HUBUNGAN FREKUENSI DAN KEMAMPUAN CUCI TANGAN PERAWAT DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI NOSOKOMIAL/Heatlhcare Association Infection (HAIs)

(1)

HUBUNGAN F RE KUE NSI DAN KE MAMPUAN CUCI

TANGAN PE RAWAT DE NGAN ANGKA KE JADIAN INF E KSI

NOSOKOMIAL/

H eatlhcare Association Infection (HAIs)

SKRIPSI

Di susun Oleh :

SYAMSIDI

NIM. 08060077

PROGRAM STUDI ILMU KE PE RAWATAN

F AKULTAS ILMU KE SE HATAN

UNIVE RSITAS MUH AMMADIYAH MALANG

2013


(2)

LE MBAR PE NGE SAHAN

HUBUNGAN F RE KUE NSI DAN KE MAMPUAN CUCI TANGAN PE RAWAT DE NGAN ANGKA KE JADIAN INF E KSI NOSKOMIAL/ HAIs (H ealthcare Association infection)

SKRIPSI

Disusun Oleh : SYAMSIDI NIM. 08060077

Skripsi ini Telah Diujikan Tanggal 27 April 2013

Penguji I, Penguji II,

Tri Lestari H andayani.,M.Kep.,Sp.Mat Titik Agustiyaningsih S.Kep, Ns

NIP.UMM. 112.9311.0304 NIP.UMM 112.0501.0415

Penguji III, Penguji IV,

Aini Alifatin, S.Kp, M.Kep Nurul Aini, S.Kep. Ns., M.Kep

NIP.UMM. 112.9311.0305 NIP.UMM 112.0501.0419

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Tri Lestari Handayani, M.Kep. Sp. Mat


(3)

KATA PE NGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan frekuensi dan kemampuan cuci tangan perawat dengan angka kejadian infeksi nosokomial di ruang rawat inap RSUD. Dr. H. Moh. Anwar Sumenep”. Shalawat dan salam saya panjatkan ke haribaan Baginda Rasullullah SAW, karena shalawatnyalah saya selalu bersemangat ketika saya mulai putus asa.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada : 1. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep., Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya terhadap ilmu keperawatan.

3. Terima kasih pula saya ucapkan kepada ibu dosen Pembimbing I (Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat) dan Ibu dosen pembimbing II (Titik Agustiyaningsih., S. Kep. Ns) yang telah membantu dan membina saya selama proses penyelesaian skripsi, terima kasih atas bantuan masukannya.

4. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Ayah dan Ibu tersayang yang telah memberikan semangat dan doa untuk saya, terima kasih pula saya ucapkan pada


(4)

“MyKeboNdut” yang selalu memberikan semangat, terima kasih juga pada kakek, kakak-kakak dan adik saya yang telah memberikan support selama ini.

5. Terima kasih buat teman-teman saya semuanya yang selalu memberikan semangat

pada saya.

6. Dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi

ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Mohon maaf saya ucapkan kepada semua pihak terutama jajaran dosen yang membina saya, mohon maaf jika ada sikap dan kata-kata saya yang kurang sopan dan kurang berkenan di depan anda semua. Dan saya sangat berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak dan pembaca, dan mungkin skripsi ini di jadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang selanjutnya. Dan sya minta maaf jika terdapat banyak kesalahan di dalamnya.

Wassalamualaikum wr.wb

Malang, 19 April 2013


(5)

DAF TAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Motto dan Persembahan ... iv

Lembar Pernyataan Keaslian ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PE NDAH ULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TE ORI ... 8

2.1 Konsep Infeksi Nosokomial (INOS) ... 8

2.1.1 Pengertian Infeksi Nosokomial ... 8

2.1.2 E tiologi ... 10

2.1.3 Klasifikasi Infeksi Nosokomial ... 13

2.1.4 Jenis Infeksi Nosokomial ... 14

2.1.5 Cara penularan infeksi nosokomial ………...16

2.1.6 Faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial ...17

2.1.7 Sumber infeksi nosokomial ... 20

2.1.8 Pencegahan terjadinya infeksi nosokomial ... 20

2.1.9 Proses penularan infeksi ………...…24

2.2 Konsep Cuci tangan ... 26

2.2.1 Pengertian frekuensi cuci tangan ... 26

2.2.2 11 langkah cuci tangan ... 29

2.2.3 Indikasi cuci tangan ... 31

2.2.4 Tujuan cuci tangan ... 32

2.2.5 Manfaat cuci tangan ... 32


(6)

