Tinjauan terhadap efektivitas anggaran penjualan pada CV.Serasi Padalarang

(1)

(2)

(3)

37

BIODATA PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : Muhammad Mushlih

Jenis kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tgl lahir : Bandung, 05 Oktober 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tipar Barat No. 6 Padalarang, Bandung Barat

Telepon : 085720249427

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 2003 Lulus SDN Cimerang 1 – Cimareme 2. Tahun 2006 Lulus SMP Pasundan 3 – Cimahi

3. Tahun 2010 Lulus MA Husnul Khotimah – Kuningan

4. Tahun 2010 Tercatat Sebagai mahasiswa Universitas Komputer Indonesia Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Diploma Tiga


(4)

PENJUALAN PADA CV. SERASI PADALARANG.

REVIEW OF THE EFFECTIVENESS OF THE SALES BUDGET

ON THE CV. SERASI PADALARANG

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Jenjang Diploma III Fakultas Ekonomi Progaram Studi Akuntansi

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh

Nama : Muhammad mushlih Nim : 21310040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(5)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, Tuhan Semesta Alam, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan peneitian tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada mata tugas akhir Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi materi maupun susunan tata bahasanya dan juga tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.

Hal ini mengingat kemampuan dan pengetahuan yang Penulis miliki sangat terbatas untuk membuat dan menghasilkan karya tulis yang baik. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat Penulis harapkan sebagai masukan yang sangat berharga guna perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini dan Penulis pada masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya Penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan hingga selesainya penyusunan tugas akhir ini, terutama yang terhormat :


(6)

vii

1. Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si, selaku dekan fakultas ekonomi

3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Wali penulis dan Pembimbing Penulis

5. Seluruh staff Dosen pengajar Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia yang telah mendidik, membimbing dan membekali penulis dengan ilmu pengetahauan.

6. Orang tua tercinta, yang telah memberikan semua cinta, kasih sayang, doa restu dan perhatian yang tidak pernah henti-hentinya serta memberikan semangat dan dukungan secara moral maupun materil. Terima kasih atas pengorbanan selama ini.

7. Pak Iman Safari selaku pembimbing di CV. Serasi Padalarang 8. Seluruh staff dan karyawan di CV. Serasi Padalarang

9. Yang tercinta Rosaliana Rustandi yang telah memberikan dukungan, doa, perhatian dan semangatnya.

10. Teman-teman kelas AK-7 yang selalu kompak dan saling membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini .

11. Sahabat-sahabat saya Agung, Dody, Budi, Yusuf yang selalu membantu dan memotivasi dalam penyusunan tugas akhir ini.


(7)

viii

12. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya Penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi CV. Serasi Padalarang, juga bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi kita semua.

Semoga amal baik yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis secara tulus ikhlas mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2013


(8)

ix

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4.1 Maksud Penelitian ... 5

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Lokasi dan Penelitian ... 5

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 5

1.5.2 Waktu Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektifitas ... 7

2.1.1 Pengertian Efektivitas ... 7


(9)

x

2.2 Anggaran ... 10

2.2.1 Pengertian Anggaran ... 10

2.2.1.1 Kegunaan Anggaran ... 13

2.2.1.2 Karakteristik Anggaran ... 13

2.2.1.3 Manfaat dan Tujuan Anggaran ... 14

2.2.1.4 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran... 15

2.2.1.5 Jenis-Jenis Anggaran ... 16

2.2.1.6 Prinsip Anggaran ... 19

2.2.1.7 Anggaran Sebagai Alat Pengendalian ... 21

2.2.2 Anggaran Penjualan ... 23

2.2.2.1 Pengertian Anggaran Penjualan ... 23

2.2.3 Anggaran Penjualan ... 24

2.2.3.1 Pengertian Anggaran Penjualan ... 24

2.2.3.2 Manfaat Anggaran Penjualan ... 26

2.2.3.3 Tujuan dan Kegunaan Anggaran ... 26

2.2.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan .... 26

2.2.3.5 Periode Anggaran Penjualan ... 28

2.2.3.6 Hal Yang Diperhatikan Dalam Menyusun Anggaran 29 2.2.3.7 Langkah Dalam Menyusun Anggaran ... 29

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 33


(10)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 36

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 36

4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 38

4.1.1.3 Uraian Tugas (Job Description) ... 49

4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 41

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 41

4.1.2.1 Anggaran penjualan ... 41

4.1.2.2 Efektivitas anggaran penjualan ... 44

4.2 Pembahasan ... 45

4.2.1 Analisis Anggaran Penjualan ... 46

4.2.2 Analisis Efektivitas Penjualan ... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 53


(11)

52

DAFTAR PUSTAKA

.

Anthony. 2009.Sistem informasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Ardiyos. 2007. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

Arrens. 2008. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi ke-tiga. Jakarta. Ghalia Indonesia

Chairul Maroom. 2009. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Yogyakarta : Graha Ilmu

Darsono. 2008. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat

Husein Umar. 2011.Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Edisi Dua, Yogyakarta: Graha Ilmu

Markus Zahnd. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : BPFE Munandar, M. 2008. Budgeting, Perencanaan Kerja, pengkoordinasian kerja dan

Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada. Mulyadi. 2007. Akuntansi Manajemen. Jakarta. : Salemba Empat

Moh, Nazir,. Ph.D.2003. “Metode Penelitian”, Jakarta : Ghalia Indonesia Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Nazir, Moh. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suharsini Arkunto. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabetis.

Tendi Haruman. 2007. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada.

Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Graha Ilmu

Welsch H, Gordon, dkk. 2002. Anggaran Perusahaan. jakarta : Gramedia Pustaka Utama


(12)

(13)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efektivitas

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi. Seperti yang dikemukakan oleh Anthony (2009 : 203) dalam bukunya Sistem informasi mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

“Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dan sasaran yang harus dicapainya.”

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih memfokuskan pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu.

Menurut pendapat Arrens (2008 : 817) dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

“Efektivitas adalah menilai apakah suatu lembaga atau organisasi telah memenuhi tujuan yang ditetapkan dalam mencapai standar kelayakan yang mengacu kepada pencapaian suatu tujuan”


(14)

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dimana suatu perusahaan dapat diartikan telah dioperasikan secara efektif apabila perusahaan tersebut dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas

Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas organisasi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sebagai berikut: a. Adanya tujuan yang jelas,

b. Struktur organisasi,

c. Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat, d. Adanya sistem nilai yang dianut.

Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya tujuan akan memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Tujuan organisasi adalah memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan yang akan datang yang senantiasa dikejar dan diwujudkan oleh organisasi. Struktur dapat mempengaruhi efektifitas dikarenakan struktur yang menjalankan organisasi. Struktur yang baik adalah struktur yang kaya akan fungsi dan sederhana. Selanjutnya, tanpa ada dukungan dan partisipasi serta sistem nilai yang ada maka akan sulit untuk mewujudkan organisasi yang efektif.


(15)

Faktor-9

faktor yang mempengaruhi organisasi harus mendapat perhatian yang seriuas apabila ingin mewujudkan suatu efektivitas.

