DAFTAR PUSTAKA Analisis Faktor Risiko Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Balita Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi U.F. (2008). Manajemen Penyakit Berbasi Lingkungan. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Adi R. (2010). Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit.
Ajiz E., Mulyani N.S, Pramono D. (2009). Hubungan antara Faktor-faktor
Eksternal dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis pada Balita. Berita
Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 3, September 2009.
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. (2016). Data Pasien
Tuberkulosis Anak Tahun 2013-2016. Surakarta: BKKPM Surakarta.
Bustan M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta.
Chin J. (2009). Manual Pemberantasan Penyakit Menular (I Nyoman Kandun,
Penerjemah). Jakarta: Infomedika.
Crofton J., Horne N., Miller F. (2002). Tuberklosis Klinis (Muherman Harun,
Penerjemah). Jakarta: Widya Medika.
Darsoni A. (2005). Faktor Risiko Kejadian Primer Kontak Tuberkulosis (PKTB)
pada Anak Balita di Desa Padang Kecamatan Sukamara Kalimantan
Tengah.[Skripsi Ilmiah]. Palangkaraya: Universitas Negeri Palangkaraya.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2014. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Djojodibroto D. (2007). Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Eka F. (2013). Faktor Risiko yang berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis
Paru. [Skripsi Ilmiah]. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Entjang I. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Girsang V.I. (2014). Analisis Determinan Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru Pada
Balita. [Skripsi Ilmiah]. Medan: Universitas Sari Mutiara Indonesia
Halim, Naning R., Satrio D.B. (2015). Faktor Risiko Kejadian TB Paru pada Anak
Usia 1-5 Tahun di Kabupaten Kebumen. Jurnal Penelitian Universitas
Jambi Seri Sains. Volume 17, Nomor 2, Juli-Desember 2015.
Hidayat A.A.A. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Surabaya: Health Books Publishing.
Kelompok Kerja TB Anak Depkes-IDAI. (2008). Diagnosis dan Tatalaksana
Tuberkulosis Anak. Jakarta: Depeartemen Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2009). Rokok Membunuh Lima Juta Orang Setiap
Tahun. Jakarta: Kemenkes RI. Dipublikasikan pada jum’at 11 Desember
2009.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Informasi tentang Penanggulangan Masalah
Merokok Melalui Radio. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Petunjuk Teknis Manajemen TB Anak.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia
Berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2013. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Keputusan Gubernur Jawah Tengah Nomor 560/66 Tahun 2015 tentang Upah
Minimum pada 35 (Tiga Puluh Lima) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016.
Kholifah, S.N., dan Indrewari, S.A. (2015). Faktor Terjadinya Tuberkulois Paru
pada Anak Berdasarkan Riwayat Kontak Serumah. Jurnal Viskes. Vol.14
No. 2. September 2015.
Kusuma I.S. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru pada Anak yang Berobat di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Cimanggis, Depok Februari-April 2011. [Skripsi Ilmiah].
Depok: Universitas Indonesia.
Kuswantoro. (2002). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru Primer pada Anak Balita di Balai Pengobatan
Penyakit Paru-paru (BP4) Purwokerto. [Tesis Ilmiah]. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Lameshow S., Hosmer D.W., Klar J. (1997). Besar Sampel dalam Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Marni. (2014). Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gangguan Pernapasan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Multi G. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit
Tuberkulosis pada Anak di Kota Padang Tahun 2015. [Skripsi Ilmiah].
Padang: Universitas Andalas.
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Notoadmojo S. (2011). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoadmojo S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahajoe N., Supriyanto B., Setyanto D.B. (2015). Buku Ajar Respilogi Anak.
Jakarta: Bada Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Rakhmawati W., Fatimah S., Nurhidayah I. (2009). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis pada Anak di Kecamatan
Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. [Laporan Akhir Penelitian].
Bandung: Universitas Padjadjaran.
Romlah L. (2015). Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis
Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Setu Kota Tangerang Selatan. [Skripsi
Ilmiah]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Roswendi A. S. (2009). Faktor Determinan Kejadian TB Paru pada Anak di
Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. [Tesis Ilmiah].
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sambas W.K., dan Nurliawati E. (2015). Hubungan Antara Keterpajanan Asap
Rokok dengan Kejadian Tuberkulossis pada Anak di RSUD DR.
Soekardjo Kota Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Vol. 14 No. 1 Agustus 2015
Sastroasmoro S., dan Ismael S. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
Selleca C.S. (2012). Hubungan Status Ekonomi dengan Tingkat Pengetahuan TB
dengan Keterlambatan Pasien dalam Diagnosis Kasus TB Paru. [Skripsi
Ilmiah]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Soetjiningsih. (2002). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta: EGC.
Suwondo H. (2014). Hubungan Antara Riwayat Kontak, Kelembaban,
Pencahayaan, dan Kepadatan Hunian dengan Kejadian Tuberkulosis
Paru pada Anak di Kabupaten Sukoharjo. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tjiptoherijanto P., dan Soesetyo B. (2008). Ekonomi Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Wiharsimi W. (2013). Hubungan Faktor Kontak, Karakteristik Balit dan Orang
Tua dengan Kejadian Tuberkulosis Paru pada Balita di RSPI. Prof. dr.
Sulianti Saroso tahun 2012. [Skripsi Ilmiah]. Depok: Universitas
Indonesia.
World Health Organization. (2015). Global Tuberculosis Report 2015. Geneva:
World Health Organization.
