PROFIL PEREMPUAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SEKITAR PASAR PARLUASAN KECAMATAN SIANTAR UTARA PEMATANGSIANTAR.

(1)

PROFIL PEREMPUAN PEDAGANG KAKI LIMA

DISEKITAR PASAR PARLUASAN KECAMATAN

SIANTAR UTARA PEMATANGSIANTAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh :

TIOPANTA SITOHANG

NIM. 309131075

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih setia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul: Profil perempuan Pedagang Kaki Lima Di Sekitar Pasar Parluasan Pematangsiantar. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai pemenuhan salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Gografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari skripsi ini tidak sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs.Ali Nurman , M.Si sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing sepanjang penyusunan skripsi.

6. Ibu Dra. Rosni, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah berbagi banyak pengalaman dan pengarahan selama penulis duduk dibangku perkuliahan.

7. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU dan Ibu Dra. Minah Sinuhaji, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.


(6)

v

8. Camat Siantar Utara dan seluruh staf Kecamatan yang telah bersedia membantu penulis melaksanakan penelitian.

9. Teristimewa untuk (alm) Ayahanda S.Sitohang dan Ibunda M.Nainggolan yang telah membesarkan, mendoakan, memotivasi, berkorban, dan mengasihi penulis hingga saat ini.

10. Abangku Franklin Sitohang, kedua adikku, Erwin dan Jonatan yang telah mendorong dan mendoakan penulis dalam menempuh pendidikan di Universitas Negeri Medan.

11. Semua keluarga yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Sepupuku (Duma, Visca, Lilis, Kak Sarma, bang Jhan, Herman, Kak Juli, Kak Yenny) Terimakasih buat dukungan dan doanya selama ini. Terimakasih untuk semangatnya.

12. Special To my crazy friend, Aldion Ega Tampubolon.

13. Teman-teman seperjuangan di GEBREG ’09, terkhusus buat sahabat -sahabatku Elisa rosa, nurpita, Maulina, Ayu arqamah, Eva Sinaga, Lisa Ningsih , Hotmian, Rudy , Minarti, andy Eko yang telah bersedia menjadi teman-teman terdekat penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

14. Penghuni sekretariat GMKI FT-Unimed (Rihat, Wulan, Susi, Bernata, Lilis ), buat teman-teman Di GMKI –FT (Bang Benardo , Jacob, jhon, Sahat) Terimakasih buat kebersamaannya selama ini, tidak lupa juga buat Endang Sinaga yang telah menjadi sahabat hingga saat ini.

15. Teman-teman PPLT 2012 SMP Negeri 2 Sidikalang yang telah menjadi saudara seperjuangan hingga saat ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung penulisan skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

Medan, Februari 2016

Tiopanta Sitohang Nim. 309131075


(7)

vi ABSTRAK

Tiopanta Sitohang, 309131075. Profil Perempuan Pedagang Kaki Lima di sekitar Pasar Parluasan Kecamatan Siantar Utara Pematangsiantar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Karakteristik perempuan pedagang kaki lima di sekitar pasar parluasan dan (2) Berapa besar kontribusi pendapatan perempuan pedagang kaki lima dalam meningkatkan pendapatan keluarga di Kota Pematangsiantar, 3) Masalah yang dihadapi perempuan pedagang kaki lima selama menjadi pedagang di Pasar Parluasan Kota Pematangsiantar.

