PERIZINAN MENDIRIKAN TOKO MODERN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA METRO
ABSTRAK
PERIZINAN MENDIRIKAN TOKO MODERN DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
KOTA METRO
Oleh
Citra Febria
Pendirian toko modern merupakan upaya pemerintah kota Metro meningkatkan
pendapatan asli daerahnya. Menurut Pasal 12 Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern untuk mendirikan toko modern
wajib memenuhi persyaratan dan memiliki izin. Namun, pada kenyataannya
masih ada beberapa toko modern yang tidak memenuhi persyaratan, khususnya
pada persyaratan jarak lokasi pendirian toko modern di kota Metro. Permasalahan
penelitian adalah bagaimanakah perizinan mendirikan toko modern di kota Metro
dan bagaimanakahkah kontribusi toko modern terhadap pendapatan asli daerah
kota Metro.
Metode pendekatan masalah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif
empiris adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan
pustaka yang berupa literatur dan perundang-undangan serta menggali informasi
dan melakukan penelitian dilapangan guna mengetahui informasi lebih jauh
mengenai permasalahan yang dibahas.
Berdasarkan hasil penelitian ini, izin yang diperlukan untuk mendirikan toko
modern di kota Metro yaitu: Izin Mendirikan Bangunan,Izin Gangguan/HO, Surat
Izin Usaha Perdagangan, Wajib Daftar Usaha, dan Tanda Daftar Gudang. Dinas
yang berwenang dalam penerbitan izin mendirikan toko modern adalah Kantor
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Adapun prosedur
penerbitan izin mendirikan toko modern tersebut, yaitu Pemohon – Seleksi Berkas
– Pemeriksaan Lapangan – Pembayaran – Pemrosesan – Penyerahan. Kontribusi
toko modern terhadap pendapatan asli daerah kota Metro diperoleh dari perizinan
toko modern yang berupa Izin Mendirikan Bangunan dan Izin Gangguan/HO dan
diperoleh dari pajak toko modern yang berupa pajak reklame, pajak air tanah,
pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan, pajak restoran, dan pajak
hiburan. Total realisasi penerimaan pajaktoko modern di kota Metro pada bulan
Maret 2015 di atas sebesar Rp. 33.371.333,-. Pajak toko modern yang paling besar
Citra Febria
kontribusinya adalah pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan,
sedangkan yang terkecil adalah pajak air tanah. Penerimaan pajak toko modern
tersebut menyumbang sebesar 2,83% pada pajak daerah kota Metro. Sedangkan
kontribusi pajak toko modern terhadap PAD kota Metro pada bulan Maret 2015
sebesar 0,36%. Realisasi penerimaan pajak toko modern tersebut dapat
mendorong peningkatan PAD kota Metro.
Kata Kunci: Perizinan, Toko Modern, Pendapatan Asli daerah, dan Kota Metro
ABSTRACT
LICENSING STARTING A MODERN SHOP AND ITS CONTRIBUTION
REVENUE REGION CITY METRO
By
Citra Febria
The establishment of a modern store Metro city government efforts increase local
revenue. According to Article 12 of the Republic of Indonesia Presidential Decree
No. 112 of 2007 on the Management and Development of Traditional Markets,
Shopping Centers and Modern Stores to establish a modern store should meet the
requirements and have a license.However, in reality there are still some modern
stores that do not meet the requirements, particularly the requirements of the
location within the establishment of modern stores in the city Metro. The research
problem is how the permit to construct modern stores in the city Metro and how
contribution to modern shop on revenue the city Metro.
Methods of approach to the problem used in this thesis is a normative juridical
approach and empirical jurisdiction. Normative juridical empirical approach is the
approach taken by studying the materials library in the form of literature and
legislation as well as gather information and conduct field research to determine
more information about the issues discussed.
Based on this research, licensing modern set up shop in the city's Metro require
the conditions that must be met include: Building Permit, Permit Disturbance /
HO, Trade Permit, Business Registration Requirement, Warehouse Registration.
Department authorized the issuance of permits is a modern store and Investment
Office One Stop Services. The procedures for issuing permits such modern stores,
which the Applicant - File Selection - Field Inspections - Payments - Processing Delivery. Contributions modern shop on revenue derived from licensing Metro
city modern store in the form of Building Permit and Permit Disturbance / HO and
obtained from the tax in the form of modern store advertisement tax, groundwater
tax, property tax in rural and urban areas, restaurant tax, and the entertainment tax.
Total tax revenues modern stores in the city Metro in March 2015 over
Rp.33,371,333,-. Modern shop tax greatest contribution is the property tax in rural
and urban areas, while the smallest is the groundwater tax. The modern store tax
revenue accounted for 2.83% in Metro city local taxes. While modern shop tax
Citra Febria
contributions to PAD Metro city in March 2015 amounted to 0.36%. The
realization of tax revenues modern stores can boost the city's Metro PAD.
Keywords: Licensing, Shop Modern, original income area, and Metro City
PERIZINAN MENDIRIKAN TOKO MODERN DAN
KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
KOTA METRO
Oleh
CITRA FEBRIA
Skripsi
Sebagaisalahsatusyarat untukmencapaigelar
SARJANA HUKUM
Pada
Bagian Hukum Administrasi Negara
FakultasHukumUniversitas Lampung
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Citra Febria, penulis dilahirkan
di Kotabumi pada tanggal 4 Februari 1994. Penulis merupakan
anak pertama dari enam
bersaudara, dari pasangan bapak
Herman Toni dan Ibu Zulmaida.
Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) A'isiyah 1 Kotabumi
pada tahun 1998, penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar di SDN 4 Tanjung Aman
pada tahun 1999 hingga tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3
Kotabumi pada tahun 2005 hingga tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas di
SMA N 1 Kotabumi pada Tahun 2008 hingga tahun 2011.Penulis terdaftar
sebagai mahasiwi Fakultas Hukum melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2011.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif diberbagai unit kegiatan mahasiswa,
yaitu Anggota UKMF Mahkamah dan Anggota UKMF PSBH.
P
PERSEMB
BAHAN
Atas Ri
Ridho Allahh SWT
S
dan dengan
d
segal
gala kerendah
ahan hati kup
upersembahka
kan
sk
skripsiku
ini
ni kepada:
Kedua oorang tuakuu tercinta Heerman Tonii dan Zulmai
aida.
A
Almamater
r ttercinta Uni
niversitas Lampung
La
tempatku
ku memperol
oleh ilmu dan
an merancang
ang mimpi ya
yang menjadi
di sebagian jejak
je
langkah
kahku menuju
ju kesuksesa
san.
MOTO
“Sekiranya air laut sebagai tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, niscaya
laut itu kering sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, walaupun Kami
datangkan tambahan sebanyak itu (lagi)”
(Qs Al Kahfi: 109)
"Hukum bernilai bukan karena itu adalah hukum, melainkan Karena ada kebaikan
di dalamnya"
(Henry Ward Beecher)
"Manusia menjadi bebas ketika ia mengakui bahwa ia tunduk pada
hukum"(William James)
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Perizinan Mendirikan Toko
Modern dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Metro”
sebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelarSarjanaHukum di Fakultas Hukum
Universitas Lampungdi bawah bimbingan dari dosen pembimbing serta atas
bantuan dari berbagai pihak lain. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga dan sahabatnya.
Penyelesaian penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lampung.
2. Ibu Upik Hamidah selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas
Hukum Universitas Lampung dan selaku Pembahas I yang telah memberikan
kritik dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Nurmayani, S.H., M.H.,Pembimbing I atas kesabaran dan kesediaan
meluangkan
waktu
disela-sela
kesibukannya,
mencurahkan
segenap
pemikirannya, memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Agus Triono, S.H., M.H., PembimbingII yang telah bersedia untuk
meluangkan waktunya, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan
bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Ati Yuniati, S.H., M.H., Pembahas II yang telah memberikan kritik, saran,
danmasukan yang membangun terhadap skripsi ini dan sebagai Pembimbing
Akademik, yang telah membantu penulis menempuh pendidikan di Fakultas
Hukum Universitas Lampung.
6. Seluruh dosen dan karyawan/i Fakultas Hukum Universitas Lampung yang
penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta
segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi.
7. Bapak Suroto selaku Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Penanaman Modal
Terpadu Satu Pintu Kota Metro, Bapak Edi Yusmanto selaku Kepala Bagian
Pembukuan Dinas Pendapatan Daerah Kota Metro, dan Ibu Anita selaku
Kepala Bagian Perdagangan Dinas Perdagangan dan Pasar Kota Metro yang
telah membantu dan bersedia menjadi narasumber dalam penulisan skripsi ini.
8. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
tercinta dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan
pengorbanan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dengan baik. Terimakasih atas segalanya semoga kelak
dapat membahagiakan, membanggakan, dan selalu bisa membuat kalian
tersenyum dalam kebahagiaan.
9. Anakku Azka Abyan Hawwari, dan alm. Adella Kirana Dwi Putri,
kegembiraan kalian adalah semangat terbesar Bunda dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Adik-adikku Fina Oktarina, Bripda Fini Oktarini, Marisa puspita Putri,
Cynthia Zahra, dan M. Hafiz Nugrahaterimakasih atas semua dukungan moril,
motivasi, kegembiraan, dan semangatnya.
11. Sahabat-sahabat Ines, Indra Budhi, Herra , Iis Priyatun,S.H., Kresna, Johanna ,
Ika Ristia, Andi MS ,S.H, Andika , Dhaniko, Beni Prawira, Aminah
Camila,Adies, Heri, Tari, dan Rekas.
12. Seluruh teman-teman KKN Tematik 2014 di Tambah Luhur dan semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas semua bantuan dan dukungannya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah
diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis menyadari masih terdapat
kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga skripsiini dapat bermanfaat bagi yang membacanya,
khususnya bagi penulis dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu
pengetahuan.
Bandar Lampung, Juli 2015
Penulis,
Citra Febria
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
MOTTO ..........................................................................................................
PERSEMBAHAN...........................................................................................
SANWACANA ...............................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
Rumusan Masalah............................................................................
Ruang Lingkup ................................................................................
Tujuan dan Kegunaan Penelitian .....................................................
1.4.1. Tujuan Penelitian .................................................................
1.4.2. Kegunaan Penelitian ............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perizinan ..........................................................................................
2.2. Pembangunan...................................................................................
2.2.1. Pembangunan Ekonomi .......................................................
2.2.2. Tindakan Hukum Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi
2.3. Otonomi Daerah dan Implikasinya Dalam Pembangunan ..............
2.4. Toko Modern ...................................................................................
2.5. Pendapatan Daerah sebagai Sumber Pembiayaan Daerah ...............
2.6. Kontribusi ........................................................................................
BAB III
3.1.
3.2.
3.3.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Masalah ........................................................................
Sumber Data ....................................................................................
Prosedur Pengumpulan dan PengolahanData ..................................
