Sistem Informasi Persediaan Barang Pada Apotek Martanegara Berbasis Client Server

(1)

ii

ABSTRACT

INFORMATION SYSTEM OF INVENTORY CONTROL AT APOTEK MARTANEGARA

BASED ON CLIENT SERVER

Apotek Martanegara is a corporation that known for its activation on medicine-merchant. Besides of its sales, at Martanegara Apotek, purchasing is also being an important thing too. Both the process of sales and purchasing, there are a lot of data’s which have been processed manually.

From one problems above, we need to analyse so that we get result in found of needed to requirements software. Analysis conducted with analyzing requirement, facility and user required by software. Pursuant to result of analysis, hence designed a software able to handle data processing of inventory control based on client server. Expected by this software will improve performance of each shares, and required information the each shares yielded precisely, quickly and is accurate. So that can support fluency data processing activity in Apotek Martanegara.

This system have the excessive in speed and exact for the data process, besides this system can make the official worker easy for processing data, also can make the official worker to get all required information, and this application make the company easy to control the medicine with the stock.


(2)

i

PADA APOTEK MARTANEGARA BERBASISCLIENT SERVER

Apotek Martanegara merupakan sebuah badan usaha yang bergerak dalam bidang penjualan obat-obatan, selain penjualan, pembelian juga menjadi hal yang penting dalam apotek Martanegara. Dalam proses penjualan dan pembelian banyak sekali data yang terlibat dimana semua data-data tersebut pengolahannya masih dikerjakan secara manual.

Dari permasalahan diatas, maka dilakukan analisis sehingga diperoleh hasil dengan ditemukannya kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk perangkat lunak yang dibangun. Analisis dilakukan dengan menganalisa kebutuhan sistem, user dan fasilitas yang dibutuhkan oleh perangkat lunak. Berdasarkan hasil analisis, maka dirancanglah sebuah perangkat lunak yang dapat menangani pengolahan data persediaan barang yang berbasis client-server. Diharapkan perangkat lunak ini dapat meningkatkan kinerja dari tiap bagian, dan informasi yang dibutuhkan masing-masing bagian dihasilkan secara tepat, cepat dan akurat. Sehingga bisa menunjang kelancaran kegiatan pengolahan data pada Apotek Martanegara.

Sistem yang dibangun ini mempunyai kelebihan dalam kecepatan dan ketepatan dalam pengolahan data, selain itu sistem ini dapat mempermudah karyawan dalam pengolahan dan rekap data, juga dapat mempermudah karyawan dalam pencarian informasi, serta aplikasi ini mempermudah kinerja perusahaan dalam pengontrolan obat beserta stoknya.


(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan arus globalisasi yang diiringi dengan perkembangan Teknologi Informasi menyebabkan arus informasi yang dulunya sulit didapat kini dapat dengan mudah diperoleh sesuai dengan kebutuhan. Dengan perkembangan Teknologi yang semakin maju menuntut suatu kinerja dalam sebuah instansi atau perusahaan yang relatif cepat dan tepat untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Salah satunya penerapan teknologi komputer sebagai alat bantu yang mutlak dipakai dan diperlukan sebagai pendukung utama dalam persaingan bisnis dan dukungan sumber daya manusia yang baik. Untuk dapat menciptakan dan menghadapi kondisi yang demikian perlu adanya Sistem Informasi yang dapat melayani segala macam aspek informasi yang menyangkut kemampuan, kecakapan, keahlian, pengalaman dan potensi pegawai secara cepat, tepat, dan akurat yang selanjutnya dapat digunakan dalam penetapan kebijaksanaan atau keputusan serta pelaksanaan dalam pengolahan data.

Apotek Martanegara merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang penjualan obat. Disamping itu apotek ini juga terkadang merupakan tempat untuk meramu atau meracik obat. Namun untuk pengolahan data yang terdapat pada Apotek Martanegara ini masih bersifat manual. Dimana sistem yang ada hanya pembukuan sederhana, pembukuan tersebut meliputi pencatatan penjualan, pencatatan pembelian, serta pencatatan persediaan barang. Dalam pembuatan


(4)

laporannya pun Apotek Martanegara ini masih manual, seperti pembuatan laporan penjualan, laporan pembelian dan laporan persediaan barang. Kendala yang muncul dengan menggunakan sistem yang manual ini yaitu masalah waktu dimana dalam melakukan pembukuan atau pengecekkan data obat terlalu lama dan juga masalah pengontrolan stock obat yang tersedia kurang begitu teratur secara baik. Untuk meningkatkan kualitas apotek tersebut, maka diperlukan suatu Sistem Informasi yang dapat mendukung dalam pengolahan data penjualan, pembelian dan persediaan barang dengan cepat, tepat dan akurat serta dapat memberikan kemudahan kepada karyawan dalam bekerja. Berdasarkan dari latar belakang diatas penulis mengambil suatu kesimpulan untuk mengadakan penelitian dengan memberi judul skripsi “Sistem Informasi Persediaan Barang

Pada Apotek Martanegara BerbasisClient Server”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dijabarkan identifikasi masalah yang ada diantaranya:

1. Kesulitan dalam hal pendataan stock obat dikarenakan sistem masih manual.

2. Sering terjadi kesalahan dan keterlambatan dalam pembuatan laporan karna pembuatan laporan masih bersifat manual, seperti laporan penjualan, laporan pembelian, dan laporan stock obat.

Berdasarkan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:


(5)

3

1. Bagaimana sistem persediaan barang yang sedang berjalan pada Apotek Martanegara.

2. Bagaimana perancangan sistem informasi persediaan barang pada Apotek Martanegara.

3. Bagaimana pengujian sistem informasi persediaan barang pada Apotek Martanegara.

4. Bagaimana implementasi sistem informasi persediaan barang pada Apotek Martanegara.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari diadakannya penelitian ini adalah untuk membangun Sistem Informasi Persediaan Barang Pada Apotek Martanegara Berbasis Client Server, guna untuk membantu perusahaan dalam memudahkan aktivitas kerja pada perusahaan itu sendiri.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengadaan persediaan obat pada Apotek Martanegara.

2. Untuk merancang suatu aplikasi yang dapat memberikan informasi secara otomatis jika ada stock obat yang habis pada Apotek Martanegara.

3. Membantu karyawan yang bersangkutan pada Apotek Martanegara untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam bekerja serta untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan.


(6)

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Hasil aplikasi yang dibuat dalam penelitian ini dapat diterapkan sebagai Sistem Informasi pada Apotek Martanegara. Dengan diterapkannya aplikasi ini dapat memberikan kemudahan dalam menjalankan aktivitas perusahaan yang lebih efektif dan efisien. 2. Bagi Pihak Lain

Dengan diterapkannya Sistem Informasi yang telah dibuat, sekiranya dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan cepat kepada masyarakat atau konsumen.

1.4.2. Kegunaan Akademis

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca khususnya tentang Sistem Informasi serta dapat memperoleh pengalaman-pengalaman dan memberikan kesempatan pada penulis untuk mengembangkan ilmu dan wawasan yang lebih luas bagi penulis sehingga bermanfaat.

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar studi perbandingan dan referensi bagi penelitian lain yang sejenis. 3. Bagi Penulis


(7)

5

Sebagai bahan perbandingan antara teori yang penulis terima dibangku kuliah dengan praktek lansung dilapangan serta situasi dan kondisi yang sesungguhnya terjadi pada perusahaan terutama untuk masalah yang penulis teliti dan menambah wawasan pengetahuan bagi penulis.

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan batasan pembahasan penelitian yang dilakukan agar penyusunan penelitian ini memiliki arah dan tujuan yang jelas. Oleh karna itu penyusun membatasi masalah sebagai berikut:

1. Perancangan yang dilakukan hanya menangani pada bagian pengolahan data penjualan, pembelian, data obat, dan data supplier.

2. Tidak membahas tentang tanggal kadaluarsa obat.

3. Tidak membahas tentang racikan obat pada proses penjualan obat resep. 4. Tidak membahas adanya retur penjualan maupun retur pembelian.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini, dalam rangka memperoleh informasi dan data secara lengkap guna melengkapi penyusunan laporan penelitian ini, maka penulis melakukan penelitian di Apotek Martanegara Jl. RAA Martanegara No.82 Bandung. Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari bulan Februari 2010 sampai dengan bulan April 2010.


(8)

N

0 Aktivitas

Waktu

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Survei objek penelitian

2 Penyusunan proposal 3 Pengumpulan Data 4 Analisis Sistem 5 Perancangan Sistem 6 Pembuatan Sistem 7 Pengujian Sistem 8 Implementasi Sistem 9 Penyusunan Laporan


(9)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem pada dasarnya marupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan dan mempermudah pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi. Menurut Jogiyanto (2002 : 15) “ Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul, bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu ”. Komponen-komponen atau subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-komponen atau subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.

Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai sasaran (objective). Suatu sistem pada dasarnya merupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi.

2.1.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik yang mana semua karakteristik tersebut tidak dapat dipisahkan antara karakteristik yang satu dengan yang


(10)

lainnya. Adapun karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh sistem menurut Edhy Sutanta (2003:3) dijelaskan sebagai berikut :

1. Mempunyai komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berintegrasi yang artinya bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa subsistem-subsitem yang dapat mempunyai sistem yang lebih besar (supra system).

2. Mempunyai batas (boundary)

Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, maka sangat sulit untuk menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

3. Mempunyai lingkungan (environments)

Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya, lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem. Sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan jika mungkin ditiadakan.

4. Mempunyai penghubung/ antar muka (interface) antar komponen

Penghubung/ antar muka merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam


(11)

9

sistem. Penghubung/ antar muka merupakan sarana yang memungkinkan setiap komponen saling berinteraksi, dan berkomunikasi dalam rangka menjalankan fungsi masing-masing komponen. Dalam dunia komputer, penghubung/ antar muka dapat berupa berbagai macam tampilan dialog layar monitor yang memungkinkan seseorang dapat dengan mudah mengoperasikan sistem aplikasi komputer yang digunakannya.