Penelitian dilaksanakan di Pasar Parluasan Pematangsiantar tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima yang berada di sekitar Pasar Parluasan sebanyak 322 PKL. Sampel ditentukan 10% yakni sebanyak 32 PKL yang ditentukan secara acak (random sampling). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung dengan observasi dan wawancara. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Perempuan pedagang kaki lima lebih banyak berusia 40-44 tahun (21,88%) dan usia paling sedikit adalah ≤ 19 tahun (3,12%); 78,13 % perempuan pedagang kaki lima memilih untuk menjadi PKL dengan alasan untuk menambah penghasilan keluarga. Masing-masing PKL paling banyak memiliki 3 jumlah tanggungan keluarga sebanyak 9 responden (28,12%) (2) Sarana fisik yang digunakan berupa gelaran alas sebanyak 43,76%; lama waktu aktivitas PKL rata-rata 11 jam/perhari (31,25%); Jenis barang dagangan yang dijual Perempuan pedagang kaki lima yang lebih banyak sayuran (15,62%) dan bumbu dapur (18,75%) (3)Sebanyak 78,13% suami responden setuju istri bekerja menjadi PKL; 37,5% responden menyatakan penghasilan mereka cukup untuk meningkatkan penghasila keluarga : 46,88% responden memberikan sumbangan yang cukup besar dalam meningkatkan pendapatan keluarga (4) masalah yang dihadapi perempuan pedagang kaki lima adalah semakin ramainya jumlah pedagang, sedangkn pembeli semakin sedikit ; dan penggusuran pasar yang dilakukan oleh pemerintah.


(8)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teoritis ... 9

B. Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berfikir ... 31


(9)

viii

A. Lokasi Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 32

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 34

E. Tehnik Analisa Data ... 34

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 35

A.Kondisi Fisik ... 35

B. Kondisi Non Fisik ... 3

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A.Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 66

A.Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(10)

ix

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal.

1. Letak Geografis dan Ketinggian dari Permukaan Laut... 36

2..Jumlah Penduduk Kecamatan Siantar Utara ... 36

3.Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 39

4. Sarana dan Prasarana Pendidikan... 41

5. Sarana dan Prasarana Kesehatan ... 42

6 Suku Bangsa Responden ... 44

7.Agama responden…. ... 45

8. Usia Responden…… ... 46

9. Tingkat PendidikanResponden... 47

10.Alasan menjadi pedagang kaki lima ... 47

11.Jumlah tanggungan keluarga ... 48

12.Sarana fisik berdagang ... 49

13.Lama Waktu Aktivitas Pedagang Kaki Lima... 53

14. Jenis barang dagangan... 54

15. Asal barang dagangan ... 55

16.Tanggapan suami responden ... 56

17.Penghasilan responden ... 57

18.Pendapatan suami responden ... 57

19.Kontribusi pendapatan responden ... 58


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal.

1. Kerangka Berpikir ... 31

2. Peta Administratif Kota Pematangsiantar ... 43

3. Pedagang Kaki Lima Yang menggunakan keranjang ... 50

4. Pedagang Kaki Lima Yang menggunakan meja ... 50

5. Pedagang Kaki Lima Yang menggunakan ember ... 51

6. Pedagang Kaki Lima Yang menggunakan gerobak ... 52


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal.

1. Pedagang kaki lima yang menggunakan gelaran alas ... . 75

2. Pedagang kaki lima yang menggunakan keranjang ... . 76

3. Pedagang kaki lima yang menggunakan ember ... . 77

4. Pedagang kaki lima yang menggunakan meja……….. . 78

5. Pedagang kaki lima yang menjual buah……… 89 6. Pedagang kaki lima yang menjual bumbu pakaian……… …………. 80 7. Pedagang kaki lima yang menjual bumbu dapur……… 80


(13)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah

Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan sempitnya lapangan pekerjaan formal mengakibatkan besarnya angka pengangguran.Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang kemudian bekerja pada sector informal.

Sektor informal yang ditempuh oleh masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka adalah dengan berjualan dan menjadi pedagang kaki lima (PKL) yang dinilai membutuhkan modal dan keahlian atau ketrampilan yang minim serta tidak memerlukan pendidikan formal.

Kelompok pedagang kaki lima sebagai bagian dari kelompok usaha keciladalah kelompok usaha yang tak terpisahkan dari aset pembangunan nasional yangberbasis kerakyatan, jelas merupakan bagian integral dunia usaha nasional yangmempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam turutmewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan tujuanpembangunan ekonomi pada khususnya.

