Hubungan Antara Kualitas Pertanyaan Siswa Berdasarkan Taksonomi Bloom dengan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Reproduksi

Hanni Hanifah

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PERTANYAAN SISWA BERDASARKAN
TAKSONOMI BLOOM DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI

Oleh
HANNI HANIFAH

Pertanyaan memegang peranan penting dalam pembelajaran. Salah satu tujuan
bertanya adalah merangsang kemampuan berpikir siswa, sehingga diharapkan dapat
memengaruhi hasil belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ada
atau tidaknya hubungan dan konsistensi hubungan antara kualitas pertanyaan siswa
berdasarkan taksonomi Bloom dengan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem
reproduksi.

Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional. Sampel dipilih
dengan teknik purposive sampling yaitu siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pagelaran.
Data penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif, data kualitatif berupa

deskripsi kualitas pertanyaan siswa, sedangkan data kuantitatif berupa nilai hasil
belajar yang diperoleh dari nilai ulangan harian. Data yang telah diperoleh diuji
statistik menggunakan uji korelasi Pearson (Product Moment).

Hanni Hanifah

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada korelasi antara kualitas pertanyaan siswa
dengan hasil belajar siswa yaitu sebesar -0,078. Tidak adanya hubungan antara
kualitas pertanyaan siswa dengan hasil belajar siswa diduga disebabkan oleh sulitnya
materi sistem reproduksi yang harus digali secara dalam dan terperinci, serta kurang
tepatnya penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran di kelas.

Kata Kunci: hasil belajar, pertanyaan siswa, taksonomi Bloom

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Pajaresuk Kecamatan Pringsewu
pada 1 November 1992, sebagai anak kedua dari dua
bersaudara, buah kasih dari pasangan Bapak Tusiman dan
Ibu Herna Dewi. Penulis mengawali pendidikan formal di

TK Budi Utama Pajaresuk, Kecamatan Pringsewu pada
tahun 1995 hingga tahun 1998. Penulis melanjutkan di SD Negeri 1 Pajaresuk
dari tahun 1998 hingga tahun 2004, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1
Pringsewu dari tahun 2004 hingga 2007. Dari tahun 2007 hingga 2010, penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Pringsewu.

Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi, Jurusan Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, melalui jalur Ujian
Mandiri (UM). Pada tahun 2013 penulis melakukan Program Pengalaman Lapang
(PPL) di SMP Negeri 3 Sukau, Kabupaten Lampung Barat dan melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Jagaraga Kecamatan Sukau, Lampung Barat.
Penulis dapat dihubungi di Jalan Raya Pajaresuk Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu, dapat pula dihubungi melalui telepon 085279988896 atau
melalui surat elektronik dengan alamat hannihanifah91@gmail.com

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada:


Bapak dan Ibuku, yang setiap langkah dan nafasnya adalah pengorbanan
untukku.
Keluarga besarku, yang dengan ikhlas menghaturkan doa dan dukungannya
untukku.
Bapak Ibu Guru dan Dosenku, yang telah membagi semua ilmunya untukku.
Almamaterku Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lampung, yang
telah mendewasakanku.
Sahabat-sahabat tercinta tempat berbagiku.

MOTO

"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"
(Q-S Al-Insyirah: 6)

“Mencari ilmu hukumnya wajib bagi kaum muslimin dan muslimat”
(HR. Ibnu Abdil Bari)

xi

SANWACANA


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahuwataalla yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa hormat penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
4. Berti Yolida, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,
pembimbing II dan Pembimbing Akademik yang atas keikhlasannya memberikan
bimbingan, saran dan motivasi.
5. Dr. Tri Jalmo, M.Si. selaku pembahas yang banyak memberikan kritik serta
masukan yang bersifat positif dan konstruktif.
6. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. atas motivasi, saran, dan masukannya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Jurusan Pendidikan MIPA.

