ANALISIS POTENSI WILAYAH TERKAIT DENGAN KONDISI JARINGAN JALAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PRINGSEWU

ABSTRACT

ANALYSIS OF CONDITIONS ASSOCIATED WITH POTENTIAL AREAS FOR
A ROAD NETWORK DEVELOPMENT DISTRICT AREA PRINGSEWU

By
FRANSISCA ANDA CHRISMA DEWI

The development of a strategy to utilize and combine internal factors (strengths
and weaknesses) and external (opportunities and challenges) that exists as
potential and opportunities that can be exploited to increase the production of
goods and services. Problems arising from the relationship between the
development of the region with the availability of the infrastructure that is a
question of what is the basis, and the sector has the potential competitiveness of
each district to contribute to the economic development of the Subdistrict, and
whether the availability of the existing road network it's been pretty decent.
This research aim to identify and analyze the sectors that are the basis of each
district for the development of the Subdistrict. Determining and describing the
potential competitive sector of each sub has the greatest potential to contribute to
the economic development of Newburn and conditions of the road network that
will support the regional development of Fortuna.

To determine the basis of the analysis of location quotient (LQ), which is a
starting point to determine the ability of a region in a particular sector of activity,
which is the basis of the economic activities of their products to be able to serve
the market for both local and outside the boundaries of the economy year. Shift
share analysis is a technique that is useful in analyzing changes in the economic
structure of the district compared to the economy of the district.
Of each District in Newburn shows the different basis, mainly due to the
Subdistrict area developed into the urban industrial sector emerged as the basis in
some districts. The road network is not well with the condition and do not meet
the standard of the existing road. With the development of the Subdistrict for
Trade and Services are necessary to be an increase in the road, especially the
relationship between the center - a center of the preferred road network of
collectors.
Keywords: Regional Development, Analysis LQ, Shift Share Analysis

ABSTRAK
ANALISIS POTENSI WILAYAH TERKAIT DENGAN KONDISI JARINGAN
JALAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH
KABUPATEN PRINGSEWU


Oleh
FRANSISCA ANDA CHRISMA DEWI

Pengembangan
wilayah
merupakan
strategi
memanfaatkan
dan
mengkombinasikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal
(peluang dan tantangan) yang ada sebagai potensi dan peluang yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi wilayah akan barang dan jasa.
Masalah yang timbul akibat keterkaitan antara pengembangan wilayah dengan
ketersediaan sektor infrastruktur yaitu menjadi suatu pertanyaan sektor apa yang
merupakan sektor basis, dan sektor yang memiliki potensi yang kompetitif dari
setiap Kecamatan dalam memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi di
Kabupaten Pringsewu, kemudian apakah ketersediaan jaringan jalan yang ada saat
ini sudah cukup layak .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sektor yang
menjadi sektor basis dari setiap kecamatan untuk pengembangan wilayah

Kabupaten Pringsewu. Mengetahui dan mendeskripsikan potensi sektor yang
kompetitif dari setiap Kecamatan yang memiliki potensi paling besar dalam
memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi Kabupaten Pringsewu dan
kondisi jaringan jalan yang akan mendukung pengembangan wilayah di
Kabupaten Pringsewu.
Untuk mengetahui sektor basis dengan menggunakan analisis location quotient
(LQ) yang merupakan cara permulaan untuk mengetahui kemampuan suatu
daerah dalam sektor kegiatan tertentu, dimana sektor basis adalah sektor dengan
kegiatan ekonomi yang hasil produksinya dapat untuk melayani pasar baik untuk
daerah itu maupun diluar batas perekonomian yang bersangkutan. Analisis Shift
Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan
struktur ekonomi Kecamatan dibandingkan dengan perekonomian kabupaten.
Dari setiap Kecamatan di Kabupaten Pringsewu menunjukkan sektor basis
yang berbeda, terutama dikarenakan Kabupaten Pringsewu merupakan daerah
yang berkembang menjadi kawasaan perkotaan maka sektor industri pengolahan
muncul sebagai sektor basis di beberapa kecamatan. Kondisi jaringan jalan masih
dengan kondisi tidak baik dan belum memenuhi standar jalan yang ada. Dengan
arah pengembangan Kabupaten Pringsewu untuk Perdagangan dan Jasa sangat
perlu untuk dilakukan peningkatan fungsi jalan terutama yang menghubungkan
antara pusat – pusat kegiatan lebih diutamakan jaringan jalan kolektor.

Kata Kunci : Pengembangan Wilayah, Analisis LQ, Analisis Shift Share

ANALISIS POTENSI WILAYAH
TERKAIT DENGAN KONDISI JARINGAN JALAN DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh:

FRANSISCA ANDA CHRISMA DEWI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER TEKNIK SIPIL

Pada

Program Pascasarjana Magister Teknik
Fakultas Teknik Universitas Lampung

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

ANALISIS POTENSI WILAYAH
TERKAIT DENGAN KONDISI JARINGAN JALAN DALAM RANGKA
PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh:

FRANSISCA ANDA CHRISMA DEWI

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1.

Kondisi Infrastruktur Jalan di Provinsi.................................................. 28


2.

Rencana Infrastruktur Kereta Api.......................................................... 29

3.

Peta Kabupaten Pringsewu dalam Provinsi Lampung ........................ 68

4.

Peta wilayah dalam Kabupaten Pringsewu ......................................... 69

5.

Diargam Alir Proses Penelitian ........................................................... 75

6.

Grafik Analisis LQ Kec.Pringsewu..................................................... 85


7.

Grafik Analisis LQ Kec. Pagelaran..................................................... 86

8.

Grafik Analisis LQ Kec.Sukoharjo..................................................... 88

9.

Grafik Analisis LQ Kec.Adiluwih...................................................... 89

10. Grafik Analisis LQ Kec.Banyumas.................................................... 91
11. Grafik Analisis LQ Kec.Pardasuka....................................................