2.3 Kemampuan cuci tangan ... 33

2.4 Hubungan frekuensi dan kemampuan cuci tangan dengan angka kejadian infeksi nosokomial ... 36

BAB III KE RANGKA KONSE P DAN H IPOTE SIS PE NE LITIAN ... 38

3.1 Kerangka Konseptual ... 38

3.2 Hipotesis Penelitian ... 40

BAB IV ME TODE PE NE LITIAN ... 41

4.1 Desain Penelitian ... 41

4.2 Populasi, Sampel dan Sampling... 41

4.2.1 Populasi ... 41

4.2.2 Sampel ... 42

4.2.3 Sampling ... 43

4.3 Variabel Penelitian ... 43

4.3.1 Variabel independen ... 43

4.3.2 Variabel dependen ... 43

4.4 Definisi Operasional ... 43

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

4.6 Bahan dan Instrumen Penelitian ... 44

4.6.1 Lembar Observasi... 45

4.6.2 wawancara dan Observasi ... 45

4.7 Prosedur Pengumpulan Data ... 46

4.8 Kerangka Kerja ... 47

4.9 Pengolahan dan Analisa data ... 48

4.10 E tika Penelitian ... 50

4.10.1 Lembar Persetujuan ... 50

4.10.2 Tanpa Nama ... 50

4.10.3 Kerahasiaan ... 50

BAB V H ASIL PE NE LITIAN DAN ANALISA DATA ... 51

5.1. Gambaran Umum Penelitian ... 51

5.2. Karakteristik Sampel ... 52

5.2.1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 52

5.2.2. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

5.2.3. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ... 53

5.3. Kelengkapan Fasilitas Cuci Tangan di Ruangan ... 53

5.4. Hasil Observasi Frekuensi Cuci Tangan Perawat ... 55

5.5. Hasil Observasi Kemapuan Cuci Tangan Perawat ... 56

5.6. Distribusi Data Angka Kejadian Infeksi Nosokomial ... 56

5.7. Analisa Data Hubungan Frekuensi Cuci Tangan Perawat dengan Angka Kejadian Infeksi Nosokomial ... 57

5.8. Analisa Data Hubungan Kemampuan Cuci Tangan Perawat dengan Angka Kejadian Infeksi Nosokomial ... 58

BAB VI PE MBAH ASAN ... 61


(7)

6.2. Hasil Umum Observasi Cuci Tangan di Ruangan ... 62

6.3. Gambaran Umum Pelaksaan Observasi Cuci Tangan Perawat ... 63

6.4. Gambaran Frekuensi dan Kemampuan Cuci Tangan Perawat ... 64

6.3.1. Gambaran Frekuensi Cuci Tangan Perawat ... 64

6.3.2. Gambaran Kemampuan Cuci Tangan Perawat ... 66

6.5. Kejadian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit ... 69

6.6. Gambaran Hubungan Frekuensi Cuci Tangan Perawat dengan Angka Kejadian Infeksi Nosokomial ... 70

6.7. Gambaran Hubungan Kemampuan Cuci Tangan Perawat dengan Angka Kejadian Infeksi Nosokomial ... 71

6.8. Peran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial ... 72

6.9. Batasan Penelitian ... 75

BAB VII KE SIMPULAN DAN SARAN ... 77

7.1. Kesimpulan... 77

7.2. Saran ... 78

DAF TAR PUSTAKA ... 80


(8)