xi


8. Hasan Pauzi, S.Pd., MM selaku kepala sekolah SMAN 1Pagelaran yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
9. Endang Wahyuningsih, S.Pd., MM., selaku guru mitra dan siswa kelas XI IPA
SMAN 1 Pagelaran atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan: Desta Mutia, Arinta Winsi, Sisca Puspita Sari
Nasution, Nindy Profithasari, Eli Komariah, Mayvena Lizora, Novita Sari, Renita
Prahastiani, Gadis Pratiwi, Qurratu Aini Na’ima, Rosiana Aisyiyah yang telah
mendengarkan keluh kesah penulis dalam penulisan skripsi, serta Yuliani yang
sekaligus menjadi partner dalam penelitian ini.
11. Sahabat-sahabat tercinta Rani Oktarina, Siti Sumarlin, Faradiba Zahra, Shofia
Mardhiyah Kartika, Marini Novita Sari, Karlin Larasti, Yuli Kurnia, Cica Anggun
Lestari, Umairo Tuti Daraswita, Chandra Oktavian dan Aji Kurnia Irawan , terima
kasih atas motivasi dan semangat yang telah diberikan.
12. Rekan-rekan, kakak-kakak dan adik tingkat di Program Studi Pendidikan Biologi,
terima kasih atas persahabatan, doa, serta bantuannya dalam menyelesaikan
skripsi ini.

Terimakasih atas masukan, saran dan kritikannya. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya dalam dunia pendidikan.


Bandar Lampung, Desember 2014
Penulis,

Hanni Hanifah

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .....................................................................................................
HALAMAN JUDUL......................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
PERSEMBAHAN .........................................................................................
MOTTO .........................................................................................................
SANWACANA ..............................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
I.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
II.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ...........................................................................
Rumusan Masalah ....................................................................................
Tujuan Penelitian .....................................................................................
Manfaat Penelitian ...................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................
Kerangka Pikir .........................................................................................
Hipotesis ...................................................................................................


A.
B.
C.
D.
E.

1
5
5
5
6
7
8

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertanyaan siswa ......................................................................................
B. Taksonomi Bloom Ranah Kognitif ..........................................................
C. Hasil Belajar ..............................................................................................
III.


ii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xiv
xv
xvi

9
14
17

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................

Populasi dan Subjek Penelitian ................................................................
DesainPenelitian .......................................................................................
Prosedur Penelitian ...................................................................................
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

xiii

20
20
20
21

1. Jenis Data ............................................................................................
2. Teknik pengumpulan Data ..................................................................
F. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Teknik Analisi Data ............................................................................
2. Pengujian Hipotesis .............................................................................

22
22

23
24

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kualitas Pertanyaan Siswa Berdasarkan Taksonomi Bloom Ranah
Kognitif .............................................................................................
2. Hasil Belajar Siswa ...........................................................................
3. Hubungan Antara Kualitas Pertanyaan Siswa dengan Hasil Belajar
Siswa .................................................................................................
B. Pembahasan ..............................................................................................

27
28
28
30

V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii

38
38

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Silabus ....................................................................................................

41

2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1 ......................

43

3.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 ......................

47

4.

Soal Ulangan Harian ..............................................................................

50

5.

Kisi-kisi Soal .........................................................................................

54

6.

Rubrik Penilaian Soal ............................................................................

61

7.

Kata Kerja Operasional ..........................................................................

64

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Skor kualitas pertanyaan siswa .................................................................

27

2.

Kriteria hasil belajar siswa .......................................................................

28

3.

Tingkat hubungan berdasrkan interval korelasi sederhana ......................

29

4.

Pengelompokkan kualitas pertanyaaan siswa ..........................................

29

5.

Pengelompokkan hasil belajar siswa ........................................................

30

6.

Hasil uji linearitas kualitas pertanyaan dengan hasil belajar siswa .........

31

7.

Hasil uji korelasi kualitas pertanyaan dengan hasil belajar siswa ...........

31

8.

Hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 ..........................................................

65

9.

Hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 ...........................................................

66

10. Hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 ...........................................................

67

11. Hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 ...........................................................

68

12. Pertanyaan siswa pada pertemuan 1..........................................................

69

13. Pertanyaan siswa pada pertemuan 2..........................................................

71

14. Kualitas pertanyaan siswa terhadap hasil belajar siswa ...........................

73

DAFTAR GAMBAR

Tabel

Halaman

1.

Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ..............................

10

2.

Soal ulangan harian nomor 2 ....................................................................

33

3.

Lembar jawaban ulangan harian siswa nomor soal 2 ...............................

34

4.

Soal ulangan harian nomor 5 ....................................................................

34

5.

Lembar jawaban ulangan harian siswa nomor soal 5 ...............................

34

6.

Lembar jawaban ulangan harian siswa nomor soal 6 ...............................

35

7.

Soal ulangan harian nomor 6 ....................................................................

35

8.

