan, dan keuletan yang menjadi tujuan suatu bangsa untuk menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar ataupun dari dalam, yang secara langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara” (http://www.dephan.go.id /modules.php?name=Sections&op=viewarticle&artid=54, diakses 29 Maret 2009).

Sedangkan konsep keamanan seperti yang dikutip dari Encyclopedia of the Social Sciences oleh Dr. Kusnanto Anggoro dalam Makalah Pembanding Seminar Pembangunan Hukum Nasional VllI didefinisikan sebagai berikut:

“kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai-nilai internalnya dari ancaman luar" (2003: 2).

Salah satu wujud kerjasama pertahanan dan keamanan antara Amerika Serikat-Indonesia adalah dengan mengadakan Security Dialogue, yang dimaksudkan agar kedua negara bisa berkomunikasi tentang berbagai masalah dalam bidang pertahanan dan keamanan, dan bisa menentukan langkah yang akan ditempuh guna menyelesaikan masalah selanjutnya. Konsep Security Dialogue

dijelaskan oleh J. Peter Burgess sebagai berikut:

“mengamati dan meninjau secara penuh rencana jurnal internasional serta mencari cara untuk mengkombinasikan analisis teori kontemporer dengan tantangan kebijakan publik dalam pembelajaran tentang keamanan yang berseberangan. Oleh karena itu, konsep keamanan harus dilihat dan dituangkan kembali melalui pendekatan atau metodologi baru” (http://www.prio.no/ Research-and-Publications/Security-Dialogue/, diakses 29 Maret 2009).


(34)

Sementara kapabilitas TNI merupakan kemampuan yang dimiliki TNI sebagai ujung tombak pertahanan dan keamanan negara, dan harus ditingkatkan agar dapat terus mendukung kedaulatan NKRI serta untuk menanggulangi segala gangguan keamanan yang berasal dari dalam dan luar negeri atau kawasan. Definisi kapabilitas dalam www.TheFreeDictionary.com diartikan sebagai berikut:

“bakat atau kemampuan yang memiliki potensi untuk digunakan atau dikembangkan” (http://www.thefreedictionary.com/capa bility, diakses 16 Mei 2009).

Dalam hal ini, kapabilitas yang dimaksud adalah kapabilitas militer. Kapabilitas militer suatu negara dapat dikembangkan terus sesuai dengan perkembangan yang terjadi di dunia. Seperti TNI, baik Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Darat dapat terus dikembangkan kemampuan personil, jumlah Alutsista maupun anggaran pertahanannya. Dijelaskan juga dalam

www.TheFreeDictionary.com, kapabilitas militer dijelaskan sebagai berikut: “Kemampuan untuk mencapai tujuan perang yang tepat sasaran (memenangkan perang atau pertempuran, menghancurkan sasaran). Hal ini termasuk ke dalam empat komponen utama.

(1) Struktur pertahanan, jumlah personil, ukuran pasukan, dan komposisi unit yang terdiri dari beberapa divisi kekuatan pertahanan, seperti angkatan laut dan angkatan udara. (2) Modernisasi, kekuatan kecanggihan secara teknis, pasukan, sistem persenjataan, dan perlengkapan. (3) Kesiapan Pasukan, kesiapan untuk menyediakan kapabilitas yang diperlukan oleh komandan pasukan untuk menjalankan tugas yang diberikan. Hal ini berdasarkan dari kemampuan setiap personil yang telah dirancang untuk hasil yang diinginkan. (4) Pengendalian, kemampuan untuk mengatur tingkatan yang diperlukan dan durasi aktifitas operasional untuk mencapai tujuan militer. Pengendalian adalah fungsi untuk menyediakan dan menjaga tingkat kesiapan pasukan, material, dan keperluan yang dipakai untuk mendukung kebutuhan militer” (http://www. thefreedictionary.com /military+capability, diakses 16 Mei 2009).


(35)

Dengan pengertian tadi, kapabilitas TNI menjadi suatu modal yang harus terus ditingkatkan agar sesuai dengan perkembangan atau dinamisasi yang terjadi dalam perpolitikan dunia maupun keadaan dalam negeri Indonesia sendiri.

Amerika Serikat berperan dalam memberikan pengaruhnya terhadap kehidupan politik Indonesia, tak terkecuali dalam kerjasama pertahanan dan keamanan untuk meningkatkan kapabilitas TNI, menurut Holsti dalam buku

Pengantar Ilmu Hubungan Internasional karangan Perwita dan Yani konsep pengaruh didefinisikan sebagai:

“Kemampuan pelaku politik untuk mempengaruhi tingkah laku orang dalam cara yang dikehendaki oleh pelaku tersebut. Konsep pengaruh merupakan salah satu aspek kekuasaan yang pada dasarnya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan” (2005 : 31).