Pedagang kaki lima sebagai bagian dari usaha sektor informal memilikipotensi untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja, terutama bagi tenagakerja yang kurang memiliki kemampuan dan keahlian yang memadai untukbekerja di sektor formal karena rendahnya tingkat pendidikan yang mereka miliki.Sejalan dengan uraian di atas, dalam penjelasan UU. No. 9 Tahun 1995tentang Usaha Kecil, disebutkan bahwa Usaha kecil (termasuk pedagang kakilima) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja danmemberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat, dapat berperanandalam proses


(14)

2

pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat sertamendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional pada

umumnya dan stabilitas ekonomi pada khususnya. Bahkan pedagangkaki lima, secara nyata mampu memberikan pelayanan terhadap kebutuhanmasyarakat yang berpenghasilan rendah.

Sejalan dengan kemajuan pembangunan nasional,ada kecenderungan meningkatnya peran perempuan dalam mencari nafkah bagi keluarga.Berbagai kajian empiris tentang perempuan menunjukkan bahwa perempuan juga turut berperan dalam berbagai bidang seperti pertanian, peternakan, perdagangan dan bahkan di bidang industri.

Pada saat krisis ekonomi yang berlangsung saat ini ternyata perempuan lebih merasakan dampaknya karena harus mengalah pada kaum laki laki untuk memperoleh kesempatan pendidikan pada rumah tangga yang semakin marginal untuk mampu menyediakan biaya pendidikan (Dian Suita, 1998). Kultur yang telah lama ada menganggap bahwa perempuan hanya bertugas masak, manak dan macak ( preparing food, having children dan caring physical beauty ) sehingga mendudukan wanita pada sektor domestik yang hanya berkutat pada persoalan rumah tangga (M. Sofyan, 1997). Kompetisi untuk mencari sumber pendapatan seiring dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin meningkat dan semakin bervariasi harus selalu dihadapi perempuan oleh karena itu secara kualitas perempuan harus dipersiapkan untuk mengahadapinya.

Nici Nelson menemukan lebih banyak perempuan memiliki keterbatasan dibanding laki laki dalam pemilihan aktivitas ekonominya sehingga sektor informal sering menjadi pilihan perempuan. Perempuan lebih terdorong memasuki sektor


(15)

3

informal yang memiliki karakteristik mudah dimasuki, bersandar pada sumber daya lokal, usaha milik sendiri, operasinya dalam skala kecil, teknologi sederhana, prasyarat pendidikan relatif rendah (Alan Gilbert dan Josef Gugler,1996).

Perempuan mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi pendapatan rumah tangga,khususnya rumah tangga miskin. Dalam rumah tangga miskin anggota rumah tangga perempuan terjun ke pasar kerja untuk menambah pendapatan rumah tangga yang dirasakan tidak cukup.

Peningkatan partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi karena: pertama, adanya perubahan pandangan dan sikap masyarakat tentang sama pentingnya pendidikan bagi kaum wanita dan pria, serta makin disadarinya perlunya kaum wanita ikut berpartisipasi dalam pembangunan, kedua, adanya kemauan perempuan untuk bermandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan mungkin juga kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan penghasilan sendiri. Kemungkinan lain yang menyebabkan peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja adalah makin luasnya kesempatan kerja yang bisa dilakukan.Dalam kondisi ekonomi yang serba sulit ini, banyak wanita harus berperan dalam mengatasi kesulitan ekonomi yang mereka hadapi. Salah satu alternatifnya adalah dengan terlibat ke dalam pasar kerja, dan berdagang adalah salah satu pilihannya. Melihat adanya kesempatan yang dipaparkan di atas banyak dari para wanita mengatasi kesulitan ekonomi mereka dan berusaha memberikan kontribusi pada pendapatan rumah tangga dengan menjadi pedagang kaki lima.

Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi, barang atau jasa tersedia untuk dijual dan terjadi perpindahan hak milik.Di kota Pematangsiantar terdapat 2 pusat pasar, yaitu pasar Parluasan dan pasar Horas yang menjadi tempat berdagang.Pasar Parluasan merupakan tempat datangnya penduduk dari berbagai


(16)

4

wilayahnya untuk membawa hasil panen mereka.Maka, pedagang dari pasar Horas membeli barang dagangan mereka dari pasar Parluasan.

