2 yang tidak dilakukan setiap hari melainkan hanya pada waktu tertentu saja seperti misalnya
ketika menjelang hari rahinan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu beliau, Ibu Ni Nengah Lompong menderita sakit pada kakinya sehingga sulit untuk berjalan dan memerlukan
tongkat untuk berjalan. Dulu, Ibu Ni Nengah Lompong bekerja sebagai penjual hasil kebun namun sekarang karena kondisi fisik yang sudah melemah menyebabkan Ibu Ni Nengah
Lompong tidak dapat berjualan lagi.
Tabel 1. Data Keluarga Dampingan
No Nama
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
Ket
1 I Wayan Nulapa
Kawin 100
Tahun -
Kepala Keluarga
Suami alm
2 I Nengah
Lompong Kawin
82 Tahun
- Ibu Rumah
Tangga Istri
3 I Wayan Sumerta
Belum Kawin
18 Bulan
- Anak
alm 4
I Nengah Seneng Belum
Kawin 37
Tahun -
Buruh Anak
Perjalanan awal untuk mencapai lokasi rumah Bapak I Nengah Seneng dapat melalui jalan aspal. Rumah dari Bapak I Nengah Seneng terletak di pinggir jalan, namun untuk dapat
semakin mencapai rumah beliau harus berjalan kaki dikarenakan medan yang ditempuh yang tidak dapat dilalui dengan menggunakan sepeda motor. Bapak I Nengah Seneng pernah
mendapatkan bantuan bedah rumah pada tahun 2014 dari Pemerintah Provinsi Bali. Rumah beliau terdiri dari 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang untuk menaruh perabotan dan sebuah
dapur. Beliau tidur bersama ibunya yakni Ibu Ni Nengah Lompong. Bapak I Nengah Lompong tinggal bersama saudara beliau yang merupakan masih dalam satu pekarangan rumah.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Penghasilan dari keluarga Bapak I Nengah Seneng didapatkan dari pekerjaan sebagai buruh pembungkus jajan yang dilakukan tidak setiap hari melainkan hanya pada waktu tertentu
3 saja. Penghasilan yang didapatkan oleh keluarga ini terbilang kurang mencukupi kebutuhan
sehari-hari. 1.2.1
Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga Bapak I Nengah Seneng dapat dikatakan tidak menentu
tergantung dari permintaan orderan yang ada. Beliau bekerja sebagai buruh pembungkus jajan di tetangga sebelah rumah beliau. Biasanya, beliau bekerja hanya
ketika menjelang hari rahinan karena pada saat tersebutlah terdapat banyak order untuk membuat jajan. Sebagai buruh pembungkus jajan, Bapak I Nengah Seneng hanya
memperoleh penghasilan sebesar Rp. 15.000. Terkadang bapak I Nengah Seneng membantu tetangganya untuk membersihkan rumah apabila dimintai tolong, Biasanya
Bapak I Nengah Seneng akan diupahi dengan beras, lauk, ataupun uang dengan kisaran Rp.10.000 hingga Rp.15.000. Apabila tidak ada pekerjaan untuk membungkus jajan,
Bapak I Nengah Seneng biasanya menghabiskan waktunya untuk mencari kayu bakar yang digunakan untuk keperluan memasak ataupun memelihara seekor ayam.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Sebagai tolak ukur kesejahteraan sebuah keluarga, umumnya digunakan perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga tersebut. Berikut hasil
wawancara dengan Bapak I Nengah Seneng mengenai biaya –biaya yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. a.
Kebutuhan Sehari-hari Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga Bapak I Nengah Seneng
memerlukan biaya sekitar Rp. 75.000 dalam sebulan. Untuk biaya air, Bapak I Nengah Seneng mendapatkan bantuan air bersih dari tetangga. Sedangkan untuk
biaya listrik keluarga Bapak I Nengah Seneng sudah ditanggung oleh Bapak I Made Jatiana yang sudah dianggap sebagai keponakan oleh Ibu Ni Nengah Lompong.
b. Pendidikan
Dalam sisi pendidikan, keluarga Bapak I Nengah Seneng pernah merasakan bangku sekolah hanya sampai kelas 1 SD saja hingga akhirnya beliau putus sekolah.
c. Kesehatan
Untuk urusan kesehatan, baik Bapak I Nengah Seneng serta Ibu Ni Nengah Lompong belum terdaftar sebagai penerima KIS Kartu Indonesia Sehat. Sehingga