PERAWATAN DAN PERBAIKAN POWER STEERING L

BAB IV

PERAWATAN DAN PERBAIKAN POWER STEERING L300

A. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah perawatan yang
dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap
kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan
bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima.
Perawatan

pencegahan

yang

dilakukan

pada

komponen-


komponen power steering L300 ini adalah pada roda kemudi (steering wheel),
poros utama, pipa saluran, tangki cadangan (reservoir), pompa power steering,
power steering gear box.
1. Perawatan pada roda kemudi (Steering wheel)
Roda kemudi mempunyai peranan penting didalam sistem power
steering, dimana dengan roda kemudi ini sebuah kendaraan dapat
digerakkan atau dibelokkan kekanan atau kekiri. Untuk itu roda kemudi
harus mendapatkan perawatan dan perbaikan dalam sistem power
steering ini. Sehingga dengan adanya perawatan tersebut, si pengemudi
mendapatkan keselamatan dan kenyamanan dalam mengendarai kendaraan
roda empat. Adapun pemeriksaan terhadap roda kemudi dilakukan tiap
kelipatan 20.000 Km. kegiatan perawatan ini dilakukan sebatas
pemeriksaan saja, tetapi jika terdapat kerusakan-kerusakan terhadap
komponen perlu dilakukan penggantian.

Beberapa hal pemeriksaan untuk roda kemudi L300 :
a. Pemeriksaan gerak bebas kemudi (free play)
1.

Saat engine berputar (hydrolik bekerja), set roda depan lurus

menghadap ke depan.

2.

Ukur gerak bebas pada roda kemudi dengan memutar kemudi dalam
kedua arah dengan posisi roda depan lurus, limit maksimum gerak
bebas 30 mm.

3.

Bila melebihi limit maksimum, periksa atau stel baut penyetel pada
gear box dengan cara meluruskan roda depan dalam posisi lurus.
Kendorkan baut pengunci pada baut penyetel unit kemudi. Putar baut
penyetel sesuai arah jarum jam untuk mengurangi gerak bebas, atau
berlawanan jarum jam untuk menambah gerak bebas. Setelah gerak
main sudah sesuai spesifikasi kencangkan baut pengunci.

4.

Periksa juga kekendoran roda kemudi dengan menggerakkan ke depan

dan ke belakang.

b. Pemeriksaan stationary steering effort
1. Tempatkan kendaraan pada permukaan yang rata, putar kemudi pada
posisi lurus kedepan.
2. Hidupkan mesin dan pasang spring balance pada lingkaran luar roda
kemudi kemudian ukur kekuatan yang diperlukan untuk memutar roda

kemudi kekanan dan kekiri dari posisi lurus kedepan (dengan jangkauan
1,5 putaran). Adapun harga steering effort yang diizinkan 4 kg.

3. Pemeriksaan kembali roda kemudi ke posisi tengah
Adapun cara pemeriksaannya adalah dengan melakukan tes
jalan kira – kira kecepatan 35 km/jam putar kemudi 90 0 dan lepaskan
roda kemudi setelah 1-2 detik. Apabila roda kemudi berputar kembali
700 atau lebih dianggap bagus.

2. Poros utama (Steering shaft)
Poros utama adalah komponen dari sistem kemudi yang mana
bertugas sebagai penyalur gaya putar dari roda kemudi yang diteruskan

ke gear box. Adapun perawatan pada poros utama ini dilakukan sebatas
pemeiksaan saja tetapi jika terdapat beberapa kerusakan komponen,
lakukanlah penggantian.
1. Pemeriksaan baut dan mur jika perlu.
2. Pemeriksaan poros utama jika terjadi ketidak lurusan.
3. Pipa saluran oli
Saluran oli merupakan instalasi – instalasi pipa untuk
sistem power steering. Dalam perawatan, saluran ini juga harus

mendapatkan perhatian yang rutin dan cermat. Untuk itu pemeriksaan
terhadap saluran oli ini meliputi:
1.

Pemeriksaan baut – baut dan mur sambungan.

2.

Pemeriksaan instalasi pipa jika terjadi kebocoran yang menyebabkan
sistem power steering tidak bekerja dengan optimal.


3.

Pemeriksaan saluran oli dari ketersumbatan dikarenakan terjadi
pengendapan oli di dinding pipa saluran.

