KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KOORDINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

(1)

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KOORDINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII

SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

Oleh

DENI SETYA BUDI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelincahan dan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data dengan one shoot model atau satu kali pengambilan data dan data dianalisis korelasiproduct moment.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diperoleh hasil koefisien korelasi antara kelincahan dengan keterampilan menggiring bola sebesar 0,802 dengan kontribusi sebesar 64,3%, kemudian koefisien korelasi antara koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola sebesar 0,664 dengan kontribusi sebesar 41,4% ,dan untuk variabel kelincahan, dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan menggiring bola memiliki koefisien korelasi sebesar 0,844 dengan kontribusi sebesar 71,2%. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel kelincahan memiliki kontribusi yang lebih besar dibanding dengan variabel koordinasi mata-kaki terhadap keterampilan menggiring bola, variabel koordinasi mata-kaki juga memiliki korelasi yang signifikan terhadap keterampilan menggiring bola pada siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 9 Bandar Lampung.


(2)

SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

Oleh

DENI SETYA BUDI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

vii

Penulis bernama lengkap Deni Setya Budi, lahir di Sumberhadi pada tanggal 06 Mei 1992, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis lahir dari pasangan Bapak Kemat dan Ibu Paniyem.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain : 1. TK Negeri 2 Sumberhadi (1996-1998)

2. SD Negeri Sumberhadi (1998-2004) 3. SMP Negeri 1 Bandar Sribhawono (2004-2007)

4. SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono (2007-2010 )

5. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung pada Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Penjaskesrek) angkatan 2010.

Pada tahun 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di SMP Negeri 1 Kebun Tebu Lampung Barat. Demikianlah riwayat hidup penulis, semoga bermanfaat bagi pembaca.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif mengikuti organisasi mahasiswa yaitu sebagai anggota BEM FKIP Unila, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (HIMAJIP) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas FPPI Unila.


(7)

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayahandaku dan Ibundaku yang penulis sayangi, yang telah memberikan do a dan dukungan kepada penulis serta kasih sayang dan kesabaran.

Untuk kakak dan adikku yang selalu ku sayangi dan ku banggakan.

Untuk sahabat hidupku yang telah memberikan banyak pelajaran tentang arti perjuangan, pengorbanan dan kedewasaan, serta seluruh keluarga besar, Tetangga, sahabat dan teman-teman yang telah membantu & mendoakan, selalu mengharapkan hal yang terbaik untukku.

Para guru dan dosen yang telah membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan Almamater ku Tercinta FKIP UNILA,

Tempat yang telah mendewasakan penulis


(8)

Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang

berbuat kebaikan.” (Al-Quran Surat An-Nahl : 128)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain, dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap (Al-Quran Surat Asy-Syarh: 6-8)

Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman

kepada Allah…


(9)

x Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani, kesehatan, dan Rekreasi FKIP Unila. Dengan Judul Kontribusi Kelincahan dan Koordinasi Terhadap Kemampuan Menggiring Bola pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung

Dalam Penulisan skripsi ini Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.


(10)

xi penulis.

5. Drs. Suranto, M.Kes selaku penguji dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan kritik, saran, dan bimbingan kepada penulis.

6. Seluruh Dosen Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama perkuliahan. 7. Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakan, memberikan kasih sayang,

dukungan spritual dan material kepada penulis, serta kakak dan adikku yang telah memberikan dukungan, nasihat, dan motivasi.

8. Keluarga besar SMP Negeri 9 Bandar Lampung yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian. Serta Keluarga besar SMP Negeri 1 Kebun Tebu Lampung Barat yang telah membantu peneliti selama melaksanakan KKN dan PPL.

9. Keluarga besar Penjaskesrek khususnya angkatan 2010 dan teman-teman semua yang selalu menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Akhir Kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amien

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Bandar Lampung, 16 April 2015 Penulis


(11)

xi

A. Hakikat Sepakbola ... 8

B. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola ... 11

C. Teknik Menggiring Bola ... 13

D. Prinsip-Prinsip Menggiring Bola ... 16

E. Macam Macam Cara Menggiring Bola ... 18

F. Kesalahan-Kesalahan saat Menggiring Bola ... 21

G. Kelincahan ... 22

H. Koordinasi ... 28

I. Penelitian yang Relevan ... 32

J. Kerangka Berpikir ... 34

K. Hipotesis ... 35

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7 II. TINJAUAN PUSTAKA


(12)

B. Populasi dan Sampel ... 38

1. Populasi ... 38

2. Sampel ... 38

C. Variabel dan Data Penelitian ... 40

D. Data Penelitian ... 41

E. Definisi Oprasional Variabel ... 42

F. Desain Penelitian ... 43

G. Teknik Pengambilan Data ... 44

H. Instrumen Penelitian ... 44

I. Teknik Analisis Data ... 49

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

1. Deskripsi Data ... 54

2. Analisis Data ... 56

3. Uji Hipotesis ... 58

B. Pembahasan ... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(13)

Tabel Halaman

1. Daftar Sampel Penelitian ... 39

2. Pengujian Normalitas... 50

3. Pengujuan Linieritas ... 50

4. Pengujian Homogenitas ... 51

5. Descriptive Statistics ... 54

6. Model SummaryKelincahan Terhadap Kemampuan Menggiring Bola ... 57

7. Model SummaryKoordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola ... 58

8. Model SummaryKelincahan dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola... 59


(14)

Lampiran

1. Perhitungan Data Z-Skor dan T-Skor Kelincahan

2. Perhitungan Data Z-Skor dan T-Skor Koordinasi Mata-Kaki

3. Perhitungan Data Z-Skor dan T-Skor Kemampuan Menggiring Bola 4. Deskripsi Data

5. Uji Prasyarat Analisis

6. Korelasi Kelincahan dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

7. Kontribusi Kelincahan Terhadap Kemampuan Menggiring Bola 8. Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan

Menggiring Bola

9. Kontribusi Kelincahan dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

10. Harga Kritik Dari rProduct-Moment 11. Nilai Uji -t

12. Tabel F


(15)

Gambar Halaman

1. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam ... 19

2. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Penuh ... 20

3. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Luar... 20

4. Desain Penelitian ... 44

5. Tes Lari Bolak-Balik ... 46

6. LapanganSoccer Wall Volley Test... 47

7. Lapangan Tes Menggiring Bola ... 48

8. Diagram Batang Hasil Tes Kelincahan Koordinasi Mata-Kaki dan Hasil Menggiring Bola ... 44

9. Stork Stand... 45


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang memainkan permainan ini mulai dari anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Faruq (2008: 02) mengatakan bahwa sepakbola mempunyai banyak tujuan selain untuk prestasi dan kebugaran, tujuan lainnya yaitu untuk sosialisasi, persahabatan, dan juga mengurangi rasa jenuh atau stres.

Cabang olahraga sepakbola diperkenalkan sedini mungkin di sekolah-sekolah untuk menjadi modal dasar mengembangkan kualitas pemain dalam bermain sepakbola. Untuk dapat berprestasi yang setinggi-tingginya, dibutuhkan kelengkapan unsur-unsur yang saling mendukung. Soekatamsi (1988: 11) mengatakan bahwa ada 4 kelengkapan pokok yang harus dimiliki oleh pemain yang terdiri dari:

1. Pembinaan teknik (keterampilan). 2. Pembinaan fisik (kesegaran jasmani).

3. Pembinaan taktik (mental, daya ingat dan kecerdasan). 4. Kematangan juara.


(17)

Teknik dasar bermain sepakbola adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola dan semua gerakan-gerakan dengan bola yang diperlukan untuk bermain sepakbola (Soekamtasi, 1988: 34). Gerakan-gerakan tanpa bola meliputi lari cepat dan mengubah arah, melompat/meloncat, gerak tipu tanpa bola, dan gerakan-gerakan khusus penjaga gawang. Sedangkan Gerakan-gerakan dengan bola meliputi menendang bola, menerima/mengontrol bola,

menggiring bola, menyundul bola, melempar bola, gerak tipu dengan bola, merebut atau merampas bola, teknik-teknik khusus penjaga gawang.

Usaha untuk menguasai teknik-teknik tersebut tidaklah mudah. Hal ini membutuhkan waktu dan hanya dapat dicapai dengan latihan teratur dan terprogram, serta pertandingan yang terstruktur dengan baik dan dilakukan secara berkelanjutan. Dengan menguasai teknik tersebut pemain sepakbola dapat memainkan bola dari berbagai posisi dan dalam situasi apapun.

Mengiring bola merupakan salah satu teknik dasar yang penting dalam permainan sepakbola. Menggiring bola dapat diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus di atas tanah (Soekatamsi, 1984: 158). Ketika dalam permainan, menggiring bola tidak hanya menggulirkan bola lurus ke depan menyusur tanah melainkan harus menghadapi lawan yang mencoba merebut bola dengan jaraknya yang cukup dekat dan rapat, hal ini menuntut seorang pemain untuk mampu bergerak dengan cepat mengubah arah sambil mengontrol bola tetap dalam penguasaan. Ini menunjukan bahwa menggiring bola dalam sepakbola erat


(18)

kaitanya dengan komponen kondisi fisik yakni kelincahan dan koordinasi mata-kaki.

Kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan

keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya (Harsono, 1988: 216). Bila dikaitkan dengan kemampuan menggiring bola, jelas kelincahan memegang peran yang penting, hal ini dikarenakan saat menggiring bola diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam merubah arah gerakan sesuai dengan situasi yang dihadapi secara efektif dan efisien tanpa kehilangan bola untuk menghindari pergerakan lawan yang ingin merebut bola. Baik tidaknya kelincahan yang dimiliki seseorang pemain sepakbola dipengaruhi oleh kondisi fisik lain, Sajoto (1983: 59), menyatakan bahwa seseorang yang mampu merubah satu posisi ke posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik, berarti kelincahannya cukup baik. Jadi unsur kelincahan tidak hanya menuntut kecepatan dan koordinasi tetapi juga fleksibilitas yang baik dari persendian. Selain ketiga unsur tersebut kelincahan juga dipengaruhi oleh kondisi fisik lain seperti, kekuatan, kelentukan, dan keseimbangan.

Koordinasi mata-kaki merupakan suatu takaran kecepatan dan ketepatan antara penglihatan (mata) dan gerakan yang dilakukan oleh kaki. Koordinasi mata-kaki adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama dalam hal ini melihat situasi permainan yang dihadapi, dan kaki sebagai pemegang fungsi melakukan suatu gerakan yang dikehendaki oleh


(19)

otak, setelah merespon situasi yang dilihat oleh mata. Integrasi yang melibatkan dua bagian gerak yaitu mata dan kaki harus dirangkaikan menjadi satu pola gerakan yang baik dan harmonis untuk

mendukung kemampuan menggiring bola sehingga pemain sepakbola dapat mengiring bola pada perkenaan yang tepat agar arah dan kecepatan bola dapat terukur oleh pemain tersebut.

Penulis memilih SMP Negeri 9 Bandar Lampung sebagai lokasi penelitian karena dari hasil pengamatan yang dilakukan, keterampilan dalam bermain sepak bola khususnya teknik menggiring bola siswa putra di SMP Negeri 9 Bandar Lampung relatif masih kurang, ini dilihat dari banyaknya kesalahan yang dilakukan sehingga bola sering terlepas dari penguasaan, kesalahan tersebut diduga akibat tidak terpenuhinya komponen kondisi fisik. Muchtar (1992: 81) mengatakan bahwa, selain kemahiran teknik, kualitas fisik yang terdiri dari berbagai unsur merupakan syarat mutlak dalam sepakbola. Keuntungan memiliki kelincahan yang baik diungkapkan oleh Suharno (1985: 33) adalah untuk mengkordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulus, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan dapat efisien dan ekonomis, serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan keberhasilan dalam penguasaan teknik menggiring bola perlu dilakuakan pengkajian dalam bentuk penelitian terhadap besar kecilnya peranan dari komponen kondisi fisik terhadap keberhasilan menggiring bola sehingga dapat memberikan informasi tentang


(20)

kondisi fisik apa yang paling dominan dan berperan penting dalam keberhasilan menggiring bola pada cabang sepakbola.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih tema penelitian dengan judul

Kontribusi Kelincahan dan Koordinasi Terhadap Kemampuan Menggiring

Bola dalam Sepakbola pada Siswa Putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung”.

B. Identifikasi Masalah

Latar belakang masalah yang telah dikemukakan mengarah pada pemikiran adanya berbagai masalah. Dari berbagai masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1) Rendahnya keterampilan menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

2) Rendahnya tingkat kelincahan siswa terhadap kemampuan menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

3) Rendahnya tingkat koordinasi siswa terhadap kemampuan menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas perlu kiranya diberikan pembatasan masalah agar penelitian ini tidak terlalu luas. Maka dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah pada kontribusi antara


(21)

kelincahan dan koordinasi, terhadap kemampuan menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung. D. Rumusan Masalah

Sugiyono (2010: 55) mengatakan bahwa rumusan masalah ialah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Berdasarkan latar belakang di atas, maka Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi antara kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung?

2. Seberapa besar kontribusi antara koordinasi terhadap keterampilan menggiring bola dalam sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung?

3. Seberapa besar kontribusi antara kelincahan dan koordinasi terhadap keterampilan menggiring bola dalam sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kontribusi antara kelincahan dengan keterampilan menggiring bola dalam sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui kontribusi antara koordinasi dengan keterampilan menggiring bola dalam sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.


(22)

3. Untuk mengetahui kontribusi antara kelincahan dan koordinasi terhadap kemampuan menggiring bola dalam sepakbola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat antara lain: 1. Bagi sekolah

Memberikan informasi kepada sekolah sejauh mana guru penjaskes membina dan mengembangkan serta meningkatkan prestasi olahraga khususnya sepakbola

2. Bagi guru pendidikan jasmani dan kesehatan

Dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber untuk menyusun program pembelajaran, atau program latihan pada ekstrakurikuler.

3. Bagi siswa

Dapat memahami kontribusi antara variabel yang dibahas dalam penelitian dan dapat melatih kelincahan siswa berdasarkan variabel tersebut

4. Bagi mahasiswa Penjaskesrek

Sebagai informasi bagi mahasiswa untuk dikembangkan dengan variabel dan populasi yang lebih luas dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Sepakbola

Sepak bola merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu masing-masing regunya terdiri dari sebelas pemain termasuk penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan dengan seluruh bagian badan kecuali dengan kedua lengan (tangan). Hampir seluruh permainan ini dilakukan dengan keterampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkann bola bebas menggunakan anggota bandanya, dengan kaki maupun tangan.

Sepakbola dimainkan di atas lapangan rumput yang rata, berbentuk empat persegi panjang dimana lebar dan panjangnya lebih kurang berbanding tiga dengan empat, panjang 90 m sampai 120 m dengan lebar 45 m sampai 90 m. Pada kedua garis batas lebar lapangan di tengah-tengahnya masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling berhadap-hadapan. Didalam permainan digunakan sebuah bola yang bagian luarnya dibuat dari kulit. Masing–masing regu menempati separuh lapangan dan berdiri saling berhadap-hadapan. Permainan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh dua orang hakim garis.

Adapun tujuan dari masing-masing regu atau kesebelasan adalah berusaha menguasai bola dan memasukkan ke dalam gawang lawanya sebanyak


(24)

mungkin dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Permainan ini dimainkan dalam dua babak, antara babak pertama dan

babak ke duan diberi waktu istirahat, dan setelah istirahat kemudian dilakukan pertukaran tempat. Regu yang dinyatakan menang adalah regu yang sampai akhir permainan atau pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke dalam gawang lawannya (Soekatamsi, 1997: 13)

Sepakbola merupakan olahraga permainan, untuk itu supaya dapat bermain dengan baik dan benar maka kemampuan dasar bermain sepakbola harus diketahui, dimengerti, dan dipelajari terlebih dahulu. Oleh karena itu, seorang pemain harus menguasai keterampilan dasar bermain sepakbola yang

meliputi:stop ball(menghentikan bola),shooting(menendang bola ke gawang),passing(mengumpan),heading(menyundul bola), dandribbling (menggiring bola). Khusus dalam teknikdribbling(menggiring bola) pemain harus menguasai teknik tersebut dengan baik, karena teknik dribbling sangat berpengaruh terhadap permainan para pemain sepakbola (Sudjarwo, 2005: 25).

Permainan sepakbola adalah sebuah permainan beregu yang dimainkan sebelas orang yang dituntut untuk mampu bekerjasama menggunakan taktik dan strategi yang baik, sehingga tercipta peluang untuk dapat memasukkan bola ke gawang lawan. Kerjasama dan strategi yang diterapkan dalam

permainan sepakbola memiliki peran penting dalam memperoleh kemenangan. Setiap tim memiliki strategi masing-masing untuk


(25)

memenangkan pertandingan sepak bola. Strategi permainan biasanya ditentukan oleh pelatih masing-masing tim sebelum permainan dimulai. Pelatih akan menentukan strategi apa yang sesuai untuk dimainkan

menghadapi calon lawannya, dengan menganalisa kelebihan dan kelemahan tim lawan. Strategi tersebut diantaranya adalah formasi tim, pemain yang diturunkan dalam pertandingan, taktik yang akan dipakai dalam permainan, serta siapa saja pemain yang akan bertindak sebagai pengambil tendangan bebas, tendangan sudut, dan tendangan pinalti.

Kerjasama menunjukkan adanya kesepakatan dan kesadaran tanggung jawab antara pemain didalam tim untuk saling mendukung dengan tujuan

memperoleh kemenangan. Kesebelas pemain dengan tingkatsklillyang berbeda akan saling mendukung dan memberikan kontribusi di setiap pergerakan pemain lain dalam membangun serangan maupun mengukuhkan pertahanan. Soedjono (1985: 16) menyatakan bahwa “Apa yang dilakukan pemain secara perorangan harus bermanfaat bagi kesebelasannya. Kesebelasan tanpa koordinasi atau kerjasama dalam satu regu, maka penampilan yang sempurna dari setiap pemain hanya akan mempunyai arti kecil”. Ini menunjukan bahwa sebaik apapun keterampilan yang dimiliki seorang pemain tetap membutuhkan dukungan dari pemain lain. Selaras dengan pendapat tersebut, Tarigan(2001: 3) mengatakan bahwa “dalam permainan sepakbola, keterampilan yang dimiliki pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak pernah ia akan


(26)

Berdasarkan ulasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, sepakbola merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan didalam lapangan berbentuk persegi panjang yang dipimpin oleh seorang wasit yang dimainkan selama 90 menit dalam dua babak dengan tujuan memasukan bola kegawang lawan sebanyak-banyaknya untuk memproleh kemenangan.

B. Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Untuk meningkatkan mutu permainan ke arah prestasi, maka penguasaan teknik merupakan salah satu persyaratan yang menentukan. Sneyers (1990: 24) mengatakan bahwa “dilihat dari segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar”. Sedangkan

Muchtar(1992: 27) berpendapat, “Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula”. Tanpa penguasaanteknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik, dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peranan penting terhadap penampilan seorang pemain baik secara individu maupun kolektif, serta mendukung penerapan taktik dan strategi permainan. Dengan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang baik, maka akan mampu melakukan kerjasama yang kompak dalam satu tim, sehingga akan meningkatkan kualitas permainan untuk memperoleh kemenangan.


(27)

Soekamtasi (1988:34), dalam bukunya yang menjelaskan: Teknik dasar bermain sepak bola adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola dan semua gerakan-gerakan dengan bola yang diperlukan untuk bermain sepak bola. Hal senada dikemukakan Muchtar(1992: 27) bahwa “berdasarkan gerakan-gerakan yang terjadi dalam permainan sepakbola, teknik sepakbola dibagi atas teknik badan dan teknik bola”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, teknik tanpa bola (teknik badan) dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik untuk mencapai kesegaran jasmani (physical fitness) agar dapat bermain sepakbola dengan sebaik-baiknya. Menurut Soekatamsi (1988: 34) unsur-unsur teknik tanpa bola terdiri dari: “(1) lari cepat dan mengubah arah, (2) melompat dan meloncat, (3) gerak tipu tanpa bola, (4) gerakan-gerakan khusus penjaga gawang”.

Teknik dengan bola pada dasarnya merupakan semua gerakan-gerakan dengan bola. Kemampuan seorang pemain dalam memainkan bola akan sangat membantu penampilannya dalam bermain sepakbola. Oleh karena itu, setiap pemain harus mempelajari unsur-unsur teknik dengan bola secara seksama. Menurut Soekatamsi (1988: 34) Teknik dengan bola, diantaranya adalah:

a) menendang bola, b) menerima bola,


(28)

c) menggiring bola, d) menyundul bola, e) melempar bola,

f) gerak tipu dengan bola, g) merampas atau merebut bola,

h) teknik-teknik khusus penjaga gawang”

Unsur teknik tanpa bola dan unsur teknik dengan bola pada prinsipnya memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua teknik tersebut saling mendukung dan saling berhubungan. Kedua teknik dasar tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan di dalam permainan menurut kebutuhannya. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik akan mendukung penampilan seorang pemain dan kerjasama tim. Semakin baik penguasaan teknik yang dimiliki, memberi peluang untuk memenangkan pertandingan.

C. Teknik Menggiring Bola

Menggiring bola merupakan salah satu keterampilan gerak dalam permainan sepakbola yang berfungsi untuk menguasai bola. Menggiring bola dilakukan dengan cara menendang bola menggunakan bagian kaki menuju ruang tebuka atau daerah pertahanan lawan. Menggiring bola dapat dilakukan dengan punggung kaki bagian dalam, bagian luar, atau punggung kaki. Teknik ini memerlukan banyak latihan dan ujicoba sehingga pemain dapat menggiring bola dengan baik. Menggiring bola merupakan pengembangan dari latihan lari zig zag tanpa bola dan gerakan tipu menghindari lawan. Gerakan ini


(29)

biasanya dilakukan untuk mencari celah pertahanan lawan, mencari

kesempatan untuk mengumpan atau mengoper dan menjagaball possession. Soekatamsi (1988: 158) berpendapat bahwa “menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus diatas tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan”.Sedangkan menurut Sucipto (1999:28) “menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau plan-pelan.”

Berdasarkan pengertian menggiring bola yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa, menggiring bola merupakan suatu gerakan lari dengan membawa bola menggunakan kaki bagian dalam, atau kaki bagian luar, atau peunggung kaki dari satu titik ke titik lain yang bertujuan untuk menguasai bola.

Untuk mempertahankan bola, maka seorang pemain harus mampu melakukan improvisasi atau bergerak merubah arah dan kecepatannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengecoh lawan agar dapat lolos dari hadangan lawan. Kemampuan seorang pemain menggiring bola dengan kecepatan berubah-ubah arah akan menyulitkan lawan untuk menghadangnya.

Menggiring bola pada dasarnya bertujuan untuk melewati lawan, menahan bola dan memberikan operan kepada teman seregunya. Dalam hal ini Soekatamsi (1988: 158) menyatakan bahwa, kegunaan teknik menggiring bola yaitu: “(1) untuk melewati lawan, (2) untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat, (3) untuk menahan


(30)

bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengansegera memberikan operan kepada teman”.

Sarumpaet (1992: 24-25) mengatakan bahwa “Menggiring bola

merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat permainan. Sedangkan tujuan dari menggiring bola adalah: 1) memindahkan permainan, 2) untuk melewati lawan, 3) untuk memancing lawan, 4) untuk memperlambat permainan”. Hal terpenting dan harus diperhatikan saat menggiring bola yaitu dilakukan pada situasi yang tepat di daerah pertahanan lawan. Luxbacher (2004: 47)

menyatakan, “Keterampilan menggiring bola yang digunakan dalam situasi yang tepat dan merusak pertahanan lawan”.

Tarigan (2001: 70) mengatakan bahwa, “melalui kemampuan yang dimiliki (menggiring bola), biasanya pemain lawan melakukan penjagaan lebih dari satu orang. Akibatnya, lawan terpaksa keluar dari posisinya untuk mencegah kecepatan dan kelincahan yang sangat berbahaya”. Dalam keadaan tersebut, pemain penyerang dengan cerdiknya memberilan umpan kepada temannya yang bebas dari penjagaan dan leluasa untuk menendang bola ke gawang lawan.

Menurut Harvey (2003: 30) bahwa,“paling aman menggiring bola ketika anda berada di daerah lawan. Jangan sekali-kali mencoba menggiring bola di daerah gawang sendiri karena terlalu berbahaya”.


(31)

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, menggiring bola akan memberikan manfaat dalam suatu tim jika dilakukan di daerah pertahanan lawan. Pemain yang terampil menggiring bola harus mampu memanfaatkannya pada situasi yang tepat. Hal ini karena, pemain yang terampil menggiring bola akan mampu membuka dan mengacaukan pertahanan lawan. Seringkali pemain yang terampil menggiring bola dijaga atau dihadang lebih dari seorang pemain. Kondisi yang demikian dapat dimanfaatkan untuk mencetak gol ke gawang lawan yaitu, dengan cara mengoperkan bola kepada teman seregunya yang leluasa untuk melakukan tembakan ke gawang lawan.

D. Prinsip-Prinsip Menggiring Bola

Menggiring bola adalah salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang menuntut skill yang tinggi dalam memainkannya. Teknik yang salah saat menggiring bola akan mengakibatkan bola lepas dari penguasaannya atau bola mudah direbut oleh lawan. Oleh karena itu, seorang pemain harus menguasai prinsip-prinsip menggiring bola.

Harvey (2003: 32) menyarankan beberapa tips menggiring bola sebagai berikut:

a. Tegakkan kepala agar bisa melihat gerakan lawan.

b. Pertahankan agar bola tetap dekat dengan anda saat menggiring bola. Gunakan bagian-bagian kaki yang berbeda saat menggiring bola. c. Turunkan bahu dan liukkan tubuh untuk mengecoh lawan.


(32)

d. Cobalah trik-trik gerakan dan tipuan yang berbeda agar lawan hilang keseimbangan.

e. Jaga agar tubuh anda tetap berada diantara bola dan lawan untuk melindungi bola.

f. Menjauhlah dari lawan secepat mungkin.

Prinsip-prinsip menggiring bola tersebut harus dikuasai seorang pemain saat menggiring bola. Kesalahan menggiring bola berakubat terebutnya bola oleh pemain lawan sehingga memberi peluang bagi pihak lawan untuk melakukan serangan balik. Jika saat mnggiring bola mendapat hadangan dari lawan, maka untuk menunjang keberhasilan menggiring bola yaitu seorang pemain harus mampu berimprovisasi atau melakukan gerak tipu untuk mengecoh lawan.

Soedjono (1985:61) menyatakan ”Pemain-pemain tidak akan melakukan improvisasi dan permainan berdaya cipta, apabila mereka tidak mengalami situasi yang menyulitkan. Permainan yang berdaya cipta adalah suatu insting yang menanggapi situasi yang sulit”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Harvey (2003: 15) bahwa, “dalam berbagai situasi, belokan yang sedikit lebih rumit dapat membantu anda mengecoh lawan. Cobalah untuk lebih fleksibel, dan bereksperimen. Anda mungkin lebih suka mengembangkan cara anda sendiri dalam melakukan belokan-belokan tertentu”. Kemampuan berimprovisasi atau melakukan gerak tipu saat menggiring bola adalah penting. Kemampuan seorang pemain melakukan gerak tipu saat menggiring bola akan mampu


(33)

mengecoh antisipasi lawan, sehingga akan mudah melewatinya. Tanpa memiliki kemampuan melakukan gerak tipu atau berimprovisasi saat menggiring bola, maka memudahkan lawan untuk merebut bola.

