EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP Salmonella typhi SECARA IN VITRO
HASIL PENELITIAN
EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI
(
Psidium guajava L
) TERHADAP
Salmonella typhi
SECARA
IN VITRO
OLEH:
ADITYA HUDIANSYAH
09020122
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
(2)
EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI
(
Psidium guajava L
) TERHADAP
Salmonella typhi
SECARA
IN VITRO
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran
Oleh:
ADITYA HUDIANSYAH
09020122
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
(3)
LEMBAR PENGESAHAAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
22 Maret 2013
Pembimbing I
dr. Irma Suswati, M.Kes
Pembimbing II
dr. Nanang Mardiraharjo, Sp. THT
Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,
(4)
Karya Tulis Akhir oleh Aditya Hudiansyah ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal : 22 Maret 2013
Tim Penguji
dr. Irma Suswati, M.Kes
, Ketua
dr. Nanang Mardiraharjo, Sp. THT
, Anggota
(5)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
hanya atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir
yang berjudul “Efek Antimikroba Ekstrak
Daun Jambu Biji (
Psidium guajava
L
) Terhadap
Salmonella typhi
Secara
IN VITRO
”
. Latar belakang kami
mengambil
judul tersebut adalah semakin maraknya penggunaan obat tradisional,
salah satunya adalah daun jambu biji, yang memiliki efek samping minimal dan
dikenal khasiatnya sebagai zat antimikroba. Selain itu penyakit tifoid yang
disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi
merupakan salah satu masalah
kesehatan yang ditemukan di seluruh dunia terutama pada negara berkembang.
Oleh karena itu, kami ingin menguji efek antimikroba ekstrak daun jambu biji
(
Psidium guajava L
) yang diuji pada bakteri
Salmonella typhi.
Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang dan Pembimbing I yang telah membantu,
membimbing, dan mendukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. dr. Nanang Mardiraharjo, Sp. THT selaku Pembimbing II yang telah
banyak membantu, membimbing dan mendukung kami dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
(6)
3. dr. Indra Setiawan, Sp. THT selaku Penguji I yang telah membantu
dalam mengevaluasi dan memotivasi penyelesaian Tugas Akhir ini.
4. Segenap tim di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang (Pak Joko dan Mbak Fat) yang
tidak kenal lelah membantu kami dalam proses penelitian.
5. Segenap Dosen dan Staf Tata Usaha (TU) yang telah banyak membantu
dan memberi banyak kemudahan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Orang tuaku tercinta, Hadi Supono dan Setyoningsih yang telah
memberi banyak dukungan dan doa yang tiada henti.
7. Kakakku Furqon Ananto Cahyadi dan Abraham Krismawan serta
Amalia Rasyid yang telah membantu dalam proses penulisan dan telah
memberi support dan hiburan kepada kami.
8. Teman-tema
n satu perjuangan di FK’0
9 yang telah memberi support
dan telah banyak bertukar pikiran mengenai Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis mulai dari awal hingga
akhir penulisan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
membuka diri atas segala saran, kritik membangun dari segala pihak. Semoga
Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Malang, 22 Maret 2013
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan Umum ... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat Praktis di Masyarakat ... 4
1.4.2 Manfaat Akademis ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1 Klasifikasi Bakteri ( Salmonella typhi) ... 5
2.1.1 Morfologi ... 5
2.1.2 Metabolisme Bakteri ... 8
2.1.3 Perbenihan dan Reaksi Biokimia ... 9
(8)
2.1.5 Daya Tahan ... 11
2.1.6 Patogenitas Salmonella typhi ... 11
2.1.6.1 Faktor Permukaan ... 12
2.1.6.2 Daya Invasi ... 13
2.1.6.3 Endotoksin ... 13
2.1.6.4 Enterotoksin dan Sitotoksin ... 14
2.1.7 Patogenesis Salmonella typhi ... 14
2.1.8 Manifestasi Klinis Infeksi Salmonella typhi ... 15
2.1.9 Identifikasi Bakteri Salmonella typhi ... 16
2.1.9.1 Metode Isolasi Bakteri ... 16
2.1.9.2 Metode Serologi ... 17
2.1.10Pengobatan ... 22
2.1.11 Uji Kepekaan terhadap Antimikroba (invitro) ... 22
2.1.11.1 Metode Dilusi ... 22
2.1.11.1 Metode Difusi Cakram ... 23
2.2 Klasifikasi Jambu Biji ( Psidium Guajava L) ... 25
2.2.1 Nama Lokal Jambu Biji ( Psidium Guajava L) ... 25
2.2.2 Morfologi Jambu Biji ( Psidium Guajava L) ... 26
2.2.3 Ekologi dan Distribusi Geografis ( Psidium Guajava L) ... 27
2.2.4 Kandungan Jambu Biji ( Psidium Guajava L) ... 27