Kerjasama pertahanan dan keamanan tersebut memiliki pengaruh yang dengan adanya dialog, latihan bersama kedua negara, dan bantuan yang diberikan Amerika Serikat terhadap TNI. Indonesia dan Amerika Serikat sama-sama memperoleh keuntungan bagi kepentingan masing-masing, Indonesia bagi pertahanan dan keamanannya dan Amerika Serikat bagi eksistensinya di kawasan.

1.6.2 Hipotesis

Pengertian hipotesis sendiri yaitu bisa diartikan sebagai jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan, dimana materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berfikir yang dikembangkan (Suriasumantri, 1998: 312).


(36)

Berdasarkan atas penjelasan yang terdapat dalam identifikasi masalah, pembatasan masalah serta kerangka pemikiran, maka peneliti menarik hipotesis sebagai berikut:

“Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Indonesia-Amerika Serikat melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) diaplikasikan melalui

dialog, latihan bersama, dan bantuan militer sehingga memberikan pengaruh terhadap peningkatan kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)”.

1.6.3 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan serangkaian prosedur yang mendeskripsikan kegiatan yang harus dilakukan kalau kita hendak mengetahui eksitensi empiris atau derajat eksistensi suatu konsep dijabarkan. Dengan demikian definisi operasional merupakan jembatan antara tingkat konseptual teoritis dengan tingkat observasional-empiris. Definisi ini mengatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus diamati untuk membawa fenomena yang didefinisikan itu kedalam jangkauan pengalaman inderawi peneliti yang bersangkutan (Mas’oed, 1994: 100).

Berdasarkan hipotesis yang telah diselesaikan oleh peneliti maka definisi operasional dari hipotesis atas “Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Indonesia-Amerika Serikat melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) diaplikasikan melalui dialog, latihan bersama, dan bantuan militer sehingga memberikan


(37)

pengaruh terhadap peningkatan kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

adalah sebagai berikut :

1. Dialog yang dilaksanakan Indonesia dan Amerika Serikat merupakan langkah kedua negara untuk melanjutkan kerjasama yang terhenti sejak peristiwa berdarah di Santa Cruz, Timor Timur tahun 1991. Dialog ini bertujuan membangun suatu saluran komunikasi dua arah antar Departemen Pertahanan dan institusi militer kedua negara, menciptakan sarana kepada pejabat pemerintah kedua negara untuk dapat saling bertukar pandangan dalam lingkup yang luas mengenai strategi keamanan nasional dan pertahanan, adanya pemahaman yang lebih dalam tentang persepsi, konsepsi bahkan mengenai strategi keamanan nasional kedua negara, dan menghasilkan masukan-masukan yang positif bagi pemerintah masing-masing sebagai bahan untuk menentukan kebijakan politik selanjutnya.

2. Latihan bersama merupakan salah satu realisasi dari dialog yang diadakan Indonesia dan Amerika Serikat, latihan bersama ini membantu meningkatkan kemampuan teknis personil TNI. Indonesia juga mengikuti latihan bersama dengan peserta negara lain yang diadakan Amerika Serikat, latihan tersebut meliputi latihan kesigapan dan kerjasama di laut, latihan bantuan bencana alam.

3. Bantuan militer merupakan realisasi yang diberikan kepada militer Indonesia. Militer Indonesia mendapatkan dana bantuan dari Amerika Serikat melalui program IMET dan FMF. Dana bantuan militer ini dipergunakan untuk mendukung proses pendidikan personil TNI dan pembelian perlengkapan


(38)

militer, meskipun bantuan militer melalui kedua program ini pernah dihentikan, tetapi pada tahun 2002 bantuan militer melalui program IMET dipulihkan kembali dan pada tahun 2006 bantuan militer melalui program FMF dibuka kembali.

4. Kerjasama Amerika Serikat-Indonesia melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) yang diadakan semenjak tahun 2002 sampai 2008 menjadi usaha kedua negara untuk saling bertukar pandangan dan informasi seputar masalah keamanan untuk menentukan langkah kebijakan politik selanjutnya. Dialog ini rutin diadakan oleh kedua negara setahun sekali dengan lokasi dan waktu yang bergantian.

