Potensi Karang Anyer Sebagai Objek Wisata Di Kabupaten Simalungun

(1)

POTENSI KARANG ANYER SEBAGAI OBJEK WISATA

DI KABUPATEN SIMALUNGUN

KERTAS KARYA

OLEH

MUHAMMAD YASIN

082204009

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya

: POTENSI KARANG ANYER

SEBAGAI OBJEK WISATA DI

KABUPATEN SIMALUNGUN

Oleh

: MUHAMMAD YASIN

NIM

: 082204009

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, M.A.

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

Ketua,

NIP. 19640821 199802 2 001

Arwina Sufika, S.E., M.Si.


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

POTENSI KARANG ANYER SEBAGAI OBJEK WISATA

DI KABUPATEN SIMALUNGUN

OLEH

MUHAMMAD YASIN

082204009

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Drs. Gustanto, M.Hum.

NIP. 19630805 198903 1 004 NIP. 19590907 198702 1 002


(4)

ABSTRAK

Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam yang memiliki daya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaannya.

Untuk meningkatkan potensi atraksi wisata disuatu daerah perlu ada usaha-usaha untuk mengembangkan dan membangun objek dan atraksi wisata yang sudah ada maupun usaha untuk menciptakan objek dan atraksi wisata baru. Misalnya dengan menggariskan kebijaksanaan pariwisata jangka panjang dan jangka pendek, menyiapkan, memberi dan menyebarkan informasi kepariwisataan dengan ruang lingkup yang seluas-luasnya.

Pengembangan objek wisata Karang Anyer ini maish baru, sehingga masih perlu ditngkatkan sosialisasi baik dari pihak Pemerintah Kabupaten Simalungun, Pihak Swasta, Masyarakat Setempat serta pihak-pihak lain agar bias memberikan penataan yang serius dan terarah kepada pihak yang professional di dunia pariwisata.

Penyediaan sarana dan prasarana menuju kawasan pemandian Karang Anyer ini dapat mendorong kunjungan wisatawan, disamping kebijaksanaan pemerintah dan dukungan atau partisipasi masyarakat didaerah objek wisata ini akan menarik para wisatawan mengunjungi daerah tersebut.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, penulis juga mengucapkan shalawat beriring salam kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya kepada alam yang terang benderang, semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumil akhir nanti.

Dalam penulisan kertas karya ini penulis telah banyak mendapat bantuan, dorongan, bimbingan, serta fasilitas-fasilitas dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dengan ketulusan hati terutama kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda H.

Abdul Rahman dan Ibunda Hj. Rosni yang telah member dukungan moril Doa

maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III jurusan Pariwisata USU.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi- tingginya kepada :

1. Bapak Dr.Syahron Lubis, M.A. selaku dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, SE.M.Si. selaku ketua Program Studi Diploma III Pariwisata, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Solahuddin Nasution, SE, MSP. selaku koordinator Praktek Bidang Keahlian Usaha Wisata Program Studi Diploma III Pariwisata.


(6)

4. Bapak Drs. Gustanto, M.Hum. Selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan kertas karya ini.

5. Bapak Drs. Harris Sutan Lubis, MSPD. selaku dosen pembaca.

6. Seluruh staff pengajar Program Diploma III Pariwisata Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing penulis selama dibangku perkuliahan.

7. Teristimewa buat Dedi Setiady yang telah meminjamkan laptopnya tiap hari untuk mengerjakan kertas karya ini sampai selesai.

8. Buat bang Iwan, Azura, Andi ar, Idris, bang Hendra, bang Izal, Veron, Andes, Aris Arwida yang telah memberikan dorongan untuk menyelesaikan perkuliahan ini.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Program Study Pariwisata Angkatan 2008 : Gani, Jo, Rossi, Hendri, Ariwan, Intan, Eki, Tara dan teman-teman yang lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

10.Serta pihak-pihak lain yang tidak disebutkan disini yang telah membantu. Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan-kesalahan yang terdapat pada kertas karya ini, dan kiranya kertas karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca semua.

Medan, 17 maret 2011 Penulis :


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Metode Penulisan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan kepariwisataan ... 5

2.2 Pengertian Industri dan Produk Wisata ... 7

2.1.1Industri Pariwisata ... 7

2.1.2Produk Pariwisata ... 8

2.1.3Pengertian Wisata Alam... 10

2.3 Uraian Teoritis Tentang Objek dan Atraksi Wisata ... 11

2.3.1Ruang Lingkup Objek dan Atraksi Wisata ... 12

2.3.2Pengembangan Objek dan Atraksi Wisata ... 13

2.3.3Perusahaan dan Pengelolaan Objek dan Atraksi Wisata ... 16

2.4 Motivasi Perjalanan Wisata ... 17

2.5 Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 20

2.5.1Sarana Pariwisata ... 20

2.5.2Prasarana Pariwisata ... 21

2.6 Dasar dan Kriteria Pembangunan Objek Wisata ... 23

2.6.1Dasar Pembangunan Objek Wisata ... 23

2.6.2Kriteria Pembangunan Objek Wisata ... 25

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Simalungun ... 28

3.1.1 Letak Geografis ... 28

3.1.2 Penduduk dan Mata Pencaharian ... 29

3.1.3 Pembagian Wilayah Administratif ... 29

3.1.4 Objek Wisata di Kabupaten Simalungun ... 31

BAB V KARANG ANYER SEBAGAI OBJEK WISATA DIKABUPATEN SIMALUNGUN 4.1 Gambaran Umum Karang Anyer ... 33

4.2 Potensi yang Dimilki ... 34

4.3 Sarana dan Prasarana ... 35


(8)

BAB V PENUTUP ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39


(9)

ABSTRAK

Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam yang memiliki daya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaannya.

Untuk meningkatkan potensi atraksi wisata disuatu daerah perlu ada usaha-usaha untuk mengembangkan dan membangun objek dan atraksi wisata yang sudah ada maupun usaha untuk menciptakan objek dan atraksi wisata baru. Misalnya dengan menggariskan kebijaksanaan pariwisata jangka panjang dan jangka pendek, menyiapkan, memberi dan menyebarkan informasi kepariwisataan dengan ruang lingkup yang seluas-luasnya.

Pengembangan objek wisata Karang Anyer ini maish baru, sehingga masih perlu ditngkatkan sosialisasi baik dari pihak Pemerintah Kabupaten Simalungun, Pihak Swasta, Masyarakat Setempat serta pihak-pihak lain agar bias memberikan penataan yang serius dan terarah kepada pihak yang professional di dunia pariwisata.

