Pengertian Persalinan Jenis Persalinan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Persalinan

7

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan teori yang digunakan untuk mendukung penelitian tugas akhir dalam mengklasifikasi persalinan normal atau caesar dengan menggunakan algoritma C4.5.

2.1 Persalinan

2.1.1 Pengertian Persalinan

Definisi persalinan menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut: 1. Menurut Manuaba 2001, persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan urin yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. 2. Menurut Sarwono 2002, persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. 3. Menurut Yanti 2010, persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan merupakan suatu kejadian yang dialami oleh wanita hamil dengan tujuan mengeluarkan bayi yang ada dalam kandungan dengan usia cukup bulan, baik dengan bantuan atau tanpa bantuan.

2.1.2 Jenis Persalinan

Proses persalinan dibagi menjadi dua cara, yaitu Sarwono, 2002 : 1. Persalinan normal, proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan 37 – 42 minggu, pada janin letak mamanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan selukur proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan atau pertolongn buatan dan tanpa komplikasi. 2. Persalinan abnormal, biasa disebut persalinan caesar dimana persalianan pervagianam dengan bantuan alat-alat maupun dinding perut dengan operasi caesar.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Persalinan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jenis persalinan, antara lain : 1. Usia Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun karena pada usia ini secara fisik dan psikologi ibu sudah cukup matang dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Pada usia 20 tahun organ reproduksi belum sempurna secara keseluruhan dan perkembangan kejiwaan belum matang sehingga belum siap menjadi ibu dan menerima kehamilannya. Usia 35 tahun organ reproduksi mengalami perubahan karena proses menuanya organ kandungan dan jalan lahir kaku atau tidak lentur lagi. Selain itu peningkatan pada umur tersebut akan mempengaruhi organ vital dan mudah terjadi penyakit sehingga beresiko mengalami komplikasi pada ibu dan janin. 2. Anatomi Tubuh Ibu Melahirkan Ibu yang memiliki tinggi badan 145 cm terjadi ketidakseimbangan antara luas pinggul dan besar kepala bayi. Sebagian besar kasus partus tak maju disebabkan oleh tulang panggul ibu terlalu sempit sehinggga tidak mudah dilintasi kepala bayi waktu bersalin. Proporsi wanita dengan rongga panggul yang sempit menurun dengan meningkatnya tinggi badan. Persalinan macet yang disebabkan pinggul sempit jarang terjadi pada wanita bertubuh tinggi. 3. Riwayat Persalinan Persalinan oleh ibu hamil dengan prematur, operasi caesarea, bayi lahir mati, persalinan dengan induksi serta semua persalinan tidak normal merupakan suatu resiko tinggi pada persalinan berikutnya. Sebuah penelitian di Medan yang dilakukan oleh Sarumpaet tahun 1998-1999 menghasilkan bahwa ibu yang mengalami komplikasi persalinan kemungkinan 7,3 kali lebih besar mempunyai riwayat persalinan jelek dibandingkan yang tidak mempunyai riwayat persalinan jelek. 4. Keadaan Pinggul Ukuran pinggu ibu hamil merupakan faktor penting dalam kelangsunagn persaliann, tetapi yang penting adalah hubungan antara janin dengan pinggul ibu. Besarnya kepala bayi dalam perbandingan luasnya pinggul ibu menentukan apakah janin akan lahir normal atau membutuhkan bantuan operasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Presentasi Hal yang biasa terjadi adalah ketika presentasi janin pada daerah bagian kepala, seperti kepala belakang, dahi dan muka akan mempermudah proses persalinan, namun sebaliknya bila presentasi bokong maka dokter akan mengambil tindakan selanjutnya. 6. Ketuban Pecah Dini Apabila pada pinggul sempit, pintu atas pinggul tidak tertutup dengan sempurna oleh janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil. Bila kepala tertahan pada pintu atas pinggul, seluruh tenaga dari uterus diarahkan ke bagian membran yang menyentuh os internal, akibatnya ketuban pecah akan lebih mudah terjadi. 7. Tes Darah Melakukan tes darah pada masa kehamilan bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan mengetahui tingkatan kadar gula darah di dalam tubuh. Gula darah yang tinggi bisa menyebabkan komplikasi kehamilan. Kadar zat besi dan hemoglobin didalam darah sangat penting untuk diperiksa untuk mengetahui kondisa kesehatan pada ibu hamil. Terutama ibu hamil yang memiliki riwayat anemia. Selain itu pemeriksaan hemoglobin bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam perkembangan kehamilan. Tes darah umumnya dilakukan pada usia kehamilan 10 hingga 12 minggu dan akan dilakukan kembali pada usia kehamilan memasuki usia 28 minggu bahkan saat mendekati persalinan. Saat mendekati persalinan, pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui antibodi yang dimiliki ibu hamil untuk menjaga kesehatan ibu dan janin dalam menangkal beberapa virus dan bakteri penyebab penyakit. Selain faktor-faktor yang telah dijabarkan diatas masih ada faktor- faktor lain yang dinilai dapat mendukung dalam penentuan jenis persalinan.

2.2 Penambangan Data