HUBUNGAN TINGKAT PENCEMARAN AIR DENGAN KEANEKARAGAMAN MAKROBENTOS DI SUNGAI REJOSO KABUPATEN PASURUAN SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

(1)

ii

HUBUNGAN TINGKAT PENCEMARAN AIR DENGAN KEANEKARAGAMAN MAKROBENTOS DI SUNGAI REJOSO KABUPATEN PASURUAN SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH :

HELDA FEBRIANA MADYALUHA 201010070311011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malng dan diterima untuk memenuhi

Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 22 April 2015 Dekan

(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes.) Dewan Penguji

1. Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd 1 .. ..

2. Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes 2

3. Dra. Sri Wahyuningsih 3


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, inayah serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Tingkat Pencemaran Air dengan Keanekaragaman Makrobentos Di Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan Sebagai Bahan Ajar Biologi . Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada teladan kita Sang Peolpor Ilmu Pengetahuan untuk membaca tanda-tanda kekuasaan-Nya, Nabi Muhammad SAW.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. BapakDr. Poncojari Wahyono, M.Kes.selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M. M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

3. Bapak Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan motivasi, dan masukan yang sangat membantu di sela-sela kesibukannya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan motivasi, dan masukan yang sangat membantu di sela-sela kesibukannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Nur Widodo, M. Kes. Selaku dosen wali yang telah memberikan perhatian dan pengarahan kepada putra-putrinya selama menjalani perkuliahan.


(4)

v

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telh memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah. 7. Ayahanda H.Drs. Bambang Hariyono, M.Pd dan Ibunda Hj. Luluk

Ernawati, S.Pd. M.Pd

8. Temn-teman seangkatan Biologi 2010 yang memberikan semangat, pikiran, ide, informasi serta kenangan selama perkuliahan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan stau per satu terimakasih atas dukungan, bantuan, dan motivasinya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda. Akhirnya tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang konstruktif. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 22 April 2014 Penulis,


(5)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL LUAR... i

LEMBAR SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 5

1.5 Batasan Penelitian ... 5

1.6 Definisi Operasional ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pencemaran ... 8

2.1.1 Definisi Pencemaran... 8

2.1.2 Macam-Macam Pencemaran ... 8

2.1.3 Pencemaran Air Pada Sungai ... 11

2.1.4 Tingkat Pencemaran Air... 12

2.1.5 Pengaruh Pencemaran Terhadap Keanekaragaman Biota ... 13

2.2 Faktor Fisika-Kimia yang Mempengaruhi Kualitas Air... 13

2.2.1 Suhu... 14

2.2.2 Kedalaman ... 15

2.2.3 Kekeruhan ... 15

2.2.4 Kecepatan Arus ... 15

2.2.5 Total Suspended Solid (TSS) ... 16

2.2.6 Derajat Keasaman (pH) ... 17

2.2.7 Disolved Oxygen (DO)... 18

2.2.8 Biologi Oxygen Demand (BOD)... 19

2.3 Makrobentos ... 20

2.3.1 Pengertian Makrobentos ... 20

2.3.2 Keanekaragaman ... 21

2.3.2.1 Makrobentos Berdasarkan Ukuran Tubuh... 21

2.3.2.2 Makrobentos Berdasarkan Habitatnya ... 23


(6)

vii

2.3.3 Peran Makrobentos Sebagai Bioindikator ... 25

2.3.3.1 Ordo Echemeroptera... 27

2.3.3.2 Ordo Trichoptera ... 28

2.3.3.3 Ordo Plecoptera ... 28

2.4 Bahan Ajar... 30

2.4.1 Pengertian Bahan Ajar... 30

2.4.2 Macam dan Jenis Bahan Ajar ... 31

2.4.2.1 Bahan Ajar Cetak ... 31

2.4.2.2 Bahan Ajar Non Cetak... 32

2.4.3 Bahan Ajar LKS ... 34

2.4.4 Manfaat Bahan Ajar Dalam Pembelajaran ... 37

2.5 Kerangka Konsep ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 41

3.3 Populasi dan Sampel... 41

3.3.1 Populasi ... 41

3.3.2 Sampel ... 42

3.4 Variabel Penelitian ... 42

3.4.1 Variabel Bebas (Independen) ... 42

3.4.2 Variabel Terikat (Dependen) ... 43

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 43

3.6 Alat dan Bahan ... 45

3.7 Prosedur Penelitian ... 46

3.7.1 Prosedur Pengambilan Sampel ... 46

3.7.1.1 Pengambilan Sampel Air ... 46

3.7.2.2 Pengambilan Sampel Makrobentos ... 48

3.7.2 Prosedur Pengukuran Parameter Fisika-Kimia Perairan ... 49

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.9 Teknik Analisis Data ... 54

3.9.1 Indeks Keanekaragaman ... 54

3.9.2 Kepadatan Jenis ... 55

3.9.3 Kepadatan Relatif ... 55

3.9.4 Dominansi... 56

3.9.5 Analisis Korelasi ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Data Parameter Fisika-Kimia di Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan ... 58

4.1.2 Keanekaragaman Makrobentos yang Ditemukan Di Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan ... 68

4.1.3 Data Karakteristik Populasi Makrobentos yang Ditemukan Di Sungai Rejoso Kabupaten ... 79


(7)

viii

4.2 Pembahasan ... 82

4.2.1 Jenis Makrobentos yang Ditemukan Di Sungai Rejoso ... 83

4.2.2 Karakteristik Populasi Makrobentos Di Sungai Rejoso ... 85

4.2.3 Parameter Fisika-Kimia Perairan yang Mempengaruhi Keberadaan Makrobentos ... 86

4.2.4 Hubungan Tingkat Pencemaran dengan Keanekaragaman Makrobentos Di Sungai Rejoso... 89

4.3 Hasil Penelitian Sebagai Bahan Ajar... 94

4.3.1 Kejelasan Potensi ... 94

4.3.2 Kesesuaian dengan Tujuan Belajar ... 95

4.3.3 Ketepatan Sasarannya... 96

4.3.4 Kejelasan Informasi yang Diungkapkan ... 96

4.3.5 Kejelasan Pedoman Eksplorasinya... 96

4.3.6 Kejelasan Perolehan yang Diharapkan ... 96

BAB V PENUTUP... 98

5.1 Kesimpulan... 98

5.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA... 100


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Hubungan Kecepatan Arus, Konsentrasi Oksigen dan Fauna ...16