Pasar Parluasan merupakan tempat alternative bagi para pedagang yang berdomisili di Kota Pematangsiantar bahkan tempat tersebut bukan hanya menjadi bagian dari masyarakat kota sendiri, melainkan para pedagang yang berasal adari daerah lain memilih untuk mengais rezeki di pasar tersebut, yaitu sekitar Kabupaten Simalungan, bahkan ada yang datang dari kabupaten Samosir untu menjual hasil panen nya di Kota Pematangsiantar.Selain menjual hasil Panennya, mereka juga sambil berbelanja kebutuhan mereka sehari-hari.

Hasil pengamatan sementara menunjukkan bahwa Aktivitas ekonomi berlangsung setiap harinya mulai dari pagi hingga sore.Pada pagi hari sudah ada yang mulai berjualan pada pukul 03.00 WIB dan menutup dagangannya pada pukul 18.00WIB.Tetapi perempuan yang menjual ikan ataupun sayur biasanya sudah menutup dagangannya lebih awal karena biasanya ikan dan sayur sudah habis pada jam 13.00Wib. Bukan hanya itu pedagang yang berjualan di lokasi itu juga dengan berbagai macam strata serta golongan usia.

Pedagang kaki lima sudah berjualan sejak puluhan tahun yang lalu, dan jumlah pedagang terus bertambah dari waktu ke waktu.Pedagang kaki lima di pasar ini kebanyakan ditemui pedagang perempuan.mereka menempati pasar-pasar dan juga emperan/teras toko ataupun kios. Berbagai jenis dagangan yang dijual, seperti ikan, sayuran, hasil bumi, pakaian, sepatu, dan juga alat-alat dapur.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat diduga bahwa perempuan pedagang kaki lima merupakan tulang pungggung keluarga, setiap hari harus bangun lebih pagi untuk mendapatkan barang-barang yang bagus untuk dijual karena kalau sudah siang tak akan ada lagi barang-barang yang bagus dan segar.Bahkan, ada juga


(17)

5

yang harus bangun pagi-pagi sekali karena harus memasak untuk anak-anak dan suaminya atau anggota keluarga yang lainnya, setelah itu baru pergi ke pasar.Perempuan pedagang tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk membayar orang untuk memasak dan mengurusi anak-anaknya yang akan berangkat sekolah.Perempuan pedagang jarang bahkan tidak pernah mengantarkan anak-anaknya ke sekolah, karena pagi-pagi sudah berada di pasar.

Setiap orang yang melakukan kegiatan atau usaha, tidak terlepas dari masalah atau penghalang dalam kegiatan mereka.Begitu juga dengan perempuan pedagang kaki lima di Pasar Parluasan.Perempuan pedagang mendapat berbagai masalah yang harus dicari upaya penyelesaiannya.

Namun, walaupun mendapat masalah seperti hal tersebut tidak mengurangi semangat para pedagang perempuan untuk terus berdagang dengan harapan dapat menambah jumlah pendapatan keluarga mereka. Sebagai seorang wanita mempunyai peran dalam keluarga inti sebagai istri, sebagai ibu serta sebagai pengurus rumah tangga. Inilah pada umumnya yang dirasakan sebagai tugas utama dari seorang perempuan. Namun dalam kehidupan era modern dan era pembangunan dewasa ini perempuan dituntut untuk memberikan sumbangan lebih, tidak terbatas pada pemberian pelayanan terhadap suami, anak dan urusan rumah tangga. Namun karena keadaan ekonomi keluarga, maka mereka dituntut untuk bekerja di luar rumah, mencari suatu kegiatan yang dapat menambah penghasilan keluarga.

.