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Informed Consent ………...83

Lampiran 2 Lembar Observasi Frekuensi Cuci tangan Perawat……….………....84

Lampiran 3 Lembar Observasi Kemampuan Cuci tangan Perawat…………..…..86

Lampiran 4 Hasil Observasi Penelitian……….….89

Lampiran 5 Nilai Chi Kuadrat………....97

Lampiran 6 Hasil uji chi square………98

Lampiran 7 Analisa Data Chi Square dengan perhitungan manual……….100

Lampiran 8 Nilai frequensi ekspektasi………..…102

Lampiran 9 Surat Permohonan Ijin Pendahuluan dan Penelitian………..107

Lampiran 10 Surat Tugas………..………....108

Lampiran 11 Surat dari BAKE SBANG………....109

Lampiran 12 Surat dari Rumah sakit RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep melakukan Penelitian………..………..110

Lampiran 13 Surat dari Rumah sakit RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep selesai melakukan Penelitian……….……….111


(9)

DAF TAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Darmadi, (2008). Infek si Nosok omial Problematik a dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika

Ginting, Mardan. (2001). Infek si Nosok omial dan Manfaat Pelatihan Keterampilan Perawat Terhadap Pengendaliannya di Ruang Rawat Inap Penyak it Dalam RSUP H. A dam Malik Medan. Jurnal

Habni, Yulia. (2009). Perilak u Perawat dalam Pencegahan Infek si nosok omial di Ruang Rindu A , Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sak it Umum Pusat Haji A dam Malik Medan. Skripsi

Hastono, S P, Tri Lestari. (2004). Modul A nalisa Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

Juliawan, I wayan D. (2008). Hubungan tingk at Pengetahuan Perawat dengan Pencegahan Infek si Nosok omial di Ruang Rawat Inap Rumah Sak it Kepolisian Pusat Raden Said Suk anto. Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Pembanguna Nasional Veteran Jakarta. Skripsi

Kasmad. (2007). Hubungan A ntara Kualitas Perawatan Kateter Dengan Kejadian Infek si Nosok omial Saluran Kemih. Vol 1, No 1. Di akses 15 mei 2012.

Kozier, Barbara, B., Audrey & S., Shirley. (2009). Buk u A jar Prak tik eperawatan Klinis edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran E GC

Notoatmojo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. E disi Revisi. Jakarta . Rineka Cipta


(10)

Notoatmojo, S. (2003). Pengantar Pendidik an dan Ilmu Perilak u Kesehatan. Jogjakarta. Andi Offset.

Nursalam. (2003).Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu k eperawatan edisi pertama.Jakarta. Salemba.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: A plik asi dalam Prak tik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Perry, Anne Griffin and Patricia A.Potter (1999). Buk u Sak u Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran E GC

Puspitasari, Nita. Gambaran Cuci Tangan Perawat Di Ruang RA , RB, ICU,CV CU, RSUP. H. A dam Malik Medan. jurnal

Roper, Nancy. (1996). Prinsip-prinsip Keperawatan. Yogyakarta: Penebit Yayasan E ssentica Medica

Rosaliya, Yosi. Fak tor-fak tor yang Mempengaruhi Kejadian Infek si Nosok omial pada Pasien L uk a Post Operasi di RSUD Tugurejo Semarang. Program Studi S1

Keperawatan Telogorejo Semarang. Dipublikasikan. Di akses 15 Mei 2011

Saragih, Rosita. Hubungan Karak teristik Perawat Dengan Tingk at Kepatuhan Perawat Melak uk an Cuci Tangan di Rumah Sak it Columbia A sia Medan. Jurnal

Smeltzer, S.C. and B. Bare. (2001). Buk u A jar Keperawatan Medik al Bedah Bunner & Suddarth. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran E GC

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidik an Pendek atan Kuratif, Kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta


(11)

Suprayanto. (2011). Mutu Pelayanan Kesehatan. Di akses 4 Oktober 2012.

Suryoputri, Atrika D. (2011). Perbedaan A ngk a Kepatuhan Cuci Tangan Petugas Kesehatan di RSUP DR. Kariadi. KTI. Program Pasca Sarjana Kedokteran UNDIP. Dipublikasikan. Di akses 15 Mei 2012

Susanti, Henny D. Konsep dan A suhan Keperawatan Infek si dan Disenfek tan. Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Muhammadiyah Malnag

World Health Organization. (2002). WHO guideline on Handhygiene in Health care (A dvanced Draft).

http://premierinc.com/safety/topics/guidelines/downloads/whohand-hygiene-guidelines.pdf.di akses 8 Oktober 2012.

