Pengaruh Rubrik “Menuju Pemilu 2014” Di SKHU Tribun Lampung Terhadap Minat Pemilih Pemula Untuk Berpartisipasi Dalam Pemilihan Umum 2014 (Studi Korelasi Pada Pemilih Pemula Di Lingkungan FISIP Universitas Lampung Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2011-2013

(1)

ABSTRACT

The Influence of Rubric “MenujuPemilu 2014” in Tribun Lampung Newspaper Towards First Voters Interest to Participate in Elections 2014

(case study on first voters incommunication scienceFaculty of Social and Political Sciences Lampung University years 2011-2013)

By

AniAnnisaLasmah

First voters are an important asset for participating in the election because a huge number of voters overall. However, voters are required to be active in seeking information about the elections so that they get more information confirming their intention to exercise their voting right. And one of the local newspapers in the Bandarlampung contains a rubric that contains news about the election rubric entitled "Menuju Pemilu 2014" in which this could be one source of information for voters who read it so that they are more confident to participate in elections.The purpose of this research is knowing the influence of elections information either legislative elections or governor of Lampung Province elections in rubric “Menuju Pemilu 2014” in Tribun Lampung Newspaper towards first voters interest to participate in Elections 2014. This research use S-O-R Theory as a priority theory and using Information Processing Theory for supporting this research. This research use total sampling technique and sample for this research is done by pre-survey in communication studies students from 2011-2013 years with 314 person and after pre-survey there are 48 persons which qualified to be a respondent because they are read and follow up the news from rubric “Menuju Pemilu 2014” in Tribun Lampung newspaper. To test the influence of both variable, this research use Simple Regression Linier to test if there are influence of those variable with low scale. The result of hipothesis test showed that Toutput (3.763) > Ttable (1.679) therefore Ho is rejected and that means the news of elections either legislative or governor of Lampung Province has influence towards first voters interest who reads that rubric, therefore Ho is rejected and Hi is accepted.


(2)

ABSTRAK

Pengaruh Rubrik “Menuju Pemilu 2014” Di SKHU Tribun Lampung Terhadap Minat Pemilih Pemula Untuk Berpartisipasi Dalam Pemilihan Umum 2014 (Studi Korelasi Pada Pemilih Pemula Di Lingkungan FISIP Universitas Lampung

Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2011-2013)

Oleh

Ani Annisa Lasmah

Pemilih pemula merupakan aset penting bagi peserta pemilu karena jumlahnya yang cukup besar dari jumlah pemilih keseluruhan. Namun pemilih pemula dituntut untuk aktif dalam mencari informasi seputar pemilihan umum agar mereka mendapatkan informasi yang lebih sehingga menguatkan niat mereka untuk menggunakan hak pilih. Dan salah satu surat kabar lokal di Bandarlampung memuat sebuah rubrik yang berisi tentang berita seputar pemilu dengan judul rubrik “Menuju Pemilu 2014” dimana hal ini bisa menjadi salah satu sumber informasi bagi pemilih pemula yang membacanya sehingga mereka lebih yakin untuk emnggunakan hak pilihnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan informasi pemilu baik pileg maupun pilkada Provinsi Lampung yang ada pada rubrik “Menuju Pemilu 2014” di SKHU Tribun Lampung terhadap minat calon pemilih pemula untuk berpartisipasi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Penelitian ini dilandasi oleh teori S-O-R dan juga menggunakan teori pendukung yakni Teori Pemrosesan Informasi. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling yang dimana sampel penelitian berasal dari hasil prasurvey yang dilakukan pada mahasiwa ilmu komunikasi angkatan 2011-2013 dengan jumlah 314 orang yang kemudian setelah diadakan survey dengan kriteria bahwa responden pemilih pemula tersebut membaca dan mengikuti berita yang ada pada rubrik “Menuju Pemilu 2014” di SKHU Tribun Lampung maka sampel penelitian ini adalah sejumlah 48 orang. Untuk menguji pengaruh antara kedua variabel digunakan uji Regresi Linier Sederhana yang dimana hasil uji tersebut menunjukkan terdapat hubungan antar variabel dengan skala rendah. Hasil uji hipotesis atau uji t menunjukkan bahwa Thitung (3.763) > Ttabel (1.679) maka Ho ditolak dan artinya pemberitaan seputar pemilihan umum baik legislative maupun gubernur untuk Provinsi Lampung memiliki pengaruh terhadap minat pemilih pemula yang membaca rubrik tersebut oleh karena itu Ho ditolak dan Hi diterima.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Penulis dilahirkan di Tanjungkarang, Bandarlampung pada tanggal 18 April 1992, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan (Alm.) Bapak Hi. Drs. Usman Anwar dan Ibu Hj. Siti Usriah.

Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh adalah Taman Kanak-Kanak Al-Azhar Way Halim Bandarlampung, Sekolah Dasar Perguruan Al-Kautsar Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama Perguruan Al-Kautsar diselesaikan pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas Perguruan Al-Kautsar diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi Melalui Jalur PKAB (Penerimaan Khusus Minat dan Bakat) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selama menjadi mahasiswi Ilmu Komunikasi, penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas English Society of Unila (ESo) selama 2 tahun dibidang scrabble dan penah mengikuti berbagai perlombaan scrabble yang diselenggarakan di daerah Bandarlampung dan di luar Bandarlampung. Penulis melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) pada Januari 2013 di Desa Negeri Jemanten, Kecamatan Margatiga Kabupaten Lampung Timur.


(8)

MOTTO

- LIFE IS A GIFT, WAKE UP EVERY DAY AND REALIZE THAT YOU’RE STILL ALIVE. BE GRATEFUL FOR THAT

- WHEN YOU TRY YOUR BEST BUT YOU DON’T SUCCESED, TRY HARDER, AND BE PATIENT BECAUSE A GREAT THINGS WILL HAPPENS

UNEXPECTEDLY

- WHEN YOUR LIFE FEELS LIKE A THUNDER STORM. BE STRONG. IT WON’T LONGER BECAUSE RAINBOW WILL APPEAR AFTER THAT.


(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kupanjatkan kehadirat Allah S.W.T, shalawat dan salam tercurahkan kehadirat Nabi besar Muhammad S.A.W atas segala cinta kasih, nikmat serta berkah-Nya kepadaku dan keluargaku yang hingga saat ini kami masih diberi kesehatan, serta kelancaran dalam menyelesaikan karya ini. Segala puji hanya untuk Allah S.W.T, kupersembahkan karya kecilku ini kepada orang-orang yang kukasihi serta mengasihiku :

 Untuk Ibu, (Alm) Ayah dankakakterbaik yang akubanggakan  Sahabatdanteman-temantersayang yang akubanggakan  Orang terdekat yang kusayangi

Dan


(10)

SANWACANA

Puji syukur yang tiada terkira penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul“Pengaruh Rubrik “Menuju Pemilu 2014” Pada SKHU Tribun Lampung Terhadap Minat Pemilih Pemula Untuk Berpartisipasi Dalam Pemilihan Umum 2014 (Studi Korelasi Pada Pemilih Pemula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Mahasiswa Angkatan 2011-2013 Universitas Lampung)Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam upaya untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung .


(11)

dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis megucapkan rasa hormat dan ucapan terimaksih kepada:

1. Allah SWT. atas segala kebesaran, kuasa, kesempatan serta petunjuk yang diberikan kepada hamba. Terimakasih telah menciptakan umat manusia dengan akal sehingga bisa digunakan untuk menuntut ilmu sehingga bisa berbuat baik kepada sesama umat manusia.

2. Nabi Muhammad SAW. atas keteladanannya dan senantiasa kusampaikan kerinduan yang tak terbatas kepadamu.

3. Kepada Ibuku tersayang Ibu Hj.Siti Usriah yang selama ini telah

meluangkan waktunya untuk selalu memberikan dukungan dan doa kepada anaknya sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini dan menjadi sarjana, ibu yang hebat yang bisa menjadi panutan untukku nantinya, ibu yang hebat yang bisa menghadapi segala masalah dengan penuh rasa sabar, ibu yang tak pernah kenal lelah untuk mendoakan anak-anaknya, ibu yang tak kenal lelah untuk memberikan senyum kepada anak-anaknya meskipun

pikirannya tidak hanya memikirkan satu masalah saja. Maaf jika anak gadismu ini belum bisa memberikan yang terbaik saat ini tapi adek akan berusaha buat ibu selalu bangga dan bahagia. Terima kasih ibu, telah menjadi ibu yang luar biasa bagi anak-anakmu. Adek sayang ibu. Mungkin tidak cukup hanya dengan kata-kata ini adek mengucapkan terimakasih,


(12)

adek akan mencoba berusaha yang terbaik untuk membalas semua jasa-jasa ibu. I love you mom ! I’ll try my very best !

4. Kepada Alm. Bapak Hi. Drs. Usman Anwar yang sudah menjadi ayah terhebat sepanjang hidupnya. Disepanjang hidupnya beliau merupakan seseorang yang bisa mengayomi anaknya, menyayangi anak-anaknya, mendidik anak-anaknya dengan caranya sendiri sehingga menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Hampir 4 tahun kepergianmu sungguh terasa ada yang beda dalam keluarga kecil kita, kenangan

bersamamu selalu menghampiri anak gadismu yang kini sudah memasuki jenjang perguruan tinggi dan mendapatkan gelar sarjana. Sosok seorang ayah yang selalu aku banggakan yang selalu aku rindukan. Maafkan anak gadismu ini jika belum membahagiakan engkau disana, adek akan selalu mendoakan bapak disana Insha Allah adek akan buat bangga bapak disana, buat bangga ibu, mamas dan semua yang adek sayang. Adek kangen bapak. Adek sayang bapak. Tidak cukup hanya dengan kata-kata

menggambarkan bagaimana sayangnya adek sama bapak, rindunya adek kepada bapak, rasa terima kasih adek kepada bapak, adek akan berusaha untuk menjadi kebanggaan keluarga kecil kita pak. Adek sayang bapak. I miss you so bad, i love you my hero!