92

12. Grafik Analisis LQ Kec.Ambarawa.................................................... 94
13. Grafik Analisis LQ Kec.Gading Rejo................................................. 95

14. Grafik Analisis Shift Share Kec.Pringsewu.......................................

97

15. Grafik Analisis Shift Share Kec. Pagelaran. .....................................

99

16. Grafik Analisis Shift Share Kec.Sukoharjo.......................................

100

17. Grafik Analisis Shift Share Kec.Adiluwih........................................

101

18. Grafik Analisis Shift Share Kec.Banyumas.......................................

102


19. Grafik Analisis Shift Share Kec.Pardasuka.......................................

103

20. Grafik Analisis Shift Share Kec.Ambarawa.......................................

104

21. Grafik Analisis Shift Share Kec.Gading ...........................................

105

22. Peta Hasil analisis Shif-Share dan LQ ................................................ 116
23. Peta Jaringan Jalan Eksisting ............................................................... 117
24. Peta Jaringan Jalan dan Jembatan Pringsewu ..................................... 118

iii

25. Peta Jaringan Jalan dan Jembatan Pagelaran ...................................... 119
26. Peta Jaringan Jalan dan Jembatan Gading Rejo ................................... 120

27. Peta Jaringan Jalan dan Jembatan Sukoharjo ....................................... 121
28. Peta Jaringan Jalan dan Jembatan Ambarawa...................................... 122
29. Peta Jaringan Jalan dan Jembatan Banyumas ...................................... 123
30. Peta Jaringan Jalan dan Jembatan Pardasuka ....................................... 124
31. Peta Jaringan Jalan dan Jembatan Adiluwih ........................................ 125
32. Peta Photo Kondisi Jaringan Jalan ....................................................... 126
33. Gambar Jaringan Jalan Eksisting dan Rencana.................................... 127

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI ..........................................................................................

i


DAFTAR TABEL .................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A. Latar Belakang .....................................................................................

1

B. Rumusan Masalah ................................................................................

7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................

9

D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

9

E. Batasan Permasalahan ..........................................................................

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................

11

A. Lokasi Penelitian................................................................................. .

11

B. Tinjauan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pringsewu ...................

12

1.

12

Tinjauan Rencana Pusat Kegiatan ................................................

C. Peninjauan Rencana Infrastruktur Provinsi Lampung
Dan Kabupaten Pringsewu ...................................................................

26

1.

Sistem Jaringan Jalan ....................................................................

30

2.

Jaringan Prasarana Jalan ...............................................................

32

3.

Sistem Jaringan Perkeretaapian ....................................................

33

D. Potensi Ekonomi Wilayah....................................................................
E. Teori, Ruang dan Wilayah ...................................................................

35
37

i

1.

Teori Ruang ..................................................................................

37

2.

Teori Wilayah dan Perencanaan Wilayah .....................................

38

F. Teori Pengembangan Wilayah ..............................................................

41

G. Perencanaan Wilayah ...........................................................................

43

H. Transportasi dan Pengembangan Wilayah ...........................................

44

1.

Pengertian dan Fungsi Transportasi .............................................

44

2.

Transportasi Dan Pengembangan Wilayah ...................................

46

I.

Isue Strategis di Kabupaten Pringsewu ................................................

48

J.

Metode Penelitian ................................................................................

55

1.

Metoda Analisis Location Quotient ..............................................

55

2.

Metoda Analisis Shift – Share ......................................................

58

3.

Analisis Jaringan Jalan ..................................................................

63

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................

67

A. Lingkup Wilayah Penelitian.................................................................

67

B. Pengumpulan Data Sekunder ...............................................................

70

C. Pendekatan Penelitian ..........................................................................

70

D. Cara dan Tahap Penelitian ...................................................................

71

1.

Pengumpulan Data................................................................... .....

71

2.

Analisis Statistik..................................................................... ......

72

BAB IV HASIL DAN ANALISIS ............................................................

76

A. Hasil Analisis .......................................................................................

78

1.

Analisis LQ ...................................................................................

83

2.

Analisis Shift Share.......................................................................

95

3.

Analisis Kondisi Jaringan Jalan dan Infrastruktur ........................

105

B. Pembahasan..........................................................................................

134

BAB V KESIMPULAN ............................................................................

143

A. Kesimpulan..........................................................................................

143

B.

144

Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tanjung Karang, pada tanggal 5 Juni
1978, bungsu dari tiga bersaudara putra putri Yulianus
Doddy Tjiptady dan Chatarina Suharti. Penulis
menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK)
Xaverius Tanjung Karang lulus pada tahun

1984 ,

kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang
Sekolah Dasar (SD) Xaverius Tanjung Karang lulus pada tahun 1990 , Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Xaverius Tanjung karang lulus pada tahun 1993
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Bandung selesai tahun 1996. Tahun
1996 penulis diterima menjadi mahasiswi Jurusan Teknik Planologi Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung
lulus pada tahun 2002
Tahun 2002 Penulis terdaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Lampung
Tengah di Dinas Pekerjaan Umum, dan tahun 2009 sampai sekarang terdaftar
sebagai Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Pringsewu pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah.
Pada tahun 2012 penulis kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi dan tercatat sebagai mahasiswi Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung.

DAFTAR TABEL

Halaman
1.

Luas Wilayah Kecamatan Di Kabupaten Pringsewu............................. 11

2.

Rencana Sistem Kota di Kabupaten Pringsewu.................................... 25

3.

Persyaratan Teknis Jaringan Jalan Primer............................................ 64

4.

Persyaratan Teknis Jaringan Jalan Sekunder ....................................... 65

5.

PDRB Kecamatan Pringsewu............................................................... 79

6.

PDRB Kecamatan Pagelaran............................................................... 80

7.

PDRB Kecamatan Sukoharjo............................................................... 80

8.

PDRB Kecamatan Adiluwih...............................................................

9.

