PENDAHULUAN Dinamika Psikologis Pengalaman Dekat Dengan Kematian (Near-Death Experience).

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pengalaman yang sering kali disebut pengalaman dekat dengan
kematian atau Near-Death Experience (NDE) dialami oleh sebagian individu.
Para peneliti menggunakan istilah pengalaman dekat dengan kematian untuk
merujuk pada suatu pengalaman orang yang secara klinis mati namun kembali
hidup, suatu pengalaman dari seseorang yang dianggap dekat dengan kematian,
dan pengalaman yang membawa pada perubahan personal, baik apakah orang
itu telah didekati kematian atau tidak (Greyson, 1998). Pengalaman semacam
ini sering kali disebabkan oleh penyakit yang parah, kerusakan organ vital
karena kecelakaan, atau keadaan seperti tidak dapat menghindari kematian.
Lommel

(2006)

menjelaskan

bahwa


banyak

keadaan

yang

dideskripsikan pada saat NDE dilaporkan, seperti gagal jantung, trauma
setelah kehilangan banyak darah, koma pasca cidera otak traumatis atau intracerebral haemorrhage, hampir tenggelam. Kejadian pengalaman dekat dengan
kematian dan pengaruhnya pada pasien terlihat mirip di seluruh dunia, antar
budaya dan sepanjang waktu. Peristiwa pengalaman dekat dengan kematian
secara frekuensi meningkat karena tingkat keselamatan yang naik disebabkan
oleh kemajuan pengobatan modern (Lommel, 2006). Pengalaman dekat
dengan kematian dapat didefinisikan sebagai memori dari seluruh kesan pada
saat keadaan khusus kesadaran yang telah dilaporkan, termasuk sejumlah

1

2

elemen spesifik seperti pengalaman keluar dari tubuh, perasaan senang,

melihat terowongan, cahaya, keluarga yang telah mati, atau kilasan kehidupan
(Lommel et al, 2001).
Contoh kejadian pengalaman dekat dengan kematian adalah yang
terjadi pada Dinda Nawangwulan, seorang survivor kanker payudara dan
kanker kelenjar getah bening. Pada usia 30 (2005), Dinda divonis oleh dokter
mengidap penyakit kanker payudara dan harus memilih antara menjalani
kemoterapi atau melakukan pengangkatan payudara. Dinda memutuskan
untuk melakukan operasi pengangkatan payudara. Setelah menjalani operasi
pengangkatan payudara, dokter yang menangani operasi tersebut menemukan
ada kanker lain yang bersarang ditubuh Dinda, yaitu di kelenjar getah
beningnya. Untuk mengatasi kanker tersebut Dinda harus menjalani
kemoterapi. Dinda berhasil selamat dari dua kejadian tersebut dan dinyatakan
sembuh

total

dari

penyakit


kanker

(Sumber:

https://www.youtube.com/watch?v=DY3FaMX9A9I).
Kejadian yang kedua dialami oleh seorang gadis berusia sepuluh tahun
bernama Hasna Sabita. Hasna divonis mengidap tumor otak, tepatnya di
batang otak. Posisi tumor tersebut sangat menyulitkan untuk diangkat
sehingga menyebabkan Hasna harus menjalani operasi bedah otak sampai
empat kali. Pada operasi yang keempat, banyak dokter yang menyatakan tidak
mampu untuk melakukan operasi tersebut karena terlalu berisiko. Akhirnya
seorang dokter dari Sidney, Australia menyatakan bersedia untuk melakukan
operasi tersebut. Operasi tersebut berhasil dan Hasna menjalani kehidupan

3

layaknya orang normal sebagai seorang mahasiswa Desain Komunikasi Visual
disebuah

perguruan


tinggi.

