37
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Secara etimologi, metode berasal dari kata Yunani meta yang artinya sesudah hodos artinya jalan. Metode berarti langkah-langkah yang diambil
menurut urutan tertentu untuk mencapai suatu tujuan Jazuli, 2001:35. Menurut Jazuli 2001:9, penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan
manusia untuk menemukan jawaban atau memecahkan masalah atau sesuatu yang dipermasalahkan yang dihadapi berdasarkan kebenaran ilmiah atau
kebenaran di lapangan. Kebenaran ilmiah yang dimaksud adalah memenuhi
kriteria logis, objektif, sistematis, dan empiris.
a. Logis dalam arti selalu menurut penalaran yang jelas dan lugas. b. Objektif yaitu didasarkan pada aspek-aspek objektif tanpa prasangka
subjektif. c. Sistematis yaitu melihat hasil observasi berhubungan dengan logika.
d. Empiris yaitu mendapatkan hasil penelitian sesuai kenyataan. Jadi, metode penelitian yaitu langkah-langkah kegiatan manusia
untuk mendapatkan suatu pemecahan masalah sesuai dengan kenyataan. Penelitian dilakukan karena keinginan manusia untuk tahu tentang alam
sekitar yang melingkupi baik yang bersifat fisik maupun sosial. Sesuatu yang tidak diketahui manusia dari alam sekitarnya menimbulkan pertanyaan
dan masalah. Untuk dapat menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah itu manusia perlu berfikir, cara berfikir guna memecahkan masalah itu
diformalisasi dalam sebuah proses yang dikenal dengan penelitian. Penelitian adalah cara memecahkan masalah yang dibakukan secara formal
Purwanto, 2008:11. Berdasar pada pokok permasalahan yang dikaji, penelitian Kesenian
Tradisional Kuntulan Desa Ketileng Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal, menggunakan metode kualitatif, sebab permasalahan yang dibahas dalam
penelitian tidak berkenaan dengan angka-angka. Penelitian kualitatif pada dasarnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi
dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Penelitian kualitatif bukanlah mencari “kebenaran”
mutlak. Penelitian kualitatif mengakui adanya dunia diluar dirinya Nasution, 1996:6.
Penelitian menggunakan pendekatan struktural, yaitu pendekatan melalui struktur koreografi atau komposisi. Pendekatan ini sekarang dikenal
dengan pendekatan etnokoreologi, yaitu cabang antropologi yang mengkhususkan diri pada penelitian tentang tari dengan pempertimbangkan
setting budaya tari itu sendiri, termasuk kedudukan budaya dari individu- individu, pola-pola organisasi sosialnya, serta aktivitas ekonomi yang
mempengaruhi. Secara teknis pendekatan ini juga mengkhususkan pada terbentuknya gaya-gaya lokal yang saling mempengaruhi dan perluasanya di
berbagai wilayah. http:www.ugm.ac.idindex.php?page=rillisartikel=955.
Laporan kualitatif dipenuhi deskripsi, dan detil penuh warna, tidak dipenuhi nada-nada statistik yang dingin, kata W.Laurence Neuman dalam
Santana, 2007:3. Dalam laporan kualitatif, peneliti melaporkan temuannya secara naratif. Secara bertutur, bagai bercerita pada teman sejawat, peneliti
melaporkannya. Laporan kualitatif memberi perasaan kepada pembaca, mengenai pelbagai peristiwa dan orang-orang tertentu dari latar sosial yang
konkret Santana, 2007:15. Peneliti memperhatikan penyebaran dan masalah-masalah perubahan
dalam pola-pola gerak yang berhasil ditemukannya. Lebih jelasnya dengan prosedur yaitu pertama, penelitian lapangan. Pada tahap pertama peneliti
sudah melakukan pengamatanobservasi, setelah itu mendeskripsikan komponen-komponen pertunjukan tari seperti gerak penari, aspek visual,
dan elemen-elemen auditif. Peneliti juga merekam dengan peralatan seperti kamera foto, video pada saat kesenian berlangsung atau dipentaskan. Tahap
ketiga peneliti melakukan analisis atas kesenian kuntulan yang direkam. Setelah itu memberikan penjelasan tentang kesenian kuntulan aspek-aspek
yang mendukung kesenian tersebut, pada tahap ini peneliti melakukan wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat tentang kesenian Kuntulan
di desa Ketileng. Tahap keempat, peneliti melakukan analisis berdasarkan foto, video, dan hasil wawancara mengenai tata gerak dalam kesenian
kuntulan, musik yang digunakan dalam mengiringi kesenian kuntulan, tata rias dan busana serta properti yang digunakan dalam pertunjukan. Tahap
kelima, peneliti membuat sintesis atau penggabungan, penyatuan dari
informasi-informasi yang telah diperoleh di lapangan sehingga membentuk deskripsi kesenian Kuntulan. Terakhir, peneliti membuat kesimpulan,
melakukan perbandingan dan merumuskan teorinya serta mengevaluasi mengenai kesenian Kuntulan di Desa Ketileng Kecamatan Kramat
Kabupaten Tegal.
3.2. Lokasi dan Sasaran Penelitian