5. Kepada kakak laki-laki satu-satunya pengganti posisi ayah di keluarga kecil ini adalah Agung Prasetiawan, S.E yang selalu memberikan kasih sayangnya kepada adik bungsunya. Terima kasih banyak telah menjadi kakak yang terbaik bagi adik kecilnya ini. I love you big bro !


(13)

7. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

8. Bapak Drs. Sarwoko M,Si selaku Pembimbing Akademik.

9. Bapak Ahmad Rudy Fardiyan, S.Sos, M.Si selaku Ketua Penguji serta Pembimbing, terimakasih atas segala bimbingan, masukan, saran, kesabaran dan waktunya yang telah diberikan kepada saya selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

10.Bapak Toni Wijaya, S.Sos, M.A selaku Dosen Pembahas yang telah meluangkan waktunya serta masukan, kritik, dan saran perbaikan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

11.Seluruh Staff Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Lampung, yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis kelak dalam menghadapi dunia kerja.

12.Sahabat-Sahabat luar biasa, sahabat-sahabat seperjuangan mulai dari perjuangan propti, perjuangan kuliah, perjuangan skripsian, perjuangan bimbingan skripsi, perjuangan jalan-jalan bareng, perjuangan kisah cinta, perjuangan alay-alay masa kini dan perjuangan-perjuangan lain yang mungkin akan menghabiskan berlembar-lembar untuk menjelaskan itu semua. Kita menyebutnya persahabatan ini dengan Wacana Group

terkadang Pance Group. Member dari Wacana Group adalah Siti Fatimah dia merupakan teman seperjuangan kuliah mulai dari propti, berikutnya ada Dina Ulia yang merupakan teman seperjuangan dari satu sekolah saat


(14)

SMA dan teman satu perjuangan bimbingan skripsi bareng Pak Rudi, berikutnya Leni Destia Edward teman seperjuangan (niat) debut yang pada akhirnya tidak debut-debut, berikutnya Fitria Hani Aprina teman

seperjuangan nontonin Running Man waktu ke Jakarta main bola bareng PJS, berikutnya ada Amalia Nurdin a.k.a Sumi teman seperjuangan judesin orang yang pada akhirnya keracunan Chanyeol EXO, ada Hesty Prihastuti yang juga sama keracunanya sama Sumi mereka berdua keracunan EXO, terus ada nyonya ghibah lovers yang virusnya udah menyebar kemana-mana the one and only sumber ghibah sejagat raya Emirullyta Hardaninggar a.k.a Sist Ata, terus ada Oemar Madri Bafadhal yang merupakan teman yang memiliki kedekatan tertentu dengan

seseorang bernama M.Hafiz Wiratama yang dimana biasa dipanggil Ojan, Ojan merupakan seseorang yang sangat dekat dengan Oemar jadi mereka kemana-kemana selalu berdua layaknya soulmate yang tidak bisa

dipisahkan, selanjutnya ada alay brother namanya Pratama Dio Ananto entah dari mana bisa dipanggil alay brother sama mas satu ini, dan ada Imam Mubaraq yang (katanya) memiliki aura aura tertentu sehingga bisa memikat wanita, dan yang terakhir ada Yunardi Hasan K.S a.k.a Adi Pato yang tiba tiba menghilang dari wacana group. Aku cinta kalian. Aku sayang kalian. Please group ini jangan pernah musnah ! Sesungguhnya kalo mau dijabarin satu-satu bakal panjang cerita jadi dibikin singkat lagian bingung jugaan mau describe say thanks seperti apa lagi, kalo mau versi panjang request ke penulisnya langsung ya. ! one thing for sure, you’re all the best partners in crime !


(15)

dan panggilan kesayangannya adalah Ahjussi. Terima kasih untuk

semuanya, terima kasih sudah selalu mau menemaniku menunggu dosen, terimakasih sudah mengajarkan banyak hal yang tidak aku ketahui dalam kehidupan ini terima kasih selalu menemani pokoknya terima kasih. Make me your radio, Turn me up when you feel low ! Semangat terus ya ahjussi ! segitu aja yah, nanti kao mau versi lengkapnya private aja via whatsapp atau LINE hehehe.

14.Kepada Running Man, SHINee, EXO, BangtanBoys, Girls‟ Generation, dan semua hallyu star yang termasuk dalam bias saya dan juga playlist kehidupan saya, saya ucapkan terima kasih banyak sudah menemani hari-hari saya dengan lagu-lagu yang sangat membuat saya terhibur ketika sedang suntuk. Untuk Running Man, terima kasih banyak untuk kelucuan kelucuan yang menghibur ketika ditonton waktu saya sedang badmood dan juga terimakasih sudah datang ke Jakarta untuk Asian Dream Cup dan

menjadikan Lee Kwang Soo “Asian Prince”, untuk member SHINee terima kasih sudah meluangkan waktunya ke Indonesia pada 22 Juni 2014 sehingga saya bisa melihat kalian tampil dengan luar biasa spektakulernya, untuk EXO terima kasih juga sudah meluangkan waktunya ke Indonesia tapi saya tidak dapat hadir special untuk member termuda, EXO Oh Sehun maaf nuna ga bisa liat kamu perform, semoga cidera kakinya cepet

sembuh ya. Saranghae Oh Sehun ! you’re the cutest ! Untuk BangtanBoys terimakasih lagu lagunya sangat amat enerjik sehingga membuat aku


(16)

selalu semangat dan untuk leadernya semoga makin cute dan berkharisma.

Untuk Girls‟ Generation eonniedeul kalian luar biasa cantiknya, Taeyeon Eonnie semoga makin cantik dan langgeng dengan EXO Baekhyun. Untuk K-Drama terimakasih sudah menemani hari-hari saya. Untuk versi panjang silahkan request.

15.Dan terakhir seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi 2010, 2011, 2013, 2014 dan angkatan-angkatan baru selanjutnya.

16.Untuk semua pihak yang telah mendoakan saya dalam doanya, untuk semua pihak yang telah memberikan saya pelajaran-pelajaran berharga baik secara langsung ataupun tidak langsung, untuk semua apresiasinya terhadap saya, untuk semua simpati dan empatinya terhadap saya kepada siapapun itu saya ucapkan terimakasih banyak. Itu semua merupakan pelajaran berharga..

Seluruh pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Allah S.W.T membalas seluruh ketulusan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat.

BandarLampung, 02 Oktober 2014 Penulis,


(17)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

JUDUL DALAM ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xx

DAFTAR DIAGRAM ... xxi

DAFTAR TABEL ... xxii

I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2RumusanMasalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

IITINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Tinjauan Surat Kabar atau Koran ... 12

2.3 Tinjauan Rubrik ... 15

2.4 Tinjauan Minat ... 22

2.5 Tinjauan Pemilihan Umum ... 27

2.6 Tinjauan Hak Suara (Hak Memilih) ... 29

2.7Tinjauan Pemilih Pemula (First Vote) ... 31

2.8 Terpaan Media (Media Exposure) ... 36

2.9Teori S-O-R ... 38

2.10 Teori Pemrosesan Informasi ... 39


(18)

xviii

2.12 Hipotesis ... 43

III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 44

3.2 MetodePenelitian... 45

3.3VariabelPenelitian ... 46

3.4Populasi ... 46

3.5 Sampel ... 48

3.6 Definisi Operasional... 49

3.7 Jenis Data ... 59

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.9 Teknik Pengolahan Data ... 60

3.10 Validitas dan Reliabilitas ... 61

3.11 Uji Normalitas ... 64

3.12 Teknik Analisis Data ... 64

IV GAMBARAN UMUM, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum FISIP Unila ... ...68

4.1.1 Sejarah Lokasi Penelitian ... 68

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan ... 69

4.1.3Tata Pamong ... 71

4.1.4 Kurikulum ... 72

4.2Gambaran Umum Tribun Lampung ... ...74

V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 75

5.1.1 Uji Validitas ... 76

5.1.2Uji Reliabilitas ... 79

5.1.3Uji Normalitas ... 81

5.2Karakteristik Identitas Responden ... 82

5.2.1 Jenis Kelamin Responden ... 82

5.2.2Umur Responden ... 83

5.2.3Tahun Angkatan Responden ... 85

5.3 Analisis Jawaban Responden ... 86

5.4Analisis Hubungan Antar Variabel ... 139

5.5Hasil Analisis Data ... 143

5.5.1 Uji Hipotesis (Uji T) ... 143


(19)

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan ... 154 6.2 Saran ... 157 DAFTAR PUSTAKA


(20)

xxii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilu 2

Tabel 2. Penelitian terdahulu 1 10

Tabel 3. Penelitian terdahulu 2 11

Tabel 4. Jumlah mahasiswa populasi dan sampel 47

Tabel 5. Tabel Indikator Variabel X 52

Tabel 6. Tabel Indikator Variabel Y 57

Tabel 7. Struktur Tata Pamong Jurusan Ilmu Komunikasi 71

Tabel 8. Daftar Mata Kuliah Mahasiswa Ilmu Komunikasi 73

Tabel 9. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel X 77

Tabel 10. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Y 78

Tabel 11. Reliabilitas Variabel X 79

Tabel 12. Reliabilitas Variabel Y 80

Tabel 13. Tabel Hasil Uji Normalitas 81

Tabel 14. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 83

Tabel 15. Karakteristik responden berdasar umur 84


(21)