Tabel 2.2 Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas ...17

Tabel 2.3 Penggolongan Kualitas Air Berdasarkan Oksigen Terlarut...19

Tabel 2.4 Kriteria Kualitas Air Berdasarkan BOD ...20

Tabel 2.5 Beberapa Contoh Makroinvertebrata Berdasarkan Kepekaannya terhadap Bahan Pencemar ...25

Tabel 2.6 Ciri Lingkungan Tempat Hidup Family Ephemerellidae ...27

Tabel 2.7 Ciri Lingkungan Tempat Hidup Ordo Plecoptera...29

Tabel 2.8 Kategori dan Karakteristik Bahan Ajar Cetak ...32

Tabel 2.9 Kelebihan dan Kekurangan Jenis Bahan Ajar Non Cetak ...33

Tabel 2.10 Peranan Bahan Ajar ...37

Tabel 3.1 Kriteria Kualitas Air Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Jenis dan Parameter Fisika-Kimia...47

Tabel 4.1 Pengamatan Parameter Fisika-Kimia pada Setiap Stasiun di Sungai Rejoso pada Bulan Desember 2014...59

Tabel 4.2 Jenis dan Jumlah Makrobentos yang Ditemukan dalam Setiap Lokasi Di Sungai Rejoso pada Bulan Desember 2014...69

Tabel 4.3 Hasil Identifikasi Makrobentos di Sungai Rejoso pada Bulan Desember 2014 ...69

Tabel 4.4 Karakteristik Populasi Makrobentos (Ni, KR(Pi), K, C) Di Sungai Rejoso ...79

Tabel 4.5 Rata-Rata Keanekaragaman Makrobentos di Sungai Rejoso Berdasarkan Shannon-Wieners (H ) pada Bulan Desember 2014 ...80

Tabel 4.6 Kriteria Kualitas Air Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener ...81

Tabel 4.7 Hubungan Indeks Keanekaragaman dengan Tingkat Pencemaran Air di Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan pada Bulan Desember 2014...85


(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Family Ephemerellidae ...28

Gambar 2.2 Larva Hydropsyche ...28

Gambar 2.3 Nimfa Plecoptera...29

Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian ...40

Gambar 3.1 Skema Pengambilan Sampel ...47

Gambar 4.1 Foto PengamatanMelanoides tuberculata...71

Gambar 4.2 Foto PengamatanGillia altilis...72

Gambar 4.3 Foto PengamatanSulcospira hainanensis...73

Gambar 4.4 Foto PengamatanClogmia albipunctata...74

Gambar 4.5 Foto PengamatanClea helena...75

Gambar 4.6 Foto PengamatanThiara balonnensis...76

Gambar 4.7 Foto PengamatanTarebia granifera...77

Gambar 4.8 Foto PengamatanEsperian esperi...78


(10)

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Kedalaman pada Setiap Stasiun Di Sungai Rejoso pada Bulan Desember 2014 ...60 Grafik 4.2 Hasil Pengukuran Suhu pada Setiap Stasiun Di Sungai Rejoso pada

Bulan Desember 2014 ...61 Grafik 4.3 Hasil Pengukuran Kecepatan Arus pada Setiap Stasiun Di Sungai

Rejoso pada Bulan Desember 2014 ...62 Grafik 4.4 Hasil Pengukuran Kecerahan Air pada Setiap Stasiun Di Sungai Rejoso pada Bulan Desember 2014 ...63 Grafik 4.5 Hasil Pengukuran pH Airpada Setiap Stasiun Di Sungai Rejoso pada

Bulan Desember 2014 ...65 Grafik 4.6 Hasil Pengukuran DO pada Setiap Stasiun Di Sungai Rejoso pada

Bulan Desember 2014 ...66 Grafik 4.7 Hasil Pengukuran BOD pada Setiap Stasiun Di Sungai Rejoso pada

Bulan Desember 2014 ...67 Grafik 4.8 Hasil Pengukuran TSS pada Setiap Stasiun Di Sungai Rejoso pada


(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Parameter Fisika-Kimia pada Setiap Stasiun Di Sungai Rejoso pada Bulan Desember 2014 ... 104 Lampiran 2 Perhitungan Kecerahan Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan... 105 Lampiran 3 Jenis dan Jumlah Makrobentos Yang Ditemukan Dalam Setiap

Lokasi Di Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan Pada Bulan Desember 2014... 106 Lampiran 4 Hasil Identifikasi MAkrobentos Di Sungai Rejoso Pada Bulan

Desember 2014 ...107 Lampiran 5 Gambar Hasil Pengamatan Makrobentos ... 108 Lampiran 6 Karakteristik Populasi MAkrobentos (Ni, KR, K,C) Di Sungai

Rejoso Kabupaten Pasuruan Pada Bulan Desember 2014... 109 Lampiran 7 Perhitungan Karakteristik Populasi Makrobentos (K,KR, dan C) Di

Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan ... 110 Lampiran 8 Rata-rata Keanekaragaman MAkrobentos Di Sungai Rejoso

Berdasarkan Shanon-Wiener s (H ) Pada Bulan Desember 2014 . 117 Lampiran 9 Foto Kegiatan Penelitian... 122 Lampiran 10 Surat Penelitian ... 121 Lampiran 11 Hasil Penelitian Uji Kualitas Air Di Laboratoriun Jasa Tirta Kota

Malang ...123 Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 125


(12)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Rita. 2012. Kajian Kualitas Air Sungai Singkil Dengan Bioindikator Makrozoobentos Dan Plankton. Tesis Tidak Diterbitkan. Universitas Sumatra Utara. Medan

Badriyah, Rafiqatul. 2013. Pemanfaatan capung (Odonata) sebagai bioindikator Pencemaran Air di Daerah Aliran Sungai Brantas hulu Kota Batu. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang

Barrus AT. 2002.Pengantar Limnologi. Medan : USU Press.

Dhany. 2010.Langkah Penulisan LKS.(Online) (http:// www. Dhany. co.cc/ 2010/ 10/ Langkah-langakh-penulisan-lks. html) diakses Juni 2014.