PDRB Kecamatan Banyumas............................................................... 81

81

10. PDRB Kecamatan Pardasuka............................................................... 82
11. PDRB Kecamatan Ambarawa............................................................... 82
12. PDRB Kecamatan Gading Rejo.............................................................. 83
13. Hasil LQ Kecamatan Pringsewu........................................................... 84
14. Hasil LQ Kecamatan Pagelaran........................................................... 86
15. Hasil LQ Kecamatan Sukoharjo........................................................... 88
16. Hasil LQ Kecamatan Adiluwih............................................................ 89
17. Hasil LQ Kecamatan Banyumas............................................................ 90
18. Hasil LQ Kecamatan Pardasuka........................................................... 92
19. Hasil LQ Kecamatan Ambarawa........................................................... 93
20. Hasil LQ Kecamatan Gading Rejo....................................................... 95
21. Hasil SHIFT - SHARE Kecamatan Pringsewu..................................... 97
22. Hasil SHIFT - SHARE Kecamatan Pagelaran..................................... 98
23. Hasil SHIFT - SHARE Kecamatan Sukoharjo........................... ......... 99
24. Hasil SHIFT - SHARE Kecamatan Adiluwih...................................... 100
25. Hasil SHIFT - SHARE Kecamatan Banyumas...................................... 101
26. Hasil SHIFT - SHARE Kecamatan Pardasuka.......................... ........... 102
27. Hasil SHIFT - SHARE Kecamatan Ambarawa..................................... 103
28. Hasil SHIFT - SHARE Kecamatan Gading Rejo.................................. 105
v

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus dan Bapa di Surga, karena atas
karunia dan berkat Nya tesis ini dapat diselesaikan. Adapun penulisan tesis ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik Sipil pada
Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan, namun
berkat karunia Nya serta bimbingan dan bantuan dari pembimbing dan dari
berbagai pihak, baik moril maupun materil, secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Untuk itu, izinkanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung;

2.

Ibu Dr. Dyah Indriana Kusumastuti, S.T.,M.Sc., selaku Ketua Program Studi
Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Terima kasih
atas kebaikannya selama ini;

3.

Ibu Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T.,M.T., selaku Sekretaris Program Studi
Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung sekaligus
Pembimbing Akademik, dan Dosen Penguji pada tesis ini. Terima kasih atas
ilmu, nasehat dan masukan-masukan yang berarti bagi penulis;

4.

Bapak Dr. Bambang Utoyo, selaku Pembimbing I. Terima kasih banyak atas
kesediaan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, ilmu, petunjuk,
nasehat, saran dan kritik yang membangun dalam proses penyelesaian tesis
ini;

5.

Bapak I Wayan Diana, ST.,MT., selaku Pembimbing II. Terima kasih banyak
atas kesediaan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, ilmu,
petunjuk, nasehat, saran dan kritik yang membangun dalam proses
penyelesaian tesis ini;

6.

Bapak Sasana Putra,ST,MT atas ilmu nya dalam penyelesaian tesis ini

7.

Segenap Dosen Pengajar di Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Lampung atas ilmu yang diberikan;

8.

Seluruh staf dan karyawan Fakultas Teknik Sipil Universitas Lampung yang
telah banyak membantu memberikan informasi dan kelancaran administrasi
selama penulis menyelesaikan pendidikan;

9.

Persembahan khusus untuk Ibu (Chatarina Suharti) dan Bapak (Doddy
Tjiptady) tersayang yang selalu mendukung setiap langkah hidup ku ini;

10. Terima kasih untuk mertua ku tersayang Ibu (Anna Srihastuti) dan Bapak
(Alm.Ign. Slamet DW), untuk doa dan semangatnya;
11. Inspirator hidup dan penyemangatku Mbah Kakung (Alm),di Surga sana
beliau selalu menemani dengan semua doa nya;
12. Teruntuk orang – orang terkasih : belahan jiwaku suamiku Antonius Adi
Prasetyo untuk sebuah kalimat “kamu pasti bisa”, untuk nyawaku dan nafas
hidupku Tuan Putriku yang tercantik dan tersayang Chatarina Widya Sekar
Kinanti;

13. Teristimewa untuk Mbak Lusi, Mas Ikoh, Mas Wied, Mbak Mita terima kasih
sudah selalu menghibur aku;
14. Seorang senior yang selalu memberi semangat dan dukungan penuh Ida
Susanti ST,MT, thank you;
15. Untuk Bang Armijon terima kasih buat bimbingan nya, juga ilmu – ilmunya;
16. Bang Ivan, Mas Khaidir, Bayu, Budi, Baim, Wiwik rekan rekan di Ruang
Bidang Fispra untuk pengertian dan semangatnya;
17. Eva Desi, Yuli, Nining, Hetty sahabat sahabat ku tesayang;
18. Dian Wuryandari teman kecil ku yang luar biasa suport data BPS nya, thank
you Dian;
19. Misti thank you buat bantuan peta peta nya ya, dan Wiwik My Editor;
20. Seluruh rekan-rekan pada instansi pemerintah atas kesediannya membantu
dalam proses terkumpulnya data penelitian;
21. Teman-teman seperjuangan di Magister Teknik Sipil angkatan 2012, Dita, ,
Amel, Mbak Eka, Adit, Fahmi, Maisal, Rama, Agung, Angga, Ashruri,
Hermon, Kang Erwin dan Pak Aulia. Terima kasih atas keseruan dan
kekompakannya. Tetap saling support sampai kapanpun ya, bersyukur bisa
bertemu kalian semua.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.
Bandar Lampung,

Oktober 2014

Penulis,

Fransisca Anda Chrisma Dewi

I.

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam kerangka pengembangan wilayah, perlu dibatasi pengertian
“wilayah” yakni ruang permukaan bumi dimana manusia dan makhluk
lainnya dapat hidup dan beraktivitas. Menurut Undang-Undang Nomor 24
Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, wilayah diartikan sebagai kesatuan
geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Dalam kerangka
pembangunan nasional, perencanaan pengembangan wilayah dimaksudkan
untuk memperkecil perbedaan pertumbuhan kemakmuran antar wilayah atau
antar daerah. Di samping itu, diusahakan untuk memperkecil perbedaan
kemakmuran antara perkotaan dan pedesaan (Jayadinata, 1999).

Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 48
Tahun 2008 dan merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) lepas dari
Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini terdiri atas 8 Kecamatan yaitu :
Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Gadingrejo, Sukoharjo, Adiluwih,
Ambarawa, Pardasuka, dan Banyumas. Tertuang dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Pringsewu Nomor 2 tahun 2012

kegiatan kabupaten

dikembangkan secara hirarki dan dalam bentuk pusat kegiatan, sesuai

kebijakan nasional dan provinsi, potensi, dan rencana pengembangan
wilayah kabupaten (Perda RTRW Kabupaten Pringsewu).
Pengembangan ialah memajukan atau memperbaiki atau meningkatkan
sesuatu yang sudah ada. Pengembangan regional meliputi suatu wilayah dan
mempunyai tekanan utama pada perekonomian dan tekanan kedua pada
keadaan fisik,sehingga merupakan gabungan kedua hal tersebut diatas
(Jayadinata ,1999). Berkaitan dengan proses pengembangan suatu wilayah
dapat dilihat dari kontribusi sektor – sektor yang tertuang dalam Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dimana PDRB merupakan cerminan dari
kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu masyarakat itu berarti
PDRB mempunyai hubumgan yang erat dengan Pendapatan Asli Daerah.
Secara teori apabila terjadi kenaikan pendapatan individu maka akan
mendorong kenaikan konsumsi dari individu tersebut. Jadi secara
singnifikan kenaikan PDRB akan menyebabkan terjadinya kenaikan
Pendapatan Asli Suatu Daerah. Sehingga dalam menentukan arah kebijakan
pembangunan daerah Pemerintah Daerah selalu memperhitungkan sektorsektor potensial yang rnampu mendorong produktivitas masyarakat dalam
meningkatkan pendapatan per kapita penduduk. Menurut Pendekatan
Produksi PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang di hasilkan
oleh 9 sektor produksi dalam suatu region atau wilayah dalam jangka waktu
tertentu biasanya satu tahun. Sektor-sektor tersebut terdiri atas :
1. Sektor Pertanian
2. Sektor Pertambangan
3. Sektor Industri Pengolahan

2

4. Sektor Listrik,Gas & Air Bersih
5. Sektor Konstruksi/Bangunan
6. Sektor Perdagangan Hotel & Restoran
7. Sektor Transportasi & Komunikasi
8. Sektor Keuangan,Persewaan
9. Sektor Jasa Jasa.
(Kabupaten Pringsewu Dalam Angka, 2012)

Peningkatan pendapatan daerah itu terkait dengan ketersediaan prasarana
infrastruktur jalan. Penyediaan prasarana transportasi dalam suatu
wilayah/kawasan akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap
perkembangan wilayah/kawasan tersebut, yaitu:
1. Peningkatan produksi, distribusi pangan, industri, ekspor/perdagangan,
parawisata, agroindustri dan bisnis, akan memberikan dampak terhadap
pertumbuhan perekonomian suatu wilayah/kawasan perkotaan dan
perdesaan.
2. Peningkatan kesejahteraan melalui pengentasan kemiskinan, peningkatan
kualitas

kesehatan

masyarakat,

pengembangan

daerah

terisolasi,

peningkatan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat.

Menurut Tamin (2000), sistem prasarana dan sarana transportasi sebagai
infrastruktur dasar merupakan prasyarat bagi terjadinya pergerakan ekonomi
wilayah, dimana sistem pendukung dan pendorong prasarana transportasi
sangat berperan terhadap efisiensi dan efektifitas kegiatan ekonomi wilayah.
Kondisi sarana dan prasarana transportasi berpengaruh pada tingkat

3

aksesibilitas yang ada disuatu kawasan/daerah. Banyaknya masalah
kemiskinan terjadi karena rendahnya tingkat aksesibilitas (keterhubungan)
pusat-pusat desa dengan daerah-daerah lainnya yang menyebabkan desadesa tersebut menjadi kurang produktif dan pendapatan masyarakat menjadi
berkurang. Infrastruktur fisik, terutama jaringan transportasi, memiliki
keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
maupun

terhadap

kondisi

sosial

budaya

kehidupan

masyarakat.

Pengembangan wilayah sangat diperlukan karena kondisi sosial ekonomi,
budaya dan geografis yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya, tetapi pada dasarnya pengembangan wilayah harus disesuaikan
dengan kondisi, potensi dan permasalahan wilayah bersangkutan.

Dalam

konteks

ekonomi,

infrastruktur

sebagai

modal

pendukung

masyarakat dan merupakan tempat tumpuan melakukan pergerakan untuk
meningkatkan aktivitas dan mobilitas penduduk. Tidak dapat dipungkiri
bahwa jalan sebagai jaringan transportasi yang paling dominan digunakan
oleh penduduk untuk beraktivitas. Menurut Undang-undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, setiap daerah kabupaten perlu
menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah sebagai arahan pelaksanaan
pembangunan, sejalan dengan penerapan otonomi daerah. Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten kedalam bentuk
dokumen rujukan, merupakan hal yang diperlukan guna membantu
pencapaian tujuan-tujuan perencanaan. Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten disusun berdasarkan perkiraan kecenderungan dan arahan
perkembangan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dimasa depan

4

sesuai dengan jangka waktu perencanaannya. Penyusunan RTRW
Kabupaten

harus

berdasarkan

kaidah-kaidah

perencanaan

seperti

keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian dan kesinambungan dalam
lingkup kabupaten dan kaitannya dengan provinsi serta kabupaten
sekitarnya. (Materi Teknis RTRW Kabupaten Pringsewu,2010).

Angka pertumbuhan ekonomi diperlukan sebagai dasar dalam melakukan
analisis terhadap parameter PDRB yang menggambarkan perkembangan
suatu sektor riil dan objektif. Dengan demikian angka pertumbuhan ini
merupakan suatu indikator yang cukup relevan untuk menilai keberhasilan
pembangunan suatu daerah pada periode waktu tertentu. Kondisi
perekonomian tersebut di atas, merupakan upaya melihat gambaran
kecenderungan arah pertumbuhan ekonomi wilayah secara umum. Namun
apabila melihat terhadap tinjauan perekonomian Kecamatan Pringsewu,
dapat terlihat gambaran yang cukup berbeda, yang dapat berpengaruh pada
pertumbuhan perekonomian Kabupaten Pringsewu di masa yang akan
datang.