Tabel 17. Artikel berita di rubric “menuju pemilu 2014” perlu diketahui

oleh pembaca 87

Tabel 18. Artikel berita yang di muat merupakan artikel berita yang penting

untuk diberitakan 89

Tabel 19. Artikel berita yang disajikan merupakan berita yang menarik

perhatian pembaca 91

Tabel 20. Artikel berita yang disajikan menarik dari segi judul berita 93

Tabel 21. Artikel berita yang disajikan menarik dari segi isi berita 94

Tabel 22.Artikel berita yang disajikan menarik dari segi narasumber berita 96

Tabel 23. Artikel berita menarik dari segi faktor lain (e.g. berkaitan dengan

berita lain, mengandung unsur yang menghibur dll) 98

Tabel 24. Artikel berita yang disajikan dalam rubrik memiliki kemungkinan untuk

mempengaruhi pemikiran pembaca. 99

Tabel 25.Artikel berita yang disajikan merupakan berita yang memiliki unsur

magnitude 101

Tabel 26. Artikel berita yang disajikan merupakan berita yang up-to date 103

Tabel 27. Artikel berita yang disajikan merupakan berita lokal yang membuat

pembaca lebih tertarik 106

Tabel 28. Berita yang disajikan merupakan berita lokal yang menyajikan


(22)

xxiv

Tabel 29. Artikel berita mengandung unsur human interest 110

Tabel 30. Berita yang di publikasikan dapat ditelusuri kembali

kepada narasumbernya 112

Tabel 31. Kesesuaian antara narasumber dengan tema atau fakta berita 114

Tabel 32. Berita yang disajikan sesuai antara judul dengan isi berita 116

Tabel 33. Berita yang disajikan bersifat netral 117

Tabel 34. Berita yang disajikan bersifat balance 119

Tabel 35. Penyajian berita mengandung cover both side 121

Tabel 36. Artikel berita yang disajikan sudah mengandung unsur 5W + 1H

sesuai dengan kaidah jurnalistik 123

Tabel 37. Frekuensi membaca rubrik “Menuju Pemilu 2014” 126 Tabel 38. Pembaca aktif mengikuti perkembangan berita pemilu di rubric

“menuju pemilu 2014” 128 Tabel 39. Pengalaman yang minim membuat calon pemilih aktif untuk

mencari informasi 130

Tabel 40. Pembaca mengerti serta dapat memahami berita yang disampaikan

pada rubric 132

Tabel 41. Pembaca mendapat tambahan informasi yang lebih mengenai

informasi pemilu 134

Tabel 42. Pembaca sudah memiliki ketertarikan terhadap berita, dan memiliki


(23)

Tabel 43. Paham dan sadar akan pentingnya untuk menggunakan hak pilih 137

Tabel 44. Pembaca akan menggunakan hak pilihnya 138

Tabel 45. Hasil perhitungan Regresi Linear 140


(24)

xxi

DAFTAR DIAGRAM


(25)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman


(26)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat akan memilih Presiden dan Wakil Presiden yang akan menggantikan Presiden dan Wakil Presiden RI saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.

Pada setiap penyelenggaraan pemilu sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya guna menentukan nasib bangsanya untuk beberapa tahun kedepan. Terlebih lagi saat ini yang menjadi sasaran para calon politikus yang akan bertarung di pemilu 2014 adalah pemilih pemula, yang dimana pemilih pemula ini merupakan pemilih yang baru akan menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2014 ini. Dilihat dari tingkat jumlah usia dan kesadaran para pemilih pemula dalam pemilu, menunjukkan perbedaan yang didasarkan pada kurangnya pengalaman dan informasi, ada yang akan menggunakan hak memilihnya pada pesta demokrasi, namun ada juga yang tidak akan menggunakan hak memilihnya. Dan hal ini harusnya menjadi sebuah kesadaran individu untuk mencari informasi yang lebih aktual sehingga mereka mengerti dan mengetahui


(27)

bagaimana proses pemilu akan dilaksanakan dan siapa sajakah peserta pemilu nanti, agar mereka tidak salah pilih karena mereka merupakan bagian dari “agent of change” karena jumlah pemilih pemula yang cukup besar dapat menjadi penentu kemenangan suatu partai politik.

Namun pada kenyataannya, tingkat partisipasi pemilih masih kurang terutama tingkat partisipasi pemilih pemula yang dimana mereka lebih memilih utnuk tidak menggunakan hak pilihnya, begitulah yang terjadi di daerah Provinsi Lampung. Berdasarkan data dari KPUD Provinsi Lampung (kpud-provlampung.go.id, di akses pada 30 Januari 2014), presentase partisipasi pemilih hanya mencapai 63%-73%, yang berarti masih banyak pemilih yang tidak berpartisipasi yakni mencapai angka 30%. Untuk lebih jelasnya dapat di dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1.

Data Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilu


(28)

3

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa peserta pemilihan umum legislatif di wilayah kota Bandarlampung merupakan yang paling rendah di antara 14 kabupaten atau kota lainnya. Dimana hanya menunjukkan partisipasi pada pemilihan umum legislatif (jumlah) pada tahun 2009-2011 berjumlah 63%, sedangkan untuk kabupaten / kota lainnya seperti Lampung Selatan dan Way Kanan mencapai angka 73% dan 74,75% .

Kemudian, merujuk pada pemilu yang sebelumnya, yakni dari data yang dirilis KPU (www.kpu.go.id, di akses pada 30 Januari 2014), jumlah total pemilih yang telah terdaftar untuk pemilu tahun 2014 adalah sejumlah 186.612.255 orang penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut 20-30% nya adalah Pemilih Pemula (kelompok muda yang baru pertama kali akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu). Sedangkan Pada Pemilu 2004, jumlah Pemilih Pemula sekitar 27 juta dari 147 juta pemilih. Pada Pemilu 2009 sekitar 36 juta pemilih dari 171 juta (21 persen) pemilih. Data BPS 2010, Penduduk usia 15-19 tahun: 20.871.086 orang, usia 20-24 tahun: 19.878.417 orang. Dengan total jumlah pemilih muda sebanyak 40.749.503 orang. Dengan demikian, angka-angka tersebut menunjukkan jumlah pemilih muda atau pemilih pemula yang cukup tinggi, dimana dalam suatu pemilu, jumlah tersebut sangat besar dan bisa menentukan kemenangan partai politik atau kandidat tertentu.

Namun pada kenyataannya, kelompok pemilih pemula berpotensi tinggi untuk lebih memilih golput (golongan putih) orang-orang yang tidak menggunakan hak suaranya pada pemilu. Sebagaimanatemuan Lembaga Peduli Remaja (LPR) Kriya Mandiri Solo yang melakukan jajak pendapat pada pemilih pemula di Kota Solo


(29)

tanggal 19 Februari 2009, menyatakan bahwa potensi golput pemilih pemula di kota Solo cukup tinggi. Dari 340 responden yang dipilih secara acak dari sepuluh SMA dan SMK di kota Solo, hanya 21,49% saja yang menyatakan siap memberikan suara. Sisanya 60,51% menyatakan belum yakin apakah akan memilih atau tidak, artinya berpotensi golput, dan 18% dengan tegas menyatakan tidak memilih. Hasil survey juga menunjukkan 67,55% pemilih pemula belum mengetahui secara persis tahapan dan sistem pemilu. Tidak hanya itu, sebanyak 76,40% bahkan mengaku tidak tahu jumlah kontestan partai politik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketertarikan pemilih pemula untuk berpartisipasi pada pemilu 2009 lalu masih sangat rendah. Sikap ini terlihat dari 91,01% responden menyatakan tidak bersedia turut serta dalam kegiatan kampanye. Hal ini disebabkan karena pemilih pemula belum dibekali informasi tentang pemilu ataupun politik secara jelas bahkan hingga saat ini belum banyak partai politik ataupun pihak terkait tentang pemilu dan politik yang melakukan pendidikan politik serius terhadap pemilih pemula. Dan pemilih pemula menggantungkan pendidikan politik kepada informasi media massa, sesama teman, orang tua, atau tenaga pengajar di lembaga sekolah atau universitas.

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menyatakan informasi sebagai keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat di lihat, di dengar, dan di baca yang disajikan dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik maupun nonelektronik. Dengan demikian pemahaman tentang informasi politik mengacu pada definisi tersebut dengan menekankan pada konten politik.


(30)

5

Media massa merupakan sarana paling efektif digunakan untuk menyebarkan dan menjaring informasi politik. Dalam hal ini media bukan saja sebagai sumber informasi politik melainkan kerap menjadi faktor pendorong (trigger) terjadinya perubahan politik (Suwardi, 2004). Disamping itu media memiliki potensi mentransfer dan mengekspos informasi politik bagi pembentukan opini publik. Selain menjadi sumber informasi, media massa juga merupakan saluran komunikasi bagi para aktor politik. Cara - cara media menampilkan peristiwa - peristiwa politik dapat mempengaruhi persepsi para aktor politik dan masyarakat mengenai perkembangan politik. Melalui fungsi kontrol sosialnya, bersama institusi sosial lainnya, secara persuasif media massa bisa menggugah partisipasi publik untuk serta dalam merombak struktur politik.

Dengan sifat media massa yang bisa mempersuasi pembaca, maka pada penelitian ini peneliti akan membahas sebuah rubrik pada surat kabar yang mengusung tema pemilu. Karena surat kabar sejatinya mengabdi kepada masyarakat untuk memberikan informasi yang berguna, khususnya (saat ini) mengenai pemilu 2014 dan bersifat independen yang berarti lepas dari kepentingan-kepentingan politik tertentu serta gagasan tertentu.

Salah satu surat kabar yang ada di masyarakat Bandarlampung adalah surat kabar harian (SKH) Tribun Lampung. Pemberitaan mengenai pemilu 2014 dituangkan dalam suatu rubrik yakni “Menuju Pemilu 2014”, dimana pemberitaan politik seputar pelaksanaan pemilu 2014 baik pemilu legislatif dan pilkada disajikan dalam beberapa judul berita. Adanya perubahan dari pembaca surat kabar ini sebagai efek dari adanya informasi yang menggugah pembaca, sehingga dapat


(31)

membentuk opini publik yang terjadi di masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa informasi merupakan salah satu variabel pembentuk sikap individu. Hal ini sejalan dengan hal yang dingkapkan oleh Krech bahwa informasi yang diperoleh seseorang atau kelompok orang dapat membentuk atau menentukan sikap orang atau kelompok itu (Krech 1982, dalam Regar). Peneliti memilih Surat Kabar Tribun Lampung karena target pasarnya cukup luas dan menurut hasil survey Nielsen pada tahun 2014 bahwa Surat Kabar Harian Tribun Lampung merupakan koran nomor 1 di provinsi Lampung yang banyak di baca oleh masyarakat dan juga secara ekonomis mampu dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang adakah pengaruh sebuah rubrikasi di surat kabar, terutama rubrik “Menuju Pemilu 2014” di Surat Kabar Harian Tribun Lampung terhadap minat calon pemilih pemula berpartisipasi di pemilu 2014. Penelitian dilakukan pada mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung Jurusan Ilmu Komunikasi yang membaca surat kabar Tribun Lampung dan merupakan mahasiswa angkatan 2011-2013, karena pada lingkungan pendidikan ini mahasiswa Ilmu Komunikasi mengkaji secara mendalam tentang media massa serta mengkaji bidang jurnalistik sehingga bisa lebih rasional dalam pengembangan pikiran dan juga mereka masih termasuk usia pemula yang dimana usia pemula terutama mahasiswa pada angkatan tersebut merupakan bagian agent of change yang dianggap memiliki pemikiran yang kritis terhadap terpaan informasi yang di dapat.