3.3.1. Prosedur Pengumpulan Data................................................
3.3.2. Prosedur Pengolahan Data ...................................................
3.4. Analisis Data....................................................................................
i
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
1
7
7
8
8
8
10
14
15
19
21
24
25
28
31
32
35
35
36
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. GambaranUmum .............................................................................
4.2. Perizinan Mendirikan Toko Modern di kota Metro.........................
4.2.1. Persyaratan Mendirikan Toko Modern di kota Metro .........
4.2.2. Prosedur Penerbitan Izin Mendirikan Toko Modern ..........
4.3. Kontribusi Toko Modern Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Metro ...............................................................................................
4.3.1. Kontribusi Perizinan Toko Modern Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Metro.......................................................
4.3.2. Kontribusi Pajak Toko Modern Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Metro.......................................................
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ......................................................................................
5.2. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
38
39
39
52
56
57
61
67
68
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang masih berkembang, yang terus
melakukan pembangunan nasional di segala aspek kehidupan yang tujuannya
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mewujudkan kesejahteraan
rakyat
Indonesia.Pembangunan
tersebut
sangat
diharapkan
agar
dapat
dilaksanakan secara merata bagi seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan sila
ke-5 dalam Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan
kapasitas pemerintah secara profesional untuk memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat, serta dapat mengelola sumber daya didalamnya untuk
kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Pemerintah
berupaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui upaya
pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan keberhasilan suatu pembangunan
yang ditekankan pada upaya peningkatan daya guna pembangunan sesuai dengan
potensi dan prioritas daerah. Pembangunan diarahkan untuk mendukung upaya
pemerataan kesejahteraan masyarakat, menyediakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan kemampuan daerah dalam melaksanakan pembangunan.
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang
tidak dapat dilepaskan dari prinsip otonomi daerah yang titik beratnya diletakkan
pada daerah kabupaten/kota. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai
wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan daerahnya
berdasarkan prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, pertanggungjawaban
kepada masyarakat, berkeadilan, jauh dari politik, korupsi, kolusi dan nepotisme,
serta adanya perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
Dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengatur bahwa Negara
Republik Indonesia menganut asas desentralisasi. Asas tersebut berarti
memberikan
kesempatan
dan
keleluasaan
kepada
daerah
untuk
dapat
menyelenggarakan otonomi daerah dengan sebaik-baiknya.
Proses desentralisasi pemerintahan di Indonesia dilakukan oleh pemerintah pusat
terhadap pemerintah daerah sebagai wujud nyata dari pelaksanaan otonomi
daerah. Proses ini dilakukan agar pemerintah daerah bisa mandiri dengan
mengurus urusan penyelenggaraan pemerintahan daerahnya sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Tujuan yang dicapai dalam proses ini antara lain
untuk menumbuhkembangkan daerah dalam berbagai bidang, meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan daya saing daerah dalam proses
pertumbuhan.1 Proses ini juga bertujuan untuk membantu pemerintahan pusat
dalam menjalankan pemerintahan daerah agar dapat membiayai pembangunan di
daerah tersebut. Pemerintah daerah dituntut mengoptimalkan keuangan daerah
1
HAW. Widjaja, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004, hlm. 110.
untuk kelangsungan pembangunan, dengan demikian, maka masalah keuangan
merupakan indikator utama bagi pemerintah daerah, bila tidak demikian, maka
pemerintah daerah tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Keuangan
inilah yang merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata
kemampuan daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
Proses desentralisasi ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah yangmenyatakan bahwa Pemerintah Pusat memiliki
hubungan keuangan dengan daerah untuk membiayai penyelenggaraan urusan
Pemerintahan yang diserahkan dan/atau ditugaskan kepada Daerah. Dalam
menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan yang diserahkan dan/atau
ditugaskan, penyelenggara pemerintahan daerah mempunyai kewajiban dalam
pengelolaan
keuangan
daerah.
Daerah
dalam
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan yang diserahkan oleh pemerintah pusat memiliki hubungan
keuangan dengan daerah yang lain. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah. Dan pengelolaan keuangan daerah merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah sebagai akibat dari penyerahan urusan pemerintahan.
Sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan desentralisasi adalah pemberian
sumber-sumber penerimaan atau pendapatan bagi daerah yang dapat digali dan
digunakan oleh daerahnya sendiri, sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
Sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut terdiri dari:2
1. Pajak Daerah;
2. Retribusi Daerah;
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan; dan
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
Pemerintah berupaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
melalui upaya pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan keberhasilan suatu
pembangunan yang ditekankan pada upaya peningkatan daya guna pembangunan
sesuai dengan potensi dan prioritas daerah. Upaya tersebut dilakukan untuk
pemerataan kesejahteraan masyarakat, menyediakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan kemampuan daerah dalam melaksanakan pembangunan. Peranan
pemerintah daerah adalah sebagai fasilitator pembangunan di daerah yang
berusaha
menghimpun
dana
sebanyak-banyaknya
untuk
pelaksanaan
pembangunan, disamping itu peranan masyarakat juga tidak kalah pentingnya dari
penyelenggaraan pembangunan di setiap daerahnya masing-masing, termasuk
pembiayaan pembangunan yang harus ditumbuhkan dengan adanya kesadaran
masyarakat yang melihat bahwa pembangunan merupakan hak dan kewajiban,
serta tanggungjawab semua masyarakat Indonesia.
Pemerintah daerah harus berupaya menggali sumber-sumber pendapatan untuk
daerah. Dalam menggali berbagai sumber pendapatan daerah, haruslah
disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya dengan berdasarkan pada
peraturan daerah. Semakin tinggi pendapatan asli daerah, maka semakin tinggi
2
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
pula kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhannya sendiri. Hal
ini
berarti
membuktikan
bahwa
pemerintah
daerah
telah
berhasil
menyelenggarakan otonomi daerah. Begitupun sebaliknya, jika pendapatan asli
daerah yang didapat pemerintah daerah semakin sedikit atau mengalami
penurunan, maka penyelenggaraan otonomi daerah belum maksimal.
Kota Metro yang merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung juga berupaya
meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Untuk kelangsungan dan kemajuan
Kota Metro, makadiharapkan pemerintah daerah Kota Metro mampu menggali,
mengelola, dan memaksimalkan potensi sumber-sumber pendapatan daerah yang
ada di Kota Metro. Salah satunya upaya peningkatan pendapatan asli daerah Kota
Metro adalah dari sektor perekonomian dan perdagangan.
Peningkatan dari sektor perekonomian dan perdagangan tersebut dapat dilakukan
dengan upaya pendirian toko modern. Menurut Pasal 12 Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, danToko Modern untuk mendirikan toko
modern wajib memenuhi persyaratan dan memiliki izin.Keseluruhan maksud dan
tujuan pengaturan tersebut dilandasi oleh asas kemanfaatan, keselamatan,
keseimbangan, keserasian, pertumbuhan toko modern yang semakin meningkat
perlu diikuti dengan peningkatan kepastian usaha dan tata tertib usaha. Namun,
pada kenyataannya masih ada beberapa toko modern yang tidak memenuhi
persyaratan, khususnya pada persyaratan jarak lokasi pendirian toko modern di
kota Metro .
Pendirian toko modern merupakan upaya meningkatkan pendapatan asli daerah
kota Metro, yang secara umum target Pendapatan Asli Daerah kota Metro sebesar
Rp.87.389.079.103 dan
terealisasi Rp. 96.864.738.970,36 atau 110,84%.
Realisasi PAD yang telah tercapai tersebut terdiri dari sumbangan 11 pajak daerah
sebesar 110,93% dari target Rp. 11.400.000.000, dari retribusi daerah terealisasi
Rp. 114,38% dari target Rp. 4.691.927.250.Sedangkan target PAD Pemerintah
kota Metro tahun anggaran 2015 sebesar Rp 91.429.183.655. Dengan rincian hasil
pajak
daerah
Rp.12.735.500.000,
hasil
retribusi
dan
jasa
umum
Rp.
5.480.884.000.3
Melihat potensi dari komponen pajak yang cukup besar, maka pengelolaannya
memang harus dioptimalkan. Pengelolaan pajakdaerah kota Metro diatur di dalam
Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 9 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Peraturan Walikota Metro Nomor 42 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Metro Tahun
Anggaran 2015, dan Peraturan Walikota Metro Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015.
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, maka pengelolaan pajak daerah kota
Metro harus dilaksanakan dengan supaya memperoleh pemanfaatan hasil yang
optimal untuk kesejahteraan bersama. Pengelolaan pajak dapat dilakukan dengan
cara mengoptimalkan kinerja pemerintah daerah dalam pendirian toko modern,
baik melalui upaya peningkatan pungutan pajak melalui perbaikan atau
peningkatan sistem pungutantoko modern, perbaikan sarana dan prasaranapada
3
http://detiklampung.com/berita-2741-bila-skpd-kompak-dan-kerja-keras-padmeningkat.htmldiaksespadatanggal 12 /01/2015 padapukul 09:19.
toko modern, dan peningkatan sumber daya aparat pada toko modern, baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Melihat latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk membahas tentang
“Perizinan Mendirikan Toko Modern Dan Kontribusinya Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Metro”.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang akan di bahas di dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimanakah perizinan mendirikan toko modern di kota Metro?
2.
Bagaimanakah kontribusi toko modern terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Metro ?
1.3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah kajian dari bidang Hukum Administrasi
Negara (HAN), khususnya pada bidang perizinan terkait dengan persyaratan dan
prosedur perizinan mendirikan toko modern dan kontribusinya terhadap PAD
Kota Metro. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perdagangan dan Pasar Kota
Metro, Dinas Pendapatan Daerah Kota Metro, Dinas Tata Kota dan Pariwisata
Kota Metro, dan Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Metro.
1.4. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
a.
Untuk mengetahui perizinan mendirikan toko modern di Kota Metro.
b.
Untuk mengetahui kontribusi toko modern terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Metro.
1.4.2. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a.
Menambah informasi, wawasan, dan pengetahuan mengenaiperizinan
mendirikan toko modern dan kontribusinya terhadap PAD Kota Metro
dengan menerapkan dan mengaplikasikan Ilmu Hukum Administrasi
Negara yang diperoleh selama perkuliahan.
b.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran mengenai pengembangan dimensi Hukum Administrasi
Negara dan dapat dijadikan referensi bagi pengkaji hukum yang lain.
2. Kegunaan Praktis
a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar kebijakan
pemerintah daerah lainnya dalam meninjau kembaliperizinan pada
toko modern dan meningkatkan PAD kota Metro.
b.
Sebagai sumber informasi bagi masyarakat agar masyarakat lebih tahu
mengenai fungsi utama perizinan, sehingga dapat menganalisa
kegunaan dan peruntukkannya agar terjadi kemudahan dalam
perizinan.
c.