E. Macam-Macam Cara Menggiring Bola

Cara Menggiring Bola Menggiring bola dapat dilakukan dengan kaki kanan maupun kaki kiri. Dapat dikombinasikan antara kaki kanan dan kaki kiri. Setiap bagian kaki dapat digunakan untuk menggiring bola kecuali tumit. Oleh karena itu, untuk mendukung keterampilan menggiring bola, seorang pemain sepakbola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk menggiring bola. Menurut Soekatamsi (1988: 159-160) pada prinsipnya menggiring bola dapat dilakukan dengan tiga bagian kaki yaitu, “(1) menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam, (2) menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, (3) menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh”.

1. Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam

Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam yaitu kaki tumpu berada disamping bola dan kaki lainnya berada dibelakang bola dengan posisi kura-kura kaki bagian dalam siap untuk menyentuh atau menggulirkan bola. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki.


(34)

Pada saat menggiring bola kedua lutut harus selalu sedikit ditekuk, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi lapangan.

Gambar 1. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam (Sumber: Soekatamsi, 1988: 159)

2. Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Penuh

Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh yaitu kaki tumpu berada disamping belakang bola dan kaki untuk menggiring bola siap melakukan posisi untuk mendorong bola dengan kura-kura kaki penuh. Sesuai dengan irama langkah lari, tiap langkah dengan kura-kura penuh bola didorong bergulir kedepan dekat dengan kaki. Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh ini pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara ini hanya dapat digunakan apabila didepan terdapat daerah yang bebas dari lawan dan cukup luas, hingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh.


(35)

Gambar 2 Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Penuh (Sumber: Soekatamsi, 1988: 161)

3. Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Bagian Luar

Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar. Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, selanjutnya melihat situasi lapangan.

Gambar 3. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Luar (Sumber: Soekatamsi, 1988: 162)


(36)

F. Kesalahan-Kesalahan Saat Menggiring Bola

Menggiring bola adalah gerakan keterampilan yang sulit dilakukan. Tidak setiap pemain sepakbola mampu menggiring bola dengan baik. Tidak menutup kemungkinan, pemain yang profesional pun dapat mengalami

kesalahan saat menggiring bola, sehingga bola mudah direbut lawan. Menurut Abdoellah (1981: 427) bahwa kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam menggiring bola antara lain:

1) Bukan mendorong bola, tetapi menendang bola sehingga jalannya bola terlalu cepat dan tidak terkontrol.

2) Jarak antara kaki pemain dengan bola terlalu jauh, sehingga mudah direbut lawan.

3) Irama langkah lari rusak akibat dari irama kaki menyentuh bola tidak teratur.

4) Mata hanya selalu tertuju pada bola saja, sehingga dalam permainan yang sesungguhnya pemain itu tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya.

Keterampilan menggiring bola dapat dicapai dengan baik, jika kesalahan-kesalahan saat menggiring bola dapat dihindari. Luxbacher (2004: 51) menyarankan beberapa tips untuk memperbaiki kesalahan menggiring bola sebagai berikut:

1) Jaga bola agar tetap dibawah tubuh, serapat mungkin dengan kaki. 2) Gunakan sentuhan yang halus

3) Jangan terlalu semangat atau melakukan terlalu banyak gerakan tubuh yang berbeda.


(37)

4) Jaga agar kepala tetap tegak sesering mungkin saat menggiring bola. 5) Pandangan berfungsi untuk melihat situasi permainan.

Penguasaan teknik menggiring yang baik dan benar sangat penting dalam pelaksanaan menggiring bola. Jika seorang pemain telah menguasai teknik menggiring yang baik, akan meminimalkan kesalahan pada saat menggiring bola. Kesalahan yang terjadi saat menggiring bola, berarti kesempatan bagi lawan untuk merebutnya dan kesempatan bagi lawan untuk melakukan serangan balik.

G. Kelincahan (agility)

Kelincahan merupakan unsur kondisi fisik yang penting dalam sepakbola terutama pada penguasaan teknik menggiring bola. Seorang pemain harus terus mampu bergerak dengan cepat merubah arah untuk menghindari hadangan dan gangguan lawan yang berusa merebut bola. Kelincahan yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepak bola saat berlatih maupun bertanding tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat dan cepat. Kelincahan yang dilakukan oleh atlit atau pemain sepak bola saat berlatih maupun bertanding tergantung pula pada kemampuan mengkoordinasi sistem gerak tubuh dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Ismaryati (2008:41) mengatakan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Hal lain yang senada dikemukakan oleh Sugiyanto(1991: 31) bahwa, “kelincahan


(38)

adalah merupakan kemampuan merubah arah dan posisi dengan situasi yang dihadapi.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dan posisi secepat

mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan kehendaki tanpa kehilangan keseimbangan. Dengan memiliki kemampuan merubah arah dan posisi yang baik maka akan semakin baik tingkat kelincahan dan gerakan-gerakan pemain untuk melakukan gerakan menggiring bola. Pada hakekatnya kelincahan dan keterampilan saling bekerja sama satu sama lainnya.

1. Macam-Macam Kelincahan

Menurut Ismaryati (2008: 41) ditinjau dari keterlibatannya atau perannya dalam beraktivitas, kelincahan dikelompokan menjadi dua macam yaitu, kelincahan umum dan kelincahan khusus. Berdasarkan jenis kelincahan tersebut menunjukkan bahwa, kelincahan umum digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau kegiatan olahraga secara umum. Sedangkan kelincahan khusus merupakan kelincahan yang bersifat khusus yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu. Kelincahan yang dibutuhkan memiliki karakteristik tertentu sesuai tuntutan cabang olahraga yang dipelajari.

Purwanto (2004: 41) mengatakan bahwa seorang pemain yang mempunyai kelincahan yang baik mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: mudah melakukan gerakan yang sulit, tidak mudah jatuh atau cedera, dan

mendukung teknik-teknik yang digunakannya terutama teknik menggiring bola. Ciri-ciri kelincahan dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan


(39)

cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antar pemain dan kemampuan berkelit dari pemain lawan di lapangan. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi tergant ung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yangrelativesingkat dan cepat.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelincahan

Kelincahan yang dilakukan dalam pertandingan menunjukkan bahwa unsur-unsur motorik lainnya yang ikut membantu saat gerakan dilakukan untuk mencapai gerakan yang efisien, yaitu antara kerja system syaraf melalui fungsi kontrol muskuler yang hal ini berjalan dengan baik akan membentuk dan mempengaruhi kelincahan dan kondisi tubuh sehingga menghasilkan gerakan yang efisien Suharno (1985: 33).

Ditinjau dari pengertian kelincahan yaitu kemampuan seseorang untuk merubah arah dengan cepat dan situasi yang dikehendaki, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan berdasarkan pendapat Moeloek(1984: 8-9) adalah:

1) Tipe tubuh

Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa gerakan-gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf.


(40)

2) Usia

Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali.

3) Jenis kelamin

Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari pada anak wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebik mencolok.

4) Berat badan

Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan. 5) Kelelahan

Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunkan koordinasi. Sehubungan dengan hal itu, penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul.

Menurut Harsono (1988: 173) ada beberapa macam bentuk latihan kelincahan yaitu:

a) Lari bolak- balik (Shuttle Run), b) Lari zig-zag (Zig-zag Run), c) Squat trust dan modifikasinya, d) lari rintangan


(41)

Latihan kelincahan dapat juga dilakukan dengan latihan bersifat seperti anaerobik seperti:

a) Dot drill, b) Tree Coner dril, c) Down the-line drill

3. Peranan Kelincahan Terhadap Kemampuan Menggiring Bola Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan dalam sepakbola. Faktor yang mempengaruhi menggiring bola salah satunya adalah kelincahan, karena kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk merubah arah dengan cepat sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam menggiring bola dan menghadapi lawan, maka kelincahan sangat diperlukan karena mampu mengelabui lawan dengan gerakan yang berbeda dan cepat. Suharno (1993:51) yang mengemukakan fungsi kelincahan dalam peningkatan olahraga sebagai berikut :

a) Mengkoordinasi gerak-gerak berganda. b) Mempermudah berlatih teknik tinggi. c) Gerakan dapat efisien dan efektif.

d) Mempermudah daya orientasi dan antisipasi terhadap lawan dan lingkungan bertanding.

e) Menghindari terjadinya cedera.

Kelincahan yang baik akan membuat gerakan jadi efisien, dengan efisiennya gerakan maka tenaga yang dikeluarkan akan sedikit (menghemat tenaga). Selain efisien, gerakan juga efektif atau sesuai dengan keinginan. Kelincahan


(42)

juga memudahkan penguasaan teknik-teknik tinggi, kemampuan

mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang ganda (simultan) menjadi lebih baik, dan mudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.

