digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
lembaga pendidikan harus mengetahui dengan pasti apa yang di butuhkan oleh pelanggannya. Lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya
mensinergikan berbagai komponen untuk melaksanakan manajemen mutu pendidikan yang di kelolahnya agar dapat menjalankan tugas dan fungsi
pendidikan. Salah satunya yakni dengan menggunakan sistem manajemen
mutu. Sistem manajemen mutu dapat di artikan sebagai serangkaian kegiatan manajemen kualitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan
yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan, tanggung jawab, serta mengimplementasikannya melalui alat-alat manajemen kualitas, seperti
perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, dan peningkatan kualitas.
Sedangkan ISO adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sama”,
12
hal ini memiliki analogi yang sama dengan beberapa istilah yaitu “isoterm” yang berarti suhu yang sama, “isobar” yang
berarti tekanan yang sama. Alasan di pakainya kata ISO adalah agar mempermudah dalam penggunaan dan mudah di teliti. Jika yang di gunakan
adalah singkatan tentunya setiap negara akan berbeda singkatannya. Jadi
12
Rudi Suardi, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Penerapannya Untuk Mencapai TQM, Jakarta: PPM, 2003, hal 21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
bisa di ambil pengertian bahwa ISO hanyalah sebuah kata yang di jadikan standar cara untuk mempermudah dalam penggunaan dan pemahaman.
ISO merupakan anonim dari International Organization for Standardization yaitu badan standardisasi internasional yang menangani
masalah standardisasi untuk barang dan jasa. Badan ini merupakan federasi badan-badan standardisasi dari seluruh dunia yang berkedudukan di
Geneva, Swiss. Keanggotaan Indonesia dalam ISO diwakili oleh Dewan Standardisasi Nasional DSN. Badan ISO memiliki Komite Teknik
Technical Committee yang bertanggungjawab terhadap pengembangan SMM ISO 9000. Komite ini telah menerbitkan revisi ISO 9000 versi tahun
2000. Lebih dari 150 negara telah mengadopsi sistem ini di negaranya masing-masing dan lebih dari 150.000 organisasi atau Badan Usaha telah
berhasil menerapkan dan melaksanakan ISO 9001 Dale dan Bunney, 1999. Dengan demikian Badan Usaha yang telah memiliki sertifikat SNI
19-9001:2001 ISO 9001:2000 dan ISO 9001:2008 berarti Badan Usaha tersebut sudah mempunyai kapasitas dan potensi untuk bersaing secara
internasional. ISO 9000 merupakan suatu standar yang diakui secara
internasional untuk Sistem Manajemen Mutu SMM atau Quality Management System QMS. Seri standar tersebut digunakan untuk
mendokumentasikan dan menerapkan sistem penjaminan mutu. Manfaat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
ISO 9000 adalah untuk memperagakan kemampuan organisasi yang taat asas dalam memberikan produk atau jasa yang memenuhi permintaan
pelanggan dan peraturan yang berlaku. Tujuan ISO 9000 adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi permintaannya.
Sistem jaminan ISO 9001 memiliki beberapa karakteristik Mulyono, 2008, antara lain: 1 Seluruh fungsi dan bagian dalam
organisasi tersebut memiliki tanggungjawab yang sama dalam menjalankan sistem mutu sesuai standar yang telah ditentukan dan dilakukan dalam
seluruh aktivitas kerja hariannya; 2 Meningkatkan kemampuan kerja dan kesadaran mengenai mutu Pemberian pendidikan dan pelatihan menjadi
faktor penting dalam menciptakan dan memelihara lingkungan untuk usaha perbaiakan mutu; dan 3 Adanya suatu kejelasan bagi karyawan tentang
uraian tugas, tanggungjawab, wewenang, dan lingkup pekerjaannya terhadap jasa yang dihasilkan.
Manfaat yang diperoleh dari SMK yang telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 secara baik dan benar yaitu: 1
mempunyai perencanaan sekolah yang bermutu baik; 2 mempunyai pengendalian program sekolah yang bermutu baik; 3 mempunyai jaminan
mutu atas program-program sekolah yang dikerjakannya; 4 dapat meningkatkan mutu kinerja organisasi sekolah yang dikelolanya; 5
mempunyai standar kerja yang jelas bagi tenaga kependidikan guru dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
karyawan maupun manajemen sekolah; 6 dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan pengguna lulusannya atas mutu pelayanan dan
pendidikan di sekolah; dan 7 dapat memperluas lingkup pasar kerja yang dikelolanya.
2. Sejarah
Sejarah tentang sisitem penjaminan mutu ISO berawal dari kondisi perang dunia ke II yang mendapatkan bahan peledak dengan standar mutu
yang bagus. Dari sinilah kemudian bagian pengadaan barang militer Inggris mengembangkan serangkaian standar yang secara umum dapat
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menyediakan produk bermutu tinggi.