Sebagai pemenuhan salah satu syarat akademik bagi peneliti untuk
menyelesaikan studi Strata satu (S1) Ilmu Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perizinan
Perizinan adalah perbuatan hukum administrasi Negara bersegi satu yang
menghasilkan peraturan dalam hal konkret berdasarkan persyartan dan prosedur
sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku.4 Izin
merupakan suatu persetujuan dari seseorang atau badan yang bersifat
memperbolehkan untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan peraturan yang
berlaku dan mempunyai sanksi jika ketentuan yang terdapat dalam izin yang
dilanggar.5 Menurut WF. Prins, yang dikutip oleh Soehino dalam bukunya,
memberikan pengertian izin sebagai berikut: "Pernyataan yang biasanya
dikeluarkan sehubungan dengan suatu perbuatan yang pada hakekatnya harus
dilarang tetapi hal yang menjadi objek dan perbuatan tersebut menurut sifatnya
tidak merugikan dan perbuatan itu dapat dilaksanakan asal saja di bawah
pengawasan alat-alat perlengkapan Administrasi Negara".6
Berdasarkan beberapa pengertain di atas, secara umum izin adalah keputusan
pejabat administrasi yang berwenang yang memperbolehkan untuk melakukan
suatu
perbuatan
4
yang
dilarang
peraturan
perundang-undangan
setelah
Sjachran Basah, Pencabutan Izin Sebagai Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi
Negara, Surabaya:FH UNAIR, 1995, hlm. 4.
5
Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, hlm. 24.
6
Soehino, Ilmu Negara, Edisi Ketiga, Yogyakarta:Liberty, 1984, hlm. 94.
terpenuhinya syarat-syarat yang telah ditentukan oleh perundang-undangan,
sehingga terlibat hubungan hokum. Dapat diketahui bahwa izin merupakan
persetujuan yang dikeluarkan dari penguasa yang berfungsi sebagai alat
perlengkapan administrasi Negara yang pemberiannya berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Pada umunya system izin terdiri atas larangan, persetujuan
yang merupakan dasar pengecualian dan ketentuan-ketentuan yang berhubungan
dengan izin.
Di dalam perspektif Prajudi Atmo Sudirjo, mengenai fungus-fungsi hokum
modern, izin dapat juga diletakkan pada fungsi menertibkan masyarakat,
ketetapan yang berupa izin diberikan kewajiban-kewajiban dan larangan-larangan
bagi para warga. Tentu saja tidak ada gunaya apa yang telah tertuang dalam
ketetapan tersebut, apabila tidak dipaksaan izin tersebut.7
Perizinan menurut perundang-undangan yang telah ditetapkan, selalu memuat
ketentuan-ketentuan penting yang melarang warga masyarakat yang bertindak
tanpa izin. Sehubungan dengan ketentuan tersebut sebagai konsejuensinya, maka
dalam rangka penegakan hokum yang bersangkutan, dilengkapi pula dengan
adanya ketentuan sanksi. Sanksi ini merupakan bagian penutup yang terpenting
adil dalam hokum termasuk hokum admnistrasi, karena setiap peraturan
perundang-undangan yang memuat perintah atau larangan, apabila tidak disertai
sanksi, maka efektifitas dari peraturan tersebut tidak lagi mempunyai daya paksa.
7
hlm. 49.
Prajudi Atmo Sudirjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008,
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sebagaimana ditegaskan oleh Sjachran
Basah8, bahwa sanksi merupakan bagian terpenting dalam setiap undang-undang,
adanya perintah dan larangan yang dimuat dalam setiap undang-undang, tidak
mempunyai arti apabila tidak mempunyai daya paksa untuk dilaksanakan. Hal ini
lebih jelas bahwa mengatur itu bersifat jenis peraturan perundang-undangan yang
dikategorikan memaksa. Apabila terjadi suatu pelanggaran terhadapa peraturan
perundang-undangan harus dikenai sanksi.
Lalu ditegaskan pula bahwa unsur-unsur izin antara lain:9
1. Alat kekuasaan (machtsmiddelen).
2. Bersifat hokum public (publiekerchtlijke).
3. Digunakan oleh penguasa (overhead).
4. Sebagai reaksi ketidakpatuhan (recht eop niet naleving).
Sedangkan sanksi pada umumnya yang dikenal dalam lapangan hokum
administrasi adalah:10
1. Bestuursdwang (tindakan paksa pemerintah).
2. Penarikan kembali Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) yang
menguntungkan.
3. Pengenaan pidana sanksi dan atau pidana kurungan.
4. Pengenaan yang paksa oleh pemerintah (dwangsom).
Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, dimana daerah diberi kekuasan atau wewenang mengatur
8
Sjachrab Basah, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia,
Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1998, hlm. 58.
9
Ibid.
10
Ibid.
rumah tangganya sendiri dan dengan demikian pemerintah daerah harus
membiayai pengeluarannya dengan menggunakan pendapatan daerahnya karena
pemerintah pusat tidak mungkin menanggung seluruh pengeluaran daerah yang
ada. Dengan adanya kondisi tersebut, maka pemerintah daerah memberlakukan
suatu ketentuan tentang perizinan yang dapat menambah pendapatan daerahnya
serta untuk menjalankan tertib administrasi. Izin yang dapat diberlakukan oleh
pemerintahan daerah yaitu:11
1. Izin Penyelenggaraan Reklame.
2. Izin Mendirikan Bangunan.
3. Izin Gangguan/HO.
4. Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP).
5. Wajib Daftar Perusahaan (TDP).
6. Tanda Daftar Gudang (TDG).
7. Izin pembuangan Limbah Cair.
8. Izin Trayek.
9. Izin Usaha Industri.
10. Tanda Daftar Industri.
11. Izin Penumpukan Kayu.
12. Izin Penyelenggaraan Lembaga Pelayanan Kesehatan.
13. Izin Sertifikasi Laik Sehat.
14. Izin Penyelenggaraan Kursus.
15. Izin Lembaga Pelatihan Kerja.
16. Izin Usaha Kepariwisataan.
11
Wawancara pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
17. Izin Usaha Jasa Konstruksi.
18. Izin Usaha Pemondokan.
19. Izin Usaha PAUD.
20. Izin Produksi Pangan Rumah Tangga.
21. Izin Pengelolaan Air Tanah
22. Izin Pendirian SPBU.
23. Izin Pengumpulan Pelumas Bekas.
24. Izin Pendirian Depot Lokal.
25. Izin Pengendalian Menara.
2.2. Pembangunan
Pengertian pembangunan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses,
cara, perbuatan membangun. Sedangkan TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004 menjelaskan bahwa
pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan
kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Oleh karena itu, pembangunan merupakan bentuk dan perubahan sosial yang
terarah dan terencana. Pembangunan dilakukan dengan melalui berbagai macam
kebijakan yang kemajuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi,
sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan
mikro(community/group). Makna penting dari pembangunan adalah adanya
kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diverifikasikan.
2.2.1. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan dalam pendapatan total dan
pendapatan per kapita dengan menghitung adanya pertambahan penduduk disertai
adanya perubahan fundamental (perubahan mendasar) dalam struktur ekonomi12.
Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic
growth). Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses peningkatan
produksi perkapita yang berlangsung terus-menerus dari tahun ketahun dalam
kurun waktu yang panjang di suatu Negara. Pertumbuhan ekonmi dikatakan
meningkat apabila terjadi kenaikan Gross National Bruto (GNP) riil dari tahun ke
tahun sebelumnya.13 Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
Di sini terdapat 3 (tiga) elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan
ekonomi, yaitu :14
a. Pembangunan sebagai suatu proses.
12
Sukwiaty, Sudirman Jamal, dan Slamet Sukamto, Ekonomi, Jakarta: Yudistira, 2002,
hlm. 28.
13
Ibid, hlm. 38.
http:/id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi#cite_note-1, diakses pada tanggal
12/03/2015 pukul 22;18.
14
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan
merupakan suatu tahap yang harus dijalani oleh setiap masyarakat atau
bangsa.
b. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus
dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan
perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat,
pemerintah, dan smuua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena
kenaikan
pendapatan
perkapita
mencerminkan
perbaikan
dalam
kesejahteraan masyarakat.
c. Peningkatan pendapatan perkapita hams berlangsung dalam jangka
panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila
pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini
tidak brauti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikan terus
menerus.
Ada 2 (dua) faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi,yaitu:15
a. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia ialah faktor produksi yang penting. Sumber daya
manusia bisa melakukan dua peran dalam proses produksi untuk
15
Eeng Ahman dan Epi Indriyani, Membina Kompetensi Ekonomi, Bandung: Grafindo
Media Pratama, 2007, hlm. 12-14.
menciptakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yaitu sebagai
tenaga kerja dan sebagai pengusaha (orang yang akan mengombinasi
seluruh factor produksi dalam proses produksi). Dalam proses pelaksanaan
pembangunan, sumber daya manusia senantiasa dituntut untuk terus
meningkatkan kualitas, berupa peningkatan kualitas ilmu pengetahuan,
teknologi, keterampilan, dan pola piker masyarakat.
b. Sumber daya alam
Faktor produksi alam (sumber daya alam) ialah factor penentu
pembangunan ekonomi. Hal-hal yang termasuk sumber daya alam yaitu
tanah, air, udara, hewan, tumbuh-tumbuhan, mineral, dan segala sesuatu
yang ada di alam. Tanpa faktor alam yang cukup, pembangunan ekonomi
tidak akan terjadi.
c. Modal
Bagi Negara-negara yang sedang berkembang, kekurangan modal
merupakan penghambat pembangunan. Para ahli ekonomi dunia sepakat
agar dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi, Negara berkembang
harus dapat memutus lingakran setan kemiskinan. Salah satu cara yang
bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu dengan pembentukan
dan pengembangan investasi serta pengembangan keahlian tenaga kerja.
Pada akhirnya pendapatan Negara berkembang akan meningkat. Tanpa
mampu melakukan pembentukan modal dan investasi, pemabngunan
ekonomi di Negara berkembang akan tetap tertinggal.
d. Penguasaan teknologi
Dengan teknologi, proses produksi akan lebih cepat dan akan mampu
menghasilkan produk yang kualitasnya lebih baik dengan penggunaan
biaya lebih murah Teknologi canggih akan membantu peningkatan
efektivitas dan efesiensi produksi. Dengan demikian, teknologi akan
memberi nilai tambah terhadap proses pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi yang dilakukan suatu negara.
Dalam pembangunan ekonomi di suatu negara ada 2 (dua), yaitu:16
a. Dampak pembangunan ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk yang disertai peningkatan pendapatan menjadi
faktor
pendorong
perekonomian.
Pertambahan
penduduk
akan
mengakibatkan peningkatan permintaan secara umum. Hal ini akan
merangsang perluasan produksi yang pada akhirnya akan meningkatkan
investasi. Peningkatan investasi akan membuat dunia usaha semakin maju
dan pendapatan masyarakat meningkat.
b. Dampak pembangunan ekonomi terhadap lingkungan hidup
Pembangunan ekonomi dapat berdampak positif dan berdampak negatif
terhadap lingkungan hidup.
1) Dampak positif pembangunan ekonomi
a) Pembangunan ekonomi dapat menigkatkan taraf hidup.
b) Pembangunan ekonomi dapat memanfaatkan sumber daya alam
yang potensial menjadi riil.
c) Pembangunan ekonomi dapat meningkatkan persediaan barangbarang kebutuhan masyarakat.