Penyediaan sarana dan prasarana menuju kawasan pemandian Karang Anyer ini dapat mendorong kunjungan wisatawan, disamping kebijaksanaan pemerintah dan dukungan atau partisipasi masyarakat didaerah objek wisata ini akan menarik para wisatawan mengunjungi daerah tersebut.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Pariwisata telah menjadi industri yang mendunia sebagai suatu bisnis yang semakin berkembang dan secara ekonomi paling mempunyai arti. Selama ini kepariwisataan Indonesia sudah banyak mencapai kemajuan yang pesat dengan pertumbuhan yang cukup menggembirakan, namun tidak berarti sektor Pariwisata tidak menghadapi masalah. Mulai dari adanya aksi pengeboman di Legian Bali, pemboman hotel Marriot, banjir bandang, tsunami dan masih banyak musibah lainnya. Dari seluruh kejadian yang dialami Negara Indonesia tersebut yang menjadi puncak merosotnya kepariwisataan Indonesia adalah “tragedi bali“ tepatnya pada tahun 2002. Sebab setelah kejadian tersebut banyak pemerintahan negara asing membuat travel adviser (melarang warganya untuk berkunjung kesuatu negara yang sedang dilanda kerusuhan) ke Indonesia. Mereka membuat keputusan tersebut sebab mereka menganggap bahwa Indonesia secara keseluruhan tidak aman dikunjungi. Ini merupakan pukulan berat bagi Pariwisata Indonesia karena sebagian dari orang asing lebih mengenal Bali daripada Indonesia. Pada kenyataannya daerah-daerah lain di Indonesia mempunyai banyak daerah Objek Wisata yang tidak kalah indahnya dengan Bali. Dalam pengembangan Pariwisata di tanah air Pemerintahan telah banyak membuka kawasan-kawasan Wisata baru disamping Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) yang sudah ada pada beberapa daerah yang memiliki potensi pariwisata alam dan


(11)

budaya untuk menarik lebih banyak wisatawan, yang sudah menjadi komitmen semua pihak baik Pemerintahan maupun Swasta.

Sumatera Utara banyak memiliki potensi wisata alam yang dapat dikembangkan. Adapun salah satu objek wisata berpotensi di Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Simalungun Pematang Siantar adalah Wisata Alam Karang Anyer, dan untuk mengangkat dan memperkenalkannya maka penulis membuat kertas karya yang berjudul “ Potensi Karang Anyer Sebagai Objek

Wisata di Kabupaten Simalungun “

1.2 Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup dan persoalan pembahasan, diperlukan batasan masalah agar kertas karya ini tetap terarah dan tidak menyimpang dari tujuan semula. Maka dalam kertas karya ini penulis membatasi permasalahan kepada pembahasan potensi yang dimiliki Wisata Alam Karang Anyer untuk pengembangan Pariwisata di Kabupaten Simalungun.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan Kertas Karya ini adalah :

1. Melestarikan dan memperkenalkan objek wisata Karang Anyer dengan potensi yang dimiliki kepada masyarakat luas

2. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.


(12)

3. Memperoleh informasi tentang usaha-usaha Pemerintah Kabupaten Simalungun dalam meningkatkan Pariwisata daerah tersebut.

1.4 Metode Penelitian

Dalam penelitian Kertas Karya ini penulis mengumpulkan data-data dengan dua metode yaitu:

1. Library Research (penelitian keperpustakaan), yaitu Suatu cara pengumpulan data dan informasi melalui bahan-bahan pustaka seperti : buku, majalah, Koran dan diktat yang berhubungan dengan judul diatas. 2. Field Research (penelitian lapangan), yaitu Suatu cara pengumpulan data

dan informasi dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian dan wawancara dengan beberapa nara sumber agar data dan informasi yang didapat lebih akurat.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan masalah, metode penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

Pada bab ini menguraikan tentang pengertian pariwisata, Wisatawan dan kepariwisataan, industri dan Produk Wisata,


(13)

objek dan atraksi pariwisata, Motivasi Perjalanan Wisata sarana dan prasarana Parawisata, pengembangan objek dan atraksi Wisata.

BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN

Meliputi tentang sejarah singkat, letak demografi, geografi, keadaan penduduk dan mata pencaharian, iklim, potensi wisata di kabupaten simalungun , pembagian wilayah administatif

BAB IV : KARANG ANYER SEBAGAI OBJEK WISATA ALAM

DIKABUPATEN SIMALUNGUN

Meliputi Gambaran umum karang anyer, potensi yang dimiliki Sarana dan Prasarana yang ada dan upaya pengembangan karang anyer sebagai objek Wisata Alam

BAB V : PENUTUP


(14)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha(business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi dan untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (Yoeti, 1996 : 119)

Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, tentang Kepariwisataan menyebutkan defenisi dari Wisata, Wisatawan, Kepariwisataan, dan Pariwisata yaitu :

a. Wisata adalah : kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara suka rela bersifat sementara untuk memilih objek dan daya tarik Wisata

b. Wisatawan adalah : orang yang melakukun kegiatan wisata yang tujuannya bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi

c. Pariwisata adalah : segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola objek daya tarik wisata serta usaha-usaha yamg berhubungan dengan penyelenggara pariwisata

d. Kepariwisataan adalah : segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggara pariwisata, yamg artinya semua kegiatan dan urusan yang


(15)

ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan Pemerintahan, Pihak swasta, Masyarakat. e. Objek dan Daya Tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran

perjalanan Wisata yang meliputi :

- Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna seperti Pemandangan alam, Panorama indah hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka. - Karya manusia yang berwujud Museum, peninggalan purbakala,

peninggalan sejarah, seni budaya, Wisata agro atau pertanian, Wisata air (tirta), Wisata atau petualangan, Taman reaksi dan tempat hiburan.

- Sasaran wisata minat khusus,seperti berburu, mendaki gunung, gua, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, perbelanjaan, dan lain-lain. Selain batasan tersebut di atas, banyak defenisi lain yang dikemukakan oleh ahli pariwisata antara lain : Prof. Hans. Buchili menyatakan bahwa setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut. (Yoeti, 1996 : 117).

Menurut Prof.Hunzieker dan Prof. K.Krapt keseluruhan dari gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang sementara. (Yoeti,1996 : 115)


(16)

Dari pendapat diatas yang menjadi cirri-ciri pengertian pariwisata yaitu : a. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu

b. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ketempat lain

c. Perjalanan itu walau apapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan dan rekreasi

d. Tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi

2.2 Pengertian Industri dan Produk Wisata 2.1.1 Industri Pariwisata

Bila kita berbicara tentang industri, gambaran dari kebanyakan orang adalah suatu usaha yang bertujuan untuk menciptakan atau menghasilkan barang-barang atau jasa melalui suatu proses produksi. Tetapi tidak demikian hal nya dengan Industri Pariwisata Industri disini tidak dalam arti ekonomis biasa tetapi memiliki perbedaan-perbedaan yang nyata.

Industri Pariwisata adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang-barang atau jasa (Goods and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya selama dalam perjalanan. (Yoeti, 1996 : 153)

R.S Darmajadi (Yoeti, 1996 : 153) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan industri pariwisata dijelaskan sebagai berikut : “Industri pariwisata merupakan rangkuman dari pada berbagai macam bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa / pelayanan atau


(17)

services, yang nantinya baik secara langsung atau pun tidak langsung akan dibutuhkan oleh Wisatawan selama perjalanannya”.

Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa ataupun produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan, bilamana para wisatawan sedang dalam perjalanan atau perlawatan. Dengan cara-cara ini akan terlihat tahap-tahap wisatawan sebagai konsumen memerlukan pelayanan (service) tertentu. Pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari industri adalah semua jasa yang diberikan perusahaan, semenjak seorang Wisatawan meninggalkan tempat tinggalnya, sampai di daerah tujuan wisata yang menjadi pilihannya, sampai ke rumah tempat tinggalnya semula.

2.1.2 Produk Pariwisata

Kalau ada industri tentu ada produk tertentu, dan dalam hal ini produk pariwisata yang akhir dari proses produksinya tidak hanya barang ( produk ) melainkan fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup wisatawan selaku konsumen selama ia mengadakan perjalanan.

Medlik dan Meddelton (Yoeti, 1996 : 164) mengemukakan bahwa produk industri pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsur yang merupakan suatu paket (package) yang satu sama lain tidak terpisah dan semua jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan rumah sampai ia kembali ke rumah dimana ia biasa tinggal.

Jadi produk pariwisata itu adalah produk yang kompleks, produksi komponen-komponennya ditangani oleh bermacam-macam badan baik swasta


(18)

maupun pemerintah dan oleh perorangan yang dibutuhkan wisatawan selama perjalanannya (Yoeti, 1996 : 153).

Produk ataupun jasa-jasa adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan angkutan, baik darat, udara maupun laut.

Memberikan pelayanan kepada wisatawan berupa alat transportasi yang membawanya ke daerah-daerah yang telah dipilihnya.

2. Biro Perjalanan Umum

Memberikan informasi tentang objek wisata yang telah ada di suatu daerah, pengurusan dokumen-dokumen ( paspor, visa ) membuat dan mengatur suatu rencana perjalanan dan lain sebagainya.

3. Jasa-jasa pelayanan dari Perhotelan / akomodasi, bar dan restoran, fasilitas rekreasi, entertainment dan lain-lain.

4. Jasa-jasa retail travel Agent atau Tour Operator local yang menyelenggarakan City Sight Seeing tours atau Excursiont pada objek wisata dan atraksi wisata setempat.

5. Jasa-jasa transport local (bus, taksi, tourist coach), dalam melakukan City Sight Seeing, Tours atau Excursion pada objek wisata dan atraksi wisata setempat.

6. Objek wisata atau atraksi wisata yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang untuk dating berkunjunga ke daerah tersebut.

7. Jasa-jasa souvenir shop dan handicraft serta shopping centre, dimana wisatawan dapat berbelanja untuk membeli oleh – oleh dan barang-barang lainnya.


(19)

8. Perusahaan pendukung seperti penjual post card, perangko (kantor pos), penjual kamera dan film, penukaran uang (money changer) dan bank.

Adapun ciri-ciri dari produk wisata adalah sebagai berikut :

1. Produk terjadi pada saat konsumen mempergunakan jasa-jasa pariwisata 2. Produk pariwisata tidak dapat dicicipi terlebih dahulu oleh konsumen

3. Komponen-kompenen produk wisata tidak dapat diukur karena memiliki ragam bentuk

4. Produk wisata sangat tergantung pada manusia dan sedikit sekali tergantung pada alat-alat produksi

5. Produksi wisata merupakan uasaha-usaha yang memerlukan investasi yang besar, dengan resiko yang tinggi, sedangkan permintaan kosumen elastic 6. Permintaan (demand) tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh factor non

ekonomi seperti gejolak politik.

2.1.3 Pengertian Wisata Alam

Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam yang memiliki daya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaannya. ( Suwantoro, 1997 : 6 )

Jenis wisata ini banyak menarik kaum remaja pada umumnya dan memerlukan keuletan dan sikap pantang menyerah. Wisata ala mini mengandung banyak resiko karena itu yang menggemari jenis wisata ini perlu memahami resiko-resiko yang tidak boleh diabaikan karena dapat menyebabkan kecelakaan.


(20)

Keindahan alam Indonesia dengan berbagai flora dan faunanya merupakan salah satu daya tarik utama pariwisata Indonesia.

2.3 Uraian Teoritis Tentang Objek dan Atraksi Wisata

Dalam kepariwisataan Indonesia, terdapat perbedaan antara objek dan atraksi wisata. (Yoeti, 1996 : 172). Hal ini tidak ditemukan dalam literature luar negeri. Menurut Herman V.Schulalard, seorang ahli ekonomi bangsa Austria (dalam Yoeti, 1996 : 114). Tourism is the sum of operation, mainly of an economic nature, which directly related to the entry, stay and movement of foreigner inside certain country, city or region.

Untuk pengertian objek wisata mereka lebih banyak menggunakan istilah “Tourism Attraction” yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah tertentu. Kita akan menyebut sesutau ini sebagai wisata, bila untuk melihat objek tersebut tidak dibutuhkan persiapan yang akan dilakukan terlebih dahulu. Misalnya pemandangan, gunung, sungai, danau, lembah, monumen, candi dll.

Lain hal nya dengan atraksi wisata yaitu segala sesuatu yang harus disiapkan terlebih dahulu agar dapat dinikmati dan dilihat, yang termasuk dalam kelompok ini adalah : tari-tarian, kesenian rakyat tradisional, upacara adat dan lain sebagainya. Menurut Marioti (dalam yoeti, 1996 : 174) ada tiga hal yang menjadi daya tarik orang untuk mengunjungi suatu daerah.


(21)

Adapun tiga hal tersebut adalah :

1. Hasil ciptaan manusia (man made supply), yang berupa benda – benda sejarah kebudayaan dan keagamaan.

2. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural amenities), yang termasuk dalam kelompok ini adalah : iklim, flora dan fauna, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar dan lain – lain.

3. Tata cara hidup masyarakat (the way of life), misalnya : pembakaran mayat di Bali (ngaben), upacara sekaten di Yogyakarta.

4. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa objek dan atraksi wisata adalah unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai daya tarik untuk menjadi sasaran wisata.

2.3.1 Ruang Lingkup Objek dan Atraksi Wisata

Di dalam UU No. 9/1990 tentang kepariwisataan rumusan tentang ruang lingkup objek dan daya tarik wisata, adalah :

a. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan

Objek dan daya tarik ciptaan Tuhan ini merupakan suatu kawasan yang berisi flora dan fauna yang dikuasai dan dikelola untuk dijadikan suatu tempat untuk melaksanakan kegiatan wisata.

Objek dan daya tarik wisata ini dapat dibedakan atas 3 kelompok, yaitu : 1. Objek wisata kawasan hutan, pertanian, perkebunan dan peternakan.


(22)

2. Objek wisata laut, pantai, gunung dan sebagainya. 3. Objek wisata lembah, gua, gunung dan sebagainya.

Adapun unsur yang membentuk daya tarik sumber daya alam dan ekosistemnya sebagai objek wisata adalah: keindahan, keunikan dan kelangkaan, banyaknya sumber daya alam yang menonjol yang memiliki ciri-ciri potensi untuk daya tarik pengunjung, keutuhan sumber daya alam, kebersihan udara lingkungan.

b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia

Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia dapat berwujud peninggalan purbakala, sejarah seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, taman rekreasi dan tempat hiburan.

