Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2014).

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI RENTANG WAKTU PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014)

SKRIPSI

Oleh:

I GEDE KURNIAWAN WIJAYA NIM : 1006305066

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar


(2)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal 14 April 2016

Tim Penguji : Tanda Tangan

1. Ketua : Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si. ……….

2. Sekretaris : Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak. ………..

3. Anggota : I Made Pande Dwiana Putra, SE., M.Si., Ak. ………..

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., MSi., Ak. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si.,Ak NIP. 19650323 199103 1 004 NIP. 19651122 199203 1 004


(3)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 14 April 2016

I Gede Kurniawan Wijaya NIM :1006305066


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014)” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si. masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 4. Ibu Dra. Ni Ketut Lely A. Merkusiwati, M.Si. selaku pembimbing akademis

yang telah memberikan nasihat dan tuntunan dalam mengambil matakuliah serta memberi semangat dan motivasi selama penyusunan skripsi.

5. Bapak Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan, motivas serta dorongan yang luar biasa selama penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak I Made Pande Dwiana Putra, SE., MM., Ak. selaku dosen pembahas atas bimbingan dan nasihat yang diberikan selama menyelesaikan skripsi ini.

7. Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si. selaku tim penguji yang turut memberikan masukan, nasihat dan saran baik dalam hal penulisan skripsi maupun hal diluar skripsi.


(5)

v

8. Orang tua tercinta, Bapak Ir. Wayan Darma, M.Si dan Ibu Ni Made Novariatini serta adik Ni Made Diah Primanita dan seluruh keluarga besar atas dukungan dan doa tiada hentinya untuk memotivasi penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 9. Kepada Bli Dalem, Ana, Hardiaksa, Anggi, Devi, Gung Intan, Ariana,

Satria, Sulas, Indra dan Susila yang telah menyempatkan waktu dan tenaganya untuk membantu penulis dalam penggunaan alat serta metode pengolahan data.

10. Teman-teman seperjuangan Purnamjaya, Candra Suda, Rizky, Gus Yudha, Suharto, Suta, Buncis dan Sanjaya serta seluruh teman-teman angkatan 2010 yang telah memberikan masukan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

11. Teman-teman serta mentor-mentor English Club (EC) yang senantiasa memberikan tawa, canda serta dukungan yang luar biasa.

12. Teman-teman KKN PPM UNUD tahun 2013 Periode VII Desa Pengotan, Bangli yang telah menemani selama satu bulan serta memberikan banyak pengalaman berharga.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 14 April 2016


(6)

vi

Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014)

Nama : I Gede Kurniawan Wijaya NIM : 1006305066

Abstrak

Laporan keuangan berperan sangat penting bagi para investor yang berniat untuk mengambil keputusan investasi. Dewasa ini laporan keuangan auditan yang telah dipublikasikan adalah satu-satunya informasi yang dapat dipercaya investor untuk mengambil keputusan investasi. Semakin singkat rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan suatu perusahaan maka akan semakin relevan informasi yang terkandung didalamnya. Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu apakah ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2014. Dengan menggunakan purposive sampling dalam pemilihan sampelnya, diperoleh sebanyak 18 perusahaan yang menjadi sampel penelitian, sehingga jumlah sampel total dengan periode penelitian 6 tahun adalah 108 sampel. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif siginifikan pada rentang waktu publikasi keuangan. Sedangkan opini auditor dan komite audit tidak berpengaruh pada rentang waktu publikasi keuangan. Selain itu, ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit secara simultan berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan.

Kata Kunci : rentang waktu publikasi laporan keuangan, ukuran perusahaan, opini auditor, komite audit.


(7)

vii DAFTAR ISI

Isi Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.5 Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 15

2.1 Landasan Teori ... 15

2.1.1 Teori Keagenan ... 15

2.1.2 Laporan Keuangan ... 17

2.1.3 Pengertian Audit ... 19

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Audit ... 20

2.1.5 Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan ... 21

2.1.6 Ukuran Perusahaan... 22

2.1.7 Opini Auditor ... 23

2.1.8 Komite Audit ... 26

2.2 Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Hipotesis Penelitian ... 31

2.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan ... 31

2.2.2 Pengaruh Opini Auditor pada Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan ... 32

2.2.3 Pengaruh Komite Audit pada Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Desain Penelitian ... 35

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 36

3.3 Obyek Penelitian ... 36


(8)

viii

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 37

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 39

3.6.1 Jenis Data ... 39

3.6.2 Sumber Data ... 40

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 40

3.7.1 Populasi ... 40

3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 41

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.9 Teknik Analisis Data ... 42

3.9.1 Analisis Deskriptif ... 42

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 43

3.9.3 Uji Hipotesis ... 45

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 48

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 49

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 51

4.3.1 Uji Normalitas ... 51

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 52

4.3.3 Uji Multikolinearitas ... 53

4.3.4 Uji Autokorelasi... 54

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 55

4.4.2 Uji Ketepatan Perkiraan Model ... 58

4.4.3 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 58

4.4.4 Uji Parsial ( Uji t) ... 59

4.4.5 Hasil Uji Hipotesis ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Simpulan ... 65

5.2 Saran ... 66

DAFTAR RUJUKAN ... 67


(9)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 49

4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 50

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 52

4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 53

4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas... 54

4.6 Hasil Uji Autokolerasi... 55


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Daftar Nama dan Kode Perusahaan Sampel ... 73

