Studi Kasus. Kajian Teori

10. Studi Kasus.

Menurut Bogdan dan Bikien yang dikutip oleh Abdi halim muggaran 2009:26 studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad 1982 membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: 1 sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; 2 sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya Abdi Halim Muggaran, 2009:26 Studi kasus adalah sebuah eksplorasi dari suatu sistem yang terikat atau suatu kasusberagam kasus yang dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan berbagai sumber informasi yang kaya dalam suatu konteks. Sistem terikat ini diikat oleh waktu dan tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu program, peristiwa, aktivitas atau suatu individu. Pendapat lain, studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu kasus dalam suatu waktu dan kegiatan program, even, proses, institusi atau kelompok sosial serta mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode tertentu Yani Kusmarni 2010 :3.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Joko Landung 2010:60 dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Sarana dan Prasarana Laboratorium Teknik Elektro SMK Piri 1 Yogyakarta” menyimpulkan bahwa tingkat relevansi laboratorium dasar teknik elektro berdasarkan standar minimal yang dipersyaratkan BSNP Di SMK Piri 1 Yogyakarta ditinjau dari masing- masing aspek yaitu luas laboratorium termasuk dalam kriteria kurang baik dengan persentase 50. Aspek sarana laboratorium dasar Teknik Elektro termasuk dalam kriteria sangat baik yaitu 87,50. Aspek sarana ruang penyimpanan dan instruktur termasuk dalam kriteria baik yaitu 67,86. Aspek jumlah alat praktik di laboratorium termasuk dalam kriteria baik yaitu sebesar 63,16. Marissa Andriani 2010:48 dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Sarana dan Prasarana Laboratorium Komputer Pada Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan Di SMK Negeri 2 Yogyakarta” menyimpulkan bahwa tingkat ketercapaian standar sarana dan prasaranan laboratorium komputer Pada Program Keahlian Teknik Komputer Dan Jaringan Di SMK Negeri 2 Yogyakarta dapat dilihat berdasarkan persentase ketercapaian terendah dari masing-masing aspek sarana dan prasarana. Ketercapaian terendah tersebut adalah 75, itu berarti tingkat ketercapaian standar sarana prasarana di ruang laboratorium komputer pada program keahlian teknik komputer dan jaringan Di SMK Negeri 2 Yogyakarta ada pada criteria pencapaian 61 - 80, yang berarti sudah sesuai dengan standar minimal yang dipersyaratkan oleh PERMENDIKNAS RI No. 40 Tahun 2008.