2.2Anggaran

2.2.1 Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Nilai suatu anggaran tergantung pada perencanaan dan pengendalian anggaran, apabila terjadi penyimpangan atas pelaksanaan anggaran dikarenakan terlalu tinggi dalam penetapannya, maka diperlukan cara untuk mengendalikannya yaitu dengan cara meninjau kembali hasil penetapan anggaran sebelumnya sehingga pada saat pelaksanaan dapat terwujud dengan baik serta dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran tersebut sehingga pada periode yang akan datang dapat dijadikan sebagai perbaikan yang positif. Anggaran juga merupakan alat bantu bagi perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya yaitu memperoleh laba dengan memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen sehingga perusahaan memperoleh penghasilan yang optimal.

Anggaran atau lebih sering disebut sebagai “ budget “ mempunyai definisi yang beragam, namun apabila dicermati lebih teliti masing-masing definisi tersebut mempunyai definisi yang sama.


(16)

Pengertian anggaran menurut M. Nafarin (2007 : 9) dalam bukunya yang berjudul Anggaran Perusahaan, yaitu:

“Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan”. Sedangkan menurut Darsono dan Ari Purwanti (2008:1) dalam bukunya

yang berjudul Akuntansi Manajemen terdapat beberapa macam pengertian tentang anggaran antara lain sebagai berikut :

“1. Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan. Anggaran lazim disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk angka-angka keuangan, lazim disebut anggaran formal.

2. Anggaran lazim disebut perencanaan dan pengendalian laba, yaitu proses yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian secara efektif.

3. Anggaran ialah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang, suatu perencanaan taktis laba jangka pendek; suatu sistem akuntansi berdasarkan tanggungjawab; suatu penggunaan prinsip pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.

4. Anggaran ialah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis.

5. Anggaran dapat dianggap sebagai sistem yang memiliki kekhususan tersendiri atau sebagai sub-sistem yang memerlukan hubungan dengan subsistem lain yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan.

6. Anggaran dianggap sebagai yang otonom karena mempunyai sasaran serta cara-cara kerja tersendiri yang merupakan satu kebulatan dan yang berbeda dengan sasaran serta cara kerja sistem lain yang ada dalam perusahaan; anggaran sekaligus juga disebut su-sistem.

7. Anggaran sebagai suatu system tersiri dari tiga lapisan yaitu : inti system, sub-sistem penunjang, sub-sistem lingkungan. Inti system ialah sasaran laba; sub-sistem penunjang ialah berbagai aktivitas yang membantu kelancaraan kerjanya inti system seperti struktur organisasi, administrasi, analisis data, angka-angka standard an sebagainya. Sub-sistem lingkungan ialah lingkungan eksternal


(17)

11

organisasi seperti ekonomi, sosial, politik, budaya dan sebagainya yang mempengaruhi bekerja suatu sistem organisasi.

8. Anggaran atau budget adalah sama dengan profit planning. Perencanaan laba meliputi : perencanaan penjualan, perencanaan produksi, perencanaan penggunaan bahan baku, perencanaan tenaga kerja langsung, perencanaan biaya overhead, perencanaan biaya pemasaran, perencanaan biaya umum dan admistrasi dan seterusnya. Modal tersebut pada umumnya disebut anggaran berkala yang lengkap atau master budget.”

Selain itu menurut Tendi Haruman (2007 : 3) dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, menjelaskan anggaran sebagai berikut:

Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun”

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran merupakan suatu rencana manajemen mengenai perolehan dan penggunaan sumber daya perusahaan yang dinyatakan secara formal dan terperinci dalam bentuk kuantitas dan dalam suatu periode tertentu. 2.2.1.1Kegunaan Anggaran

Adapun kegunaan pokok anggaran menurut M. Nafarin (2007 : 18), yaitu sebagai berikut:

1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memiliki sumber dan penggunaan dana.

2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari maupun jenis pengguanaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

3. Untuk mengadakan jyumlah dana yang dicari dan digunakan. 4. Untuk merasionalkan sumber dan pengguanaan dana agar dapat

mencapai hasil yang maksimal.

5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran lebih jelas dan lebih terlihat.


(18)

6. Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan

2.2.1.2 Karakteristik Anggaran

Karakteristik anggaran menurut oleh Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2008 : 1) (penerjemah oleh F.X Kurniawan Tjakrawala), yaitu:

“1. Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit usaha.

2. Dinyatakan dalam unit moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah non moneter.

3. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.

4. Merupakan perjanjian manajemen, bahwa manajer setuju untuk bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dari anggaran.

5. Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pembuat anggaran.

6. Sekali setuju anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu. 7. Secara berkala kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan

anggaran dan perbedaannya dianalisis dan dijelaskan.”

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. Selain itu, anggaran berisi komitmen manajemen yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab agar mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

2.2.1.3 Manfaat dan Tujuan Anggaran

Manfaat anggaran menurut M. Nafarin (2007 : 19), diantaranya :

a. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.

b. Dapat memotivasi pegawai.

c. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.


(19)

13

e. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

f. Alat pendidikan bagi para manajer.

Sedangkan tujuan dari pembuatan anggaran menurut M. Nafarin (2007:19) yaitu :

“a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun kerena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.”

Maka dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses dari perbandingan dan analisis dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diketahui pula kelemahan-kelemahan dan keunggulan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih akurat.

2.2.1.4 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran

Menurut Tendi Haruman & Sri Rahayu (2007:8) keunggulan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik, antara lain :

a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil


(20)

proyeksi ini menciptakan peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.

b. Dalam menyusun anggaran, diperlukan anlisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut.

c. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.

d. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan.

e. Mengingat setiap manajer dan atau penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta (sense of participation).

Di samping beberapa keunggulan tersebut di atas, terdapat pula beberapa kelamahan antara lain :

a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (permintaan efektif, kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.

b. Anggaran hanya merupakan rencana dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh.

c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bukan menggantikannya.

d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, sebab itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.

2.2.1.5 Jenis-Jenis Anggaran

Sebagai alat bantu manajemen, anggaran juga mencakup seluruh aspek kegiatan perusahan. Oleh karena itu anggaran terdiri dari berbagai macam yang mempunyai kegunaan masing-masing. Dalam menyusun anggaran, pengelompokan anggaran sangatlah penting. Dengan mengelompokkan


(21)

15

anggaran maka akan lebih mudah dalam menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai dengan keperluan.

Menurut M.Nafarin (2009:31) anggaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut:

1. Segi Dasar Penyusunan

Dilihat dari segi dasar penyusunan, anggaran terdiri atas anggaran variabel dan anggaran tetap.

a. Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

b. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

2. Segi Cara Penyusunan

Dilihat dari segi penyusunan, anggaran terdiri atas anggaran periodik dan anggaran kontinu.

a. Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu.

b. Anggaran kontinu (continous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat. 3. Segi Jangka Waktu

Dilihat dari segi jangka waktunya, anggaran terdiri dari atas anggaran jangka pendek dan anggaran jangka panjang.

a. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

b. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.


(22)

Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri atas anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran tersebut bila dipadukan disebut anggaran induk (master budget).

a. Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. Contohnya adalah anggaran penjualan/pendapatan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran beban usaha.

b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Contohnya anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan dan anggaran utang.

5. Kemampuan Menyusun

Dilihat dari segi kemampuan menyusun, anggaran terdiri atas anggaran komprehensif dan anggaran parsial.

a. Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap.

b. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

6. Segi Fungsi

Dilihat dari segi fungsi, anggaran terdiri atas anggaran tertentu dan anggaran kinerja.

a. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.

b. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan).

7. Segi Metode Penentuan Harga Pokok Produk

Dilihat dari segi metode penentuan harga pokok produk, anggaran terdiri atas anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan.