Djamarah, S.B., & Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Edmondson, 2005. Fresh-Water Biology. Professor of Zoology Universitas of Washington Scattle

Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan Perairan, Kanisius. Yogyakarta

Fachrul, M. F. 2012.Metode Sampling Bioekologi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Fahcrul. 2007.Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta

Fardiaz,S. 1992.Polusi Air dan Udara, Yogyakarta : Kanisius

Ginting, E.H, 2006. Kualitas Perairan Hulu Sungai Ciliwung Ditinjau Dari Struktur Komunitas Makrozoobentos. Skripsi Tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Hasan, M. I. 2008.Pokok-Mokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta : Bumi Aksara.

Hutabarat, Fridolin. 2007. Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos pada Ekosistem Mangrove Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Dedagai. Tesis Tidak Diterbitkan. Universitas Sumatera Utara. Medan

Indawati. 1999. Pengaruh Tugas Tambahan pada pembelajaran dengan Menggunakan LKS terhadap Prestasi Belajar Kimia pada Kelas II SMU Angkasa Maros. Skripsi. Ujung Pandang : FPMIPA IKIP


(13)

xiv

Irianto, E.W. dan B. Machbub. 2003.Fenomena Hubungan Debit Air dan Kadar Zat Pencemar dalam Air Sungai.Diakses pada tanggal 12 Desember 2014. Kurniawan, Andri. 2013. Akuaponik: Sederhana Berhasil Ganda. Bangka

Belitung: UBB Press.

Lestari, Iin Winda. 2011. Bioassesment Air Sungai Rejoso di Kecamatan Rejoso Pasuruan dengan Makroinvertebrata. Surabaya : Institut Teknologi Surabaya.

Mahida, U.N, 1993.Pencemaran Air dan Pengolahan Limbah Industri. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Mandeville,S. M. 2002. Benthic Macroinvertebrates in Freshwaters- Taxa Tolerance Values, Metrics, and Protocols. New York :New York State Department of Environmental Conservation.

Maridi, 2013. Pencemaran Di Lingkungan Rumah Tangga dan Perkantoran. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Menaughton, S.J & Larry L woft. 1998.Ekologi Umum Edisi Kedua. Yogyakarta : gadjahmada University Press.

Michael, P. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Terjemahan Yanti, R. : Jakarta. Universitas Indonesia. Munadi, Yudhi. 2013.Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta :

Referensi

Nasution, 2013. Aplikasi Model Pembelajaran Dalam Perspektif Pendekatan Saintifik. http://sumut.kemenag.go.id/. Diakses tanggal 18 November 2014.

Nisa, Eva Shokifatun. 2006. Pengaruh Penurunan Kapasitas Alur Sungai Pekalongan terhadap Arpal Hunian di Tepi Sungai. Semarang : Universitas Diponegoro

Nybakken, 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta (Penerjemah H. Muhammad Eidman).

Odum, 1993.Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Poerwanti, 1998.Jenis-Jenis Penelitian. Gramedia. Jakarta.

Pratiwi, Yuli. 2010. Penentuan Tingkat Pencemaran Limbah Industri Tekstil Berdasarkan Nutrion Value Coeficient Bioindikator. Yogyakarta : Institut Sains & Teknologi AKPRIND. Yogyakarta


(14)

xv

Rahayu, Subekti. 2009.Monitoring Air Di Daerah Aliran Sungai. Bogor :

Rini, D.A. 2007. Mengenal Makroinvertebrata Bentos Warta Konservasi Lahan Basah. http//onrizal.files.wordpress.com. Diakses tanggal 18 Noveber 2014

Rofieq, Ainur. 2011. Hand Out Metode Penelitian Biologi. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (Do) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (Bod) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana, Volume XXX, Nomor 3, 2005 : 21 26.

Sari, Herti Ratna. 2011. Indikator Pencemaran. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Sastrawijaya, A.T.2009.Pencemaran lingkungan Cetakan ke-3. Jakarta : Rineka Cipta

Sastromiharjo, Andoyo. 2008. Media dan Sumber Pembelajaran. Universitas Pendidikan Indonesia.

Setyaningthias, sari. 2007. Kualitas Air Citarum Hulu Dengan Menggunakan Biomonitoring Makrozoobentos. Skripsi Tidak Diterbitkan. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Simamora, D.R. 2009. Studi Keanekaragaman Makrobentos di Aliran Sungai Padang Kota Tebing Tinggi. Skripsi Tidak Diterbitkan. Medan : USU Sina, Alma. 2005.Makrozoobenthos Sebagai Indikator Kualitas Air,Studi Kasus

: Sungai Cipeles, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Tesis Magister Program Studi Teknik Manajemen Lingkungan. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Sinaga. 2009. Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba Balige Kabupaten Toba Samosir. Tesis Tidak Diterbitkan. Universitas Sumatera Utara. Medan

Siregar, Zulsahlan. 2011. Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Siasis Kabupaten Tapanuli Selatan. Tesis Tidak Diterbitkan. Universitas Sumatra Utara. Medan

Sastrawijaya, A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Edisi Kedua. Rineka Cipta. Jakarta

Suarna, I.W. 2010.Permasalahan Kebisingan Di Kota Denpasar. Pusat Peneltian Lingkungan Hidup Universitas Udayana. Denpasar.


(15)

xvi

Sudarso, yoyok. 2009. Potensi Larva Thrichoptera sebagai Bioindikator Akuatik. LIPI: Pusat Penelitian Limnologi.

Sudjana. 2005.Metoda Statistik. Bandung. Penerbit Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Suheriyanto, Dwi. 2008.Ekologi Serangga. Malang : UIN-malang Press.

Sukadi. 1999. Pencemaran Sungai Akibat Buangan Limbah dan Pengaruhnya terhadap BOD dan DO. Bandung : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung.

Suriani, N.L. 2000. Kualitas Air Mangrove Ditinjau dari Sifat Fisik Kimia di Hutan Mangrove Patung Ngurah Rai Tuban Denpasar Selatan Bali. Jurnal Ecothopic.

Wargadinata. E.L. 1995. Makrobentos Sebagai Indikator Ekologi Di Sungai Percut. Tesis Tidak Diterbitkan. Program Pasca Sarjana Ilmu Pengetahuan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Universitas Sumatera Utara. Medan

Widjajanti, Endang. 2008. Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta.