Wulandari, Wahyu. (2010). Hubungan antara Tingk at Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infek si Nosok omial dengan Perilak u Cuci Tangan di RSUD Dr. Moewardi Surak arta. Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Di akses tanggal 9 Mei 2012.


(12)

1

BAB I

PE NDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Saat ini perhatian terhadap infeksi nosokomial di sejumlah rumah sakit di Indonesia cukup tinggi. Mengingat kasus nosokomial infeksi menunjukkan angka yang cukup tinggi. Tingginya angka kejadian infeksi nosokomial mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. (Darmadi, 2008). Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat atau timbul pada waktu pasien di rawat di rumah sakit. (Badi. M., 2007 ). Rumah sakit merupakan suatu tempat orang sakit di rawat dan di tempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Di tempat ini pasien mendapatkan terapi dan perawatan agar mendapatkan kesembuhan. Akan tetapi , rumah sakit juga dapat merupakan depot bagi berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita atau pengunjung yang berstatus pembawa (carier). Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di rumah sakit, seperti udara, air, lantai, makan, benda-benda medis dan nonmedis. (Nursalam, 2011)

Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara miskin dan negara yang sedang berkembang. Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari E ropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap menunjukkan adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara sebanyak 10,0% (Ducel, G, 2002). Menurut Soeroso (2000, dalam Dedi Dores, 2011) penderita infeksi nosokomial sebesar 9% dengan variasi antara 3%-20% dari penderita rawat inap di rumah sakit di seluruh dunia. Di negara berkembang termasuk Indonesia, rata-rata prevalensi infeksi nosokomial adalah sekitar 9,1 % dengan variasi 6,1%-16,0%. Di


(13)

2

Indonesia kejadian infeksi nosokomial di dapat dari laporan Data dari RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar menyebutkan bahwa kejadian infeksi nosokomial pada trimester III tahun 2009 sebesar 4,4 % , laporan Penelitian lainnya yang dilakukan di RSU Haji Makassar menyebutkan bahwa pasien dengan infeksi nosokomial lebih banyak berada pada kelas II dan III sebesar 78,6 % (Samriani, 2007).

Pada 02 Oktober 2012 peneliti telah melakukan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep untuk mendapatkan data infeksi nosokomial pada periode September 2011 sampai September 2012, didapatkan data Infeksi Nosokomial ISK (infeksi saluran kemih) dan Infeksi luka operasi di Ruang Rawat Inap sebanyak 7 kejadian infeksi nosokomial di periode September - desember 2011 dan 10 kejadian infeksi nosokomial di periode januari – September 2012, total keseluruhan kejadian infeksi nosokomial terdapat 17 kejadian infeksi nosokomial dalam rentang waktu 1 tahun atau 12 bulan ( 1,42% infeksi nosokomial yang terjadi per tahunnya) di periode September 2011 – September 2012. Berdasarkan data dari Dokumen kejadian Infeksi Nosokomial di tahun 2012, serta interview pada Kabid Pelayanan dan Kabid E valuasi Informasi didapat keterangan yaitu kejadian infeksi nosokomial di ruang Interna terjadi setiap bulannya kecuali pada bulan April tanpa keterangan dari Rumah Sakit, sedangkan di ruang Obsgyn terjadi hanya pada bulan Januari dan Mei.

Cara penularan infeksi nosokomial yaitu kontak langsung antara pasien dengan personel yang merawat atau menjaga pasien, kontak tidak langsung ketika obyek didalam lingkungan yang terkontaminasi dan tidak didesinfeksi atau disterilkan (Amdani, 2009). Sumber Kuman penyebab Infeksi Nosokomial dapat berasal dari


(14)

3

dalam tubuh penderita (Infeksi E ndogen atau self infection atau auto infection) dan luar tubuh penderita (infeksi E ksogen atau cross infection).

