Efektifitas Therapeutic Touch Terhadap Perubahan Nyeri pada Penderita Arthritis di Wilayah Kerja Puskesmas Sumberpucung

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Arthritis atau peradangan sendi adalah suatu reaksi tubuh terhadap proses
berbagai penyakit termasuk trauma pada sendi, infeksi virus dan bakteri,
gangguan sendi oleh reaksi tubuh, gabungan bendungan dan gesekan pada
sendi (Yatim, 2006 : 8). Masyarakat pada umumnya menganggap sepele
masalah Arthritis karena tidak menimbulkan kematian. Padahal, jika tidak segera
ditangani dapat membuat anggota tubuh tidak berfungsi secara optimal karena
pada Arthritis terdapat ciri khas seperti benjol - benjol, sendi kaku, sulit
berjalan, hingga kecacatan seumur hidup. Hal tersebut dapat mengganggu dan
membatasi aktivitas sehari - hari (Nainggolan, 2009 : 589).
Riset kesehatan dasar (2007 : xiii) menyatakan bahwa prevalensi nasional
penyakit sendi adalah 30,3% dan menurut Depkes (2008) prevalensi
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 14%.

Hal senada juga


dijelaskan oleh laporan tahunan Rumah Sakit Seksi Kesehatan dan Khusus
(2012) bahwa jumlah penderita Arthritis berjumlah 6.734 yang mengikuti rawat
jalan di RSU pemerintah kelas C Provinsi Jawa Timur (Triatmaja, Khomsan, &
Dewi, 2013 : 26; Dinkes Jatim, 2012 : 40). Berdasarkan prevalensi yang tersebut
di atas, peneliti berasumsi bahwa penderita Arthritis termasuk dalam angka
kejadian yang ringan.
The International Association for Study of Pain menggambarkan nyeri sebagai
pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan yang timbul dari
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam hal kerusakan
1

2

tersebut (Jay, 2007 : 1). Selama beberapa tahun terakhir, rumah sakit telah
mengembangkan fasilitas dan program manajemen nyeri yang mendukung
meminimalkan rasa sakit dan memaksimalkan kenyamanan bagi pasien mereka
(Aghabati, Mohammadi, & Esmaiel, 2008 : 375). Menurut beberapa penelitian
terapi non-farmakologis sangat efektif dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri.
Beberapa metode yang sudah dilakukan penelitian secara ilmiah yaitu seperti,
Guided Imagery, dukungan sosial, Therapeutic Touch, dan masih banyak penelitian

yang lainnya yang dapat berpengaruh terhadap penurunan nyeri. (Ratnasari,
Ratna, & Judha, 2012; Widi, Kertia, & Wachid, 2011; Jackson et al., 2008).
Therapeutic Touch atau terapi sentuhan adalah turunan modern
menggunakan tangan yang melibatkan sentuhan dengan maksud untuk
membantu

atau

menyembuhkan.

Therapeutic

Touch

adalah

modalitas

komplementer yang telah terbukti memiliki efek internal yang mengurangi
tekanan psikologis dan mempercepat relaksasi, dan juga mengurangi rasa sakit

dan meningkatkan kekebalan tubuh (Senthil et al., 2014 : 16). Therapeutic Touch
sendiri masih sangat langka dikalangan penyedia layanan kesehatan karena
terapi tersebut memerlukan beberapa ketrampilan khusus yang dapat
menunjang keberhasilan dari efektivitas terapi tersebut. Di samping itu, di
Indonesia belum pernah dilakukan penelitian secara ilmiah tentang Therapeutic
Touch. Berdasarkan penelitian – penelitian sebelumnya di negara lain bahwa
Therapeutic Touch berpengaruh terhadap penurunan rasa nyeri tetapi masih ada
beberapa aspek yang perlu diteliti lebih lanjut (Aghabati, Mohammadi, &
Esmaiel, 2008 : 380).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Olwin Nainggolan (2009 :
594) tentang “Prevalensi dan Determinan Penyakit Rematik di Indonesia” mempunyai

3

hasil analisis bahwa jenis kelamin perempuan lebih beresiko dibandingkan lakilaki. Semakin bertambah usia, resiko rematik juga semakin meningkat.
Responden yang berpendidikan rendah mempunyai risiko dua kali dibanding
dengan responden yang berpendidikan tinggi. Obesitas hubungan bermakna
dengan rematik; dengan resiko 1, 31 kali dibanding dengan responden yang
mempunyai berat badan normal. Responden yang bertempat tinggal di daerah
pedesaan mempunyai resiko lebih tinggi 1, 14 kali dibandingkan dengan