(16)

1

✁ ✂

✄☎ ✆✝✁ ✞✟✠✟ ✁ ✆

✡☛ ✡✠ ☞✌ ☞✍ ✎✏ ☞✑☞✒✓

✔✕✖✗✘✙✘✚ ✛✘✚ ✜ ✢✗✘ ✜✚ ✙✜ ✣ ✛✕✛ ✕✚ ✜ ✤✗ ✣ ✕✥✜ ✙✜ ✤✘✚ ✤✗ ✦✜ ✧✚ ★✘ ✘ ✣✘✚

✛✕✚ ✖✤✘ ✢✗✩✣✘✚ ✢✘✛ ✧✘ ✤ ✘✙✘✜ ✩✗✛✥ ✘ ✤ ★✘✚✖ ✦✗✥✜ ✘✚ ✖ ✣ ✕ ✩✗✚ ✖ ✣✜ ✚ ✖✘✚✪ ✫✘✛✧✘ ✤ ✘✙✘✜

✩✗✛ ✥✘ ✤ ★✘✚✖ ✦✗✥ ✜✘✚✖ ✣ ✕ ✩✗✚✖✣✜✚✖✘✚ ✙ ✕✬ ✢ ✕✥✜ ✙ ✘ ✧✘✥✗✩✘ ✙✗ ✦✘ ✣ ✦✗ ✭✩✘ ✤ ✘ ✣✘✚

✛✕✚✗✛ ✥✜✩✣✘✚ ✧✕✚✮✕✛✘✬ ✘✚ ✦✘✚ ✧ ✕✚✮✕✛ ✘✬✘✚ ✘ ✣✘✚ ✛ ✕✚✗✛ ✥✜✩✣✘✚ ✣✕✬ ✜ ✢✘ ✣✘✚

✩✗✚✖✣✜ ✚✖✘✚✪ ✔✕✬✜✢✘ ✣✘✚ ✩✗✚✖✣✜✚✖✘✚ ✘ ✣✗✥ ✘✙ ✧ ✕✚✮✕✛✘✬ ✘✚ ✙ ✕✬✯✘ ✦✗ ✦✗✛ ✘✚✘ ✰✛✘ ✚✘ ★✘✚✖

✥✕✬ ✦✘✛✧✘ ✣ ✧✘ ✦✘ ✛✕✚✜ ✬✜ ✚✚ ★✘ ✣✕✛✘✛✧✜ ✘✚ ✩✗✚✖✣✜ ✚✖✘✚ ✜✚ ✙✜ ✣ ✛✕✛ ✕✚ ✜ ✤✗

✣ ✕✥✜ ✙✜ ✤✘✚✛ ✘✚✜✢✗✘✪

✱✕✚✮✕✛✘✬ ✘✚ ✩✗✚✖✣✜ ✚✖✘✚ ★✘✚✖ ✦✗ ✢✕✥ ✘✥ ✣✘✚ ✭✩✕✤ ✤✘ ✢✗✩ ✣ ✕✖✗✘✙✘✚ ✛✘✚ ✜ ✢✗✘

✢ ✕✤✘✬ ✗✰ ✤✘✬✗ ✦✘✚✗✚ ✦✜ ✢✙✬✗ ✘ ✣✘✚ ✢✕✛ ✘ ✣✗✚ ✛✕✚✘✛ ✥✘✤✥ ✕✥ ✘✚ ✧✕✚✮✕✛✘✬ ✘✚ ✩✗✚ ✖ ✣✜ ✚ ✖✘✚✪

✫✗ ✢✘ ✘✙✘✜ ✥ ✘ ✤✘✚ ✥✜ ✘✚ ✖✘✚ ✤✘ ✢✗✩ ✥✕✬✥ ✘ ✖✘✗ ✣✕ ✖✗✘✙✘✚ ✛ ✘✚✜✢✗✘ ✙ ✕✬ ✢ ✕✥✜ ✙ ✘✦✘ ★✘✚✖

✦✗✥✜ ✘✚ ✖✦✗✜ ✦✘✬✘ ✲ ✣✕✧ ✕✬✛ ✜ ✣✘✘✚✙✘✚ ✘ ✤✦✘✚✳✗✩✘★✘ ✤✰ ✳✗✩✘ ★✘ ✤✧ ✕✬ ✘✗✬✘✚✪ ✴✩✕✤✣✘✬ ✕✚ ✘

✗✙✜ ✧ ✕✚✮✕✛ ✘✬✘✚ ✦✗✥ ✕✦✘ ✣✘✚ ✛ ✕✚ ✯✘ ✦✗ ✙✗ ✖✘✲ ★✘✗✙✜ ✧ ✕✚✮✕✛ ✘✬✘✚ ✙✘✚ ✘ ✤✲ ✧✕✚✮✕✛✘✬✘✚

✜✦✘✬ ✘ ✦✘✚ ✧ ✕✚✮✕✛ ✘✬✘✚✘✗✬✪

✵✕✚ ✜✬ ✜✙ ✱✬✘✙✗✳✗ ✶✷ ✸✹ ✸✺✙✕✬✯✘ ✦✗✚ ★✘ ✧ ✕✚✮✕✛ ✘✬✘✚ ✧✘ ✦✘✘✗✬ ✘ ✣✘✚ ✛ ✕✚✖ ✖✘✚✖✖✜

✣ ✕✤✗ ✦✜ ✧✘✚ ✚✭✬✛ ✘✩ ✗ ✣✘✚ ✰✗ ✣✘✚ ✦✗ ✦✘✩✘✛ ✘✗✬ ✣✘✬ ✕✚✘ ✧ ✕✚✮✕✛ ✘✬✘✚ ✘✗✬ ✛✕✚ ★ ✕✥✘✥✣✘✚

✛✕✚✜ ✬✜✚ ✚ ★✘ ✣✜✘✩✗✙✘ ✢ ✧✕✬ ✘✗✬ ✘✚✪ ✻✕✚✖✘✚ ✧ ✕✚ ✜✬✜ ✚ ✘✚ ✣✜ ✘✩✗✙✘ ✢ ✧✕✬ ✘✗✬✘✚ ✛ ✘ ✣✘ ✦✘ ★✘

✦✜ ✣✜✚✖ ✧ ✕✬✘✗✬ ✘✚ ✙ ✕✬ ✤✘ ✦✘ ✧ ✭✬ ✖✘✚ ✗ ✢✛✕ ✘ ✣✜ ✘✙✗ ✣ ★✘✚✖ ✤✗ ✦✜✧ ✦✗ ✦✘✩✘✛ ✘✗✬ ✯✜ ✖✘ ✘ ✣✘✚