Sedangkan untuk kondisi eksisting dari sistem transportasi di Kabupaten
Pringsewu dapat disebutkan bahwa peranan sistem transportasi di
Kabupaten Pringsewu sangat besar sekali, mengingat kondisi wilayah yang
memanjang dan terbagi kedalam beberapa bagian yang secara geografis
membutuhkan perhatian pada setiap bagian wilayahnya. Analisa terhadap
sistem transportasi dilakukan melalui penilaian terhadap kondisi sarana dan
prasarana, permasalahan yang ada dan kebutuhan pengembangan sarana dan

5

prasarana untuk mengatasi permasalahan, meningkatkan aksesbilitas antar
wilayah dan untuk lebih memacu perkembangan wilayah Kabupaten
Pringsewu.
Sistem transportasi yang terdapat di Kabupaten Pringsewu, terdiri dari
jaringan jalan berdasarkan status seperti jalan negara/nasional, jalan propinsi
hingga jalan kabupaten, kondisi jalan, prasarana terminal serta sarana
transportasinya, seperti moda angkutan.

Jaringan jalan merupakan suatu sistem yang mengikat dan menghubungkan
pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang ada dalam pengaruh
pelayananya dalam suatu hubungan hirarki. Untuk memperlancar arus
pergerakan kendaraan, barang dan juga orang, maka diperlukan adanya
peningkatan atau rehabilitasi jaringan jalan agar roda perekonomian wilayah
dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal, terutama pada daerahdaerah

Kecamatan

yang

merupakan

sentra

produksi

unggulan.

Pengembangan jaringan dan peningkatan pelayanan transportasi di
Kabupaten Pringsewu, guna mengurangi tingkat permasalahan transportasi
serta meningkatkan pelayanan atau kinerja jaringan jalan guna mendorong
pertumbahan ekonomi Kabupaten Pringsewu. Selain itu, pengembangan
jaringan jalan dilakukan dalam upaya pemerataan pembangunan wilayah
serta mendorong pertumbuhan kawasan khususnya daerah-daerah sentra
produksi unggulan.

Sehubungan dengan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji 9
(sembilan) Sektor di setiap Kecamatan di Wilayah Kabupaten Pringsewu

6

dan mengetahui sektor yang berpotensi memberikan kontribusi cukup besar
bagi perkembangan perekonomian wilayah Kabupaten Pringsewu ,dan juga
bagaimana ketersediaan jaringan infrastruktur jalan yang ada apakah cukup
menunjang untuk pergerakan arus lalu lintas.

B.

Rumusan Masalah
Pengembangan

wilayah

merupakan

strategi

memanfaatkan

dan

mengkombinasikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal
(peluang dan tantangan) yang ada sebagai potensi dan peluang yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi wilayah akan barang dan jasa
yang merupakan fungsi dari kebutuhan baik secara internal maupun
eksternal wilayah. Faktor internal ini berupa sumber daya alam, sumber
daya manusia dan sumber daya teknologi, sedangkan faktor eksternal dapat
berupa peluang dan ancaman yang muncul seiring dengan interaksinya
dengan wilayah lain.
Kabupaten Pringsewu terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan setiap
kecamatan memiliki potensi yang berbeda dalam memberikan sumbangan
bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Pringsewu.

Sektor infrastruktur merupakan salah satu sektor vital untuk memacu
pertumbuhan ekonomi yang pada dasarnya merupakan sektor antara yang
menghubungkan berbagai macam aktivitas ekonomi. Pembangunan
prasarana jalan sebagai salah satu sub sektor infrastruktur memiliki fungsi
aksesibilitas untuk membuka daerah kurang berkembang dan fungsi
mobilitas untuk memacu daerah yang telah berkembang. Sehingga perlu

7

adanya pemetaan dari kondisi eksisting di delapan Kecamatan yang ada di
wilayah studi, kemudian perlu juga dilihat asumsi – asumsi yang telah
dibuat selama tahun perencanaan serta rencana – rencana yang akan
dilaksanakan di masing – masing kecamatan, dan dipetakan dalam peta
situasi wilayah.

Kabupaten Pringsewu sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Lampung melalui pengembangan sektor perdagangan dan jasa
harus dibangun lebih maju dari daerah lainnya dan mampu mandiri serta
memberikan kontribusi dan dominasi yang lebih besar dari daerah lainnya
(RTRW Pringsewu,2012).
Dengan demikian dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.

Sektor apa yang merupakan sektor basis yang menjadi kekuatan daerah
di Wilayah Kabupaten Pringsewu pada masing – masing Kecamatan .

2.

Sektor apa yang memiliki potensi yang kompetitif dari setiap
Kecamatan dalam memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi
Kabupaten Pringsewu

3.

Apakah ketersediaan jaringan jalan yang ada saat ini sudah cukup layak
untuk menunjang pengembangan potensi di wilayah Kabupaten
Pringsewu?.

8

C.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Mengetahui dan menganalisis sektor yang menjadi sektor basis dari
setiap kecamatan untuk pengembangan wilayah Kabupaten Pringsewu.

2.

Mengetahui dan mendeskripsikan potensi sektor yang kompetitif dari
setiap Kecamatan yang memiliki potensi paling besar dalam
memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi Kabupaten
Pringsewu.

3.

Mengetahui dan mendeskripsikan kondisi jaringan jalan yang akan
mendukung pengembangan wilayah di Kabupaten Pringsewu.

D.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menjadi

masukan

bagi

Pemerintah

Daerah

dalam

melakukan

pengembangan potensi wilayah.
2. Sebagai salah satu acuan bagi Pemerintah Daerah dalam mengambil
suatu kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan potensi dari sektor
yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan
perekonomian di Kabupaten Pringsewu.
3. Menjadi bahan pertimbangan untuk memenuhi serta memperbaiki
ketersediaan sarana infrastruktur jalan untuk mendukung pengembangan
potensi wilayah.

9

E.