2. Tabulasi Data Penelitian ... 74

3. Hasil Deskriptif Statistik ... 77

4. Hasil Uji Normalitas ... 78

5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 79

6. Hasil Uji Multikolinearitas ... 80

7. Hasil Uji Autokorelasi ... 81


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan keberadaan pasar modal di suatu negara sangat vital sekali bagi para investor yang berniat untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang go public. Sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya di suatu perusahaan, tentu investor wajib untuk mengetahui kondisi perusahaan yang tercermin dari laporan keuangannya. Ponte et al. (2008) menyatakan bahwa untuk dapat melakukan investasi, maka seorang investor membutuhkan informasi yang reliabel serta tepat waktu. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui laporan keuangan yang dipublikasikan. Bagi perusahaan yang telah go public, laporan keuangan adalah instrumen penting dalam menunjukkan informasi perusahaan. Laporan keuangan tersebut haruslah memberikan keyakinan bagi pengguna informasi keuangan (terutama pengguna eksternal, seperti investor, pemberi kredit dan lainnya) bahwa informasi keuangan harus disajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, pengaruh entitas, dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Menurut IAI (2009), tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta


(13)

2

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat bermanfaat, apabila disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan (seperti kreditor, investor, dan pemerintah). Selain itu, keandalan laporan keuangan juga diperhitungkan sebagai syarat para pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan. Pentingnya keandalan serta ketepatan penyampaian laporan keuangan tersebut memunculkan adanya pihak ketiga, yaitu akuntan publik atau auditor independen.

Perusahaan-perusahaan yang telah go public mendapat kewajiban, yaitu melaporkan dan menyampaikan laporan keuangan kepada Bapepam. Lampiran Bapepam Nomor: Kep-80/PM/1996 ini mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat keputusan ketua Bapepam Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Apabila peraturan serta ketetapan


(14)

3

ini dilanggar, maka Bapepam akan memberikan sanksi kepada perusahaan yang bersangkutan.

Laporan keuangan yang akan dipublikasikan oleh setiap perusahaan harus terlebih dahulu diaudit oleh auditor independen. Pada pasar modal, laporan keuangan yang telah diaudit mungkin menjadi satu-satunya sumber informasi terpercaya dibandingkan dengan sumber informasi lain yang tersedia di pasar (Ahmed and Hossain, 2010). Untuk itu, perusahaan akan menggunakan jasa auditor independen untuk melakukan pemeriksaan atas laporan keuangannya. Auditor harus melaksanakan pemeriksaan terhadap laporan keuangan sesuai dengan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) tahun 2001 yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (Iskandar dan Trisnawati, 2010). Kegiatan pemerikasaan ini akan membutuhkan waktu yang relatif lama karena auditor harus melakukan berbagai prosedur audit untuk mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung opini yang akan diberikan. Adakalanya, dalam melaksanakan standar-standar audit ditemukan adanya penyimpangan. Penyimpangan inilah yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan karena adanya unsur verifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya penyimpangan yang terjadi. Proses inilah yang menyebabkan publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terhambat. Hal inilah yang turut mempengaruhi cepat atau lambatnya laporan keuangan tersebut dipublikasikan nantinya.

Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan merupakan interval waktu penyelesaian laporan keuangan yang diaudit oleh auditor


(15)

4

independen yang diukur dari tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal diserahkannya laporan keuangan ke Bapepam, yang dianggap sebagai tanggal pengumuman ke publik (Widati dan Fina, 2008). Perusahaan dengan rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang panjang tidak hanya merugikan pihak perusahaan, namun juga merugikan berbagai pihak. Ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness) merupakan karakteristik penting bagi laporan keuangan dimana laporan keuangan yang dipublikasikan secara tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi. Semakin panjang periode antara akhir periode akuntansi dengan waktu publikasi laporan keuangan, semakin tinggi kemungkinan informasi dibocorkan pada pihak yang berkepentingan bahkan dapat menimbulkan terjadinya insider trading dan isu - isu lain di bursa saham. Hal inilah yang mengakibatkan citra perusahaan menjadi kurang baik di mata investor dimana investor akan sulit mengambil keputusan investasi (Ismail et al, 2013). Apabila hal ini terjadi, maka akan mengarahkan pasar tidak dapat lagi bekerja dengan baik. Untuk itu, regulator memandang perlu menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi oleh setiap emiten. Tujuannya adalah untuk menjaga relevansi dan reliabilitas informasi yang dibutuhkan para pelaku bisnis di pasar modal sehingga pasar dapat bekerja dengan baik dan menggairahkan aktivitas bisnis investasi.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan baik faktor internal maupun faktor eksternal.