Bahaya dari terjadinya infeksi nosokomial adalah meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) serta dapat memperlama perawatan pasien di Rumah Sakit dan dapat mempengaruhi mutu pelayanan Rumah Sakit. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah ( Ayu Wulandari, 2010). Dampak dari terjadinya infeksi nosokomial menimbulkan banyak kerugian antara lain: pasien akan bertambah menderita, bertambah panjangnya lama hari perawatan dan pengobatan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan peningkatan biaya rumah sakit. bermacam-macam penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial, misalnya Infeksi saluran kemih, infeksi pada luka operasi, Infeksi saluran cerna, Infeksi saluran nafas bagian bawah, dan lain-lain. ( Sriwidodo, 2001, ¶ http://www.infeksi nosokomial.com, di peroleh tanggal 11 juni 2012)

Pencegahan terjadinya infeksi nosokomial diperlukan suatu Pelayanan kesehatan yang baik dari tenaga kesehatan, salah satu diantaranya yaitu tenaga Perawat. Tenaga Perawat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan rumah sakit (Depkes RI,2001). Perawat mempunyai peran yang sangat menentukan dalam pengendalian dan pencegahan infeksi nosokomial yaitu melalui tindakan setiap petugas dalam melaksanakan perawatan yang benar bagi pasien serta prosedur tindakan yang dilakukan, baik sebelum melakukan tindakan maupun setelah melakukan tindakan, salah satunya yaitu melalui tindakan cuci tangan. Menurut Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Tindakan cuci tangan harus dilakukan dengan baik dan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan walaupun


(15)

4

memakai sarung tangan atau alat pelindung lain sebagai salah satu upaya pencegahan Infeks, Hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran penyakit dapat di kurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi.

1.2.Rumusan Masalah

Pada penelitian ini peneliti akan melihat bagaimana Frekuensi dan Kemampuan cuci tangan Perawat yang hubungannya dengan angka kejadian Infeksi nosokomial, dan apakah terdapat hubungan antara Frekuensi dan Kemampuan cuci tangan perawat dengan angka kejadian infeksi nosokomial ?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk Mengidentifikasi Frekuensi dan Kemampuan Cuci Tangan Perawat dengan Angka Kejadian Infeksi Nosokomial di RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk Mengetahui Frekuensi cuci tangan perawat di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep.

2. Untuk Mengetahui Kemampuan cuci tangan perawat di RSUD Dr. H. Moh.

Anwar Sumenep (kemampuan dalam melakukan cuci tangan sesuai dengan langkah-langkah cuci tangan)

3. Untuk Mengetahui angka kejadian Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap

RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep

4. Untuk Mengetahui hubungan Frekuensi dan Kemampuan cuci tangan

Perawat terhadap kejadian Infeksi Nosokomial di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep


(16)

5

1.4.Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan menambah pengetahuan mengenai infeksi nosokomial di Rumah Sakit yang berhubungan dengan frekuensi dan kemampuan cuci tangan yang di lakukan oleh perawat

2. Bagi Rumah sakit

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap Pasien.

b. Sebagai bahan masukan untuk prosedur dalam melakukan tindakan

pelayanan, sehingga termotivasi untuk melangkah ke depan yang lebih baik akan dapat terealisasi.

c. Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi kinerja perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan

d. Memberikan masukan kepada Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu

pelayanan rumah sakit dengan upaya pencegahan terjadinya infeksi nosokomial dalam memberikan pelayanan kepada pasien agar resiko tertular dari suatu penyakit dapat dicegah.

3. Bagi Keperawatan

Diharapkan dapat memberikan wacana baru mengenai pentingnya melakukan cuci tangan sebelum maupun setelah melakukan tindakan terhadap pasien untuk mengurangi kejadian infeksi nosokomial, dan diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu keperawatan medikal bedah, khususnya dalam tindakan mengurangi Angka kejadian Infeksi Nosokomial.