16
Ibid. hIm. 15-16.
d) Pembangunan
ekonomi
dapat
membantu
mempermudah
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup.
e) Pembangunan ekonomi dapat menyediakan kebutuhan sesuai
dengan tuntutan zaman.
2) Dampak negatif pembangunan ekonomi
a) Pembangunan ekonomi dapat mengakibatkan kepunahan sumber
daya alam, jika pemanfaatan sumber daya alam tidak bertanggung
jawab.
b) Pembangunan
ekonomi
dapat
menyebabkan
pencemaran
lingkungan hidup.
c) Pembangunan ekonomi dapat menyebabkan kerusakan fisik
lingkungan hidup.
d) Akibat pencemaran dan pemanfaatan sumber daya alam yang
tidak bertanggung jawab, akan mengakibatkan bencana alam dan
penurunan tingkat kesehatan masyarakat.
e) Pada sebagian negara, pembangunan ekonomi yang tidak merata
menyebabkan kesenjangan ekonomi.
2.2.2. Tindakan Hukum Pemerintah dalam Pembangunan
Pembangunan
dilakukan
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
yang
diantaranya sebagai tempat aktivitas perekonomian, kebudayaan, sosial, dan
pendidikan terkait dengan fungsi pemerintah daerah sebagai agent of
development, agent of change, and agent of regulation.17
Dalam fungsinya yang demikian, pemerintah daerah berkepentingan terhadap
izin-izin pembangunan. Izin-izin tersebut dilakukan agar tidak terjadi kekacaubalauan dalam penataan ruang kota, dan merupakan bentuk pengendalian
penggunaan ruang kota.
Menyinggung soal dampak pembangunan di bidang pertokoan, mall, tempat
hiburan, perumahan, dan bangunan lainnya, saat ini sangat diperlukan pengaturan
dalam rangka pengendalian dampak pembangunan, yang meliputi dampak
lingkungan, Impacr fee, dan Traffic Impact Assement. Impact fee adalah biaya
yang harus dibayar pengembang oleh pemerintah pusat kota akibat dari
pembangunan yang mereka laksanakan. Yang dimaksud dengan Traffic Impact
Assement adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh pengembang untuk
melakukan kajian analisis tentang dampak lalu lintas. Kajian tersebut harus dapat
menggambarkan kinerja jaringan jalan sebelum dan setelah ada pembangunan dan
dampak yang diakibatkannya, kemudian bagaimana mencari solusi untuk
mengatasinya18. Pencegahan dampak tersebut dalam pengelolaan perkotaan harus
dilakukan secara baik, terintegrasi dan holistik untuk mencegah berbagai dampak
tersebut melalui pertimbangan berbagai aspek dalam prosedur perizinan.
Sebagai landasan agar bangunan gedung dapat diwujudkan dan diselenggarakan
sesuai yang ditetapkan, serta sebagai wadah kegiatan manusia yang memenuhi
17
Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Jakarta: Sinar
Grafika, 201 1, hIm. 222.
18
Ismail Zubir, Zoning Regulation: Instrimen yang Diperlukan Dalam Rangka Reformasi
Penataan Ruang, Jakrta: BKPRN, 2000, hlm. 11-12.
nilai-nilai kemanusiaan yang berkeadilan, termasuk aspek kepatuhan dan
kepantasan. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan bangunan
gedung yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang
Bangunan Gedung, yaitu persyaratan kendala teknis untuk menjamin keselamatan
pemilik dan pengguna bangunan gedung, serta masyarakat di lingkungan di
sekitarnya, disamping persyaratan yang bersifat administratif. Di samping itu,
setiap bangunan gedung tidak boleh mengganggu kesenjangan ekosistem dan
lingkungan di sekitar bangunan gedung.
2.3. Otonomi Daerah dan Implikasinya Dalam Pembangunan
Dalam Karnus Besar Bahasa Indonesia, implikasi adalah keterlibatan atau
keadaan terlibat. Dalam Bahasa Indonesia, implikasi adalah efek yang
ditimbulkan di masa depan atau dampak yang dirasakan ketika melakukan
sesuatu.
Implikasi bila didefinisikan bisa disebut sebagai akibat langsung atau konsekuensi
dan temuan dan hasil atas suatu penelitian. Secara bahasa, kata implikasi
mempunyai makna yang cukup luas sehingga maknanya cukup beragam.Implikasi
didefinisikan sebagai suatu akibat yang terjadi karena sesuatu hal. Implikasi
memiliki makna bahwa sesuatu yang telah tersimpul atau disimpulkan dalam
suatu penelitian yang lugas dan jelas. Kebanyakan pengertian implikasi
inimemang dipandang dari sebuah penelitian sehingga sulit diartikan secara
jelas.Suatu implikasi dapat digunakan untuk membandingkan hasil penelitian
yang terdahulu dengan hasil penelitian yang barti saja dilakukan.
Ada 3 (tiga)jenis implikasi yang sering digunakan dalam keperluan penelitian dan
lainnya. Ketiga implikasi tersebut adalah sebagai berikut:19
1. Implikasi teoritis
Seorang peneliti menyajikan gambar secara lengkap mengenai implikasi
teoritis dari sebuah penelitian dengan tujuan untuk meyakinkan pengjui
pada kontribusi ilmu pengetahuan maupun teori yang digunakan dalam
menyelesaikan sebuah masalah penelitian.
2. Implikasi manajeral
Peneliti menyajikan implikasi tentang berbagai kebijakan yang mampu
dihubungkan dengan berbagai macam temuan yang diperoleh dari sebuah
penelitian. Implikasi ini dapat memberikan suatu kontribusi yang praktis
untuk manajemen.
3. Implikasi metedologi
Bersifat operasional dan mampu manyajikan refleksi penulis mengenai
metodologi yang akan dipakai mengenai penelitian yang telah dilakukan.
Sebuah penelitian mampu menyajikan pendekatan-pendekatan yang bisa
dipakai dalam sebuah penelitian lanjutan dan penelitian lain dengan fungsi
mempermudah atau meningkatkan mutu dari penelitian itu sendiri.
Dari definisi-definisi dan pengertian-pengertian impliksi di atas, maka di dalam
sub bab ini, definsi implikasi yaitu akibat langsung atau konsekuensi dari otonomi
daerah dalam pembangunan.
19
http://dilihatya.com/2411/pengertian-implikasi-menurut-para-ahli, diakses pada tanggal
13/10/20l5 pada pukul 00:27.
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai
batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut praksarsa sendiri berdsarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemerintah daerah dengan otonomi adalh proses peralihan dari system
dekosentrasi ke sistem desentralisasi. Otonomi adalah penyerahan urusan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersifat operasional dalam
rangka sistem birokrasi pemerintahan. Tujuan otonomi adalah mencapai efesiensi
dan efektifitas dalam pelyanan kepada masyarakat.20
Peranan masyarakat sangat penting dalam pembangunan daerah. Perlu disadari
tanpa meningkatkan partisipasi masyarakat, otonomi akan kehilangan makna
sasarnya. Maka melalui otonomi, pemerintah daerah mempunyai peluang yang
lebih besar untuk mendorong dan memberi motivasi membangun daerah yang
kondusif, sehingga akan muncul kreasi masyarakat yang dapat bersaing dengaan
daerah lain. Oleh Karena itu, pembangunan daerah yang sebagai bagian integral
dari pembangunan nasional tidak bisa dilepskan dari prinsip otonomi daerah.
Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab
menyelenggarkan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip keterbukaan,
partisipasi masyarakat, dan pertanggungjawaban kepada masyarakat.
20
HAW. Widjaja, Loc. Cit, hlm. 76.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa implikasi otonmi daerah dalam
pembangunan sangat berperan dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi
dalam pelayanan publik, meningkatkan pertumbuhkan ekonomi dan mewujudkan
kemajuan pembangunan di seluruh daerah secara merata.
2.4. Toko Modern
Seiring dengan meningkat dan majunya perekonomian secara global, termasuk
Indonesia, ada kecenderungan masyarakat lebih suka berbelanja di toko yang
dikelola secara modern. Masyarakat dengan gaya hidup modern sekarang lebih
menyukai pasar-pasar dengan sistem pengelolaan secara modern, mudah, bersih,
nyaman, praktis, dan memiliki pilihan barang yang lengkap.
Menurut Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko
Modern Toko Modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual
berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket,
Department Store, Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. Pada
took modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam
bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayanai
oleh pramuniaga.21
Secara kuantitas, toko modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang
yang terukur. Umumnya barang-barang yang telah dibeli dipusatkan di gudang33
Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional, Jakarta: PT. Gramedia, 2011, hlm. 76.
gudang besar, sebelum itu disebar oleh bagian penyaluran barang. toko modern
yang biasanya berada dalam bangunan yang mewah selalu dilengkapi dengan
pendingin udara yang sejuk (air conditioning/AC), suasana yang nyaman dan
bersih, produk yang dijual dikelompokkan sehingga konsumen mudah
mendapatkan barang yang dibutuhkan (pemajangan barang per kategori), mudah
dicapai dan relative lengkap, informasi prosuksi tersedia melalui mesin pembaca,
serta adanya keranjang belanja dan keranjang dorong.22
2.5. Pendapatan Asli Daerah Sebagai Sumber Pembiayaan Daerah
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, pendaptan
daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih. Pendapatan daerah berasal dari penerimaan dari dana
perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal dari daerah itu sendiri yaitu
pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang sah. Pendaptan daerah
dalam struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah masih merupakan elemen
yang cukup penting fungsinya baik untuk mendukung penyelenggaraan
pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan
dengan pembiayaan, maka pendapatan daerah masih merupakan alternatif pilihan
utama dalam mendukung program dan kegiatan penyelnggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik di Kabupaten/Kota di Indonesia.
22
Ibid, hlm. 77.
Di dalam pendapatan daerah, terdapat pendapatan asli daerah yang merupakan
pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daeri sumber-sumber
pendapatan saerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah yang bertujuan
untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudkan
desentralisasi.23
Pendapatan asli daerah juga merupakan tulang punggung pembiyaan daerah, oleh
karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi
yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap anggaran pendapatan dan
belanja daerah, semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh pendapatan
asli daerah terhadap anggaran pendapatan dan belanja daerah berarti semakin
kecil ketergantungan pemerintah terhadap bantuan pemerintah daerah.