(16)

5

Penelitian mengenai rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan telah banyak dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun, hasil penelitian-penelitian sebelumnya tersebut masih inkonsisten, dimana menunjukkan hasil yang berbeda-beda sehingga penelitian ini menarik untuk dilakukan lagi dan bermaksud mengkonfirmasi kembali faktor-faktor yang mempengaruhi rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan.

Penelitian-penelitan terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada audit report lag dan audit delay. Hal ini disebabkan karena baik audit report lag dan audit delay merupakan bagian dari rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Pengertian audit report lag adalah rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan (Soetedjo, 2006). Ashton (1987) menyebutkan bahwa audit delay adalah rentang waktu antara akhir tahun fiskal perusahaan dengan tanggal laporan auditor. Jadi sebelum disampaikan kepada bapepam atau dipublikasikan, laporan keuangan tahunan harus diaudit terlebih dahulu. Setelah diterbitkannya laporan auditor, pihak manajemen yang selanjutnya akan memutuskan kapan laporan keuangan auditan tersebut akan diserahkan kepada bapepam yang dianggap sebagai tanggal pengumuman ke publik.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit sebagai variabel independen serta rentang waktu publikasi keuangan sebagai variabel dependen. Aktivitas perusahaan manufaktur yang kompleks serta total aset yang cenderung besar


(17)

6

mengindikasikan kemungkinan terjadinya publikasi laporan keuangan yang lebih lama dibandingkan jenis industri perusahaan yang lain. Selain itu, krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 menyebabkan perekonomian dunia mengalami keguncangan sehingga penulis tertarik meneliti tentang rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur periode 2009-2014 pasca krisis keuangan global.

Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan turut mempengaruhi rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Aryati dan Theresia (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Temuan ini diperkuat kembali oleh penelitian Ettredge, Chan, dan Sun (2005), Widati dan Fina (2008), serta Fitri dan Nazira (2009) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan, dimana rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan akan cenderung lebih singkat pada perusahaan yang berukuran besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar biasanya memliki total aset yang besar juga memilki sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Ukuran perusahaan yang besar cenderung akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk


(18)

7

mempersingkat rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan, karena perusahaan tersebut diawasi secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah.

Hasil berbeda ditunjukkan oleh Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin panjang rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Sementara Ahmad dan Kamarudin (2003), Wirakusuma (2004) dan Astini (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Hal tersebut menunjukan bahwa besar kecilnya suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap singkat atau panjangnya rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa rentang waktu rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan antara perusahaan besar dan kecil tidak jauh berbeda. Tidak hanya perusahaan besar saja, perusahaan kecil juga cenderung mendapatkan tekananan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Tekanan itu dapat berasal dari investor itu sendiri ataupun berasal dari Bapepam melalui peraturan penyampaian laporan keuangan tepat waktu. Selain itu, perusahaan besar belum tentu memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga mempersulit auditor untuk menyelesaikan pekerjaanya, begitupun sebaliknya perusahaan yang berskala kecil belum tentu mempunyai sistem pengendalian yang buruk.

Faktor lainnya yang juga berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan perusahaan ialah opini


(19)

8

auditor. Opini auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan wajar tanpa pengecualian akan menunjukkan rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan yang lebih panjang dibandingkan perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (Iskandar dan Estralita, 2010). Hal ini terjadi karena perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian dianggap sebagai bad news sehingga penyampaian laporan keuangan akan diperlambat. Penelitian Widati dan Fina (2008) serta Young Lee dan Geum Joo (2008) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh positif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Namun, temuan tersebut tidak sejalan dengan penelitian Astini (2013) yang membuktikan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan.

Kondisi perusahaan secara internal dipengaruhi oleh komite audit sesuai dengan peraturan Bapepam dengan surat edaran No. SE-03/PM/2000 dinyatakan bahwa setiap perusahaan publik wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 (tiga) orang yang diketuai satu orang komisaris independen dan 2 (dua) orang dari luar perusahaan yang independen terhadap perusahaan. Hasil penelitian penelitian yang senada juga ditunjukan dari penelitian Yaputro dan Rudiawarni (2012) serta Ika dan Ghazali (2012) yang meneliti faktor keberadaan jumlah komite audit terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan membuktikan bahwa komite


(20)

9

audit berpengaruh negatif signifikan sejalan dengan peraturan Bapepam. Semakin banyak anggota komite audit maka kontrol internal perusahaan akan semakin baik sehingga mempersingkat rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Hal ini disebabkan karena komite audit merupakan pihak yang bertugas untuk membantu komisaris dalam rangka peningkatan kualitas laporan keuangan dan peningkatan efektivitas audit internal dan eksternal. Apabila komite audit memenuhi tanggung jawabnya untuk melakukan pengawasan pada kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, kecil kemungkinan suatu perusahaan akan terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya (Ika dan Ghazali, 2012).

