PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Pembelajaran Outdoor pada Siswa Kelas VII F SMP N 1 Teras.

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang
wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga
merupakan pelajaran yang diujikan untuk memenuhi standar kelulusan siswa,
pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan
untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa
agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan
mempelajari sastra, siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya.
Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki karya sastra yang
sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menambah minat siswa untuk mempelajari
karya sastra salah satunya dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra
menulis puisi. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki dua aspek pembelajaran,
yaitu aspek berbahasa dan aspek bersastra. Tiap aspek tersebut mencakup empat macam
keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

keterampilan tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Doyin, 2005:2).
Sesuai dengan tujuan menulis, peserta didik harus mampu untuk menggunakan bahasa
dengan baik agar pesan yang disampaikan dapat dipahami
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan jelas mengungkapkan
bahwa salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah supaya peserta didik
secara kreatif menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan, salah satunya adalah
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berkreatifitas. Pada hakikatnya belajar
bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan
untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa yang

1

2

dipelajari secara lisan maupun tertulis.Pembelajaran siswa dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa
mengapresiasikan karya sastra.
Kegiatan mengapresiasikan sastra berkaitan erat dengan latihan mempertajam
perasaan, penalaran, daya khayal dan kepekaan terhadap masyarakat, budaya serta
lingkungan hidup. Kegiatan mengapresiasi sastra salah satunya adalah mengapresiasikan

puisi. Baribin, (1990:18) mengemukakan bahwa dalam kegiatan mengapresiasi puisi,
setidaknya kegiatan itu berupa mempertimbangkan, meminati, bersikap, membiasakan
diri, dan menerampilkan diri berkenaan dengan puisi dengan tujuan mengenal,
memahami, dan menikmati nilai yang terkandung dalam keindahan puisi itu, sehingga
sebagai hasilnya terjadi perubahan atau penguatan pada tingkah laku orang itu terhadap
nilai yang tinggi yang terkandung dalam karya puisi.
Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di sekolah-sekolah
sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik.
Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan
pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan,
penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut
ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain
penerapan model, metode dan strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah
peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa. Keindahan puisi yang bersifat
etis adalah keindahan yang berupa nilai-nilai yang ingin disampaikan penyair dalam
puisnya. Nilai tersebut dapat diperoleh diluar karya sastra atau unsur ekstrinsik. Yang
merupakan unsur ekstrinsik puisi adalah nilai pendidikan, nilai sosial, nilai kebangsaan,
dan nilai ketuhanan. Keindahan puisi yang bersifat estetis adalah keindahan puisi yang
bersumber dari unsur pembangun yang berasal dari dalam puisi. Unsur instrinsik puisi
meliputi tema, imajinasi, diksi, majas, rima, irama, dan suasana. Unsur intrinsik yang satu

dengan yang lainnya saling berhubungan. Pembelajaran bahasa indonesia mencakup
empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan

3

mempunyai hubungan yang erat. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa
perlu mendapat perhatian yang serius dalam pembelajaran bahasa di sekolah.
Kemampuan menulis merupakan proses belajar yang memerlukan ketekunan
berlatih, semakin rajin berlatih kemampuan menulis akan meningkat. Oleh karena itu,
keterampilan menulis siswa perlu ditumbuh kembangkan dan diharapkan siswa mampu
menulis sastra. Secara umum, jenis karya sastra dapat digolongkan kedalam bentuk
prosa, puisi, dan drama. Dalam mengikuti pembelajaran sastra diharapkan siswa mampu
menulis karya sastra seperti prosa, puisi, dan drama. Untuk menulis karya sastra
khususnya puisi erat kaitannya dengan penggunaan kosakata yang dituangkan dalam
sebuah wujud ekspresi atau penuangan perasaan seperti rasa senang, sedih, dan
sebagainya. Nurgiyantoro (2001:296) mengemukakan bahwa dibandingkan dengan tiga
keterampilan lain, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai bahkan untuk penutur bahasa yang
bersangkutan sekalipun.
Pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sesuai yang diamanatkan dalam