Lembar jawaban ulangan harian siswa nomor soal 9 ...............................

36

9

Soal ulangan harian nomor 9 ....................................................................

36

10. Lembar jawaban ulangan harian siswa nomor soal 7 ...............................

36

11. Soal ulangan harian nomor 7 ...................................................................

37

12 Lembar jawaban ulangan harian siswa nomor soal 9 ..............................

37

13. Soal ulangan harian nomor 9 ...................................................................

37

14. Guru menjelaskan materi kepada siswa ...................................................

79

15 Guru dan siswa menyaksikan video pembelajaran ..................................

79

16. Siswa mengerjakan soal ulangan harian ...................................................

80

17. Siswa mengerjakan soal ulangan harian ...................................................

80

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orangorang yang diberi tanggung jawab untuk memengaruhi peserta didik agar
memunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dalam arti
lain, pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat
mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam
menjalani kehidupan. Oleh karena itu, sudah seharusnya pendidikan
didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar
peserta didik (Daryanto, 2010: 1).

Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu
upaya untuk mewujudkannya yaitu dengan mengadakan pembelajaran.

Pembelajaran merupakan segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik)
agar terjadi proses belajar pada diri siswa (Sutikno, 2013: 3). Pembelajaran

2

adalah upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar
pada diri siswa sehingga tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap
dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran (Sutikno, 2013: 31).

Dalam pembelajaran IPA, yang didalamnya memuat materi biologi,
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
“mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran
IPA adalah memadukan antara pengalaman proses IPA dan pemahaman
produk serta teknologi IPA dalam bentuk pengalaman langsung yang
berdampak pada sikap siswa yang mempelajari IPA (Depdiknas, 2008: 22).

Di dalam pembelajaran, akan menghasilkan suatu interaksi yang menjadi
pertanda bahwa pembelajaran itu sendiri berjalan dengan baik. Mc Keachie
(dalam Dimyati, 2006: 45) mengemukakan bahwa salah satu aktivitas
dalam pembelajaran adalah oral activities yang didalamnya memuat
keterampilan bertanya. Kemudian pertanyaan-pertanyaan yang muncul ini

3

dapat diklasifikasikan berdasarkan tingakatan ranah kognitif taksonomi
Bloom.

Keterampilan bertanya adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui
interaksi dua arah yaitu dari guru kepada siswa dan dari siswa kepada guru
agar diperoleh jawaban kepastian materi untuk mendapatkan informasi yang
belum diketahui, baik melalui jawaban lisan guru atau siswa (Abimanyu
dalam Yusmanah, 2012: 4). Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar
adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang
salah satunya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan.

Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran, maka perlu mengukur
hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar (Dimyati, 2006: 3). Hasil belajar tersebut terdiri
dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan
siasat kognitif (Dimyati, 2006: 11).

Berdasarkan penuturan guru di SMA N 1 Pagelaran, pada tahun-tahun
sebelumnya materi reproduksi siswa selalu berhasil membuat siswa aktif
bertanya kepada guru. Namun hal ini masih menunjukkan aktivitas yang
sedang, sebab masih ada siswa yang pasif dan cenderung diam saja. Guru
juga menuturkan bahwa pertanyaan yang diajukan oleh siswa masih
tergolong jenjang kognitif rendah. Padahal dengan mengajukan pertanyaan,
membuktikan bahwa siswa tersebut berpikir dan belajar. Dan setelah
pertanyaan tersebut dijawab oleh guru, maka siswa akan memperoleh
pemahaman tersendiri. Karena faktanya dengan mengajukan pertanyaan,

4

dapat meningkatkan pemahaman, melihat lebih jauh, bahkan lebih baik
dalam memutuskan sesuatu (Barus, 2012: 2).