5. Untuk meningkatkan kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI), Indonesia memanfaatkan hubungan yang telah terjalin dengan Amerika Serikat dengan mengadakan kerjasama antar institusi militer yaitu dengan mengadakan dialog keamanan, yang selanjutnya diaplikasikan dalam program latihan bersama dengan militer Amerika Serikat dan bantuan militer yang diberikan terhadap TNI dari Amerika Serikat. Hal tersebut menjadi pendorong bagi TNI untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam pertahanan dan keamanan.

1.7 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1.7.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang menjelaskan hubungan kausalitas antara variabel yang ada lewat studi literatur dan tinjauan pustaka.


(39)

Metode deskriptif analitis adalah suatu metode untuk menggambarkan kenyataan dan situasi berdasarkan data yang satu dengan data yang lain berdasarkan pada teori dan konsep-konsep yang digunakan (Bailey, 1987 : 38). Sedangkan jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dimana peneliti menjelaskan permasalahan berdasarkan data yang dikumpulkan, disusun dan kemudian di analisa.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penyusunan Skripsi ini yaitu dengan menggunakan studi dokumen, yaitu dimana peneliti menggunakan data yang berasal dari referensi perpustakaan, internet dan jurnal-jurnal yang berkaitan.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.8.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa perpustakaan, antara lain: 1. Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia, Bandung. 2. Perpustakaan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. 3. Perpustakaan Pusat Universitas Padjadjaran Bandung, Bandung.

4. Perpustakaan Pusat Kajian Wilayah Amerika Serikat Universitas Indonesia, Jakarta.


(40)

1.8.2 Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan oleh peneliti untuk pra penelitian (tahap pengenalan, pemahaman dan pendalaman masalah) yaitu dimulai sejak bulan Februari 2009 dan direncanakan selesai pada bulan Juli 2009. Untuk mengetahui lebih jelasnya, peneliti membuat Time Schedule untuk rencana kegiatan penelitian ini.

Tabel 1.2 Bagan Time Schedule

Maret April Mei Juni Juli Agust N

o

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

Judul

2 ACC Judul 3 Bimbingan 4 ACC UP 5 Sidang UP 7 Penelitian 8 Sidang Skripsi 9 Wisuda

Sarjana

1.9 Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri dari lima bab. Setiap bab terdiri dari beberapa sub-bab yang disesuaikan dengan pembahasan yang dilakukan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I : Merupakan Bab Pendahuluan yang berisikan pemaparan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka penelitian, hipotesis dan definisi operasional, metodologi penelitian,

Waktu Kegiatan


(41)

juga dilengkapi dengan teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Merupakan Bab Tinjauan Studi Pustaka yang memuat pendekatan, teori dan konsep dalam studi Hubungan Internasional yang relevan untuk menganalisis permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hubungan Internasional, Hubungan Bilateral, Politik Luar Negeri, Kerjasama Internasional, Konsep Pertahanan dan Keamanan, Power,

Security Dialogue, Konsep Kapabilitas, Kapabilitas Militer, Dan Konsep Pengaruh.

Bab III : Objek Penelitian, pada bab ini membahas objek-objek penelitian yang terdapat pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui

Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)”, objek penelitiannya meliputi Sejarah Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Amerika Serikat-Indonesia Pra Embargo Militer Amerika Serikat, Pasca Embargo Militer Amerika Serikat, IUSSD I - IUSSD VI, Postur TNI, dan Anggaran Pertahanan.

Bab IV : Pembahasan, pada bab ini berisi mengenai pembahasan tentang penelitian yaitu bagaimana pengaruh kerjasama pertahanan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) terhadap peningkatan kapabilitas Tentara


(42)

Nasional Indonesia (TNI). Pembahasannya meliputi Realisasi IUSSD, Kendala-kendala Dalam Merealisasikan IUSSD, Evaluasi Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia.

Bab V : Merupakan bab Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan merupakan akhir dari proses penelitian yang telah dilakukan yang menunjukkan apakah hipotesis yang telah disusun dapat diterima atau ditolak. Saran berisikan usulan-usulan bagi peneliti yang berminat untuk menggali lebih jauh mengenai objek penelitian yang serupa.


(43)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hubungan Internasional

Dewasa ini Hubungan Internasional merupakan disiplin atau cabang ilmu pengetahuan yang sedang tumbuh. Kalau kita mengatakan sesuatu yang sedang tumbuh, maka ini menunjukkan suatu hal yang ada dalam proses. Proses ini pula mengandung arti sedang berkembang dan sekaligus menunjukkan bahwa bentuk finalnya belum tercapai.