4. Tangki cadangan (Reservoir tank)
Oli reservoir merupakan fluida cadangan yang disimpan dalam
tangki sebagai minyak pendorong power piston melalui pipa dalam
sistem power
ATF (Automatic

steering L300. Minyak
Transmision

yang

Fluid)

digunakan


adalah

Dextron atau Dextron II.

Minyak power steering harus dicek secara teratur. Pemeriksaan minyak
harus dilakukan secara rutin setiap 10.000 Km.
Pemeriksaan untuk minyak power steering ini meliputi:
1. Pemeriksaan jumlah minyak power steering.
a. Parkir kendaraan pada lantai yang rata dan keras, lalu hidupkan
engine, dan putar roda kemudi beberapa kali agar temperature fluidnya mencapai 500 – 600 C.

b. Dengan engine dalam keadaan hidup, putar penuh roda kemudi
kekanan dan kekiri beberapa kali.
c. Periksa minyak pada tangki cadangan apakah timbul berbusa atau
berubah warna menjadi agak putih. Periksa perbedaan dari jumlah
minyak pada waktu engine mati dan pada saat engine hidup. Apabila
perubahan jumlah minyak 5 mm atau lebih, lakukan buang
angin (Air bleeding). Adapun cara melakukannya adalah :
1) Angkat bagian depan kendaraan, tahan pakai rigid rack, sehingga
kedua roda depan lepas dari lantai.

2) Putar puli pompa minyak secara manual beberapa kali.
3) Putar penuh roda kemudi kekanan dan kekiri lima atau enam kali.
4) Lepaskan high tension cable, Catatan: Hati – hati jangan
menempatkan high tension cable dengan delivery pipe.
5) Sambil menghidupkan stater motor beberapa kali, putar roda
kemudi kekanan dan kekiri sebanyak lima sampai enam kali
(selama 15 – 20 detik).
Catatan:


Selama membuang angin, tambahkan minyak agar jumlah minyak tidak
habis.



Apabila membuang angin dilakukan dalam keadaan engine hidup, maka
akan terserap udara oleh fluida. Oleh karena itu, buang angin harus
dilakukan tanpa menghidupkan engine.




Hubungkan high tension cable. Hidupkan engine (idling).



Putar roda kemudi kekanan dan kekiri sampai tidak ada lagi gelembung –
gelembung udara didalam tangki cadangan fluida power steering.



Pastikan fluida tidak mengental dan jumlahnya mencapai posisi yang telah
ditentukan pada level gauge.
2. Penggantian fluida power steering
a. Angkat roda depan dengan menggunakan dongkrak dan kemudian
topang dengan rigid rack.
b. Lepaskan slang balik dari tangki reservoir dan kuras minyak ke
dalam penampung.
c. Sambil menghidupkan starter motor beberapa kali untuk membuang
semua fluida.
d. Pasang kembali slang balik dengan benar, dan kemudian kencangkan

slang balik dengan clip.
e. Isi tangki reservoir dengan fluida yang baru sesuai spesifikasi
sampai diatas posisi lower dari filter.
3. Pemeriksaan tekanan fluida

a. Lepaskan hubungan pipa tekanan dari rumah roda gigi.
b. Pasang sisi pengukuran pada pompa dan sisi katup pada saluran
tekan.
c. Keluarkan udara dari sistem dan putar roda kemudi beberapa kali
sehingga temperatur fluida naik kira – kira 500 – 600 C.
d. Hidupkan engine dan stel putaran idling 1000 rpm atau lebih.
e. Tutup penuh katup pengukur tekanan dan amati pembacaan pada alat
pengukur, nilai tekanannya berada pada nilai standar 7, 3 – 8, 0 Mpa.

Catatan:
1. Jangan menutup katup lebih dari 10 detik.
2. Jangan biarkan temperatur fluida menjadi terlalu tinggi.
f. Jika tekanan rendah, perbaiki atau ganti pompa
g. Periksa apakah tekanan hidroliknya dalam nilai standar sewaktu
kondisi tanpa beban dibuat dengan cara membuka penuh katup

pengukur tekanan dari pressure gauge.
h. Apabila

tidak

sesuai

dengan

nilai

standar,

kemungkinan

penyebabnya adalah saluran fluida atau steering gear box. Oleh
karena itu periksa komponen dan perbaiki jika perlu.
5. Pompa power steering

Pompa merupakan suatu sistem power steering pada L300 yang

harus mendapatkan perawatan yang dilaksanakan setiap 20.000 Km.
Perawatannya meliputi :
a.