(32)

7

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh dari rubrik “Menuju Pemilu 2014” terhadap minat pemilih pemula untuk berpartisipasi pada Pemilihan Umum 2014?

1.3Tujuan Peneltian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terpaan informasi pemilu pilkada dan pileg pada rubrik di “Menuju Pemilu 2014” SKHU Tribun Lampung terhadap minat calon pemilih pemula untuk berpartisipasi pada Pemilihan Umum 2014

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini :

a. Diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam mengembangkan pengetahuan dalam ilmu komunikasi tentang media massa khususnya surat kabar yang bisa mempengaruhi individu sesuai dengan fungsinya dan bagaimana penyajian berita pada surat kabar sehingga menarik bagi pembaca.

b. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi SKHU Tribun Lampung yang memungkinkan untuk menambah lagi kualitas dan kuantitas berita yang disampaikan kepada khalayak pembaca agar lebih menarik dan informatif.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian sebelumnya meneliti tentang Analisis Pengaruh Norma Subyektif dan Karakteristik Endorser Terhadap Minat Memilih Dalam Pemilu Presiden 2009 (Studi Pada Para Pemilih Pemula Di Wilayah Kota Magelang (Universitas Sebelas Maret, Asriani Hendaryati)dengan hasil karakteristik endorser yang terdiri dari expertise, trustworthiness, dan attractiveness berpengaruh signifikan terhadap minat memilih para pemilih pemula pada Pemilu Presiden 2009. Dan tujuan peneltian ini adalah untuk menguji apakah karakteristik endorser yang terdiri dari expertise, trustworthiness, dan attractivenessdan juga subjectiveness norm berpengaruh terhadap minat memilih para pemilih pemula dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2009.

Penelitian ini menggunakan analisis linier berganda yang menggunakan 3 variabel penelitian dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil dari penelitian ini karakteristik endorser yang terdiri dari expertise, trustworthiness, dan attractivenessdan juga subjectiveness norm berpengaruh signifikan terhadap


(34)

9

minat memilih para pemilih pemula pada Pemilu Presiden 2009. Karena endorser merupakan bagian dari iklan politik sehingga dapat berpengaruh bagi pemilih pemula. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu ini terletak pada hal yang hendak di teliti jika penelitian ini meneliti tentang karakteristik endorser yang merupakan bagian dari iklan, maka peneliti disini ingin meneliti tentang pengaruh terpaan berita pada rubrik “Menuju Pemilu 2014” di surat kabar harian Tribun Lampung.

Penelitian selanjutnya merupakan jurnal penelitian mengenai Pengaruh Iklan Politik Dalam Pemilukada Minahasa Terhadap Partisipasi Pemilih Pemula Di Desa Tounelet Kecamatan Kakas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, dengan pendekatan analisis korelasi dan regresi linear sederhana dengan 2 variabel penelitian.

Hasil penelitian ini yaitu berdasarkan perhitungan Korelasi Product Moment iklan politik memberikan kontribusi sebesar 17,30% dan terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan politik dan partisipasi pemilih pemula. Sedangkan hasil perhitungan analisis Regresi Linear Sederhana, terdapat pengaruh yang berpola linear antara iklan politik terhadap partisipasi pemilih pemula dalam pengujian linearitas. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah Iklan Politik dalam Pemilukada di mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap partisipasi pemilih pemula atau sekitar 17,30% sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel lainnya. Perbedaan antara penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada variabel x yakni jika penelitian terdahulu ini meneliti tentang pengaruh iklan politik maka peneliti disini ingin meneliti tentang


(35)

terpaan berita politik yang ada pada rubrik “menuju pemilu 2014” di surat kabar harian Tribun Lampung.

Tabel 2. Penelitian terdahulu 1

Nama/universitas Hendaryati, Asriyani. Universitas Sebelas Maret

Judul/tahun Analisis Pengaruh Norma Subyektif dan Karakteristik Endorser Terhadap Minat Memilih Dalam Pemilu Presiden 2009 (Studi Pada Para Pemilih Pemula Di Wilayah Kota Magelang).2009

Kesimpulan hasil Karakteristik endorser yang terdiri dari expertise, trustworthiness, dan attractiveness berpengaruh signifikan terhadap minat memilih parapemilih pemula pada Pemilu Presiden 2009. Dan tujuan peneltian ini adalah Untuk menguji apakah karakteristik endorser yang terdiri dari expertise, trustworthiness, dan attractiveness berpengaruh terhadap minat memilihpara pemilih pemula dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2009.


(36)

11

Tabel 3. Penelitian Terdahulu 2

Nama/Universitas Marissa Marlein Fenyapwain

Judul/Tahun Pengaruh Iklan Politik Dalam Pemilukada Minahasa Terhadap Partisipasi Pemilih Pemula Di Desa Tounelet Kecamatan Kakas.

Kesimpulan Berdasarkan perhitungan Korelasi Product Moment iklan politik memberikan kontribusi sebesar 17,30% dan terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan politik dan partisipasi pemilih pemula. Sedangkan hasil perhitungan analisis Regresi Linear Sederhana, terdapat pengaruh yang berpola linear antara iklan politik terhadap partisipasi pemilih pemula dalam pengujian linearitas. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah Iklan Politik dalam Pemilukada di mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap partisipasi pemilih pemula atau sekitar 17,30% sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel lainnya, seperti faktor lingkungan, keluarga, nilai-nilai sosial yang dianutnya.

Metodologi Penelitian Teknik analisis data yang dipakai adalah Analisis Korelasi Pearson Product Moment (PPM) dan Analisis Regresi Linear Sederhana.


(37)

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu yang sudah dipaparkan maka perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu bahwa peneliti disini meneliti media massa dengan mediumnya media cetak yakni surat kabar dengan studi pemilih pemula di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung angkatan 2011-2013 yang membaca surat kabar Tribun Lampung.

2.2 Tinjauan Surat Kabar atau Koran

Surat kabar merupakan media cetak yang tergolong popular dikalangan masyarakat golongan menengah kebawah. Sebagai media massa tertua, suratkabar mampu memberikan informasi yang lebih lengkap. Menurut Effendy dalam

“Kamus Komunikasi”, surat kabar adalah lembaga tercetak yang memuat laporan yang terjadi dimasyarakat dengan ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya aktual, mengenai apa saja diseluruh dunia mengandung nilai untuk diketahui khalayak pembaca”.(1989:241)

Menurut Onong Uchjana Effendy (1993: 241) Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca. Selain itu, kelebihan surat kabar ini yaitu memiliki berbagai macam rubrik yang ditulis berbentuk artikel. Artikel merupakan karya tulis lengkap, misalnya laporan berita, surat kabar dan sebagainya (Alwi, 2002: 66). Hal yang terpenting dalam sebuah artikel adalah isi yang benar dan aktual, susunannya rapi, dan hemat dengan kata-kata.


(38)

13

Surat kabar merupakan media yang dapat dijadikan sumber informasi untuk mengetahui kedalaman suatu berita, surat kabar juga sering dijadikan sebagai sumber informasi untuk mengetahui program-program yang terdapatdalam radio. Hal ini merupakan salah satu kelebihan surat kabar karena surat kabar sering dijadikan alat untuk mempromosikan program radio dan televisi.

Dibandingkan dengan media massa lainnya seperti Radio, Televisi dan Film, informasi dalam surat kabar dapat disimpan lama, akan tetapi keterbatasan informasi dalam surat kabar terletak pada keterbatasan ruang halaman surat kabar sehingga suatu berita harus di susun dengan singkat, padat dan jelas. Pada penelitian ini surat kabar yang menjadi bahan kajian penelitian adalah sebuah surat kabar yang memiliki rubrik khusus yang membahas berita seputar pemilu 2014 yakni SKHU Tribun Lampung yang memiliki judul rubrik “Menuju Pemilu

2014”

2.2.1 Fungsi Surat Kabar

Surat kabar sebagai salah satu jenis media massa boleh dikatakan sebagai yang tertua sebelum ditemukannya radio, televisi, dan film. Surat kabar memiliki keterbatasan dimana hanya bisa dinikmati oleh individu yang mampu membaca. Surat kabar adalah sebagai fourth estate masyarakat akan informasi, seperti yang diungkapkan Heaning yang dikutip Effendi dalam bukunya Diktat Dasar Jurnalistik diantaranya :


(39)

1. Publishing the news ( menerbitkan atau menyiarkan berita )

Beritanya harus dilaporkan secara lengkap agar pembaca puas membacanya.

2. Commenting On the news ( memberikan komentar terhadap suatu berita ). Fungsi ini memungkinkan si pembaca menemukan maksud dari suatu berita dan apa yang dikatakan orang lain tentang berita itu.

3. Entertaining Readers ( menghibur pembaca )

Bahwa hasil artikel-artikel dalam surat kabar banyak dibaca oleh pembaca karena artikel-artikel itu dapat memberikan hiburan kepada pembaca.

4. Helping Readers (menolong pembaca bagaimana cara menggunakan sesuatu )

5. Publishing advertising ( menerbitkan atau menyiarkan barang dan jasa yang di tawarkan kepada publik dengan menyewa ruang dan waktu Advertising meliputi apa yang di sebut AIDDA yaituAttention, Interestm, Desire, dan Action. Hal-hal barudalam advertising ada yang dilengkapi dengan berita (contoh : iklan kesehatan). (1999:17)

Surat kabar pada kenyataannya memiliki banyak fungsi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan berita-berita penting namun surat kabar juga berfungsi sebagai sarana hiburan untuk menghibur para pembaca. Surat kabar dapat dijadikan pedoman oleh pembaca dalam melakukan sosialisasi, karena surat


(40)

15

kabar selain berisi berita-berita yang dianggap penting juga berisi hal-hal yang sifatnya ringan dan dapat dijadikan pedoman dalam pemimpin dan pelayanan. Pada penelitian ini fungsi surat kabar merupakan sebuah pedoman dimana berita yang disampaikan pada pembaca merupakan berita yang bisa membantu pemilih pemula mendapatkan infromasi yang lebih mengenai pemilu 2014 sehingga pemilih pemula tidak ketinggalan informasi dan pendidikan tentang pemilu.