(23)

17

a. Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat. Anggaran berdasar fungsional (fungsional based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penentuan harga pokok penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggran induk atau anggaran tetap. Anggaran berdasar sifat (characteristic based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penentuan harga pokok variabel (variable costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel.

b. Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penetapan harga pokok berdasarkan kegiatan dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran induk.

Berdasarkan definisi dan penjelasan diatas , penulis dapat menyimpulkan bahwa jenis-jenis anggaran dapat dibedakan berdasarkan kelompoknya yaitu sebagai berikut : Segi Dasar Penyusunan, Segi Cara Penyusunan, Segi Metode Penentuan Harga Pokok Produk, Segi Fungsi, Kemampuan Menyusun, Segi Bidang dan Segi Jangka Waktu.

2.2.1.6 Prinsip-Prinsip Anggaran

Sebelum menyusun sebuah anggaran, maka manajemen suatu perusahaan harus mematuhi prinsip-prinsip anggaran agar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dibawah ini merupakan prinsip-prinsip anggaran yaitu :

Menurut RA Supriyono yang dikutip oleh Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007 : 9) menyatakan bahwa prinsip-prinsip dasar yang


(24)

harus dipenuhi dan ditaati agar suatu anggaran dapat disusun dan dilaksanakan sesuai dengan rencana adalah

sebagai berikut:

1. Management Involvement 2. Organizational Adaption 3. Responsibility Accounting 4. Full Communication 5. Timeliness

6. Reward and Punishment.”

Adapun penjelasan prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran adalah : 1. Management Involvement

Keterlibatan manajemen dalam penyusunan rencana mempunyai makna bahwa manajemen mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai segala sesuatu yang direncanakan.

2. Organizational Adaption

Suatu rencana keuangan harus disusun berdasarkan struktur organisasi dimana ada ketegasan wewenang dan tanggung jawab.

3. Responsibility Accounting

Agar rencana keuangan dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus didukung adanya suatu system responsibility accounting yang polanya disesuaikan dengan pertanggung jawaban manajemen keuangan perusahaan.


(25)

19

Suatu perencanaan dan pengendalian dapat berjalan secara efektif apabila antara tingkatan manajemen mempunyai pemahaman yang sama tentang tanggung jawab dan sasaran yang akan dicapai.

5. Timeliness

Laporan-laporan mengenai realisasi rencana harus diterima manajer yang berkompeten tepat pada waktunya agar informasi tersebut berguna bagi manajemen.

6. Reward and Punishment

Manejemen harus melakukan penilaian kinerja manajer berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan. Jadi manajer yang kinerjanya dibawah atau melebihi standar harus dapat diketahui sehingga pemberian reward atau punishment oleh manajemen menjadi transparan.

Berdasarkan definisi dan penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip anggaran terdiri dari Management Involvement, Organizational Adaption, Responsibility Accounting, Full Communication, Timeliness dan Reward and Punishment. Oleh sebab itu manajemen yang akan menyusun suatu anggaran harus menatati prinsip-prinsip tersebut agar suatu anggaran yang telah direncakan dapat terwujud.

2.2.1.7 Anggaran Sebagai Alat Pengendalian

Agar proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, proses penyusunan anggaran


(26)

harus mampu menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunnya. Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian

Menurut Mulyadi (2007 :513) dalam bukunya “Akuntansi Manajemen” penyusunan anggaran harus memenuhi syarat berikut ini:

“Syarat penyusunan anggaran adalah :

1. Partisipasi para manajer pusat pertangguangjawaban dalam proses penyusunan anggaran. Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua belah pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat keputusan tersebut. Partisipasi dalam penyususnan anggaran berarti keikutsertaan operating managers dalam memutuskan bersama dengan komite anggaran mengenai rangkainan kegiatan di masa yang akan datang yang akan ditempuh oleh operating managers tersebut dalam pencapaian sasaran anggaran.

2. Organisasi anggaran. Proses punyusunan anggaran memerlukan organisasi yang memisahkan fungsi penyusunan usulan anggaran, Fungsi penelaah,(review) dan pengesahan (approval) usulan anggaran, dan fungsi adminitrasi anggaran, komite anggaran yang anggotanya terdiri dari manajemen puncak perlu dibentuk untuk melaksanakan fungsi review dan approval terhadap rancangan anggaran yang diterima dari operating managers. Dengan pendekatan

top-down komite anggaran berkewajiban menetapakan kebijakan pokok perusahaan yang memberikan pedoman bagi operating

managers dalam menyusun dan mengajukan rancangan anggaran.

3. Pengguanaan informasi akuntansi pertangguang jawaban sebagai alat pengirim peran dalam proses penyusunan anggaran dan sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertangguang jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. Dengan demikian informasi akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan scor (score) yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan


(27)

21

berbagai sumber ekonomi untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran anggaran”.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyusunan anggaran partisipasi para menajer untuk keikutsertaan dalam merumuskan bersama dengan komite anggaran mengenai rangkaian kegiatan di masa yang akan datang yang akan ditempuh dalam pencapaian sasaran anggaran, kemudian dalam penyusunan anggaran memerlukan organisasi yang memisahkan fungsi penyusunan usulan anggaran dan penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengirim peran dalam proses penyusunan anggaran sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran dengan demikian informasi akuntansi pertanggung jawaban mencerminkan scor yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber ekonomi dalam mencapai sasaran anggaran.

2.2.2 Penjualan

2.2.2.1Pengertian Penjualan

Menurut M. Nafarin (2007:166) dalam bukunya yang berjudul Penganggaran Perusahaan, pengertian penjualan adalah :

Penjualan berarti proses kegiatan menjual yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk didistribusikan ketangan konsumen (pembeli)”


(28)

Sedangkan pengertian penjualan menurut Chairul Marom (2009 : 28) dalam buku Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang menyatakan bahwa :

“Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha

pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

Penjualan merupakan salah satu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar aktivitas penjualan di suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

Dari definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai suatu bentuk perpindahan (transfer) dari penjual kepada pembeli sesuai dengan syarat dan kondisi yang disepakati. Tujuan dari penjualan yaitu menjual apa yang telah dihasilkan dan bukan penghasilan apa yang dapat dijual dalam perusahaan mempunyai tujuan diantaranya sebagai berikut:

1. Mencapai jumlah atau volume tertentu 2. Mendapat laba tertentu

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Perusahaan yang kegiatan utamanya melakukan penjualan biasanya menyatakan jumlah penjualannya dalam bentuk unit-unit, ini merupakan bagian dari hasil penjualan produk yang terjual dibandingkan dengan


(29)

23

produk yang tersedia yang bisa dinyatakan dalam bentuk data numerik atau deretan angka.

2.2.3 Anggaran Penjualan

2.2.3.1Pengertian Anggaran Penjualan

Pengertian anggaran penjualan menurut M. Nafarin (2007:166) Dalam bukunya yang berjudul Anggaran Perusahaan yaitu :

“Anggaran penjualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu”.

Selain itu menurut Darsono dan Ari Purwanti (2008:15) anggaran penjualan adalah :

“Anggaran Penjualan ialah rencana pendapatan (revenue) perusahaan dalam kurun waktu satu tahun atau lebih”

Sedangkan Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) pengertian anggaran penjualan adalah sebagai berikut :

”Anggaran Penjualan ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan di jual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat atau daerah penjualannya.”