Sebagai konsep, Hubungan Internasional sering didefinisikan sebagai aktivitas manusia dimana individu dan kelompok dari satu negara berinteraksi secara resmi ataupun tidak resmi dengan individu atau kelompok dari negara lain. Hubungan Internasional tidak hanya melibatkan kontak fisik secara langsung, tetapi juga transaksi ekonomi, penggunaan kekuatan militer dan diplomasi, baik secara publik maupun pribadi. Studi Hubungan Internasional ditunjukkan oleh aktivitas-aktivitas yang beragam, seperti perang, bantuan kemanusiaan, perdagangan dan investasi internasional, pariwisata bahkan olimpiade (Lopez dan Stohl, 1989:3).

Pada dasarnya Hubungan Internasional merupakan interaksi antar aktor suatu negara dengan negara lainnya. Pada kenyataannya Hubungan Internasional tidak terbatas hanya pada hubungan antar negara saja, tetapi juga merupakan hubungan antar individu dengan kelompok kepentingan, sehingga negara tidak


(44)

selalu sebagai aktor utama tetapi merupakan aktor yang rasional yang dapat melakukan hubungan melewati batas negara.

Dalam interaksi tersebut sering timbul berbagai masalah, oleh karena itu maka hubungan internasional perlu untuk dipahami dan dipecahkan dalam bentuk studi. Studi hubungan internasional itu sendiri dengan demikian merupakan suatu studi tentang interaksi yang terjadi diantara negara-negara berdaulat di dunia atau merupakan studi tentang para pelaku bukan negara atau non-state aktor yang perilakunya mempunyai pengaruh dalam kehidupan negara berbangsa.

Hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia merupakan salah satu contoh dari sekian banyak fenomena yang terjadi dalam Hubungan Internasional, aktor hubungan internasional bisa saja merupakan merupakan aktor negara atau juga aktor non-negara, seperti yang diungkapkan oleh Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional:

“Hubungan Internasional didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antar beberapa faktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-negara, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, kesatuan sub-nasional seperti birokrasi dan pemerintah domestik serta individu-individu” (2005: 4).

Studi hubungan internasional merupakan sebuah bidang studi yang dinamis. Penyebabnya adalah dinamika yang terjadi dalam sistem internasional itu sendiri. Hubungan-hubungan atau interaksi antar negara merupakan hal yang paling mendasar dalam hubungan internasional, hal ini dapat dipertegas dengan


(45)

melihat definisi dari hubungan internasional, yakni hubungan internasional mengacu pada semua bentuk interaksi antara anggota masyarakat yang berlainan, baik disponsori pemerintah maupun tidak.

Menurut Teuku May Rudy dalam bukunya Teori, Etika dan Kebijakan Hubungan Internasional yaitu:

“Hubungan Internasional adalah mencangkup berbagai macam hubungan atau interaksi yang melintasi batas-batas wilayah negara dan melibatkan pelaku-pelaku yang berbeda kewarganegaraan berkaitan dengan segala bentuk kegiatan manusia. Hubungan ini dapat berlangsung baik secara kelompok, maupun perorangan resmi maupun tidak resmi dengan kelompok atau perorangan dari bangsa atau negara lain” (1993: 3).

Dengan adanya berbagai interaksi dalam dunia internasional membuat negara harus saling berlomba dan berpartisipasi dalam dunia internasional. Hubungan internasional merupakan studi mengenai interaksi berbagai aktor yang berpartisipasi di dalam poltik internasional termasuk negara, organisasi internasional, organisasi non pemerintah, entinitas subnasional seperti birokrasi, pemerintah lokal dan individu. Hubungan internasional merupakan studi tentang tingkah laku dari aktor-aktor tersebut ketika berpartisipasi baik sendiri-sendiri dan bersama-sama dalam proses politik internasional (Mingst, 1999:2).

Hubungan internasional tercipta dari sebuah interaksi yang terfokus pada masalah ekonomi dan perdagangan, lingkungan, energi, serta permasalahan sosial budaya (Perwita dan Yani, 2005; 128)


(46)

Hubungan bilateral merupakan salah satu istilah daripada bentuk-bentuk interaksi dalam Hubungan Internasional berdasarkan pada banyaknya pihak yang melakukan interaksi. Interaksi dilakukan antara dua negara untuk memenuhi kepentingan masing-masing. Hubungan antara Amerika Serikat dengan Indonesia yang telah terjalin setelah Indonesia merdeka dulu, merupakan salah satu bentuk dari hubungan yang melewati batas-batas negara yang dijalin antara dua negara yang bertujuan untuk memenuhi kepentingannya masing-masing, hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Perwita bahwa bentuk-bentuk interaksi dapat dibedakan berdasarkan atas:

“Berdasarkan banyaknya pihak yang melakukan interaksi, intensitas interaksi, serta pola interaksi yang terbentuk, dan di dalam hubungan internasional, interaksi yang terjadi antar aktor dapat dikenali karena intensitas keberulangannya (recurrent) sehingga membentuk suatu pola tertentu, sedangkan bentuk-bentuk interaksi berdasarkan benyaknya pihak yang melakukan hubungan, antara lain dibedakan menjadi hubungan bilateral, trilateral, dan multilateral/internasional” (2005: 42).