5. Mempunyai masukan (input)

Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna.

6. Mempunyai pengolah (processing)

Pengolah merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukkan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya. Pengolahan adalah berupa program aplikasi komputer yang dikembangkan untuk keperluan khusus. Program aplikasi tersebut mampu menerima masukkan, mengolah masukkan, dan menampilkan hasil olahan sesuai dengan kebutuhan pemakai.

7. Mempunyai keluaran (output)

Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan. Keluaran adalah informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi yang akan digunakan oleh para pemakai sebagai bahan pengambil keputusan.


(12)

8. Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goal)

Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem. Sasaran berbeda dengan tujuan. Sasaran sistem adalah apa yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu relatif pendek. Sedangkan tujuan merupakan kondisi/ hasil akhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang panjang. Dalam hal ini, sasaran merupakan hasil pada setiap tahapan tertentu yang mendukung upaya pencapaian tujuan.

9. Mempunyai kendali (control)

Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Hal ini bisa dilakukan jika ada bagian yang berperan menjaganya, yaitu bagian kendali. Bagian kendali mempunyai peran utama menjaga agar proses dalam sistem dapat berlangsung secara normal sesuai batasan yang telah ditetapkan sebelumnya.. Kendali dapat berupa validasi masukkan, validasi proses, maupun validasi keluaran yang dapat dirancang dan dikembangkan secara terprogram.

10. Mempunyai umpan balik (feed back)

Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan mengembalikannya ke dalam kondisi normal.


(13)

11

Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem [Sumber :http://www.unhas.ac.id/]

2.2 Pengertian Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir dalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi menjadi sangat penting untuk sebuah organisasi.

Adapun pengertian informasi menurut Edhy Sutanta (2003:10) yaitu “Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang”.

2.2.1 Siklus Informasi

Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu dijelaskan bagian siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan informasi.

Pertama-tama data dimasukan kedalam model yang umunya memiliki urutan proses tertentu dan pasti, setelah diproses akan dihasilkan informasi tertentu yang bermanfaat bagi penerima (level management) sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan atau membuat tindakan tertentu. Dari


(14)

tindakan atau keputusan tersebut akan menghasilkan kejadian-kejadian tertentu yang akan digunakan kembali sebagai data yang nantinya akan dimasukan kedalam model (proses), begitu seterusnya. Dengan demikian akan membentuk sebuah siklus informasi (Information Cycle) atau siklus pengolahan data(data processing cycles), seperti gambar berikut :

Gambar 2.2 Siklus Informasi

[Sumber: Jogyanto Hartanto 1999 : 9, “Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstuktur Teori dan Praktis Aplikasi Bisnis”,Andi Yogyakarta,]

2.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas informasi tergantung dari tiga hal yang sangat dominan yaitu keakuratan informasi, ketepatan waktu, dan relevan. Menurut Andi Kristanta (2008:11) penjelasan tiga hal tersebut sebagai berikut :

1. Akurat

Informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut.


(15)

13

Informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab kalau informasi yang diterima terlambat maka informasi tersebut sudah tidak berguna lagi. Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang baik.

3. Relevan

Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima, sebab informasi ini akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dalam pemecahan suatu permasalahan. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

2.2.3 Nilai Informasi

Nilai informasi dibedakan menjadi dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan satuan uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi diartikan sebagai suatu jaringan daripada beberapa elemen-elemen yang saling berhubungan serta membentuk satu kesatuan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses, serta memberi sinyal kepada manajemen dan yang lain terhadap kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.


(16)

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen sistem informasi yang dikenal dengan istilah blok bangunan (building block) menurut John Burch & Gary Grudnitski [Jogiyanto 1999] adalah sebagai berikut:

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, termasuk metode dan media untuk memperoleh data yang dimasukan, yang dapat berupa dokumen dasar.

2. Blok Model

Terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi/mentransformasi data masukan dan data yang tersimpan dalam basis data untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran berupa informasi yang berkualitas.

4. Blok Teknologi

Merupakan kotak alat (tool-box) dalam sistem informasi. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama yaitu teknisi(brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya beroperasi (operator komputer, pemrogram, operator pengolah data, spesialis telekomunikasi, analis sistem). Teknologi perangkat lunak berupa


(17)

15

aplikasi-aplikasi perangkat lunak (program). Teknologi perangkat keras berupa teknologi masukan (semua perangkat yang digunakan untuk menangkap data seperti : keyboard, scanner, barcode), teknologi keluaran (perangkat yang dapat menyajikan informsai yang dihasilkan seperti : monitor, printer), teknologi pemroses (komponen CPU), teknologi penyimpanan (semua peralatan yang digunakan untuk menyimpan data seperti : magnetik tape, magnetik disk, CD), dan teknologi komunikasi (teknologi yang memungkinkan hibungan jarak jauh seperti internet, ATM).

5. Blok Basis Data

Merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.

6. Blok Kendali

Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

Gambar 2.3 Blok sistem informasi yang berinteraksi


(18)

2.4 Pengertian Apotek

Apotek adalah “suatu tempat tertentu dan tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian serta penyaluran persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat”. Apotek juga tempat menjual dan kadang membuat atau meramu obat serta merupakan tempat Apoteker melakukan praktik profesi farmasi sekaligus menjadi peritel. Kata apotek berasal dari bahasa Yunani yaitu apotheca yang secara harfiah berarti"penyimpanan".

[Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Apotek]

2.5 Pengertian Persediaan

Istilah persediaan disini maksudnya menujukkan barang-barang yang dimiliki perusahaan. Persediaan dapat mengambil bentuk yang tergantung pada jenis usaha yang ditekuni oleh perusahaan yang bersangkutan. Pada perusahaan yang bergerak dibidang penjualan produk, persediaan barang merupakan salah satu unsur yang paling efektif dalam operasional perusahaan, yang secara berkelanjutan digunakan dalam kegiatan penjualan barang harian yang dapat disajikan dalam bentuk laporan persediaan barang.

Inventory atau persediaan menurut Lalu Sumayang (2003:189) “merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi.”. Perusahaan industri memiliki tiga jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi siap jual.

Menurut standar akutansi keuangan (SAK) mengartikan persediaan yaitu : 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal


(19)

17

2. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan

3. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan (supplie) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Untuk perusahaan dagang, jenis persediannya mencakup persediaan barang dagangan dan persediaan bahan penolong. Apabila persediaan terlalu kecil maka kegiatan operasi besar kemungkinan dapat mengalami penundaan. Sebaliknya apabila persediaan terlalu besar akan mengakibatkan perputaran persediaan yang rendah sehingga profitabilitas perusahaan menurun.

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Persediaan

Berdasarkan dari pengertian sistem informasi dan persediaan maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengertian dari sistem informasi persediaan adalah sistem yang mampu memberikan layanan tentang informasi yang berupa data, dimana dalam hal ini data yang berhubungan dengan persedian barang.

2.6 Pengertian Data

Menurut pakar dalam bidang penelitian,Donald Cooper, data merupakan “kumpulan sejumlah fakta atau kenyataan yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan untuk menarik suatu kesimpulan”.

2.7 Jaringan Komputer

Menurut Melwin Syafrizal (2005:2) pengertian jaringan komputer adalah “himpunan interkoneksi antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel”.

Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data, berbagi resource yang dimiliki seperti file, printer, media


(20)

penyimpanan. Data yang berupa teks, audio, maupun video bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar file / data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware / software yang terhubung dalam jaringan secara bersama-sama. Tiap komputer, printer, atau periferal yang terhubung dalam jaringan disebut dengannode.

2.7.1. Jenis-jenis Jaringan Komputer

Menurut Budhi Irawan (2005:19), ada empat kategori utama jaringan komputer yang dibedakan berdasarkan cakupangeografisnya sebagai berikut :

1. LAN (Local Area Network)

Lan adalah suatu jaringan yang digunakan untuk menghubungkan komputer yang berada dalam satu area yang kecil seperti dalam satu ruang, satu gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. LAN umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel tetapi ada juga yang tidak mengguanakan kabel dan disebut dengan wireless LAN atau LAN tanpa kabel. Jarak komputer yang dihubungkannya bisa mencapai 5 sampai 10 kilometer. Kecepatan LAN berkisar dari 10 sampai 100 Mbps.

Gambar 2.4 Arsitektur LAN


(21)

19

2. MAN(Metropolitan Area Network)

MAN adalah suatu jaringan yang cakupannya meliputi suatu kota atau dengan rentang sekitar 10 sampai 45 kilometer. MAN menghubungkan LAN-LAN yang lokasinya berjauhan. MAN umumnya menggunakan media transmisi dengan mikro gelombang atau gelombang radio, tetapi ada juga yang menggunakan jalur sewa (leased line). Kecepatan MAN berkisar dari 1,5 sampai 150 Mbps.

3. WAN(Wide Area Network)

WAN dirancang untuk menghubungkan komputer-komputer yang terletak pada cakupan geografis yang luas, seperti hubungan dari kota ke kota lain dalam satu negara. Cakupan WAN meliputi 100 sampai 1000 kilometer, dan kecepatan antar kota bisa bervariasi antara 1,5 Mbps sampai 2,5 Gbps.

Gambar 2.5 Arsitektur WAN


(22)

4. GAN(Global Area Network)

GAN adalah jaringan yang menghubungkan negara-negara diseluruh dunia. Kecepatan GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai 100 Gbps, cakupan WAN mencapai ribuan kilometer.