2.3 Tinjauan Rubrik

Rubrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah media cetakyang berupa surat kabar, tabloid atau majalah. Menurut Onong Uchajana Effendi dalam Kamus Komunikasi rubrik adalah istilah bahasa Belanda yang berarti ruanganpada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya mengenai suatu aspekatau kegiatan dalam kehidupan masyarakat. Rubrik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kepala karangan atau ruangan tetap dalam surat kabar,majalah, dan sebagainya (2005:965)

Pengertian rubrik dalam Himpunan Istilah Komunikasi adalah sebuah kepala karangan atau ruangan di dalam surat kabar atau majalah yang digunakan sebagai tempat opini, berita, atau semua bentuk tulisan khususnya di media cetak. Menurut Komaruddin yang dikutip dalam kamus istilah Skripsi dan Thesis, mendefinisikan rubrik sebagai berikut: Rubrik adalah kepala karangan, bab, atau pasal didalam surat kabar atau majalah, sering diartikan sebagai“ruangan”, misalnya rubrik tinjauan luar negeri, rubrik kewanitaan, rubrik ekonomi. (1974:74)


(41)

Berdasarkan pengertian diatas, terlihat jelas bahwa setiap rubrik selalu berisi tulisan-tulisan mengenai aspek tertentu dalam kehidupan masyarakat. Karena sifatnya yang khusus tersebut, maka tulisan-tulisan dalam suatu rubrik bersifat lebih mendalam dan komprehensif. Namun demikian gaya penyajian rubrik tidak semua sama. Menurut Kamus Komunikasi (Effendy, 1989: 365), rubrik itu sendiri berarti ruangan dalam surat kabar, majalah atau media cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat. Rubrik pada sebuah surat kabar biasanya berisikan 5-7 judul berita.

2.3.1 Kategori Rubrik

Secara umum rubrik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu rubrik tetap dan rubrik tidak tetap. Hal tersebut seperti dikemukakan Siregar &Pasaribu(2004: 98) bahwa media massa seperti majalah memiliki rubrik tetap dan tidak tetap seperti berikut:

a. Rubrik tetap

Rubrik tetap adalah rubrik yang muncul pada setiap edisi dan ditetapkan berdasarkan kaitan antara tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena iturubrik tetap harus memiliki relevansi informasi yang disampaikan secara berlanjut.

b. Rubrik tidak tetap

Rubrik tidak tetap adalah rubrik yang hanya muncul pada edisi tertentu, sehingga meskipun berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan tetapi


(42)

17

jika hanya disampaikan secara situasional maka disebut sebagai rubrik tidak tetap (Siregar & Pasaribu, 2004: 98).

Rubrikasi membantu pembaca untuk agar dengan cepat menemukan informasi yang penting dan menarik untuk dibaca. Suatu rubrik memuat sejumlah informasi yang termasuk dalam kategori yang sama. Menurut Siregar & Pasaribu(2004: 99) agar isi rubrik benar-benar bermanfaat bagi pembaca dan dapat menarik minat pembaca perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:

1. Substansi informasi

Aspek substansial berkaitan dengan obyektifitas. Westerstahl (dalamMcQuail, 2000: 173) menyebutkan bahwa obyektivitas berhubungan dengan nilai faktualitas dan imparsialitas. Objektivitas dihargai oleh konsumen berita, sebab objektivitas dianggap sebagai kunci kepercayaan masyarakat terhadap media (McQuail, 1992:183). Fakta pada umumnya diakui sebagai sandaran objektivitas, secara khusus objektivitas berita (Nurudin, 2009:76)

Faktualitas terkait dengan kualitas informasi sebuah berita, di mana khalayak mampu memahami realitas yang disampaikan oleh sebuahberita. Ranah fokus pada bagaimana kelengkapan dan penyampaian sebuah peristiwa, narasumber dan fakta dalam sebuah berita supaya dapat dipahami oleh khalayak. Berita disebut faktual apabila fakta yang terkandung di dalam informasi itu memang nyata dan dapat diperiksa kebenaran serta keberadaanya di tempat kejadian. Pemberitaan di surat


(43)

kabar selalu dituntut untuk mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektifitas yang juga sering disebut sebagai pemberitaan cover both side, dimana pers menyajikan semua pihak yang terlibat sehingga pers mempermudah pembaca menemukan kebenaran. Faktualitas terkait pada 3 hal, antara lain kebenaran (truth), relevansi(relevance) serta informativeness (McQuail, 1992:205-206).

Kebenaran (truth) mengharuskan sebuah berita untuk menyajikan informasi yang sifatnya faktual, berdasarkan pada fakta-fakta yang ada. Kebenaran (truth) meninjau fakta dalam dua kategori, yaitu fakta sosiologis dan fakta psikologis. Fakta sosiologis merupakan fakta yang bahan bakunya berupa peristiwa yang benar-benar terjadi. Sedangkan fakta psikologis merupakan fakta yang bahan bakunya merupakan opini, interpretasi serta pendapat dari narasumber.

Untuk dapat meninjau ada tidaknya fakta sosiologis maupun psikologis, maka perlu diperhatikan statement utama (main point) dari sebuah berita. Biasanya statement utama tersebut terletak di awal berita. Ini sejalan dengan ciri penulisan berita dalam jurnalisme, yaitu inti bahasan ada di paragraf-paragraf awal.

Selain meninjau nilai faktual, untuk membuktikan kebenaran juga harus diukur dengan melihat akurasi (accuracy) berita. Akurasi ini penting, supaya dapat menunjukkan kualitas, reputasi serta kredibilitas dari suatu media. Salah satu indikator yang ditinjau dalam akurasi (accuracy) ini adalah melihat ada tidaknya verifikasi fakta (Kriyantono, 2006 : 244).


(44)

19

Verifikasi dapat menunjukkan sejauh mana berita tersebut merupakan fakta yang benar-benar terjadidi lapangan. Ada tidaknya verifikasi dapat dilihat dari keberadaan sumber berita,tanggal, alamat, maupun nama institusi. Keberadaan sumber berita ini penting,supaya nantinya informasi dapat diverifikasi dan meningkatkan kredibilitas pembaca pada media tersebut.

Sedangkan relevansi terkait dengan standar kualitas proses seleksi berita (McQuail, 1992:203). Aspek relevansi dapat dinilai dari judul, narasumber dan permasalahan yang memiliki keterkaitan serta fokus pada sebuah peristiwa. Relevansi dapat diukur dari kesesuaian antara narasumber dan isi berita dan kesesuaian antara judul dan isi.

Kesesuaian antara judul dan isi juga menjadi penting. Biasanya khalayak hanya akan membaca judul dan lead saja, tanpa memperhatikan isinya. Oleh sebab itu, penelitian ini meninjau bagaimana isi beritanya. Apakah sudah sesuai dan relevan atau belum. Kelengkapan (completeness) merupakan kelengkapan informasi mengenai kejadian penting yang terjadi (McQuail, 1992 : 210). Standar baku 5W + 1H digunakan untuk meninjau kelengkapan informasi dalam berita. Semakin lengkap informasi yang disampaikan, maka akan semakin menunjang pemahaman pembaca secara utuh dan benar.

Informativeness melihat sejauh mana kelengkapan informasi yang disampaikan. Kategori ini melihat penggunaan data pendukung atau kelengkapan informasi atas kejadian yang ditampilkan. Data pendukung


(45)

ini misalnya, foto,gambar, ilustrasi, tabel, statistik, dll (Kriyantono, 2006 : 249).

Unsur objektivitas selanjutnya adalah imparsialitas. imparsialitas meninjau apakah suatu berita memiliki keberpihakan pada satu pihak atau tidak. Imparsialitas secara tidak langsung mengharuskan jurnalis untuk menjaga jarak serta tidak berpihak pada satu sisi pendapat dalam sebuah isu (McQuail, 1992:201).

Imparsialitas terkait pada 2 hal, yaitu netralitas (neutrality) dan keseimbangan (balance). Keseimbangan berita dapat ditinjau dari hasil tulisan yang bebas dari pendapat serta interpretasi wartawan (Nurudin, 2009:86). Sedangkan netralitas sebuah berita menunjukkan ketidakberpihakan pada salah satu aktor yang diberitakan. Pemberitaan yang netral akan menyajikan konten yang non-evaluatif dan non sensasional. Artinya, bahwa pemberitaan tidak mengarahkan pembacanya dan tidak diberitakan secara berlebihan (sensasional).

2. Kepentingan pembaca

Hal ini dilakukan dengan membaca secara menyeluruh yang diperlukan untuk memperoleh kesan, informasi tentang apa yang sebetulnyahendak disampaikan oleh penulis. Berdasarkan kesan yang diperoleh itulah kemudian dipertanyakan, apakah informasi tersebut penting dan menarik bagi pembaca.


(46)

21

3. Kelayakan

Siregar dkk (1994:27) menjelaskan bahwa tidak semua (peristiwa) perlu diberitakan, karena tidak layak. Nilai berita adalah tolok ukur kelayakan sebuah peristiwa dapat diberitakan, dan meliputi unsur berikut:

1. Significance (penting), yaitu kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca.

2. Magnitude (besar), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik buat pembaca.

3. Timeliness (waktu), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi, atau baru dikemukakan.

4. Proximity (kedekatan), yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca. Kedekatan ini dapat bersifat geografis maupun emosional.

5. Prominence (tenar), yaitu menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca, seperti orang, benda, atau tempat.