Menggiring bola adalah teknik dasar sepakbola yang menentukan mobilitas gerak yang baik. Menggiring bola dilakukan dengan merubah arah dan kecepatannya saat melewati lawannya. Seorang pemain yang mempunyai kelincahan baik, maka akan mampu merubah arah dan kecepatannya dengan efektif dan efisien serta mampu mengoperkan bola tepat pada sasaran yang diinginkan. Seorang pemain yang lincah akan mengatasinnya dengan baik meskipun dalam situasi yang sulit. Seperti yang dikemukakan oleh Muchtar (1992:91) bahwa, ”Kelincahan sering dapat diamati dalam situasi permainan sepakbola. Sebagai contoh, seorang pemain yang tergelincir atau terjatuh di lapangan, namun masih mampu menguasi bola dan mengoperkan bola tersebut dengan cepat pada temannya. Dan sebaliknnya, seorang pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cidera”.

Dari contoh tersebut menggambarkan bahwa, seorang pemain yang lincah akan mampu menyelesaikan bola meskipun dalam kondisi yang sulit. Demikian halnya dalam gerakan menggiring bola, seorang pemain yang lincah akan mampu lolos dari hadangan atau kawalan lawan serta masih tetap menguasai bola.


(43)

H. Koordinasi (coordination)

Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf-syaraf pusat dan tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerakan-gerakan otot synergis dan antagonis secara selaras. Koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien. Berkaitan dengann koordinasi Suharno (1993: 61) menyatakan, “koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerak yang utuh dan selaras”.

Sajoto (1995: 9) bahwa, “koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif”. Menurut Atmojo (2008: 57) bahwa,

“koordinasi adalah kemampuan untuk secara bersamaan melakukan berbagai tugas gerak secara mulus dan akurat (tepat)”. Menurut Ismaryati (2008 : 53) bahwa, “Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara kelompok- kelompok otot selama melakukan kerja”.

Berdasarkan pengertian koordinasi yang dikemukakan empat ahli tersebut dapat dirumuskan bahwa, koordinasi mata-kaki adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama dalam hal ini melihat situasi permainan yang dihadapi, dan kaki sebagai pemegang fungsi melakukan suatu gerakan yang dikehendaki oleh otak, setelah merespon situasi yang dilihat oleh mata. Integrasi yang melibatkan dua bagian gerak yaitu mata


(44)

dan kaki harus dirangkaikan menjadi satu pola gerakan yang baik dan harmonis untuk mendukung kemampuan menggiring bola.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi

Tingkat koordinasi atau baik buruknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat (precise), dan efisien. Seseorang yang memiliki koordinasi baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang baru.

Harsono (1988:221) menyatakan, “kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, kinestetik, sense, balance, dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak, oleh karena itu satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat”. Kalau salah satu unsur tidak ada atau kurang berkembang, maka hal ini berpengaruh terhadap kesempurnaan koordinasi”.

Pendapat lain dikemukakan Suharno (1993: 62) dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi di pengaruhi oleh :

a) Pengaturan syarat pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan.

b) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. c) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. d) Banyak dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera.

Faktor pembawaan dan kemampuan kondisi fisik khususnya kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, daya tahan merupakan faktor yang


(45)

dapat mempengaruhi kemampuan koordinasi yang dimilki seseorang. Dengan kata lain jika kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, dan daya tahan baik, maka tingkat koordinasinya juga baik. Dengan demikian latihan yang bertujuan meningkatkan komponen kondisi fisik tersebut, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula.

2. Peranan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

Koordinasi merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang mempunyai peran penting terutama untuk cabang olahraga permainan termasuk

permainan sepakbola. Hampir seluruh gerakan dalam permainan sepakbola membutuhkan koordinasi mata-kaki.

Menggiring bola merupakan teknik sepakbola yang membutuhkan koordinasi yang baik. Koordinasi mata-kaki berperan dalam memainkan bola dengan baik dan lancar dengan melihat situasi permainan. Harsono (1988: 220) menyatakan, “suatu keterampilan atau skill menuntut adanya koordinasi.

Koordinasi yang dibutuhkan dalam keterampilan diantaranya koordinasi mata-kaki (foot-eye coordination) dan koordinasi mata-tangan (eye-hand coordination). Koordinasi mata-kaki dibutuhkan dalan gerakan seperti dalam skill menendang bola, menngiring bola”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ketepatan dribbling passing dalam sepakbola merupakan suatu keterampilan yang memiliki gerakan cukup kompleks. Kemampuan seorang pemain menggiring bola dan mengoper bola atau menembakkan bola ke gawang lawan dibutuhkan


(46)

koordinasi mata-kaki yang baik, maka gerakan menggiring bola dapat dilakukan dengan baik dan lancar serta mampu menyelesaikan bola tepat pada sasaran yang diinginkan. Namun sebaliknya, koordinasi mata-kaki yang buruk, maka gerakan menggiring bola tidak lancar, bola mudah direbut lawan dan penyelesaian kurang akurat.

Banyak manfaat yang diperoleh jika seseorang memiliki koordinasi yang baik. Menurut Suharno (1993: 62) kegunaan koordinasi antara lain :

a. Mengkoordinasikan beberapa gerak agar menjadi satu gerak yang utuh dan serasi.

b. Efisien dan efektif dalam penggunaan tenaga. c. Untuk menghindari terjadinya cidera.

d. Mempercepat berlatih, menguasai teknik.

e. Dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding.

f. Kesiapan mental atlet lebih mantap untuk menghadapi pertandingan.

Pada dasarnya koordinasi berguna untuk mengkoordinasikan beberapa gerakan menjadi satu gerakan yang serasi dan utuh, lebih efektif dan efisien tenaga yang dikeluarkan, dapat terhindar dari cidera, mempercepat berlatih menguasaiteknik, memperkaya taktik dalam bertanding dan meningkatkan mental yang lebih baik. Tingkat koordinasi yang baik akan mendukung gerakannya menjadi lebih efektif dan efisien. Namun sebaliknya jika tingkat koordinasi rendah, gerakan yang ditampilkan tidak efektif, bahkan dapat menimbulkan cidera. Untuk meningkatkan


(47)

kemampuan menggiring bola, maka seorang pemain sepakbola harus memiliki koordinasi yang baik. Untuk meningkatkan koordinasi harus dilakukan latihan dengan baik dan benar.

Dalam permainan sepakbola koordinasi mata-kaki mutlak diperlukan karena akan sangat menunjang untuk menguasai jalannya permainan. Koordinasi mata-kaki merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam menendang, mengontrol bola dan menggiring bola.

Menggiring bola merupakan gerakan yang cukup komplek, karena

menggiring bola merupakan gabungan dari berbagai unsur seperti, gerakan berlari, gerakan mengontrol dan menyentuh bola serta melihat situasi

lapangan. Keterampilan menggiring bola merupakan kemampuan membawa bola dengan kaki sambil berlari.

Agar bola yang digiring tidak terlepas pemain dituntut untuk

mengintegrasikan gerakan mendorong dan mengontrol bola, gerakan berlari serta harus memperhatikan situasi sekitar. Dalam hal inilah seorang pemain sepakbola harus memiliki koordinasi mata-kaki yang baik. Dengan

mempunyai koordinasi mata-kaki yang baik akan dapat melakukan keterampilan menggiring bola dengan baik pula.

I. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan di bawah ini diharapkan dapat membantu memberikan arahan agar penelitian lebih fokus. Penelitian tersebut antara lain:


(48)

1) Penelitian yang dilakukan oleh Abdillah Farruk (2009), dengan judul Hubungan Kecepatan dan Kelincahan dengan Keterampilan Menggiring bola. Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik tes dan

pengukuran. Sampel yang digunakan adalah siswa SMA N 1 Tanjungsari yang mengikuti ekstrakurukuler sepak bola yang berjumlah 29 orang. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Ada hubungan antara

kecepatan dengan keterampilan menggiring bola, hal ini ditunjukkan r = 0,643 dengan p = 0,003 = signifikan. (2) Ada hubungan antara

kelincahan dengan keterampilan menggiring bola, hal ini ditunjukkan r = 0,707 dengan p = 0,007 = signifikan. (3) Ada hubungan antara kecepatan dan kelincahan dengan keterampilan menggiring bola, hal ini ditunjukkan f = 8,705 dengan p = 0,003 = signifikan.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Wakhid Aryanto (2006), dengan judul Hubungan Koordinasi dan Keseimbangan dengan Kemampuan

Mengontrol Bola. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik tes. Sampel yang digunakan adalah pemain sekolah sepakbola Bintang Muda Anim (SSB BMA) Sleman usia 14–16 tahun sebanyak 30 orang. Hasil penelitian untuk variabel koordinasi yaitu r (hitung) 0,365 > r(tabel) 0,361. sedangkan hasil untuk variabel keseimbangan yaitu r(hitung) 0,379 > r (tabel) 0,361. Kesimpulan menunjukkan adanya hubungan signifikan antara koordinasi dan keseimbangan dengan


(49)

3) Penelitian yang dilakukan oleh Siswoyo (2003) berjudul ” Hubungan antara kecepatan 50 M, Kelincahan dan Penguasaan Bola terhadap prestasi Menggiring Bola dalam Sepakbola”. Hasil penelitian

menunjukkan masing-masing peubah dengan kemampuan menggiring bola adalah lari 50 M = 0,688,p < 0,05 (signifikan). Kelincahan = 0,620,p < 0,05 (signifikan). Penguasaan bola = 0,637,p < 0,05 (signifikan). Hubungan antara kecepatan lari 50 M, Kelincahan,dan penguasaan bola terhadap prestasi menggiring bola Ry (1,2,3) = 0,797 dengan f Regresi = 15.070 < F tabel = 2.98 pada taraf 33 signifikansi 5% (signifikan). Sumbangan variabel lari 50 M = 23.13 %, kelincahan = 19.79 %, dan penguasaan bola 20.56 %. Sumbangan dari ketiga variabel tersebut = 63.5 %.