✛✕✚✜ ✬✜✚✪ ✱✕✚✮✕✛✘✬ ✘✚ ✘✗✬ ✦✘ ✧✘✙ ✦✗✙✘✚✦✘✗ ✭✩✕✤ ✧✕✚✜ ✬✜✚ ✘✚ ✛✜ ✙✜ ✲ ✥ ✘✗ ✣ ✘✗✬ ✦✘✬✘✙✘✚

✶✦✘✚ ✘✜✲ ✬✘✳✘ ✲ ✢✜ ✚✖✘✗ ✦✘✚ ✘✗✬ ✙✘✚ ✘ ✤✺ ✛✘✜✧✜ ✚ ✘✗✬ ✩✘✜✙ ✢ ✕✥✘✖✘✗ ✢✜ ✘✙✜ ✘ ✣✗✥✘✙ ✦✘✬✗


(17)

✾✿❀❁ ✿❂ ❃❄ ❃❀ ❃❅❄ ❆ ❅ ❇ ❈ ❀❉ ❃❅ ❊✿❀ ❊❈ ❆ ❅❃❋ ❅● ❃❊❋ ❃❀ ❍■ ✿❏ ❋✿❏❅❆ ❈❑ ❃❀ ❆ ❅ ❇ ✿❋ ❅❊❃❄❀ ▲❃

●❃❅❋ ❑ ❃❆❃❇ ❈❀ ❉❃❅ ❅❊❈ ❇ ✿❀❆❅❄❅❂❃❈❑❈❀ ❑✿❄❅■ ❃❋❈❂❃❀ ❈❇ ❅❃❇ ✿●❃❉❃❅❑✿❀ ❉❉❈ ❀ ❃▼ ◆❋❅●❃❊

●❈❃❀ ❉❃❀ ❆❃❄❅ ❃❋❊❅❖ ❅❊❃❇ ❄ ❈❂❃❏ ❊❃❀❉ ❉❃ ● ❃❏❋❃❀ ■ ❅❂● ❃❏ ▲❃❀ ❉ ❆ ❃❊❃ ❀❉ ❆❃❄❅ ❆ ❃✿❄ ❃❏

❅❀❆ ❈❇ ❊❄ ❅ ❂ ✿❀ ▲✿●❃● ❋ ❃❀ ❊✿❄❉ ❃❀❉ ❉❈ ❀ ▲❃ ✿❋❍❇ ❅❇ ❊✿❂ ❇ ❈ ❀❉❃❅▼ P✿❊❅❃❑ ❇ ❈ ❀ ❉❃❅ ❂✿❂ ❅■ ❅❋ ❅

❋ ❃❄❃❋❊✿ ❄❅❇ ❊❅❋ ❂❃❇ ❅❀ ❉◗❂ ❃❇ ❅❀ ❉ ▲❃❀ ❉ ● ✿❄● ✿❆❃ ❇ ❃❊❈ ❆✿❀ ❉❃❀ ▲❃❀ ❉ ■ ❃❅❀▼ ✾✿❄● ✿❆❃❃❀

❊✿❄❇ ✿●❈❊ ❆ ❃❑❃❊ ❆❅■ ❅❏ ❃❊ ❆ ❃❄ ❅ ❋ ✿❃❆ ❃❃❀ ❘❅❇ ❅❋❙ ❋❅❂❅❃ ❆ ❃❀ ●❅❍■ ❍❉ ❅ ▲❃❀ ❉ ❃❆❃ ❆ ❅ ❇ ❈ ❀❉ ❃❅

❚P❈ ❋❃❆❅❙❯❱❱ ❱ ❲▼

P❈ ❀❉ ❃❅ ❂✿❄❈❑❃❋ ❃❀ ❇ ❃■ ❃❏ ❇ ❃❊❈ ❇ ❈❂ ● ✿❄ ❆❃▲❃ ❃❅❄ ▲❃❀ ❉ ● ❃❀ ▲❃❋ ❂ ✿❂ ● ✿❄❅❋ ❃❀

❂❃❀❘❃❃❊ ●❃❉❅ ❋✿❏ ❅❆❈❑❃❀ ❂ ❃❀ ❈❇ ❅❃❙ ❀ ❃❂ ❈ ❀ ❇ ❈❀ ❉❃❅ ❳❈ ❉❃ ❆❃❑ ❃❊ ❂✿❀❅❂ ● ❈■ ❋❃❀

●✿❄●❃❉❃❅ ❑ ✿❄❇ ❍ ❃■ ❃❀❙ ❆❃❀ ●❃❏ ❋ ❃❀●✿❀❁ ❃❀ ❃ ●❃❉❅ ❋ ✿❏ ❅❆❈❑❃❀ ❆❅ ❇ ✿❋❅❊❃❄ ❀▲❃▼ ❨✿❀❁ ❃❀ ❃

❊✿❄❇ ✿●❈❊ ❆ ❃❑❃❊ ● ✿❄ ❃❩ ❃■ ❆ ❃❄❅ ❋❈ ❄❃❀ ❉❀ ▲❃ ❑✿❄❏❃❊❅❃❀ ❊✿❄❏❃❆ ❃❑ ❋✿●✿❄❃❆❃❃❀ ❆ ❃❀

❑✿❂ ✿■ ❅❏❃❄❃❃❀ ❃■ ❈❄ ❇ ❈❀ ❉❃❅▼ P❈ ❀❉ ❃❅ ❆ ❅❳❃❆❅❋❃❀ ❊✿❂❑❃❊ ❑✿❂●❈❃❀ ❉❃❀ ■ ❅❂●❃❏❙ ● ❃❅❋

■ ❅❂ ● ❃❏ ❑❃❆ ❃❊ ❂❃❈❑❈❀ ■❅❂ ● ❃❏ ❁ ❃❅❄ ❚❬❅❇ ❃❙ ✽❭ ❭❪❲ ❆ ❃❀ ❋ ❍❀❆ ❅❇ ❅ ❇ ✿❑✿❄❊❅ ❅❀❅ ❆❃❑ ❃❊