Pengertian hubungan bilateral diungkapkan oleh Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional sebagai berikut:

“hubungan bilateral keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadinya hubungan timbal balik antara dua pihak” (2005:42).

Hubungan bilateral juga terjadi karena kepentingan nasional suatu negara tidak dapat terpenuhi dari dalam negerinya sendiri, disini hubungan bilateral merupakan cara suatu negara untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Hubungan bilateral menjadi penting disaat suatu negara tidak dapat berbuat sesuatu yang signifikan untuk memenuhi kepentingannya.


(47)

2.2 Politik Luar Negeri

Menjalin suatu interaksi antar negara tidak lepas dari politik luar negeri, dimana pada hakekatnya politik luar negeri bertujuan untuk meraih national interest yang ingin dicapai oleh suatu negara diluar batas negaranya. Kepentingan nasional merupakan suatu nilai-nilai yang hendak dicapai, diperjuangkan dan dipertahankan oleh suatu negara itu dalam dunia internasional. Dalam pelaksanaannya politik luar negeri dilakukan oleh aparat pemerintahan. Disamping aparat pemerintahan, kekuatan-kekuatan sosial politik lain seperti partai-partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan turut pula mempengaruhi dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan luar negeri.

Politik luar negeri diungkapkan oleh Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional: sebagai berikut:

“politik luar negeri itu pada dasarnya merupakan “action theory”, atau kebijaksanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai suatu kepentingan tertentu. Secara umum, politik luar negeri (foreign policy) merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional” (2005: 47).

Didalam hubungan internasional politik luar negeri merupakan alat yang dilakukan oleh suatu negara terhadap lingkungan eksternalnya yang merupakan negara lain dalam mencapai, memperjuangkan dan mempertahankan kepentingan nasionalnya.


(48)

Politik luar negeri pada dasarnya digunakan untuk memahami tingkah laku atau tindakan suatau negara. Dalam merencanakan politik luar negerinya, suatu negara bukan saja melihat tujuan yang ada dilingkungannya yang dapat mempengaruhi pembentukan politik luar negeri (Rudy, 1993:75).

Perubahan-perubahan di dalam politik luar negeri sering terjadi ketika perkembangan-perkembangan di lingkup internal makin meningkatkan tuntutannya berkenaan dengan kondisi di lingkungan eksternal, atau ketika perkembangan di lingkungan eksternal dianggap mempunyai potensi ancaman bagi keberadaan negara bangsa tersebut. Akhirnya kondisi tekanan dari kedua lingkungan tersebut diproses di dalam benak para pembuat keputusan yang bertindak untuk meminimalkan resiko dan memaksimalkan peluang-peluang didasarkan pada persepsi para pembuat keputusan mengenai kondisi lingkungan di sekitar mereka (Perwita, 2005:68).

Politik luar negeri (foreign policy) adalah merupakan serangkaian atau seperangkat kebijaksanaan dari suatu negara dalam interaksinya atau pergaulannya dengan masyarakat dunia yang kesemuanya didasarkan serta untuk memenuhi kepentingan nasional.

2.3 Kerjasama Internasional

Sejak semula, fokus dari teori Hubungan Internasional adalah mempelajari tentang penyebab-penyebab konflik dan kondisi-kondisi yang menciptakan kerjasama. Kerjasama dapat tercipta sebagai akibat dari penyesuaian-penyesuaian perilaku aktor-aktor dalam merespon atau mengantisipasi pilihan-pilihan yang


(49)

diambil oleh aktor-aktor lainnya. Kerjasama dapat dijalankan dalam suatu proses perundingan yang diadakan secara nyata atau karena masing-masing pihak saling tahu sehingga tidak lagi diperlukan suatu perundingan.

Saat ini, sebagian besar transaksi dan interaksi antarnegara dalam sistem internasional sekarang bersifat rutin dan hampir bebas dari konflik. Berbagai jenis masalah nasional, regional, ataupun global yang bermunculan memerlukan perhatian dari berbagai pihak. Dalam kebanyakan kasus yang terjadi, pemerintah saling berhubungan dengan mengajukan alternatif pemecahan, perundingan atau pembicaraan mengenai masalah yang dihadapi, mengemukakan berbagai bukti teknis untuk menopang pemecahan masalah tertentu, dan mengakhiri perundingan dengan membentuk suatu perjanjian atau saling pengertian yang memuaskan bagi semua pihak. Proses seperti ini biasa disebut kerjasama atau kooperasi.