6. Human Interest (manusiawi), yaitu kejadian yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa.


(47)

Rubrik merupakan bagian dari surat kabar yang mempermudah pembaca agar lebih cepat menemukan informasi yang dibutuhkan, karena rubrik merupakan bagian dari media massa khususnya media cetak yang menyajikan secara khusus bahasan tertentu dalam bentuk rubrik tetap maupun tidak tetap. Pada penelitian ini

rubrik yang dimaksud adalah rubrik “Menuju Pemilu 2014” yang dimana rubrik ini bagian dari surat kabar harian Tribun Lampung yang menerbitkan berita seputar pemilu 2014 baik pilkada lampung maupun pileg (pemilihan legislatif). Sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan informasi yang berkaitan

dengan hal tersebut pada rubrik ini dan juga rubrik “Menuju Pemilu 2014” khusus

terbit mulai dari akhir tahun 2013 dalam menyambut pemilihan umum 2014 sehingga sifat dari rubrik ini merupakan rubrik tidak tetap.

2.4 Tinjauan Minat

Menurut Tampubolon (1991: 41) mengatakan bahwa minat adalah suatu perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Sedangkan menurut Djali (2008: 121) bahwa minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan bila orang tersebut diberi kebebasan untuk memilih (Elisabeth B. Hurlock, 1999:114).Menurut Whitherington (1985: 135), minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.


(48)

23

Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi (1984: 46) berpendapat bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang terdiridari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yangbisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Minat sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan ,jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek (Mohamad Surya, 2003: 100).

Minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan (Effendy, 2007: 10). Lebih lanjut Effendy mengemukakan bahwa minat muncul karena adanya stimulus motif yang menimbulkan motivasi. Minat adalah ketertarikan terhadap sesuatu yang pernah diketahui sebelumnya, hal yang menimbulkan ketertarikan itu tidak hanya menyenangkan atau memberi kepuasan bagi seseorang tetapi juga menakutkan (Alwi, 2002: 102)

Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap sesuatu objek. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (1995: 180) yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, sekain besar minat.


(49)

Lebih lanjut Slameto mengemukakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa individu lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam satu aktivitas. Individu yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Menurut W.S. Winkel (1983: 30) bahwa minat adalah kecenderungan merasa senang berkecimpung pada bidang atau hal tertentu dan merasa tertarik pada bidang atau hal itu. Menurut Sadirman (1990: 76) minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Sedangkan menurut Sumadi Suryobroto (1983: 7) juga menyatakan minat adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek serta banyak sedikitnya kekuatan yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Kemudian Agus Sujanto (1983: 101) juga mendefinisiksan minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan rasa senang atau ketertarikan pada objek tertentu disertai dengan adanya pemusatan perhatian kepada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang memiliki keinginan untuk terlibat secara


(50)

25

langsung dalam suatu objek atau aktivitas tertentu, karena dirasakan bermakna bagi dirinya dan ada harapan yang dituju.

Minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor internal) maupun yang datang dari luar diri individu itu sediri (faktor eksternal). Gunarsa (1980: 68) mengatakan bahwa minat dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor dari dalam (internal) seperti rasa senang/tertarik (gembira, semangat), perhatian (ketertarikan, intensitas, frekuensi , dan persepsi (kesan positif, pemahaman), sedangkan faktor dari luar (eksternal) lingkungan (masyarakat, keluarga, sekolah) dan sistem pengajaran (materi pembelajaran, metode).

Syukur (1996:17) menyatakan bahwa faktor intern merupakan kecenderungan seseorang untuk berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, sedangkan faktor ekstern merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih aktivitas tersebut berdasarkan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan orangtertentu.

Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor internal) dan faktor dari luar individu (faktor eksternal). Faktor internal yaitu faktor yang berhubungan dengan minat itu sendiri dengan minat yang lebih mendasar atau asli.


(51)

Faktor eksternal yaitu faktor yang berkaitan dengan lingkungan.

1).Rasa Tertarik

Menurut Sadirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang dialami setiap individu tetapi sulit dijelaskan. Dakir (1992: 216) menyampaikan, tertarik adalah suka atau senang, tetapi belum melakukan aktivitas. Sedangkan Winkell (1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik sebagai penilaian positif terhadap suatu obyek. Berdasarkan tiga pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa tertarik merupakan rasa yang dimiliki setiap individu dalam ungkapan suka,senang dan simpati kepada sesuatu sebelum melakukan aktivitas,sebagai penilian positif atau suatu obyek.

2). Perhatian

Perhatian didefinisikan oleh Sumadi Suryabrata (1989: 14) sebagai frekuensi dan kuantitas kesadaran yang menyertai aktivitas seseorang, sedangkan Dakir (1993: 144) mendefinisikan minat perhatian sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada sesuatu, dan Walgito (2002:98) mendefinisikan perhatian sebagai pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek.

Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek,atau frekuensi dan kuantitas kesadaran peningkatan kesadaran seluruh jiwa. Sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti apakah minat yang timbul pada pemilih pemula


(52)

27

untuk berpatisipasi merupakan adanya pengaruh dari terpaan informasi yang didapatkan dari media massa khususnya surat kabar yang dibaca.

2.5 Tinjauan Pemilihan Umum

Pemilu merupakan mekanisme memilih wakil-wakil atau pejabat-pejabat yang akan mengatasnamakan rakyat dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Dengan kata lain ketika warga memilih wakil-wakil atau pejabat-pejabat untuk mewakili mereka di dalam Pemilu maka warga sekaligus memberikan mandat pada para wakil dan pejabat tersebut untuk dan atas nama rakyat, membuat dan mengambil keputusan atau kebijakan dan melaksanakan program untuk kepentingan mereka. Untuk memperoleh wakil atau pejabat yang mengatasnamakan rakyat maka pemilihan harus demokratis.

Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, menegaskan: “Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

Selanjutnya menurut Ibramsyah Amiruddin (2008:1) mengatakan bahwa pengertian dari pemilihan umum adalah: “pemilihan umum secara langsung oleh rakyat merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan


(53)

pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945”

Ibnu Tricahyo dalam bukunya yang berjudul Reformasi Pemilu, mendefinisikan Pemilihan Umum sebagai berikut: ”Secara universal Pemilihan Umum adalah instrumen mewujudkan kedaulatan rakyat yang bermaksud membentuk pemerintahan yang absah serta sarana mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan

rakyat” (Tricahyo, 2009:6). Definisi ini menjelaskan bahwa pemilihan umum merupakan isntrumen untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, membentuk pemerintahan yang absah serta sebagai sarana mengartikulasi aspirasi dan kepentingan rakyat.

Soedarsono mengemukakan lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul Mahkamah Konstitusi Pengawal Demokrasi, bahwa yang dimaksud dengan pemilihan umum

adalah sebagai berikut:“Pemilihan umum adalah syarat minimal bagi adanya

demokrasi dan diselenggarakan dengan tujuan memilih wakil rakyat, wakil daerah, presiden untuk membentuk pemerintahan demokratis” (Soedarsono, 2005:1)

Dalam perkembangannya penentuan siapa yang akan menduduki pejabat pemerintahan dalam hal ini Kepala Negara dan Kepala Daerah, setiap negara dipengaruhi oleh sistem politik yang dianut, sistem Pemilu, kondisi politik masyarakat, pola pemilihan, prosedur-prosedur dan mekanisme politik. Dalam sistem politik yang demokratis, pencalonan dan pemilihan pejabat pemerintahan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilihan umum adalah pemilihan kepala


(54)

29

pemerintahan atau pejabat pemerintahan secara demokrasi yang dilaksanakan oleh rakyat dan untuk rakyat dengan asas luber jurdil. Sehingga keikutsertaan pemilih yang sudah terdaftar dalam daftar pemilih maupun yang sudah memasuki usia pemilih dan akan memilih pertama kali merupakan keputusan dan hasil yang penting bagi kelangsungan pemerintahan negara maupun daerah.

2.6 Tinjauan Hak Suara (Hak Untuk Memilih)

Dalam penelitian ini peneliti hanya akan membahas tentang pemilih aktif karena pemilih aktif memiliki kewajiban untuk menggunakan hak pilihnya untuk memilih dalam pemilihan kepala daerah atau pemilu lainnya karena jumlah suara setiap pemilih memiliki arti penting bagi kelangsungan pemerintahan. Hak untuk memberi suara dalam masalah-masalah politik, khususnya hak atau kekuasaan untuk berperan serta dalam memilih atau menolak rencana undang-undang.

Menurut ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999

dinyatakan bahwa “Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan

politiknya”. Lebih lanjut menurut ketentuan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 1999, dinyatakan bahwa :“Setiap warga negara berhak untuk

dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Kedua ketentuan pasal di atas jelas menunjukkan adanya jaminan yuridis yang melekat bagi setiap warga Negara Indonesia itu sendiri untuk melaksanakan hak memilihnya. Hak memberikan suara atau memilih (right to vote) merupakan hak


(55)

dasar (basic right) setiap individu atau warga negara yang harus dijamin pemenuhannya oleh Negara. Hak Politik warga Negara mencakup hak untuk memilih dan dipilih, penjamin hak dipilih secara tersurat dalam UUD 1945 mulai Pasal 27 ayat (1) dan (2); Pasal 28, Pasal 28D ayat (3), Pasal 28E ayat (3);141. Sementara hak memilih juga diatur dalam Pasal 1 ayat (2); Pasal 2 ayat (1); Pasal 6A (1); Pasal 19 ayat (1) dan Pasal 22C (1) UUD 1945.142 Perumusan pada pasal-pasal tersebut sangat jelas bahwa tidak dibenarkan adanya diskirminasi mengenai ras, kekayaan, agama dan keturunan.