B. Identifikasi masalah

Semakin kompleksnya masalah kehidupan keluarga mendorong perempuan ataupun ibu rumah tangga untuk bekerja lebih keras, bukan hanya sekedar pencari nafkah tambahan saja tetapi juga upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup


(18)

6

keluarganya. Potensi yang dimiliki perempuan untuk menopang ekonomi keluarga memang cukup besar. Namun demikian Kaum perempuan pedagang tidak menonjolkan diri atau mengklaim bahwa mereka menjadi penyangga utama ekonomi keluarga. Melainkan hanya sekedar mendukung kegiatan suami atau anggota keluarga yang lain,walaupun tidak menutup kemungkinan penghasilan mereka jauh lebih besar daripada apa yang diperoleh oleh anggota keluarga mereka.Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti usaha apa yang dilakukan oleh perempuan pedagang kaki lima dalam meningkatkan kehidupan keluarga yang layak.

Dalam penelitian ini penulis melihat perempuan pedagang kaki lima memiliki tugas dan keinginan untuk dapat mensejahterakan keluarga dengan menambah penghasilan dan menopang ekonomi keluarga.Sehubungan dengan kondisi kerja perempuan pedagang yang keras dan melelahkan serta dengan kondisi ekonomi yang rendah, maka menarik untuk diketahui bagaimana perempuan pedagang kaki lima dapat ikut menopang kehidupan keluarganya.Walaupun, di pasar ada saja masalah dan resiko yang harus dihadapi oleh perempuan pedagang.Dengan demikian para perempuan pedagang mengambil inisiatif untuk melakukan pekerjaan untuk menambah penghasilan dan meningkatkan kehidupan keluarga.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada : 1) Karakteristik perempuan pedagang kaki lima di Pasar parluasan yang ditinjau dari segi umur, , pendidikan, jumlah tanggungan,jam kerja, jenis barang dagangan, lokasi berdagang, dan asal barang dagangan 2) Berapa besar kontribusi pendapatan perempuan pedagang kaki lima dalam meningkatkan pendapatan keluarga di Kota Pematangsiantar, 3) Masalah yang dihadapi perempuan


(19)

7

pedagang kaki lima selama menjadi pedagang di Pasar Parluasan Kota Pematangsiantar.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Bagaimana karakteristik perempuan pedagang kaki lima di Pasar parluasan yang ditinjau dari segi umur, , pendidikan, jumlah tanggungan,jam kerja, jenis barang dagangan, lokasi berdagang, dan asal barang dagangan?

2. Berapa besar kontribusi pendapatan perempuan pedagang kaki lima dalam meningkatkan pendapatan keluarga di Kota Pematangsiantar ?

3. Masalah apa yang dihadapi perempuan pedagang kaki lima di Pasar Parluasan Kota Pematangsiantar?

E. Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui karakteristik perempuan pedagang kaki lima di pasar parluasan kota Pematangsiantar

2. Untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan perempuan pedagang kaki lima dalam membantu meningkatkan pendapatan keluarga di kota Pematangsiantar 3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi perempuan pedagang kaki lima di


(20)

8

F. Manfaat penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi pemerintah setempat untuk merumuskan kebijaksanaan khususnya dalam meningkatkan kehidupan keluarga perempuan pedagang kaki lima di kota Pematangsiantar,

2. Sebagai sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan mengenai perempuan pedagang kaki lima

3. Menambah pengetahuan penulis terutama dalam arti penting tentang perempuan pedagang kaki lima dan membuat tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi.

4. Sebagai bahan perbandingan bagi pihak yang akan melakukan penelitian yang sama.


(21)

66 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pada umumnya perempuan yang bekerja sebagai perempuan pedagang kaki

lima di sekitar Pasar Parluasan adalah seorang istri dari suami dan seorang ibu dari anak-anaknya. Usia perempuan pedagang kaki lima lebih banyak antara 40-44 tahun yaitu 21,88% dan masih merupakan tenaga kerja produktif. 46,87% perempuan pedagang kaki lima beragamakan Kristen Protestan dan 62,5 % bersukukan Batak. Dan 37,5% perempuan pedagang kaki lima memiliki tamatan SMA. 78,13% alasan perempuan menjadi pedagang kaki lima adalah untuk menambah penghasilan rumah tangga.Serta 28,12% jumlah tanggungan perempuan pedagang kaki lima sebanyak 3 anggota keluarganya. 2. Dari karakteristik aktivitas perempuan pedagang kaki lima, dilihat dari sarana

fisik berdagang lebih banyak yang menggunakan gelaran alas sebanyak 43,76%. Dilihat dari waktu aktivitas pedagang kaki lima berdagang selama 11 jam (31,25%).