Dalam usaha sebuah negara untuk menyelesaikan suatu masalah yang bersifat regional maupun internasional bisa diselesaikan bersama dengan kerjasama, dalam kerjasama ini terdapat kepentingan-kepentingan nasional yang bertemu dan tidak bisa dipenuhi di negaranya sendiri. Kepentingan nasional suatu negara secara khusus merupakan unsur-unsur yang paling penting, seperti pertahanan, keamanan, militer dan kesejahteraan ekonomi. Holsti mendefinisikan kerjasama sebagai berikut:

“Kerjasama yaitu proses-proses dimana sejumlah pemerintah saling mendekati dengan penyelesaian yang diusulkan, merundingkan atau membahas masalah, mengemukakan bukti teknis untuk menyetujui satu penyelesaian atau lainnya, dan mengakhiri perundingan dengan perjanjian atau perundingan tertentu yang memuaskan kedua belah pihak” (1988: 209).


(50)

Dengan kata lain, Kerjasama Internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional yang meliputi berbagai bidang, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan keamanan. Hal tersebut memunculkan kepentingan yang beraneka ragam sehingga mengakibatkan berbagai masalah sosial. Untuk mencari solusi atas berbagai masalah tersebut, maka beberapa negara membentuk suatu Kerjasama Internasional.

Pengertian Kerjasama Internasional menurut Kartasasmita adalah:

“Kerjasama Internasional merupakan akibat dari adanya Hubungan Internasional dan karena bertambah kompleksnya kehidupan manusia didalam masyarakat internasional” (1997: 9).

Kerjasama internasional merupakan suatu perwujudan kondisi masyarakat yang saling tergantung satu dengan yang lain. Dalam melakukan kerjasama ini dibutuhkan suatu wadah yang dapat memperlancar kegiatan kerjasama tersebut. tujuan dari kerjasama ini ditentukan oleh persamaan kepentingan dari masing-masing pihak yang terlibat. Kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional meliputi bidang, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan keamanan (Perwita dan Yani, 2005: 34).

Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negerinya sendiri (Perwita dan Yani, 2005: 33)


(51)

Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut. Kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna (Cooley, 1930:176).

Menurut Muhadi Sugiono ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kerjasama internasional;

- Pertama, negara bukan lagi sebagai aktor eksklusif dalam politik internasional melainkan hanya bagian dari jaringan interaksi politik, militer, ekonomi dan kultural bersama-sama dengan aktor-aktor ekonomi dan masyarakat sipil.

- Kedua, kerjasama internasional tidak lagi semata-mata ditentukan oleh kepentingan masing-masing negara yang terlibat di dalamnya, melainkan juga oleh institusi internasional, karena institusi internasional seringkali bukan hanya bisa mengelola berbagai kepentingan yang berbeda dari negara – negara anggotanya, tetapi juga memiliki dan bisa memaksakan kepentingannya sendiri (2006: 6)

Joseph Grieco mengatakan dalam bukunya Cooperation among Nations. Europe, America, and Nontariff Barriers to Trade bahwa kerjasama internasional hanya berlangsung jika terdapat kepentingan ‘objektif’ dan, oleh karenanya, kerjasama akan berakhir jika kepentingan obyektif ini berubah (Sugiono, 2006; 6)


(52)

Tujuan dari Kerjasama Internasional adalah untuk memenuhi kepentingan negara-negara tertentu dan untuk menggabungkan kompetensi-kompetensi yang ada sehingga tujuan yang diinginkan bersama dapat tercapai.

2.4 Konsep Pertahanan dan Keamanan

Pertahanan dan keamanan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan oleh suatu negara, dengan dinamisasi yang terus terjadi di dunia, pertahanan dan keamanan harus lebih ditingkatkan, ditambah dengan kemajuan teknologi yang begitu cepat, pertahanan dan keamanan suatu negara juga harus ditingkatkan, hal tersebut bertujuan agar suatu negara dapat melindungi wilayah atau kedaulatannya dari gangguan yang berasal dari luar negaranya.