Sumber-sumber pendapatan asli daerah tersebut terdiri atas:
1. Pajak daerah;
Menurut Tony Marsyahrul24, adalah pajak yang dikelola oleh pemrintah
daerah (baik pemrintah daerah tingkat 1 maupun pemerintah daerah
tingkat 2) dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai pengeluran rutin
dan pembangunan daerah (anggaran pendapan dan belanja daerah). Jadi
pajak daerah yaitu pungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah daerah
23
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
24
Tony Marsyahrul, Pengantar Perpajakan, Jakarta: Grasindo, 2006, hlm. 5.
untuk mengelola, membiayai pengel
PERIZINAN MENDIRIKAN TOKO MODERN DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
KOTA METRO
Oleh
Citra Febria
Pendirian toko modern merupakan upaya pemerintah kota Metro meningkatkan
pendapatan asli daerahnya. Menurut Pasal 12 Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern untuk mendirikan toko modern
wajib memenuhi persyaratan dan memiliki izin. Namun, pada kenyataannya
masih ada beberapa toko modern yang tidak memenuhi persyaratan, khususnya
pada persyaratan jarak lokasi pendirian toko modern di kota Metro. Permasalahan
penelitian adalah bagaimanakah perizinan mendirikan toko modern di kota Metro
dan bagaimanakahkah kontribusi toko modern terhadap pendapatan asli daerah
kota Metro.
Metode pendekatan masalah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif
empiris adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan
pustaka yang berupa literatur dan perundang-undangan serta menggali informasi
dan melakukan penelitian dilapangan guna mengetahui informasi lebih jauh
mengenai permasalahan yang dibahas.
Berdasarkan hasil penelitian ini, izin yang diperlukan untuk mendirikan toko
modern di kota Metro yaitu: Izin Mendirikan Bangunan,Izin Gangguan/HO, Surat
Izin Usaha Perdagangan, Wajib Daftar Usaha, dan Tanda Daftar Gudang. Dinas
yang berwenang dalam penerbitan izin mendirikan toko modern adalah Kantor
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Adapun prosedur
penerbitan izin mendirikan toko modern tersebut, yaitu Pemohon – Seleksi Berkas
– Pemeriksaan Lapangan – Pembayaran – Pemrosesan – Penyerahan. Kontribusi
toko modern terhadap pendapatan asli daerah kota Metro diperoleh dari perizinan
toko modern yang berupa Izin Mendirikan Bangunan dan Izin Gangguan/HO dan
diperoleh dari pajak toko modern yang berupa pajak reklame, pajak air tanah,
pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan, pajak restoran, dan pajak
hiburan. Total realisasi penerimaan pajaktoko modern di kota Metro pada bulan
Maret 2015 di atas sebesar Rp. 33.371.333,-. Pajak toko modern yang paling besar
Citra Febria
kontribusinya adalah pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan,
sedangkan yang terkecil adalah pajak air tanah. Penerimaan pajak toko modern
tersebut menyumbang sebesar 2,83% pada pajak daerah kota Metro. Sedangkan
kontribusi pajak toko modern terhadap PAD kota Metro pada bulan Maret 2015
sebesar 0,36%. Realisasi penerimaan pajak toko modern tersebut dapat
mendorong peningkatan PAD kota Metro.
Kata Kunci: Perizinan, Toko Modern, Pendapatan Asli daerah, dan Kota Metro
ABSTRACT
LICENSING STARTING A MODERN SHOP AND ITS CONTRIBUTION
REVENUE REGION CITY METRO
By
Citra Febria
The establishment of a modern store Metro city government efforts increase local
revenue. According to Article 12 of the Republic of Indonesia Presidential Decree
No. 112 of 2007 on the Management and Development of Traditional Markets,
Shopping Centers and Modern Stores to establish a modern store should meet the
requirements and have a license.However, in reality there are still some modern
stores that do not meet the requirements, particularly the requirements of the
location within the establishment of modern stores in the city Metro. The research
problem is how the permit to construct modern stores in the city Metro and how
contribution to modern shop on revenue the city Metro.
Methods of approach to the problem used in this thesis is a normative juridical
approach and empirical jurisdiction. Normative juridical empirical approach is the
approach taken by studying the materials library in the form of literature and
legislation as well as gather information and conduct field research to determine
more information about the issues discussed.
Based on this research, licensing modern set up shop in the city's Metro require
the conditions that must be met include: Building Permit, Permit Disturbance /
HO, Trade Permit, Business Registration Requirement, Warehouse Registration.
Department authorized the issuance of permits is a modern store and Investment
Office One Stop Services. The procedures for issuing permits such modern stores,
which the Applicant - File Selection - Field Inspections - Payments - Processing Delivery. Contributions modern shop on revenue derived from licensing Metro
city modern store in the form of Building Permit and Permit Disturbance / HO and
obtained from the tax in the form of modern store advertisement tax, groundwater
tax, property tax in rural and urban areas, restaurant tax, and the entertainment tax.
Total tax revenues modern stores in the city Metro in March 2015 over
Rp.33,371,333,-. Modern shop tax greatest contribution is the property tax in rural
and urban areas, while the smallest is the groundwater tax. The modern store tax
revenue accounted for 2.83% in Metro city local taxes. While modern shop tax
Citra Febria
contributions to PAD Metro city in March 2015 amounted to 0.36%. The
realization of tax revenues modern stores can boost the city's Metro PAD.
Keywords: Licensing, Shop Modern, original income area, and Metro City
PERIZINAN MENDIRIKAN TOKO MODERN DAN
KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
KOTA METRO
Oleh
CITRA FEBRIA
Skripsi
Sebagaisalahsatusyarat untukmencapaigelar
SARJANA HUKUM
Pada
Bagian Hukum Administrasi Negara
FakultasHukumUniversitas Lampung
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Citra Febria, penulis dilahirkan
di Kotabumi pada tanggal 4 Februari 1994. Penulis merupakan
anak pertama dari enam
bersaudara, dari pasangan bapak
Herman Toni dan Ibu Zulmaida.
Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) A'isiyah 1 Kotabumi
pada tahun 1998, penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar di SDN 4 Tanjung Aman
pada tahun 1999 hingga tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3
Kotabumi pada tahun 2005 hingga tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas di
SMA N 1 Kotabumi pada Tahun 2008 hingga tahun 2011.Penulis terdaftar
sebagai mahasiwi Fakultas Hukum melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2011.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif diberbagai unit kegiatan mahasiswa,
yaitu Anggota UKMF Mahkamah dan Anggota UKMF PSBH.
P
PERSEMB
BAHAN
Atas Ri
Ridho Allahh SWT
S
dan dengan
d
segal
gala kerendah
ahan hati kup
upersembahka
kan
sk
skripsiku
ini
ni kepada:
Kedua oorang tuakuu tercinta Heerman Tonii dan Zulmai
aida.
A
Almamater
r ttercinta Uni
niversitas Lampung
La
tempatku
ku memperol
oleh ilmu dan
an merancang
ang mimpi ya
yang menjadi
di sebagian jejak
je
langkah
kahku menuju
ju kesuksesa
san.
MOTO
“Sekiranya air laut sebagai tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, niscaya
laut itu kering sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, walaupun Kami
datangkan tambahan sebanyak itu (lagi)”
(Qs Al Kahfi: 109)
"Hukum bernilai bukan karena itu adalah hukum, melainkan Karena ada kebaikan
di dalamnya"
(Henry Ward Beecher)
"Manusia menjadi bebas ketika ia mengakui bahwa ia tunduk pada
hukum"(William James)
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Perizinan Mendirikan Toko
Modern dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Metro”
sebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelarSarjanaHukum di Fakultas Hukum
Universitas Lampungdi bawah bimbingan dari dosen pembimbing serta atas
bantuan dari berbagai pihak lain. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga dan sahabatnya.
Penyelesaian penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lampung.
2. Ibu Upik Hamidah selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas
Hukum Universitas Lampung dan selaku Pembahas I yang telah memberikan
kritik dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Nurmayani, S.H., M.H.,Pembimbing I atas kesabaran dan kesediaan
meluangkan
waktu
disela-sela
kesibukannya,
mencurahkan
segenap
pemikirannya, memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Agus Triono, S.H., M.H., PembimbingII yang telah bersedia untuk
meluangkan waktunya, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan
bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Ati Yuniati, S.H., M.H., Pembahas II yang telah memberikan kritik, saran,
danmasukan yang membangun terhadap skripsi ini dan sebagai Pembimbing
Akademik, yang telah membantu penulis menempuh pendidikan di Fakultas
Hukum Universitas Lampung.
6. Seluruh dosen dan karyawan/i Fakultas Hukum Universitas Lampung yang
penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta
segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi.
7. Bapak Suroto selaku Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Penanaman Modal
Terpadu Satu Pintu Kota Metro, Bapak Edi Yusmanto selaku Kepala Bagian
Pembukuan Dinas Pendapatan Daerah Kota Metro, dan Ibu Anita selaku
Kepala Bagian Perdagangan Dinas Perdagangan dan Pasar Kota Metro yang
telah membantu dan bersedia menjadi narasumber dalam penulisan skripsi ini.
8. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
tercinta dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan
pengorbanan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dengan baik. Terimakasih atas segalanya semoga kelak
dapat membahagiakan, membanggakan, dan selalu bisa membuat kalian
tersenyum dalam kebahagiaan.
9. Anakku Azka Abyan Hawwari, dan alm. Adella Kirana Dwi Putri,
kegembiraan kalian adalah semangat terbesar Bunda dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Adik-adikku Fina Oktarina, Bripda Fini Oktarini, Marisa puspita Putri,
Cynthia Zahra, dan M. Hafiz Nugrahaterimakasih atas semua dukungan moril,
motivasi, kegembiraan, dan semangatnya.
11. Sahabat-sahabat Ines, Indra Budhi, Herra , Iis Priyatun,S.H., Kresna, Johanna ,
Ika Ristia, Andi MS ,S.H, Andika , Dhaniko, Beni Prawira, Aminah
Camila,Adies, Heri, Tari, dan Rekas.
12. Seluruh teman-teman KKN Tematik 2014 di Tambah Luhur dan semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas semua bantuan dan dukungannya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah
diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis menyadari masih terdapat
kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga skripsiini dapat bermanfaat bagi yang membacanya,
khususnya bagi penulis dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu
pengetahuan.
Bandar Lampung, Juli 2015
Penulis,
Citra Febria
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
MOTTO ..........................................................................................................
PERSEMBAHAN...........................................................................................
SANWACANA ...............................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
Rumusan Masalah............................................................................
Ruang Lingkup ................................................................................
Tujuan dan Kegunaan Penelitian .....................................................
1.4.1. Tujuan Penelitian .................................................................
1.4.2. Kegunaan Penelitian ............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perizinan ..........................................................................................
2.2. Pembangunan...................................................................................
2.2.1. Pembangunan Ekonomi .......................................................
2.2.2. Tindakan Hukum Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi
2.3. Otonomi Daerah dan Implikasinya Dalam Pembangunan ..............
2.4. Toko Modern ...................................................................................
2.5. Pendapatan Daerah sebagai Sumber Pembiayaan Daerah ...............
2.6. Kontribusi ........................................................................................
BAB III
3.1.
3.2.
3.3.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Masalah ........................................................................
Sumber Data ....................................................................................
Prosedur Pengumpulan dan PengolahanData ..................................
3.3.1. Prosedur Pengumpulan Data................................................
3.3.2. Prosedur Pengolahan Data ...................................................
3.4. Analisis Data....................................................................................
i
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
1
7
7
8
8
8
10
14
15
19
21
24
25
28
31
32
35
35
36
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. GambaranUmum .............................................................................