3. Dari segi pendapatan, 46,88% perempuan pedagang kaki lima telah memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga yaitu sebesar 50-75%. Serta rata-rata sumbangan yang diberikan oleh perempuan pedagang kaki lima terhadap keluarganya yaitu sebesar 56,01% Walaupun ada yang kontribusinya kecil namun karena desakan ekonomi yang semakin tinggi


(22)

67

mengharuskan mereka untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan keluarga sehingga dapat terpenuhi walaupun masih ada kekurangan. Dan hal ini dapat dirasakan setelah responden bekerja adanya peningkatan pendapatan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

A. Saran

Adapun yang menjadi saran penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan para perempuan pedagang kaki lima, misalnya dengan melakukan pembinaan yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat agar para perempuan kaki lima memiliki pengetahuan bagaimana cara mengembangkan usaha dan pemerintah sebaiknya tidak menggusur tempat berdagang para pedagang kaki lima, tetapi memperbaiki dan menata kembali pasar parluasan sehingga lokasi tersebut memang benar-benar menjadi lokasi yang diperuntukkan bagi pedagang kaki lima sehingga lokasi tersebut bisa menjadi sebuah tujuan rekreasi baru bagi masyarakat.

2. Lebih disediakan ruang khusus bagi PKL tanpa mengabaikan daya tarik lokasi sehingga PKL dapat tetap menjangkau dan terjangkau oleh pembeli. Selain itu, PKL dalam menjalankan usahanya lebih memperhatikan dan menjaga kondisi lingkungan tempat berjualan agar tidak ada hal-hal yang dapat menggangu aktivitas PKL.


(23)

68

DAFTAR PUSTAKA

Hilmy, U, Sukarni dkk, 1997. Kemandirian Wanita yang Bekerja Sebagai

Pedagang di Pasar Tradisional Kabupaten Bangkalan.

Ekaningdyah, Astrid.2005.Peran Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga Nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Jawa Tengah.Skripsi.Semarang.Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Haryanto.2008.Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Peningkatan Pendapatan

Rumah Tangga Miskin: Study Kasus Pada Wanita Pemecah Batu Di Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek.Jurnal Ekonomi

Pembangunan.Vol.9 No.2 Desember.

Ratna Saptari dan Brigitte Holzner, 1997. Perempuan Kerja Dan Perubahan

Sosial Sebuah Pengantar Studi Perempuan, Grafiti Pres. Jakarta.

Siti Partini, 1988. Persepsi Wanita Terhadap Kerja, Suatu Hasil Studi di Jateng Dan Yogyakarta.

Sutojo,Heru, Profil Sektor Usaha Kecil di Indonesia, dalam Ikhsan Muhammad (1994),Profil Usaha Kecil dan Kebijakan Perbankan Kredit Indonesia. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas. Jakarta.

Wolfman, Brunetta R. 1988. Peran Kaum Wanita. Yogyakarta : Kanisius.

Sumardi, M. 1992 . Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : Rajawali Press. Nuari, Pasca Zenitho .2008. Peranan Industri Rumah Tangga Dalam peningkatan

Pendapatan Keluarga : Studi Pekerja Ibu Rumah Tangga Pada Home Industri Pangan Di Kelurahan Sungai Beringin, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir.Skripsi.Pekanbaru.Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Riau.

Sajogyo,1983.Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa, CV.Rajawali Jakarta.

Elfina, M.2001. Wanita Minangkabau dan Otonomi Dalam Rumah Tangga, Universitas Andalas, Padang.