Batasan Permasalahan
1. Wilayah studi yang diambil didalam penelitian ini adalah Kabupaten
Pringsewu .
2. Aspek yang akan diteliti mengenai kondisi sosial ekonomi di Wilayah
Kabupaten Pringsewu yaitu dilakukan untuk mengetahui kemampuan
suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu.Selain itu analisis yang akan
dilakukan digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi
sektor – sektor ekonomi di suatu daerah atau sektor – sektor apa saja
yang merupakan sektor basis atau leading sektor (suwardjoko
warpani,1984 ). Selain itu perlu juga dilakukan analisis mengetahui
kinerja perekonomian daerah, pergeseran struktur, posisi relatif sektor–
sektor ekonomi dan identifikasi sektor unggulan daerah dalam kaitannya
dengan perekonomian wilayah acuan (wilayah yang lebih luas ) dalam
dua atau lebih kurun waktu.
3. Aspek infrastruktur yang akan dilihat terkait dengan pengembangan
wilayah di Kabupaten Pringsewu yaitu dari ketersediaan jaringan jalan di
wilayah Kabupaten Pringsewu . Jaringan jalan yang akan dilihat yaitu
dari kondisi jalan yang ada untuk memperlancar arus pergerakan.

10

11

II.

A.

TINJAUAN PUSTAKA

Lokasi Penelitian
Wilayah penelitian dalam tesis ini adalah Kabupaten Pringsewu, dengan
Ibukota

Pringsewu. Keberadaan administratif Kabupaten Pringsewu ini

dikukuhkan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 48 Tahun
2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Provinsi Lampung
Tanggal 26 November 2008. Untuk mengetahui lebih jelas nama-nama
kecamatan dalam Kabupaten Pringsewu berikut luas wilayah dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1

Luas Wilayah Kecamatan Di Kabupaten Pringsewu

1.

Pardasuka

Pardasuka

Luas Wilayah
(Ha)
9.474

2.

Ambarawa

Ambarawa

3.099

4,96

3.

Pagelaran

Pagelaran

17.275

27,64

4.

Pringsewu

Pringsewu

5.329

8,53

5.

Gadingrejo

Gadingrejo

8.571

13,71

6.

Sukoharjo

Sukoharjo

7.295

11,67

7.

Banyumas

Banyumas

3.985

6,37

8.

Adiluwih

Adiluwih

7.482

11,97

62.510

100

No.

Kecamatan

Ibukota
Kecamatan

Jumlah
Sumber : Kabupaten Pringsewu Dalam Angka, Tahun 2010

Prosentase
(%)
15,16

B.

Tinjauan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung Dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pringsewu
Peninjauan kebijakan tata ruang wilayah Provinsi Lampung dan tata ruang
Kabupaten Pringsewu perlu dilakukan untuk melihat keselarasannya.
Terutama yang berkaitan dengan pembagian hiraki fungsional, struktur
jaringan jalan, dan pengembangan sarana transportasi darat.
1. Tinjauan Rencana Pusat Kegiatan
Arahan pengembangan pusat kegiatan dilakukan melalui pengembangan
pusat-pusat permukiman baik pusat permukiman perkotaan maupun
perdesaan untuk melayani kegiatan ekonomi, pelayanan pemerintahan
dan pelayanan jasa, bagi kawasan permukiman maupun daerah
sekitarnya. Pusat-pusat kegiatan ditujukan untuk melayani perkembangan
berbagai usaha atau kegiatan dan permukiman masyarakat dalam
wilayahnya dan wilayah sekitarnya. Pengembangan pusat-pusat kegitan
dilakukan secara selaras, saling memperkuat dan serasi dalam ruang
wilayah provinsi. Pengembangan pusat - pusat kegiatan diserasikan
dengan sistem permukiman, jaringan prasarana dan sarana, serta
peruntukan ruang lain yang berada di dalarn kawasan budidaya wilayah
sekitarnya,

yang

ada

maupun

yang

direncanakan,

sehingga

pengembangannya dapat meningkatkan mutu pemanfaatan ruang yang
ada.

Sistem pusat-pusat kegiatan atau sistem permukiman tidak bisa
dilepaskan dari tata ruang yang ada, karena permukiman merupakan
salah satu unsur penting dalam membentuk struktur tata ruang.
12

Sementara itu penataan ruang sendiri pada dasarnya mengarahkan sistem
permukiman.
Hirarki fungsional wilayah Provinsi Lampung yang bersifat vertikal
dalam 4 (empat) ordinasi pusat pelayanan, yaitu:
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN), yaitu pusat yang melayani wilayah
Provinsi Lampung dan / atau wilayah sekitarnya di Sumatera Bagian
Selatan, Nasional, maupun Internasional. Pusat pelayanan ini terletak
di Kota Bandar Lampung.
b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu pusat yang melayani satu
atau lebih Kabupaten/Kota. Pusat tersebut dikembangkan dengan
intensitas

yang

lebih

tinggi

untuk

memacu

pertumbuhan

perekonomian di wilayah sekitarnya.
c. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp), yaitu pusat kegiatan
lokal yang di promosikan atau di rekomendasikan oleh provinsi dalam
lima tahun kedepan akan menjadi PKW, mengingat secara fungsi dan
perannya kota tersebut telah memiliki karakteristik pusat kegiatan
wilayah
d. Pusat Kegiatan Lokal, yaitu kota-kota mandiri selain pusat primer
dan sekunder yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih
kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk
menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien.

Sistem pusat kegiatan di dalam wilayah provinsi harus mengadopsi
kebijakan pengembangan sistem kegiatan nasional yang dituangkan

13

dalam RTRWN maupun RTRW Pulau. Kota/kawasan perkotaan sebagai
PKN, PKSN, dan PKW ditetapkan oleh Pemerintah yang kebijakannya
dituangkan dalam RTRWN. Sedangkan kebijakan untuk penetapan PKL
dalam wilayah provinsi menjadi wewenang Pemerintahan Provinsi.
Sedangkan dalam RTRW Kabupaten disebutkan bahwa pengembangan
sistem perkotaan atau kawasan perkotaan tentunya harus diarahkan
sedemikian rupa agar selaras dengan arahan pengembangan wilayah.
Oleh karena itu disamping pengaturan distribusi sistem kota-kota sesuai
dengan hirarki jumlah penduduk dan potensi dan kegiatan ekonominya
(strategi mikro) juga diperlukan suatu pengelolaan individual kota atau
daerah perkotaan yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas
kegiatan ekonominya dalam rangka mendukung fungsi kotanya di
wilayah

yang lebih

luas (strategi makro).