(17)

6

4. Bagi Peneliti Lain

a. Menjadi dasar atau kajian awal bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama sehingga mereka mempunyai landasan dan alur yang jelas.

b. Diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar bagi penelitian berikutnya untuk melakukan penelitian dimasa yang akan datang dan dapat mengembangkan hasil penelitian ini menjadi lebih baik

1.5.Keaslian Penelitian

1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yulia Habni, Program Studi Ilmu Keperawatn Medan, 2009, yang judulnya Perilak u Perawat dalam Pencegahan Infek si Nosok omial di Ruang Rindu A , B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sak it Umum Pusat Haji A dam Malik Medan. Pada Penelitian tersebut menggunakan desain penelitian Deskriptif, dimana sample penelitiannya menggunakan Cluster sampling.

2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Artika Desi Suryoputri, 2011 dengan judul Perbedaan angka kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan di RSUP Dr. Kariadi Studi di Bangsal Bedah, Anak, Interna, dan ICU. Penelitian tersebut menggunakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yang dilakukan di bangsal bedah, anak, interna dan ICU RSDK. Sampel yang digunakan adalah 3 kelompok profesi yaitu residen, perawat, dan coass yang ada di keempat bangsal, dengan kriteria inklusi: terkait dengan perawatan pasien secara langsung pada hari diadakan penelitian, bekerja hanya di salah satu dari keempat bangsal bedah, anak, interna, atau ICU serta bersedia mengisi kuesioner.


(18)

7

3. Penelitian ini tentang hubungan frekuensi dan kemampuan cuci tangan

perawat dengan angka kejadian infeksi nosokomial di ruang rawat inap Rumah Sakit Dr. H. Moh. Anwar Sumenep, metode penelitian ini menggunakan Desk riptif Korelatif, Dengan desain penelitian Cross-sectional. Tknik sampling pengambilan smpelnya atau subjeknya menggunakan simple random sampling. variabel yang di pakai meliputi variabel bebas yaitu frekuensi dan kemampuan cuci tangan perawat dan variabel terikatnya yaitu infeksi nosokomial.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Artika Desi Suryoputri adalah penelitian Artika mencari perbedaan kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan di mana hasil dari penelitian tersebut angka kepatuhan cuci tangan dari 4 bangsal tergolong rendah dengan angka kepatuhan cuci tangan berdasarkan indikasinya menunjukkan hasil tertinggi setelah kontak dengan sumber mikroroganisme dan terendah sebelum kontak dengan pasien dengan metode penelitian studi observasional analitik dan analisa datantanya menggunakan uji statistic parametric One Way A NOV A, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti disini mencari hubungan frekuensi dan kemampuan dari cuci tangan perawat dengan kejaidan infeksi nosokomial yaitu untuk mengidentifikasi frekuensi atau banyaknya petugas kesehatan dalam cuci tangan setiap dinasnya persift dan kemampuan atau ketepatan cuci tangan petugas kesehatan sesuai dengan langkah-langkah cuci tangan yang di lakukan yang hubungannya dengan angka kejadian infeksi nosokomial, metode penelitian yang di gunakan adalah Desk riptif Korelatif, Dengan desain penelitian Cross-sectional.


(1)

Indonesia kejadian infeksi nosokomial di dapat dari laporan Data dari RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar menyebutkan bahwa kejadian infeksi nosokomial pada trimester III tahun 2009 sebesar 4,4 % , laporan Penelitian lainnya yang dilakukan di RSU Haji Makassar menyebutkan bahwa pasien dengan infeksi nosokomial lebih banyak berada pada kelas II dan III sebesar 78,6 % (Samriani, 2007).

