Landasan Teori dan Konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

Bab ini menguraikan beberapa teori guna mendukung analisis data serta rumusan hipotesis penelitian. Teori-teori yang dijelaskan dalam bab ini meliputi teori agensi, laporan keuangan, pengertian audit, tujuan dan fungsi audit, rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan, ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit.

2.1.1 Teori Keagenan

Teori keagenan berpendapat bahwa entitas merupakan urat nadi dari hubungan-hubungan keagenan dan mencoba untuk memahami perilaku organisasi dengan menguji bagaimana pihak-pihak dalam hubungan keagenan tersebut memaksimumkan utilitas melalui kerja sama. Salah satu hubungan keagenan yang terpenting adalah kerjasama antara kelompok manajemen dengan para pemilik atau prinsipal Astika, 2010:64. Dalam teori keagenan ini, hubungan antara para manajemen dengan para prinsipal adalah manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan yang menunjukkan bagaimana kinerja para karyawan sedangkan prinsipal bertugas mengawasi pembuatan laporan keuangan tersebut. Teori keagenan menggambarkan adanya konflik kepentingan antara manajer dengan para prinsipal. Agen dan prinsipal diasumsikan termotivasi 15 oleh kepentingannya sendiri dan seringkali kepentingan atas keduanya berbenturan Ikhsan dan M. Ishak, 2005:56. Teori keagenan muncul akibat dari asimetri informasi yang terjadi antara kedua belah pihak. Masalah asimetri informasi muncul karena pihak manajemen adalah pihak yang berada dalam perusahaan yang mengelola modal pemilik dan membuat laporan keuangan. Dalam hal ini, agen lebih banyak memiliki informasi sehingga akan cenderung melakukan manipulasi laporan keuangan karena agen tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan informasi yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh prinsipal. Manipulasi laporan keuangan tersebut seperti peningkatan laba dengan harapan adanya peningkatan bonus atau kompensasi yang didapatkan oleh agen manajemen. Sebaliknya, pemegang saham akan menginginkan pembagian dividen yang lebih tinggi atas peningkatan laba yang terjadi dan hanya mengetahui keadaan perusahaan melalui laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Dari keadaan tersebutlah akan muncul konflik kepentingan diantara agen manajemen dan prinsipal pemilik perusahaan. Umumnya pada perusahaan yang berukuran besar, manajemen diberikan insentif untuk menyelesaikan laporan keuangan auditannya lebih cepat karena perusahaan diawasi secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Tekanan yang diberikan oleh prinsipal sangat tinggi sehingga rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan cenderung semakin singkat. Wathne dan Heide dalam Rahmat et.al, 2008 menyatakan bahwa komite audit yang efektif diharapkan fokus pada optimalisasi kekayaan 16 pemegang saham dan mencegah maksimalisasi kepentingan pribadi oleh manajemen puncak. Oleh karena itu, efektivitas pengawasan harus dilaksanakan secara konsisten dan memadai oleh komite audit, terutama dalam mengawasi kualitas dan integritas laporan keuangan perusahaan khususnya pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Opini auditor adalah suatu alat formal yang digunakan auditor independen dalam mengkomunikasikan kesimpulan mengenai laporan keuangan yang telah diaudit kepada pihak yang berkepentingan. Jika opini auditor yang diterima perusahaan tersebut adalah selain unqualified opoinion maka hal tersebut akan dianggap sebagai bad news. Oleh karena itu, manajemen melakukan penundaan publikasi laporan keuangan auditan sehingga mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Penundaan publikasi laporan keuangan auditan ini akan menyebabkan semakin panjangnya rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga manajemen mendapatkan informasi yang bermanfaat Kartika, 2009. Sedangkan menurut Baridwan 2000, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, atau merupakan suatu ringkasan dari 17 transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan sendiri tidak lain adalah suatu pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. Menurut IAI 2001, tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sementara, tujuan dari audit atas laporan keuangan secara menyeluruh adalah untuk memberikan pendapat atau opini atas laporan keuangan tahunan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan SAK. Suatu laporan keuangan dikatakan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang lama merupakan kendala atas relevansi dalam suatu laporan keuangan. Semakin lama suatu perusahaan menerbitkan laporan keuangan maka semakin tidak relevan dan tidak handal laporan keuangannya, sehingga manfaat informasi dari laporan keuangan tersebut akan berkurang. Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang tepat waktu merupakan elemen pokok yang harus diperhatikan karena selain mempengaruhi manfaat dari informasi laporan keuangan, juga akan berfungsi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan. 18 .

2.1.3 Pengertian Audit

A Statement of Basic Auditing Concepts ASOBAC dalam Halim 2009: 65, mendefinisikan auditing sebagai suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Audit laporan keuangan financial statement audit dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan informasi yang diverifikasi telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu Arens et al, 2008:18. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan publik wajib diaudit. Menurut Yulianti 2011, laporan keuangan penting untuk diaudit karena berbagai alasan sebagai berikut. 1 Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan dengan manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan tersebut. 19 2 Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan. 3 Terdapat kerumitan data di dalam laporan keuangan perusahaan. 4 Keterbatasan akses pemakai laporan keuangan terhadap catatan- catatan akuntansi.