Sementara Dewiyani (2013) dan Widyaswari (2014) menyatakan bahwa komite audit yang diukur berdasarkan proporsi keberadaan komite audit terbukti tidak berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Ini berarti bahwa ada atau tidaknya komite audit menyebabkan dalam suatu perusahaan tidak akan mempengaruhi rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena keberadaan komite audit hanya melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan, dan menilai kinerja dari auditor internal, tetapi tidak langsung terlibat atas penyelesaian masalah keuangan yang dihadapi perusahaan. Meskipun komite audit menemukan masalah keuangan yang terjadi pada perusahaan maupun masalah operasional lainya, tim komite audit tidak dapat mengkoreksi secara langsung dan memberitahukan hal tersebut kepada pihak manajemen


(21)

10

perusahaan, tetapi harus melaporkan atas temuan tersebut kepada dewan komisaris.

Ketidakkonsistenan penelitian-penelitian tersebut menyebabkan ketiga variabel ukuran perusahaan, opini auditor, serta komite audit menarik untuk diuji kembali dalam pengaruhnya dengan rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Pentingnya ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan bagi para pihak berkepentingan dikarenakan apabila laporan keuangan disajikan tidak tepat waktu maka informasi yang terkandung di dalamnya menjadi tidak relevan dalam pengambilan keputusan yang tentu saja akan merugikan banyak pihak. Hal inilah yang mendasari peneliti mengambil topik mengenai rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Penulis menggunakan industri manufaktur sebagai subjek yang diteliti karena jenis industri ini memiliki karakteristik yang kompleks yang cenderung menyebabkan industri manufaktur akan mengalami rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang lebih panjang jika dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian ini dengan mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014)”.


(22)

11 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pokok permasalahan pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014 ?

2. Apakah opini auditor berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014 ?

3. Apakah komite audit berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan pokok permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh opini auditor terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.


(23)

12

3. Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian sebelumnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, antara lain:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman, pengetahuan, dan tambahan informasi mengenai pengaruh mengenai pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014 yang nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi serta masukan kepada pengguna laporan keuangan, sehingga dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi yang membantu pihak– pihak manajemen perusahaan terkait dengan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan auditan kepada Bapepam.


(24)

13 1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara terperinci dan sistematis. Untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan tentang skripsi ini, sistematika dari setiap bab dapat dirinci sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis

Bab ini menguraikan beberapa teori guna mendukung analisis data serta rumusan hipotesis penelitian. Teori-teori yang dijelaskan dalam bab ini meliputi teori agensi, laporan keuangan, pengertian audit, tujuan dan fungsi audit, rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan, ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisikan metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis data yang meliputi desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(25)

14 Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi uraian mengenai data dan pembahasan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum daerah atau wilayah penelitian, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab penutup yang mengemukakan simpulan akhir dari pembahasan yang menjadi jawaban dari permasalahan dan saran-saran.


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

Bab ini menguraikan beberapa teori guna mendukung analisis data serta rumusan hipotesis penelitian. Teori-teori yang dijelaskan dalam bab ini meliputi teori agensi, laporan keuangan, pengertian audit, tujuan dan fungsi audit, rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan, ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit.

2.1.1 Teori Keagenan

Teori keagenan berpendapat bahwa entitas merupakan urat nadi dari hubungan-hubungan keagenan dan mencoba untuk memahami perilaku organisasi dengan menguji bagaimana pihak-pihak dalam hubungan keagenan tersebut memaksimumkan utilitas melalui kerja sama. Salah satu hubungan keagenan yang terpenting adalah kerjasama antara kelompok manajemen dengan para pemilik atau prinsipal (Astika, 2010:64). Dalam teori keagenan ini, hubungan antara para manajemen dengan para prinsipal adalah manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan yang menunjukkan bagaimana kinerja para karyawan sedangkan prinsipal bertugas mengawasi pembuatan laporan keuangan tersebut.

Teori keagenan menggambarkan adanya konflik kepentingan antara manajer dengan para prinsipal. Agen dan prinsipal diasumsikan termotivasi


(27)

oleh kepentingannya sendiri dan seringkali kepentingan atas keduanya berbenturan (Ikhsan dan M. Ishak, 2005:56). Teori keagenan muncul akibat dari asimetri informasi yang terjadi antara kedua belah pihak. Masalah asimetri informasi muncul karena pihak manajemen adalah pihak yang berada dalam perusahaan yang mengelola modal pemilik dan membuat laporan keuangan. Dalam hal ini, agen lebih banyak memiliki informasi sehingga akan cenderung melakukan manipulasi laporan keuangan karena agen tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan informasi yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh prinsipal. Manipulasi laporan keuangan tersebut seperti peningkatan laba dengan harapan adanya peningkatan bonus atau kompensasi yang didapatkan oleh agen (manajemen). Sebaliknya, pemegang saham akan menginginkan pembagian dividen yang lebih tinggi atas peningkatan laba yang terjadi dan hanya mengetahui keadaan perusahaan melalui laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Dari keadaan tersebutlah akan muncul konflik kepentingan diantara agen (manajemen) dan prinsipal (pemilik perusahaan).

Umumnya pada perusahaan yang berukuran besar, manajemen diberikan insentif untuk menyelesaikan laporan keuangan auditannya lebih cepat karena perusahaan diawasi secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Tekanan yang diberikan oleh prinsipal sangat tinggi sehingga rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan cenderung semakin singkat.

