Tugas Hukum Internasional 002

Tugas Hukum Internasional
Nama

: Muh. Santiago Pawe

NIM

: B111 13 374

Jurusan

: Ilmu Hukum

Kelas

: Hukum Internasional-C

Soal!
Bagaimana Cara Penyerahan Kejahatan Politik dalam Ektradisi?
Jawab :
Isi pokok dari asas ini adalah Negara yang diminta harus menolak permintaan Negara

peminta untuk menyerahkan orang yang diminta apabila kejahatan yang dilakukan oleh orang
yang diminta dan yang dijadikan dasar untuk meminta penyerahan oleh Negara yang diminta
dan yang dijadikan dasar untuk meminta penyerahan oleh Negara-peminta adalah merupakan
kejahatan politik. Ditinjau dari sejarahnya asas non ekstradition of political criminal ini berawal
mula dari penghormatan atas hak dan kebebasan setiap orang untuk menganut prinsip-prinsip
atau keyakinan politik yang diyakininya sendiri meskipun keyakinannya itu bertentangan dengan
politik pemerintah yag sah.
Semula kejahatan politik itu hanya sederhana saja wujudnya sehingga jelas dapat
dibedakan antara kejahatan politik dan kejahatan biasa. Namun dalam perkembangannya
kejahatan politik ini mulai menunjukkan pariasinya sehingga semakin suliut menarik garis
perbedaannya mengakibatkan tidak ada kriteria yang dapat diterima umum untuk membedakan
antara kedua jenis kejahatan itu.
Oleh karena itu akan lebih terrpuji lagi langkah-langkah yang dilakukan oleh negranegara di dunia apabila dalam setiap perundingan dalam rangka merumuskan pengaturan
tantang suatu kejahatan transnasional, dihapuskan sifat politiknya dan dinyatakan sebagai
kejahatan yang exstraditable. Penegasan tentang penghapusan sifat politik kejahatan baik
dalam perjanjian-perjanjian ekstradisi, dalam konvensi secara langsu, maupun dalam
perundang-undangan nasional tentang ekstradisi. Sudah baranng tentu akan sangat ideal

apabila penghapusan dan penegasan itu tercantum secara serentak baikdalam perjanjian
ekstradisi, dalam perundang-undangan ekstradisi dan dalam konvensinya.

Tentang apa yang disebut dengan kejahatan politik, serta apa kriterianya, hingga kini
tidak ada kesatuan pendapat, baik di kalangan para ahli maupun dalam praktek negara-negara.
Apakah suatu kejahatan digolongkan sebagai kejahatan pokok ataukah tidak, memang
merupakan masalah politik yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan politik yang
tentu saja sangat. subyektif.
Karena sukarnya menentukan kriteria obyektif tentang kejahatan politik tersebut, maka
dalam perkembangan dari lembaga ekstradisi ini, negara-negara baik dalam perjanjian ataupun
dalam perundang-undangan ekstradisinya, menggunakan sistem negatif, yaitu dengan
menyatakan secara tegas bahwa kejahatan-kejahatan tertentu secara tegas dinyatakan sebagai
bukan kejahatan politik, atau dinyatakan sebagai kejahatan yang dapat dijadikan alasan untuk
meminta maupun mengekstradisikan orang yang diminta (extraditable crime). Dengan
demikian, dapat dimasukkan sebagai kejahatan yang dapat dijadikan alasan untuk meminta
ekstradisi ataupun mengekstradisikan orang yang diminta di dalam perjanjian ataupun
peraturan perundang-undangan tentang ekstradisi.