(24)

69

Chandler, Glen, 1985. Pedagang Wanita di Pasar Desa Jawa, Prisma, No.10 LP3ES, Jakarta.

http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2243203-pengertian-etnis-suku-ras-dan/#ixzz2lUXrgr55)

Kusdiati,Veronica. 2002. Peran Wanita Konsep Mitra Setara. Sebuah Kajian Teoritik dan Empirik Wanita Pedagang Pasar Tradisional di kota Semarang.Seri Kajian Ilmiah Vol. 11 No. 3.

Wibowo, B Junianto. 2002. Profil Wanita Pedagang Kecil di Tinjau dari Aspek Ekonomi (Studi kasus pada Tiga Pasar Tradisional di kota Semarang, yaitu Pasar Gayam, pasar Damar dan pasar Mangkang). Seri Kajian Ilmiah Vol. 11 No. 3

Indaryani, Mamik. 1997. Peran Wanita dalam Menunjang Ekonomi dalam Rumah Tangga Miskin: Studi Kasus di Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Warta Demografi Th 27. No. 4.

http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2243203-pengertian-etnis-suku-ras- dan/#ixzz2lli2IN43


(1)

pedagang kaki lima selama menjadi pedagang di Pasar Parluasan Kota Pematangsiantar.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Bagaimana karakteristik perempuan pedagang kaki lima di Pasar parluasan yang ditinjau dari segi umur, , pendidikan, jumlah tanggungan,jam kerja, jenis barang dagangan, lokasi berdagang, dan asal barang dagangan?

2. Berapa besar kontribusi pendapatan perempuan pedagang kaki lima dalam meningkatkan pendapatan keluarga di Kota Pematangsiantar ?

3. Masalah apa yang dihadapi perempuan pedagang kaki lima di Pasar Parluasan Kota Pematangsiantar?

E. Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui karakteristik perempuan pedagang kaki lima di pasar parluasan kota Pematangsiantar

2. Untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan perempuan pedagang kaki lima dalam membantu meningkatkan pendapatan keluarga di kota Pematangsiantar 3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi perempuan pedagang kaki lima di


(2)

8

F. Manfaat penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi pemerintah setempat untuk merumuskan kebijaksanaan khususnya dalam meningkatkan kehidupan keluarga perempuan pedagang kaki lima di kota Pematangsiantar,

2. Sebagai sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan mengenai perempuan pedagang kaki lima

3. Menambah pengetahuan penulis terutama dalam arti penting tentang perempuan pedagang kaki lima dan membuat tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi.

4. Sebagai bahan perbandingan bagi pihak yang akan melakukan penelitian yang sama.


(3)

66 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pada umumnya perempuan yang bekerja sebagai perempuan pedagang kaki

lima di sekitar Pasar Parluasan adalah seorang istri dari suami dan seorang ibu dari anak-anaknya. Usia perempuan pedagang kaki lima lebih banyak antara 40-44 tahun yaitu 21,88% dan masih merupakan tenaga kerja produktif. 46,87% perempuan pedagang kaki lima beragamakan Kristen Protestan dan 62,5 % bersukukan Batak. Dan 37,5% perempuan pedagang kaki lima memiliki tamatan SMA. 78,13% alasan perempuan menjadi pedagang kaki lima adalah untuk menambah penghasilan rumah tangga.Serta 28,12% jumlah tanggungan perempuan pedagang kaki lima sebanyak 3 anggota keluarganya. 2. Dari karakteristik aktivitas perempuan pedagang kaki lima, dilihat dari sarana

fisik berdagang lebih banyak yang menggunakan gelaran alas sebanyak 43,76%. Dilihat dari waktu aktivitas pedagang kaki lima berdagang selama 11 jam (31,25%).