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Audit Tujuan umum suatu audit atas laporan keuangan adalah memberikan

suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Dalam audit biasanya dirumuskan tujuan khusus audit untuk setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Tujuan khusus ini berasal dari asersi-asersi yang dibuat manajemen dalam laporan keuangan Haryono, 2001:117. Berdasarkan sifatnya, auditing mempunyai fungsi menguraikan informasi yang ada dalam laporan keuangan untuk mencari bukti yang dapat mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran penyajian informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut Setyahadi, 2012. Audit yang dilaksanakan auditor adalah suatu fungsi untuk menentukan apakah laporan keuangan yang disusun manajemen telah memenuhi kriteria yang telah disepakati bersama atau telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum PABU. 20

2.1.5 Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan

Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan tahunan yang telah diaudit ke publik merupakan lamanya hari yang dibutuhkan untuk mengumumkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke publik sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan sampai dengan tanggal penyerahan ke Bapepam, yang dianggap sebagai tanggal pengumuman ke publik Wirakusuma,2004. Sebelum laporan keuangan tahunan perusahaan dipublikasikan, laporan tersebut harus diaudit oleh auditor eksternal terlebih dahulu. Berdasarkan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP 36PM2003 tanggal 30 September 2003, setiap perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yanng disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik kepada Badan Pengawas Pasar Modal selambat lambatnya 90 hari terhitung sejak berakhirnya tanggal tahun buku. Apabila ketetapan ini dilanggar, maka Bapepam akan mengenakan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhinya. Dalam pelaksanaannya, tidak jarang pemeriksaan audit menemui banyak kendala misalnya terbatasnya jumlah karyawan yang melakukan audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi dan pengendalian intern yang kurang baik Petronila, 2007. Hal inilah yang menyebabkan laporan audit dikeluarkan lebih lama dari batas waktu yang ditentukan. Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan memberikan informasi yang lebih relevan Abdelsalam dan 21 Street, 2007. Sementara keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang dihasilkan perusahaan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Hal tersebut akan mengundang reaksi pasar yang negatif dimana penundaan publikasi laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang akan diambil oleh para pemakai laporan keuangan. Selain itu, ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan merupakan kriteria yang sangat penting untuk menunjukkan ketepatan dan keandalan informasi dalam membuat keputusan oleh investor yang ingin berinvestasi di bursa saham Ismail et al, 2012.

2.1.6 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur dari besarnya total aset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Sa’adah, 2013. Selain itu, Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain Febrianty, 2011. Menurut Lestari 2010, perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa 22 faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Sebaliknya, seperti yang dikutip oleh Boynton dan Kell 1996, menyebutkan bahwa audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang diaudit semakin besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur audit yang harus ditempuh.

2.1.7 Opini Auditor

Opini auditor menjadi dasar bagi pihak luar dalam hal pengambilan keputusan, karena opini auditor adalah pendapat yang dikeluarkan oleh auditor terhadap laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Opini auditor ini merupakan alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Mulyadi 2002 terdapat lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor, antara lain sebagai berikut : 23 1 Pendapat wajar tanpa pengecualian Unqualified Opinion Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. 2 Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan Unqualified Opinion Report with Explanatory Language Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau telah sesuai standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum, tetapi terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan penjelasan lain laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan. 3 Pendapat Wajar Dengan Pengecualian Qualified Opinion Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit apabila lingkup audit dibatasi oleh klien, auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor, laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, dan prinsip akuntansi berterima umum 24 yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. 4 Pendapat tidak wajar Adverse Opinion Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. 5 Pernyataan tidak memberikan pendapat Disclaimer of Opinion Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat no opinion report. Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah: a Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit. b Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan lapangan auditor tidak menemukan masalah ataupun bukti yang sangat menyimpang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum maka auditor mungkin dapat dengan cepat menyelesaikan tugasnya dan kemudian mengeluarkan opini auditor yang sesuai dengan hasil yang diperoleh, tetapi jika auditor menemukan penyimpangan karena laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum kemungkinan auditor akan lebih banyak lagi 25 mencari penyimpangan serta bukti-bukti lain yang akhirnya dapat mempengaruhi penyelesaian waktu audit Yuana, 2008: 15. Hal ini ditunjukan dalam penelitian dari Carslaw dan Kaplan 1991, jika dalam laporan keuangan yang diauditnya auditor memberikan opini selain unqualified opinion, maka akan terjadi audit delay yang semakin panjang. Hal ini mengakibatkan rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan semakin panjang.

2.1.8 Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern Savitri, 2010. Dalam rangka penyelenggaraan good corporate governance, BEI mewajibkan perusahaaan tercatat memiliki komisaris independen dan komite audit. Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK No: KEP-496BL2008, disyaratkan bahwa wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 orang bagi setiap perusahaan yang telah go public dan seorang di antaranya komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite. Sebaliknya, pihak lain adalah pihak ekstern yang independen dan sekurang-kurangnya salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan. Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan 26 tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal Jumlah keanggotaan komite audit yang lebih besar akan mampu bekerja lebih efektif untuk mengawasi jalannya pelaporan keuangan oleh manajemen perusahaan Choi J. et al., 2004. Masalah keuangan yang muncul dalam proses pembuatan laporan keuangan akan lebih cepat terselesaikan dengan adanya keanggotaan komite audit yang lebih besar. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Purwati 2006 menemukan bahwa jumlah anggota komite audit memiliki pengaruh pada ketepatwaktuan pelaporan keuangan dalam perusahaan. Zhang et al. 2007 menyatakan bahwa anggota komite audit memiliki peran penting untuk memantau pengendalian internal dan untuk memahami berbagai masalah keuangan dan operasional yang dapat timbul dalam suatu perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

2 43 75

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN KE PUBLIK (Studi empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2004-2008)

0 3 85

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG WAKTU PENYELESAIAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2007-2009

0 4 87

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ).

0 0 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2008).

0 1 6

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2010).

0 1 25

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 0 129

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG WAKTU PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2016

0 0 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2011-2013)

0 0 16