2.2.4.1 Flavonoid ... 28
2.2.4.2 Tanin ... 29
2.2.4.3 Saponin ... 30
2.2.4.4 Minyak Atsiri ... 31
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 32
3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 32
(9)
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 35
4.1 Rancangan Penelitian ... 35
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 35
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
4.3.1 Populasi ... 35
4.3.2 Sampel ... 35
4.3.3 Estimasi Jumlah Pengulangan ... 36
4.4 Variabel Penelitian ... 36
4.4.1 Variabel Bebas ... 36
4.4.2 Variabel Tergantung ... 36
4.5 Definisi Operasional ... 36
4.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 37
4.7 Prosedur Penelitian ... 38
4.7.1 Sterilisasi Alat ... 38
4.7.2 Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji ... 38
4.7.3 Identifikasi Bakteri Salmonella typhi ... 39
4.7.3.1 Pewarnaan Gram ... 39
4.7.3.2 Perbenihan ... 40
4.7.3.3 Tes Biokimia ... 41
4.7.4. Pembuatan Perbenihan Cair Bakteri 106 sel/ml ... 43
4.7.4 Uji Kepekaan Ekstrak Daun Jambu Biji terhadap Salmonella typi ... 43
4.7.4.1 Metode Dilusi Tabung ... 43
4.8 Diagram Alur Penelitian ... 46
4.9 Analisa Data ... 47
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 48
5.1 Efek Antimikroba Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) terhadap Bakteri Salmonella typhi ... 48
(10)
5.1.1 Kadar Hambat Minimal (KHM) Ekstrak Daun Jambu Biji ... 48
5.1.2 Kadar Bunuh Minimal (KBM) Ekstrak Daun Jambu Biji ... 49
BAB 6 PEMBAHASAN ... 54
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
7.1 Kesimpulan ... 58
7.2 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
(11)
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Tes untuk Spesies Salmonella typhi ... 10
Tabel 2.2 Profil Fitokimia dari Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L) ... 28
Tabel 4.3 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji ... 37
Tabel 4.4 Alat dan Bahan Uji Kepekaan Ekstrak Daun Jambu Biji ... 38
Tabel 5.1 Tingkat kekeruhan yang dihasilkan pada media Nutrient Broth oleh koloni bakteri Salmonella typhi dalam kelompok konsentrai ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L) ... 48
Tabel 5.2 Jumlah koloni rata-rata Salmonella typhi per cawan dalam beberapa konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L) pada dilusi tabung ... 49
Tabel 5.3 Jumlah koloni Salmonella typhi per ml (106) dalam beberapa konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L) pada dilusi tabung ... 50
(12)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Morfologi Salmonella typhi ... 5
Gambar 2.2 Morfologi daun Jambu Biji ... 26
Gambar 3.1 Skema kerangka konsep ... 32
Gambar 4.1 Diagram alur penelitian ... 46
Gambar 5.1 Plot respon (main effect) pengaruh perlakuan dari variasi konsentrasi Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L) terhadap jumlah koloni bakteri Salmonella typhi per ml (106) pada dilusi tabung... 51
(13)
DAFTAR SINGKATAN
ANOVA : Analysis of Variance
ATP : Adenosine Triphosphate
CFU : Colony Forming Units
DNA : Deoxyribonucleic Acid
KBM : Kadar Bunuh Minimal
KHM : Kadar Hambat Minimal
KOH : Kalium Hidroksida
MR : Methyl Red
NCCLS : National Committee for Cinical Laboratory Standard
OD : Optical Density
RNA : Ribonucleic Acid
SS : Salmonella-Shigella
SSP : Salmonella-Shigella Plate
TSI : Triple Sugar Iron
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit demam tifoid bersifat endemis yang masih dijumpai secara luas di
berbagai negara berkembang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis
(Prasetyo dan Ismoedijanto, 2005). Di Indonesia kasus ini tersebar secara merata
di seluruh provinsi dengan insidensi di daerah pedesaan 358/100.000
penduduk/tahun dan didaerah perkotaan 760/100.000 penduduk/tahun atau sekitar
600.000 sampai 1,5 juta kasus/tahun (Pawitro dkk.,2001). Lalu demam tifoid juga
menduduki posisi kedua dalam pola sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat
inap di rumah sakit yakni sebesar 3,6% dan urutan ke delapan dalam penyakit
penyebab kematian pada pasien rawat inap di rumah sakit yakni sebesar 2,4%
(Prasetyo dan Ismoedijanto, 2005).
Salmonella typhi
adalah bakteri gram negatif yang termasuk genus
Salmonella
(Handoyo, 2002), merupakan agen penyebab demam tifoid dan
memiliki bentuk infeksi paling serius dibanding genus yang lainnya karena sering
menyebabkan komplikasi berupa perdarahan dan perforasi usus yang tidak jarang
berakhir dengan kematian (Karsinah dkk., 2002).