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu,


(30)

anggaran penjualan sering disebut dengan anggaran kunci. Berhasil tidaknya sebuah perusahaan bergantung pada keberhasilan bagian penjualan dalam meningkatkan penjualannya. Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.

2.2.3.2 Manfaat Anggaran Penjualan

Menurut Welsch Hilton dan Gordon (2007 : 174), manfaat anggaran penjualan yaitu:

1. Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan dimasa datang. 2. Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam

proses perencanaan (contoh dalam rencana pemasaran).

3. Untuk memberikan informasi penting berisi pembentukan elemen lain dari rencana laba yang menyeluruh.

4. Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang dilakukan.

2.2.3.3 Tujuan dan Kegunaan Anggaran Penjualan

Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) tujuan penyusunan anggaran penjualan adalah :

“Untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami perusahaan di masa lalu, khususnya di bidang penjualan”


(31)

25

“Sebagai pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja serta sebagai dasar bagi penyusunan budget-budget lainnya”

2.2.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan

Menurut M. Nafarin (2007 : 169) bahwa anggaran penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

“1. Faktor Pemasaran

Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional,atau internasional; keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas; keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen apakah konsumen akhir atau konsumen industri.

1. Faktor Keuangan

Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan modal kerja mendukung pencapaian target penjualanyang dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk dan lain-lain.

2. Faktor Ekonomis

Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya penjualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.

3. Faktor Kebijakan Perusahaan

Yaitu seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu sehingga kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup

4. Faktor Perkembangan Penduduk

Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan dan lain-lain.

5. Faktor Kondisi Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan 6. Faktor Teknis

Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang dianggarkan apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.

7. Faktor Lainnya

Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah kebijaksanaan pemerintah tidak berubah sampai lama anggaran yang disusun harus dapat dipertahankan.”


(32)

Sedangkan ada dua faktor lagi yang akan disebutkan dan harus dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran penjualan menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) yaitu:

“1. Faktor-faktor Internal

a. Penjualan tahun-tahun yang lalu

b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan

c. Kapasitas produksi yang dimiliki serta kemungkinan perluasannya

d. Tenaga kerja yang tersedia baik jumlah maupun keahliannya e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan

f. Fasilitas lain yang menunjang 2. Faktor Ekternal

a. Keadaan persaingan di pasar

b. Posisi perusahaan dalam persaingan c. Tingkat perumbuhan penduduk

d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan.

e. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh” 2.2.3.5 Periode Anggaran Penjualan

Menurut Welsch Hilton dan Gordon (2009 : 175) ada dua jenis periode anggaran penjualan yaitu:

1. Anggaran Penjualan Jangka Panjang (Strategi Sales Plan)

Anggaran penjualan yang waktunya sesuai dengan corporate plan, anggaran penjualan jangka panjang biasanya dalam jumlah tahunan dan menyangkut analisis mendalam mengenai potensi pasar di masa mendatang yang dapat diakibatkan oleh perubahan populasi, keadaan perekonomian dan lain-lain.


(33)

27

Anggaran penjualan yang periodenya biasanya hanya mencangkup satu tahun atau dua belas bulan, lalu dirinci lagi dalam triwulan atau bulanan. Anggaran penjualan jangka pendek harus disusun berdasarkan daerah pertanggung jawaban untuk memudahkan perencanaan dan pengendaliannya.

2.2.3.6 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun Anggaran Penjualan

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam penyusunan anggaran penjualan menurut Agus Ahyari (2008:208) adalah sebagai berikut :

a. Rincian jumlah dan jenis produk perusahaan b. Rincian daerah pemasaran

c. Diskriminasi harga d. Potongan harga

e. Rincian penjualan bulanan

Dengan mempertimbangkan kepada beberapa hal tersebut diatas, maka anggaran penjulan produk perusahaan dapat disusun. Semakin jelas anggaran penjualan dalam perusahaan tersebut disajikan, semakin mudah pula manajemen perusahaan yang bersangkutan melaksanakan koordinasi dan pengawasan kegiatan penjualannya.


(34)

2.2.3.7 Langkah Dalam Menyusun Anggaran Penjualan

Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu diperhatikan menurut M. Nafarin (2007 : 176) yaitu:

“1. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan. 2. Menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu. 3. Membuat taksiran (ramalan penjualan) tiap jenis produk yang akan

dijual dan penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu. 4. Memperhitungkan anggaran penjualan.

5. Menyusun anggaran penjualan.”

2.3 Hubungan Realisasi Anggaran Penjualan

Anggaran merupakan rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh rencana kegiatan perusahaan. Anggaran penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam proyeksi dan penghasilan yang realistis dan pendukung utama dalam menyusun rencana anggaran komprehensif perusahaan. Sebab jika anggaran penjualan bersifat tidak

realistis seperti “over convidence” atau terlalu percaya diri maka sebagian besar dari rencana laba keseluruhan juga akan ikut tidak realistis. Menurut Kusnadi (2008:54)

“ Realisasi anggaran penjualan merupakan pelaksanaan nyata mengenai

budget yang terperinci tentang penjualan selama periode berlangsung.” Anggaran penjualan yang telah di realisasikan dengan seefektif dan seefisien mungkin akan memciptakan kegiatan operasional yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu meningkatkan laba.


(35)

29

Sehingga dengan laba yang dihasilkan, perusahaan dapat tetap tumbuh dan dan berkembang mengikuti persaingan dunia usaha. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mulyadi (2007:68) bahwa :

Realisasi anggaran dapat dijadikan sebagai kerangka kerja untuk menilai prestasi kerja perusahaan. Inilah berarti bahwa dengan adanya kegiatan penganggaran yang baik dan perencanaan, maka kegiatan operasional perusahaan akan dapat berjalan sesuai dengan harapan jika kegiatan operasional berjalan dengan baik, maka tujuan perusahaan akan tercapai dengan kata lain laba perusahaan mengalami

peningkatan.”

Adapun rumus perkembangan realisasi anggaran penjualan dalam satuan persen diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :

Perubahan RAP tahun sekarang – Perubahan RAP tahun sebelumnya × 100% Perubahan Realisasi anggaran Penjualan tahun sebelumnya


(36)

31

OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu perlu ditentukan objek penelitian. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam menyusun suatu laporan dan penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas anggaran pada CV. SERASI Padalarang

Menurut Sugiyono (2010:13) mengemukakan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi intisari dari permasalahan di suatu penelitian.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu


(37)

32

kebenaran data-data yang akan diperoleh. Pengertian metode penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:2) adalah sebagai berikut:

“Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisifikasi masalah. ”

Cara ilmiah disini berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian penelitian dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah yang bersifat logis.

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam dalam menyusun laporan tugas akhir ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriftif yaitu metode yang mengungkapkan, membahas masalah dengan memaparkan, menafsirkan dan menggambarkan keadaan serta peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung untuk kemudian di analisa dan dibuat kesimpulan.

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono ( 2009 : 35) yaitu :

“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu

variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain.”


(38)

Sedangkan menurut Andi Supangat (2007 : 1) menyatakan bahwa metode kuantitatif yaitu :

“Metode kuantitatif adalah informasi dalam bentuk pernyataan

bilangan (jumlah) yang didasarkan pada hasil perhitungan maupun hasil pengukuran dalam bentuk angka (bilangan)”.