Gambar 2.6. Interkasi antara LAN, MAN, WAN dan GAN. [sumber : Budhi Irawan (2005:20)]

2.7.2. Topologi Jaringan

Menurut Budhi Irawan (2005:25), Topologi jaringan menyatakan susunan komputer secara fisik dalam suatu jaringan, yang terdiri dari:

1. Topologi Bus

Topologi bus terdiridari satu jalur kabel utama dimana masing-masing ujungnya diberi sebuah terminator. Semua nodes pada jaringan (File server, work station, dan perangkat lainnya) terkoneksi sebuah kabel utama (backbone). Jaringan-jaringan ethernet dan local talk menggunakan topologilinearini.


(23)

21

Gambar 2.7 Topologi linear bus [Sumber :http://fleahlit.web.id/?p=118] 2.Star(Bintang)

Pada topologi star, setiap nodes (file server, workstation, dan perangkat lainnya) terkoneksi kejaringan melalui sebuak Concentrator. Data yang dikirim ke jaringan lokal akan melewati concentrator akan mengatur dan mengendalikan keseluruhan fungsi jaringan dan bertindak sebagai refeater (penguat aliran data). Konfigurasi pada jaringan model ini menggunakan kabel Twisted Pair dan dapat digunakan kabel coaxial atau kabelfibre optic.

Gambar 2.8 Topologi star


(24)

3.Ring(Cincin)

Topologi ring menggunakan teknik konfiigurasi yang sama dengan topologistartetapi pada topologi ini terlihat bahwa jalur media transmisi menyeruapi sebuah lingkaran tertutup menyerupai cincin.

Gambar 2.9 Topologi ring [Sumber :http://fleahlit.web.id/?p=118] 4.Tree(Pohon)

Topologi Tree merupakan perpaduan antara topologi Linear Bus dan Star, yang terdiri dari kelompok-kelompok dari workstation dengan konfigurasi star yang terkoneksi ke kabel utama yang menggunakan topologi linear bus. Topologi ini memungkinkan untuk pengembangan jaringan yang telah ada dan memungkinkan untuk mengkonfigurasi jaringan sesuai dengan kebutuhan.

2.8. SistemClient Server

Menurut Budhi Irawan (2005:30), model hubungan Client server memungkinkan jaringan untuk mensentralisasi fungsi dan aplikasi kepada satu atau dua dedicated file server. Sebuah file server menjadi jantung dari keseluruhan system, memungkinkan untuk mengakses sumber daya, dan


(25)

23

menyediakan keamanan. Workstation yang berdiri sendiri dapat mengambil sumber daya yang ada pada file server. Model hubungan ini, menyediakan mekanisme untuk mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dijaringan dan memungkinkan banyak pengguna secara bersama-sama memakai sumber daya padafile server.

Gambar 2.10 Model Hubungan Client Server [sumber:http://bebas.vlsm.org/]

2.9. Perangkat Lunak Pendukung

2.9.1 Microsoft SQL Server 2000

Menurut Kusrini and Andri Koniyo (2007:145) SQL Server 2000 adalah perangkat lunak relational database management system (RDBMS) yang didesain untuk melakukan proses manipulasi database berukuran besar dengan berbagai fasilitas. SQL Server dapat digunakan pada pembuatan aplikasi mulai dari aplikasi kecil sampai dengan aplikasi yang besar sekalipun. Kelebihan menggunakan database SQL Server adalah SQL Server mampu mengolah database dalam jumlah besar serta mampu menangani beberapa pengguna secara simultan. SQL


(26)

Server memiliki sistem berarsitektur terbuka yang memungkinkan para pengembang program memperluas dan menambahkan fungsi-fungsi kedalam databasetersebut.

2.9.2. Microsoft Visual Basic 6.0

Menurut Kusrini and Andri Koniyo (2007:171), Microsoft Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang menggunakan metode Graphical User Interface (GUI). Kelebihan menggunakan pemrograman dengan Visual Basic adalah Visual Basic memudahkan programmer untuk membuat sebuah aplikasi, mulai dari merancang tampilan program sampai dengan pembuatan kode untuk program tersebut, karena Visual Basic didesain dengan arsitektur terbuka sehingga banyak sekali vendor yang menyediakan fasilitas tambahan untuk mempermudah programmer dalam membuat sebuah aplikasi.


(27)

25

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan data dan penyimpanan data barang pada Apotek Martanegara.

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Apotek merupakan suatu institusi yang dalam pelaksanaannya mempunyai fungsi sebagai pelayanan kesehatan. Dilihat dari fungsi sebuah apotek sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi Apotek adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Sama halnya dengan apotek-apotek yang lain, Apotek Martanegara juga berfungsi sebagai penyedia dan penyalur obat-obatan. Apotek Martanegara berdiri pada tahun 1991 yang mula berdirinya berlokasi dijalan RAA Martanegara No.86 Bandung. Pada awalnya Apotek Martanegara ini merintis usahanya bermula dari gedung yang disewa. Setelah berjalan beberapa tahun dan kemajuan apotek ini pun mulai berkembang, sehingga Apotek Martanegara mampu memiliki gedung sendiri yang berlokasi tidak jauh dari lokasi apotek ini mulai berdiri. Mulai dari tahun 2000 Apotek Martanegara sudah menempati gedungnya sendiri yang sampai sekarang masih berdiri dijalan RAA Martanegara No.82 Bandung.


(28)

3.1.2. Visi dan Misi Apotek Martanegara 1. Visi

Menjadi apotek yang menerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu, berkualitas, dan terpercaya serta menguntungkan bagi konsumen, karyawan dan pemilik apotek sendiri.

2. Misi

Misi dari Apotek Martanegara adalah:

a. Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasiaan lainnya yang bermutu, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. b. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, ramah,

informatif dengan menerapkan konsep Pharmaceutical care secara profesional.

c. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup seluruh karyawan dan pemilik apotek.

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut ini adalah struktur organisasi yang diterapkan pada Apotek Martanegara:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Apotek Martanegara [Sumber: Apotek Martanegara]


(29)

27

3.1.4. Deskripsi Tugas

Adapun uraian dan tugas dari tiap bagian dalam struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut :

1. Pemilik Apotek

Adalah pimpinan apotek yang juga sebagai penyandang dana atau modal. Tugas pokok dari seorang pemilik apotek adalah mengontrol kinerja dan mengevaluasi hasil kerja karyawan, serta mengevaluasi kemajuan apotek berdasarkan dari laporan-laporan yang diterimanya dalam kurun waktu tertentu.

2. Apoteker

Bertugas sebagai penanggung jawab apotek. 3. Bagian Kendali Barang

Tugas utama dari bagian ini adalah mengontrol barang yang masuk dan barang yang keluar, cek stok barang dan cek barang.

4. Bagian Pembelian

Bagian ini bertugas untuk memesan dan membeli barang mana yang sudah habis kepadasupplier.

5. Bagian Penjualan

Bagian ini bertugas untuk melayani konsumen dalam hal penjualan barang. 6. Asisten Apoteker


(30)

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang membahas masalah dengan memaparkan, menafsirkan dan menulis suatu keadaan atau peristiwa kemudian dianalisis serta mengambil kesimpulan umum dari masalah yang dibahas, atau suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan melukiskan mengenai fakta-fakta atau keadaan yang terdapat pada perusahaan.

3.2.1. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hajar adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Definisi lain mengatakan bahwa desain (design) penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancang-ancang kegiatan yang akan dilaksanakan. Desain penelitian ini merupakan kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran jika penelitian itu telah jadi atau selesai penelitian tersebut diberlakukan.

Dalam mendesain penelitian ini, penulis merancang tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini:

1. Menetapkan tema atau judul penelitian

2. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan pada objek yang akan diteliti.


(31)

29

3. Menentukan tujuan yang merupakan penyelesaian suatu masalah yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian ini selesai

4. Mengimplementasikan kegunaan hasil akhir dari penelitian ini pada objek yang akan diteliti

5. Membuat suatu kesimpulan tentang hasil akhir dari penelitian ini

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.2.1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari perusahaan. Pengumpulan data primer ini menggunakan metode studi lapangan yaitu:

1. Wawancara

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara langsung dengan karyawan dan pemilik Apotek Martanegara sebagai sumber informasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

2. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian agar dapat mengetahui sistem yang sedang berjalan pada Apotek Martanegara.

3.2.2.2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada baik berasal dari artikel dan berbagai sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang penulis teliti.

Pengumpulan data sekunder ini menggunakan metode dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari sumber-sumber artikel yang diperoleh dari


(32)

internet dan mempelajari atau membaca pendapat para ahli yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh landasan teori yang dapat menujang penelitian serta dari catatan-catatan yang diberikan oleh perusahaan.

3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem

Metode Pendekatan sistem yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode terstuktur yaitu suatu proses untuk mengimplementasikan urutan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam bentuk program.

Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode Pengembangan Sistem yang digunakan dalam perancangan Sistem Informasi ini menggunakanModel Waterfall. Model proseswaterfall ialah model proses pembuatan sebuah system yang terstruktur yang amat mudah dimengerti, seperti yang telah diketahui bahwa dengan model proseswaterfall sebuah system dapat dikembangkan lagi. Menurut Perssman, Roger S Ph D pengertian dari waterfall itu sendiri adalah “pendekatan orientasi objek ke pengembangan perangkat lunak yang terstruktur dan saling berhubungan antara satu tahap dan tahap lainnya untuk mendapatkan hasil maksimal”


(33)

31

Berikut adalah langkah-langkahModel Waterfall: 1.Pengumpulan data

Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan data–data dan informasi secara lengkap dan akurat.

2.Analisis Sistem

Pada tahap ini adalah menganalisis sistem yang sedang berjalan sesuai dengan data-data yang telah diperoleh dari penelitian pada Apotek Martanegara.

3.Perancangan Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem yang diusulkan mengenai sistem informasi persediaan barang pada Apotek Martanegara.

4.Pembuatan Sistem

Pada tahap ini dilakukan pembuatan suatu aplikasi berdasarkan perancangan sistem yang diusulkan.

5.Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat, secarablack boxataupunwhite box.

