Kompetensi Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Kemudi Sistem Power Steering

akhir secara berurutan agar menarik minat dan memudahkan siswa dalam proses belajar praktik. Menurut Majid 2009:178 sebuah lembar kerja atau job-sheet harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapaitidaknya sebuah kompetensi dasar dikuasai oleh siswa. d. Power point Perkembangan dunia presentasi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Salah satu alternatif cara menyampaikan pesan adalah melalui presentasi menggunakan media power point. Power point merupakan program aplikasi untuk membuat presentasi. Program power point dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik. Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai pengelolaan teks, warna, gambar serta animasi- animasi yang bisa diolah sendiri sesuai dengan kreatifitas penggunanya.

4. Kompetensi Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Kemudi

Sistem kemudi adalah salah satu materi praktik yang terdapat pada jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Yayasan Perguruan Teknologi SMK YPT Kota Tegal. Materi praktik tersebut memiliki kompetensi dasar mengidentifikasi berbagai jenis sistem kemudi, memeriksa kondisi komponen sistem kemudi. Materi pokok yang diajarkan pada mata pelajaran ini adalah konstruksi dan berbagai macam sistem kemudi, prinsip kerja power steering, konstruksi dan cara kerja sistem suspensi, prosedur pemeriksaan, pengujian menentukan kondisi sistemkomponen kemudi dan prinsip kerja sistem kemudi. Konstruksi dan prinsip kerja geometri roda. Metode pembongkaran dan perbaikan. Pengujian dan penyetelan Standar prosedur keselamatan kerja.