Jenis-jenis dan daya tarik wisata yang berupa hasil karya manusia dengan budayanya adalah sebagai berikut :

1. Peninggalan sejarah purbakalaan.

2. Aneka ragam budaya seperti : adat istiadat, budaya keagamaan, perkawinan, pemakaman dan lain-lain.

3. Hasil kerajinan tangan dan karya arsitektur.

2.3.2 Pengembangan Objek dan Atraksi Wisata

Objek wisata merupakan salah satu unsur yang terpenting dalam pengembangan di suatu daerah, karena merupakan tujuan wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Oleh sebab itu, maka pengembangannya perlu diusahakan sebaik-baiknya.


(23)

Perlu disadari bahwa ada berbagai alasan utama orang untuk melakukan kegiatan wisata. Adapun alasan-alasan yang menonjol mengapa mereka melakukan kegiatan wisata antara lain adalah : kesehatan, kesenangan, pendidikan, agama, kebudayaan, hobi, olahraga, konverensi, seminar dan lainnya. Namun pada umumnya mereka akan mengharapkan kenyamanan dan sesuatu yang menyenangkan pada objek yang mereka tuju tersebut. Maka untuk itu perlu usaha pengembangan dan pembinaan terhadap objek-objek dan daya tarik wisata tersebut. (Yoeti, 1985 : 5)

Untuk meningkatkan potensi atraksi wisata disuatu daerah perlu ada usaha-usaha untuk mengembangkan dan membangun objek dan atraksi wisata yang sudah ada maupun usaha untuk menciptakan objek dan atraksi wisata baru. Misalnya dengan menggariskan kebijaksanaan pariwisata jangka panjang dan jangka pendek, menyiapkan, memberi dan menyebarkan informasi kepariwisataan dengan ruang lingkup yang seluas-luasnya. (Pendit, 1999 : 300)

Usaha pengembangan ini bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena melibatkan suatu potensi sumber daya alam, flora dan fauna dan faktor manusia. Factor pelestarian oleh karena itu, perlu diperhatikan supaya potensi sumber daya alam yang dimiliki tidak menjadi rusak dan dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Hal yang terpenting agar usaha pengembangan dan pengelolaan objek dan atraksi Wisata tersebut dapat memberikan suatu hal yang menarik dan memotivasi Wisatawan untuk berkunjung adalah terpenuhinya tiga syarat utama yang harus ada di objek wisata tersebut yaitu :


(24)

a. Something to do, yaitu kegiatan yang dapat dilakukan b. Something to see, yaitu sesuatu hal yang dapat dilihat

c. Something to buy, yaitu sesuatu hal yang dapat dibeli (Yoeti, 1996 : 178) Ada beberapa hal yang merupakan prinsip-prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam usaha pengembangan objek dan atraksi wisata sesuai dengan UU No. 9/1990, antara lain :

- Mampu mendorong peningkatan dan perkembangan kehidupan ekonomi sosial budaya dalam masyarakat

- Memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat serta pandangan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat

- Memperhatikan kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup - Memperhatikan kelestarian usaha pariwisata itu sendiri

Mengorganisir pengelolaan objek dan atraksi wisata merupakan unsur yang sangat penting juga untuk diperhatikan. Suatu objek yang baik dan memiliki potensi yang cukup besar belum tentu dapat berkembang dengan baik dan mampu memberikan nilai ekonomi apabila tidak disertai dengan pengadaan suprastruktur dan infrastruktur yang cukup memadai.

Untuk mengelola dan mengadakan sarana dan prasarana ini adalah menjadi tugas baik pemerintah, dunia usaha baik masyarakat yang ada disekitar objek wisata. Oleh sebab itu maka usaha pengembangan objek dan daya tarik wisata ini tidak dimonopoli oleh salah satu pihak saja, namun dapat dilakukan oleh semua pihak yang terlibat.


(25)

Pengorganisasian ini sangat penting dalam meminimalisasi dampak negative dari perkembangan pariwisata terhadap masyarakat dan terhadap lingkungan.

2.3.3 Perusahaan dan Pengelolaan Objek dan Atraksi Wisata

Suatu objek dan daya tarik wisata tidak akan memiliki nilai ekonomis, apabila tidak mendapat pengelolaan dan manajemen yang baik, maka untuk meningkatkan potensi dan daya tarik sehingga mampu memberikan manfaat ekonomi, maka seharusnya suatu objek tersebut perlu dikelola secara professional. Pengelolaan itu tidak saja semata-mata untuk mengelola objek dan daya tarik wisata itu sendiri, namun juga perlu usaha-usaha untuk membangun dan mengembangkan serta mengelola sarana dan prasarana yang mendukung objek dan atraksi wisata itu.

Seorang Wisatawan tidak akan dapat menikmati objek dan atraksi wisata apabila untuk mencapai objek itu sendiri sangat sulit dan memakan biaya yang sangat besar. Ataupun apabila di tempat objek daya tarik wisata itu sangat sulit ditemui sarana rumah makan, penginapan, toilet dan lain-lain.

Selain untuk mengelola dan membangun faktor-faktor fisik, faktor-faktor lain juga perlu mendapatkan perhatian dalam mendapatkan perhatian dalam pengelolaannya, seperti merencanakan dan mengelola sumber daya manusia agar dapat menjadi pengelola objek dan atraksi wisata itu.

Menurut UU No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dalam pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam :


(26)

a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya c. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus

Untuk melaksanakan usaha-usaha pengelolaan dan pengusahaan objek dan atraksi wisata diperlukan izin usaha yang diterbitkan oleh pemerintah. Perusahaan-Perusahaan yang melaksanakan kegiatan pengelolaan ini harus memenuhi kewajiban-kewajiban antara lain :

1. Menjalankan usaha dengan norma-norma dan ketentuan pengelolaan objek dan atraksi wisata

2. Memenuhi segala peraturan persyaratan sebagaimana ditetapkan pada keputusan Direktur Jendral Pariwisata No. Kep. 18/U/II/88 tentang pelaksanaan ketentuan objek wisata

3. Memberikan perlindungan terhadap setiap pengunjung objek dan atraksi wisata

4. Menjaga martabat Objek dan atraksi wisata lain

5. Mencegah dan melarang kegiatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penggunaan obat bius dan lain-lain

6. Menaati segala ketentuan perundang-undangan yang menyangkut tenaga kerja dan kegiatan usaha.

2.4 Motivasi Perjalanan Wisata

Di bawah ini diberikan beberapa motivasi, mengapa orang-orang melakukan perjalanan sebagai berikut :


(27)

a. Alasan Pendidikan dan Kebudayaan

1. Ingin melihat bagaimana rakyat Negara lain bekerja dana bagaimana cara hidupnya (the way of life)

2. Ingin melihat kemajuan-kemajuan yang telah di capai negara lain

3. Ingin menyaksikan tempat-tempat bersejarah, peninggalan-peninggalan kuno, monument-monumen, kesenian rakyat, industri kerajinan, festival, events, keindahan alam dan lain-lain.