4.2. Perizinan Mendirikan Toko Modern di kota Metro.........................
4.2.1. Persyaratan Mendirikan Toko Modern di kota Metro .........
4.2.2. Prosedur Penerbitan Izin Mendirikan Toko Modern ..........
4.3. Kontribusi Toko Modern Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Metro ...............................................................................................
4.3.1. Kontribusi Perizinan Toko Modern Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Metro.......................................................
4.3.2. Kontribusi Pajak Toko Modern Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Metro.......................................................
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ......................................................................................
5.2. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
38
39
39
52
56
57
61
67
68
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang masih berkembang, yang terus
melakukan pembangunan nasional di segala aspek kehidupan yang tujuannya
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mewujudkan kesejahteraan
rakyat
Indonesia.Pembangunan
tersebut
sangat
diharapkan
agar
dapat
dilaksanakan secara merata bagi seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan sila
ke-5 dalam Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan
kapasitas pemerintah secara profesional untuk memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat, serta dapat mengelola sumber daya didalamnya untuk
kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Pemerintah
berupaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui upaya
pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan keberhasilan suatu pembangunan
yang ditekankan pada upaya peningkatan daya guna pembangunan sesuai dengan
potensi dan prioritas daerah. Pembangunan diarahkan untuk mendukung upaya
pemerataan kesejahteraan masyarakat, menyediakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan kemampuan daerah dalam melaksanakan pembangunan.
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang
tidak dapat dilepaskan dari prinsip otonomi daerah yang titik beratnya diletakkan
pada daerah kabupaten/kota. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai
wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan daerahnya
berdasarkan prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, pertanggungjawaban
kepada masyarakat, berkeadilan, jauh dari politik, korupsi, kolusi dan nepotisme,
serta adanya perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
Dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengatur bahwa Negara
Republik Indonesia menganut asas desentralisasi. Asas tersebut berarti
memberikan
kesempatan
dan
keleluasaan
kepada
daerah
untuk
dapat
menyelenggarakan otonomi daerah dengan sebaik-baiknya.
Proses desentralisasi pemerintahan di Indonesia dilakukan oleh pemerintah pusat
terhadap pemerintah daerah sebagai wujud nyata dari pelaksanaan otonomi
daerah. Proses ini dilakukan agar pemerintah daerah bisa mandiri dengan
mengurus urusan penyelenggaraan pemerintahan daerahnya sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Tujuan yang dicapai dalam proses ini antara lain
untuk menumbuhkembangkan daerah dalam berbagai bidang, meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan daya saing daerah dalam proses
pertumbuhan.1 Proses ini juga bertujuan untuk membantu pemerintahan pusat
dalam menjalankan pemerintahan daerah agar dapat membiayai pembangunan di
daerah tersebut. Pemerintah daerah dituntut mengoptimalkan keuangan daerah
1
HAW. Widjaja, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004, hlm. 110.
untuk kelangsungan pembangunan, dengan demikian, maka masalah keuangan
merupakan indikator utama bagi pemerintah daerah, bila tidak demikian, maka
pemerintah daerah tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Keuangan
inilah yang merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata
kemampuan daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
Proses desentralisasi ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah yangmenyatakan bahwa Pemerintah Pusat memiliki
hubungan keuangan dengan daerah untuk membiayai penyelenggaraan urusan
Pemerintahan yang diserahkan dan/atau ditugaskan kepada Daerah. Dalam
menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan yang diserahkan dan/atau
ditugaskan, penyelenggara pemerintahan daerah mempunyai kewajiban dalam
pengelolaan
keuangan
daerah.
Daerah
dalam
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan yang diserahkan oleh pemerintah pusat memiliki hubungan
keuangan dengan daerah yang lain. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah. Dan pengelolaan keuangan daerah merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah sebagai akibat dari penyerahan urusan pemerintahan.
Sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan desentralisasi adalah pemberian
sumber-sumber penerimaan atau pendapatan bagi daerah yang dapat digali dan
digunakan oleh daerahnya sendiri, sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
Sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut terdiri dari:2
1. Pajak Daerah;
2. Retribusi Daerah;
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan; dan
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
Pemerintah berupaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
melalui upaya pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan keberhasilan suatu
pembangunan yang ditekankan pada upaya peningkatan daya guna pembangunan
sesuai dengan potensi dan prioritas daerah. Upaya tersebut dilakukan untuk
pemerataan kesejahteraan masyarakat, menyediakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan kemampuan daerah dalam melaksanakan pembangunan. Peranan
pemerintah daerah adalah sebagai fasilitator pembangunan di daerah yang
berusaha
menghimpun
dana
sebanyak-banyaknya
untuk
pelaksanaan
pembangunan, disamping itu peranan masyarakat juga tidak kalah pentingnya dari
penyelenggaraan pembangunan di setiap daerahnya masing-masing, termasuk
pembiayaan pembangunan yang harus ditumbuhkan dengan adanya kesadaran
masyarakat yang melihat bahwa pembangunan merupakan hak dan kewajiban,
serta tanggungjawab semua masyarakat Indonesia.
Pemerintah daerah harus berupaya menggali sumber-sumber pendapatan untuk
daerah. Dalam menggali berbagai sumber pendapatan daerah, haruslah
disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya dengan berdasarkan pada
peraturan daerah. Semakin tinggi pendapatan asli daerah, maka semakin tinggi
2
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
pula kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhannya sendiri. Hal
ini
berarti
membuktikan
bahwa
pemerintah
daerah
telah
berhasil
menyelenggarakan otonomi daerah. Begitupun sebaliknya, jika pendapatan asli
daerah yang didapat pemerintah daerah semakin sedikit atau mengalami
penurunan, maka penyelenggaraan otonomi daerah belum maksimal.
Kota Metro yang merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung juga berupaya
meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Untuk kelangsungan dan kemajuan
Kota Metro, makadiharapkan pemerintah daerah Kota Metro mampu menggali,
mengelola, dan memaksimalkan potensi sumber-sumber pendapatan daerah yang
ada di Kota Metro. Salah satunya upaya peningkatan pendapatan asli daerah Kota
Metro adalah dari sektor perekonomian dan perdagangan.
Peningkatan dari sektor perekonomian dan perdagangan tersebut dapat dilakukan
dengan upaya pendirian toko modern. Menurut Pasal 12 Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, danToko Modern untuk mendirikan toko
modern wajib memenuhi persyaratan dan memiliki izin.Keseluruhan maksud dan
tujuan pengaturan tersebut dilandasi oleh asas kemanfaatan, keselamatan,
keseimbangan, keserasian, pertumbuhan toko modern yang semakin meningkat
perlu diikuti dengan peningkatan kepastian usaha dan tata tertib usaha. Namun,
pada kenyataannya masih ada beberapa toko modern yang tidak memenuhi
persyaratan, khususnya pada persyaratan jarak lokasi pendirian toko modern di
kota Metro .
Pendirian toko modern merupakan upaya meningkatkan pendapatan asli daerah
kota Metro, yang secara umum target Pendapatan Asli Daerah kota Metro sebesar
Rp.87.389.079.103 dan
terealisasi Rp. 96.864.738.970,36 atau 110,84%.
Realisasi PAD yang telah tercapai tersebut terdiri dari sumbangan 11 pajak daerah
sebesar 110,93% dari target Rp. 11.400.000.000, dari retribusi daerah terealisasi
Rp. 114,38% dari target Rp. 4.691.927.250.Sedangkan target PAD Pemerintah
kota Metro tahun anggaran 2015 sebesar Rp 91.429.183.655. Dengan rincian hasil
pajak
daerah
Rp.12.735.500.000,
hasil
retribusi
dan
jasa
umum
Rp.
5.480.884.000.3
Melihat potensi dari komponen pajak yang cukup besar, maka pengelolaannya
memang harus dioptimalkan. Pengelolaan pajakdaerah kota Metro diatur di dalam
Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 9 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Peraturan Walikota Metro Nomor 42 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Metro Tahun
Anggaran 2015, dan Peraturan Walikota Metro Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015.
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, maka pengelolaan pajak daerah kota
Metro harus dilaksanakan dengan supaya memperoleh pemanfaatan hasil yang
optimal untuk kesejahteraan bersama. Pengelolaan pajak dapat dilakukan dengan
cara mengoptimalkan kinerja pemerintah daerah dalam pendirian toko modern,
baik melalui upaya peningkatan pungutan pajak melalui perbaikan atau
peningkatan sistem pungutantoko modern, perbaikan sarana dan prasaranapada
3
http://detiklampung.com/berita-2741-bila-skpd-kompak-dan-kerja-keras-padmeningkat.htmldiaksespadatanggal 12 /01/2015 padapukul 09:19.
toko modern, dan peningkatan sumber daya aparat pada toko modern, baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Melihat latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk membahas tentang
“Perizinan Mendirikan Toko Modern Dan Kontribusinya Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Metro”.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang akan di bahas di dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimanakah perizinan mendirikan toko modern di kota Metro?
2.
Bagaimanakah kontribusi toko modern terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Metro ?
1.3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah kajian dari bidang Hukum Administrasi
Negara (HAN), khususnya pada bidang perizinan terkait dengan persyaratan dan
prosedur perizinan mendirikan toko modern dan kontribusinya terhadap PAD
Kota Metro. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perdagangan dan Pasar Kota
Metro, Dinas Pendapatan Daerah Kota Metro, Dinas Tata Kota dan Pariwisata
Kota Metro, dan Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Metro.
1.4. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
a.
Untuk mengetahui perizinan mendirikan toko modern di Kota Metro.
b.
Untuk mengetahui kontribusi toko modern terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Metro.
1.4.2. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a.
Menambah informasi, wawasan, dan pengetahuan mengenaiperizinan
mendirikan toko modern dan kontribusinya terhadap PAD Kota Metro
dengan menerapkan dan mengaplikasikan Ilmu Hukum Administrasi
Negara yang diperoleh selama perkuliahan.
b.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran mengenai pengembangan dimensi Hukum Administrasi
Negara dan dapat dijadikan referensi bagi pengkaji hukum yang lain.
2. Kegunaan Praktis
a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar kebijakan
pemerintah daerah lainnya dalam meninjau kembaliperizinan pada
toko modern dan meningkatkan PAD kota Metro.
b.
Sebagai sumber informasi bagi masyarakat agar masyarakat lebih tahu
mengenai fungsi utama perizinan, sehingga dapat menganalisa
kegunaan dan peruntukkannya agar terjadi kemudahan dalam
perizinan.
c.