13
Pada akhir tahun 1960-an di buat standar sistem mutu AQAP Allied Quality Assurance Publicators yang di kembangkan dari standar-standar
sebelumnya. Pada awal 1970-an, Inggris mengembangkan lebih lanjut seri AQAP dan di sebut “DEFSTAN 05 series” oleh United Kingdom Ministry
of Defence. Pada saat yang bersamaan angkatan bersenjata Amerika Serikat mengembangkan MIL STD 9858A. Di sisi lain perusahaan-perusahaan
yang tidak bertransaksi dengan militer kemudian mengembangkan BS 5157 yang kemudian di kembangkan BS 5750 bagian 1, 2 dan 3 pada tahun 1979.
Pada tahun ini pula pemeriksaan pihak ke tiga yang merupakan ISO 9000
13
Sugeng Listyo Prabowo, Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Perguruan Tinggi Guidelines IWA-2. Malang: UIN Malang Press, 2009 hal 45
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
mulai di kembangkan. Selain itu, pada tahun ini komisi ISO Inggris yaitu British Standard Institute BSI menyerahan proposal untuk pembentukan
komisi teknik baru dengan nomor ISOTC 176. Sebagai hasil dari ISOTC 176 yang telah melakukan sosialisasi ke seluruh dunia dalam tahun 1987
seri standar ISO 9000 di publikasikan. Sejak di terbitkan pada tahun 1987 sampai sekarang, standar ini sudah
dua kali mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1994 dan tahun 2000. Perubahan utama antara tahun 1987 sampai dengan 1994 adalah berkaitan
dengan Management Representative MR. pada ISO versi tahun 1987 MR boleh di pegang dari luar organisasi, tetapi untuk tahun 1994 MR harus
orang dalam organisasi. Penambahan yang lain adalah berkaitan dengan kata-kata yang membuat rancu standar, penambahan klausul yang di
persyaratkan pada ISO 9002 dan ISO 9003, penyeragaman penomoran pada ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003 dan penambahan beberapa definisi serta
perluasan persyaratan beberapa klausul. Sistem Manajemen Mutu merupakan salah satu proses yang masih
menjadi bagian dari MMT. Proses pengembangan secara terus menerus dalam MMT akan berhasil jika terdapat proses yang komprehensif untuk
melakukan pengujian, pencermatan, analisis dan pelaporan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan proses dalam upaya untuk merealisasikan
produk. Shoki, dkk mengatakan bahwa ISO 9000 dapat di integrasikan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
dengan MMT untuk pengembangan menyeluruh sistem mutu yang mana pengembangan mutu dapat di capai dengan mendasarkan pengujian proses-
proses organisasi yang berkaitan dengan definisi proses pengembangan proses dan desain proses.
ISO 9001:2000 merupakan ISO versi baru yang di luncurkan pada bulan Oktober 2000. Bagi semua Organisasi yang telah memperoleh sertifikat
ISO, maka memiliki kewajiban untuk melakukan modifikasi sesuai dengan persyaratan baru yang di terapkan dalam ISO 9001:2000, walaupun tidak
terdapat perbedaan yang sangan bertolak belakang, ISO tentang sistem mutu merupakan sistem ISO dengan seri ISO 9000 yang mulai di keluarkan
pada tahun 1987. ISO 9000 terdapat berbagai varian yaitu ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003, dan ISO 9004
ISO 9000 menguraikan filosofi umum dari standar sistem mutu, karakteristik, jenis-jenis, dan dimana serta kapan standar ini tepat di
gunakan, serta mendiskripsikan unsur-unsur yang harus di masukkan dalam model penjaminan mutu ini. ISO 9001 memuat sistem mutu untuk desain
pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan, ISO 9002 untuk produksi dan instalasi, ISO 9003 untuk inspeksi dan pengujian akhir, dan
ISO 9004 merupakan panduan manajemen mutu dan elemen sistem mutu. Perubahan untuk versi ISO 1994 dengan versi 2000 adalah
penggabungan ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003 menjadi ISO 9001 saja.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
Perubahan lain adalah struktur yang mendasarkan pola Plan-Do-Chek- Action PDAC, pendekatan proses, penekanan paada pelanggan, dan
peningkatan berkesinambungan continual impovement, dan penekanan pada peranan dan tanggung jawab manajemen puncak terhadap sistem
manajemen mutu.
14
Pada tahun 2000, ISO yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Muu SMM tersebut kemudian di beri nama dengan ISO
9001:2000. Pada bulan Mei 2008 ISO 9001:2000 di perbaruhi menjadi ISO
9001:2008. Perubahan yang dilakukan dari versi 2000 ke versi 2008 memang tidak sedrastis etika dilakukannya perubahan dari versi 1994 ke
versi 2000. Namun demikian, tetap terdapat banyak hal penting dalam perubahan versi tersebut, utamanya berkaitan dengan penyesuaian terhadap
teknologi informasi dan penggunaan tenaga kerja luar. Organisasi yang telah memperolah SMM ISO 9001:2008 harus melakukan update pada
versi 2008 ini selambat-lambatnya pada bulan November 2010. Dengan semakin luasnya berbagai hal yang berkaitan dengan wilayah
yang harus di standarisasi, maka semakin banyak pula jenis-jenis standar baru yang ada dan diimplementasikan pada berbagai negara. Standar-
14
Vincent Gazperz. Penerapan Total Quality Management in Education TQME pada Perguran Tinggi di Indonesia. jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 29 7: 145-155