4. Untuk mendapatkan saling pengertian dan ide-ide baru ataupun penemuan-penemuan baru.

5. Untuk berpartisipasi dalam suatu festival kebudayaan, kesenian dan lain sebagainya. b. Alasan santai, Kesenangan dan Petualangan

1. Menghindarkan diri dari kesibukan sehari-hari dan kewajiban rutin

2. Untuk melihat daerah-daerah baru, masyarakat asing dan untuk mendapatkan pengalaman

3. Untuk mendapatkan atau menggunakan kesempatan yang ada agar memperoleh kegembiraan

4. Untuk mendapatkan suasana romantis yang berkesan terutama bagi pasangan-pasangan yang sedang melakukan honeymoon

c. Alasan kesehatan, olahraga dan rekreasi

1. Untuk beristirahat dan mengembalikan kekuatan sesudah bekerja keras dan ketegangan pikiran

2. Untuk melatih diri dan ikut pertandingan dalam olahraga tertentu, seperti Olimpiade dan sebagainya.


(28)

3. Untuk menyembuhkan diri dari suatu penyakit tertentu 4. Melakukan rekreasi dalam menghasilkan masa libur d. Alasan keluarga, negeri asal dan tempat bermukim

1. Untuk mengunjungi tempat dimana kita berasal atau dilahirkan

2. Untuk mengunjungi tempat dimana kita pernah tinggal atau berdiam pada masa lalu

3. Untuk mengunjungi famili dan kawan-kawan 4. Untuk pertemuan keluarga (reuni)

e. Alasan business, social politik, konferensi

1. Untuk menyaksikan suatu pameran (exhibition) kamar dagang, peninjauan suatu proyek dan lain-lain

2. Menghadiri konferensi, seminar, simposium dan pertemuan ilmiah lainnya 3. Mengikuti perjanjian kerjasama, pertemuan politik dan undangan

negara-negara lain yang berhubungan dengan kenegara-negaraan 4. Untuk ikut dalam suatu kegiatan social

f. Alasan persaingan dan Hadiah

1. Untuk memperlihatkan kepada orang lain bahwa yang bersangkutan juga dapat / mampu melakukan perjalanan jauh

2. Untuk memenuhi keinginan agar dapat bercerita tentang Negara lain pada kesempatan-kesempatan tertentu

3. Agar tidak dikatakan orang ketinggalan zaman

4. Merealisir hadiah yang diperoleh dalam suatu sayembara tertentu 5. Merealisir hadiah yang diberikan oleh seseorang. (Yoeti, 1996 : 82)


(29)

2.5 Sarana dan Prasarana Pariwisata 2.5.1 Sarana Pariwisata

A. Sarana pokok Kepariwisataan ( Main Tourism Superstructure )

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya tergantung pada kedatangan orang yang melakukan kunjungan dan perjalanan wisata, yang termasuk kedalam kelompok ini adalah :

- Biro Perjalanan Umum - Perusahaan Angkutan Umum - Hotel dan Akomodasi lainnya

- Restaurant, Bar, dan Rumah makan lainnya - Objek dan Atraksi Wisata (Yoeti, 1996 : 199)

B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan ( Supplementary Tourism Superstructure ) Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok sedemikian rupa sehingga berfungsi untuk memperpanjang masa tinggal wisatawan di tempat atau didaerah yang dikunjunginya, dan yang termasuk sarana kedalam kelompok ini adalah : a. Sarana olahraga seperti :

- Lapangan Golf - Lapangan Tenis - Kolam renang - Daerah perburuan - Permainan Bowling


(30)

- Selancar - Berlayar

b. Sarana ketangkasan seperti : - Permainan Bilyard - Jackpot

- Dan sebagainya

C. Sarana Penunjang Kepariwisataan ( Supporting Tourism Superstructure ) Sarana penunjang kepariwisataan adalah fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan, khususnya tourist bisnis yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok juga membuat para wisatawan lebih betah tinggal didaerah itu dan yang dimaksud dalam kelompok ini adalah :

- Night Club - Casino - Steambath

- Olahraga ketangkasan (Yoeti, 1996 : 203)

2.5.2 Prasarana Pariwisata

Baik prasarana maupun sarana kepariwisataan sesungguhnya merupakan “Tourist Supply“ yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industry pariwisata karena dalam kepariwisataan pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekonomian juga dengan prasarana (infrastructure) “semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancer sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya“. Jadi fungsinya adalah untuk


(31)

melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. (Yoeti, 1996 : 193)

Dalam pengertian ini yang termasuk dalam prasarana kepariwisataan adalah :

a. Prasarana umum (general infrastructure), yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan bagi perekonomian dan yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

- System penyediaan air bersih - Pembangkit tenaga listrik - Jaringan jala raya dan jembatan - Airport, seaport, terminal dan stasiun

- Alat angkutan seperti pesawat terbang , bus dan lain-lain - Telekomunikasi

b. Kebutuhan masyarakat banyak (Basic Need Of Civilized Life), yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak dan yang termasuk dalam kelompok ini adalah : rumah sakit, apotik, bank, pompa bensin dan administrasi office (seperti pemerintahan umum, polisi dan lain-lain)

Tanpa adanya prasarana tersebut diatas, sukarlah bagi sarana sarana kepariwisataan dapat memenuhi fungsinya untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan dan travellers lainnya.


(32)

2.6 Dasar dan Kriteria Pembangunan Objek Wisata 2.6.1 Dasar Pembangunan Objek Wisata

Dasar pembangunan objek wisata dapat dikategorikan sesuai tujuan pembangunan sumber daya sebagai objek wisata sebagai berikut :

1. Komersil

Dalam pembangunan objek wisata maka masalah keuntungan keuangan objek wisata merupakan factor pokok yang lebih diperhatikan dan lebih diperhitungkan dari faktor lain.

2. Pengembangan sosial ekonomi regional

Pertimbangan utama adalah apakah pembangunan objek wisata itu mampu memberikan dampak social ekonomi regional walaupun secara ekonomi mikro objek wisata itu tidak layak.

3. Kebutuhan rekreasi masyarakat

Objek wisata pertama dibangun dengan maksud memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga pemerintah berkewajiban untuk membangun tempat– tempat rekreasi. Masyarakat ataupun wisatawan biasanya tidak dipungut bayaran untuk berkunjung ketempat tersebut. Contoh : taman-taman kota, Taman monas, dan sebagainya.

4. Optimalisasi sumber daya yang memiliki fungsi lain

Sering terjadi pembangunan dan pemanfaatan sumber daya sebagai objek wisata bukan tujuan utama, karena tujuan utama adalah lain misalnya, untuk konservasi plasma, penelitian, pendidikan, perlindungan tata air dan sebagainya. Pemanfaatan-pemanfaatan sebagai objek wisata merupakan


(33)

optimalisasi pendayagunaan sumber daya (contoh : Taman Nasional, Museum, Cagar Alam).