Standar Isi tidak terlepas dari penguasaan keterampilan dasar berbahasa. Keterampilan
berbahasa tersebut terdiri dari empat aspek yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya, meliputi : keterampilan berbicara, keterampilan membaca,
keterampilan mendengarkan dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis sebagai
salah satu komponen dari keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai
oleh siswa. Kegiatan menulis merupakan kegiatan aktif dan produktif. Dikatakan aktif
karena menulis akan membuat siswa aktif menuangkan ide dan gagasan secara sistematis.
Kegiatan menulis dapat dikatakan produktif, dikarenakan menulis dapat menghasilkan
suatu produk seperti karangan, dongeng, artikel maupun puisi.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia di SMP N I
Teras Boyolali, pada tahun pelajaran 2015/2016 kompetensi keterampilan menulis puisi
siswa kelas VII SMP N 1 Teras masih di bawah kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 75.00 . Terutama pada kompetensi keterampilan menulis puisi. Adapun penyebab
rendahnya keterampilan menulis puisi siwa SMP N I Teras Boyolali yaitu dari faktor

4

guru dan faktor siswa. Dari faktor guru yaitu guru hanya memberikan materi-materi
menulis puisi tanpa didahului pengarahan tentang penulisan puisi. Pembelajaran menulis
puisi masih bertumpu pada hambatan pembelajaran klasik konvensional dengan strategi,

pendekatan, dan metode yang belum mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir produktif.
Metode yang digunakan guru kurang variatif, sehingga membosanlan bagi siswa.
Hambatan lain adalah bahwa guru masih melaksanakan penilaian yang bersifat teoritis
berupa pengetahuan dan pemahaman konsep saja. Dalam pembelajaran menulis puisi ini
guru hanya membacakan salah satu puisi dalam buku paket dan menyuruh siswa untuk
menuliskan puisi tersebut lalu guru menyuruhnya untuk membacakannya di depan kelas.
Sedangkan siswa tidak diberi kesempatan untuk menulis puisi dengan bahasa atau katakatanya sendiri dan kemampuannya sendiri.
Kurangnya latihan menulis puisi dan mengapresiasikan hal-hal yang menarik
yang dituangkan melalui kegiatan menulis puisi. Selain itu pembelajaran menulis puisi
masih cenderung ceramah dan kurang memanfaatkan media pembelajaran sebagai faktor
kelancaran kegiatan pelajar mengajar. Guru berpendapat menulis puisi bukanlah materi
pembelajaran yang urgent. Mereka lebih berkonsentrasi pada materi pelajaran yang lain
yang diprediksikan akan menjadi materi terpilih dalam ujian Nasional, atau ulangan
umum yang lain.
Adapun faktor rendahnya keterampilan menulis puisi yang berasal dari siswa
yaitu siswa kurang berminat pada pembelajaran menulis puisi. Mereka kurang tertarik,
kurang motivasi dalam belajar menulis puisi, kurang dapat memilih sumber ide, merasa
kesulitan dalam menuangkan gagasan/ide ke dalam larik-larik puisi kurang memiliki
perbendaharaan kata yang memadai. Siswa juga kurang dapat menyusun puisi menjadi
beberapa bait, kurang memahami bagaimana sebuah puisi akan menjadi sangat indah

untuk dinikmati apabila sudah tertuang kedalam tulisan untuk dibaca sendiri dan dibaca
oleh penikmat puisi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti akan menggunakan metode
pembelajaran outdoor (pembelajaran diluar kelas). Pembelajaran outdoor merupakan
pembelajaran yang dilakukan di luar ruang kelas atau di luar gedung sekolah, atau berada
di alam bebas, seperti: bermain di lingkungan sekitar sekolah, di taman, atau di