Terapi yang digunakan sampai saat ini adalah trilogi penatalaksanaan
demam tifoid, yaitu istirahat, diet dan pemberian antimikroba. Antimikroba yang
digunakan adalah kloramfenikol, ampisilin, amoksilin dan
trimetropim-sulfamektoksasole dengan kloramfenikol sebagai
drug of choice
(DOC) (Widodo,
2006). Insiden
multidrug of resisten
(MDR)
Salmonella typhi
meningkat terutama
(15)
di India dan kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia (WHO, 2005). Selain itu
perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit
serta kondisi perekonomian yang terpuruk yang dialami bangsa kita berdampak
juga dengan melonjaknya biaya pengobatan dan harga obat-obatan. Di sisi lain,
adanya kenyataan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat terhadap pengobatan
semakin meningkat. Sementara taraf kehidupan sebagian masyarakat kita masih
banyak yang kemampuannya pas-pasan. Maka dari itu, gerakan kembali ke alam
(
back to nature
) yakni pengobatan tradisional yang ekonomis merupakan solusi
yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut (Khalid, 2009).
Jambu biji dapat digunakan sebagai obat alternatif dalam perspektif
kesehatan karena mengandung berbagai zat yang berfungsi sebagai penghambat
berbagai jenis penyakit, diantaranya jenis flavonoid, minyak atsiri, tanin dan juga
terdapat saponin berkombinasi dengan asam oleanolat (Dweck, 2001). Buah, daun
dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak
banyak mengandung tanin. Daun jambu biji sering dimanfaatkan sebagai obat,
diketahui mengandung tanin, minyak atsiri, minyak lemak, damar, zat samak,
triter pinoid, dan asam apfel (Evika, 2008).
Bagian tumbuhan jambu biji, yang memiliki aktifitas antimikroba yang
paling kuat adalah bagian daun karena kandungan derivat flavonoid, tanin dan
derivat minyak atsiri yang cukup banyak sehingga dapat menghambat
perkembangan bakteri baik gram positif maupun gram negatif (Dweck, 2001).
Selain itu pada penelitian Adyana dkk (2004), ekstrak daun jambu biji memiliki
Kadar Hambat Minimal (KHM) terhadap bakteri
Shigella dysentriae
pada
(16)
konsentrasi 40 mg/ml,
Shigella flexeneri
pada konsentrasi 30 mg/ml,
Escherichia
coli
pada konsentrasi 40 mg/ml dan
Salmonella typhi
pada konsentrasi 60 mg/ml.
Lalu dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan penulis di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang,
didapatkan bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki efek antimikroba terhadap
bakteri
Salmonella typhi
dengan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar
Bunuh Minimal (KBM) sebesar 6,25%. Berdasarkan data di atas penelitian ini,
maka diajukan penggunaan tumbuhan obat melalui penelitian yang berjudul “
Efek
Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (
Psidium guajava Linn
) terhadap
Salmonella typhi
in vitro
”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
Adakah efek
antimikroba
ekstrak daun jambu biji (
Psidium guajava Linn
)
terhadap bakteri
Salmonella typhi
?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui efek
antimikroba
ekstrak daun jambu biji (
Psidium
guajava Linn
) terhadap bakteri
Salmonella typhi in vitro
.
1.3.2 Tujuan khusus
1.
Untuk mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar
Bunuh Minimal (KBM) dari ekstrak daun jambu biji (
Psidium
guajava Linn
) terhadap bakteri
Salmonella typhi
secara
in vitro
.
(17)
2.
Untuk mengetahui hubungan konsentrasi antara ekstrak daun
jambu biji (
Psidium guajava Linn
) dengan pertumbuhan bakteri
Salmonella typhi
secara
in vitro
.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis di masyarakat
Memberikan informasi dan dapat diaplikasikan secara langsung tentang
obat alternative penyembuhan penyakit demam tifoid yang mudah, murah
dan aman bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat.
1.4.2 Manfaat Akademis
Memberikan informasi yang digunakan sebagai dasar penelitian lanjutan,
efek ekstrak daun jambu biji sebagai antimikroba terhadap
bakteri
Salmonella typhi
.