Aktivitas pembelajaran di kelas yang tergolong sedang diikuti dengan
belum meratanya hasil belajar yang diperoleh siswa. Dengan Kriteria
Ketuntasan Mengajar (KKM) 76 pada mata pelajaran biologi, presentasi
ketuntasan belajar mencapai 50-60%. Hal tersebut semestinya tidak terjadi
dalam pembelajaran, mengingat aktivitas dalam pembelajaran merupakan
pertanda jalannya proses pembelajaran dan hasil belajar yang menjadi tolok
ukur pembelajaran, maka sebaiknya aktivitas yang terjadi di dalam kelas
tergolong tinggi dan ketuntasan yang diperoleh juga tinggi. Oleh sebab itu
diperlukan penelitian untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kualitas
pertanyaan siswa dengan hasil belajar siswa, maka peneliti mengadakan
penelitian yang berjudul: “Hubungan Antara Kualitas Pertanyaan Siswa
Berdasarkan Taksonomi Bloom dengan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Sistem Reproduksi”.
Penelitian mengenai analisis pertanyaan siswa pernah dilakukan sebelumnya
oleh Sari (2012). Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu yakni terletak pada aspek penggolongan pertanyaan dan jenis
taksonomi yang digunakan; yaitu taksonomi Bloom bukan taksonomi
Marbach, serta menghubungkan dengan hasil belajar siswa. Peneliti
meneliti kualitas pertanyaan lalu menghubungkannya dengan hasil belajar,
karena peneliti menduga bahwa pengajuan pertanyaan memiliki pengaruh
terhadap hasil belajar. Dugaan peneliti didasarkan pada observasi yang telah

5

dilakukan, bahwa aktivitas yang sedang menghasilkan hasil belajar yang
belum merata.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang ada pada penelitian ini adalah:
1. Adakah hubungan antara kualitas pertanyaan siswa dengan hasil belajar
siswa pada materi pokok sistem reproduksi?
2. Bagaimana konsistensi hubungan antara kualitas pertanyaan siswa
Bloom dengan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem reproduksi?

C.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Ada atau tidaknya hubungan antara kualitas pertanyaan siswa dengan
hasil belajar siswa pada materi pokok sistem reproduksi.
2. Konsistensi hubungan antara kualitas pertanyaan siswa terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok sistem reproduksi.

D.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1.

Siswa: dapat lebih memotivasi siswa di dalam proses belajar dengan
pengalaman belajar yang berbeda, dapat mengarahkan siswa untuk
selalu berpikir kritis dan mengarahkan siswa untuk menemukan
jawaban sendiri atas permasalahan melalui bertanya,

2.

Guru: digunakan sebagai pedoman bagi guru untuk dapat meningkatkan
keterampilan bertanya siswa di dalam proses belajar mengajar, memilih

6

metode mengajar yang tepat, memberikan informasi lebih dalam
mengetahui kualitas pertanyaan siswa pada setiap materi pelajaran
melalui Taksonomi Bloom.
3.

Peneliti: memberikan gambaran bagi peneliti sebagai calon guru untuk
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dan memberikan
gambaran mengenai macam-macam pertanyaan yang diajukan oleh
siswa.

E.

Ruang Lingkup Penelitian
Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu:
1.

Kualitas pertanyaan siswa dianalisis menggunakan tingkatan ranah
kognitif (C1-C6) Taksonomi Bloom yang telah direvisi.

2.

Pengumpulan pertanyaan pada penelitian ini yaitu pertanyaan yang
diajukan secara lisan.

3.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA
Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPA1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 di
SMA Negeri 1 Pagelaran tahun ajaran 2013/2014.

4.

Materi pokok dalam penelitian ini yaitu sistem reproduksi manusia
yang tertera dalam KD 3.7 yaitu menjelaskan keterkaitan antara
struktur, fungsi dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin,
ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.

5.

Hasil belajar siswa berupa penilaian kognitif siswa yang diambil
melalui hasil tes ulangan harian pada materi sistem reproduksi di kelas

7

XI semester genap SMA Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran
2013/2014.

F. Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan oral activities yang di
dalamnya memuat keterampilan bertanya. Bertanya di dalam pembelajaran
dapat terjadi baik itu antar guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa itu
sendiri, tujuannya yaitu agar diperoleh jawaban kepastian materi untuk
mendapatkan informasi yang belum diketahui. Pertanyaan antar siswa satu
dengan siswa yang lainnya sangat bervariasi kualitasnya. Penentuan kualitas
pertanyaan siswa, salah satunya menggunakan taksonomi Bloom.

Pertanyaan diajukan untuk memperoleh jawaban ketepatan informasi yang
belum diketahui, juga untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa. Sehingga siswa yang mengajukan pertanyaan membuktikan
bahwa bertanya dapat meningkatkan pemahaman siswa dan membuktikan
bahwa siswa tersebut berpikir. Maka peneliti menduga bahwa terdapat
hubungan antara pertanyaan siswa dengan hasil belajar siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan serta
besar konsistensi hubungan antara kualitas pertanyaan siswa dengan hasil
belajar siswa pada materi pokok sistem reproduksi. Besar konsistensi
hubungan dilihat dari nilai r hasil uji korelasi sederhana (bivariate
correlation) menggunakan program SPSS 17.