Wathne dan Heide (dalam Rahmat et.al, 2008) menyatakan bahwa komite audit yang efektif diharapkan fokus pada optimalisasi kekayaan


(28)

pemegang saham dan mencegah maksimalisasi kepentingan pribadi oleh manajemen puncak. Oleh karena itu, efektivitas pengawasan harus dilaksanakan secara konsisten dan memadai oleh komite audit, terutama dalam mengawasi kualitas dan integritas laporan keuangan perusahaan khususnya pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Opini auditor adalah suatu alat formal yang digunakan auditor independen dalam mengkomunikasikan kesimpulan mengenai laporan keuangan yang telah diaudit kepada pihak yang berkepentingan. Jika opini auditor yang diterima perusahaan tersebut adalah selain unqualified opoinion maka hal tersebut akan dianggap sebagai bad news. Oleh karena itu, manajemen melakukan penundaan publikasi laporan keuangan auditan sehingga mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Penundaan publikasi laporan keuangan auditan ini akan menyebabkan semakin panjangnya rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga manajemen mendapatkan informasi yang bermanfaat (Kartika, 2009). Sedangkan menurut Baridwan (2000), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, atau merupakan suatu ringkasan dari


(29)

transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Laporan keuangan sendiri tidak lain adalah suatu pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. Menurut IAI (2001), tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sementara, tujuan dari audit atas laporan keuangan secara menyeluruh adalah untuk memberikan pendapat atau opini atas laporan keuangan tahunan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan SAK.

Suatu laporan keuangan dikatakan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang lama merupakan kendala atas relevansi dalam suatu laporan keuangan. Semakin lama suatu perusahaan menerbitkan laporan keuangan maka semakin tidak relevan dan tidak handal laporan keuangannya, sehingga manfaat informasi dari laporan keuangan tersebut akan berkurang. Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang tepat waktu merupakan elemen pokok yang harus diperhatikan karena selain mempengaruhi manfaat dari informasi laporan keuangan, juga akan berfungsi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan.


(30)

.

2.1.3 Pengertian Audit

A Statement of Basic Auditing Concepts (ASOBAC) dalam Halim (2009: 65), mendefinisikan auditing sebagai suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu (Arens et al, 2008:18). Audit harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan publik wajib diaudit.

Menurut Yulianti (2011), laporan keuangan penting untuk diaudit karena berbagai alasan sebagai berikut.

1) Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan dengan manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan tersebut.


(31)

2) Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan.

3) Terdapat kerumitan data di dalam laporan keuangan perusahaan. 4) Keterbatasan akses pemakai laporan keuangan terhadap

catatan-catatan akuntansi.

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Audit

Tujuan umum suatu audit atas laporan keuangan adalah memberikan suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Dalam audit biasanya dirumuskan tujuan khusus audit untuk setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Tujuan khusus ini berasal dari asersi-asersi yang dibuat manajemen dalam laporan keuangan (Haryono, 2001:117).

Berdasarkan sifatnya, auditing mempunyai fungsi menguraikan informasi yang ada dalam laporan keuangan untuk mencari bukti yang dapat mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran penyajian informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut (Setyahadi, 2012). Audit yang dilaksanakan auditor adalah suatu fungsi untuk menentukan apakah laporan keuangan yang disusun manajemen telah memenuhi kriteria yang telah disepakati bersama atau telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).


(32)

2.1.5 Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan

Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan tahunan yang telah diaudit ke publik merupakan lamanya hari yang dibutuhkan untuk mengumumkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke publik sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan sampai dengan tanggal penyerahan ke Bapepam, yang dianggap sebagai tanggal pengumuman ke publik (Wirakusuma,2004). Sebelum laporan keuangan tahunan perusahaan dipublikasikan, laporan tersebut harus diaudit oleh auditor eksternal terlebih dahulu. Berdasarkan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP 36/PM/2003 tanggal 30 September 2003, setiap perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yanng disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik kepada Badan Pengawas Pasar Modal selambat lambatnya 90 hari terhitung sejak berakhirnya tanggal tahun buku. Apabila ketetapan ini dilanggar, maka Bapepam akan mengenakan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhinya.

Dalam pelaksanaannya, tidak jarang pemeriksaan audit menemui banyak kendala misalnya terbatasnya jumlah karyawan yang melakukan audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi dan pengendalian intern yang kurang baik (Petronila, 2007). Hal inilah yang menyebabkan laporan audit dikeluarkan lebih lama dari batas waktu yang ditentukan.

Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan memberikan informasi yang lebih relevan (Abdelsalam dan


(33)

Street, 2007). Sementara keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang dihasilkan perusahaan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Hal tersebut akan mengundang reaksi pasar yang negatif dimana penundaan publikasi laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang akan diambil oleh para pemakai laporan keuangan. Selain itu, ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan merupakan kriteria yang sangat penting untuk menunjukkan ketepatan dan keandalan informasi dalam membuat keputusan oleh investor yang ingin berinvestasi di bursa saham (Ismail et al, 2012).