3. Dari segi pendapatan, 46,88% perempuan pedagang kaki lima telah memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga yaitu sebesar 50-75%. Serta rata-rata sumbangan yang diberikan oleh perempuan pedagang kaki lima terhadap keluarganya yaitu sebesar 56,01% Walaupun ada yang kontribusinya kecil namun karena desakan ekonomi yang semakin tinggi


(4)

67

mengharuskan mereka untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan keluarga sehingga dapat terpenuhi walaupun masih ada kekurangan. Dan hal ini dapat dirasakan setelah responden bekerja adanya peningkatan pendapatan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

A. Saran

Adapun yang menjadi saran penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan para perempuan pedagang kaki lima, misalnya dengan melakukan pembinaan yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat agar para perempuan kaki lima memiliki pengetahuan bagaimana cara mengembangkan usaha dan pemerintah sebaiknya tidak menggusur tempat berdagang para pedagang kaki lima, tetapi memperbaiki dan menata kembali pasar parluasan sehingga lokasi tersebut memang benar-benar menjadi lokasi yang diperuntukkan bagi pedagang kaki lima sehingga lokasi tersebut bisa menjadi sebuah tujuan rekreasi baru bagi masyarakat.

2. Lebih disediakan ruang khusus bagi PKL tanpa mengabaikan daya tarik lokasi sehingga PKL dapat tetap menjangkau dan terjangkau oleh pembeli. Selain itu, PKL dalam menjalankan usahanya lebih memperhatikan dan menjaga kondisi lingkungan tempat berjualan agar tidak ada hal-hal yang dapat menggangu aktivitas PKL.


(5)

68

Hilmy, U, Sukarni dkk, 1997. Kemandirian Wanita yang Bekerja Sebagai Pedagang di Pasar Tradisional Kabupaten Bangkalan.

Ekaningdyah, Astrid.2005.Peran Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga Nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Jawa Tengah.Skripsi.Semarang.Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Haryanto.2008.Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin: Study Kasus Pada Wanita Pemecah Batu Di Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek.Jurnal Ekonomi

Pembangunan.Vol.9 No.2 Desember.

Ratna Saptari dan Brigitte Holzner, 1997. Perempuan Kerja Dan Perubahan Sosial Sebuah Pengantar Studi Perempuan, Grafiti Pres. Jakarta.

Siti Partini, 1988. Persepsi Wanita Terhadap Kerja, Suatu Hasil Studi di Jateng Dan Yogyakarta.

Sutojo,Heru, Profil Sektor Usaha Kecil di Indonesia, dalam Ikhsan Muhammad (1994),Profil Usaha Kecil dan Kebijakan Perbankan Kredit Indonesia. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas. Jakarta.

Wolfman, Brunetta R. 1988. Peran Kaum Wanita. Yogyakarta : Kanisius.

Sumardi, M. 1992 . Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : Rajawali Press. Nuari, Pasca Zenitho .2008. Peranan Industri Rumah Tangga Dalam peningkatan

Pendapatan Keluarga : Studi Pekerja Ibu Rumah Tangga Pada Home Industri Pangan Di Kelurahan Sungai Beringin, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir.Skripsi.Pekanbaru.Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Riau.

Sajogyo,1983.Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa, CV.Rajawali Jakarta.

Elfina, M.2001. Wanita Minangkabau dan Otonomi Dalam Rumah Tangga, Universitas Andalas, Padang.


(6)

69

Chandler, Glen, 1985. Pedagang Wanita di Pasar Desa Jawa, Prisma, No.10 LP3ES, Jakarta.

http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2243203-pengertian-etnis-suku-ras-dan/#ixzz2lUXrgr55)

Kusdiati,Veronica. 2002. Peran Wanita Konsep Mitra Setara. Sebuah Kajian Teoritik dan Empirik Wanita Pedagang Pasar Tradisional di kota Semarang.Seri Kajian Ilmiah Vol. 11 No. 3.

Wibowo, B Junianto. 2002. Profil Wanita Pedagang Kecil di Tinjau dari Aspek Ekonomi (Studi kasus pada Tiga Pasar Tradisional di kota Semarang, yaitu Pasar Gayam, pasar Damar dan pasar Mangkang). Seri Kajian Ilmiah Vol. 11 No. 3

Indaryani, Mamik. 1997. Peran Wanita dalam Menunjang Ekonomi dalam Rumah Tangga Miskin: Studi Kasus di Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Warta Demografi Th 27. No. 4.

http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2243203-pengertian-etnis-suku-ras- dan/#ixzz2lli2IN43