Dalam penulisan tugas akhir ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dan kuantitatif. Deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mambandingkan persamaan dan perbedaan dalam fenomena yang diteliti sesuai fakta yang berhubungan dengan mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisa data kemudian menarik suatu kesimpulan dari keadaan suatu masalah yang diteliti. Dalam hal ini aktivitas yang dilakukan penulis adalah mempelajari dan membandingkan anggaran penjualan dan realisasi penjualan pada CV. Serasi Padalarang dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah tersebut.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penulisan Tugas Akhir ini, penulis memperoleh data dengan mengadakan serangkaian penelitian dan observasi yang ada hubungannya dengan materi Tugas Akhir. Untuk itu dalam penyusunan penelitian ini penulis memperoleh data menggunakan teknik :


(39)

34

1. Studi Library (Library Research)

Merupakan suatu metode pengumpulan data secara teoritis dengan mempelajari buku-buku, catatan kuliah, dan buku referensi –referensi lain yang berkaitan erat dengan pembahasan penelitian ini.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Penelitian ini merupakan penelitian langsung terhadap objek yang akan diteliti, yaitu masalah proses pencatatan persediaan barang jadi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan dalam penyusunan Tugas Akhir, yaitu dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang diteliti dan data primer ini dikumpulkan melalui:

a. Observasi (Observation)

Merupakan teknik pengumpulan data mengamati secara langsung objek penelitian yang sedang diteliti untuk dijadikan sumber data. Dalam hal ini, dilakukan pencatatan dengan materi penelitian sebagai bahan dalam analisis permasalahan.

b. Wawancara (Interview)

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak-pihak yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.2.3 Sumber Data

Adapun pengertian sumber data menurut Suharsini Arkunto (2010:172) adalah sebagai berikut :


(40)

“Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh.”

Sumber data yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder. Dimana sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah data yang baik secara langsung maupun tidak langsung

1. Data primer

Meurut Husein Umar (2011:42) data primer adalah sebagai berikut :

“Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dan wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa

dilakukan oleh peneliti.”

Sehingga didalam penelitian ini data primer yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah hasil dari wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada pemilik perusahaan. 2. Data sekunder

Data yang bersifat sekunder merupakan data pendukung. Data ini dapat digunakan oleh peneliti untuk memberikan penguatan atau penajaman dalam melakukan analisis penelitian. Melalui data sekunder ini, seorang peneliti dapat melakukan argumentasi atau alasan yang logis disertai dengan penampilan data sekunder tadi. Oleh sebab itu, data-data yang ditampilkan baik terkait dedngan data primer maupun data sekunder haruslah data yang factual dan relevan dengan focus penelitian.


(41)

36

“Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk table-tabel atau

diagram-diagram.”

Data yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah laporan keuangan. Sumber yang diperoleh peneliti untuk mendapatkan data mengenai objek yang akan diteliti didapat langsung dari bagian keuangan CV. Serasi.


(42)

REVIEW OF THE EFFECTIVENESS OF THE SALES BUDGET ON THE CV. SERASI PADALARANG

ARTIKEL

Disusun Oleh

Nama : Muhammad mushlih Nim : 21310040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(43)

ABSTRACT

Optimal profit is the goal of the company, one of the indicators that should be considered in order to obtain the optimal profit companies that can be seen from the effectiveness of the sales budget. Established strategy every company is different depending on the state of the company. Companies should consider the potential that exist within the company and external factors in making the plan work. Planning is the management functions that can not be separated.

The author's intent was to collect research data and information on the effectiveness of the Budget Sales at CV. Dressage Padalarang. Objectives can be achieved with this study was to determine how the effectiveness of the sales budget on the CV. Dressage Padalarang.

The study, entitled "Review of Effectiveness Against Budget Sales at CV. Dressage Padalarang "performed by using descriptive methods derived from interviews in the CV finance. Dressage Padalarang.

The research concludes that the effectiveness of CV sales budget. Dressage Padalarang each year has increased and decreased. This is because there are several factors that affect the increase and decrease in budget efekttivitas sales factor of which is marketing.


(44)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan. Perkembangan suatu perusahaan menuntut kemampuan dan kecakapan para pengelola dalam menjalankan perusahaannya, termasuk didalamnya kemampuan dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Keputusan-keputusan yang tepat oleh manajer berdasarkan hasil pengukuran dan pengevaluasian terhadap pelaksanaan aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang optimal sebagai sumber pembiayaan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan perusahaan yang menghasilkan pendapatan pada umumnya adalah dalam bidang penjualan, baik dalam hal penjualan jasa maupun barang, sesuai dengan bidang perusahaannya masing-masing.

Anggaran ini diperlukan untuk semua jenis usaha tanpa anggaran suatu perusahaan akan menghadapi kesulitan dalam menjalankan operasinya. Kesulitan ini antara lain dalam hal pengelolaan. Dalam perusahaan keberadaan anggaran sangat diperlukan sebab perusahaan bertujuan mencari laba yang optimum, dan perusahaan harus membuat perencanaan dan penyusunan program secermat mungkin, apalagi jika perusahaan tersebut berada dalam persaingan yang ketat dengan perusahaan lain yang sejenis.

Strategi yang ditetapkan setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada keadaan perusahaan. Perusahaan harus mempertimbangkan potensi-potensi yang ada dalam perusahaan maupun faktor-faktor ekstern dalam membuat rencana kerja. Perencanaan adalah fungsi-fungsi manajemen yang tidak dapat dipisahkan.

Umumnya Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) setiap tahunnya disusun dengan pedoman pada pola umum kebijakan uang ditetapkan/digariskan oleh manajemen dalam mencapai sasaran pokok yang hendak di capai dalam setiap tahunnya. Proses penyusunan anggaran dilakukan dengan memperhatikan

ketentuan-ketentuan yang mengatur tata cara penyusunan anggaran. Anggaran (Budget) merupakan

perencanaan keuangan yang digunakan sangat meluas baik dalam dunia bisnis maupun pemerintah. Penyusunan anggaran adalah suatu bagian internal dari proses perencanaan, dimana anggaran itu sendiri adalah hasil akhir dari proses perencanaan atau pernyataan untuk menghindari reaksi negatif yang sering dihubungkan dengan pengawasan manajer.

Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan yang cukup penting, karena dengan anggaran yang baik maka manajemen dapat merencanakan dan sekaligus melakukan pengendalian terhadap jalannya perusahaan. Anggaran juga merupakan rencana pihak manajemen dan asumsi bahwa penyesuaian anggaran akan mengambil langkah-langkah positif untuk merealisasikan faktor-faktor ketidakpastian untuk kemudian dilaksanakan. Ada berbagai jenis anggaran diantaranya anggaran produksi, anggaran bahan baku, serta anggaran penjualan. Seluruh anggaran tersebut memegang peranan penting dan vital dalam perusahaan, karena semuanya saling berkaitan dan menunjang antara anggaran yang satu dengan yang lainnya.


(45)

Anggaran penjualan merupakan dasar dari penyusunan anggaran-anggaran perusahaan lainnya, karena itu perlu kecermatan dan perhitungan secara matang. Dengan demikian anggaran penjualan yang ditetapkan dengan kecermatan dan pertimbangan yang matang akan membawa perusahaan kepada tujuannya yaitu pencapaian laba yang diharapkan.