J. Kerangka Berpikir

Atas dasar tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka berpikir yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah jika

seseorang memiliki kelincahan yang baik maka akan memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap performa saat menggriring bola, Jika seseorang memiliki koordinadi mata-kaki yang baik maka akan memberikan

sumbangan yang lebih besar terhadap performa saat menggriring bola. Dan Jika seseorang memiliki kelincahan, dan koordinasi mata-kaki yang baik maka akan memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap performa saat menggring bola.


(50)

K. Hipotesis

Untuk dapat dipakai sebagai pegangan dalam penelitian ini, maka perlu menentukan suatu penafsiran sebelumnya tentang hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya, jika hipotesis telah dibuktikan kebenarannya namanya bukan lagi hipotesis melainkan tessa (Hadi, 1993 : 257). Menurut Arikunto (1992 : 62) hipotesis adalah jawaban sementara suatu masalah penelitian oleh karena itu suatu hipotesis perlu di uji guna mengetahui apakah hipoesis tersebut terdukung oleh data yang

menunjukan kebenarnnya atau tidak. Jadi intinya hipotesis harus dibuktikan kebenarannya dengan cara penelitian.

Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: Ada kontribusi antara kelincahan dengan keterampilan gerak dasar

menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

H0: Tidak adanya Ada kontribusi antara kelincahan dengan keterampilan

gerak dasar menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

H2: Ada kontribusi antara koordinasi mata-kaki dengan keterampilan gerak

dasar menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.


(51)

H0: Tidak adanya kontribusi antara koordinasi mata-kaki dengan

keterampilan gerak dasar menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

H3: Ada kontribusi antara kelincahan dan koordinasi mata-kaki dengan

keterampilan gerak dasar menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

H0: Tidak adanya kontribusi antara kelincahan dan koordinasi mata-kaki

dengan keterampilan gerak dasar menggiring bola dalam sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.


(52)

III. METODE PENELITIAN

A. Hakikat Metode Penelitian

Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut dapat menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan metode atau alat bantu yang tepat penelitian yang akan dilakukan akan lebih terarah dan akan memperoleh hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Metode didalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk mengukur relevan atau tidaknya penilaian yang akan dilakukan oleh seorang peneliti. Sehingga diharapkan dengan metode

penelitian yang baik dan benar akan mendapatkan hasil yang koheren dan akurat.

Menurut Arikunto (2006 : 160) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Menurut Riduwan (2005 : 207) metode deskriptif korelasional yaitu studi yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya.

Menurut Riduwan (2005 : 141) analisis korelasi ganda umtuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih


(53)

secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Metode

penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa asumsi dan hipotesis yang diajukan oleh peneliti benar-benar terbukti dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan data yang ada.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Setiap penelitian tentunya selalu menggunakan obyek untuk diteliti atau diistilahkan dengan populasi. Sudjana (2002: 27 ) mengatakan: “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin dari hasil hitungannya ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai suatu obyek, yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya”. Dengan kata lain populasi adalah keseluruhan dari individu yang dijadikan objek penelitian. Populasi suatu penelitian harus memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama. Oleh karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP NEGERI 9 Bandar Lampung yang berjumlah 112 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” Menurut Arikunto (1993: 117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pendapat tersebut menunjukan bahwa penelitian ilmiah tidak selamanya mutlak harus meneliti keseluruhan jumlah obyek yang ada, melainkan dapat pula


(54)

mengambil sebagian dari populasi yang ada. Menurut Arikunto (2001: 107)

”apabila populasi kurang 100 sebaiknya diambil semua untuk dijadikan sampel, selanjutnya apabila populasi lebih dari 100 maka dapat diambil sampel 10-15% atau 20-25%. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti mengambil sampel sebanyak 28 orang dengan menggunakan teknik random sampling, dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. perincian pengambilan sampel sebagai berikut :

Tabel 1. Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah sampel 1 2 3 4 5 6 7 VIII 1 VIII 2 VIII 3 VIII 4 VIII 5 VIII 6 VIII 7 4 4 4 4 4 4 4

Jumlah 28

Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan cara undian di setiap kelasnya sehingga tiap siswa dalam populasi memperoleh kesempatan terpilih menjadi sampel, sampel diambil 25% dari populasi yang sejumlah 112 orang, sehingga menghasilkan sampel sebanyak 28 siswa.


(55)

1. Mencatat nama dan memberi nomor urut pada semua populasi. 2. Menuliskan nomor urut dan nama populasi pada selembar kertas yang

dipotong kecil-kecil.

3. Menggulung kertas, isinya nama, nomor lalu dimasukkan kedalam kaleng kemudian dikocok.

4. Mengeluarkan kertas tersebut yang berisi nomor dan nama populasi satu persatu sejumlah yang dibutuhkan sebagai sampel.

5. Setelah nama keluar, kertas kembali digulung dan dimasukkan lagi kedalam kaleng yang akan dikocok kembali (Hadi, 1984: 71).

C. Variabel Penelitian 1. Variabel

Arikunto (1987: 91) mengemukakan bahwa: “variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik penelitian suatu penelitian”. Maka ada variabel yang mempengaruhi dan ada variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independen variable.

Sedangkan variabel akibat atau variabel tidak bebas atau dependent variable. 1. Variabel Bebas ( Independent Variable )

Variabel bebas yang menjadi pokok permasalahan yang akan diteliti di dalam penelitian ini (X1) Kelincahan dan (X2) Koordinasi mata-kaki.

2. Variabel Terikat ( Dependent Variable )

Variabel terikat disebut juga variabel kriteria yaitu variabel yang


(56)

menentukan ada tidaknya pengaruh. Didalam penelitian ini variabel terikatnya (Y) adalah kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola.

Variabel tersebut diatas merupakan hal yang sangat penting didalam proses penelitian yang berlangsung karena menjadi inti pada korelasi dalam menghasilkan data-data penelitian yang benar dan akurat, yaitu pada variabel bebas dan terikat.

D. Data Penelitian

Menurut sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu :

1) Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya, data primer disebut juga data asli atau data baru. Didalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti menganbil data secara langsung dan tidak melalui prantara siapapun.

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Sehubung data dalam penelitian ini adalah data primer maka data sekunder tidak dipakai.

Apabila di dalam merencanakan suatu penelitian, problema, tujuan penelitian dan hipotesis-hipotesis sudah diformulasikan dengan jelas, langkah

berikutnya adalah menentukan apakah data yang akan dipergunakan untuk menguji hipotesis itu akan dikumpulkan dari sumber-sumber pustaka yang


(57)

sudah ada, ataukah akan diusahakan data langsung dari individu-individu yang diselidiki. Data yang ada dalam pustaka- pustaka dinamakan data sekunder, sedangkan data yang dikumpulkan langsung dari individu yang diselidiki dinamakan data primer. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan mengadakan suvey atau pencacahan lengkap. Berdasarkan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini adalah data primer, karena data dikumpulkan langsung dari individu-individu yang diselidiki.

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya pengertian yang keliru tentang konsep variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

1) Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat sesuai situasi yang dihadapi tanpa kehilangan keseimbangan

2) Koordinasi

Koordinasi adalah kemampuan sesorang untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerak yang utuh dan selaras. Dan Koordinasi mata-kaki adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan dua bagian gerak yaitu mata sebagai indra penglihatan dan kaki sebagai alat gerak manjadi rangkaikan pola gerakan yang baik dan harmonis.


(58)

3) Menggiring Bola

Menggiring bola dapat diartikan sebagai gerakan lari sambil membawa bola yang dilakukan dengan cara menendang bola mempergunakan bagian kaki terus-menerus sehingga bola bergulir menyusuri tanah menuju ruang bebas atau daerah pertahanan lawan

F. Desain Penelitian

Jenis atau desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, sebagaimana yang dikemukakan Singarimbun (1987:12)” bahwa penelitian korelasional adalah penelitian yang mempelajari tentang hubungan variabel-variabel dan mempunyai hipotesis yang telah dirumuskan. Tujuan dari korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi”.

Gambar 4. Desain Penelitian (Sumber: Khomsin, 2009: 119)

Keterangan : X1 = Kelincahan

X2 = koordinasi mata-kaki


(59)

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2010:265) dijelaskan bahwa metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya. Lebih lanjut dikatakan oleh Arikunto (2010:265) bahwa untuk memperoleh data data yang diinginkan sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data data yang salah akan menyebabkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik akan salah pula.

Data yang perlu dikumpulkan ini menggunakan metode survei dengan teknik tes dan teknik korelasi, pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran melalui metode survei, yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran dilapangan.

Data yang perlu dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kelincahan, koordinasi mata kaki dan kemampuan menggiring bola.

H. Instrumen Penelitian 1. Tes Kelincahan

Untuk mengukur kelincahan dalam penelitian ini, menggunakan tes lari bolak balik yang dikutip dari buku Panduan Penetapan Parameter Tes Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus

Olahragawan.