6.Implementasi dan Pemeliharaan

Penelitian ini menggunakan metode Waterfall dikarenakan metode ini mempunyai tahapan-tahapan yang jelas, nyata dan praktis. Apabila terjadi kesalahan, tahapan Pemeliharaan termasuk pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah terdahulu.


(34)

Langkah-langkah penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2. Model Waterfall

[Sumber :http://www.elektroindonesia.com/elektro/komp27.html]

3.2.3.3.Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu analisis dan perancangan dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk Bagan Alir Dokumen (Flow Map), Diagram Konteks (Conteks Diagram), Diagram Arus Data (Data Flow Diagram), dan Kamus Data (Data Dictionary).

1) Flow Map

Flow Map atau bagan alir dokumen atau sering juga disebut bagan alir formulir merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Flow map menggambarkan alir dokumen dan informasi arus antar area pertanggung jawaban di dalam sebuah organisasi. Flow map digunakan untuk mendefenisikan hubungan


(35)

33

antara bagian (pelaku proses), proses (manual atau berbasis komputer) dan aliran data dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan.

2) Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Adapun pengertian diagram konteks adalah hubungan antara sistem dengan entitas luarnya yang berfungsi sebagai transformasi dari suatu proses yang melakukan transformasi data input menjadi data output.

3) Data Flow Diagram (DFD)

Diagram aliran data atau data flow diagram (DFD) adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi yang diaplikasikan pada saat bergerak dari input menjadi output. Data flow diagram merupakan gambaran secara logika dan tidak tergantung pada hardware, software, struktur data, ataupun organisasi file yang digunakan.Data flow diagram dapat digunakan secara logika untuk menyajikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada setiap tingkat yang mempresentasikan dan memberikan suatu mekanisme bagi pemodelan fungsional dan pemodelan aliran informasi.

Dalam mengembangkan suatu aliran data atau proses yang terjadi didalam sistem data flow diagram menggunakan simbol-simbol yang memiliki arti tersendiri dalam menerangkan:


(36)

a. Eksternal Entity

Eksternal Entity dapat merupakan kesatuan (entity) dilingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya, yang memberikaninput-outputdari sistem.

b. Data Flow

Arus data ini mengatur diantara proses, simpan data, dan kesatuan luar. Arus data ini menujukkan arus data yang dapat berupa masukan sistem atau hasil proses sistem.

c. Proses

Untuk physical data flow diagram (PDFD), data dilakukan oleh orang, mesin atau komputer. Sedangkan untuk logical data flow diagram (LDFD), suatu proses hanya menujukkan proses dari komputer.

d. Penyimpanan Data

Simpanan data (data store) merupakan tempat penyimpanan data. Simpanan data dari DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel.

4) Kamus Data

Kamus data (data dictionary) adalah merupakan catalog data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi untuk mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Adapun


(37)

35

elemen-elemen yang disebut dengan item data tersebut, dapat digambarkan dengan menyebutkan nama dari item-item datanya, untuk menunjukan informasi tambahan didalam kamus data dipergunakan notasi sebagi berikut :

Tabel 3.1 Notasi penulisan kamus data

Notasi Arti

= Terbentuk dari (atau terdiri dari atau sama dengan)

+ And

[ ] Pilih salah satu dari elemen-elemen data didalam kurung braket ini (Pilihan)

M{ }M Iterasi (elemen didalam kurung brace beriterasi mulai minimum N

kali maksimum M kali)

( ) Optional (elemen data dalam kurung parathesis sifatnya optional, dapat ada dan tidak ada)

 Keterangan setelah tanda ini adalah komentar


(38)

5) Perancangan Basis Data

Basis Data terdiri dari dua kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa dan sebagainya.

Basis data merupakan kumpulan dari data-data yang saling terkait dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Basis data adalah kumpulan-kumpulan file yang saling berkaitan.

Merancang database merupakan suatu hal yang sangat penting. Kesulitan utama dalam merancang database adalah bagaimana merancang sehingga database dapat memuaskan keperluan saat ini dan masa mendatang. Pada langkah ini terdapat beberapa bagian yaitu normalisasi dan tabel relasi.

a. Normalisasi

Normalisasi merupakan pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukanentitydan relasinya. Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi, apakah ada kesulitan pada saat tambah/insert, menghapus/delete, mengubah/update, membaca/retrive pada suatu database, bila ada kesulitan pada pengujian tersebut, maka relasi tersebut dipecahkan pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain, perancangan belumlah mendapat database yang optimal, walaupun jumlah normalisasi


(39)

37

ini bervariasi dasar normalisasi sebenarnya hanya ada dua, yaitu bentuk normal pertama, dan bentuk normal kedua.

1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. Bentuk Normal Pertama(1NF/First Normal Form)

Bentuk ini sangat sederhana. Aturannya sebuah tabel tidak boleh mengandung kelompok yang terulang.

3. Bentuk Normal Kedua(2 NF/ Second Normal Form)

Aturan kedua berbunyi bahwa bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu dan setiap file yang tidak bergantung sepenuhnya pada kunci primer harus dipindahkan ke tabel lain.

4. Bentuk Normal Ketiga (3NF / Third Normal Form)

Aturan normalisasi ketiga berbunyi bahwa relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan tidak boleh ada kebergantungan antara field-field non-kunci (kebergantungantransitif).

b. Relasi Tabel

Didalam sebuahdatabase, setiap tabel memiliki sebuahfields yang memiliki nilai untuk setiap baris. Fields ini ditandai dengan icon bergambar kunci di depan namanya. Baris-baris yang berhubungan pada


(40)

tabel mengulangi kunci primer (primary key) dari baris yang dihubungkannya pada tabel lain. Salinan dari kunci primer di dalam tabel-tabel yang lain disebut dengan kunci asing (foreign key). Dan semuafield bisa menjadi kunci asing. Yang membuat sebuah field merupakan kunci asing adalah jika dia sesuai dengan kunci primer pada tabel lain.

3.2.4. Pengujian Software

Pengujian software adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk menemukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan.

Perangkat lunak dapat diuji dengan dua cara yaitu:

1.White Box Testing

Pengujian White Box (glass box) adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian.

Penggunaan metode pengujianWhite Boxdilakukan untuk :

a. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen suatu modul digunakan minimal satu kali.

b. Menggunakan semua keputusan logis untuk semua kondisi true atau false.


(41)

39

c. Mengeksekusi semua perulangan pada batasan nilai dan operasional pada setiap kondisi.

d. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitas jalur keputusan.

2. Black Box Testing

Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

PengujianBlackboxberusaha menemukan kesalahan dalam kategori : a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang

b. Kesalahan interface

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses databaseeksternal d. Kesalahan kinerja

e. Inisiasi dan kesalahan terminasi

Pada penelitian ini dalam sistem informasi persediaan barang untuk faktor pengujian sofware penulis mengunakan pengujian denganblack box.


(42)

40

4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis sistem yang sedang berjalan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut dan masalah yang dihadapi sistem untuk dapat dijadikan sebagai landasan usulan perancangan. Analisis sistem yang sedang berjalan yang dilakukan berdasarkan urutan kejadian yang ada.

4.1.1. Analisis Dokumen

Berdasarkan proses pengumpulan data dari penelitian yang telah dilakukan, maka didapat beberapa dokumen sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tabel Analisis Dokumen

No. Nama Dokumen Keterangan

1 Nota Penjualan Fungsi : Bukti pembayaran pelanggan Rangkap : 1 (satu)

Atribut : NoNota, KdObat, NmObat TanggalJual, JumlahJual, HrgJual, SubTotalJual

Sumber : Bagian penjualan. 2 Faktur Penjualan

Supplier

Fungsi : Bukti pembelian dari supplier Rangkap : 2 (dua)

Atribut : NoFakturBeli, TanggalBeli, KdSupplier, NamaSupplier, KdObat, NamaObat, Satuan, JumlahBeli, HargaBeli, SubTotalBeli


(43)

41

Sumber : Supplier.

4 Surat Pemesanan Fungsi : Bukti pemesanan kepada supplier. Rangkap : 2 (Dua)

Atribut : KdSP, TanggalSP, KdObat, NmObat, Satuan, Jumlah.

Sumber : Bagian pembelian.

5 Resep Dokter Fungsi : Sebagai bukti permintaan obat Rangkap : 1(Satu)

Atribut : NoResep, NmPasien, AlmtPasien, Umur, NmDokter, TanggalResep, IsiResep, Ket. Sumber : Konsumen.

6 Kartu Stock Obat Fungsi : Sebagai catatan data obat. Rangkap : 1 (satu)

Atribut : KdObat, NmObat, NoFaktur, Satuan, TanggalKadaluarsa, No.Batch, HrgBeli, HrgJual, JmlStok

Sumber : Bagian Kendali Barang. 7 Buku Data

Penjualan

Fungsi : Sebagai catatan data penjualan. Rangkap : 1 (satu)

Atribut : TanggalJual, NoPenjualan, KdObat, NmObat, Satuan, HrgJual, JumlahJual Sumber : Bagian Penjualan.

8 Buku Data Pembelian

Fungsi : Sebagai catatan data pembelian. Rangkap : 1 (satu)

Atribut : TanggalBeli, No.Pembelian, NoFaktur, KdObat, NmObat, Satuan, HrgBeli, JumlahBeli.

Sumber : Bagian Pembelian.


(44)

Obat Rangkap : 1 (satu)

Atribut : KdObat, NmObat, Satuan, StockMinimum, JumlahStock, TanggalLaporan.

Sumber : Bagian Kendali Barang. 10 Laporan

Penjualan

Fungsi : Sebagai informasi penjualan. Rangkap : 1 (satu)

Atribut : KdObat, NmObat, Satuan, JumlahJual, HargaJual, SubTotalJual,

TanggalLaporan. Sumber : Bagian Penjualan. 9 Laporan

Pembelian

Fungsi : Sebagai informasi pembelian. Rangkap : 1 (satu)

Atribut : KdObat, NmObat, NmSupplier, Satuan, JumlahBeli, HargaBeli, SubTotalBeli, TanggalLaporan.