Pemeriksaan puli dari keausan dan kerusakan.
Lihat dan dengarkan putaran dari puli, apakah putarannya masih
dalam batas – batas toleransi. Kemudian apakah terjadi keausan pada
puli akibat gesekannya dengan sabuk.

b.

Pemeriksaan katup pengontrol aliran dan pegas katup
1) Cek bahwa oli dapat di alirkan melalui lubang katup dengan berat
oli tersebut.
2) Lihat dan periksa panjang pegas katup.

6. Power steering gear box
Pemeriksaan untuk steering gear box dilakukan setiap kelipatan 20.000
Km, dan pemeriksaan ini dilakukan hanya penyetelan dan perbaikan bahkan
penggantian jika dianggap perlu.
Pemeriksaan steering gear box :
a. Pemeriksaan bantalan

1. Dengar apakah terjadi suara yang tidak normal selama bantalan
bekerja.
2. Periksa keausan dari bantalan.
b. Pemeriksaan poros sector dan gear sector.
1. Periksa permukaan poros dari kerusakan dan keausan.
2. Lihat dan periksa gigi sector apakah ada yang rusak atau aus.
c. Pemeriksaan poros cacing (worm shaft) dan mur bola (ball nut)
1. Periksa alur poros cacing dan mur bola terhadap keausan dan
kerusakan.
2. Periksa alur ball nut telah cacat, melekuk atau kemasukan suatu
benda.
3. Periksa bahwa mur bola dapat berputar turun terhadap poros, oleh
beratnya sendiri.
d. Pemeriksaan sil oli (Oli seal)
Periksa oli seal apakah karetnya rusak atau sudah aus.
Catatan: pemeriksaan untuk poin diatas dilakukan dengan cara
membongkar sistem gear box. Itupun dilakukan jika perlu.
Selain perawatan diatas, ada hal yang sangat penting pada
sistem power

steering yaitu

pemeriksaan Drive

belt.

Drive

belt berfungsi sebagai penggerak, maka apabila terdapat kerusakan

pada drive belt ini akan berpengaruh kepada seluruh sistem power
steering. Oleh karena itu drive belt harus selalu rutin diperiksa setiap
10.000 Km.
Pengoperasiannya meliputi :
1. Pemeriksaan permukaan sabuk.
Apabila terdapat keretakan pada sabuk tersebut, maka sabuk harus
diganti.
2. Pemeriksaan ketegangan sabuk.
Sabuk

yang

longgar

tidak

dapat

menggerakkan power

steering sebagai mana mestinya, oleh karena itu tegangan harus
diperiksa dengan standar menggunakan alat pengukur ketegangan
sabuk atau sering disebut dengan Belt Tension Gauge.

B. Perawatan Tak Terencana
Pada dasarnya perawatan ini di lakukan untuk rencana yang tidak di
tentukan sebelumnya. Pada power steering, perawatan ini di lakukan di saat
sistem ini terjadi gangguan atau kerusakan di luar dari perawatan yang sudah di
rencanakan sebelumnya, di mana gangguan-gangguan atau kerusakan
pada power steering dapat di atasi dengan perbaikan ringan saja. Termasuk di
dalamnya perawatan darurat (emergency maintenance).
Perawatan tak terencana ini dilakukan adalah :

1. Perawatan/penggantian yang di lakukan ketika terjadinya kebocoran pada
seal oli pada pompa di sebabkan temperature fluida yang cukup tinggi.
2. Perawatan/penggantian seal oli pada steering gear box yang di sebabkan
oleh temperature fluida yang cukup tinggi.
3. Mengganti slang aliran fluida ketika terjadinya kebocoran yang di sebabkan
karena robek atau terkena benda lain.
4. Mengganti/melakukan buang angin pada fluida jika adanya udara pada
fluida.
C. Perbaikan
Kegiatan perbaiakan dapat dilakukan apabila seseorang menggunakan
panca indranya seperti pendengaran, penglihatan, perabaan, dan juga dengan
sedikit perasaan untuk mengenali atau mengetahui suatu kerusakan dengan
menemukan gejala kerusakan tersebut.
Power

steering ini

erat

kaitannya

dengan

roda

depan

mobil, suspensi dan frame. Oleh karena itu, masalah yang sering dirasakan oleh
pengemudi yang dianggap kesulitan timbul di sistem kemudi.
Pada sub bab ini, penulis hanya menguraikan tata cara dari
pembongkaran

dan

pemasangan

kembali

sistem power

steering L300

(Hardtop).
Sedangkan untuk perbaikan dan kerusakan yang timbul dapat disesuaikan
dengan bagian-bagian yang mengalami kerusakan apakah diperbaiki (diganti),
distel atau masih layak pakai.
1. Gangguan – gangguan sistem kemudi power steering

a. Pengendalian kemudi kurang stabil.
1) Penyebabnya :
a)