(Sumber:

https://www.youtube.com/watch?v=DY3FaMX9A9I)
Contoh kasus pengalaman dekat dengan kematian yang selanjutnya
terjadi di Amerika Serikat. Pada februari 2010 Amy Bishop, seorang asisten
profesor biologi di Universitas Alabama, membunuh tiga professor dan
melukai tiga yang lainya yang berada di pertemuan fakultas. Satu dari profesor
yang terluka, Joseph G. Leahy, ditembak dikepala sebagaimana dia
menghindar untuk berlindung dibawah meja pada saat pertemuan fakultas. Mr.
Leahy menderita cidera traumatik otak dan memerlukan tujuh operasi. Mr.
Leahy mengalami kemajuan yang luar biasa, kecuali untuk mata kanannya
yang buta permanen setelah insiden penembakan itu. Mr. Leahy menunjukan
bahwa pasca kejadian pengalaman dekat dengan kematian, dia merasa lebih
tenang dalam menghadapi hidup dan perasaan tidak takut lagi akan kematian
(Sumber: Robin Wilson, ProQuest document ID: 1082420620, 2012).
Contoh keempat datang dari pengalaman pribadi Robert Waxman
(2012) yang ditulis pada penelitiannya dengan judul “Spiritual Aftereffects Of

Incongruous Near-Death Experiences: A Heuristic Approach”. Waxman
mengalami pengalaman dekat dengan kematian pada usia 18 tahun. Dia
memiliki reaksi alergi parah (anaphylaxis) terhadap obat baru. Di tengah tes
darah, tenggorokannya mulai membengkak, dan pernapasan menjadi sulit.
Waxman kehilangan kesadaran dan merasa dipindah dari tubuhnya. Ia
menerima pesan dari beberapa suara yang tidak masuk akal bagi saya pada

4

saat itu. Sementara itu, detak jantungnya memudar, dan dokter telah dipanggil
untuk mengelola suntikan epinephrine dan untuk mengurangi pembengkakan
di tenggorokan. Waxman sadar dalam beberapa menit dan mengatakan kepada
perawat, "Itulah yang rasanya mati."
Pengalaman dekat dengan kematian telah menarik perhatian beberapa
peneliti salah satunya Pim van Lommel (2001). Lommel meneliti kontinuitas
kesadaran pengalaman dekat dengan kematian pada individu yang berhasil
selamat dari penyakit gagal jantung. Lommel menjelaskan kesadaran dapat
dialami secara independen dari fungsi otak. Hal ini dapat menyebabkan
perubahan besar dalam paradigma ilmiah pengobatan, dan bisa memiliki
implikasi praktis dalam masalah medis dan etis. Matamua (2013) membahas

tiga karakteristik penting dari NDE yaitu hilangnya rasa takut akan kematian,
trauma psikologis, dan kemampuan kesadaran kompleks kemampuan yang
mendukung klaim dari penelitian ini. Natasha menyimpulkan bahwa
kurangnya pemahaman dan kesadaran akan psikologi kematian terus meresap
pada banyak masyarakat. Kurangnya pemahaman ini masih dilanjutkan oleh
etos medis yang melihat kematian sebagai kegagalan, musuh, dan sesuatu
yang harus dihindari dengan segala cara. Berdasarkan alasan-alasan yang telah
disebutkan diatas, peneliti memberikan judul penelitian ini sebagai “Dinamika
Psikologis Pengalaman Dekat dengan Kematian (Near-Death Experience)”

5

B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan
dinamika psikologis pada orang-orang yang pernah mengalami pengalaman dekat
dengan kematian (NDE) .

C. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis:

1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menambah referensi penelitian yang mempelajari
tentang pengalaman dekat dengan kematian dalam bidang psikologi klinis.
2. Manfaat Praktis
Memberikan pemahaman pengalaman dekat dengan kematian dan
menjadikan

motivasi

bagi

orang-orang

yang

pernah

mengalami

pengalaman dekat dengan kematian.

3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan acuan bagi peneliti
selanjutnya sehingga dapat digunakan sebagai rujukan dalam melakukan
penelitian selanjutnya dengan topik yang serupa.