Adapun dasar pertimbangan pembangunan sesuatu objek wisata, maka hal mendasar adalah objek wisata harus mampu menarik dan memuaskan pengunjung, dan berdasarkan Undang-undang nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dan peraturan pemerintah nomor 29 tahun 1986 tentang analis mengenai dampak lingkungan, harus memperhatikan dampak lingkungan.

Dasar pertimbangan pembangunan objek wisata berpedoman pada : a) Layak finansial

Biasanya membandingkan besarnya keuntungan dengan proyek lain dengan menerapkan komersil perbandingan biaya dan penerimaan serta pengembalian modal

b) Layak sosial ekonomi regional

Pada mulanya dinilai dari layak financial, namun andai kata dari sudut financial proyek rugi, proyek tetap diteruskan apabila layak ekonomi regional dalam kaitan ini analisa “biaya dan manfaat” biasanya dipergunakan karena lebih memberikan gambaran tampak nyata pariwisata yang memberi batas perbandingan ( ratio ) penting, seperti penerimaan devisa pada setiap unit investasi, modal biaya setiap penciptaan lapangan pekerjaan dan penerimaan daerah atau Negara setiap unit penanaman modal layak teknis berkaitan dengan apakah objek wisata yang ingin dibangun itu dipertanggung jawabkan, misalnya dari segi “daya dukung”


(34)

apabila daya didukung itu sangat rendah misalnya objek yang bersangkutan berbahaya bagi pengunjung, maka pembangunan objek secara teknis tidak layak, dapat juga suatu objek wisata tidak layak teknis karena tidak terdapat supply air bersih dan sebagainya.

c) Layak lingkungan

Berdasarkan PP. nomor 29 1986 tentang analisis mengenai dampak lingkungan yang menegaskan apabila : “analisis dampak lingkungan menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan dampak positifnya, maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan menolak rencana kegiatan yang bersangkutan” ( Suwantoro, 1997 : 20 )

2.6.2 Kriteria Pembangunan Objek Wisata

Kriteria pembangunan objek wisata harus berorientasi pada daya tarik dan memuaskan pengunjung, tanpa mempersoalkan dasar tujuan pembangunan objek wisata adalah :

a. Daya Tarik Sumber Daya Wisata

Potensi daya tarik sumber daya merupakan pertimbangan utama untuk pembangunan objek wisata, penilaian atas kadar daya tarik sumber daya tarik sumber daya tidak mudah karena soal rasa dan sumber daya tarik itu sendiri.

b. Potensi Pasar

Pengembangan sumber daya sebagai objek wisata harus memperhitungkan potensi pasar, tidak hanya dikaitkan dari segi mutu tetapi juga harus dari


(35)

segi kualitas seperti minat, selera dan kebutuhan, termasuk fasilitas yang disediakan.

c. Kemudahan Pencapaian

Kemudahan pencapaian adalah suatu keadaan dimana wisatawan dapat mencapai objek wisata dengan mudah dari tempat tinggalnya.

d. Kondisi Lingkungan

Perhatian dan perhitungan terhadap kondisi lingkungan suatu objek wisata bersifat timbal balik dalam arti pengaruh atau dampak lingkungan wisatawan terhadap lingkungan objek wisata, seperti : lingkungan social budaya, biota dan abiota sehingga untuk menilai hal itu diperlukan analisis dampak lingkungan.

e. Prasarana Wisata

Prasarana wisata adalah sumber daya alam buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh perjalanan wisatawan pada daerah tujuan wisata seperti : terminal, jalan, listrik, jembatan, telekomunikasi, air.

f. Sumber Daya Tarik Pendukung

Pembangunan objek wisata diperlukan adanya daya tarik pendukung lain, sehingga kunjungan wisatawan merasa puas karena menyaksikan beberapa daya tarik wisata.

g. Pengelolaan

Dalam pengelolaan objek wisata harus diperhitungkan kemampuan perkembangannya dikemudian hari.


(36)

h. Sarana Wisata

Yang dimaksud sarana wisata adalah : Hotel, Biro perjalanan, Transportasi, Restaurant dan sarana pendukung lainnya. (Suwantoro, 1997 : 19)


(37)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Simalungun 3.1.1 Letak Geografis

Kabupaten simalungun memiliki potensi Pariwisata yang cukup banyak untuk ditonjolkan kepada Wisatawan tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia. Potensi ini beraneka ragam yaitu : Kebudayaan asli berupa tarian-tarian, Adat Istiadat, Peninggalan Sejarah, Legenda atau Cerita Rakyat yang unik, Rumah Tradisional, Aneka Ragam Objek Wisata seperti Panorama yang indah yang banyak tersebar di kawasan Kabupaten Simalungun.

Kabupaten Simalungun terletak diantara, 2,36 - 3,18 LU dan 98,32 – 99 BT, Berada pada ketinggian 20 – 1.400 Meter dari permukaan laut, Dengan luas wilayah 4.386.61 km, Dan ibukotanya adalah Pematang Siantar. Dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tobasa - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo

- Keadaan tanah di Kabupaten Simalungun ini berbukit-bukit serta pegunungan berupa dataran rendah yang memiliki tanah yang sangat subur.Kesuburan tanah ditandai dengan banyaknya Perkebunan besar milik Negara dan Swasta Asing maupun Perkebunan rakyat dengan hasil


(38)

komoditi : Kelapa Sawit, Teh, Cokelat, Kelapa dan tanaman keras lainnya. Selain dari penghasil komoditi Perkebunan simalungun juga merupakan daerah pertanian Tanaman pangan dan hortikultura yang sangat subur dengan hasil yang banyak diekspor keluar negeri antara lain: Kol, Wortel, Kentang, jagung serta buah-buahan segar seperti jeruk, Tomat, Pisang, dan lain sebagainya dan tidak ketinggalan penghasil tuak sebagai minuman Khas Batak yang juga dijadikan Gula Aren.

Sesuai dengan perbedaan Geografis, Demografi dan ketinggian dari permukaan laut maka daerah ini briklim tropis dengan temperatur maksimum 37°C Minimum 16°C Yang pada siang hari cuaca dingin, dan curah hujan maksimum pertahun 2.500 mm (Dinas Pariwisata Simalungun)

3.1.2 Penduduk dan Mata Pencaharian

Penduduk Kabupaten Simalungun terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis seperti : Suku batak Simalungun, Toba, Mandailing, Pakpak, Jawa dan suku bangsa lainnya yang umumnya memeluk agama : Kristen Protestan 15%, Khatolik 15%, Islam 60%, Budha dan Hindu 10%.

Jumlah penduduk yang bermukim didaerah ini : ± 1.013.100 jiwa. Dengan komposisi mata pencaharian yang utama adalah : Pegawai Negeri 20%, ABRI 5%, Karyawan 10%, Pedagang 20%, Petani 40%, Pengrajin dan lain sebagainya 5% ( Dinas Pariwisata Simalungun )

3.1.3 Pembagian Wilayah Administratif

Secara Administratif Pemerintahan Kabupaten Simalungun dibagi menjadi 30 Kecamatan yang didalamnya terdapat 17 Kelurahan dan 294 Nagori atau Desa.