Pada 02 Oktober 2012 peneliti telah melakukan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep untuk mendapatkan data infeksi nosokomial pada periode September 2011 sampai September 2012, didapatkan data Infeksi Nosokomial ISK (infeksi saluran kemih) dan Infeksi luka operasi di Ruang Rawat Inap sebanyak 7 kejadian infeksi nosokomial di periode September - desember 2011 dan 10 kejadian infeksi nosokomial di periode januari – September 2012, total keseluruhan kejadian infeksi nosokomial terdapat 17 kejadian infeksi nosokomial dalam rentang waktu 1 tahun atau 12 bulan ( 1,42% infeksi nosokomial yang terjadi per tahunnya) di periode September 2011 – September 2012. Berdasarkan data dari Dokumen kejadian Infeksi Nosokomial di tahun 2012, serta interview pada Kabid Pelayanan dan Kabid E valuasi Informasi didapat keterangan yaitu kejadian infeksi nosokomial di ruang Interna terjadi setiap bulannya kecuali pada bulan April tanpa keterangan dari Rumah Sakit, sedangkan di ruang Obsgyn terjadi hanya pada bulan Januari dan Mei.

Cara penularan infeksi nosokomial yaitu kontak langsung antara pasien dengan personel yang merawat atau menjaga pasien, kontak tidak langsung ketika obyek didalam lingkungan yang terkontaminasi dan tidak didesinfeksi atau disterilkan (Amdani, 2009). Sumber Kuman penyebab Infeksi Nosokomial dapat berasal dari


(2)

dalam tubuh penderita (Infeksi E ndogen atau self infection atau auto infection) dan luar tubuh penderita (infeksi E ksogen atau cross infection).

Bahaya dari terjadinya infeksi nosokomial adalah meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) serta dapat memperlama perawatan pasien di Rumah Sakit dan dapat mempengaruhi mutu pelayanan Rumah Sakit. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah ( Ayu Wulandari, 2010). Dampak dari terjadinya infeksi nosokomial menimbulkan banyak kerugian antara lain: pasien akan bertambah menderita, bertambah panjangnya lama hari perawatan dan pengobatan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan peningkatan biaya rumah sakit. bermacam-macam penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial, misalnya Infeksi saluran kemih, infeksi pada luka operasi, Infeksi saluran cerna, Infeksi saluran nafas bagian bawah, dan lain-lain. ( Sriwidodo, 2001, ¶ http://www.infeksi nosokomial.com, di peroleh tanggal 11 juni 2012)

Pencegahan terjadinya infeksi nosokomial diperlukan suatu Pelayanan kesehatan yang baik dari tenaga kesehatan, salah satu diantaranya yaitu tenaga Perawat. Tenaga Perawat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan rumah sakit (Depkes RI,2001). Perawat mempunyai peran yang sangat menentukan dalam pengendalian dan pencegahan infeksi nosokomial yaitu melalui tindakan setiap petugas dalam melaksanakan perawatan yang benar bagi pasien serta prosedur tindakan yang dilakukan, baik sebelum melakukan tindakan maupun setelah melakukan tindakan, salah satunya yaitu melalui tindakan cuci tangan. Menurut Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Tindakan cuci tangan harus dilakukan dengan baik dan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan walaupun


(3)

memakai sarung tangan atau alat pelindung lain sebagai salah satu upaya pencegahan Infeks, Hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran penyakit dapat di kurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi.

1.2.Rumusan Masalah

Pada penelitian ini peneliti akan melihat bagaimana Frekuensi dan Kemampuan cuci tangan Perawat yang hubungannya dengan angka kejadian Infeksi nosokomial, dan apakah terdapat hubungan antara Frekuensi dan Kemampuan cuci tangan perawat dengan angka kejadian infeksi nosokomial ?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk Mengidentifikasi Frekuensi dan Kemampuan Cuci Tangan Perawat dengan Angka Kejadian Infeksi Nosokomial di RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk Mengetahui Frekuensi cuci tangan perawat di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep.

2. Untuk Mengetahui Kemampuan cuci tangan perawat di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep (kemampuan dalam melakukan cuci tangan sesuai dengan langkah-langkah cuci tangan)

3. Untuk Mengetahui angka kejadian Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep

4. Untuk Mengetahui hubungan Frekuensi dan Kemampuan cuci tangan Perawat terhadap kejadian Infeksi Nosokomial di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep


(4)

1.4.Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan menambah pengetahuan mengenai infeksi nosokomial di Rumah Sakit yang berhubungan dengan frekuensi dan kemampuan cuci tangan yang di lakukan oleh perawat

2. Bagi Rumah sakit

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap Pasien.

b. Sebagai bahan masukan untuk prosedur dalam melakukan tindakan pelayanan, sehingga termotivasi untuk melangkah ke depan yang lebih baik akan dapat terealisasi.

c. Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi kinerja perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan

d. Memberikan masukan kepada Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dengan upaya pencegahan terjadinya infeksi nosokomial dalam memberikan pelayanan kepada pasien agar resiko tertular dari suatu penyakit dapat dicegah.