Sumber : Bagian Pembelian.

4.1.2. Analisis Prosedur Yang Sedang Bejalan

Analisis prosedur merupakan kegiatan menganalisis prosedur-prosedur kerja yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan. Adapun hasil dari kegiatan analisis ini berupa gambaran nyata dari urutan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh unit-unit organisasi khususnya dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan data.


(45)

43

a. Prosedur Penjualan Obat Dengan Resep

Prosedur sistem yang sedang berjalan pada Apotek Martanegara yang penjualan obatnya dengan menggunakan resep adalah sebagai berikut:

1. Konsumen menyerahkan resep dokter kepada bagian penjualan.

2. Bagian penjualan menyerahkan resep tersebut kepada asisten apoteker dan kemudian di cek oleh asisten apoteker.

3. Jika obat tidak ada, resep dokter akan dikembalikan kebagian penjualan dan diberikan lagi ke konsumen. Dan jika obat ada maka asisten apoteker akan menyiapkan obat sesuai dengan resep yang diterima kemudian diserahkan kembali ke bagian penjualan dan dibuatkan nota penjualan kemudian diserahkan kepada konsumen, dan bagian penjualan mencatat data penjualan dalam buku penjualan.

4. Bagian kendali barang mengecek stock obat yang ada digudang, jika stock obat telah habis maka akan dibuatkan data pesanan dan diserahkan kepada bagian pembelian.

5. Bagian pembelian membuat surat pemesanan dan mengajukan pemesanan kepada supplier.

6. Supplier memberikan faktur penjualan supplier kepada bagian pembelian dan kemudian bagian pembelian mengecek obat yang telah dipesan, Jika obat sesuai dengan yang dipesan maka bagian pembelian akan mencatat data pembelian dalam buku pembelian dan faktur penjualan supplier diserahkan kepada bagian kendali barang yang kemudian dicatat dalam


(46)

data stock obat. Apabila obat tidak sesuai dengan yang dipesan, maka pesanan akan dikembalikan kepada Supplier.

7. Tiap-tiap bagian membuatkan laporan dan diserahkan kepada pemilik apotek.

b. Prosedur Penjualan Obat Bebas

Prosedur sistem penjualan obat bebas yang sedang berjalan pada Apotek Martanegara adalah sebagai berikut:

1. Konsumen menyerahkan order pemesanan kepada bagian penjualan. 2. Bagian penjualan mengecek obat yang dipesan.

3. Jika obat tidak ada, order pemesanan dikembalikan lagi kepada konsumen. Jika obat ada, maka bagian penjualan akan membuatkan nota penjualan kemudian diserahkan kepada konsumen dan mencatat data penjualan pada buku penjualan.

4. Bagian kendali barang mengecek stock obat yang ada digudang, jika stock obat telah habis maka akan dibuatkan data pesanan dan diserahkan kepada bagian pembelian.

5. Bagian pembelian membuat surat pemesanan dan mengajukan pemesanan kepada supplier.

6. Supplier menyerahkan faktur penjualan supplier kepada bagian pembelian dan kemudian bagian pembelian mengecek obat yang telah dipesan, Jika obat sesuai dengan yang dipesan maka bagian pembelian akan mencatat data pembelian dalam buku pembelian dan faktur penjualan supplier


(47)

45

diserahkan kepada bagian kendali barang yang kemudian dicatat dalam data stock obat. Apabila obat tidak sesuai dengan yang dipesan, maka pesanan akan dikembalikan kepada Supplier.

7. Tiap-tiap bagian membuatkan laporan dan diserahkan kepada pemilik apotek.

4.1.2.1. Flow Map Sistem Yang Berjalan Pada Apotek Maratanegara

Flow Map adalah diagram aliran data yang menunjukkan aliran-aliaran data dan proses dari suatu sistem yang sedang berjalan. Flow Map sistem yang sedang berjalan pada Apotek Martanegara adalah sebagai berikut:


(48)

a. Flow Map Sistem Yang Berjalan Dengan Penjualan Menggunakan Resep


(49)

47

b. Flow Map Sistem Yang Berjalan Dengan Penjualan Obat Bebas


(50)

4.1.2.2. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram arus data yang berfungsi untuk menggambarkan keterkaitan aliran-aliran data antara sistem dengan bagian-bagian luar sistem. Dari gambar flow map yang diatas, dapat digambarkan diagram konteks sebagai berikut:

Gambar 4.3 Diagram Konteks Sistem Yang Berjalan Pada Apotek Martanegara


(51)

49

4.1.2.3. Data Flow Diagram

Berdasar kan flow map dan diagram konteks yang diatas, dapat dibuatkan data flow diagram sebagai berikut:

Gambar 4.4 DFD Level 0 Sistem Yang Berjalan Pada Apotek Martanegara a. Data Flow Diagram Level 1 Proses 1


(52)

b. Data Flow Diagram Level 1 Proses 2

Gambar 4.6 DFD Level 1 Proses Pengelolaan Persediaan Obat c. Data Flow Diagram Level 1 Proses 3

Gambar 4.7 DFD Level 1 Proses Pengelolaan Pembelian

4.1.3. Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan

Setelah dilakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan, maka didapat beberapa kelemahan pada sistem yang sekarang diterapkan, diantaranya:


(53)

51

1. Pencatatan transaksi penjualan dan pembelian masih dituliskan dalam nota-nota dan buku-buku transaksi sehingga menyebabkan kesulitan dalam pencarian kembali data yang dibutuhkan ketika data atau arsip tersebut semakin menumpuk.

2. Pembuatan laporan yang belum terkomputerisasi mengakibatkan pelaporan kepada pimpinan seringkali mengalami keterlambatan karna membutuhkan waktu yang relatif lama.

3. Dengan sistem yang diterapkan sekarang memiliki resiko kesalahan yang cukup besar atas data-data yang dihasilkan.

Oleh karna itu untuk dokumentasi data ataupun pengarsipan sebaiknya dilakukan secara komputerisasi melalui suatu sistem pengolahan data yang terkomputerisasi.

4.2. Perancangan Sistem

Perancangan sistem dapat digambarkan sebagai perancangan untuk membangun suatu sistem dan mengkonfirmasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan di desain secara rinci tentang apa yang diusulkan. Setelah menganalisa dan mengevaluasi sistem yang sedang berjalan, maka sebagai tindak lanjut bagi penyelesaian masalah tersebut dapat dibuat suatu sistem informasi persediaan barang dengan menggunakan sistem yang lebih baik dengan memakai perangkat lunak yang dapat membantu dalam memudahkan pekerjaan.


(54)

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

Adapun tujuan dalam perancangan ini adalah:

1. Membangun suatu sistem informasi yang berbasis client server sehingga kegiatan dalam suatu bagian dapat saling terintegrasi dengan bagian lainnya.

2. Membangun perangkat lunak sistem pengolahan data yang mampu menangani dan mendokumentasikan data dalam jumlah besar dengan proses yang cepat.

3. Mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada sistem yang sebelumnya.

4.2.2. Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan

Gambaran umum sistem yang diusulkan merupakan tahapan lebih lanjut dalam pemecahan masalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan sehingga dengan perancangan yang diusulkan ini dapat mempersempit atau menyelesaikan permasalahan yang timbul dari sistem yang berjalan yang di analisis.

Adapun Gambaran umum sistem yang diusulkan secara garis besarnya adalah merubah sistem lama yang belum terkomputerisasi menjadi sistem yang terkomputerisasi dan terstruktur. Seperti, pencatatan transaksi penjualan maupun pembelian yang terkomputerisasi, pengecekan obat dan input data obat yang terkomputerisasi, serta pembuatan laporan yang terkomputerisasi.


(55)

53

4.2.3. Perancangan Prosedur Yang Diusulkan

Dalam perancangan prosedur yang diusulkan ini, sistem yang akan diterapkan menggunakan sistem terkomputerisasi. Berikut ini adalah prosedur dari perancangan yang akan diusulkan:

a. Prosedur Penjualan Obat Dengan Resep

Prosedur sistem yang diusulkan pada Apotek Martanegara yang penjualan obatnya dengan menggunakan resep adalah sebagai berikut:

1. Konsumen menyerahkan resep dokter kepada bagian penjualan.

2. Bagian penjualan menyerahkan resep tersebut kepada asisten apoteker dan kemudian di cek kedalam database oleh asisten apoteker.

3. Jika obat tidak ada, resep dokter akan dikembalikan kebagian penjualan dan diberikan lagi ke konsumen. Dan jika obat ada maka asisten apoteker akan menyiapkan obat sesuai dengan resep yang diterima kemudian diserahkan kembali ke bagian penjualan.

4. Bagian penjualan menginput data penjualan kedalam database dan mencetak nota penjualan kemudian diserahkan kepada konsumen.

5. Bagian pembelian mengecek data stock obat dalam database. Jika ada obat yang kosong, maka bagian pembelian membuat data pemesanan berdasarkan stock obat yang kosong dan mencetak surat pemesanan yang kemudian diajukan kepada supplier.

6. Supplier memberikan faktur penjualan supplier kepada bagian pembelian dan bagian pembelian mengecek obat berdasarkan data pemesanan, Jika obat sesuai dengan yang dipesan maka bagian pembelian akan menginput


(56)

data pembelian kedalam database dan faktur penjualan supplier diserahkan kepada bagian kendali barang. Apabila obat tidak sesuai dengan yang dipesan, maka pesanan akan dikembalikan kepada Supplier.

7. Tiap-tiap bagian mencetak laporan dan diserahkan kepada pemilik apotek.

b. Prosedur Penjualan Obat Bebas

Prosedur sistem penjualan obat bebas yang diusulkan pada Apotek Martanegara adalah sebagai berikut:

1. Konsumen menyerahkan order pemesanan kepada bagian penjualan. 2. Bagian penjualan mengecek obat yang dipesan kedalam database.