2.1.6 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur dari besarnya total aset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan (Sa’adah, 2013). Selain itu, Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain (Febrianty, 2011).

Menurut Lestari (2010), perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa


(34)

faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal.

Sebaliknya, seperti yang dikutip oleh Boynton dan Kell (1996), menyebutkan bahwa audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang diaudit semakin besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur audit yang harus ditempuh.

2.1.7 Opini Auditor

Opini auditor menjadi dasar bagi pihak luar dalam hal pengambilan keputusan, karena opini auditor adalah pendapat yang dikeluarkan oleh auditor terhadap laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Opini auditor ini merupakan alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Mulyadi (2002) terdapat lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor, antara lain sebagai berikut :


(35)

1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.

2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion Report with Explanatory Language)

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau telah sesuai standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum, tetapi terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan (penjelasan lain) laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan.

3) Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit apabila lingkup audit dibatasi oleh klien, auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor, laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, dan prinsip akuntansi berterima umum


(36)

yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

4) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.

5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)

Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:

a) Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit. b) Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

Apabila selama pelaksanaan pekerjaan lapangan auditor tidak menemukan masalah ataupun bukti yang sangat menyimpang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum maka auditor mungkin dapat dengan cepat menyelesaikan tugasnya dan kemudian mengeluarkan opini auditor yang sesuai dengan hasil yang diperoleh, tetapi jika auditor menemukan penyimpangan karena laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum kemungkinan auditor akan lebih banyak lagi


(37)

mencari penyimpangan serta bukti-bukti lain yang akhirnya dapat mempengaruhi penyelesaian waktu audit (Yuana, 2008: 15).

Hal ini ditunjukan dalam penelitian dari Carslaw dan Kaplan (1991), jika dalam laporan keuangan yang diauditnya auditor memberikan opini selain unqualified opinion, maka akan terjadi audit delay yang semakin panjang. Hal ini mengakibatkan rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan semakin panjang.

2.1.8 Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern (Savitri, 2010). Dalam rangka penyelenggaraan good corporate governance, BEI mewajibkan perusahaaan tercatat memiliki komisaris independen dan komite audit. Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK No: KEP-496/BL/2008, disyaratkan bahwa wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 orang bagi setiap perusahaan yang telah go public dan seorang di antaranya komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite. Sebaliknya, pihak lain adalah pihak ekstern yang independen dan sekurang-kurangnya salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan.

Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan


(38)

tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal Jumlah keanggotaan komite audit yang lebih besar akan mampu bekerja lebih efektif untuk mengawasi jalannya pelaporan keuangan oleh manajemen perusahaan (Choi J. et al., 2004). Masalah keuangan yang muncul dalam proses pembuatan laporan keuangan akan lebih cepat terselesaikan dengan adanya keanggotaan komite audit yang lebih besar. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Purwati (2006) menemukan bahwa jumlah anggota komite audit memiliki pengaruh pada ketepatwaktuan pelaporan keuangan dalam perusahaan. Zhang et al. (2007) menyatakan bahwa anggota komite audit memiliki peran penting untuk memantau pengendalian internal dan untuk memahami berbagai masalah keuangan dan operasional yang dapat timbul dalam suatu perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang mengacu pada audit report lag dan audit delay telah banyak dilakukan, tetapi sebagian masih bersifat umum dan terbatas, antara lain sebagai berikut:

1) Wirakusuma (2004) meneliti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan Kepada Publik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, solvabilitas, internal audit, reputasi auditor dan opini audit terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan kepada publik. Dapat


(39)

ditunjukan bahwa variabel solvabilitas, dan opini audit masing-masing berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan kepada publik. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, jenis industri, internal audit, profitabilitas dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan kepada publik.

2) Rachmawati (2008), melakukan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2005. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel dependen, yaitu audit delay dan timeliness dengan lima variabel independen, yaitu profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, size perusahaan dan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Hasil penelitian menunjukan bahwa size perusahaan dan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay sedangkan variabel profitabilitas, solvabilitas, dan internal auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

3) Widati dan Fina (2008), penelitian ini mengambil judul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan Ke Publik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, reputasi auditor dan jenis pendapat auditor. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Sampel ditentukan berdasarkan


(40)

metode purposive sampling, sebanyak 20 perusahaan (3x20 = 60 sampel). Teknik analisis data dengan menggunakan teknik regresi berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah ukuran perusahaan (negatif), profitabilitas (negatif), dan opini auditor (positif). Sedangkan solvabilitas dan reputasi auditor terbukti tidak berpengaruh. 4) Fitri dan Nazira (2009) meneliti bukti empiris tentang faktor yang

mempengaruhi penyelesaian laporan keuangan serta menguji faktor dalam penelitian seperti: ukuran perusahaan, likuiditas, umur perusahaan, pelaporan item-item luar biasa dan/atau kontinjensi. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu regresi berganda. Hasil menunjukkan faktor yang mempengaruhi penyelesaian laporan keuangan yaitu ukuran perusahaan (negatif), sedangkan likuiditas, umur perusahaan, dan item-item luar biasa dan/atau kontinjensi tidak mempengaruhi penyelesaian laporan keuangan.