Sistem

pusat-pusat

permukiman atau sistem kota-kota di Kabupaten Pringsewu tidak terlepas
dari struktur kota ibukota kabupaten maupun kota ibukota kecamatan,
dan kawasan pusat pertumbuhan perkotaan yang merupakan salah satu
unsur penting dalam membentuk struktur tata ruang wilayah.
Dalam Peraturan Menteri No. 16/PRT/M/2009 juga dijelaskan mengenai
dasar perumusan rencana struktur tata ruang, bahwa rencana struktur
ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah
kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang
berhirarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.

14

Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial
ekonomi masyarakat di wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas:
A. PKW yang berada di wilayah kabupaten;
B. PKL yang berada di wilayah kabupaten; dan
C. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang
penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:
1) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki skala pelayanan
kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan
2) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Tujuan perumusan rencana struktur tata ruang di Kabupaten Pringsewu,
adalah :
1.

Mempermudah koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan.

2.

Mendorong masing-masing satuan wilayah pembangunan dapat
memberikan kontribusi pembangunan sesuai dengan potensi
wilayah.

3.

Menetapkan leading sector yang akan dikembangkan yang
disesuaikan dengan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya
manusianya.

4.

Memberikan keleluasaan bagi satuan wilayah pembangunan untuk
berkembangan dan memberikan kontrbusi terhadap pelayanan
wilayah-wilayah hinterlandnya.

15

5.

Memudahkan bagi instansi teknis menyusunan rencana tindak
pembangunan (indikasi program) baik program tahunan maupun
jangka panjang.

6.

Dengan menetapkan spesifikasi kegiatan yang akan dikembangkan
akan lebih memudahkan dalam menyusunan skala prioritas
pembangunan dimasing-masing Satuan Wilayah Pembangunan,
serta

dalam

rangka

mengakomodasikan

upaya

percepatan

pembangunan disegala bidang.
7.

Secara simultan dapat diharapkan mengurangi ketidakseimbangan
perkembangan antara kawasan cepat berkembang pada pusat kota
dengan kawasan belakangnya (hinterland).

Berkaitan dengan Struktur Ruang Wilayah di Kabupaten Pringsewu
disebutkan bahwa sistem pusat-pusat kegiatan kabupaten dikembangkan
secara hierarki dan dalam bentuk pusat kegiatan, sesuai kebijakan
nasional dan provinsi, potensi, dan rencana pengembangan wilayah
kabupaten. Pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan meliputi:
1.

Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp), yaitu kawasan perkotaan
Pringsewu di Kecamatan Pringsewu, yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan regional, pusat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan
pendidikan, pusat pengembangan pariwisata dan budaya, pusat
perdagangan dan jasa, pusat koleksi dan distribusi, dan simpul
transportasi regional.

16

2.

Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), yaitu :
a. PKLp Gadingrejo di kawasan perkotaan Gadingrejo yang
berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa, agropolitan,
peternakan, perikanan, dan pusat pengembangan pendidikan skala
regional;
b. PKLp Sukoharjo di kawasan perkotaan Sukoharjo yang berfungsi
sebagai pusat pengembangan perdagangan dan jasa, pusat
pengembangan

pemukiman,

pusat

pengembangan

industri

pengolahan hasil pertanian, pengembangan peternakan dan
industri kecil; dan
c. PKLp Pagelaran di kawasan perkotaan Pagelaran yang berfungsi
sebagai pusat pengembangan perdagangan dan jasa, pusat
pengembangan hasil pertanian, perkebunan, minapolitan, dan
pengembangan kegiatan pertambangan.
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yaitu :
a. PPK Ambarawa di kawasan perkotaan Ambarawa yang berfungsi
sebagai

pusat

pengembangan

pertanian

tanaman

pangan,

pengembangan perikanan air tawar, pengembangan permukiman
dan pusat pemasaran produk unggulan; dan
b. PPK Banyumas yang berfungsi sebagai pengembangan pertanian
hortikultura,

pengembangan

industri

rumah

tangga

dan

pengembangan kegiatan pertambangan.

17

4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
a. PPL Adiluwih yang berfungsi sebagai pengembangan tanaman
pangan dan hortikultura, pengembangan tanaman perkebunan, dan
industri kecil; dan
b. PPL Pardasuka yang berfungsi sebagai pengembangan pertanian
tanaman pangan, perkebunan kehutanan, pengembangan kawasan
pariwisata dan budaya dan kawasan hutan lindung

Dalam materi teknis RTRW Kabupaten Pringsewu yang menjadi
rumusan

tujuan

Terwujudnya

penataan

Pringsewu

ruang

Kabupaten

Pringsewu

Pusat

Perdagangan

sebagai

adalah
dan

Pelayanan Jasa yang Berwawasan Lingkungan Dengan Didukung
Sumberdaya Manusia Berdaya Saing Tinggi.
Dalam upaya mencapai terwujudnya tujuan penataan ruang wilayah
Kabupaten Pringsewu maka perlu ditentukan beberapa kebijakan dan
langkah strategi yang dapat ditempuh sebagai acuan dalam penataan
ruang wilayah kedepannya.
Adapun beberapa kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten
Pringsewu untuk mencapai tujuan penataan ruang adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan pusat-pusat pelayanan perkotaan dan perdesaan
berbasis keunggulan kompetitif dalam rangka menghilangkan
ketimpangan pertumbuhan wilayah dan menumbuhkan sinergitas
perkembangan perekonomian wilayah;