3. Jika obat tidak ada, order pemesanan akan dikembalikan ke konsumen. Dan jika obat ada maka bagian penjualan akan menginput data penjualan kedalam database dan mencetak nota penjualan kemudian diserahkan kepada konsumen.

4. Bagian pembelian mengecek data stock obat dalam database. Jika ada obat yang kosong, maka bagian pembelian membuat data pemesanan berdasarkan stock obat yang kosong dan mencetak surat pemesanan yang kemudian diajukan kepada supplier.

5. Supplier memberikan faktur penjualan supplier kepada bagian pembelian dan bagian pembelian mengecek obat berdasarkan data pemesanan, Jika obat sesuai dengan yang dipesan maka bagian pembelian akan menginput data pembelian kedalam database dan faktur penjualan supplier diserahkan kepada bagian kendali barang. Apabila obat tidak sesuai dengan yang dipesan, maka pesanan akan dikembalikan kepada Supplier.


(57)

55

4.2.3.1. Flow Map Sistem Yang Diusulkan Pada Apotek Maratanegara a. Flow Map Yang Diusulkan Dengan Penjualan Menggunakan Resep


(58)

b. Flow Map Yang Diusulkan Dengan Penjualan Obat Bebas


(59)

57

4.2.3.2. Diagram Konteks

Gambar 4.10 Diagram Konteks Sistem Yang Diusulkan Pada Apotek Martanegara

4.2.3.3. Data Flow Diagram a. DFD Level 0

Gambar 4.11 DFD Level 0 Sistem Yang Diusulkan Pada Apotek Martanegara


(60)

b. DFD Level 1

1. Data Flow Diagram Level 1 Proses 1

Gambar 4.12 DFD Level 1 Proses Pengelolaan Penjualan 2. Data Flow Diagram Level 1 Proses 2

2.1 Cek Stock

Obat

Data Obat

Supplier T. Obat

2.2 Input Data Pemesanan Data Obat

2.3 Cetak Surat Pemesanan

Data Pemesanan T. Pemesanan

Data Pemesanan

Surat Pemesanan 2.4

Cek Pemesanan

Faktur Penjualan Supplier Data Pemesanan

2.5 Input Data Pembelian

Faktur Penjualan Supplier Data Pembelian T. Pembelian

Data Obat


(61)

59

4.2.3.4. Kamus Data

Kamus data atau data dictionary adalah katalog data tentang fakta dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mengidentifikasikan data yang mengalir dalam sistem dengan lengkap.

Kamus data ikut berperan dalam perancangan dan pembangunan sistem informasi. Berfungsi untuk menjelaskan semua data yang digunakan didalam sistem. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di data flow diagram. Arus data yang ada di data flow diagram sifatnya adalah global, hanya ditujukan arus datanya saja. Berikut adalah kamus data untuk sistem informasi yang dibangun:

Tabel 4.2 Kamus Data Resep Dokter

Nama Resep Dokter

Aliran Data Konsumen Proses 1

Alias

-Atribut No Resep, TanggalResep, Nama Konsumen, Telpon Konsumen, Nama Dokter, KodeObat, NamaObat, Jumlah


(62)

Tabel 4.3 Kamus Data Order Pemesanan

Nama Order Pemesanan

Aliran Data Konsumen Proses 1

Alias

-Atribut KodeObat, NamaObat, Satuan

Tabel 4.4 Kamus Data Nota Penjualan

Nama Nota Penjualan

Aliran Data Proses 1 Konsumen

Alias

-Atribut Nota, TanggalNota, KodeObat, NamaObat, Jumlah, Harga, Total

Tabel 4.5 Kamus Data Salinan Resep

Nama Salinan Resep

Aliran Data Proses 1 Konsumen

Alias

-Atribut NoResep, TanggalResep, NamaKonsumen, TelpKonsumen, Dokter, Tebus, KodeObat, NamaObat, Jumlah


(63)

61

Tabel 4.6 Kamus Data Obat

Nama Data Obat

Aliran Data T.Obat Proses1, T.Obat Proses2, T.Obat Proses3, Proses1T.Obat, Proses2T.Obat.

Alias

-Atribut KodeObat, NamaObat, Satuan, Jenis, Golongan, Stock Minimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, KodeSupplier, NamaSupplier, Telpon, Alamat, Kota

Tabel 4.7 Kamus Data Pembelian

Nama Data Pembelian

Aliran Data Proses2T.Pembelian, T.Pembelian Proses3.

Alias

-Atribut NoFaktur, TglFaktur, KodeObat, NamaObat, Satuan, Jenis, Golongan, StockMinimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, TotalPembelian, KodeSupplier, NamaSupplier, Telpon, Alamat, Kota.


(64)

Tabel 4.8 Kamus Data Penjualan

Nama Data Penjualan

Aliran Data Proses1T.Penjualan, T.Penjualan Proses3.

Alias

-Atribut Nota, TglNota, KodeObat, NamaObat, Satuan, Jenis, Golongan, Stock Minimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, TotalPenjualan, KodeSupplier, NamaSupplier, Telpon, Alamat, Kota.

Tabel 4.9 Kamus Data Pemesanan

Nama Data Pemesanan

Aliran Data Proses2T.Pemesanan, T.Pemesanan Proses2.

Alias

-Atribut NoSP, TglSP, KodeObat, NamaObat, Satuan, Jenis, Golongan, Stock Minimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, KodeSupplier, NamaSupplier, Telpon, Alamat, Kota.


(65)

63

4.2.4. Perancangan Basis Data 4.2.4.1. Normalisasi

Untuk mendapatkan kriteria-kriteria normalisasi, semua tabel di

rekontruksi menjadi satu tabel (Universal Table). Lalu diterapkan kriteria-kriteria normalisasi hingga mendapatkan sejumlah tabel yang sudah normal. Dibawah ini merupakan bentuk normalisasi dari tabel yang akan dibangun:

1. Bentuk Unnormal

{ NoResep, TanngalResep, NamaKonsumen, TelpKonsumen, Nama Dokter, KodeObat, NamaObat, Jumlah, KodeObat, NamaObat, Satuan, Nota, TanggalNota, KodeObat, NamaObat, Jumlah, Harga, Total , NoResep, TanggalResep, NamaKonsumen, TelpKonsumen, Dokter, Tebus, KodeObat, NamaObat, Jumlah, TotalResep, KodeObat, NamaObat, Satuan, Jenis, Golongan, Stock Minimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, KodeSupplier, NamaSupplier, Telpon, Alamat, Kota, NoFaktur, TglFaktur, KodeObat, NamaObat, Satuan, Jenis, Golongan, Stock Minimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, TotalPembelian, KodeSupplier, NamaSupplier, Telpon, Alamat, Kota, Nota, TglNota, KodeObat, NamaObat, Satuan, Jenis, Golongan, Stock Minimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, TotalPenjualan, KodeSupplier, NamaSupplier, Telpon, Alamat, Kota, NoSP, TglSP, KodeObat, NamaObat, Satuan, Jenis, Golongan, Stock Minimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, KodeSupplier, NamaSupplier, Telpon, Alamat, Kota.}


(66)

2. Bentuk Normal Pertama

Berdasarkan bentuk unnormal di atas diperoleh beberapa tabel dalam bentuk normal ke pertama ( 1st) seperti berikut ini :

{ NoResep, NamaKonsumen, TelpKonsumen, Dokter, KodeObat, NamaObat, Jumlah, Satuan, TotalResep, Nota, TanggalNota, Harga, Total , TanggalResep, Tebus, Jenis, TotalResep, Golongan, Stock Minimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, KodeSupplier, NamaSupplier, Telpon, Alamat, Kota, NoFaktur, TglFaktur, TotalPembelian, Nota, TglNota, TotalPenjualan, NoSP, TglSP.}

3. Bentuk Normal kedua

Bentuk normal Kedua (2NF) adalah table yang tidak mengandung pengulangan data dan nilai-nilai nonatomik. Sebuah nilai atomik adalah field yang menyatakan data tunggal, bukan gabungan nilai-nilai.

Tabel Obat

{ KodeObat*, NamaObat, Satuan, Jenis, Golongan, Stock Minimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, **KodeSupplier}

Tabel Supplier

{ KodeSupplier*, NamaSupplier, Telp, Alamat, Kota }

Tabel Penjualan

{ Nota*, TglNota, Jumlah, HargaJual, TotalHarga, TotalPenjualan, KodeObat**}


(67)

65

Tabel PenjualanResep

{ NoResep*, TglResep, NamaKonsumen, TelpKonsumen, Dokter, Tebus, Jumlah, HargaJual, TotalHarga, TotalResep, KodeObat**}

Tabel Pemesanan

{ NoSP*, TglSP, Satuan, Jumlah, KdBarang**,KdSupplier**}

Tabel Pembelian

{NoFaktur*, TglFaktur, Satuan, HargaBeli, Jumlah, TotalHarga, TotalPembelian, KodeObat**, KodeSupplier**,NoSP**}

4. Bentuk Normal Ketiga

Berdasarkan bentuk normal Kedua (2NF) di atas masih ditemukan informasi tabel yang kurang akurat, oleh karena itu dibutuhkan suatu relasi antar tabel yang masing-masing atribut utama bergantung fungsional penuh pada masing-masing kunci dimana kunci tersebut bukan bagiannya.