1. Alat dan Perlengkapan

 Meter


(60)



 Kapur

2. Lintasan lari pada bidang yang datar, panjang 10 meter, dan garis batas 5 cm di tengah lintasan

3. Pelaksanaan Tes

 Pada aba-aba “bersedia” peserta tes berdiri dibelakang garis lintasan.

 Pada aba-aba “siap” peserta tes berlari dengn start berdiri.

 Dengan aba-aba “ya” peserta tes segera berlari menuju garis kedua dan setelah kedua kaki melewati garis kedua segera berbalik dan menuju kegaris pertama.

 Peserta tes berlari dari garis pertama menuju garis kedua dan kembali kegaris pertama dihitung satu kali.

 Pelaksanaan lari dilakukan sampai empat kali bolak-balik sehingga menempuh jarak 40 meter

 Setelah melewati garis finish di garis kedua, pencatat waktu dihentikan.

 Catatan waktu untuk menentukan norma kelincahan dihitung sampai persepuluh detik (0,1 detik) atau perseratus detik (0,01 detik.

Gambar 5. Tes Lari Bolak-Balik (Sumber: Calontaruna. 2014. Tes Suttle Run.)


(61)

2. Tes Koordinasi Mata-Kaki pada Pemainan Sepakbola

Pengambilan data koordinasi mata-kaki dilakukan dengan soccer wall volley test (Ismaryati, 2008:54)

1. Tujuan: Untuk mengetahui kemampuan mengkoordinasikan antara mata dan kaki pada saat melakukan tendangan pada sasaran. 2. Alat dan perlengkapan

Meter

Stopwatch

Bola kaki

Kapur

Dinding yang rata 3. Pelaksanaan tes:

Testee berdiri dibelakang garis yang telah ditentukan kemudian dengan aba-aba “Ya” testee menyepak bola kearah sasaran (dinding) guna memantulkan sebanyak mungkin dalam hitungan waktu 30 detik.

4. Penilaian:

Hasil yang dicapai dalam melakukan sepakan dengan masuk sasaran selama 30 detik dihitung sebagai nilai tes koordinasi mata-kaki


(62)

5. Gambar Lapangan The Soccer Wall-Volley test

Gambar 6. Lapangan The Soccer Wall-Volley test (Sumber: Gur, Journal of Sports Science and Medicine, 2001)

3. Tes Kemampuan Menggiring Bola pada Permainan Sepakbola Untuk mengukur kemampuan menggiring bola dilakukan tes menggiring menggunakan soccer dribble test

1. Alat dan perlengkapan:

 6 buah scoon

Stopwatch

 Bola

 Tali panjang 20 meter

 Meteran

 Kapur

 Formulir dan alat tulis 2. Petugas

 Seorang pengawas gerakan menggiring bola

 Seorang timmer


(63)

3. Lapangan Tes

Gambar 7. Lapangan Tes Menggiring Bola (Sumber: Ismaryati, 2008: 56) 4. Pelaksanaan tes

 Aba-aba “siap” testee berdiri dibelakan garis strart dengan bola siap untuk digiring.

 Pada aba-aba “ya” testee mulai menggiring bola dengan membeliti setiap pancang secara urut.

 Kalau terjadi kesalahan, maka harus diulang dimana kesalahan terjadi.

 Diperkenankan menggiring bola dengan salah satu kaki atau dengan kedua kaki bergantian.

 Pada aba-aba “ya‟ stop watch dihidupkan dan diamati pada saat testee atau bolanya yang terakhir melewati garis finish

 Setiap testee diberi 2 kali kesempatan test dilakukan sebanyak 2 (dua) kali ulangan, kemudian dicatat dan diurutkan sesuai urutan dicatat dan diurutkan sesuai urutan yang dihasilkan waktu tercepat.


(64)

5. Penilaian Hasil tes :

 Diambil nilai tes yang tercepat dari 2 kali kesempatan menggiring bola, yang dicatat sampai persepuluh detik.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data ditujukan untuk mengetahui jawaban akan pertanyaan- pertanyaan dalam penelitian. Mengingat data yang ada adalah data yang masih mentah dan memiliki satuan yang berbeda, maka perlu disamakan satuan ukurannya menjadi data yang standart (T-Skor). Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan analisis product moment menggunakan program SPSS for windows release 16.

a. Uji Prasyarat Analisis

Agar memenuhi persyaratan analisis dalam menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan beberapa langkah uji persyaratan, meliputi: uji normalitas data dan uji homogenitas varians data. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Hasil output SPSS for windows release 16 dari pengujian normalitas adalah sebagai berikut :

Tabel. 2. Hasil output dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov- Smirnov adalah sebagai berikut :

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KELINCAHAN KOORDINASI

MENGGIRING BOLA N 28 28 28

Normal Parametersa Mean 13.3861 17.3929 12.8282

Std.


(65)

Most Extreme Absolute .120 .141 .149

Differences Positive .109 .141 .105

Negative -.120 -.131 -.149

Kolmogorov-Smirnov Z .634 .744 .790

Asymp. Sig. (2-tailed) .816 .637 .560

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi atau Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang kita uji berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Untuk melakukan uji linieritas dapat dilihat pada rangkuman tabel Anova (terlampir) dibawah ini:

Tabel. 3. Hasil output dari pengujian uji linieritas

No Variabel Nilai Sig.

Signifi-

kansi Kesimpulan 1 Kelincahan*

Menggiring Bola 0,407 0,05 Linier 2

Koordinasi Mata- Kaki* Menggiring Bola

0,209 0,05 Linier

Berdasarkan nilai signifikansi dari output di atas, diperoleh :

1. Nilai signifikansi (Sig.) kelincahan = 0,407 lebih besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variable kelincahan (X1) dengan variable menggiring bola (Y).

2. Nilai signifikansi (Sig.) koordinasi = 0,209 lebih besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variable koordinasi (X2) dengan variable menggiring bola (Y).


(66)

3. Uji Homogenitas

Prasyarat berikutnya untuk memenuhi analisis yaitu melakukan uji homogenitas varians data :

Tabel. 4. Hasil output dari pengujian uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Kelincahan Koordinasi MenggiringBola

Levene Statistic df1 df2 Sig.

8.289 2 81 .494

Hipotesis :

Ho : Varians populasi adalah homogen

Ha : Varians populasi adalah tidak homogen

Kriteria pengambilan keputusan :

Jika nilai probabilitas (Sig.)>0,05 maka Ho diterima

Jika nilai probabilitas (Sig.)<0,05 maka Ho ditolak

Dari hasil output SPSS di atas ternyata seluruh variabel adalah homogen karena nilai probabilitas (Sig.)>0,05.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah awal untuk menguji persyaratan yang dikemukakan pada rumusan hipotesis bisa diterima atau tidak. Hipotesis yang diajukan bisa diterima jika fakta- fakta empiris atau data yang terkumpul bisa mendukung pernyataan hipotesis. Sebaliknya hipotesis ditolak jika fakta-fakta empiris atau data yang terkumpul tidak mendukung pernyataan hipotesis.


(67)

ebebasan (dk) = 1,706.

ebebasan (dk) = 1,706.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan teknik analisis korelasi melalui program SPSS for windows release 16. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis Kontribusi Kelincahan (X1) Terhadap

Kemampuan Menggiring bola (Y)

Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05 dan derajat k = n-2 uji satu pihak, sehingga didapat nilai

t Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada

variabel X1 terhadap Y diperoleh nilai thitung 6,842> t tabel 1,706

atau Sig. (2-tailed)<0,05. Sehingga H0 ditolak dan H1

diterima, kelincahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan menggiring bola.

2. Hipotesis Kontribusi Koordinasi mata-kaki (X2) Terhadap

Kemampuan Menggiring bola (Y)

Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05 dan derajat k = n-2 uji satu pihak, sehingga didapat nilai

t Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada

variabel X1 terhadap Y diperoleh nilai thitung 4,530> t tabel 1,706 atau Sig. (2-tailed)<0,05. Sehingga H0 ditolak dan H1

diterima, koordinasi mata-kaki memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan menggiring bola.


(68)

3. Hipotesis Kontribusi Kelincahan Dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

Pada tabel ANOVAb kelincahan dan koordinasi mata-kaki memiliki nilai Fhitung 30,927 dan nilai signifikansi (Sig.) 0,000.

Tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat kebebasan (df1) = k-1 = 3-1 = 2, (df2) = n-k = 28-3 = 25 diperoleh nilai Ftabel 3.385. Artinya Fhitung 30,927 >3.385 Ftabel atau (Sig.)

0,000<0,05. Sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Ada

kontribusi yang signifikan antara kelincahan dan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.


(69)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai kontribusi kelincahan dan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa SMP Negeri 9 Bandar Lampung yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada kontribusi yang signifikan antara kelincahan dengan hasil

kemampuan menggring bola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

2. Ada kontribusi yang signifikan antara engan hasil kemampuan menggiring bola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

3. Ada kontribusi yang signifikan antara kelincahan dan koordinasi mata- kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.


(70)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan kemampuan menggiring bola hendaknya dalam memberikan latihan kondisi fisik mengarah pada latihan kelincahan dan koordinasi mata-kaki dengan benar sehingga kemampuan menggiring bola lebih baik.

2. Bagi guru Penjaskes, beban latihan untuk tiap unsur kecepatan, kelincahan, dan kekuatan otot tungkai disesuaikan dengan nilai sumbangan tiap variabel terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola.