❆❅❳❈❂ ❑ ❃❅❆❅❇ ❈❀ ❉❃❅❫ ✿❳❍❇ ❍❴❃●❈❑❃❊✿❀✾❃❇ ❈ ❄❈ ❃❀▼

P❈ ❀❉❃❅ ❫ ✿❳❍❇ ❍ ❂ ✿❄ ❈❑❃❋❃❀ ●❃❆ ❃ ❀ ❃❅❄ ▲❃❀❉ ❊✿❄■ ✿❊❃❋ ❆ ❅ ❴✿❁ ❃❂ ❃❊❃❀ ❫ ✿❳❍❇ ❍❙

✾❃❇ ❈❄ ❈❃❀▼ P❈ ❀❉ ❃❅ ❅❀ ❅ ❂✿❂❑❈❀ ▲❃❅ ❑❃❀ ❳❃❀❉ ±25 km yang dimulai dari mata air Umbulan dan berakhir di Selat Madura (Lestari, 2011). Hasil studi pendahuluan peneliti di sungai Rejoso Pasuruan serta hasil wawancara dengan penduduk sekitar sungai ditemukan bahwa sungai tersebut diindikasikan tercemar karena buangan limbah pabrik MSG dan pabrik gula. Sungai Rejoso ini sebagian besar dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mengairi tambak milik warga. Beberapa tahun belakangan ini ikan yang ada di dalam tambak milik warga banyak yang mati, akibat tercemarnya air sungai karena buangan limbah pabrik. Tidak hanya itu, ikan-ikan yang hidup di sungai juga mulai jarang ditemui.


(18)

3

Perkembangan usaha industri di Jawa Timur selama ini berdampak positif bagi perekonomian masyarakat, namun juga menimbulkan masalah bagi sumber daya air Sungai Rejoso. Hal ini disebabkan oleh hampir semua limbah domestik, pertanian dan industri dibuang ke sungai tanpa melalui pengolahan yang memadai. Adanya aktivitas pabrik tersebut, secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi kualitas air dan kondisi fisik badan perairan yang pada akhirnya akan mempengaruhi biota yang di dalam sungai tersebut salah satunya adalah hewan bentos (makrobentos).

Hewan bentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan baik sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan bentos mempunyai peranan dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik di dalam perairan, serta menduduki beberapa tingkatan tropik dalam rantai makanan (Odum, 1993). Makrobentos ini dapat digunakan untuk menduga status suatu perairan, dengan demikian kelimpahan dan keanekaragaman makrobentos mempengaruhi perubahan kualitas air. Kelimpahan dan keanekaragaman ini sangat tergantung pada toleransi dan aktivitas serta sensitivitas terhadap perubahan lingkungan. Kisaran toleransi dari makrobentos terhadap lingkungan adalah berbeda-beda (Simamora, 2009).

Keragaman hewan invertebrata termasuk dalam pembelajaran biologi di kelas X SMA. KD 3.8 (Kurikulum 2013) menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pencemaran Air dengan Keanekaragaman


(19)

4

Makrobentos di Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan sebagai Bahan Ajar Biologi .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat pencemaran air di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan? 2. Bagaimana keanekaragaman makrobentos di sungai Rejoso Kabupaten

Pasuruan?

3. Adakah hubungan antara tingkat pencemaran air dengan keanekaragaman makrobentos di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis tingkat pencemaran air di sungai Rejoso di Kabupaten Pasuruan

2. Untuk menganalisis keanekaragaman makrobentos di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan

3. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pencemaran air dengan keanekaragaman makrobentos di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan


(20)

5

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah bagi peneliti selanjutnya atau menjadi dasar acuan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan keanekaragaman makrobentos di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan. Menambah ilmu pengetahuan dan keilmuan bagi peneliti tentang hubungan tingkat pencemaran dengan keanekaragaman makrobentos serta dapat memperluas terapan keilmuan peneliti pada mata kuliah Invertebrata.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Mengetahui cara menentukan tingkat pencemaran air yang praktis, mudah, dan murah untuk dilakukan yakni dengan menggunakan keanekaragaman makrobentos

b. Bagi Siswa

Sebagai seorang guru, hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian pendidikan lingkungan hidup dan pemanfaatan makrobentos sebagai indikator biologis kualitas air sungai yang dapat digunakan untuk pembelajaran siswa jenjang SMA kelas X.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapakan memberikan sumbangan pemikiran dengan lebih mementingkan dampak dari kurangnya memelihara lingkungan


(21)

6

1.5 Batasan Penelitian

Agar penelitian tidak menyimpang dari fokus permasalahan, perlu adanya batasan penelitian sebagai berikut :

1. Tingkat pencemaran air sungai Rejoso yang diamati meliputi data pencemaran fisik, kimia, dan biologi

2. Keanekaragaman makrobentos yang diteliti yaitu makrobentos yang ditemukan di masing-masing stasiun pengamatan di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan

3. Stasiun pengamatan akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

a. Stasiun I di aliran sungai sebelum pembuangan limbah pabrik (±5km) b. Stasiun II di aliran sungai tepat pembuangan limbah pabrik (±1km) c. Stasiun III di aliran sungai setelah pembuangan limbah pabrik (±5km) 4. Identifikasi makrobentos akan dilakukan di Laboratorium Perikanan

Universitas Muhammadiyah Malang dan uji kualitas air secara kimia akan dilakukan di Laboratorium Jasa Tirta Malang

5. Buku pedoman yang digunakan untuk identifikasi makrobentos menggunakan Fresh-Water Biology

1.6 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran maka peneliti memberikan beberapa definisi yang perlu diketahui, sebagai berikut :

1. Pencemaran adalah masuknya bahan pencemar (polutan) sebagai akibat dari kegiatan manusia atau proses alam yang ditemukam di tempat, saat, dan jumlah yang tidak selayaknya (Maridi, 2013)


(22)

7

2. Pencemaran air adalah masuknya bahan pencemar ke dalam air akibat kegiatan manusia atau alam yang menyimpang dari keadaan normalnya (Simamora, 2009).

3. Tingkat pencemaran air adalah tinggi rendah masuknya bahan pencemar ke dalam air akibat kegiatan manusia atau alam yang menyimpang dari keadaan normalnya (Simamora, 2009).

4. Keanekaragaman adalah berbagai macam (variasi) bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk hidup (Kamus Biologi)

5. Hewan bentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan baik sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan bentos mempunyai peranan dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik di dalam perairan, serta menduduki beberapa tingkatan tropik dalam rantai makanan (Odum, 1993).

6. Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru atau siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar memiliki posisi amat penting dalam pembelajaran, yakni sebagai representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas. Keterangan-keterangan guru, uraian-uraian yang harus disampaikan guru, dan informasi yang harus disajikan guru dihimpun di dalam bahan ajar. Dengan demikian, guru juga akan dapat mengurangi kegiatannya menjelaskan pelajaran, memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam belajar atau membelajarkan siswa (Indawati, 1999).


(1)

✾✿❀❁ ✿❂ ❃❄ ❃❀ ❃❅❄ ❆ ❅ ❇ ❈ ❀❉ ❃❅ ❊✿❀ ❊❈ ❆ ❅❃❋ ❅● ❃❊❋ ❃❀ ❍■ ✿❏ ❋✿❏❅❆ ❈❑ ❃❀ ❆ ❅ ❇ ✿❋ ❅❊❃❄❀ ▲❃ ●❃❅❋ ❑ ❃❆❃❇ ❈❀ ❉❃❅ ❅❊❈ ❇ ✿❀❆❅❄❅❂❃❈❑❈❀ ❑✿❄❅■ ❃❋❈❂❃❀ ❈❇ ❅❃❇ ✿●❃❉❃❅❑✿❀ ❉❉❈ ❀ ❃▼ ◆❋❅●❃❊ ●❈❃❀ ❉❃❀ ❆❃❄❅ ❃❋❊❅❖ ❅❊❃❇ ❄ ❈❂❃❏ ❊❃❀❉ ❉❃ ● ❃❏❋❃❀ ■ ❅❂● ❃❏ ▲❃❀ ❉ ❆ ❃❊❃ ❀❉ ❆❃❄❅ ❆ ❃✿❄ ❃❏ ❅❀❆ ❈❇ ❊❄ ❅ ❂ ✿❀ ▲✿●❃● ❋ ❃❀ ❊✿❄❉ ❃❀❉ ❉❈ ❀ ▲❃ ✿❋❍❇ ❅❇ ❊✿❂ ❇ ❈ ❀❉❃❅▼ P✿❊❅❃❑ ❇ ❈ ❀ ❉❃❅ ❂✿❂ ❅■ ❅❋ ❅ ❋ ❃❄❃❋❊✿ ❄❅❇ ❊❅❋ ❂❃❇ ❅❀ ❉◗❂ ❃❇ ❅❀ ❉ ▲❃❀ ❉ ● ✿❄● ✿❆❃ ❇ ❃❊❈ ❆✿❀ ❉❃❀ ▲❃❀ ❉ ■ ❃❅❀▼ ✾✿❄● ✿❆❃❃❀ ❊✿❄❇ ✿●❈❊ ❆ ❃❑❃❊ ❆❅■ ❅❏ ❃❊ ❆ ❃❄ ❅ ❋ ✿❃❆ ❃❃❀ ❘❅❇ ❅❋❙ ❋❅❂❅❃ ❆ ❃❀ ●❅❍■ ❍❉ ❅ ▲❃❀ ❉ ❃❆❃ ❆ ❅ ❇ ❈ ❀❉ ❃❅ ❚P❈ ❋❃❆❅❙❯❱❱ ❱ ❲▼

P❈ ❀❉ ❃❅ ❂✿❄❈❑❃❋ ❃❀ ❇ ❃■ ❃❏ ❇ ❃❊❈ ❇ ❈❂ ● ✿❄ ❆❃▲❃ ❃❅❄ ▲❃❀ ❉ ● ❃❀ ▲❃❋ ❂ ✿❂ ● ✿❄❅❋ ❃❀ ❂❃❀❘❃❃❊ ●❃❉❅ ❋✿❏ ❅❆❈❑❃❀ ❂ ❃❀ ❈❇ ❅❃❙ ❀ ❃❂ ❈ ❀ ❇ ❈❀ ❉❃❅ ❳❈ ❉❃ ❆❃❑ ❃❊ ❂✿❀❅❂ ● ❈■ ❋❃❀ ●✿❄●❃❉❃❅ ❑ ✿❄❇ ❍ ❃■ ❃❀❙ ❆❃❀ ●❃❏ ❋ ❃❀●✿❀❁ ❃❀ ❃ ●❃❉❅ ❋ ✿❏ ❅❆❈❑❃❀ ❆❅ ❇ ✿❋❅❊❃❄ ❀▲❃▼ ❨✿❀❁ ❃❀ ❃ ❊✿❄❇ ✿●❈❊ ❆ ❃❑❃❊ ● ✿❄ ❃❩ ❃■ ❆ ❃❄❅ ❋❈ ❄❃❀ ❉❀ ▲❃ ❑✿❄❏❃❊❅❃❀ ❊✿❄❏❃❆ ❃❑ ❋✿●✿❄❃❆❃❃❀ ❆ ❃❀ ❑✿❂ ✿■ ❅❏❃❄❃❃❀ ❃■ ❈❄ ❇ ❈❀ ❉❃❅▼ P❈ ❀❉ ❃❅ ❆ ❅❳❃❆❅❋❃❀ ❊✿❂❑❃❊ ❑✿❂●❈❃❀ ❉❃❀ ■ ❅❂●❃❏❙ ● ❃❅❋ ■ ❅❂ ● ❃❏ ❑❃❆ ❃❊ ❂❃❈❑❈❀ ■❅❂ ● ❃❏ ❁ ❃❅❄ ❚❬❅❇ ❃❙ ✽❭ ❭❪❲ ❆ ❃❀ ❋ ❍❀❆ ❅❇ ❅ ❇ ✿❑✿❄❊❅ ❅❀❅ ❆❃❑ ❃❊ ❆❅❳❈❂ ❑ ❃❅❆❅❇ ❈❀ ❉❃❅❫ ✿❳❍❇ ❍❴❃●❈❑❃❊✿❀✾❃❇ ❈ ❄❈ ❃❀▼

P❈ ❀❉❃❅ ❫ ✿❳❍❇ ❍ ❂ ✿❄ ❈❑❃❋❃❀ ●❃❆ ❃ ❀ ❃❅❄ ▲❃❀❉ ❊✿❄■ ✿❊❃❋ ❆ ❅ ❴✿❁ ❃❂ ❃❊❃❀ ❫ ✿❳❍❇ ❍❙ ✾❃❇ ❈❄ ❈❃❀▼ P❈ ❀❉ ❃❅ ❅❀ ❅ ❂✿❂❑❈❀ ▲❃❅ ❑❃❀ ❳❃❀❉ ±25 km yang dimulai dari mata air Umbulan dan berakhir di Selat Madura (Lestari, 2011). Hasil studi pendahuluan peneliti di sungai Rejoso Pasuruan serta hasil wawancara dengan penduduk sekitar sungai ditemukan bahwa sungai tersebut diindikasikan tercemar karena buangan limbah pabrik MSG dan pabrik gula. Sungai Rejoso ini sebagian besar dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mengairi tambak milik warga. Beberapa tahun belakangan ini ikan yang ada di dalam tambak milik warga banyak yang mati, akibat tercemarnya air sungai karena buangan limbah pabrik. Tidak hanya itu, ikan-ikan yang hidup di sungai juga mulai jarang ditemui.