Pemasangan gear box kurang tepat.

b) Ball joint kendor.
c)

Tekanan ban kurang atau tidak sama dengan ban yang lain.

d) Batang penghubung longgar.
2) Cara mengatasinya :
a) Stel Pemasangan gear box
b) Kencangkan kembali atau ganti balljoint.
c) Cek tekanan ban.
d) Stel atau ganti bagian batang penghubung yang aus.
b. Kemudi berat
1) Penyebab :
a) Tali kipas kendor.
b) Kehabisan

oli

fluida power

steering atau

elmulisifikasi fluida power steering terlalu banyak.
c) Tekanan ban kurang.

pembentukan

d) Pelumasan sambungan kurang.
e) Ball joint lengan bawah aus.
f) Steering column rusak.
2) Cara mengatasinya :
a) Stel ketegangan tali kipas sesuai standarnya
b) Ganti fluida power steering.
c) Tambah tekanan ban dan cek kembali tekanan ban
d) Lumasi sambungan kemudi.
e) Ganti ball joint lengan bawah.
f) Periksa steering column.
c. Putaran kemudi tidak berputar kembali dengan baik.
1) Penyebab :
a) Tekanan ban kurang.
b) Pelumas kurang pada ball joint / tie-rod.
c) Front wheel alignment (FWA) atau spooring salah.
d) Tie-rod end rusak.
2) Cara mengatasinya :

1. Cek tekanan ban.
2. Tambah pelumasan pada ball joint / tie-rod.
3. Periksa Front wheel Alignment.
4. Ganti tie-rod dengan yang baru.
d. Timbulnya suara gemetar
1) Penyebabnya :
a) Pemasangan ball joint dan steering linkage kendor.
b) Tie-rod end rusak.
2) Cara mengatasinya :
a) Periksa dan stel ball joint serta steering linkage.
b) Ganti tie-rod end yang baru.
e. Timbulnya suara berdecit.
1) Penyebabnya :
a) Vane pompa panas atau rusak.
b) Drive belt slip atau kendor.
c) Drive belt rusak.
2) Cara mengatasinya :
a) Perbaiki vane pompa.
b) Stel ketegangan drive belt.

c) Ganti drive belt.
2. Overhoul
Overhoul merupakan suatu kegiatan perbaikan dan pemeriksaan
keseluruhan dari suatu perlengkapan elemen mesin seperti bongkar pasang
khususnya sistem power steering L300 (Hardtop). Kegiatan overhaul yang
dilakukan pada sistem ini adalah:


Membuka dan membongkar pompa power steering.



Analisa terhadap pembongkaran pompa.



Merakit pompa power steering.



Membongkar steering gear box.



Analisa terhadap pembongkaran steering gear box.



Merakit steering gear box.

a. Membuka dan membongkar pompa power steering
Sebelum pompa power steering dibongkar, buka dan lepaskanlah
semua jenis pengikat dan lepaskan saluran fluida dari pompa yang terlebih
dahulu membuang fluida dari tangki cadangan. Setelah itu buka sabuk dari
puli dengan cara membuka mur puli. Kemudian barulah dilakukan
pembongkaran dengan cara:
1. Jepitkan pompa pada ragum, jangan terlalu kuat.

2. Buka suction connector dan katup pengontrol aliran serta pegas katup
pengontrol.
3. Lepas plat sisi belakang dengan menggunakan palu plastik.
4. Lepaskan O-ring dari plat belakang.
5. Lepaskan poros pompa, cam ring dan vane plate dari rumah depan
pompa.
6. Gunakan tang snap ring untuk melepas snap ring.
7. Lepas rotor dan plats depan dari poros pompa.

b. Analisa terhadap pompa power steering.
1) Periksa katup pengontrol aliran (Flow control valve)
a) Oleskan fluida power steering pada katup dan cek bahwa katup
dapat masuk dengan lembut ke dalam lubang oleh beratnya sendiri.
b) Cek kebocoran katup, tutup satu lubang dan berikan tekanan udara
dari arah yang berlawanan dan pastikan udara tidak keluar dari
ujung.
c) Bila ditemukan pegas tidak sesuai dengan spesifikasi 36 – 38 mm,
jika diluar nilai spesifikasi ganti pegas.
2) Periksa rotor dan vane plate.