3. Bagi peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agar melibatkan variabel lain yang relevan dengan penelitian ini agar hasil penelitian ini dapat dikembangkan untuk memperkaya khasanah disiplin ilmu keolahragaan, khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola.

4. Bagi Mahasiswa Penjaskes sebagai bahan rujukan dalam pengkajian dan analisis Ilmu Biomekanik terhadap kelincahan dan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola dalam olahraga sepakbola.


(71)

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Calontaruna. 2014.Tes Suttle Run. Online. Tersedia: http://calontaruna.com/tes-shuttle-run. [diakses tanggal 10 Januari 2015]

Faruq, Muhyi. 2008.Meningkatkan Kebugaran Tubuh Melalui Permainan dan Olahraga Sepakbola. Surabaya: Gramedia.

Gur, Hakan. 2001. Journal of Sports Science and Medicine. Online. Tersedia:

http://www.jssm.org/ShowFigure.php?jid=jssm-12-489.xml&FigureId=fig002. [Diakses tanggal 15 januari 2015]

Hadi, Sutrisno. 1984.Bimbingan Menulis Skripsi, Tesis. Yogyakarta: yayasan penerbitan fakultas psikologi UGM.

Hadi, Sutrisno. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta: Andi Offset. Hadi, Sutrisno. 1993.Metodologi Research, Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset. Harsono. 1988.Coaching dan Aspek-Aspek Pskologis dalam Coaching. Jakarta:

Tambak Kusuma.

Harvey, Gill. 2003.Teknik Mengontrol Bola(Alih Bahasa Tim GMS). Jakarta: Gapuramitra Sejati.

Ismaryati. 2008.Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakrta. LPP UNS dan UNS Pres.

Khomsin. 2009.Paradigm Baru Pendidikan Jasmani Indonesia dalam Era Reformasi.

http://goeroendeso.files.wordpress.com/2009/01/paradigmapenjas.pdf/ (diakses tanggal 15 Januari 2015).


(72)

UI Jakarta.

Muchtar, Remmy. 1992.Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Depdikbud. Purwanto, Joko. 2004.HOKI.Yogyakarta: FIK UNY.

Ridwan, 2005.Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sajoto, Mochamad. 1988.Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Sarumpaet, dkk. 1992.Permainan Besar. Jakarta : Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependudukan

Sucipto, et.al. 1999.Sepak Bola (Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara DIII Tahun 1999/2000. Jakarta: Depdikbud.

Singarimbun, Masri. 1987.Metode Penelitian Survey. Jakarta : Pustaka Lp3es. Sneyers, Joseph. 1990.Sepakbola Remaja Petunjuk dan Latihan Bagi

Kesebelasan Remaja(Alih Bahasa Haryanto). Jakarta: Rosda Jaya Putra. Soedjono. 1985.Taktik dan Kerjasama.Yogyakarta: Balai Pustaka.

Soekatamsi. 1997.Permainan Besar I Sepakbola. Jakarta :Universita Terbuka. Soekatamsi. 1984.Teknik Dasar Bermain Sepakbola.Solo: Tiga Serangkai. Soekatamsi. 1988.Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Surabaya :Tiga Serangkai. Sudjana. 2002.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Sudjarwo. 1993.Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press.

Sugiyanto dan Sudjarwo. 1991.Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud.


(73)

Suharno HP. (1993).Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta. Tarigan, Beltasar . 2001.Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran


(1)

53 53

3. Hipotesis Kontribusi Kelincahan Dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

Pada tabel ANOVAb kelincahan dan koordinasi mata-kaki

memiliki nilai Fhitung 30,927 dan nilai signifikansi (Sig.) 0,000.

Tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat kebebasan

(df1) = k-1 = 3-1 = 2, (df2) = n-k = 28-3 = 25 diperoleh nilai Ftabel 3.385. Artinya Fhitung 30,927 >3.385 Ftabel atau (Sig.)

0,000<0,05. Sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Ada

kontribusi yang signifikan antara kelincahan dan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.


(2)

65 70

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai kontribusi kelincahan dan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa SMP Negeri 9 Bandar Lampung yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada kontribusi yang signifikan antara kelincahan dengan hasil

kemampuan menggring bola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

2. Ada kontribusi yang signifikan antara engan hasil kemampuan menggiring bola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

3. Ada kontribusi yang signifikan antara kelincahan dan koordinasi mata- kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung.


(3)

65

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan kemampuan menggiring bola hendaknya dalam memberikan latihan kondisi fisik mengarah pada latihan kelincahan dan koordinasi mata-kaki dengan benar sehingga kemampuan menggiring bola lebih baik.

2. Bagi guru Penjaskes, beban latihan untuk tiap unsur kecepatan, kelincahan, dan kekuatan otot tungkai disesuaikan dengan nilai sumbangan tiap variabel terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola.

3. Bagi peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agar melibatkan variabel lain yang relevan dengan penelitian ini agar hasil penelitian ini dapat dikembangkan untuk memperkaya khasanah disiplin ilmu keolahragaan, khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola.

4. Bagi Mahasiswa Penjaskes sebagai bahan rujukan dalam pengkajian dan analisis Ilmu Biomekanik terhadap kelincahan dan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola dalam olahraga sepakbola.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Calontaruna. 2014.Tes Suttle Run. Online. Tersedia:

http://calontaruna.com/tes-shuttle-run. [diakses tanggal 10 Januari 2015]

Faruq, Muhyi. 2008.Meningkatkan Kebugaran Tubuh Melalui Permainan dan

Olahraga Sepakbola. Surabaya: Gramedia.

Gur, Hakan. 2001. Journal of Sports Science and Medicine. Online. Tersedia:

http://www.jssm.org/ShowFigure.php?jid=jssm-12-489.xml&FigureId=fig002. [Diakses tanggal 15 januari 2015]

Hadi, Sutrisno. 1984.Bimbingan Menulis Skripsi, Tesis. Yogyakarta: yayasan

penerbitan fakultas psikologi UGM.

Hadi, Sutrisno. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta: Andi Offset.

Hadi, Sutrisno. 1993.Metodologi Research, Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset.

Harsono. 1988.Coaching dan Aspek-Aspek Pskologis dalam Coaching. Jakarta:

Tambak Kusuma.

Harvey, Gill. 2003.Teknik Mengontrol Bola(Alih Bahasa Tim GMS). Jakarta:

Gapuramitra Sejati.

Ismaryati. 2008.Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakrta. LPP UNS dan UNS

Pres.

Khomsin. 2009.Paradigm Baru Pendidikan Jasmani Indonesia dalam Era

Reformasi.

http://goeroendeso.files.wordpress.com/2009/01/paradigmapenjas.pdf/ (diakses tanggal 15 Januari 2015).


(5)

Luxbacher A., Joseph. 2004. Sepak Bola. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moeloek, Dangsina dan Tjokro Arjadino. 1984.Kesehatan Olahraga. Jakarta: FK

UI Jakarta.

Muchtar, Remmy. 1992.Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Depdikbud.

Purwanto, Joko. 2004.HOKI.Yogyakarta: FIK UNY.

Ridwan, 2005.Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Sajoto, Mochamad. 1988.Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta:

Depdikbud Dirjen Dikti.

Sarumpaet, dkk. 1992.Permainan Besar. Jakarta : Dirjen Dikti Proyek

Pembinaan Tenaga Kependudukan

Sucipto, et.al. 1999.Sepak Bola (Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara

DIII Tahun 1999/2000. Jakarta: Depdikbud.

Singarimbun, Masri. 1987.Metode Penelitian Survey. Jakarta : Pustaka Lp3es.

Sneyers, Joseph. 1990.Sepakbola Remaja Petunjuk dan Latihan Bagi

Kesebelasan Remaja(Alih Bahasa Haryanto). Jakarta: Rosda Jaya Putra.

Soedjono. 1985.Taktik dan Kerjasama.Yogyakarta: Balai Pustaka.

Soekatamsi. 1997.Permainan Besar I Sepakbola. Jakarta :Universita Terbuka.

Soekatamsi. 1984.Teknik Dasar Bermain Sepakbola.Solo: Tiga Serangkai.

Soekatamsi. 1988.Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Surabaya :Tiga Serangkai.

Sudjana. 2002.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Sudjarwo. 1993.Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

Press.

Sugiyanto dan Sudjarwo. 1991.Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta:


(6)

Sugiyono (2010).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND.Bandung: Alfabeta.

Suharno HP. (1993).Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.

Tarigan, Beltasar . 2001.Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran


Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN KOORDINASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

0 11 15

PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EXTRAKULIKULER SEPAK BOLA SMA PLUS MUHAMMADIYAH NATAR

0 13 56

PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 5 METRO

0 14 56

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA

1 11 70

HUBUNGAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA PATRIOT MEDAN TAHUN 2016.

0 3 21

SUMBANGAN KELENTUKAN KAKI, KECEPATAN LARI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SISWA PESERTA EKSTRAKULIKULER SEPAK BOLA SMP NEGERI 1 BAWEN TAHUN 2010.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA 0

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK

0 0 10

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMP IT WAHDA ISLAMIAH MAKASSAR - UNM Eprints

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF TALANGO TAHUN PELAJARAN 2014-2015 - Repositori STKIP PGRI Sumenep

0 0 13