Tabel Obat

{ KodeObat* NamaObat, Satuan, Jenis, Golongan, StockMinimal, Stock, HargaBeli, HargaJual, KodeSupplier** }

Tabel Supplier


(68)

Tabel PenjualanBebas

{Nota*,TglNota, TotalPenjualan}

Tabel Detail PenjualanBebas

{ Nota**, KodeObat**, Jumlah, TotalHarga }

Tabel PenjualanResep

{ NoResep*, TglResep, NamaKonsumen, TelpKonsumen, Dokter, Tebus, TotalResep}

Tabel DetailPenjualanResep

{ NoResep**, KodeObat**, Jumlah, TotalHarga }

Tabel Pemesanan

{NoSP*, TglSP, KodeSupplier**}

Tabel Detail Pemesanan

{NoSP**, KodeObat**, Jumlah }

Tabel Pembelian

{NoFaktur*, TglFaktur, TotalPembelian, KodeSupplier**, NoSP**}

Tabel Detail Pembelian


(69)

67

4.2.4.2. Tabel Relasi

Tabel relasi digunakan untuk mengelompokkan data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entitas dan relasi yang berfungsi untuk mengakses data, sehingga database tersebut mudah di modifikasi. Berikut ini di gambarkan relasi antar tabel sistem informasi yang dirancang :

Gambar 4.14 Tabel Relasi

4.2.4.3.ERD (Entity Relationship Diagram)

Entity Relationship Diagram digunakan untuk menggambarkan relasi antar tabel dengan tujuan untuk memperjelas hubungan antar tabel penyimpanan. ERD terdiri dari sekumpulan objek dasar yaitu entitas dan


(70)

hubungan antar entitas-entitas yang saling berhubungan. Berikut adalah ERD dari sistem informasi yang dirancang:

Gambar 4.15 Entity Relationship Diagram

4.2.4.4. Struktur File

Struktur file merupakan urutan isi atau data yang berada dalam suatu record. Adapun struktur file dalam sistem informasi persediaan barang pada Apotek Martanegara adalah sebagai berikut :


(71)

69

Tabel 4.10 Field T.Obat

Tabel 4.11 Field T.Pembelian

Nama Tabel : Obat Field Kunci : KodeObat

Keterangan : Tabel untuk pengolahan data obat

No Nam Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 KodeObat Varchar 12 Kode Obat

2 NamaObat Varchar 30 Nama Obat

3 Satuan Varchar 20 Satuan Obat

4 Jenis Varchar 20 Jenis Obat

5 Golongan Varchar 20 Golongan Obat

6 Stock Minimal Bigint 8 Batas Minimal Obat

7 Stock Bigint 8 Persediaan Obat

8 HargaBeli Bigint 8 Harga Pokok

9 HargaJual Bigint 8 Harga Jual

10 KodeSupplier Varchar 12 KodeSupplier

Nama Tabel : Pembelian Field Kunci : NoFaktur

Keterangan : Tabel untuk mengolah data pembelian dari supplier

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 NoFaktur Varchar 12 No Pembelian

2 TglFaktur Varchar 12 Tanggal Pembelian

3 NoSP Varchar 12 No Surat Pemesanan

4 KodeSupplier Varchar 12 Kode Supplier


(72)

Tabel 4.12 Field T.DetailPembelian

Tabel 4.13 Field T.PenjualanBebas

Nama Tabel : Detail Pembelian Field Kunci : NoFaktur

Keterangan : Tabel untuk mengolah data pembelian dari supplier No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 NoFaktur Varchar 12 No Pembelian

3 KodeObat Varchar 12 Kode Obat

3 HargaBeli Bigint 8 Harga Pokok

4 Jumlah Bigint 8 Jumlah Beli

5 TotalHarga Bigint 8 Total Harga

Nama Tabel : Penjualan Field Kunci : Nota

Keterangan : Tabel untuk mengolah data penjualan

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 Nota Varchar 12 No Penjualan

2 TglNota Varchar 12 Tanggal Penjualan


(73)

71

Tabel 4.14 Field T.DetailPenjualanBebas

Tabel 4.15 Field T.PenjualanResep

Nama Tabel : DetailPenjulan Field Kunci : Nota

Keterangan : Tabel untuk mengolah data penjualan

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 Nota Varchar 12 No Penjualan

2 KodeObat Varchar 12 Kode Obat

3 Jumlah Bigint 8 Jumlah Jual

4 TotalHarga Bigint 8 Total Harga

Nama Tabel : Penjualan Field Kunci : Nota

Keterangan : Tabel untuk mengolah data penjualan

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 NoResep Varchar 12 No Penjualan Resep

2 TglResep Varchar 12 Tanggal Penjualan Resep

3 Konsumen Varchar 30 Nama Pasien/Konsumen

2 Telpon Char 12 No Telpon Konsumen

3 Dokter Varchar 30 Nama Dokter

2 Tebus Varchar 12 Jumlah Tebus


(74)

Tabel 4.16 Field T.DetailPenjualanResep

Tabel 4.17 Field T.Pemesanan

Nama Tabel : Pemesanan Field Kunci : NoSP

Keterangan : Tabel untuk mengolah data pemesanan

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 NoSP Varchar 12 No Surat Pemesanan

2 TglSP Varchar 12 Tanggal Pemesanan

3 KodeSupplier Varchar 12 Kode Supplier Nama Tabel : DetailPenjulan

Field Kunci : Nota

Keterangan : Tabel untuk mengolah data penjualan

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 NoResep Varchar 12 No Penjualan Resep

2 KodeObat Varchar 12 Kode Obat

3 Jumlah Bigint 8 Jumlah Jual


(75)

73

Tabel 4.18 Field T.DetailPemesanan

Tabel 4.19 Field T.User

Nama Tabel : User Field Kunci : NamaUser

Keterangan : Tabel untuk Identitas User

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 NamaUser Varchar 20 Nama User

2 Password Varchar 20 Password User

3 StatusUser Varchar 20 Status User

Nama Tabel : DetailPemesanan Field Kunci : NoSP

Keterangan : Tabel untuk mengolah data pemesanan

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 NoSP Varchar 12 No Surat Pemesanan

3 KodeObat Varchar 12 Kode Obat


(76)

Tabel 4.20 Field T.Supplier

4.2.4.5. Kodifikasi

Rancangan ini di buat untuk mengidentifikasikan suatu objek secara singkat. Dengan adanya sistem pengkodean ini di harapkan dapat mengklarifikasi data dan membedakan antara data satu dengan yang lain karena pengkodean ini bersifat yang unik sehingga dapat menghindari resiko penumpukan data. Kode dapat di bentuk dari kumpulan huruf, angka atau karakter khusus lainnya. Selanjutnya sistem pengkodean untuk sistem Persediaan barang ini adalah sebagai berikut :

1. Data Supplier

Kode Supplier :[X XXX ]

No urut supplier Singkatan Dari Kata Supplier Nama Tabel : Supplier

Field Kunci : KodeSupplier

Keterangan : Tabel untuk data supplier

No Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

1 KodeSupplier Varchar 12 Kode supplier

2 NamaSupplier Varchar 30 Nama Supplier

3 Telp Char 15 Telpon

4 Alamat Varchar 65 Alamat Supplier


(77)

75

Kode Supplier ini terdiri dari 4 karakter, 1 karakter pertama menunjukan singkatan dari kata “Supplier”, sedangkan 3 digit berikutnya menunjukan nomor urut supplier. Contoh: [S001]

2. Data Obat

Kode Obat : [ XX XX XXX]

No urut Obat Kode Jenis Obat

Singkatan Dari Kata Obat

Kode Obat terdiri dari 7 karakter, 2 karakter pertama menunjukan singkatan dari kata “Obat”, sedangkan 2 karakter berikutnya menunjukan kode jenis obat, dan 3 digit berikutnya lagi menunjukan nomor urut obat. Contoh: [OB01001] 3. Data Transaksi Pembelian

No Faktur : [ X XXXXXX XXX]

No Urut Pembelian Tanggal Pembelian

Singkatan Dari Kata Beli

Kode ini terdiri dari 10 karakter, 1 karakter pertama menunjukan singkatan dari kata “Beli”, lalu 6 digit berikutnya menunjukkan tanggal pembelian, dan 3 digit terakhir adalah nomor urut pembelian. Contoh: [B080610001]


(78)

4. Data Transaksi Penjualan Nota : [ X XXXXXX XXX]

No Urut Penjualan Tanggal Penjualan

Singkatan Dari Kata Jual

Kode ini terdiri dari 10 karakter, 1 karakter pertama menunjukan singkatan dari kata “Jual”, lalu 6 digit berikutnya menunjukkan tanggal penjualan, dan 3 digit terakhir adalah nomor urut penjualan. Contoh: [J080610001]

5. Data Pemesanan

No SP : [ XX XXXXXX XXX]

No Urut Pemesanan Tanggal Pemesanan

Singkatan Dari Kata Surat Pemesanan

Kode ini terdiri dari 11 karakter, 2 karakter pertama menunjukan singkatan dari kata “Surat Pemesanan”, lalu 6 digit berikutnya menunjukkan tanggal pemesanan, dan 3 digit terakhir adalah nomor urut penjualan. Contoh: [SP080610001]


(79)

77

6. Data User

UserName : [ XXXXXXXX] Bebas

User name bebas menggunakan karakter apa saja, Jumlah karakter dibatasi maksimal 20 karakter. User name ini menunjukan nama atau identitas dari pemakai.

4.2.5. Perancangan Antar Muka

Perancangan antarmuka adalah perancangan tampilan yang dibuat sebelum program aplikasi dibuat, perancangan antarmuka pada sistem persediaan barang pada apotek Martanegara adalah sebagai berikut.