Achmadi U.F. (2008). Manajemen Penyakit Berbasi Lingkungan. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Adi R. (2010). Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit.
Ajiz E., Mulyani N.S, Pramono D. (2009). Hubungan antara Faktor-faktor
Eksternal dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis pada Balita. Berita
Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 3, September 2009.
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. (2016). Data Pasien
Tuberkulosis Anak Tahun 2013-2016. Surakarta: BKKPM Surakarta.
Bustan M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta.
Chin J. (2009). Manual Pemberantasan Penyakit Menular (I Nyoman Kandun,
Penerjemah). Jakarta: Infomedika.
Crofton J., Horne N., Miller F. (2002). Tuberklosis Klinis (Muherman Harun,
Penerjemah). Jakarta: Widya Medika.
Darsoni A. (2005). Faktor Risiko Kejadian Primer Kontak Tuberkulosis (PKTB)
pada Anak Balita di Desa Padang Kecamatan Sukamara Kalimantan
Tengah.[Skripsi Ilmiah]. Palangkaraya: Universitas Negeri Palangkaraya.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2014. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Djojodibroto D. (2007). Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Eka F. (2013). Faktor Risiko yang berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis
Paru. [Skripsi Ilmiah]. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Entjang I. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Girsang V.I. (2014). Analisis Determinan Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru Pada
Balita. [Skripsi Ilmiah]. Medan: Universitas Sari Mutiara Indonesia
Halim, Naning R., Satrio D.B. (2015). Faktor Risiko Kejadian TB Paru pada Anak
Usia 1-5 Tahun di Kabupaten Kebumen. Jurnal Penelitian Universitas
Jambi Seri Sains. Volume 17, Nomor 2, Juli-Desember 2015.
Hidayat A.A.A. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Surabaya: Health Books Publishing.
Kelompok Kerja TB Anak Depkes-IDAI. (2008). Diagnosis dan Tatalaksana
Tuberkulosis Anak. Jakarta: Depeartemen Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2009). Rokok Membunuh Lima Juta Orang Setiap
Tahun. Jakarta: Kemenkes RI. Dipublikasikan pada jum’at 11 Desember
2009.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Informasi tentang Penanggulangan Masalah
Merokok Melalui Radio. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Petunjuk Teknis Manajemen TB Anak.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia
Berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2013. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Keputusan Gubernur Jawah Tengah Nomor 560/66 Tahun 2015 tentang Upah
Minimum pada 35 (Tiga Puluh Lima) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016.
Kholifah, S.N., dan Indrewari, S.A. (2015). Faktor Terjadinya Tuberkulois Paru
pada Anak Berdasarkan Riwayat Kontak Serumah. Jurnal Viskes. Vol.14
No. 2. September 2015.
Kusuma I.S. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru pada Anak yang Berobat di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Cimanggis, Depok Februari-April 2011. [Skripsi Ilmiah].
Depok: Universitas Indonesia.
Kuswantoro. (2002). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru Primer pada Anak Balita di Balai Pengobatan
Penyakit Paru-paru (BP4) Purwokerto. [Tesis Ilmiah]. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Lameshow S., Hosmer D.W., Klar J. (1997). Besar Sampel dalam Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Marni. (2014). Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gangguan Pernapasan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Multi G. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit
Tuberkulosis pada Anak di Kota Padang Tahun 2015. [Skripsi Ilmiah].
Padang: Universitas Andalas.
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Notoadmojo S. (2011). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoadmojo S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahajoe N., Supriyanto B., Setyanto D.B. (2015). Buku Ajar Respilogi Anak.
Jakarta: Bada Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Rakhmawati W., Fatimah S., Nurhidayah I. (2009). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis pada Anak di Kecamatan
Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. [Laporan Akhir Penelitian].
Bandung: Universitas Padjadjaran.
Romlah L. (2015). Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis
Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Setu Kota Tangerang Selatan. [Skripsi
Ilmiah]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Roswendi A. S. (2009). Faktor Determinan Kejadian TB Paru pada Anak di
Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. [Tesis Ilmiah].
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sambas W.K., dan Nurliawati E. (2015). Hubungan Antara Keterpajanan Asap
Rokok dengan Kejadian Tuberkulossis pada Anak di RSUD DR.
Soekardjo Kota Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Vol. 14 No. 1 Agustus 2015
Sastroasmoro S., dan Ismael S. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
Selleca C.S. (2012). Hubungan Status Ekonomi dengan Tingkat Pengetahuan TB
dengan Keterlambatan Pasien dalam Diagnosis Kasus TB Paru. [Skripsi
Ilmiah]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Soetjiningsih. (2002). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta: EGC.
Suwondo H. (2014). Hubungan Antara Riwayat Kontak, Kelembaban,
Pencahayaan, dan Kepadatan Hunian dengan Kejadian Tuberkulosis
Paru pada Anak di Kabupaten Sukoharjo. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tjiptoherijanto P., dan Soesetyo B. (2008). Ekonomi Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Wiharsimi W. (2013). Hubungan Faktor Kontak, Karakteristik Balit dan Orang
Tua dengan Kejadian Tuberkulosis Paru pada Balita di RSPI. Prof. dr.
Sulianti Saroso tahun 2012. [Skripsi Ilmiah]. Depok: Universitas
Indonesia.
World Health Organization. (2015). Global Tuberculosis Report 2015. Geneva:
World Health Organization.