International Covenant On Civil And Political Rights (ICCPR 1966) berkaitan dengan hak pilih warga negara menegaskan dalam Pasal 25 yang menyebutkan

bahwa: “Setiap warga negara harus mempunyai hak dan kesempatan yang sama

untuk tanpa pembedaan apapun seperti yang disebutkan dalam Pasal 2 ICCPR dan tanpa pembatasan yang tidak wajar baik untuk berpartisipasi dalam menjalankan segala urusan umum baik secara langsung maupun melalui wakil-wakil yang dipilih secara bebas, selanjutnya untuk memilih dan dipilih pada pemilihan berkala yang bebas dan dengan hak pilih yang sama dan universal serta diadakan melalui pengeluaran suara tertulis dan rahasia yang menjamin para pemilih untuk menyatakan kehendak mereka dengan bebas, dan untuk mendapatkan pelayanan umum di negaranya sendiri pada umumnya atas dasar persamaan. Ketentuan di atas ditujukan untuk menegaskan bahwa hak pilih merupakan hak asasi.Dari penjelasan diatas maka hak pilih warga negara dalam Pemilihan Umum adalah salah satu substansi terpenting dalam perkembangan demokrasi, sebagai bukti adanya eksistensi dan kedaulatan yang dimiliki rakyat dalam pemerintahan. Dan


(56)

31

karena keberadaan pemilih pemula merupakan hal yang sangat penting karena mengingat setiap hendak diadakan pemilu jumlahnya bertambah sekiranya mereka perlu mendapat tambahan informasi dan pendidikan seputar pemilu agar hak memilih mereka tidak sia-sia hanya karena mereka memilih orang yang salah untuk memimpin rakyat negeri ini.

2.7Tinjauan Pemilih Pemula (First Vote)

Azwar, 2008 (dalam Maulana,2009) membagi pemilih di Indonesia menjadi tiga kategori. Pertama pemilih yang rasional, yakni pemilih yang benar-benar memilih partai berdasarkan penilaian dan analisis mendalam. Kedua, pemilih kritis emosional, yakni pemilih yang masih idealis dan tidak kenal kompromi. Ketiga, pemilih pemula, yakni pemilih yang baru pertama kali memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih.

Kaum muda (pemilih pemula) menurut UU Pemilu adalah mereka yang telah berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah, yang telah memiliki hak suara Pemilu (dan Pilkada). Pemilih pemula terdiri atas pelajar, mahasiswa atau pemilih dengan rentang usia 17-21 tahun menjadi segmen yang memang unik, sering kali memunculkan kejutan dan tentu menjanjikan secara kuantitas. Hal ini dikatakan unik sebab perilaku pemilih pemula dengan antusiasme tinggi, relatif lebih rasional, haus akan perubahan, dan tipis akan kadar polusi pragmatism.

UU No. 10 tahun 2008 dalam Bab IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 20 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemilih pemula adalah warga


(57)

Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap berusia 17 tahun dan atau lebih atau sudah/pernah kawin yang mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-Undang Pemilu.

Dalam Undang-Undang Pemilu No.42 Tahun 2008 dijelaskan juga tentang hak memilih dalam pasal 27 dan 28 yang berbunyi seperti berikut :

Pasal 27

(1) Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.

(2) Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) penyelenggara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dalam daftar pemilih.

Pasal 28

Untuk dapat menggunakan hak memilih, Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 27 harus terdaftar sebagai Pemilih.

Secara psikologis, pemilih pemula memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang-orang tua pada umumnya. Misalnya kritis, mandiri, independen, anti status quo atau tidakpuas dengan kemapanan, pro perubahan dan sebagainya. Karakteristrik itu cukup kondusif untuk membangun komunitas pemilih cerdas dalam pemilu yakni pemilih yang memiliki pertimbangan rasional dalam menentukan pilihannya. Misalnya karena integritasnya, track record-nya atau program kerja yang ditawarkan.


(58)

33

Berdasarkan pengertian undang-undang tersebut, maka karakteristik yang dimiliki oleh pemilih pemula dilihatdari karakter yang berbeda dengan pemilih yang sudah terlibat pemilu periode sebelumya, yaitu: (1) belum pernah memilih atau melakukan penentuan suara di dalam TPS, (2) belum memiliki pengalaman memilih,(3) memiliki antusias yang tinggi, (4) kurang rasional, (5) pemilih muda yang masih penuh gejolak dan semangat,yang apabila tidak dikendalikan akan memiliki efek terhadap konflik-konflik sosial di dalam pemilu, (6) menjadi sasaran peserta pemilu karena jumlahnya yang cukup besar, (7)memiliki rasa ingin tahu, mencoba, danberpartisispasi dalam pemilu, meskipun kadang dengan bebagai latar belakang yang berbeda.

Empat alasan mendasar yang menyebabkan pemilih pemula mempunyai kedudukan dan makna strategis dalam Pemilihan Umum adalah, (1) alasan kuantitatif yaitu bahwa pemilih pemula ini merupakan kelompok pemilih yang mempunyai jumlah secara kuantitatif relatif banyak dari setiap pemilihan umum, (2) pemilih pemula adalah merupakan satu segmen pemilih yang mempunyai pola perilaku sendiri dan sulit untuk diatur atau diprediksi, (3) kekhawatiran bahwa pemilih pemula akan lebih condong menjadi golput dikarenakan kebingungan karena banyaknya pilihan partai politik yang muncul yang akhirnya menjadikan mereka tidak memilih sama sekali, dan (4) masing-masing organisasi sosial politik mengklaim sebagai organisasi yang sangat cocok menjadi penyalur aspirasi bagi pemilih pemula yang akhirnya muncul strategi dari setiap partai politik untuk mempengaruhi pemilih pemula.


(59)

Pemilih pemula banyak memiliki peran di dalam pemilu baik pilkada maupun pemilu legislatif dan presiden. Sebagian besar pemilih pemula memiliki peran yang sangat besar secara kualitas dan kuantitas. Rata-rata memiliki usia yang cukup muda dan memiliki dinamika yang cukup tinggi. Partisipasi pemilih pemula sebagian besar adalah berupa pemilih aktif dan bukan pemilih pasif (Dumadia, 2009). Oleh karena itu, pemilih pemula terutama kalangan pelajar dan remaja, perlu diberikan pendidikan politik menjelang Pemilu.

Karena belum memiliki pengalaman memilih dalam pemilu, pemilih pemula perlu mengetahui dan memahami berbagai hal yang terkait dengan pemilu. Misalnya untuk apa pemilu diselenggarakan, apa saja tahapan pemilu, siapa saja yang boleh ikut serta dalam pemilu, bagaimana tata cara menggunakan hak pilih dalam pemilu dan sebagainya. Pertanyaan itu penting diajukan agar pemilih pemula menjadi pemilih cerdas dalam menentukan pilihan politiknya di setiap pemilu.

Dalam penghitungan suara pemilu, satu suara saja sangat berarti karena bisa mempengaruhi kemenangan politik. Apalagi suara yang berjumlah jutaan sebagaimana halnya yang dimiliki kalangan pemilih pemula. Itu sebabnya, dalam setiap pemilu, pemilih pemula menjadi “rebutan” berbagai kekuatan politik. Menjelang pemilu, partai politik atau peserta pemilu lainnya, biasanya membuat iklan atau propaganda politik yang menarik para pemilih pemula. Mereka juga membentuk komunitas kalangan muda dengan aneka kegiatan yang menarik anak-anak muda, khususnya pemilih pemula. Tujuannya agar para pemilih pemula tertarik dengan partai atau kandidat tersebut dan memberikan suaranya dalam


(60)

35

pemilu untuk mereka sehingga mereka dapat mendulang suara yang signifikan dan meraih kemenangan.

Selain memiliki banyak kelebihan, pemilih pemula juga memiliki kekurangan, yakni belum memiliki pengalaman memilih dalam pemilu. Pemilu mendatang merupakan pengalaman pertama bagi pemilih pemula untuk menggunakan hak pilihnya. Karena belum memiliki pengalaman memilih dalam pemilu, pada umumnya banyak dari kalangan mereka yang belum mengetahui berbagai hal yang terkait dengan pemilihan umum. Mereka juga tidak tahu bahwa suaranya sangat berarti bagi proses politik di negaranya. Bahkan tidak jarang mereka enggan berpartisipasi dalam pemilu dan memilih ikut-ikutan tidak mau menggunakan hak pilihnya alias golongan putih (golput).

Oleh karena itu, penting bagi pemilih pemula mendapatkan pendidikan politik yang secara spesifik ditujukan bagi pemilih pemula. Dalam pendidikan emilih pemula akan disampaikan arti penting suara pemilih pemula dalam pemilu, berbagai hal yang terkait dengan pemilu, seperti fungsi pemilu, sistem pemilu, tahapan pemilu, peserta pemilu, lembaga penyelenggara pemilu dan sebagainya. Tujuannya agar pemilih pemula memahami apa itu pemilu, mengapa perlu ikut pemilu dan bagaimana tatacara menggunakan hak pilih dalam pemilu. Setelah pemilih pemula memahami berbagai persoalan pemilu diharapkan pemilih pemula menjadi pemilih yang cerdas yakni pemilih yang sadar menggunakan hak pilihnya dan dapat memilih pemimpin yang berkualitas demi perbaikan masa depan bangsa dan negara.


(61)

2.8 Terpaan Media (Media Exposure)

Terpaan media tidak hanya menyangkut apakah seorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, tetapi apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan media tersbeut. Terpaan media merupakan kegiatan mendengarkan, melihat dan membaca pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut, yang dapat terjadi pada tingkat individu ataupun kelompok.

Terpaan media menurut Shore (1985:26) tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadrian media massa, tetapi apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan pesan media tersebut. Terpaan media merupakan kegoatan mendengarkan, melihat dan membaca pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut, yang dapat terjadi pada tingkat individu ataupun kelompok.

Menurut pendapat Rosengren (1974) yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat (2004:66), penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis media yang di konsumsi, dan berbagai hubungan antara indivdu konsumen dengan isi media yang di konsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Dari pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa terpaan informasi dapat dioperasionalkan melalui frekuensi membaca berita pemilu di surat kabar.

Terpaan media juga bisa didefinisikan sebagai penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan. Penggunaan jenis


(62)

37

media meliputi media audio, audiovisual, media cetak dan lain sebagainya. Lebih lanjut Ardianto dan Erdinaya menjelaskan bahwa frekuensi penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali sehari seseorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian, berapa kali seminggu seseorang menggunakan dalam satu bulan (untuk program mingguan dan tengah bulanan) serta berapa kali sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan), sedangkan untuk durasi penggunaan media dapat dilihat dari berapa lama khalayak bergabung dengan suatau media atau berapa lama khalayak mengikuti suatu program. Selain kedua hal diatas, menurut Rakhmat (2007:55) hubungan antara khalayak dengan isi media itu juga berkaitan dengan perhatian (attention)

Menurut Andersen, (Rakhmat,2007:66) mendefinisikan atensi sebagai proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada stimuli yang lainnya melemah. Dari teori mengenai terpaan media ini, maka peneliti mengukur terpaan media berdasarkan frekuensi, durasi dan atensi.