responden yang bertempat tinggal di daerah perkotaan. Responden dengan
status sosial ekonomi miskin mempunyai resiko rematik lebih tinggi
dibandingkan dengan responden yang mempunyai status sosial ekonomi tidak
miskin. Pekerjaan mempunyai berhubungan bermakna dengan rematik.
Hasil studi pendahuluan jumlah penderita Arthritis yang didapatkan dari
kunjungan masyarakat ke Puskesmas Sumberpucung dari tanggal 25 September
2014 sampai dengan 27 November 2014, terdapat 154 orang penderita Arthritis
dengan karakteristik 73% dari pengunjung berusia lebih dari 50 tahun,
sedangkan untuk jenis kelamin perempuan 73% lebih mendominasi daripada
laki-laki. Jenis Arthritis yang paling banyak terjadi dalam populasi tersebut
adalah Myalgia dengan prevalensi 75% dari 154 orang.
Penderita sering mengeluhkan nyeri yang kadang muncul pada penyakit
yang dideritanya, tapi terkadang mereka merasa kurang nyaman jika harus
meminum obat setiap kali nyeri tersebut datang. Obat-obatan dapat
mempercepat perbaikan tetapi mereka tidak menyembuhkan. Oleh karena itu,
mereka biasanya harus digunakan untuk jangka waktu yang lama (Lorig, et al.,
2006 : 310). Hal tersebut penting untuk ketat melakukan pemeriksaan
intervensi non-farmakologis yang cenderung kurang menghasilkan efek

4


samping merusak yang dapat menimbulkan respon relaksasi

dan dapat

mempertahankan kualitas hidup pada penderita Arthritis yang mengalami nyeri
(Aghabati, Mohammadi, & Esmaiel, 2008 : 376). Berdasarkan hal tersebut,
peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui keefektivitasan
Therapeutic Touch terhadap perubahan tingkat nyeri pada penderita Arthritis.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimana efektivitas Therapeutic Touch terhadap
perubahan tingkat nyeri pada penderita Arthritis di wilayah kerja Puskesmas
Sumberpucung ?”.

1.3


Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas Therapeutic Touch terhadap perubahan tingkat nyeri
pada penderita Arthritis di wilayah kerja Puskesmas Sumberpucung.
1.3.2 Tujuan Khusus
a.

Mengidentifikasi karakteristik penderita Arthritis.

b.

Mengidentifikasi skala nyeri sebelum dilakukan Therapeutic Touch.

c.

Mengidentifikasi skala nyeri setelah dilakukan Therapeutic Touch.

d.


Menganalisis efektivitas Therapeutic Touch terhadap perubahan tingkat nyeri
pada penderita Arthritis.

5

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penderita Arthritis
Menjadi acuan untuk mengatasi masalah nyeri yang dialami sehingga
diharapkan penderita Arthritis memiliki semangat dalam menjalani seluruh
proses program pengobatannya.
1.4.2 Bagi Institusi Keperawatan
Sebagai sumbangan pemikiran dan acuan bagi ilmu pengetahuan tentang
penyelesaian masalah nyeri pada penderita Arthritis sehingga dapat dijadikan
referensi akademik serta pengembangan penelitian di bidang keperawatan.
1.4.3 Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai alat ukur untuk menentukan intervensi lanjutan khususnya pada
penderita Arthritis dalam mengatasi nyeri dan umumnya pada penderita

penyakit lainnya untuk meningkatkan kesehatan secara biologis maupun
psikisnya.
1.4.4 Bagi Peneliti
Dengan mengetahui efektivitas Therapeutic Touch terhadap penurunan
nyeri pada penderita Arthritis maka akan menambah pengetahuan dan
ketrampilan peneliti di bidang keperawatan. Penelitian ini dapat di jadikan
sebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut.
1.4.5 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan pedoman
bagi penelitian lain yang akan mengembangkan topik yang berkaitan dengan
intervensi efektivitas Therapeutic Touch dalam merubah tingkat nyeri pada
penderita Arthritis.

6

1.5

Keaslian Penelitian
Menurut penelitian Nahid Aghabati, Eesa Mohammadi, dan Zahra Pour
Esmaiel (2008) yang berjudul “The Effect of Therapeutic Touch on Pain and Fatigue

of Cancer Patients Undergoing Chemotherapy”, menyatakan bahwa adanya pengaruh
Therapeutic Touch terhadap nyeri dan keletihan pada pasien kanker yang
menjalani kemoterapi. Metode dengan menggunakan ANOVA(mencari
perbedaan antara VAS skor nyeri sebelum dan sesudah intervensi). Hasil
penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara tiga kelompok dalam 5 hari intervensi (F = 2,01, df = 8, P =
0,04, n = 90).
Penelitian tersebut senada dengan penelitian Emily Jackson, et al (2008),
yang menyatakan dalam penelitiannya yang berjudul “Does Therapeutic Touch Help
Reduce Pain and Anxiety in Patients With Cancer?”, terdapat pengaruh terhadap
penurunan rasa nyeri dengan hasil (p

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT NYERI SENDI PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG

6 40 27

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (Tens) Terhadap Tingkat Nyeri Neuropati Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela.

0 2 8

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (Tens) Terhadap Tingkat Nyeri Neuropati Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibela.

0 4 6

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa[Boerl.] Scheff.) TERHADAP SKALA NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG.

3 11 11

PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP SKALA NYERI RHEMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS PADANG TAHUN 2012.

0 1 9

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN,SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERCULOSIS YANG BEROBAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SURAKARTA.

0 0 13

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa[Boerl.] Scheff.) TERHADAP SKALA NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT BASAH DAN KERING TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR

0 0 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN REUMATHOID ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG

0 0 15

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING AKTIF NYERI PADA PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS

0 3 119