18

2. Perkuatan dan pengembangan struktur dan pola ruang wilayah yang
seimbang dan terarah;
3. Peningkatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur wilayah
pada sentra-sentra produksi, pusat kegiatan, pusat pertumbuhan dan
pusat pelayanan secara seimbang dan terpadu.
4. Pemantapan sistem perekonomian perkotaan yang bertumpu pada
sektor perdagangan dan jasa;
5. Pengoptimalan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam
secara berkelanjutan yang berbasis pelestarian lingkungan hidup dan
mitigasi bencana;
6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya
saing;
7. Pengembangan potensi agropolitan dan minapolitan; dan
8. Peningkatan fungsi kawasan untuk keamanan dan pertahanan Negara.
Berdasarkan kebijakan-kebijakan tersebut di atas, maka dirumuskan
beberapa langkah strategi sebagai panduan dalam operasionalisasi
pendukung kebijakan penataan ruang wilayah, yaitu meliputi :
1. Strategi

pengembangan

perdesaan

berbasis

menghilangkan

pusat-pusat
keunggulan

ketimpangan

pelayanan
kompetitif

pertumbuhan

perkotaan
dalam

dan

rangka

wilayah

dan

menumbuhkan sinergitas perkembangan perekonomian wilayah
meliputi:
a. Memantapkan dan meningkatkan sistem Pusat Kegiatan Lokal
menjadi

Pusat

Kegiatan

Wilayah

Promosi

(PKWp)

dan
19

memantapkan PPK dan PPL dengan penyediaan sarana dan
prasarana wilayah;
b. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi-fungsi pusat pelayanan
perkotaan baik yang merupakan pusat administrasi maupun pusat
pelayanan ekonomi;
c. Mengembangkan sistem pusat pusat pemukiman dengan diikuti
penyediaan sarana prasarana wilayah agar dapat memperkuat dan
mempertahankan kelestarian budaya setempat; dan
d. Meningkatkan dan mengembangkan kawasan strategis secara
ekonomi sebagai pusat kegiatan wilayah dan penggerak kegiatan
perdagangan dan jasa pada skala regional/wilayah.
2. Strategi perkuatan dan pengembangan struktur dan pola ruang wilayah
yang seimbang dan terarah meliputi :
a. Mengembangkan

pusat-pusat

kegiatan

perkotaan

melalui

penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang fungsi regional.
b. Meningkatkan dan mengembangkan sistem jaringan prasarana
wilayah melalui penyediaan infrastruktur jaringan jalan dan
fasilitas penghubung, jaringan air bersih, jaringan energi,
telekomunikasi, dan jaringan sumber daya air yang merata;
c. Memelihara kelestarian kawasan lindung sesuai dengan fungsi
masing-masing untuk memelihara kelestarian lingkungan hidup;
dan ,
d. Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan pertanian, perikanan,
industri dan perdagangan sebagai penggerak pertumbuhan wilayah.

20

3. Strategi peningkatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur
wilayah

pada

sentra-sentra

produksi,

pusat

kegiatan,

pusat

pertumbuhan dan pusat pelayanan secara seimbang dan terpadu
meliputi :
a. Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur penunjang
kegiatan produksi dan pusat kegiatan wilayah;
b. Meningkatkan dan mengembangkan sarana prasarana pertanian,
perikanan dan industri perdagangan;
c. Meningkatkan dan mengembangkan penyediaan sarana prasarana
perumahan dan pemukiman yang seimbang;dan
d. Meningkatkan

dan

mengembangkan

sistem

distribusi

perdagangan dan jasa serta akses pasar yang kondusif.
4. Strategi pemantapan sistem perekonomian perkotaan yang bertumpu
pada sektor perdagangan dan jasa meliputi:
a. Meningkatkan dan mengembangkan pusat pusat perdagangan dan
jasa kawasan perkotaan;
b. Meningkatkan kualitas pasar tradisional yang memiliki potensi
untuk dikembangkan menjadi pusat perdagangan dan jasa;
c. Meningkatkan dan mengembangkan kawasan strategis secara
ekonomi sebagai pusat kegiatan wilayah

penggerak kegiatan

perdagangan dan jasa pada skala regional/wilayah; dan
d. Menciptakan iklim usaha dan peluang investasi yang kondusif.

21

5. Strategi pengoptimalan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
alam secara berkelanjutan yang berbasis pelestarian lingkungan hidup
dan mitigasi bencana meliputi:
a. Meningkatkan pengelolaan sumber energi dan pemanfaatan sumber
daya alam secara berkesinambungan;
b. Mempertahankan kawasan resapan air dan kawasan yang berfungsi
hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air;
c. Menjaga dan mengendalikan ekploitasi dan ekplorasi penambangan
bahan galian dan perambahan hutan pada hutan lindung;
d. Menetapkan kawasan rawan bencana alam seabagai kawasan
pengembangan terbatas dan mempersiapkan mitigasi bencana; dan
e. Meningkatkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
secara terpadu dan berkesinambungan.
6. Strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan
berdaya saing meliputi:
a. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan;
b. Mengembangkan kawasan pendidikan terpadu dan meningkatkan
mutu serta pelayanan pendidikan;
c. Memberdayakan

masyarakat

dalam

peningkatan

kualitas

pendidikan; dan
d. Mengendalikan pertumbuhan serta distribusi penduduk secara
merata sesuai daya daya tampung dan daya dukung lingkungan.
7. Strategi pengembangan potensi agropolitan dan minapolitan meliputi:
a. Mengembangkan industri pengolahan ikan;

22

b. Mengoptimalkan teknologi budidaya dan diversifikasi pertanian;
c. Mengembangkan industri hilir;
d. Meningkatkan peran masyarakat dalam industri pengolahan; dan
e. Mengembangkan

kawasan

minapolitan

berbasis

perikanan

budidaya air tawar, yang mengintegrasikan sentra produksi, sentra
pengolahan, dan sentra pemasaran.
8. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk keamanan dan pertahanan
negara meliputi;
a. Mendukung penetapan kawasan pertanahan dan keamanan di
Kabupaten Pringsewu;
b. Mengembangkan kawasan budidaya secara selektif di dalam dan di
sekitar kawasan pertanahan dan keamanan negara untuk menjaga
fungsi pertahanan dan keamanan;
c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya
tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan
dengan kawasan budidaya terbangun; dan
d. Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

Dalam rangka menentukan jenjang tingkat pelayanan setiap pusat
kegiatan, tentunya perlu didukung pula oleh informasi mengenai
besarnya kemampuan suatu wilayah untuk berkembang atau menerima
perkembangan yang bergantung