8

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Dimana variabel bebasnya adalah kualitas pertanyaan siswa sedangkan
variabel terikatnya adalah hasil belajar pada materi sistem reproduksi
manusia. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram
berikut ini:

X

Y

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Keterangan:
X: Kualitas pertanyaan siswa berdasarkan Taksnomi Bloom;
Y: Hasil belajar siswa pada materi pokok sistem reproduksi;

G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.
H0 = Tidak ada hubungan antara kualitas pertanyaan siswa dengan hasil
belajar siswa
H1 = Ada hubungan antara kualitas pertanyaan siswa dengan hasil belajar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertanyaan Siswa
Banyak kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa di sekolah. Aktivitas
siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering
dilakukan di sekolah-sekolah tradisional. Diedrich dalam Sardiman (1994,
100) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara
lain daat digolongkan sebagai berikut.
1.

Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain;

2.

Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi;

3.

Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato;

4.

Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin;

5.

Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram;

10

6.

Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
beternak;

7.

Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggap, mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil
keputusan;

8.

Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Dari penjelasan di atas, bertanya tergolong dalam oral activities. Bertanya
adalah cara untuk mengungkapakan rasa keingintahuan akan jawaban yang
tidak atau belum diketahui. Rasa ingin tahu merupakan dorongan atau
rangsangan yang efektif untuk belajar dan mencari jawaban (Ribowo dalam
Rahmi, 2011: 1). Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon
dari seseorang yang dikenali. Respon yang diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.
Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir.

Pentingnya siswa bertanya di kelas juga untuk mendorong terjadinya interaksi
antar siswa agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung
jawab terhadap pertanyaan yang diajukan. Dalam hal ini bertujuan agar
menciptakan sistem pembelajaran Student Centre Learning, dimana siswa
yang aktif di dalam kelas sedangkan guru menjadi fasilitator, bukan
pemegang kekuasaan penuh atas kelas. (Ribowo, 2006: 28).

11

Salah satu strategi yang membantu siswa belajar dari naskah tertulis,
pengajaran, dan sumber informasi lain ialah penyertaan pertanyaanpertanyaan yang memerlukan siswa berhenti dari waktu ke waktu untuk
menilai pemahaman mereka sendiri tentang apa yang dikatakan naskah atau
guru (Pressley dalam Slavin, 2006: 263). Penyajian pertanyaan sebelum
pengenalan bahan pengajaran juga dapat membantu siswa dalam mempelajari
bahan yang terkait dengan pertanyaan tersebut (Hamaker dalam Slavin, 2006:
263), sebagaimana juga dapat meminta siswa merumuskan pertanyaanpertanyaan mereka sendiri (Rosenshine, Meister & Chapman dalam Slavin,
2006: 263).

Pertanyaan sendiri di dalam kegiatan pembelajaran memiliki fungsi yaitu (1)
membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik (2)
memusatkan perhatian pada masalah tertentu, (3) menggalakkan penerapan
belajar aktif, (4) menyetruktur tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat
berlangsung secara maksimal, (5) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (6)
mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat
secara aktif dalam pembelajaran, (7) menyediakan kesempatan bagi siswa
untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang informasi yang diberikan
(8) melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat
mendorong mengembangkan proses berfikir, (9) mengembangkan kebiasaan
menanggapi pertanyaan teman atau guru (Turney dalam Yusmanah, 2012: 5).

Menurut Widodo ( 2006: 139-148) meskipun diakui bahwa pertanyaan
memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, namu masih sedikit

12

sekali penelitian tentang pertanyaan (guru dan siswa) dalam proses
pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Lestari (2002) menemukan bahwa
sebagian besar pertanyaan yang ditanyakan guru merupakan pertanyaan
tertutup dan pada jenjang hafalan (C1) dan (C2). Penelitian lain tentang
pertanyaan yang diajukan siswa (Farihah dan Rahayu dalam Widodo, 2006)
mengungkapkan bahwa sebagian besar pertanyaan yang diajukan siswa dalam
pembelajaran merupakan pertanyaan jenjang kognitif rendah (hafalan dan
pemahaman).