Perolehan laba yang optimal merupakan tujuan perusahaan, salah satu indikator yang harus diperhatikan agar perusahaan memperoleh laba yang optimal yaitu dapat dilihat dari efektifitas anggaran penjualan tersebut.

Anggaran penjualan yang buruk akan mengakibatkan kegagalan bisnis dan karir, selain itu juga anggaran pengeluaran yang didasarkan pada penjualan menjadi tidak akurat. Karena alasan tersebut, maka penjualan berhak mendapatkan upaya perencanaan yang sungguh-sungguh. Anggaran penjualan dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga mengandung unsur ketidakpastian.

Agar efektifitas anggaran penjualan sesuai dengan yang diharapkan maka perlunya pengendalian terhadap anggaran penjualan dengan memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi anggaran penjualan, seperti modal kerja perusahaan, keadaan persaingan pemasaran, selera konsumen, dan lain-lain.

Jumlah angggaran penjualan dan realisasinya pada CV. Serasi Padalarang mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan anggaran penjualan serta realisasinya dapat dilihat dari table berikut :

Tabel 1.1

Anggaran Penjualan dan Realisasi Penjualan Pada CV. Serasi Padalarang

Periode 2010-2012

TAHUN ANGGARAN PENJUALAN REALISASI PENJUALAN

2010 320.000.000 321.759.000

2011 360.000.000 354.936.000

2012 410.000.000 414.471.000

JUMLAH 1.090.000.000 1.091.166.000

Menurut Bapak Trian di bagian keuangan CV. Serasi Padalarang, dari tahun ke tahun anggaran penjualan tidak selamanya sesuai dengan realisasinya. Anggaran dan realisasinya mengalami peningkatan dan penurunan, atau mengalami fluktuasi. Penurunan disebabkan kurangnya konsumen yang ada pada CV. Serasi Padalarang.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melekukan penelitian dengan judul: “TINJAUAN

TERHADAP EFEKTIVITAS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. SERASI PADALARANG.”


(46)

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana anggaran penjualan pada CV. Serasi Padalarang

2. Bagaimana efektivitas anggaran penjualan pada CV. Serasi Padalarang

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui anggaran penjualan pada CV. Serasi Padalarang

2. Untuk mengetahui efektivitas anggaran penjualan pada CV. Serasi Padalarang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efektivitas

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang

telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view point) dan dapat dinilai dengan berbagai

cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi. Seperti yang dikemukakan oleh Anthony (2009 : 203)

dalam bukunya Sistem informasi mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

“Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dan sasaran yang harus dicapainya.”

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih memfokuskan pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu.

Menurut pendapat Arrens (2008 : 817) dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu mendefinisikan efektivitas,

sebagai berikut:

“Efektivitas adalah menilai apakah suatu lembaga atau organisasi telah memenuhi tujuan yang ditetapkan dalam mencapai standar kelayakan yang mengacu kepada pencapaian suatu tujuan”

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dimana suatu perusahaan dapat diartikan telah dioperasikan secara efektif apabila perusahaan tersebut dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.


(47)

2.2 Anggaran

2.2.1 Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Nilai suatu anggaran tergantung pada perencanaan dan pengendalian anggaran, apabila terjadi penyimpangan atas pelaksanaan anggaran dikarenakan terlalu tinggi dalam penetapannya, maka diperlukan cara untuk mengendalikannya yaitu dengan cara meninjau kembali hasil penetapan anggaran sebelumnya sehingga pada saat pelaksanaan dapat terwujud dengan baik serta dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran tersebut sehingga pada periode yang akan datang dapat dijadikan sebagai perbaikan yang positif. Anggaran juga merupakan alat bantu bagi perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya yaitu memperoleh laba dengan memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen sehingga perusahaan memperoleh penghasilan yang optimal.

Anggaran atau lebih sering disebut sebagai “ budget “ mempunyai definisi yang beragam, namun apabila

dicermati lebih teliti masing-masing definisi tersebut mempunyai definisi yang sama.

Pengertian anggaran menurut M. Nafarin (2007 : 9)dalam bukunya yang berjudul Anggaran Perusahaan, yaitu:

“Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang

telah disahkan”.

2.2.1 Penjualan

2.2.2.1 Pengertian Penjualan

Menurut M. Nafarin (2007:166) dalam bukunya yang berjudul Penganggaran Perusahaan, pengertian penjualan

adalah :

Penjualan berarti proses kegiatan menjual yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk didistribusikan ketangan konsumen (pembeli)”

Sedangkan pengertian penjualan menurut Chairul Marom (2009 : 28) dalam buku Sistem Akuntansi

Perusahaan Dagang menyatakan bahwa :

“Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

Penjualan merupakan salah satu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar aktivitas penjualan di suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

Dari definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai suatu bentuk perpindahan (transfer) dari penjual

kepada pembeli sesuai dengan syarat dan kondisi yang disepakati. Tujuan dari penjualan yaitu menjual apa yang telah dihasilkan dan bukan penghasilan apa yang dapat dijual dalam perusahaan mempunyai tujuan diantaranya sebagai berikut:

1. Mencapai jumlah atau volume tertentu 2. Mendapat laba tertentu


(48)

bentuk unit-unit, ini merupakan bagian dari hasil penjualan produk yang terjual dibandingkan dengan produk yang tersedia yang bisa dinyatakan dalam bentuk data numerik atau deretan angka.

2.2.3 Anggaran Penjualan

2.2.3.1 Pengertian Anggaran Penjualan

Pengertian anggaran penjualan menurut M. Nafarin (2007:166) Dalam bukunya yang berjudul Anggaran

Perusahaan yaitu :

“Anggaran penjualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang

akan dijual perusahaan pada periode tertentu”.

Selain itu menurut Darsono dan Ari Purwanti (2008:15) anggaran penjualan adalah :

“Anggaran Penjualan ialah rencana pendapatan (revenue) perusahaan dalam kurun waktu satu

tahun atau lebih”

Sedangkan Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) pengertian anggaran penjualan adalah sebagai berikut :

”Anggaran Penjualan ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan

perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan di jual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat atau daerah

penjualannya.”

BAB III

OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu perlu ditentukan objek penelitian. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam menyusun suatu laporan dan penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas anggaran pada CV. SERASI Padalarang

Menurut Sugiyono (2010:13) mengemukakan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi intisari dari permasalahan di suatu penelitian.


(49)

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Pengertian metode penelitian yang dikemukakan

oleh Sugiyono (2009:2) adalah sebagai berikut:

“Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisifikasi masalah. ”

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang digunakan, maka bab ini akan dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian tersebut berupa data-data yang ada kaitannya dengan sumber modal kerja dan penggunaan modal kerja yang didapat dari bagian pendapatan. Data-data tersebut akan digunakan penulis untuk menjawab masalah yang terdapat dalam penelitian sehingga tujuan penelitian ini tercapai.

4.1.2 Analisis Deskriftif

4.1.2.1 Anggaran Penjualan Pada CV. Serasi Padalarang

Anggaran (Budget) merupakan perencanaan yang digunakan sangat meluas baik dalam dunia bisnis

maupun pemerintah. Penyusunan anggaran adalah suatu bagian internal dari proses perencanaan, dimana anggaran itu sendiri adalah hasil akhir dari proses perencanaan atau pernyataan untuk menghindari reaksi negatif yang sering dihubungkan dengan pengawasan manajer.

Selain itu anggaran juga merupakan alat yang di pakai dalam organisasi, mulai perusahaan yang paling kecil sampai perusahaan yang paling besar menggunakan anggaran. Tentu saja dalam hal ini terdapat variasi yang berbeda baik dalam bentuk formalitas maupun detail dari anggaran yang digunakan. Anggaran penjualan yang dilakukan oleh CV. SERASI Padalarang tidak sama dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan perencanaan penjualan yang di lakukan CV. SERASI Padalarang. Anggaran penjualan didasarkan pada anggaran dan efektivitas penjualan tahun lalu. Besarnya penjualan yang dianggarkan jumlahnya tidak selalu lebih besar/lebih kecil dari tahun ke tahun sebelumnya, akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Untuk lebih jelasnya mengenai anggaran penjualan pada CV. SERASI Padalarang, penulis sajikan dalam tabel dibawah ini :


(1)

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Pengertian metode penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:2) adalah sebagai berikut:

“Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisifikasi masalah. ”

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang digunakan, maka bab ini akan dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian tersebut berupa data-data yang ada kaitannya dengan sumber modal kerja dan penggunaan modal kerja yang didapat dari bagian pendapatan. Data-data tersebut akan digunakan penulis untuk menjawab masalah yang terdapat dalam penelitian sehingga tujuan penelitian ini tercapai.

4.1.2 Analisis Deskriftif

4.1.2.1 Anggaran Penjualan Pada CV. Serasi Padalarang

Anggaran (Budget) merupakan perencanaan yang digunakan sangat meluas baik dalam dunia bisnis maupun pemerintah. Penyusunan anggaran adalah suatu bagian internal dari proses perencanaan, dimana anggaran itu sendiri adalah hasil akhir dari proses perencanaan atau pernyataan untuk menghindari reaksi negatif yang sering dihubungkan dengan pengawasan manajer.

Selain itu anggaran juga merupakan alat yang di pakai dalam organisasi, mulai perusahaan yang paling kecil sampai perusahaan yang paling besar menggunakan anggaran. Tentu saja dalam hal ini terdapat variasi yang berbeda baik dalam bentuk formalitas maupun detail dari anggaran yang digunakan. Anggaran penjualan yang dilakukan oleh CV. SERASI Padalarang tidak sama dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan perencanaan penjualan yang di lakukan CV. SERASI Padalarang. Anggaran penjualan didasarkan pada anggaran dan efektivitas penjualan tahun lalu. Besarnya penjualan yang dianggarkan jumlahnya tidak selalu lebih besar/lebih kecil dari tahun ke tahun sebelumnya, akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Untuk lebih jelasnya mengenai anggaran penjualan pada CV. SERASI Padalarang, penulis sajikan dalam tabel dibawah ini :


(2)

Tabel 4.1

Analisis Anggaran Penjualan Pada CV. SERASI Padalarang

Periode 2010-2012

Dari tabel di atas yaitu hasil anggaran penjualan selama 3 tahun dapat di lihat bahwa setiap tahunnya realisasi penjualan mengalami peningkatan. Selanjutnya akan di jelaskan, yaitu sebagai berikut :

a.

Pada tahun 2010 anggaran penjualan sebesar Rp 320.000.000 sedangkan tahun 2011 sebesar Rp 360.000.000 anggaran penjualan mengalami peningkatan sebesar Rp 40.000.000 atau sebesar 12.50 % dibandingkan tahun sebelumnya.

b.

Pada tahun 2011 anggaran penjualan sebesar Rp 360.000.000 sedangkan tahun 2012 sebesar Rp 410.000.000 anggaran mengalami peningkatan sebesar Rp 50.000.000 atau sebesar 13.90 % dibandingkan tahun sebelumnya.

c. Pada tahun 2012 anggaran penjualan sebesar Rp 410.000.000

Berdasarkan hasil analisis, bahwa anggaran penjualan pada CV. Serasi Padalarang periode 2010 sampai dengan periode 2012 dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan mengalami peningkatan, peningkatan tersebut menunjukan angka yang baik. Dikatakan baik karena sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan, bila anggaran penjualan mencapai sebesar 10% maka pencapaian tersebut dikatakan baik. Karena memenuhi standar minimum pencapaian anggaran penjualan di CV. Serasi yaitu sebesar 10 %.

4.1.2.2 Efektivitas Anggaran Penjualan CV. Serasi Padalarang

Pelaksanaan anggaran berupa berbagai aktivitas yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran anggaran. Pembebanan biaya berperan dalam mengukur berbagai sumber daya yang dipakai dalam melaksanakan aktivitas untuk tercapainya suatu anggaran. Dengan adanya perhitungan biaya maka CV. SERASI Padalarang dapat melakukan penjualan yang telah direncanakan oleh manajer pusat pertanggungjawaban sehingga realisasi penjualan dapat tercapai. Untuk mengetahui besarnya realisasi penjualan di CV. SERASI Padalarang, berikut penulis sajikan table mengenai realisasi anggaran penjualan sebagai berikut:

TAHUN ANGGARAN

PENJUALAN

PENINGKATAN

Rp %

2010 320.000.000

2011 360.000.000 40.000.000 12.50% 2012 410.000.000 50.000.000 13.90% JU JUMLAH 1.090.000.000 90.000.000 26.40%


(3)

Tabel 4.2

Analisis Efektivitas Anggaran Penjualan Pada CV. SERASI Padalarang

Periode 2010-2012

TAHUN ANGGARAN PENJUALANREALISASI PENJUALAN SE SELISIH Rp.

2010 320.000.000 321.759.000 1.759.000

2011 360.000.000 354.936.000 -5.064.000 188%

2012 410.000.000 414.471.000 4.471.000 13.26%

JUMLAH 1.090.000.000 1.091.166.000 11.294.000 201.26% ( Sumber : CV. Serasi Padalarang)

Dari tabel di atas yaitu hasil realisasi anggaran penjualan selama 3 tahun dapat di lihat bahwa setiap tahunnya realisai penjualan mengalami peningkatan. Selanjutnya akan di jelaskan, yaitu sebagai berikut :

a. Pada tahun 2010 realisai penjualan sebesar Rp 321.759.000 sedangkan tahun 2011 sebesar Rp 354.936.000 efektivitas penjualan mengalami peningkatan sebesar Rp 33.177.000 atau sebesar 10.31 % dibandingkan tahun sebelumnya.

b. Pada tahun 2011 realisai penjualan sebesar Rp 354.936.000 sedangkan tahun 2012 sebesar Rp 414.471.000 efektivitas penjualan mengalami peningkatan sebesar Rp 59.535.000 atau sebesar 16.77 % dibandingkan tahun sebelumnya.

c. Pada tahun 2012 realisasi penjualan sebesar Rp 414.471.000

Laporan anggaran penjualan dan realisasi penjualan diketahui anggaran penjualan itu tidak sesuai dengan realisasi penjualan. Dari tahun ke tahun anggaran dan realisasi penjualan mengalami peningkatan dan juga penurunan.

a. Pada tahun 2010 anggaran penjualan bisa tercapai. Pada tahun ini efektivitas anggaran penjualan bisa dikatakan efektiv karena realisasi penjualan sudah melebihi target yang direncanakan

b. Pada tahun 2011 anggaran penjualan tidak bisa tercapai. Pada tahun ini efektivitas anggaran penjualan bisa dibilang tidak efektiv karena adanya beberapa pembatalan kontrak.

c. Pada tahun 2012 anggaran penjualan kembali bisa tercapai. Pada tahun ini efektivitas anggaran penjualan bisa dikatakan efektiv karena realisasi penjualan sudah melebihi target yang direncanakan.