Berdasakan beberapa pengertian diatas terpaan media adalah banyaknya informasi yang diperoleh dari media melalui kegiatan mendengarkan, melihat dan membaca pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang berhubungan dengan frekuensi, atensi dan durasi dalam memperoleh informasi. Dalam penelitian ini frekuensi dapat dilihat dari berapa kali dalam seminggu seseorang membaca surat kabar tersebut, durasi penggunaan media dapat dilihat dari berapa lama seseorang membaca berita pada surat kabar


(63)

tersebut dan lama mengikuti berita tersebut. Sedangkan atensi dilihat dari perhatian yang diberikan ketika membaca berita mengenai pemilu tersebut.

2.9 Teori S-O-R

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model S-O-R (Stimulus, Organism, Respon). Teori SOR sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Menurut model ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Menurut Prof. Onong Uchajana Effendy Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organisme-Respon ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi tidaklah mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. (Onong Uchajana Effendy,2003:225).

Asumsi dasar dari model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal,


(1)

155

2. Nilai pada baris Regression pada kolom Sig didapatkan nilai 0,000, berarti nilai P value Sig adalah 0.093 artinya. Karena nilai P value Sig. lebih dari0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara variabel X dan Y

3. Karena hasil penelitian ini menunujukkan adanya pengaruh rubric bagi pemilih pemula untuk berpartisipasi yakni sebesar 6% dan pengaruh antar variabel yang kurang signifikan.

Berdasarkan hasil ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemilih pemula yang berpartisipasi pada pemilu 2014 memiliki minat yang timbul setelah mendapat stimuli secara terus-menerus berupa terpaan berita seputar pemilihan legislative dan pemilihan kepala daerah provinsi Lampung. Hal ini menunujukkan bahwa surat kabar masih memiliki pengaruh bagi pembaca dan bagi pemilih pemula, mereka masih menjadikan media cetak sebagai sumber informasi yang mereka butuhkan setiap harinya karena surat kabar sebagai media informasi yang berfungsi menyebarkan informasi dan menjadi media persuasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi seseorang.

Namun hasil penelitian diatas menunjukkan pengaruh yang rendah dikarenakan minat pemilih pemula untuk berpartisipasi terkait infirmasi yang mereka dapat tidak hanya datang dari surat kabar saja melainkan melalui faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor yang menjadi penyebab pemilih pemula berminat untuk menggunakan hak pilihnya berasal bukan hanya berita dari media cetak khususnya surat kabar saja, namun juga dipengaruhi oleh faktor


(2)

156

lainnya yakni faktor eksternal dan internal. Faktor internal yang di maksud disini adalah memang sudah adanya keyakinan ataupun minat murni dari pemilih pemula untuk berpartisipasi dalam pemilu 2014. Sedangkan untuk faktor eksternal berasal dari keluarga, lembaga pendidikan, teman sepergaulan dan juga sistem media yang memiliki porsi mempengaruhi lebih besar dibanding dengan pemberitaan surat kabar.

6.2 Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian ini ada sejumlah saran yang hendak peneliti sampaikan pada pihak – pihak yang terkait dengan penelitian ini :

1. sebagai saran dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengaruh terpaan berita pada rubrik “Menuju Pemilu 2014” terhitung rendah, hendaknya jika pihak dari surat kabar membaca penelitian ini mungkin harus menambah lagi bobot berita yang bisa memberikan pengaruh yang berarti bagi pembacanya.

2. saran untuk pihak terkait yang tertarik dengan judul penelitian ini bisa diteruskan kembali dengan meneliti faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi partisipasi pemilih pemula pada pemilu selanjutnya


(3)

157

3. Dukungan dari keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta para tokoh masyarakat melalui pendidikan politik sacara dini pada pemilih pemula dapat meningkatkan kualitas peran pemilih pemula dalam dunia politik.

4. Ada baiknya kandidat calon kepala daerah juga lebih melakukan pendekatan yang lebih personal kepada para pemilih pemula, karena seperti kesimpulan diatas pengaruh yang diberikan berita pada surat kabar hanya sebesar 6%

5. Baiknya juga para insan media cetak memperhatikan keadaan surat kabar saat ini dan juga memikirkan masa depan surat kabar di masa mendatang karena dapat dilihat bahwa saat ini pembaca surat kabar sangatlah sedikit.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala. 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media

Azwar, Saifuddin. 1998. Sikap Manusia – Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Bungin, H. M. Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

2006 Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup Changara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikas. Jakarta. Rajagrafindo Persada. Effendy, Onong Uchayana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung.

Remaja Rosdakarya.

1989. KAMUS KOMUNIKASI. Bandung : PT. Mandar Maju Gunarsa. 1980. Psikologi Remaja. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Ibramsyah amiruddin, 2008. Kedudukan KPU dalam struktur ketatanegaraan republik Indonesia pasca amandemen. Laksbang Mediatama:Jakarta., hal 1 .

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mc Quaill, Dennis. 2001. Teori Komunikasi Massa :Suatu Pengantar. Jakarta. Erlangga.

Miriam Budiardjo. 2005. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT.Gramedia.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian . Bogor; Ghalia Indonesia

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajagrafindo Persada Palapah dan Syamsudin. 1994, Diktat “Dasar-dasar Jurnalistik”

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. Rosdakarya 2007. “Psikologi Komunikasi”. Bandung; Remaja


(5)

Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.Suara Merdeka, 9 Pebruari 2010

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi (editor). 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES

Soedarsono. 2006. Mahkamah Konstitusi Pengawal Demokrasi.

Sugiono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung. Alphabeta

Suharizal. 2012. Pemilukada : Regulasi, Dinamika dan Konsep Mendatang. Jakarta. Rajawali Pers

Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta. Rajawali Pers Tricahyo, Ibnu. 2009. Reformasi pemilu : menuju pemisahan pemilu nasional dan

lokal

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa, Edisi 8. Jakarta. Kencana

Werner J. Severin & James W. Tankard. (2005). Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa (edisi kelima). Jakarta: Kencana.

Refefensi Skripsi dan Jurnal :

Hendaryati, Asriyani. 2009. Analisis Pengaruh Norma Subyektif dan Karakteristik Endorser Terhadap Minat Memilih Dalam Pemilu Presiden 2009 (Studi Pada Para Pemilih Pemula Di Wilayah Kota Magelang). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sasmita, Siska. 2011. Peran Informasi Politik Terhadap Partisipasi Pemilih Pemula Dalam Pemilu / Pemilukada. Universitas Negeri Padang. Sumatera Barat.

MARISSA MARLEIN FENYAPWAIN. Journal “Acta Diurna” Volume I. No. 1 Tahun 2013 No.1/Th. XXII/2011, Januari-Juni 2011. Orientasi Politik Yang Mempengaruhi Pemilih Pemula Dalam Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Walikota Semarang Tahun (Studi Kasus Pemilih Pemula Di Kota Semarang)


(6)

Sumber lain :

http://www.antara.net.id/index.php/2014/01/02/pemilih-pemula-pemilu-2014-potensi-besar-sosialisasi-program-yang-belum-merata/id/ diakses pada 11 Februari 2014 http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1fisip09/204612083 diakses pada 28 Januari 2014 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702 / diakses pada 28 Januari 2014 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/11 diakses pada 27 Januari 2014

www.Kpud-provlampung.go.id diakses pada 30 Januari 2014 www.kpu.go.id diakses pada 30 Januari 2014

http://www.gobookee.org/search.php?q=kuantitatif+korelasional diakses pada 28 Januari 2014

http://jurnal.umrah.ac.id/?tag=partisipasi-politik-dan-pemilih-pemula diakses pada 31 Januari 2014

http://lampung.tribunnews.com/2014/05/26/hasil-survei-nielsen-tribun-lampung-koran-nomor-1 diakses pada 27 mei 2014

http://www.antaranews.com/berita/427518/pemilih-pemula-rentan-golput diakses pada 12 april 2014

http://fisip.unila.ac.id diakses pada juni 2014 http://komunikasi.unila.ac.id diakses pada juni 2014

http://find.galegroup.com/menu/commonmenu.do?userGroupName=idunila diakses pada juni 2014


Dokumen yang terkait

Preferensi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Ilmu Politik FISIP USU)

1 49 115

Pengaruh Website Komisi Pemilihan Umum Terhadap Pembentukan Pemilih Cerdas Pada Pemilu 2014

0 37 88

Perilaku Pemilih Pemula Pada Pemilu Presiden 2004 (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fisip Usu Angkatan 2003)

0 32 9

Tayangan Iklan Pemilu 2014 Dan Motivasi Pemilih Pemula

8 54 119

Pengaruh Terpaan Iklan Politik Terhadap Keputusan Memilih Para Pemilih Pemula (Studi Pada mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013)

0 7 25

Pengaruh Rubrik “Menuju Pemilu 2014” Di SKHU Tribun Lampung Terhadap Minat Pemilih Pemula Untuk Berpartisipasi Dalam Pemilihan Umum 2014 (Studi Korelasi Pada Pemilih Pemula Di Lingkungan FISIP Universitas Lampung Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2011-2013

3 20 108

Pengaruh Rubrik “Menuju Pemilu 2014” Di SKHU Tribun Lampung Terhadap Minat Pemilih Pemula Untuk Berpartisipasi Dalam Pemilihan Umum 2014 (Studi Korelasi Pada Pemilih Pemula Di Lingkungan FISIP Universitas Lampung Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2011-2013

0 8 108

Analisis Sikap Pemilih Pemula Dalam Menanggapi Terpaan Informasi Pada Pemilu Legislatif DPRD Kota Dapil Sukarame 2014 (Studi Pada Pemilih Pemula Kecamatan Sukarame Bandarlampung)

0 28 74

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Preferensi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Ilmu Politik FISIP USU)

0 0 46

Preferensi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Ilmu Politik FISIP USU)

0 0 13