Menurut Brualdi (dalam Sari ,2012: 23) banyak faktor yang dapat
memengaruhi keterampilan bertanya siswa, faktor tersebut terdiri atas faktor
dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri
siswa meliputi:
1. Minat siswa dalam bertanya.
Minat, besar pengaruhnya terhadap berbagai aktivitas. Siswa yang
berminat terhadap suatu pelajaran, akan mempelajarinya dengan sungguhsungguh, karena ada daya tarik baginya. Siswa akan mudah menghafal
pelajaran yang menarik minatnya.
2. Memiliki perasaan tidak / kurang berani dalam bertanya.
Kebanyakan perasaan takut itu disebabkan karena pengaruh lingkungan.
Takut salah, takut mendapat ejekan.
Perasaan takut yang ada pada siswa, akan melemahkan semangatnya untuk
bertanya.
3. Motif keingintahuan siswa.
Motif keingintahuan siswa yang besar pada suatu pelajaran, akan dapat

13

dilihat pada semangatnya mengikuti pelajaran. Salah satunya yang dapat
dilihat ialah kebiasaannya mengajukan pertanyaan dan mengemukakan
gagasan.

Sedangkan faktor dari luar diri siswa meliputi:
1. Faktor guru (motivasi dari guru).
Guru harus memotivasi siswanya agar terbiasa bertanya, karena hal itu
penting bagi perkembangan kepribadian dan penambah pengetahuan.
Guru harus selalu mempertahankan agar umpan balik selalu berlangsung
dalam diri siswanya. Umpan balik itu tidak hanya dalam bentuk fisik,
tetapi juga dalam bentuk sikap mental yang selalu berproses untuk
menyerap bahan pelajaran yang diberikan.
2. Faktor lingkungan, seperti suasana belajar.
Suasana belajar yang menyenangkan akan memengaruhi semangat dan
suasana hati siswa. Siswa yang memiliki semangat untuk belajar dan
memiliki suasana hati yang menyenangkan, ia akan mengikuti pelajaran
dengan penuh perhatian dan tidak akan sungkan-sungkan mengajukan
pertanyaan dan mengemukakan gagasannya (Brualdi dalam Sari, 2012:
23).

Penyebab siswa enggan atau takut untuk bertanya adalah adanya tekanan
pribadi. Siswa merasa mendapatkan tekanan dari diri sendiri ketika
pertanyaannya sering dicemooh, disepelekan dan dianggap bodoh oleh
lingkungannya. Tekanan pribadi ini juga muncul ketika guru mamarahi atau
mengacuhkan pertanyaannya. Siswa merasa tidak dihargai dan akhirnya

14

merasa tidak percaya diri untuk bertanya. Siswa juga akan jarang bertanya di
kelas ketika guru tidak atau jarang memberikan kesempatan pada siswa untuk
bertanya. Guru merasa dirinya sebagai pemegang kontrol penuh atas kelas,
sehingga guru tersebut merasa tidak ingin diganggu oleh pertanyaanpertanyaan siswa (Morgan dan Saxton dalam Rahmi, 2011).

B. Taksonomi Bloom Ranah Kognitif
Menurut Thoha (1994: 27) Taksonomi Bloom pada dasarnya adalah
taksonomi tujuan pendidikan, yang menggunakan pendekatan psikologik,
yakni pada dimensi psikologik apa yang berubah pada peserta didik setelah ia
memperoleh pendidikan. Taksonomi ini dikenal secara populer dengan
Taksonomi Bloom’s, karena nama pencetus ide ini adalah Benjamin S.
Bloom, walaupun tidak semua domain dikembangkan olehnya. Bloom’s
membagi tujuan belajar belajar pada tiga domain, yaitu:
1.

cognitif domain;

2.

affective domain; dan

3.

psycho-motor domain.

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam
kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai
dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam
jenjang yang dimaksud adalah: (1) Pengetahuan/ hafalan/ ingatan
(knowledge), (2) Pemahaman (comprehension), (3) Penerapan (application),
(4) Analisis (analysis), (5) Sintesis (synthesis), (6) Penilaian (evaluation),

15

Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingatingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide,
gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan ini merupakan proses berpikir
yang paling rendah (Sudiyono, 1996: 50).

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti
atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan
kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang
lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih
tinggi dari ingatan atau hafalan (Sudiyono, 1996: 50). Dengan pemahaman,
siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang
sederhana di antara fakta-fakta atau konsep (Arikunto, 2007: 118).

Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan seseorang untuk
menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metodemetode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dang kongkret. Aplikasi atau penerapan ini adalah
merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman
(Sudiyono, 1996: 51). Senada dengan hal tersebut, Arikunto (2007: 119)
mengungkapkan bahwa untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut
memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilihi suatu abstrasi tertentu

16

(konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan
dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih
kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktorfaktor yang satu dengan yang faktor yang lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi (Sudiyono, 1996: 51).
Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan
atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar (Arikunto, 2007: 119).

Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan
dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang
memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma
menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Jenjang
sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang analisis
(Sudiyono, 1996: 51). Dalam bukunya, Arikunto (2007: 119) siswa diminta
untuk menggabungkan atau menyusun kembali (reorganize) hal-hal yang
spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur baru. Dengan singkat
dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk
melakukan generalisasi.

Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) adalah merupakan jenjang
berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom.
Penilaian atau evaluasi disini merupakan kemamapuan seseorang untuk
membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika

17

seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih
satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang
ada ( Sudiyono, 1996: 52).

C. Hasil Belajar
Evaluasi pendidikan bertujuan melakukan penilaian total terhadap
pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga kependidikan, sehingga dengan
demikian dapat dilakukan usaha perbaikan, mencari faktor penghambat dan
pendukung terhadap pelaksanaan kurikulum (Thoha, 1994: 9). Menurut
Muchtar Buchori (dalam Thoha, 1994: 6), mengemukakan bahwa tujuan
khusus evaluasi pendidikan ada dua, yaitu:
1. untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah ia menyadari
pendidikan selama jangka waktu tertentu, dan
2. untuk mengetahui tingkat efisien metode-metode pendidikan yang
dipergunakan pendidikan selama jangka waktu tertentu tadi.

Evaluasi memiliki dua kepentingan, yakni untuk mengetahui apakah tujuan
pendidikan sudah tercapai dengan baik, dan kedua untuk memperbaiaki serta
mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar (Thoha, 1994: 5).
Thorndike dan Hagen (dalam Thoha, 1994: 8) merinci tujuan evaluasi
pendidikan dalam delapan bidang, kedelapan bidang tersebut adalah (a)
bidang pengajaran, (b) hasil belajar, (c) diagnosis dan usaha perbaikan, (d)
fungsi penempatan, (e) fungsi seleksi, (f) bimbingan dan penyuluhan, (g)
kurikulum dan (h) penilaian kelembagaan.

18

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar (Dimyati, 2006: 3). Dalam bidang hasil belajar, evaluasi bertujuan
untuk mengetahui perbedaan kemampuan peserta didik dan mengukur
keberhasilan mereka baik secara individual maupun kelompok.
Menurut Wand dan Brown (dalam Dimyati, 2006: 191) evaluasi merupakan
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Menurut Thoha (1994: 8),
tujuan evaluasi pendidikan salah satunya adalah dalam bidang hasil belajar.
Dalam bidang hasil belajar, evaluasi bertujuan:
1. Untuk mengatahui perbedaan kemampuan peserta didik
2. Untuk mengukur keberhasilan mereka baik secara individual maupun
kelompok.

Dari pengertian evaluasi kita dapat mengetahui bahwa evaluasi hasil belajar
merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan
penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian evaluasi
hasil belajar, kita dapat menengarai tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
suatu kegaitan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian
ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Apabila
tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi, maka
hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan (Dimyati,
2006: 200).

Menurut Uno (2011: 92-93) membuat soal ujian atau evaluasi hasil belajar,
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

19

1.

Memberikan ukuran yang dipakai; seperti bagaimana mengukur, menilai
dan mengevaluasi sebagai kata-kata kunci yang sering digunakan dalam
diskusi materi evaluasi hasil belajar.

2.

Mendiskusikan tentang fungsi penilaian untuk memperoleh pemahaman
tentang hal-hal apa saja yang dapat dinilai melalui pelaksanaan suatu
ujian, apakah sekedar memberi nilai untuk menentukan lulus tidaknya
siswa dari ujian tersebut ataukah ada tujuan-tujuan lain yang ingin
dicapai melalui ujian tersebut.

3.