5) Ahmed dan Hossain (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag pada 87 perusahaan yang terdaftar pada Dhaka Stock Exchange pada tahun 2007. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kausal antara type of auditor, auditor change, type of audit report, industry classification, profitability leverage, extraordinary items dan company size sebagai variabel independen terhadap audit report lag sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan teknik analisis Ordinary Least Square (OLS) untuk


(41)

mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa type of auditor, auditor change, industry classification, extraordinary items dan company size berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Sedangkan type of audit report dan profitability leverage berpengaruh positif terhadap audit report lag.

6) Iskandar dan Estralita (2010) meneliti pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2003-2009 dengan jumlah sampel sebanyak 896. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa klasisifikasi industri, laba atau rugi tahun berjalan dan besarnya KAP berpengaruh terhadap audit report lag. Sementara total aset, opini auditor, dan debt proportion tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag.

7) Wijaya (2012) meneliti pengaruh karakteristik komite audit terhadap audit report lag. Karakteristik komite audit yang diteliti ialah jumlah komite audit, independensi komite audit, rapat komite audit dan kompetensi komite audit. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda yang diawali uji asumsi klasik. Model regresi dinyatakan lolos uji asumsi klasik. Pengujian secara simultan menyimpulkan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Pengujian secara parsial memperlihatkan hasil bahwa dari empat faktor tersebut, hanya dua faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag, yakni


(42)

jumlah anggota komite audit dan komptensi komite audit, sedangkan rapat komite audit dan independensi komite audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh operasional dan intensitas perusahaan. Semakin besar nilai aset perusahaan, maka akan semakin pendek rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan dan sebaliknya. Perusahaan besar cenderung lebih cepat menyelesaikan proses auditnya yang menyebabkan semakin cepat pula penyampaian laporan keuangan auditan kepada bapepam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi keterlambatan publikasi laporan keuangan auditan dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Di samping itu perusahaan besar pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya (Subekti dan Widiyanti, 2004).


(43)

Penelitian yang dilakukan Widiati dan Fina (2008) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Temuan ini diperkuat kembali oleh penelitian Aryati dan Theresia (2005) serta Fitri dan Nazira (2009) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan, dimana lamanya waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditannya akan cenderung lebih singkat pada perusahaan yang berukuran besar. Namun, Wirakusuma (2004) serta Supriyanti dan Rolinda (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan. Dengan demikian dapat disusun hipotesis pertama sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan.

2.3.2 Pengaruh Opini Auditor Terhadap Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan.

Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Penelitian Iskandar dan Estralita (2010) membuktikan bahwa jika dalam laporan keuangan yang diauditnya auditor memberikan opini selain unqualified opinion, maka akan terjadi audit report lag yang semakin panjang yang menyebabkan semakin panjangnya waktu yang dibutuhkan


(44)

untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan. Hal ini dikarenakan, proses pemberian pendapat tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis, dan perluasan lingkup audit. Lain halnya dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion, perusahaan tersebut akan melaporkan pendapat tepat waktu karena merupakan berita baik.

Berdasarkan hasil penelitian Carlsaw dan Kaplan (1991) untuk perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan unqualified opinion (WTP) akan menunjukkan audit report lag yang lebih panjang dibanding yang menerima unqualified opinion. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Trianto (2006) dan Kartika (2009) yang menyimpulkan bahwa opini auditor berpengaruh negatif terhadap penundaan publikasi laporan keuangan.

Sementar Iskandar dan Estralita (2010) serta Astini (2013) yang membuktikan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Dengan demikian, dapat disusun hipotesis kedua sebagai berikut:

H2: Opini auditor berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi

laporan keuangan auditan.

2.3.3 Pengaruh Komite Audit Terhadap Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan.

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan


(45)

keuangan dan audit ekstern (Purwati, 2006). Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggung jawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal.

Beberapa penelitian mencoba meneliti efektivitas komite audit dalam pengaruhnya dengan rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Purwati (2006) dan Afify (2009) menunjukan bahwa jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Temuan ini diperkuat kembali oleh Wijaya (2012) yang mengungkapkan bahwa komite audit yang diukur berdasarkan proporsi keanggotaan audit terbukti mampu mengurangi rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Sementara Dewiyani (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa jumlah anggota komite audit tidak berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Dengan demikian, dapat disusun hipotesis ketiga sebagai berikut:

H3: Komite audit berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi

laporan keuangan auditan.


(1)

metode purposive sampling, sebanyak 20 perusahaan (3x20 = 60 sampel). Teknik analisis data dengan menggunakan teknik regresi berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah ukuran perusahaan (negatif), profitabilitas (negatif), dan opini auditor (positif). Sedangkan solvabilitas dan reputasi auditor terbukti tidak berpengaruh. 4) Fitri dan Nazira (2009) meneliti bukti empiris tentang faktor yang

mempengaruhi penyelesaian laporan keuangan serta menguji faktor dalam penelitian seperti: ukuran perusahaan, likuiditas, umur perusahaan, pelaporan item-item luar biasa dan/atau kontinjensi. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu regresi berganda. Hasil menunjukkan faktor yang mempengaruhi penyelesaian laporan keuangan yaitu ukuran perusahaan (negatif), sedangkan likuiditas, umur perusahaan, dan item-item luar biasa dan/atau kontinjensi tidak mempengaruhi penyelesaian laporan keuangan.