Sebagai pemenuhan salah satu syarat akademik bagi peneliti untuk
menyelesaikan studi Strata satu (S1) Ilmu Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perizinan
Perizinan adalah perbuatan hukum administrasi Negara bersegi satu yang
menghasilkan peraturan dalam hal konkret berdasarkan persyartan dan prosedur
sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku.4 Izin
merupakan suatu persetujuan dari seseorang atau badan yang bersifat
memperbolehkan untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan peraturan yang
berlaku dan mempunyai sanksi jika ketentuan yang terdapat dalam izin yang
dilanggar.5 Menurut WF. Prins, yang dikutip oleh Soehino dalam bukunya,
memberikan pengertian izin sebagai berikut: "Pernyataan yang biasanya
dikeluarkan sehubungan dengan suatu perbuatan yang pada hakekatnya harus
dilarang tetapi hal yang menjadi objek dan perbuatan tersebut menurut sifatnya
tidak merugikan dan perbuatan itu dapat dilaksanakan asal saja di bawah
pengawasan alat-alat perlengkapan Administrasi Negara".6
Berdasarkan beberapa pengertain di atas, secara umum izin adalah keputusan
pejabat administrasi yang berwenang yang memperbolehkan untuk melakukan
suatu
perbuatan
4
yang
dilarang
peraturan
perundang-undangan
setelah
Sjachran Basah, Pencabutan Izin Sebagai Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi
Negara, Surabaya:FH UNAIR, 1995, hlm. 4.
5
Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, hlm. 24.
6
Soehino, Ilmu Negara, Edisi Ketiga, Yogyakarta:Liberty, 1984, hlm. 94.
terpenuhinya syarat-syarat yang telah ditentukan oleh perundang-undangan,
sehingga terlibat hubungan hokum. Dapat diketahui bahwa izin merupakan
persetujuan yang dikeluarkan dari penguasa yang berfungsi sebagai alat
perlengkapan administrasi Negara yang pemberiannya berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Pada umunya system izin terdiri atas larangan, persetujuan
yang merupakan dasar pengecualian dan ketentuan-ketentuan yang berhubungan
dengan izin.
Di dalam perspektif Prajudi Atmo Sudirjo, mengenai fungus-fungsi hokum
modern, izin dapat juga diletakkan pada fungsi menertibkan masyarakat,
ketetapan yang berupa izin diberikan kewajiban-kewajiban dan larangan-larangan
bagi para warga. Tentu saja tidak ada gunaya apa yang telah tertuang dalam
ketetapan tersebut, apabila tidak dipaksaan izin tersebut.7
Perizinan menurut perundang-undangan yang telah ditetapkan, selalu memuat
ketentuan-ketentuan penting yang melarang warga masyarakat yang bertindak
tanpa izin. Sehubungan dengan ketentuan tersebut sebagai konsejuensinya, maka
dalam rangka penegakan hokum yang bersangkutan, dilengkapi pula dengan
adanya ketentuan sanksi. Sanksi ini merupakan bagian penutup yang terpenting
adil dalam hokum termasuk hokum admnistrasi, karena setiap peraturan
perundang-undangan yang memuat perintah atau larangan, apabila tidak disertai
sanksi, maka efektifitas dari peraturan tersebut tidak lagi mempunyai daya paksa.
7
hlm. 49.
Prajudi Atmo Sudirjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008,
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sebagaimana ditegaskan oleh Sjachran
Basah8, bahwa sanksi merupakan bagian terpenting dalam setiap undang-undang,
adanya perintah dan larangan yang dimuat dalam setiap undang-undang, tidak
mempunyai arti apabila tidak mempunyai daya paksa untuk dilaksanakan. Hal ini
lebih jelas bahwa mengatur itu bersifat jenis peraturan perundang-undangan yang
dikategorikan memaksa. Apabila terjadi suatu pelanggaran terhadapa peraturan
perundang-undangan harus dikenai sanksi.
Lalu ditegaskan pula bahwa unsur-unsur izin antara lain:9
1. Alat kekuasaan (machtsmiddelen).
2. Bersifat hokum public (publiekerchtlijke).
3. Digunakan oleh penguasa (overhead).
4. Sebagai reaksi ketidakpatuhan (recht eop niet naleving).
Sedangkan sanksi pada umumnya yang dikenal dalam lapangan hokum
administrasi adalah:10
1. Bestuursdwang (tindakan paksa pemerintah).
2. Penarikan kembali Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) yang
menguntungkan.
3. Pengenaan pidana sanksi dan atau pidana kurungan.
4. Pengenaan yang paksa oleh pemerintah (dwangsom).
Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, dimana daerah diberi kekuasan atau wewenang mengatur
8
Sjachrab Basah, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia,
Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1998, hlm. 58.
9
Ibid.
10
Ibid.
rumah tangganya sendiri dan dengan demikian pemerintah daerah harus
membiayai pengeluarannya dengan menggunakan pendapatan daerahnya karena
pemerintah pusat tidak mungkin menanggung seluruh pengeluaran daerah yang
ada. Dengan adanya kondisi tersebut, maka pemerintah daerah memberlakukan
suatu ketentuan tentang perizinan yang dapat menambah pendapatan daerahnya
serta untuk menjalankan tertib administrasi. Izin yang dapat diberlakukan oleh
pemerintahan daerah yaitu:11
1. Izin Penyelenggaraan Reklame.
2. Izin Mendirikan Bangunan.
3. Izin Gangguan/HO.
4. Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP).
5. Wajib Daftar Perusahaan (TDP).
6. Tanda Daftar Gudang (TDG).
7. Izin pembuangan Limbah Cair.
8. Izin Trayek.
9. Izin Usaha Industri.
10. Tanda Daftar Industri.
11. Izin Penumpukan Kayu.
12. Izin Penyelenggaraan Lembaga Pelayanan Kesehatan.
13. Izin Sertifikasi Laik Sehat.
14. Izin Penyelenggaraan Kursus.
15. Izin Lembaga Pelatihan Kerja.
16. Izin Usaha Kepariwisataan.
11
Wawancara pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
17. Izin Usaha Jasa Konstruksi.
18. Izin Usaha Pemondokan.
19. Izin Usaha PAUD.
20. Izin Produksi Pangan Rumah Tangga.
21. Izin Pengelolaan Air Tanah
22. Izin Pendirian SPBU.
23. Izin Pengumpulan Pelumas Bekas.
24. Izin Pendirian Depot Lokal.
25. Izin Pengendalian Menara.
2.2. Pembangunan
Pengertian pembangunan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses,
cara, perbuatan membangun. Sedangkan TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004 menjelaskan bahwa
pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan
kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Oleh karena itu, pembangunan merupakan bentuk dan perubahan sosial yang
terarah dan terencana. Pembangunan dilakukan dengan melalui berbagai macam
kebijakan yang kemajuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi,
sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan
mikro(community/group). Makna penting dari pembangunan adalah adanya
kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diverifikasikan.
2.2.1. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan dalam pendapatan total dan
pendapatan per kapita dengan menghitung adanya pertambahan penduduk disertai
adanya perubahan fundamental (perubahan mendasar) dalam struktur ekonomi12.
Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic
growth). Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses peningkatan
produksi perkapita yang berlangsung terus-menerus dari tahun ketahun dalam
kurun waktu yang panjang di suatu Negara. Pertumbuhan ekonmi dikatakan
meningkat apabila terjadi kenaikan Gross National Bruto (GNP) riil dari tahun ke
tahun sebelumnya.13 Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
Di sini terdapat 3 (tiga) elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan
ekonomi, yaitu :14
a. Pembangunan sebagai suatu proses.
12
Sukwiaty, Sudirman Jamal, dan Slamet Sukamto, Ekonomi, Jakarta: Yudistira, 2002,
hlm. 28.
13
Ibid, hlm. 38.
http:/id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi#cite_note-1, diakses pada tanggal
12/03/2015 pukul 22;18.
14
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan
merupakan suatu tahap yang harus dijalani oleh setiap masyarakat atau
bangsa.
b. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus
dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan
perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat,
pemerintah, dan smuua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena
kenaikan
pendapatan
perkapita
mencerminkan
perbaikan
dalam
kesejahteraan masyarakat.
c. Peningkatan pendapatan perkapita hams berlangsung dalam jangka
panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila
pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini
tidak brauti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikan terus
menerus.
Ada 2 (dua) faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi,yaitu:15
a. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia ialah faktor produksi yang penting. Sumber daya
manusia bisa melakukan dua peran dalam proses produksi untuk
15
Eeng Ahman dan Epi Indriyani, Membina Kompetensi Ekonomi, Bandung: Grafindo
Media Pratama, 2007, hlm. 12-14.
menciptakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yaitu sebagai
tenaga kerja dan sebagai pengusaha (orang yang akan mengombinasi
seluruh factor produksi dalam proses produksi). Dalam proses pelaksanaan
pembangunan, sumber daya manusia senantiasa dituntut untuk terus
meningkatkan kualitas, berupa peningkatan kualitas ilmu pengetahuan,
teknologi, keterampilan, dan pola piker masyarakat.
b. Sumber daya alam
Faktor produksi alam (sumber daya alam) ialah factor penentu
pembangunan ekonomi. Hal-hal yang termasuk sumber daya alam yaitu
tanah, air, udara, hewan, tumbuh-tumbuhan, mineral, dan segala sesuatu
yang ada di alam. Tanpa faktor alam yang cukup, pembangunan ekonomi
tidak akan terjadi.
c. Modal
Bagi Negara-negara yang sedang berkembang, kekurangan modal
merupakan penghambat pembangunan. Para ahli ekonomi dunia sepakat
agar dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi, Negara berkembang
harus dapat memutus lingakran setan kemiskinan. Salah satu cara yang
bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu dengan pembentukan
dan pengembangan investasi serta pengembangan keahlian tenaga kerja.
Pada akhirnya pendapatan Negara berkembang akan meningkat. Tanpa
mampu melakukan pembentukan modal dan investasi, pemabngunan
ekonomi di Negara berkembang akan tetap tertinggal.
d. Penguasaan teknologi
Dengan teknologi, proses produksi akan lebih cepat dan akan mampu
menghasilkan produk yang kualitasnya lebih baik dengan penggunaan
biaya lebih murah Teknologi canggih akan membantu peningkatan
efektivitas dan efesiensi produksi. Dengan demikian, teknologi akan
memberi nilai tambah terhadap proses pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi yang dilakukan suatu negara.
Dalam pembangunan ekonomi di suatu negara ada 2 (dua), yaitu:16
a. Dampak pembangunan ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk yang disertai peningkatan pendapatan menjadi
faktor
pendorong
perekonomian.
Pertambahan
penduduk
akan
mengakibatkan peningkatan permintaan secara umum. Hal ini akan
merangsang perluasan produksi yang pada akhirnya akan meningkatkan
investasi. Peningkatan investasi akan membuat dunia usaha semakin maju
dan pendapatan masyarakat meningkat.
b. Dampak pembangunan ekonomi terhadap lingkungan hidup
Pembangunan ekonomi dapat berdampak positif dan berdampak negatif
terhadap lingkungan hidup.
1) Dampak positif pembangunan ekonomi
a) Pembangunan ekonomi dapat menigkatkan taraf hidup.
b) Pembangunan ekonomi dapat memanfaatkan sumber daya alam
yang potensial menjadi riil.
c) Pembangunan ekonomi dapat meningkatkan persediaan barangbarang kebutuhan masyarakat.