Dalam rangka melaksanakan Strategi Pertahanan Negara, kapabilitas pertahanan negara dikembangkan untuk mencapai standar penangkalan. Kapabilitas pertahanan dijelaskan dalam Buku Putih Pertahanan sebagai berikut;

“kapabilitas pertahanan negara yang mampu menangkal dan mengatasi ancaman agresi terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan bangsa. Dalam lingkup tersebut, kapabilitas pertahanan negara dikembangkan untuk menghadapi kondisi terburuk berupa perang. Jika kapabilitas pertahanan negara dibangun dengan standar konvensional untuk mampu mempertahankan diri dari agresi, niscaya tugas-tugas pertahanan lainnya akan mampu diemban” (http://www.dephan.go.id/buku_ putih, diakses 22 Juni 2009).

Konsep keamanan sangat berhubungan dengan ancaman. Arnold Wolfers menyatakan bahwa keamanan adalah tidak munculnya sesuatu yang secara objektif dirasakan sebagai ancaman dan secara subjektif menimbulkan ketakutan


(53)

terhadap suatu nilai. Akan tetapi menurut Perwita, Konsep Keamanan adalah konsep yang masih diperdebatkan (contested concept) yang mempunyai makna berbeda bagi aktor yang berbeda (2005: 120).

Keamanan suatu negara ditunjang oleh pertahanan yang diterapkan suatu negara dalam melindungi segala macam bentuk gangguan dari luar negaranya, Sedangkan konsep keamanan seperti yang dikutip dari Encyclopedia of the Social Sciences oleh Dr. Kusnanto Anggoro dalam Makalah Pembanding Seminar Pembangunan Hukum Nasional VllI didefinisikan sebagai sebagai kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai-nilai internalnya dari ancaman luar (2003: 2). Dalam melakukan sebuah hubungan kerjasama dalam bidang pertahanan keamanan demi terciptanya kesamaan persepsi perlu diketahui bagaimana sebuah bentuk dari konsep kerjasama keamanan itu sendiri.

Keamanan merupakan fenomena yang saling berhubungan, karena itu konsep keamanan suatu negara biasanya melihat kebijakan keamanan negara-negara lain terutama yang secara geografis berdekatan dan juga melihat pada kondisi sistem internasional pada saat itu (Barry, 1991:189-190).

Dengan adanya konsep pertahanan dan keamanan sebagai prioritas utama bagi negara yang sudah merdeka dan diakui kedaulatannya oleh seluruh dunia merupakan hal yang baik dan sangat penting, karena tanpa pertahanan dan keamanan keutuhan dan integritas suatu bangsa dan negara akan dapat terpecah belah, dan secara langsung atau tidak langsung menyebabkan kehancuran bagi negara tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep pertahanan dan keamanan


(1)

Hupelita. Dialog Indonesia-AS Diharapkan Tingkatkan Upaya Modernisasi Peralatan Militer dari situs http://www.hupelita.com/cetakartikel.php?id =29044, diakses 29 Maret 2009

Julian Sihombing. AS Berniat Jalin Kerja Sama Militer dengan Indonesia dari situs http://groups.yahoo.com/group/ambon/message/22644, diakses 29 Juni 2009

Kapanlagi. AS Cabut Sebagian Embargo Militer Terhadap Indonesia dari situs http://www.kapanlagi.com/h/0000065197.html, diakses 21 Juni 2009

Kapanlagi. Panduan Kerja Sama Pertahanan TNI-US Pacom Ditandatangani dari situs http://www.kapanlagi.com/h/0000131767.html, diakses 26 Juni 2009

KRI Mandau dari situs http://media.photobucket.com/image/alutsista%20tni/ ambalat/Indonesian%20Navy/KRIMANDAU621andLayang80501.jpg, diakses 20 Juli 2009

Mayor Laut (P) Salim, Komandan KRI Untung Suropati-872, Anggota Dewan Penasehat Harian TANDEF. Pertahanan Negara Merupakan Cermin dari Martabat Bangsa dan Negara dari situs http://www. tandef.net/pertahanan-negara-merupakan-cermin-dari-martabat-bangsa-dan-negara, diakses 2 Mei 2009

Muhammad Iqbal Fadillah. Prospek Hubungan Bilateral Indonesia dan Amerika: Membangun Saling Pengertian dari situs http://www.lan-makassar.info/dokumen/Hub%20Ri-%20USA%20paper.pdf, diakses 13 Mei 2009


(2)

Nurul Hidayati. Latihan Militer AS-TNI Digelar dari situs http://www. detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/07/tgl/25/time/13374 6/idnews/409455/idkanal/10, diakses 29 Juni 2009

Organisasi-organisasi Hak Asasi Manusia. Seruan Untuk Embargo Militer Internasional Terhadap Indonesia dari situs http://www.asnlf.net/asnlf_my/ my/aktivis_ngo/030623_seruanuntukembargo.htm, diakses 21 Juni 2009