3. Bagi Keperawatan

Diharapkan dapat memberikan wacana baru mengenai pentingnya melakukan cuci tangan sebelum maupun setelah melakukan tindakan terhadap pasien untuk mengurangi kejadian infeksi nosokomial, dan diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu keperawatan medikal bedah, khususnya dalam tindakan mengurangi Angka kejadian Infeksi Nosokomial.


(5)

4. Bagi Peneliti Lain

a. Menjadi dasar atau kajian awal bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama sehingga mereka mempunyai landasan dan alur yang jelas.

b. Diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar bagi penelitian berikutnya untuk melakukan penelitian dimasa yang akan datang dan dapat mengembangkan hasil penelitian ini menjadi lebih baik

1.5.Keaslian Penelitian

1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yulia Habni, Program Studi Ilmu Keperawatn Medan, 2009, yang judulnya Perilak u Perawat dalam Pencegahan Infek si Nosok omial di Ruang Rindu A , B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sak it Umum Pusat Haji A dam Malik Medan. Pada Penelitian tersebut menggunakan desain penelitian Deskriptif, dimana sample penelitiannya menggunakan Cluster sampling.

2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Artika Desi Suryoputri, 2011 dengan judul Perbedaan angka kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan di RSUP Dr. Kariadi Studi di Bangsal Bedah, Anak, Interna, dan ICU. Penelitian tersebut menggunakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yang dilakukan di bangsal bedah, anak, interna dan ICU RSDK. Sampel yang digunakan adalah 3 kelompok profesi yaitu residen, perawat, dan coass yang ada di keempat bangsal, dengan kriteria inklusi: terkait dengan perawatan pasien secara langsung pada hari diadakan penelitian, bekerja hanya di salah satu dari keempat bangsal bedah, anak, interna, atau ICU serta bersedia mengisi kuesioner.


(6)

3. Penelitian ini tentang hubungan frekuensi dan kemampuan cuci tangan perawat dengan angka kejadian infeksi nosokomial di ruang rawat inap Rumah Sakit Dr. H. Moh. Anwar Sumenep, metode penelitian ini menggunakan Desk riptif Korelatif, Dengan desain penelitian Cross-sectional. Tknik sampling pengambilan smpelnya atau subjeknya menggunakan simple random sampling. variabel yang di pakai meliputi variabel bebas yaitu frekuensi dan kemampuan cuci tangan perawat dan variabel terikatnya yaitu infeksi nosokomial.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Artika Desi Suryoputri adalah penelitian Artika mencari perbedaan kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan di mana hasil dari penelitian tersebut angka kepatuhan cuci tangan dari 4 bangsal tergolong rendah dengan angka kepatuhan cuci tangan berdasarkan indikasinya menunjukkan hasil tertinggi setelah kontak dengan sumber mikroroganisme dan terendah sebelum kontak dengan pasien dengan metode penelitian studi observasional analitik dan analisa datantanya menggunakan uji statistic parametric One Way A NOV A, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti disini mencari hubungan frekuensi dan kemampuan dari cuci tangan perawat dengan kejaidan infeksi nosokomial yaitu untuk mengidentifikasi frekuensi atau banyaknya petugas kesehatan dalam cuci tangan setiap dinasnya persift dan kemampuan atau ketepatan cuci tangan petugas kesehatan sesuai dengan langkah-langkah cuci tangan yang di lakukan yang hubungannya dengan angka kejadian infeksi nosokomial, metode penelitian yang di gunakan adalah Desk riptif Korelatif, Dengan desain penelitian Cross-sectional.