16
Ibid. hIm. 15-16.
d) Pembangunan
ekonomi
dapat
membantu
mempermudah
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup.
e) Pembangunan ekonomi dapat menyediakan kebutuhan sesuai
dengan tuntutan zaman.
2) Dampak negatif pembangunan ekonomi
a) Pembangunan ekonomi dapat mengakibatkan kepunahan sumber
daya alam, jika pemanfaatan sumber daya alam tidak bertanggung
jawab.
b) Pembangunan
ekonomi
dapat
menyebabkan
pencemaran
lingkungan hidup.
c) Pembangunan ekonomi dapat menyebabkan kerusakan fisik
lingkungan hidup.
d) Akibat pencemaran dan pemanfaatan sumber daya alam yang
tidak bertanggung jawab, akan mengakibatkan bencana alam dan
penurunan tingkat kesehatan masyarakat.
e) Pada sebagian negara, pembangunan ekonomi yang tidak merata
menyebabkan kesenjangan ekonomi.
2.2.2. Tindakan Hukum Pemerintah dalam Pembangunan
Pembangunan
dilakukan
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
yang
diantaranya sebagai tempat aktivitas perekonomian, kebudayaan, sosial, dan
pendidikan terkait dengan fungsi pemerintah daerah sebagai agent of
development, agent of change, and agent of regulation.17
Dalam fungsinya yang demikian, pemerintah daerah berkepentingan terhadap
izin-izin pembangunan. Izin-izin tersebut dilakukan agar tidak terjadi kekacaubalauan dalam penataan ruang kota, dan merupakan bentuk pengendalian
penggunaan ruang kota.
Menyinggung soal dampak pembangunan di bidang pertokoan, mall, tempat
hiburan, perumahan, dan bangunan lainnya, saat ini sangat diperlukan pengaturan
dalam rangka pengendalian dampak pembangunan, yang meliputi dampak
lingkungan, Impacr fee, dan Traffic Impact Assement. Impact fee adalah biaya
yang harus dibayar pengembang oleh pemerintah pusat kota akibat dari
pembangunan yang mereka laksanakan. Yang dimaksud dengan Traffic Impact
Assement adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh pengembang untuk
melakukan kajian analisis tentang dampak lalu lintas. Kajian tersebut harus dapat
menggambarkan kinerja jaringan jalan sebelum dan setelah ada pembangunan dan
dampak yang diakibatkannya, kemudian bagaimana mencari solusi untuk
mengatasinya18. Pencegahan dampak tersebut dalam pengelolaan perkotaan harus
dilakukan secara baik, terintegrasi dan holistik untuk mencegah berbagai dampak
tersebut melalui pertimbangan berbagai aspek dalam prosedur perizinan.
Sebagai landasan agar bangunan gedung dapat diwujudkan dan diselenggarakan
sesuai yang ditetapkan, serta sebagai wadah kegiatan manusia yang memenuhi
17
Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Jakarta: Sinar
Grafika, 201 1, hIm. 222.
18
Ismail Zubir, Zoning Regulation: Instrimen yang Diperlukan Dalam Rangka Reformasi
Penataan Ruang, Jakrta: BKPRN, 2000, hlm. 11-12.
nilai-nilai kemanusiaan yang berkeadilan, termasuk aspek kepatuhan dan
kepantasan. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan bangunan
gedung yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang
Bangunan Gedung, yaitu persyaratan kendala teknis untuk menjamin keselamatan
pemilik dan pengguna bangunan gedung, serta masyarakat di lingkungan di
sekitarnya, disamping persyaratan yang bersifat administratif. Di samping itu,
setiap bangunan gedung tidak boleh mengganggu kesenjangan ekosistem dan
lingkungan di sekitar bangunan gedung.
2.3. Otonomi Daerah dan Implikasinya Dalam Pembangunan
Dalam Karnus Besar Bahasa Indonesia, implikasi adalah keterlibatan atau
keadaan terlibat. Dalam Bahasa Indonesia, implikasi adalah efek yang
ditimbulkan di masa depan atau dampak yang dirasakan ketika melakukan
sesuatu.
Implikasi bila didefinisikan bisa disebut sebagai akibat langsung atau konsekuensi
dan temuan dan hasil atas suatu penelitian. Secara bahasa, kata implikasi
mempunyai makna yang cukup luas sehingga maknanya cukup beragam.Implikasi
didefinisikan sebagai suatu akibat yang terjadi karena sesuatu hal. Implikasi
memiliki makna bahwa sesuatu yang telah tersimpul atau disimpulkan dalam
suatu penelitian yang lugas dan jelas. Kebanyakan pengertian implikasi
inimemang dipandang dari sebuah penelitian sehingga sulit diartikan secara
jelas.Suatu implikasi dapat digunakan untuk membandingkan hasil penelitian
yang terdahulu dengan hasil penelitian yang barti saja dilakukan.
Ada 3 (tiga)jenis implikasi yang sering digunakan dalam keperluan penelitian dan
lainnya. Ketiga implikasi tersebut adalah sebagai berikut:19
1. Implikasi teoritis
Seorang peneliti menyajikan gambar secara lengkap mengenai implikasi
teoritis dari sebuah penelitian dengan tujuan untuk meyakinkan pengjui
pada kontribusi ilmu pengetahuan maupun teori yang digunakan dalam
menyelesaikan sebuah masalah penelitian.
2. Implikasi manajeral
Peneliti menyajikan implikasi tentang berbagai kebijakan yang mampu
dihubungkan dengan berbagai macam temuan yang diperoleh dari sebuah
penelitian. Implikasi ini dapat memberikan suatu kontribusi yang praktis
untuk manajemen.
3. Implikasi metedologi
Bersifat operasional dan mampu manyajikan refleksi penulis mengenai
metodologi yang akan dipakai mengenai penelitian yang telah dilakukan.
Sebuah penelitian mampu menyajikan pendekatan-pendekatan yang bisa
dipakai dalam sebuah penelitian lanjutan dan penelitian lain dengan fungsi
mempermudah atau meningkatkan mutu dari penelitian itu sendiri.
Dari definisi-definisi dan pengertian-pengertian impliksi di atas, maka di dalam
sub bab ini, definsi implikasi yaitu akibat langsung atau konsekuensi dari otonomi
daerah dalam pembangunan.
19
http://dilihatya.com/2411/pengertian-implikasi-menurut-para-ahli, diakses pada tanggal
13/10/20l5 pada pukul 00:27.
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai
batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut praksarsa sendiri berdsarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemerintah daerah dengan otonomi adalh proses peralihan dari system
dekosentrasi ke sistem desentralisasi. Otonomi adalah penyerahan urusan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersifat operasional dalam
rangka sistem birokrasi pemerintahan. Tujuan otonomi adalah mencapai efesiensi
dan efektifitas dalam pelyanan kepada masyarakat.20
Peranan masyarakat sangat penting dalam pembangunan daerah. Perlu disadari
tanpa meningkatkan partisipasi masyarakat, otonomi akan kehilangan makna
sasarnya. Maka melalui otonomi, pemerintah daerah mempunyai peluang yang
lebih besar untuk mendorong dan memberi motivasi membangun daerah yang
kondusif, sehingga akan muncul kreasi masyarakat yang dapat bersaing dengaan
daerah lain. Oleh Karena itu, pembangunan daerah yang sebagai bagian integral
dari pembangunan nasional tidak bisa dilepskan dari prinsip otonomi daerah.
Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab
menyelenggarkan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip keterbukaan,
partisipasi masyarakat, dan pertanggungjawaban kepada masyarakat.
20
HAW. Widjaja, Loc. Cit, hlm. 76.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa implikasi otonmi daerah dalam
pembangunan sangat berperan dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi
dalam pelayanan publik, meningkatkan pertumbuhkan ekonomi dan mewujudkan
kemajuan pembangunan di seluruh daerah secara merata.
2.4. Toko Modern
Seiring dengan meningkat dan majunya perekonomian secara global, termasuk
Indonesia, ada kecenderungan masyarakat lebih suka berbelanja di toko yang
dikelola secara modern. Masyarakat dengan gaya hidup modern sekarang lebih
menyukai pasar-pasar dengan sistem pengelolaan secara modern, mudah, bersih,
nyaman, praktis, dan memiliki pilihan barang yang lengkap.
Menurut Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko
Modern Toko Modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual
berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket,
Department Store, Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. Pada
took modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam
bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayanai
oleh pramuniaga.21
Secara kuantitas, toko modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang
yang terukur. Umumnya barang-barang yang telah dibeli dipusatkan di gudang33
Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional, Jakarta: PT. Gramedia, 2011, hlm. 76.
gudang besar, sebelum itu disebar oleh bagian penyaluran barang. toko modern
yang biasanya berada dalam bangunan yang mewah selalu dilengkapi dengan
pendingin udara yang sejuk (air conditioning/AC), suasana yang nyaman dan
bersih, produk yang dijual dikelompokkan sehingga konsumen mudah
mendapatkan barang yang dibutuhkan (pemajangan barang per kategori), mudah
dicapai dan relative lengkap, informasi prosuksi tersedia melalui mesin pembaca,
serta adanya keranjang belanja dan keranjang dorong.22
2.5. Pendapatan Asli Daerah Sebagai Sumber Pembiayaan Daerah
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, pendaptan
daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih. Pendapatan daerah berasal dari penerimaan dari dana
perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal dari daerah itu sendiri yaitu
pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang sah. Pendaptan daerah
dalam struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah masih merupakan elemen
yang cukup penting fungsinya baik untuk mendukung penyelenggaraan
pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan
dengan pembiayaan, maka pendapatan daerah masih merupakan alternatif pilihan
utama dalam mendukung program dan kegiatan penyelnggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik di Kabupaten/Kota di Indonesia.
22
Ibid, hlm. 77.
Di dalam pendapatan daerah, terdapat pendapatan asli daerah yang merupakan
pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daeri sumber-sumber
pendapatan saerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah yang bertujuan
untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudkan
desentralisasi.23
Pendapatan asli daerah juga merupakan tulang punggung pembiyaan daerah, oleh
karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi
yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap anggaran pendapatan dan
belanja daerah, semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh pendapatan
asli daerah terhadap anggaran pendapatan dan belanja daerah berarti semakin
kecil ketergantungan pemerintah terhadap bantuan pemerintah daerah.
Sumber-sumber pendapatan asli daerah tersebut terdiri atas:
1. Pajak daerah;
Menurut Tony Marsyahrul24, adalah pajak yang dikelola oleh pemrintah
daerah (baik pemrintah daerah tingkat 1 maupun pemerintah daerah
tingkat 2) dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai pengeluran rutin
dan pembangunan daerah (anggaran pendapan dan belanja daerah). Jadi
pajak daerah yaitu pungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah daerah
23
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
24
Tony Marsyahrul, Pengantar Perpajakan, Jakarta: Grasindo, 2006, hlm. 5.
untuk mengelola, membiayai pengel