Panser buatan PT. Pindad dari situs http://media.photobucket.com/image/ alutsista%20tni/darkpole/pindad6x6-2.jpg, diakses 20 Juli 2009

Patriot. Latihan Bersama TNI - US PACOM di Mako Korpaskhas Lanud Sulaiman Bandung dari situs http://www.tni.mil.id/patriot/200603/i_latihan1.htm, diakses 20 Juli 2009

Pesawat C-130 dari situs http://alutsista.blogspot.com/2008/02/yang-tua-masuk-kandang.html, diakses 20 Juli 2009

Prio Network, Security Dialogue dari situs http://www.prio.no/Research-and-Publications/Security-Dialogue/, diakses 29 Maret 2009

Rudal C-802 dari situs http://www.tnial.mil.id/Portals/0/GambarArtikel1/ RUDAL%20C-802.jpg, diakses 20 Juli 2009

Sahat M. Sinaga, Apt, MM. Tanggapan Terhadap Undang-Undang No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan RI dari situs http://www. dephan.go.id/modules.php?name=Sections&op=viewarticle&arti=54,

diakses 29 Maret 2009

Sekretariat Negara Republik Indonesia. TNI Ikuti Latihan Bersama Armada Ketujuh AS dari situs http://www.setneg.go.id/index.php?option=com content&task=view&id=1978&Itemid=55, diakses 26 Juni 2009


(3)

Sukhoi SU-30 TNI AU dari situs http://www.tni-au.mil.id/images/content/ FOTO-SUKHOI-UJI-CABA-DRUG-C.jpg, diakses 20 Juli 2009

Tempo. Pengamat: Embargo Peralatan Militer AS Didasarkan Tujuan Jangka Pendek dari situs http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2004/12/21/brk, 20041221-21,id.html, diakses 21 Juni 2009

Tempo. TNI-AS Gelar Latihan Militer Bersama http://www.tempo.co.id/hg/ nasional/2005/08/29/brk,20050829-65879,id.html, diakses 29 Juni 2009

TNI. Sejarah TNI dari situs http://tni.mil .id/reputation.php?q=dtl&id=6, diakses 8 Agustus 2009

Wikipedia. Tentara Nasional Angkatan Darat dari situs http://id.wikipedia. org/wiki/Tentara_Nasional_Indonesia_Angkatan_Darat, diakses 9 Juli 2009

Wikipedia. Tentara Nasional Angkatan Laut dari situs http://id.wikipedia.org/ wiki/Tentara_Nasional_Indonesia_Angkatan_Laut, diakses 9 Juli 2009

Wikipedia. Tentara Nasional Angkatan Udara dari situs http://id.wikipedia. org/wiki/Tentara_Nasional_Indonesia_Angkatan_Udara, diakses 9 Juli 2009

Wikipedia. Tentara Nasional Indonesia dari situs http://id.wikipedia.org/wiki /Tentara_Nasional_Indonesia, diakses 9 Juli 2009

Yuddy Chrisnandi, Anggota Komisi Pertahanan DPR RI. Dilema Politik Anggaran Pertahanan dari situs http://www.propatria.or.id/loaddown/


(4)

Paper%20Diskusi/Dilema%20Politik%20Anggaran%20Pertahanan%20-%20Yuddy%20Chrisnandi.pdf, diakses 24 Juni 2009


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Eka Prasetyo

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Serang, 12 Januari 1987 3. Nomor Induk Mahasiswa : 44305002

4. Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional 5. Jenis Kelamin : Laki-Laki

6. Kewarganegaraan : Indonesia

7. Agama : Islam

8. Alamat di Bandung : Jl. Sekeloa Selatan No. 43 Lebak Gede-Bandung

9. Telepon : 0817181287

10. Status Marital : Belum Menikah 11. Orang Tua

1. Nama Ayah : Ganda Suhanda (Kandung) Deddy Adha Mulyadi (Tiri) Pekerjaan : Pegawai BUMN

Pegawai BUMN 2. Nama Ibu : Sri Ruhaeti (Kandung)

Hafizah Marzuki (Tiri) Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil


(6)

3. Alamat Orang Tua : Jl. Bukit 5 No. 3 Bukit Baja Sejahtera-II Cilegon-Banten

12. Hobi : Otomotif, Musik, Petualangan, dan Komputer 13. Pendidikan : TK YPWKS IV Cilegon (1991-1992)

SD YPWKS V Cilegon (1993-1998) SMP Negeri 2 Cilegon (1999-2001) SMA Negeri 2 KS Cilegon (2002-2004)