(39)

Dalam Kertas Karya ini penulis lebih memfokuskan kepada daerah Objek Wisata Alam Karang Anyer yang terletak di Kecamatan Gunung Maligas dengan Ibukota Kecamatan Bandar Malela Silau Bayu. (Dinas Pariwisata Simalungun)

Nama Kecamatan Dan Jumlah Desa / Kelurahan di Kabupaten Simalungun

No. Nama Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan

1 Gunung Malela 15

2 Gunung Maligas 6

3 Bandar Huluan 9

4 Jawa Maraja Bah Jambi 8

5 Bandar Masilam 9

6 Hatonduhan 7

7 Pematang Sidamanik 9

8 Panombean Panei 7

9 Haranggaol Horison 5

10 Siantar 17

11 Panei 11

12 Jorlanghataran 8

13 Raya Kahaen 8

14 Bosar Maligas 13

15 Tanah Jawa 18

16 Sidamanik 13

17 Dolok Panribuan 8

18 Purba 8

19 Pematang Bandar 10

20 Girsang SP Bolon 5

21 Huta Bayu Raja 13

22 Dolok Batu Nanggar 15

23 Dolok Pardamean 7

24 Bandar 14

25 Silimakuta 12

26 Dolok Silau 7

27 Ujung Padang 14

28 Raya 11

29 Silau Kahean 12


(40)

3.1.4 Objek Wisata di Kabupaten Simalungun

No Potensi Wisata Kecamatan Jarak dari Ibu Kota

Pematang Siantar

1 Parapat Danau Toba Girsang Sipangan Bolon 48 km 2 Simarjarunjung Dolok Pardamean 49 km 3 Haranggaol Haranggaol Horison 35 km 4 Kohan Road Haranggaol Horison

5 Tigaras Dolok Pardamean 50 km

6 Tinggi Raja Silau Kahaen

7 Tanjung Unta Pematang Sidamanik 61 km

8 Sipolha Pematang Sidamanik 50 km

9 Gua Liang Atas Kecamatan Purba 71 km 10 Gua Liang Nangka Kecamatan Purba 70 km 11 Air Terjun Bah

Hapasuk Tonduhan

Hatonduhan 36 km

12 Air Terjun Turunan Buhit

Tanah Jawa 30 km

13 Air Terjun Halambingan

Girsang Sipangan Bolon 53 km

14 Sampuran Bah Bala Raya 31 km

15 Sampuran Tarak Ni Onggang

Raya 40 km

16 Panjat Tebing Raya 46 km

17 Hutan Sibatu Loting Girsang Sipangan Bolon 40 km 18 Rumah Bolon

Pematang Purba

Purba 54 km

19 Museum Simalungun Kotamadya Pematang Siantar

20 Batu Gajah Dolok Panribuan 20 km

21 Batu Silaon Jorlang Hatalan 25 km

22 Keramat Kubah Bandar 48 km

23 Pemandian Karang Anyer

Gunung Maligas 10 km

24 Batu Gantung Sibaganding

Girsang Sipangan Bolon 46 km 25 Pemandian Manigom Dolok Panribuan 30 km 26 Pemandian Bah Hapal Bandar Huluan 31 km 27 Air Terjun Turgit

Sandi

Bosar Maligas 60 km

28 Pemandian Bah Tio Siantar 15 km

29 Perkebunan Marjanji Panombean Panei 17 km 30 Pemandian Dolok

Saribu


(41)

31 Brombosh Dolok Batu Nanggar 30 km 32 Perkebunan Teh

PTPN – IV

33 Perkebunan Tobasari Sidamanik 20 km 34 Perkebunan Kelapa

Sawit PTPN - IV 35 Perkebunan Bah

Jambi

Jawa Maraja Bah Jambi 20 km 36 Perkebunan Dolok Ilir Dolok Batu Nanggar 17 km 37 Perkebunan Dolok

Sinumbah

Huta Bayu Raja 30 km

38 Perkebunan Balimbingan

Tanah Jawa 16 km

39 Perkebunan Marihat Siantar 07 km

40 Perkebunan Karet PTPN – IV Bangun

Gunung Malela 10 km

41 Perkebunan Karet Good Year Dolok Merangir

Dolok Batu Nanggar 24 km

42 Mini Bonatical Garden

Dolok Panribuan 30 km


(42)

BAB IV

KARANG ANYER SEBAGAI OBJEK WISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN

4.1 Gambaran Umum Karang Anyer

Letak Geografis Karang Anyer berada di kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Dilihat dari kondisi terkini karang anyer memiliki potensi wisata untuk dikembangkan sebagai objek wisata pemandian alam. Telah dibangun fasilitas sederhana seperti :

- Warung

- Kolam Pancing - Kolam Renang - Kamar Mandi - Tempat Parkir - Pondok-Pondok - Dan Lain Sebagainya.

Jarak objek wisata ini dari pematang siantar adalah 10 Km dan dapat ditempuh lebih kurang 20 menit dengan menggunakan transportasi darat, sedangkan dari jalur lintas utama Medan-Pematang Siantar untuk mencapai objek tersebut dapat ditempuh dengan waktu 15 menit bagi mereka yang menggunakan kendaraan dan bagi yang jalan kaki dapat ditempuh sekitar 45 menit.

Pemandian ini dibangun pada tahun 1978 dan mulai dikenal dan berkembang pada tahun 1980. Kawasan ini terdapat dua areal atau wilayah yaitu :


(43)

1. Wilayah pertama, tanah milik pekebunan PTP.LARAS yang masih dikelola dan dikembangkan denagn sederhana oleh masyarakat setempat.

2. Sedangkan wilayah kedua, sudah dikelola dengan baik oleh PEMDA setempat.

Bentuk fisik Karang Anyer yaitu sebuah pemandian dengan air yang sejuk dan disekitarnya dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun dan indah. Air yang terdapat dipemandian ini berasal dari mata air yang yang berada di areal PTP.LARAS yang airnya juga disalurkan kerumah-rumah yang terdapat diperkebunan tersebut.

4.2 Potensi yang Dimilki

Ada banyak potensi yang baik untuk dikembangkan di objek wisata pemandian Karang Anyer, antara lain dari aktivitas-aktivitas wisata yang dapat dilakukan disungai dan di darat sesuai dengan kondisinya yaitu :

- Mandi

Kegiatan ini dapat dilakukan disepanjang aliran sungai karena airnya tidak mengalir deras.

- Melihat Pemandangan Sekitar

Kegiatan ini sangat menarik karena pemandangan disekitar objek wisata ini sangat menarik

- Fotografi

Kegiatan berfoto sangat bagus dilakukan didaerah ini karena memiliki pemandangan yang cukup indah dan menarik.