a) Ukur celah antara rotor dan vane plate dengan feeler gauge dengan
celah maksimum 0.03 mmm, bila melebihi nilai max ganti rotor.
b) Ukur tinggi, tebal dan dan panjang vane plate. Tinggi max, 8.0 mm,
tebal min 1.77 mm, dan panjang min 14.97 mm.
c) Periksa puli dari keausan dan kerusakan.
d) Ganti seal oli semuanya jika dirasakan perlu.
3) Merakit.
Sebelum memulai merakit pompa, lumasi semua bagian yang akan
bergesekan dengan fluida power steering.
a) Pasang pegas dan katup pengontrol aliran pada rumahnya.
b) Pasang O-ring yang baru pada union lubang tekan
c) Pasang O-ring dalam dan O-ring luar yang baru pada plat depan.
d) Pasang plats depan pada poros pompa serta pemasangan rotor pada
poros pompa.
e) Pasang pen lurus pendek pada plat depan, luruskan lubang dowel pin
pada sisi plat dengan dowel pin pada dudukan pompa.
f) Pasang kam ring, tepatkan lubang dan pen masukkan kam ring
dengan tanda menghadap ke depan.
g) Pasang snap ring, setelah memasang snap ring angkat rotor dan
periksa bahwa sudah masuk ke couter sunk part.
h) Pasang vane plate dengan bagian yang bulat menghadap ke keluar.

i) Pasang plat belakang dan O-ring, tepatkan lubang plat dengan pen
kemudian pasang plat.
j) Pasang rumah belakang sertakan pasang O-ring yang baru, pukul
rumah belakang ke dalam. Sebelum rumah belakang dipasang,
terlebih dahulu memasang gasket pada rumah pompa.
k) Pasang sambungan hisap (Suction connector) sertakan dengan
memasang O-ring yang baru.
l) Ukur preload poros pompa, Periksa bahwa poros berputar dengan
lembut tanpa adanya suara abnormal.
m)Setelah merakit pompa, pasang semua saluran – saluran pompa baik
dari tangki cadangan maupun menuju kesteering gear box.
n) Kemudian isi fluida pada tangki cadangan dengan ATF Dextron
II. Dan lakukan pembuangan angin pada power steering (Air
bleeding).
4) Membongkar steering gear box.
Sebelum melakukan pembongkaran, terlebih dahulu buka dan
lepaskan baut penghubung antara poros kemudi dengan steering gear
box beserta

baut



baut

pengikat

lainnya.

Urutan

dalam

pembongkaran steering gear box adalah :
a) Lepas lengan kemudi (Pit man ARM).
b) Buka mur pengunci sekrup penyetel dan Buka tutup kemudi poros
sektor dengan empat baut.
c) Tahan poros

sektor

diposisi

lurus

kedepan

pada

waktu

melepaskannya dari kotak gigi. Jangan melepas poros sektor dari
rumah gigi dengan palu atau alat pemukul lainnya.

d) Buka mur pengunci secrup penyetel bantalan roda gigi cacing dan
lepaskan sekrup penyetel bantalan.
e) Tarik keluar poros cacing (Worm Shaft) dari rumah roda gigi.

Jangan membongkar mur bola (ball nut) dari poros cacing (worm
shaft) dan hindarkan agar (ball nut) tidak membentur ujung poros
cacing.
5) Analisa terhadap pembongkaran steering gear box.
a. Lakukan perbaikan yang diperlukan dan penggantian komponenkomponen dari steering gear box jika ditemukan keausan, kerusakan
atau kondisi abnormal lainnya.
b. Periksa poros cacing (Worm shaft) dan mur bola (Ball nut) dari
keausan dan kerusakan.
c. Lakukan pengujian pada poros cacing terhadap mur bola dengan cara
menahan poros kearah vertical dan periksa mur bola turun dengan
gerakan yang mulus. Jika penurunan mur bola karena beratnya
sendiri tidak lancar, periksa poros cacing jika ada kebengkokkan dan
alur bola mendesing, penyok atau ada benda lain.
d. Periksa bantalan poros cacing dari keausan dan kerusakan, ganti
bantalan dan luncuran bantalan jika rusak.
e. Bila perlu ganti luncuran bantalan dalam roda gigi dan juga ganti
luncuran bantalan dalam secrup penyetel.
f. Periksa permukaan poros sector yang bergeseran dengan bos serta
periksa gigi – gigi jika kemungkinan rusak dan ukur diameter poros
menggunakan micrometer.