5) Ahmed dan Hossain (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag pada 87 perusahaan yang terdaftar pada Dhaka Stock Exchange pada tahun 2007. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kausal antara type of auditor, auditor change, type of audit report, industry classification, profitability leverage, extraordinary items dan company size sebagai variabel independen terhadap audit report lag sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan teknik analisis Ordinary Least Square (OLS) untuk


(2)

mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa type of auditor, auditor change, industry classification, extraordinary items dan company size berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Sedangkan type of audit report dan profitability leverage berpengaruh positif terhadap audit report lag.

6) Iskandar dan Estralita (2010) meneliti pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2003-2009 dengan jumlah sampel sebanyak 896. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa klasisifikasi industri, laba atau rugi tahun berjalan dan besarnya KAP berpengaruh terhadap audit report lag. Sementara total aset, opini auditor, dan debt proportion tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag.

7) Wijaya (2012) meneliti pengaruh karakteristik komite audit terhadap audit report lag. Karakteristik komite audit yang diteliti ialah jumlah komite audit, independensi komite audit, rapat komite audit dan kompetensi komite audit. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda yang diawali uji asumsi klasik. Model regresi dinyatakan lolos uji asumsi klasik. Pengujian secara simultan menyimpulkan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Pengujian secara parsial memperlihatkan hasil bahwa dari empat faktor tersebut, hanya dua faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag, yakni


(3)

jumlah anggota komite audit dan komptensi komite audit, sedangkan rapat komite audit dan independensi komite audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh operasional dan intensitas perusahaan. Semakin besar nilai aset perusahaan, maka akan semakin pendek rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan dan sebaliknya. Perusahaan besar cenderung lebih cepat menyelesaikan proses auditnya yang menyebabkan semakin cepat pula penyampaian laporan keuangan auditan kepada bapepam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi keterlambatan publikasi laporan keuangan auditan dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Di samping itu perusahaan besar pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya (Subekti dan Widiyanti, 2004).


(4)

Penelitian yang dilakukan Widiati dan Fina (2008) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Temuan ini diperkuat kembali oleh penelitian Aryati dan Theresia (2005) serta Fitri dan Nazira (2009) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan, dimana lamanya waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditannya akan cenderung lebih singkat pada perusahaan yang berukuran besar. Namun, Wirakusuma (2004) serta Supriyanti dan Rolinda (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan. Dengan demikian dapat disusun hipotesis pertama sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu

publikasi laporan keuangan auditan.

2.3.2 Pengaruh Opini Auditor Terhadap Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan.

Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Penelitian Iskandar dan Estralita (2010) membuktikan bahwa jika dalam laporan keuangan yang diauditnya auditor memberikan opini selain unqualified opinion, maka akan terjadi audit report lag yang semakin panjang yang menyebabkan semakin panjangnya waktu yang dibutuhkan


(5)

untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan. Hal ini dikarenakan, proses pemberian pendapat tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis, dan perluasan lingkup audit. Lain halnya dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion, perusahaan tersebut akan melaporkan pendapat tepat waktu karena merupakan berita baik.

Berdasarkan hasil penelitian Carlsaw dan Kaplan (1991) untuk perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan unqualified opinion (WTP) akan menunjukkan audit report lag yang lebih panjang dibanding yang menerima unqualified opinion. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Trianto (2006) dan Kartika (2009) yang menyimpulkan bahwa opini auditor berpengaruh negatif terhadap penundaan publikasi laporan keuangan.

Sementar Iskandar dan Estralita (2010) serta Astini (2013) yang membuktikan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Dengan demikian, dapat disusun hipotesis kedua sebagai berikut:

H2: Opini auditor berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi

laporan keuangan auditan.

2.3.3 Pengaruh Komite Audit Terhadap Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan.


(6)

keuangan dan audit ekstern (Purwati, 2006). Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggung jawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal.

Beberapa penelitian mencoba meneliti efektivitas komite audit dalam pengaruhnya dengan rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Purwati (2006) dan Afify (2009) menunjukan bahwa jumlah anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Temuan ini diperkuat kembali oleh Wijaya (2012) yang mengungkapkan bahwa komite audit yang diukur berdasarkan proporsi keanggotaan audit terbukti mampu mengurangi rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Sementara Dewiyani (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa jumlah anggota komite audit tidak berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Dengan demikian, dapat disusun hipotesis ketiga sebagai berikut:

H3: Komite audit berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

2 43 75

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN KE PUBLIK (Studi empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2004-2008)

0 3 85

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG WAKTU PENYELESAIAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2007-2009

0 4 87

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ).

0 0 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2008).

0 1 6

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2010).

0 1 25

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 0 129

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG WAKTU PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2016

0 0 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2011-2013)

0 0 16