(44)

- Berjalan-jalan

Kegiatan ini dapat dilakukan sambil menelusuri aliran sungai dan melihat pemandangan yang indah dan masih asri

- Berkemah

Kegiatan berkemah dapat dilakukan karena kondisi alam disekitar daerah itu memungkinkan untuk melakukan kegiatan itu

4.3 Sarana dan Prasarana - Sarana

Sarana yang berada dikawasan pemandian karang anyer ini pada umumnya masih sangat sederhana, sarana-sarana tersebut antara lain :

1. Warung atau Kantin yang dibangun oleh masyarakat setempat oleh objek wisata tersebut.

2. Tempat Parkir.

3. Satu buah pintu gapura untuk masuk kedaerah kawasan wisata sekaligus sebagai tempat pembayaran bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor, mobil dan bus.

4. Disepanjang aliran air didirikan pondok-pondok tempat peristirahatan adapun sewanya Rp. 10000 / pondok termasuk tikar.

5. Kamar mandi atau toilet Rp. 1000. 6. Tempat ibadah atau musholla. 7. Kolam Renang.


(45)

- Prasarana

Prasarana yang terdapat dipemandian Karang Anyer ini adalah : 1. Sumber air bersih yang berasal dari mata air.

2. Listrik yang sudah nasu ke Ibukota Kecamatan dan sudah dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara ( PLN ).

3. Prasarana jalan yang terdapat di Karang Anyer ini adalah jalan dengan kualitas yang baik, baik menuju Ibukota Kecamatan ataupun jalan menuju objek wisata tersebut.

4. Tersedianya alat transportasi umum dipusat kota Pematang Siantar ke objek wisata Karang Anyer ini.

Sarana dan Prasarana penunjang bagi kemajuan pemandian Karang Anyer ini seperti: Akomodasi, Restauran, Pramuwisata, Perhubungan dan Pos tidak terdapat disekitar objek tp adanya dipusat kota Siantar dan sekitarnya yang jaraknya tidak jauh dari objek tersebut.

4.4 Kendala Yang Dihadapi

Kendala yang dihadapi dalam usaha pengembangan objek wisata Karang Anyer ini yaitu antara lain :

1. Keterbatasan Dana karena pengalokasian yang tidak jelas dari pemerintah daerah setempat untuk pengembangan dan pengelolaan objek wisata Karang Anyer.


(46)

2. Dalam pengembangan objek wisata di kawasan tersebut, kendala yang prinsipil dalam masalah areal kepemilikan tanah dimana tanah disekitar kawasan sebagian milik perkebunan PTP.LARAS.

3. Kurangnya promosi dari pemerintah daerah kabupaten. 4. Tidak adanya kerja sama dengan BPW.


(47)

BAB V PENUTUP

Setelah menguraikan dan menganalisa data yang telah terkumpul, dapat disimpulkan bahwa objek wisata merupakan sarana yang paling penting dalam pariwisata dalam rangka kedatangan wisatawan, tanpa objek wisata yang menarik, wisatawan tidak akan berkunjung.

Pengembangan objek wisata Karang Anyer ini maish baru, sehingga masih perlu ditngkatkan sosialisasi baik dari pihak Pemerintah Kabupaten Simalungun, Pihak Swasta, Masyarakat Setempat serta pihak – pihak lain agar bias memberikan penataan yang serius dan terarah kepada pihak yang professional di dunia pariwisata.

Penyediaan sarana dan prasarana menuju kawasan pemandian Karang Anyer ini dapat mendorong kunjungan wisatawan, disamping kebijaksanaan pemerintah dan dukungan atau partisipasi masyarakat didaerah objek wisata ini akan menarik para wisatawan mengunjungi daerah ini.

Menyadarkan masyarakat akan pentingnya pariwisata dengan menggalakkan sadar wisata, diharapkan masing-masing daerah di Indonesia yang berpotensi kepariwisataan semakin berbenah dan mengoreksi diri. Demikian juga daerah Kabupaten Simalungun yang memiliki banyak potensi baik alam, tradisi adat istiadat dan legenda yang unik dengan menggabungkan unsure budaya dan alam dalam paket wisata dapat menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dan tidak menimbulkan kebosanan bagi wisatawan dan hal ini akan membuat


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Yoeti, Oka.1996 Pengantar Ilmu Kepariwisataan, Bandung : Angkasa. Ginting, Paham.2005. Pemasaran Pariwisata, Medan : USU Press.

Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun, Data Data Kepariwisataan Kabupaten Simalungun Siantar : Diparda Kabupaten Simalungun

Soekadijo, R.G.1996. Anatomi Pariwisata, Jakarta : Gramedia Pustaka Umum. Ross, F. Glenn.1998. Psikologi Pariwisata, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Desky, A. M.1999. Managemen Perjalanan Wisata, Yogyakarta : Adicita Karya

Nusa.

Suwantoro, Gamal.1997. Dasar Dasar Pariwisata, Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Pendit, Nyoman.1999. Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradnya Paramita.


(49)

PETA PERJALANAN DARI KOTA MEDAN MENUJU

KOTA PEMATANG SIANTAR


(50)

Aliran air menuju batas akhir lokasi pemandian

Rumah penduduk


(51)

Pondok-pondok tempat istirahat


(52)

(53)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Muhammad Yasin

Tempat / Tanggal Lahir : Bah Jambi, 21 Agustus 1989 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Djamin Ginting Gg. Dipenegara No.101 Medan

Jenjang Pendidikan Formal :

1. SD. Muhammadiyah Kerasaan Tahun 1995 – 2002 2. MTs Al-jihad Kerasaan Tahun 2002 – 2005

3. MAN Kerasaan Tahun 2005 – 2008

4. Universitas Sumatera Utara Tahun 2008 – 2011 Fakultas Sastra Jurusan D-III


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Yoeti, Oka.1996 Pengantar Ilmu Kepariwisataan, Bandung : Angkasa. Ginting, Paham.2005. Pemasaran Pariwisata, Medan : USU Press.

Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun, Data Data Kepariwisataan Kabupaten

Simalungun Siantar : Diparda Kabupaten Simalungun

Soekadijo, R.G.1996. Anatomi Pariwisata, Jakarta : Gramedia Pustaka Umum. Ross, F. Glenn.1998. Psikologi Pariwisata, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Desky, A. M.1999. Managemen Perjalanan Wisata, Yogyakarta : Adicita Karya

Nusa.

Suwantoro, Gamal.1997. Dasar Dasar Pariwisata, Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Pendit, Nyoman.1999. Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradnya Paramita.


(2)

PETA PERJALANAN DARI KOTA MEDAN MENUJU

KOTA PEMATANG SIANTAR


(3)

Aliran air menuju batas akhir lokasi pemandian


(4)

Pondok-pondok tempat istirahat


(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Muhammad Yasin

Tempat / Tanggal Lahir : Bah Jambi, 21 Agustus 1989 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Djamin Ginting Gg. Dipenegara No.101 Medan

Jenjang Pendidikan Formal :

1. SD. Muhammadiyah Kerasaan Tahun 1995 – 2002

2. MTs Al-jihad Kerasaan Tahun 2002 – 2005

3. MAN Kerasaan Tahun 2005 – 2008

4. Universitas Sumatera Utara Tahun 2008 – 2011 Fakultas Sastra Jurusan D-III