(1)
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Morfologi Salmonella typhi ... 5
Gambar 2.2 Morfologi daun Jambu Biji ... 26
Gambar 3.1 Skema kerangka konsep ... 32
Gambar 4.1 Diagram alur penelitian ... 46
Gambar 5.1 Plot respon (main effect) pengaruh perlakuan dari variasi konsentrasi Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L) terhadap jumlah koloni bakteri Salmonella typhi per ml (106) pada dilusi tabung... 51
(2)
xii ANOVA : Analysis of Variance ATP : Adenosine Triphosphate CFU : Colony Forming Units DNA : Deoxyribonucleic Acid
KBM : Kadar Bunuh Minimal
KHM : Kadar Hambat Minimal
KOH : Kalium Hidroksida MR : Methyl Red
NCCLS : National Committee for Cinical Laboratory Standard OD : Optical Density
RNA : Ribonucleic Acid SS : Salmonella-Shigella SSP : Salmonella-Shigella Plate TSI : Triple Sugar Iron
(3)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit demam tifoid bersifat endemis yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis (Prasetyo dan Ismoedijanto, 2005). Di Indonesia kasus ini tersebar secara merata di seluruh provinsi dengan insidensi di daerah pedesaan 358/100.000 penduduk/tahun dan didaerah perkotaan 760/100.000 penduduk/tahun atau sekitar 600.000 sampai 1,5 juta kasus/tahun (Pawitro dkk.,2001). Lalu demam tifoid juga menduduki posisi kedua dalam pola sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit yakni sebesar 3,6% dan urutan ke delapan dalam penyakit penyebab kematian pada pasien rawat inap di rumah sakit yakni sebesar 2,4% (Prasetyo dan Ismoedijanto, 2005).
Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif yang termasuk genus
Salmonella (Handoyo, 2002), merupakan agen penyebab demam tifoid dan
memiliki bentuk infeksi paling serius dibanding genus yang lainnya karena sering menyebabkan komplikasi berupa perdarahan dan perforasi usus yang tidak jarang berakhir dengan kematian (Karsinah dkk., 2002).
Terapi yang digunakan sampai saat ini adalah trilogi penatalaksanaan demam tifoid, yaitu istirahat, diet dan pemberian antimikroba. Antimikroba yang digunakan adalah kloramfenikol, ampisilin, amoksilin dan trimetropim-sulfamektoksasole dengan kloramfenikol sebagai drug of choice (DOC) (Widodo, 2006). Insiden multidrug of resisten (MDR) Salmonella typhi meningkat terutama
(4)
perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit serta kondisi perekonomian yang terpuruk yang dialami bangsa kita berdampak juga dengan melonjaknya biaya pengobatan dan harga obat-obatan. Di sisi lain, adanya kenyataan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat terhadap pengobatan semakin meningkat. Sementara taraf kehidupan sebagian masyarakat kita masih banyak yang kemampuannya pas-pasan. Maka dari itu, gerakan kembali ke alam (back to nature) yakni pengobatan tradisional yang ekonomis merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut (Khalid, 2009).
Jambu biji dapat digunakan sebagai obat alternatif dalam perspektif kesehatan karena mengandung berbagai zat yang berfungsi sebagai penghambat berbagai jenis penyakit, diantaranya jenis flavonoid, minyak atsiri, tanin dan juga terdapat saponin berkombinasi dengan asam oleanolat (Dweck, 2001). Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji sering dimanfaatkan sebagai obat, diketahui mengandung tanin, minyak atsiri, minyak lemak, damar, zat samak, triter pinoid, dan asam apfel (Evika, 2008).
Bagian tumbuhan jambu biji, yang memiliki aktifitas antimikroba yang paling kuat adalah bagian daun karena kandungan derivat flavonoid, tanin dan derivat minyak atsiri yang cukup banyak sehingga dapat menghambat perkembangan bakteri baik gram positif maupun gram negatif (Dweck, 2001). Selain itu pada penelitian Adyana dkk (2004), ekstrak daun jambu biji memiliki Kadar Hambat Minimal (KHM) terhadap bakteri Shigella dysentriae pada
(5)
konsentrasi 40 mg/ml, Shigella flexeneri pada konsentrasi 30 mg/ml, Escherichia coli pada konsentrasi 40 mg/ml dan Salmonella typhi pada konsentrasi 60 mg/ml.
Lalu dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan penulis di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, didapatkan bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki efek antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi dengan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) sebesar 6,25%. Berdasarkan data di atas penelitian ini, maka diajukan penggunaan tumbuhan obat melalui penelitian yang berjudul “Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) terhadap Salmonella typhiin vitro”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Adakah efek antimikroba ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) terhadap bakteri Salmonella typhi ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) terhadap bakteri Salmonella typhi in vitro.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) dari ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) terhadap bakteri Salmonella typhi secara in vitro.
(6)
jambu biji (Psidium guajava Linn) dengan pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis di masyarakat
Memberikan informasi dan dapat diaplikasikan secara langsung tentang obat alternative penyembuhan penyakit demam tifoid yang mudah, murah dan aman bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
1.4.2 Manfaat Akademis
Memberikan informasi yang digunakan sebagai dasar penelitian lanjutan, efek ekstrak daun jambu biji sebagai antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi.