54
hanya sekitar satu meter bahkan kurang. Yang menarik pada lukisan ini adalah bahan warna dan pembuatan pada corak yang ada di dinding-dinding gua.
Ceruk  ini  menjadi  menarik  bagi  pengunjung  terkait  keberadaan  lukisan  yang diklaim  sebagai  lukisan  layang-layang.  Oleh  karenanya  perlombaan  layang-layang
dijadikan event tahunan di Muna dan salah satu lokasinya adalah pada gunung karst ini.  Perlu  diketahui  bahwa  masyarakat  Muna  sangat  kental  dengan  layang
tradisionalnya.  Lukisan  pada  ceruk  tidak  banyak,  hanya  sekitar  sepuluh  buah.  Salah satunya  adalah  lukisan  manusia  bermain  layangan.  Lukisan  manusia  yang
digambarkan  terdapat  dua  tipe  yakni  manusia  yang  menggunakan  pakaian  hingga sebatas  lutut  dan  manusia  berupa  garis  sederhana  membentuk  kaki,  tangan  dan
kepala.
2. Keistimewaan Liang Kabori
Di dalam lukisan liang kabori tersimpan sebuah misteri kehidupan masyarakat prasejarah dari suku muna. Hal tersebut tergambar pada 130 aneka lukisan berwarna
merah  yang  terdapat  pada  dinding  gua,  mulai  dari  pintu  masuk  hingga  pada  bagian terdalam  gua  dari  berbagai  aneka  ragaman  lukisan.  Salah  satu  tegambar  cara  hidup
masyrakat  suku  muna  masa  lalu  mulai  dari  bercorak  tanam,  beternak,  berburu, beradaptasi  dengan  lingkungan,  dan  berperan  untuk  mempertahankan  diri  dari
serangan  musuh.  Diantara  lukisan  gambar  yang  ada  dalam  gua  ini  adalah  gambar seseorang yang menaiki seekor gajah, gambar matahari, pohon kelapa, bintang ternak
seperti sapi, kuda, serta laying-layang. Pada lukisan terdapat sebuah pesan simbolok dari  masyarakat  suku  muna  purba  bagi  generasi  muda  tentang  arti  nilai  sejarah
dengan mencatat setiap peristiwa yang dialami pada saat itu.
Daya tarik dari gambar-gambar itu adalah misteri dibalik pemilihan bahan dan warna yang dipakai untuk melukis, walaupun usia lukisan telah berusia ribuan tahun,
tetapi  warnanya  tetap  bagus  dan  masih  terlihat  dengan  jelas.  Kondisi  ini  tentunya kontras  dengan  penggunaan  warna  pada  saat  sekarang  yang  mudah  hilang  dalam
waktu singkat. Berikut fungsi-fungsi gambar yang ada dalam gua yaitu :
55
  Gunung  berfungsi  untuk  mengetahui  bahwa  letak  gua  dibagian  lereng gunung
  Hewan  berfungsi  untuk  memburu  atau  menangkap  seperti  rusa  atau  untuk mengusir hewan buas lain
  Matahari berfungsi untuk mengetahui terbit dan tenggelam   Kapal berfungsi untuk alat penyebarangan kapal melalui laut
  Orang  yang  naik  kuda  berfungsi  untuk  meyembela  atau  mencari  hewan.
Hewan yang dapat dimakan untuk kelangsung hidup mereka   Laba-laba  berfungsi  bahan  makanan  mereka  sebelum  mengenal  adanya
bercocok tanam.
3. Lukisan Layangan
Tidak  terlepas  dari  lukisan  di  dinding  Gua  Liang  Kabori  adanya  Layangan, tradisi  bermain  layang-layang  yang  dalam  bahasa  setempat  disebut  kaghati  masih
berlangsung  sampai  saat  ini  di  Muna.  Keunikan  layang-layang  dari  Muna  ini  juga memikat  penggemar  layangan  dari  seluruh  dunia.  Berbeda  dengan  layang-layang
daerah lain yang terbuat dari kertas dan kain, layang-layang Muna terbuat dari daun. Mengambil lembar demi lembar daun kolope yang telah kering kemudian memotong
ujung- ujungnya dengan pisaunya yang tajam. Satu per satu daun tadi di jahit dengan lidi  pada  kerangka  layangan  yang  terbuat  dari  kulit  waru,  serat  nanas  hutan  untuk
dibuat tali layangan. Pada  periode  waktu  itulah  angin  timur  bertiup  kencang  sehingga  mampu
menerbangkan layang- layang selama tujuh hari tanpa pernah diturunkan. Bila selama tujuh hari layang-layang yang diterbangkan tidak jatuh, si pemilik layang-layang akan
menggelar  acara  syukuran.  Kini  hanya  segelintir  orang  yang  bisa  membuat  layang- layang daun.
Lukisan  goa-goa  di  Liang  Kabori  menunjukkan  bahwa  masyarakat  pada  masa itu sudah mengenal budaya bermain layangan. layang-layang adalah permainan para
petani  pada  masa  itu..Oleh  nenek  moyang  orang  Muna,  layang-layang  digunakan sebagai alat untuk mengusir hewan perusak ladang dan kebun mereka. Pada layang-
56
layang  ini  dikaitkan  sebuah  alat  dari  kayu  yang  bisa  berbunyi  nyaring  bila  tertiup angin.
4.1.2. Identifikasi Kondisi Aspek Aksesbilitas di Kawasan Liang Kabori