5

perkampungan masyarakat sekitar sehingga diperoleh pengetahuan dan nilai-nilai yang
berkaitan dengan aktivitas hasil belajar terhadap materi yang disampaikan di luar kelas.
Menurut Sholeh (2012) pendekatan pembelajaran outdoor adalah pendekatan
yang dilakukan guru, dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat
peristiwa langsung di lapangan yang di gunakan sebagai sumber belajar. Peran guru
disini adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar melalui
pengalaman yang mereka peroleh. Adapun alasan peneliti menggunakan metode
pembelajaran outdoor yaitu mendorong motivasi belajar siswa, karena menggunakan
setting alam terbuka sebagai sarana kelas, untuk memberikan dukungan proses
pembelajaran secara menyeluruh yang dapat menambah aspek kegembiraan dan
kesenangan. Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

karena dapat berekspolarasi menciptakan suasana belajar seperti bermain. Pada
pembelajaran outdoor siswa menggunakan media pembelajaran yang kongkrit dan
memahami lingkungan yang ada disekitarnya
Berdasarkan uraian di atas mengenai permasalahan yang dihadapi guru di SMP
N I Teras Boyolali maka peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan
judul “ Peningkatan Keterampilan

Menulis Puisi

Dengan

Metode Pembelajaran

Outdoor Pada Siswa Kelas VIIF SMP N 1 Teras “
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut.
1. Apakah metode pembelajaran Outdoor dapat meningkatkan minat menulis puisi pada
siswa kelas VIIF di SMP N 1 Teras?
2. Apakah metode pembelajaran Outdoor dapat meningkatkan keterampilan


menulis

puisi pada siswa kelas VIIF di SMP N 1 Teras?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Meningkatkan minat menulis puisi pada siswa kelas VIIF SMP N 1 Teras.
2.

Meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan menerapkan
pembelajaran Outdoor pada siswa kelas VIIF SMP N 1 Teras.

metode

6

D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan anak usia dini. Adapun
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan keterampilan
menulis melalui penerapan metode pembelajaran outdoor pada siswa kelas VIIF
SMP N 1 Teras.
2. Manfaat Praktis :
a) Memotivasi siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi agar
mencapai hasil yang maksimal.
b) Memotivasi siswa untuk tidak mengulang kesalahan pemilihan kata-kata
dalam menulis puisi.
c) Meningkatkan minat menulis dan meningkatkan prestasi belajar

bahasa

Indonesia.
d) Memberikan sumbangan pemikiran dalam menyusun rencana pembelajaran
menulis puisi.
e) Dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dengan menerapkan tekhnik atau pembelajaran menulis puisi.
f) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang keterampilan menulis puisi dengan
metode pembelajaran outdoor.
g) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka

memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah dengan pembelajaran menulis
puisi melalui metode pembelajaran outdoor.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Teknik Melanjutkan Puisi dan Metode Mengalirkan Bayangan (Image Streaming) Siswa Kelas VII SMP N 01 Boja

6 35 133

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR PADA SISWA KELAS VII F SMP N 1 TERAS Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Pembelajaran Outdoor pada Siswa Kelas VII F SMP N 1 Teras.

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR PADA SISWA KELAS VII F SMP N 1 TERAS Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Pembelajaran Outdoor pada Siswa Kelas VII F SMP N 1 Teras.

0 3 13

DAFTAR PUSTAKA Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Pembelajaran Outdoor pada Siswa Kelas VII F SMP N 1 Teras.

0 4 5

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

0 3 7

(ABSTRAK) Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Teknik Melanjutkan Puisi dan Metode Mengalirkan Bayangan (Image Streaming) Siswa Kelas VII SMP N 01 Boja.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN EMOTIF- IMAJINATIF MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII C SMP N 2 SULANG.

0 0 187

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE BELANJA KATA DAN GAMBAR PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 SEYEGAN.

0 2 230

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

0 1 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 2 SOKARAJA - repository perpustakaan

0 0 12