4.2.5.1. Struktur Menu

Berikut ini menu tampilan program sistem persediaan barang Apotek Martanegara:


(80)

4.2.5.2. Perancangan Input

Adapun perancangan Input nya adalah sebagai berikut:

1. Form Login

Password

Login Cancel Login

User Name

Gambar 4.17 Form Login

2. Form Data User


(81)

79

3. Form Ubah Password

Gambar 4.19 Form Ubah Password

4. Form Master Data Obat


(82)

5. Form Master Data Supplier

Gambar 4.21 Form Master Data Supplier

6. Form Transaksi Penjualan


(83)

81

7. Form Transaksi Pembelian

Gambar 4.23 Form Transaksi Pembelian

8. Form Pemesanan


(84)

4.2.5.3. Perancangan Output

Adapun perancangan Output nya adalah sebagai berikut:

1. Form Lihat Data Stock Obat

Gambar 4.25 Form Lihat Data Stock Obat

2. Form Lihat Data Obat


(85)

83

3. Laporan Stock Obat

Gambar 4.27 Laporan Stock Obat

4. Laporan Data Supplier


(86)

5. Laporan Pembelian

Gambar 4.29 Laporan Pembelian

6. Laporan Pembelian Per Transaksi


(87)

85

7. Laporan Penjualan Obat Bebas

Gambar 4.31 Laporan Penjualan Obat Bebas

8. Laporan Penjualan Obat Bebas Per Transaksi


(88)

9. Laporan Penjualan Obat Resep

Gambar 4.33 Laporan Penjualan Obat Resep

10. Laporan Penjualan Obat Resep Per Transaksi


(89)

87

11. Nota Penjualan

Gambar 4.35 Nota Penjualan

12. Surat Pemesanan


(90)

13. Salinan Resep

Jl.RAA Martanegara No.82 Bandung 40264 Telp (022)7307272

Kode Obat Nama Obat Jumlah

Apotek Martanegara

Salinan Resep

Nama Konsumen Telpon

No Resep Tanggal Resep Dokter

Tebus

Gambar 4.37 Salinan Resep

4.2.6. Perancangan Arsitektur Jaringan

Kebutuhan Jaringan dalam mendukung program ini adalah sebagai berikut:

1. Tipe jaringan yang digunakan adalah LAN ( Local Area Network ), karena area yang relatif kecil yaitu sebuah Apotek, dengan model konfigurasi dimana satu komputer bertindak sebagai server, dan yang lainnya sebagai client yang mengakses file dalam server.

2. Media transmisi menggunakan kabel twisted pair, yang tipe Unshielded twisted pair ( UTP ) dan dengan konektor RJ 45.

3. Topologi yang digunakan adalah topologi Bus ( Garis Lurus ), karena mudah dalam mengkonfigurasikan komputer ke dalam sebuah kabel utama, dan tidak terlalu memakai banyak kabel.


(91)

89

4. Unsur yang terkait lainnya yaitu,

a. File server, yang digunakan sebagai pusat dari jaringan,

b. WorkStations, Komputer yang terhubung ke file server dalam sebuah jaringan,

c. Network Interface Cards ( Kartu Jaringan ), Perangkat keras yang berfungsi sebagai media penghubung antar komputer,

d. Enthernet Card ( Karu Jaringan Enthernet ), Peerangkat keras yang menyediakan port untuk media transmisi ( Kabel ),

e. Bridges, Perangkat keras yang mengatur jalur arus data / informasi agar tetap berjalan dengan baik dsan teratur.


(92)

90

5.1. Pengujian

Pengujian merupakan metode yang dilakukan untuk menjelaskan mengenai pengoperasian perangkat lunak yang terdiri dari perangkat pengujian, metode pengujian dan pelaksanaan pengujian.

5.1.1. Rencana Pengujian

Pengujian perangkat lunak Sistem Informasi Persediaan Barang berikut menggunakan data uji berdasarkan data dari masing-masing data. Rencana selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.1 Rencana Pengujian Sistem Persediaan Barang

Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian

Login Verifikasi User Name Black Box

Verifikasi Password Black Box

Data User Tambah Data User Black Box

Ubah Data User Black Box

Hapus Data User Black Box

Password Ubah Password Black Box

Data Supplier Tambah Data Supplier Black Box

Ubah Data Supplier Black Box

Cari Data Supplier Black Box

Data Obat Tambah Data Obat Black Box

Ubah Data Obat Black Box


(1)

(2)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: RIZKI WALNUR

NIM

: 10506385

Judul Tugas Akhir

: SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN

BARANG PADA APOTEK MARTANEGARA BERBASIS CLIENT

SERVER

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan

Laporan Skripsi

Berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan penerapan asli dari penulis sendiri,

baik

untuk naskah laporan maupun kegiatan

programing

yang tercantum

sebagai bagian dari

Laporan Skripsi

ini. Jika terdapat karya orang lain, penulis

akan mencantumkan sumber secara jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan

ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan norma yang

berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, Juli 2010

Yang membuat pernyataan

Materai

Rp.6000,-(

Rizki Walnur

)

NIM. 10506385


(3)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.

Karakteristik Suatu Sistem………..……...

11

Gambar 2.2.

Siklus Informasi………..……...

12

Gambar 2.3.

Blok sistem informasi yang berinteraksi……….…...

15

Gambar 2.4.

Arsitektur LAN………...………..

18

Gambar 2.5.

Arsitektur WAN…....…...…………...

19

Gambar 2.6.

Interkasi antara LAN, MAN, WAN dan GAN.………..

20

Gambar 2.7.

Topologi linear bus ...………...

21

Gambar 2.8.

Topologi star ………...

21

Gambar 2.9.

Topologi ring ………...

22

Gambar 2.10. Model Hubungan Client Server ……….

23

Gambar 3.1.

Struktur Organisasi Apotek Martanegara………....

26

Gambar 3.2.

Model Waterfall...

32

Gambar 4.1.

Flow Map Berjalan Penjualan Obat Dengan Resep...

46

Gambar 4.2.

Flow Map Berjalan Penjualan Obat Bebas...

47

Gambar 4.3.

Diagram Konteks Yang Berjalan Pada Apotek Martanegara….

48

Gambar 4.4.

DFD Level 0 Sistem Yang Berjalan Pada Apotek Martanegara.

49

Gambar 4.5.

DFD Level 1 Proses Pengelolaan Penjualan...

49

Gambar 4.6.

DFD Level 1 Proses Pengelolaan Persediaan Obat...

50

Gambar 4.7.

DFD Level 1 Proses Pengelolaan Pembelian...

50


(4)

Gambar 4.9.

Flow Map Diusulkan Penjualan Obat Bebas...

56

Gambar 4.10. Diagram Konteks Yang Diusulkan Pada Apotek Martanegara...

57

Gambar 4.11. DFD Level 0 Sistem Yang Diusulkan Pada Apotek Martanegara.

57

Gambar 4.12. DFD Level 1 Proses Pengelolaan Penjualan...

58

Gambar 4.13. DFD Level 1 Proses Pengelolaan Pembelian...

58

Gambar 4.14. Tabel Relasi...

67

Gambar 4.15.

Entity Relationship Diagram

...

68

Gambar 4.16. Struktur Menu...

77

Gambar 4.17. Form Login...

78

Gambar 4.18. Form Data User...

78

Gambar 4.19. Form Ubah Password...

79

Gambar 4.20. Form Master Data Obat...

79

Gambar 4.21. Form Master Data Supplier...

80

Gambar 4.22. Form Transaksi Penjualan...

80

Gambar 4.23. Form Transaksi Pembelian...

81

Gambar 4.24. Form Pemesanan...

81

Gambar 4.25. Form Lihat Data Stock Obat...

82

Gambar 4.26. Form Lihat Data Obat...

82

Gambar 4.27. Laporan Stock Obat...

83

Gambar 4.28. Laporan Data Supplier...

83

Gambar 4.29. Laporan Pembelian...

84


(5)

xiv

Gambar 4.31. Laporan Penjualan Obat Bebas...

85

Gambar 4.32. Laporan Penjualan Obat Bebas Per Transaksi...

85

Gambar 4.33. Laporan Penjualan Obat Resep...

86

Gambar 4.34. Laporan Penjualan Obat Resep Per Transaksi...

86

Gambar 4.35. Nota Penjualan...

87

Gambar 4.36. Surat Pemesanan………

87

Gambar 4.37. Salinan Resep……….

88

Gambar 5.1.

Form Utama...

117

Gambar 5.2.

Form Login...

118

Gambar 5.3.

Form Master Data Obat...

118

Gambar 5.4.

Form Master Data Supplier...

119

Gambar 5.5.

Form Data Obat...

120

Gambar 5.6.

Form Data Stock Obat...

120

Gambar 5.7.

Form Data Stock Obat Kosong...

121

Gambar 5.8.

Laporan Stock Obat...

122

Gambar 5.9.

Form Transaksi Penjualan...

122

Gambar 5.10. Form Cetak Nota...

123

Gambar 5.11. Nota Penjualan...

123

Gambar 5.12. Form Cetak Nota Dan Salinan Resep...

124

Gambar 5.13. Salinan Resep...

124

Gambar 5.14. Form Cetak Laporan Penjualan Obat Bebas per Transaksi…….

125


(6)

Gambar 5.16. Form Cetak Laporan Penjualan Obat Bebas per Periode...

126

Gambar 5.17. Laporan Penjualan Obat Bebas per Periode...

126

Gambar 5.18. Form Cetak Laporan Penjualan Obat Resep per Transaksi...

127

Gambar 5.19. Laporan Penjualan Obat Resep per Transaksi………..

127

Gambar 5.20. Form Cetak Laporan Penjualan Obat Resep per Periode...

128

Gambar 5.21. Laporan Penjualan Obat Resep per Periode...

128

Gambar 5.22. Form Transaksi Pemesanan...

129

Gambar 5.23. Form Cetak SP...

129

Gambar 5.24. Surat Pemesanan...

130

Gambar 5.25. Form Transaksi Pembelian...

130

Gambar 5.26. Form Transaksi Pembelian Berdasarkan SP...

131

Gambar 5.27. Form Cetak Laporan Pembelian per Transaksi...

131

Gambar 5.28. Laporan Pembelian per Transaksi...

132

Gambar 5.29. Form Cetak Laporan Pembelian per Periode...

132

Gambar 5.30. Laporan Pembelian per Periode...

133

Gambar 5.31. Laporan Data Supplier...

133

Gambar 5.32. Setup Program...

134

Gambar 5.33. Change direktory...

134

Gambar 5.34. Directory Program...

135

Gambar 5.35. Directory Program...

135