g. Periksa celah dorong poros sector menggunakan feeler gauge. Celah
maksimum 0.04 mm, jika perlu pasang cincin dorong yang baru
untuk mendapatkan celah oli yang minimum diantara poros sector
dan secrup penyetel.
h. Periksa oli seal, jika perlu ganti oli seal dengan yang baru.
i. Periksa tutup rumah kemudi terhadap kerusakan dan keausan dan
ukur diameter dalam bushing.
j. Periksa rumah kemudi terhadap kerusakan dan ukur diameter dalam
rumah kemudi.
6) Merakit steering gear box
a) Oleskan grease pada pada bushing dan seal oli.
b) Pada saat memasang, harus berhati – hati jangan sampai merusak
seal oli dan beri gasket cair pada secrup tutup ujung.
c) Pasang poros cacing dan mur bola pada rumah kemudi serta pasang
bantalan pada poros cacing.
d) Kencangkan baut tutup rumah kemudi bagian depan, sambil
mengencangkan baut pada tutup pastikan poros cacing dapat
berputar dengan lancar dan lembut.
Catatan: Tutup rumah kemudi ini sudah terpasang saat memasang poros cacing,
urutan pemasangannya adalah mur bola, tutup rumah kemudi dan poros cacing.
e) Pasang dan stel secrup penyetel bantalan kencangkan secrup
penyetel dengan pelan – pelan.

f) Pasang sekrup penyetel dan cincin dorong pada poros sector, set mur
bola diposisi tengah dari poros cacing.
g) Masukan poros sector dalam rumah kemudi, sehingga pertengahan gigi
saling berkaitan.
h) Oleskan cairan perapat pada gasket dan tutup rumah kemudi. Pasang
tutup rumah kemudi diatas gasket dan kencangkan empat baut tutup
rumah kemudi.
i) Kendorkan

secrup

penyetel

semaksimal

mungkin,

kemudian

kencangkan empat baut tutup rumah kemudi.
j) Set poros roda cacing pada posisi netral dengan cara menghitung
jumlah putaran poros dan putar kembali poros setengah dari jumlah
putaran poros tersebut.
k) Setel beban mula total dengan cara memutar secrup penyetel sambil
mengukur beban mula sampai diperoleh beban mula yang benar.
Catatan : Pastikan bahwa poros roda gigi cacing berada pada posisi netral.
l) Kencangkan mur pengunci secrup penyetel poros sector.
m) Pasang gear box pada kedudukannya kembali, kencangkan baut
pengikat gear box pada chasis.
n) Pasang pit man arm, tepatkan tanda pada poros sector dengan tanda
pada pit man arm.

o) Pasang pit man arm pada batang pengantar (Relay rod) dan sambungan
kemudi (Steering linkage).
p) Periksa dan stel gerak bebas kemudi.
q) Pasang saluran hisap dan saluran tekanan dari pompa power
steering ke steering gear box.

3. Penyetelan Ban
Ban merupakan faktor lain yang mempengaruhi dari sistem kemudi.
Ada dua hal yang sangat perlu diperhatikan yakni :
a. Balancing
Agar mendapatkan kestabilan roda depan yang sama perlu
dilakukan balancing. Balancing merupakan suatu cara yang dilakukan
untuk menjaga kestabilan dan kerataan ban, agar tidak terjadi keausan
terhadap roda depan. Tujuannya agar dalam mengendarai mobil dapat
berjalan dengan baik dan benar.
b. Penyetelan roda depan (Front Wheel Alignment)
Front

Wheel

Alignment atau spooring adalah

cara

untuk

menyetel sudut roda depan pada kendaraan yang sesuai dengan
spesifikasinya.
Penyetelan

ini

bertujuan

kenyamanan dan ekonomis seperti :

agar

mendapatkan

keamanan,

1.

Meringankan kemudi.

2.

Menstabilkan kemudi.

3.

Memperkecil keausan ban, sehingga ban dapat dipergunakan dalam
jangka waktu yang cukup lama.

4.

Meluruskan roda kemudi ke posisi lurus setelah membelokkan roda
dengan sempurna.

Prosedur pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh pengemudi, tetapi hasilnya tidak
teliti dan maksimal. Untuk itu, agar memperoleh hasil yang benar bawahlah
kendaraan ke bengkel.