4.2 Pembahasan

Pada point ini penulis akan membahas mengenai analisis penyusunan anggaran penjualan dan realisasi anggaran penjualan pada CV. SERASI Padalarang


(4)

Anggaran (Budget) merupakan perencanaan yang digunakan sangat meluas baik dalam dunia bisnis maupun pemerintah. Selain itu anggaran juga merupakan alat yang di pakai dalam organisasi, mulai perusahaan yang paling kecil sampai perusahaan yang paling besar menggunakan anggaran. Tentu saja dalam hal ini terdapat variasi yang berbeda baik dalam bentuk formalitas maupun detail dari anggaran yang digunakan. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini peneliti sajikan definisi penjualan menurut Ardiyos (2007:380)

“Realization (Penyerahan) adalah pengakuan terhadap perolehan pada waktu terjadinya penjualan barang dagangan bagi usaha eceran atau pada saat penyerahan jasa bagi usaha pelayanan.”

Dari pengetian diatas, dapat disimpulkan bahwa realisasi merupakan suatu proses yang harus diwujudkan untuk menjadi kenyataan dan dalam proses tersebut diperlukan adanya tindakan dan pelaksanaan yang nyata agar realisasi tersebut dapat sesuai denganharapan yang diinginkan.

Agar manajemen dapat mengetahui sejauh mana hal-hal yang ditetapkan dalam anggaran telah dilaksanakan, diperlukan laporan yang disusun secara sistematis dan terperinci mengenai anggaran penjualan. Laporan anggaran penjualan digunakan untuk memberikan informasi.

Dalam menentukan rencana anggaran, CV. Serasi mempunyai factor-faktor yang dapat meningkatkan kenaikan dalan jumlah anggaran, yaitu :

1. Faktor Pemasaran

a. Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional. b. Keadaan persaingan.

c. Keadaan konsumen, dan bagaimana selera konsumen. 2. Factor keuangan

Apakah model kerja perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan yang dianggarkan, seperti untuk : beli bahan baku, bayar upah, biaya promosi produk, dan lain-lain.

3. Faktor ekonomis

Apakah dengan meningkatkan penjualan akan meningkakan laba atau sebaliknya.

Secara garis besar anggaran penjualan pada CV. Serasi mengalami peningkatan. Anggaran Penjualan meningkat dikarenakan anggaran yang belum dilaksanakan pada tahun yang sedang berjalan dimasukan kedalam anggaran tahun yang akan datang, sehingga tahun yang akan datang anggarannya akan bertambah.

4.2.2 Analisis Efektifitas Anggaran Penjualan Pada CV. Serasi Padalarang

Efektivitas penjualan merupakan pencatatan hasil penjualan aktual, dimana hasil dari penjualan aktual dibandingkan dengan anggaran penjualan yang terjadi antara hasil penjualan dengan anggaran penjualan untuk dicantumkan didalam laporan efektivitas penjualan tersebut

Agar manajemen dapat mengetahui sejauh mana hal-hal yang ditetapkan dalam efektivitas anggaran telah dilaksanakan, diperlukan laporan yang disusun secara sistematis dan terperinci mengenai efektivitas anggaran penjualan. Efektivitas anggaran penjualan digunakan untuk memberikan informasi. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini peneliti sajikan definisi perbandingan anggaran dan realisasi menurut M. Munandar (2007:20)


(5)

“Laporan anggaran yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran, yang dilengkapi dengan berbagai analisa perbandingan antara anggaran dengan realisasinya itu, sehingga dapat diketahui penyimpangan yang terjadi.”

Realisasi Anggaran Penjualan pada CV. SERASI Padalarang mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010 realisasi anggaran melebihi target yang ditetapkan. Yaitu sebedar Rp. 1.759.000. Akan tetapi, pada tahun 2011 realisai anggaran mengalami penurunan sebesar Rp. 5.064.000. kemudian pada tahun 2012 perusahaan kembali mengalami kenaikan sebesar Rp. 4.471.000. Dapat diartikan bahwa perkembangan Realisasi Anggaran Penjualan pada CV. Serasi Padalarang sangat fluktuatif setiap tahunnya dari tahun 2010-2012.

Terkait dengan hal diatas, CV. Serasi Padalarang menindaklanjuti agar hal tersebut tidak terulang kembali pada periode berikutnya. Adapun tindak lanjut itu berupa :

1. Menyiaplan harga yang jauh lebih kompetitif.

2. Mencari kontrak baru yang lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. 3. Mempecepat pengerjaan agar klien tidak kecewa.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan pada BAB sebelumnya, maka pada BAB terakhir ini penulis menarik beberapa kesimpulan dari penelitian yang penulis lakukan di CV Serasi Padalarang, yaitu sebagai berikut:

1. Anggaran penjualan pada CV Serasi Padalarang setiap tahunya selalu mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut menunjukan angka yang baik. Dikatakan baik karena sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan, bila anggaran penjualan mencapai sebesar 10% maka pencapaian tersebut dikatakan baik

2. Efektivitas penjualan pada CV. Serasi Padalarang dari tahun 2010 sangatlah efektif. Ini dikarenakan jumlah penjualan yang dianggarkan melebihi target yang sudah dianggarkan. Sedangkan pada tahun 2011, efektivitas perusahaan kurang efektif karena anggaran penjualan tidak tercapai sepenuhnya. Kemudian pada tahun 2012 perusahaan kembali bisa melebihi target yang dianggarkan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada CV. Serasi Padalarang, penulis mencoba mengemukakan saran yang berhubungan dengan penyusunan anggaran penjualan dan realisasinya yaitu sebagai berikut:

1. Anggaran penjualan yang dimiliki CV. Serasi Padalarang sudah sudah bagus. Oleh karena itu diharapkan CV. Serasi Padalarang agar mempertahankan dan selalu berupaya untuk meningkatkan anggaran penjualan dalam menunjang produksi sehingga laba yang diperoleh perusahaan bisa meningkat.


(6)

2. Sebaiknya CV. Serasi Padalarang lebih meningkatkan realisasi penjualannya dibandingkan anggarannya, salah satu caranya yaitu dengan memperluas daerah pemasaran untuk menambah customer baru, sehingga perusahaan dapat meningkatkan efektivitas penjualan ditahun yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA .

Anthony. 2009. Sistem informasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Ardiyos. 2007. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

Arrens. 2008. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi ke-tiga. Jakarta. Ghalia Indonesia Chairul Maroom. 2009. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Darsono. 2008. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat

Husein Umar. 2011.Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Edisi Dua, Yogyakarta: Graha Ilmu Markus Zahnd. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : BPFE

Munandar, M. 2008. Budgeting, Perencanaan Kerja, pengkoordinasian kerja dan Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada.

Mulyadi. 2007. Akuntansi Manajemen. Jakarta. : Salemba Empat

Moh, Nazir,. Ph.D.2003. “Metode Penelitian”, Jakarta : Ghalia Indonesia Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Nazir, Moh. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suharsini Arkunto. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabetis.

Tendi Haruman. 2007. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada. Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Graha Ilmu

Welsch H, Gordon, dkk. 2002. Anggaran Perusahaan. jakarta : Gramedia Pustaka Utama