5. Sistem Power Steering

Dalam hal ini kompetensi pemeliharaan dan perbaikan sistem power steering merupakan tahapan atau kemampuan yang harus dimiliki siswa di antaranya adalah siswa dapat memelihara dan memperbaiki sistem rem sesuai SOP Standard Operation Procedures, undang-undang K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, peraturan perundang-undangan dan prosedurkebijakan perusahaan Adapun materi yang akan diajarkan antara lain : 1. Prinsip Dasar Sistem power steering Power steering mempunyai dua tipe peralatan untuk memperoleh usaha pengemudian, yaitu tipe peralatan hidraulis yang menggunakan tenaga mesin. Dan yang lainnya menggunakan motor listrik. Pada power steering yang menggunakan tenaga mesin, Tenaga mesin untuk menggerakkan pompa. Sedangkan pada jenis yang menggunakan motor listrik, pompa digerakkan oleh motor listrik yang tersendiri yang ditempatkan dibagian depan ruang bagasi. Keduanya bertujuan untuk membangkitkan tekanan fluida dan tekanan fluida ini bekerja menekan torak yang berada di dalam power cylinder dan membeirikan tambahan atau bantuan tenaga pada pinion dan rack. Besarnya tenaga bantuan ini tergantung pada besarnya tekanan hidraulis yang bekerja pada torak, oleh karena itu bila diperlukan tenaga pengemudian yang besar, maka tekanan harus ditingkatkan. Variasi tekanan fluida ini diatur oleh katup pengontrol control valve yang dihubungkan dengan steering main shaft. Gambar 2.1 Prinsip kerja power steering Toyota 1996 : 53 2. Bagian-bagian dari sistem power steering a Vane pump Power steering adalah satu tipe peralatan hidrulis membutuhkan tekanan sangat tinggi dan vane pump yang memproduksi tekanan ini. Pada pompa ini dipergunakan vane sehingga nama inilah yang digunakan pada tipe power steering. Gambar 2.2 Vane pump Toyota 1996 : 57 b Control valve Volume pengeluaran minyak dari vane pump akan bertambah sebanding dengan kanaikan rpm mesin. Besarnya gaya steering assist yang diberikan oleh power torak ke gear housing ditentukan oleh volume minyak dari pompa. Bila rpm naik, maka volume alirannya semakin besar dan memberikan bantuan pengemudian steering assist yang lebih besar, akibatnya diperlukan usaha kemudi yang lebih kecil. Dengan kata lain, usaha pengemudian berubah-ubah sesuai dengan perubahan rpm, ini merupakan suatu kerugian dalam aspek stabilitas pengemudian. Oleh karena itu, volume aliran minyak dari pompa perlu dipertahankan konstan meskipun putaran pompa berubah, dan inilah fungsi flow control valve. Pada umumnya, bila kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi, tahanan ban berkurang, dan akibatnya dibutuhkan usaha pengemudian yang lebih kecil. Dengan demikian, pada beberapa power steering diberikan power assist yang lelbih kecil selama kecepatan tinggi agar didapatkan pengendalian yang nyaman. 1 Selama kecepatan rendah Tekanan pengeluaran pompa P1, dialirkan ke sebelah kanan flow control valve dan P2 dialirkan ke sebelah kiri setelah melewati orifice 1 dan 2. Perbedaan tekanan antara P2 dan P1 akan semakin besar bila kecepatan rpm mesin ditambah. Bila perbedaan ekanan P1 dan P2 mampu mengalahkan tegangan pegas A pada flow control valve, maka flow control valve akan bergerak ke kiri. Ini akan membuka saluran pada sisi hisap pompa pump suction side, sehingga minyak akan kembali ke sisi hisap pompa, dengan cara ini, volume aliran minyak ke gear housing liatur 6,6 lmenit. Gambar 2.3 aliran minyak saat kecepatan rendah Toyota 1996: 61 2 Selama kecepatan sedang Tekanan pengeluaran pompa P1 dialirkan ke sebelah kiri control spool. Bila pompa berputar di atas 1250 rpm, maka tekanan P1, mengalahkan tegangan pegas B dan mendorong control spool ke kanan sehingga volume minyak yang melalui orifice 2 akan berkurang dan menyebabkan penurunan tekanan P2. Akibatnya, perbedaan tekanan antara P1 dengan P2 akan bertambah. Sebagai akibatnya, flow control valve bergerak ke kiri sehingga minyak kembali ke sisi hisap pompa pump suction side dan menurunkan volume aliran minyak yang ke gear housing. Dengan kata lain, bila control spool bergerak ke kanan, ujung spool bergerak ke arah orifice 2 menurunkan volume minyak yang mengalir melalui lubang tersebut. Gambar 2.4 Aliran minyak saat kecepatan sedang Toyota 1996 : 61 3 Saat kecepatan tinggi Bila kecepatan pompa melampaui 2500 rpm, maka control spool terdorong sepenuhnya kekanan, menutup rapat orifice No.2. Pada sekat ini, tekanan P2 ditentukan oleh banyaknya minyak yang mengalir melalui orifice No.1. Volume aliran minyak ke gear housing diatur 3,3 lmenit pada saat ini. Gambar 2.5 Aliran minyak saat kecepatan tinggi Toyota 1996 : 62 c Power Cylinder Piston di dalam silinder tenaga power cylinder ditempatkan pada rack, dan rack bergerak karena adanya tekanan minyak yang dihasilkan oleh vane pump bekerja pada power piston. Kebocoran tekan minyak dicegah oleh seal ring pada piston. Ada juga oil seal pada kedua sisi silinder untuk mencegah kebocoran minyak ke bagian luar. Control valve shaft dihubungkan dengan steering wheel. Jika steering wheel pada posisi netral lurus, control valve juga berada pada posisi netral sehingga minyak dari vane pump tidak bekerja kedua ruangan tetapi terus mengalir kembali ke reservoir tank. Jika steering wheel diputar ke salah satu arah, control valve merubah saluran sehingga minyak pada ruangan lainnya dikeluarkan dana mengalir kembali ke reservoir tank. Sekarang ini ada tiga jenis control valve yang berbeda yang mengaturperubahan saluran yaitu : spool valve, flapper valve dan rotary valve. Pada masing-masing jenis tersebut.terdapat torsion bar antara control valve dan pinion, dan control valve bekerjanya tergantung pada besarnya puntiran yang diberikan pada torsion bar. Pada saat tidak ada minyak atau tekanan minyak, dan torsion bar berputar sampai titik tertentu, control valve shaft stopper akan langsung memutar pinion dan menggerakkan rack. Dengan kata lain, sama se-perti pada manual steering, momen roda kemudi juga diteruskan ke pinion melalui control valve shaft.

B. Kerangka Berpikir