(2)

Perkembangan usaha industri di Jawa Timur selama ini berdampak positif bagi perekonomian masyarakat, namun juga menimbulkan masalah bagi sumber daya air Sungai Rejoso. Hal ini disebabkan oleh hampir semua limbah domestik, pertanian dan industri dibuang ke sungai tanpa melalui pengolahan yang memadai. Adanya aktivitas pabrik tersebut, secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi kualitas air dan kondisi fisik badan perairan yang pada akhirnya akan mempengaruhi biota yang di dalam sungai tersebut salah satunya adalah hewan bentos (makrobentos).

Hewan bentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan baik sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan bentos mempunyai peranan dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik di dalam perairan, serta menduduki beberapa tingkatan tropik dalam rantai makanan (Odum, 1993). Makrobentos ini dapat digunakan untuk menduga status suatu perairan, dengan demikian kelimpahan dan keanekaragaman makrobentos mempengaruhi perubahan kualitas air. Kelimpahan dan keanekaragaman ini sangat tergantung pada toleransi dan aktivitas serta sensitivitas terhadap perubahan lingkungan. Kisaran toleransi dari makrobentos terhadap lingkungan adalah berbeda-beda (Simamora, 2009).

Keragaman hewan invertebrata termasuk dalam pembelajaran biologi di kelas X SMA. KD 3.8 (Kurikulum 2013) menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pencemaran Air dengan Keanekaragaman


(3)

Makrobentos di Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan sebagai Bahan Ajar Biologi .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat pencemaran air di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan? 2. Bagaimana keanekaragaman makrobentos di sungai Rejoso Kabupaten

Pasuruan?

3. Adakah hubungan antara tingkat pencemaran air dengan keanekaragaman makrobentos di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis tingkat pencemaran air di sungai Rejoso di Kabupaten Pasuruan

2. Untuk menganalisis keanekaragaman makrobentos di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan

3. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pencemaran air dengan keanekaragaman makrobentos di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan


(4)

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah bagi peneliti selanjutnya atau menjadi dasar acuan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan keanekaragaman makrobentos di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan. Menambah ilmu pengetahuan dan keilmuan bagi peneliti tentang hubungan tingkat pencemaran dengan keanekaragaman makrobentos serta dapat memperluas terapan keilmuan peneliti pada mata kuliah Invertebrata.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Mengetahui cara menentukan tingkat pencemaran air yang praktis, mudah, dan murah untuk dilakukan yakni dengan menggunakan keanekaragaman makrobentos

b. Bagi Siswa

Sebagai seorang guru, hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian pendidikan lingkungan hidup dan pemanfaatan makrobentos sebagai indikator biologis kualitas air sungai yang dapat digunakan untuk pembelajaran siswa jenjang SMA kelas X.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapakan memberikan sumbangan pemikiran dengan lebih mementingkan dampak dari kurangnya memelihara lingkungan


(5)

1.5 Batasan Penelitian

Agar penelitian tidak menyimpang dari fokus permasalahan, perlu adanya batasan penelitian sebagai berikut :

1. Tingkat pencemaran air sungai Rejoso yang diamati meliputi data pencemaran fisik, kimia, dan biologi

2. Keanekaragaman makrobentos yang diteliti yaitu makrobentos yang ditemukan di masing-masing stasiun pengamatan di sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan

3. Stasiun pengamatan akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

a. Stasiun I di aliran sungai sebelum pembuangan limbah pabrik (±5km) b. Stasiun II di aliran sungai tepat pembuangan limbah pabrik (±1km) c. Stasiun III di aliran sungai setelah pembuangan limbah pabrik (±5km) 4. Identifikasi makrobentos akan dilakukan di Laboratorium Perikanan

Universitas Muhammadiyah Malang dan uji kualitas air secara kimia akan dilakukan di Laboratorium Jasa Tirta Malang

5. Buku pedoman yang digunakan untuk identifikasi makrobentos menggunakan Fresh-Water Biology

1.6 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran maka peneliti memberikan beberapa definisi yang perlu diketahui, sebagai berikut :

1. Pencemaran adalah masuknya bahan pencemar (polutan) sebagai akibat dari kegiatan manusia atau proses alam yang ditemukam di tempat, saat, dan jumlah yang tidak selayaknya (Maridi, 2013)


(6)

2. Pencemaran air adalah masuknya bahan pencemar ke dalam air akibat kegiatan manusia atau alam yang menyimpang dari keadaan normalnya (Simamora, 2009).

3. Tingkat pencemaran air adalah tinggi rendah masuknya bahan pencemar ke dalam air akibat kegiatan manusia atau alam yang menyimpang dari keadaan normalnya (Simamora, 2009).

4. Keanekaragaman adalah berbagai macam (variasi) bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk hidup (Kamus Biologi)

5. Hewan bentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan baik sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan bentos mempunyai peranan dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik di dalam perairan, serta menduduki beberapa tingkatan tropik dalam rantai makanan (Odum, 1993).

6. Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru atau siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar memiliki posisi amat penting dalam pembelajaran, yakni sebagai representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas. Keterangan-keterangan guru, uraian-uraian yang harus disampaikan guru, dan informasi yang harus disajikan guru dihimpun di dalam bahan ajar. Dengan demikian, guru juga akan dapat mengurangi kegiatannya menjelaskan pelajaran, memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam belajar atau membelajarkan siswa (Indawati, 1999).