Melaksanakan standar penilaian ujian. Ini berarti untuk melakukan
penelitian yang baik, dibutuhkan mutu ujian yang baik pula. Dalam
praktik pengajaran ujian dilaksanakan dengan memberikan serangkaian
soal. Ujian akan sangat tergantung pada mutu ujian. Semakin bermutu
soal yang diberikan, semakin terandalkan pula nilai yang diperoleh.

4.

Merancang soal-soal ujian dalam struktur soal sedemikian rupa sehingga
jumlah maupun derajat kesukaran soal tetap relevan dengan pencapaian
sasaran belajar yang telah ditetapkan dalam rancangan kegiatan belajar.

5.

Mengingat derajat kesukaran soal dapat berbeda satu dengan lainnya,
tiap-tiap soal perlu mendapat bobot soal menurut relevansinya dengan
sasaran belajar.

6.

Sesudah proses membuat, menstrukturkan, dan menentukan bobot soal,
soal-soal tersebut dapatlah disajikan melalui ujian. Setelah itu dilakukan
pengukuran dan penilaian hasil ujian.

7.

Langkah terakhir sudah barang tentu adalah pengambilan keputusan atas
hasil evaluasi ujian.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMA Negeri 1
Pagelaran Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu.

B. Populasi dan Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI di SMA Negeri 1
Pagelaran tahun pelajaran 2013/2014. Adapun sampelnya adalah kelas XI
IPA di SMA Negeri 1 Pagelaran. Untuk menentukan subjek dari penelitian
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan teknik tersebut,
maka kelas IPA1, IPA2, IPA3, dan IPA4 di SMA Negeri 1 Pagelaran tahun
pelajaran 2013/2014 diambil sebagai subjek penelitian.

C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif, karena penelitian
yang dilakukan adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
hubungan antar dua variabel, yang dalam penelitian ini adalah kualitas
pertanyaan siswa dan hasil belajar siswa.

21

D. Prosedur Penelitian
`

1.

Tahap Persiapan
a.

Membuat surat izin penelitian pendahuluan untuk melakukan
observasi ke sekolah.

b.

Melakukan penelitian pendahuluan ke sekolah, berupa observasi
mengenai waktu pembelajaran materi sistem reproduksi manusia.

c.

Pemberian gambaran tentang proses pengambilan data, yaitu dengan
observasi menggunakan video.

d.

Mempersiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan dalam
penelitian, seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan
soal ulangan harian.

2.

Tahap Pelaksanaan
a.

Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas oleh guru.

b.

Melakukan observasi dengan cara merekam kegiatan belajar
mengajar.

c.

Menganalisis kualitas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
siswa berdasarkan rekaman video, berdasarkan Taksonomi Bloom.

d.

Mengambil data nilai ulangan harian siswa setelah proses
pembelajaran materi sistem reproduksi manusia berakhir, sebagai
nilai hasil belajar.

e.

Mengolah data yang diperlukan untuk mengetahui hubungan antara
kualitas pertanyaan siswa berdasarkan Taksonomi Bloom terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok sistem reproduksi.

22

f.

Menganalisis hubungan antara kualitas pertanyaan siswa dengan
hasil belajar.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar yang diperoleh dari
nilai ulangan harian materi sistem reproduksi manusia dan persentase
pertanyaan siswa. Data kualitatif berupa deskripsi hubungan antara
kualitas pertanyaan siswa dengan hasil belajar siswa pada materi sistem
reproduksi.

2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
a.

Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi terhadap subjek
penelitian melalui video proses pembelajaran untuk mengetahui
kualitas pertanyaan siswa pada materi sistem reproduksi.

b. Tes
Pengumpulan data dilakukan dengan tes terhadap subjek penelitian
melalui ulangan harian materi sistem reproduksi untuk mengetahui
hasil belajar siswa pada materi sistem reproduksi. Tes dilakukan
setelah selesai pembelajaran pada pertemuan kedua. Teknik
penskoran nilai tes yaitu:

23

Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari);
R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar;
N = Jumlah skor maksimum dar tes tersebut (Purwanto, 2008 dalam
(Suwandi, 2012: 31)).

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1.

Teknik Analisis Data
Berdasarkan model penelitian dan jenis data yang dikumpulkan, maka
analisis data yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu deskripsi data
dan pengujian hipotesis yang sebelumnya dilakukan uji prasarat analisis
yaitu uji linieritas. Teknik pengujian hipotesis pada penelitian ini
menggunakan uji analisis korelasi.

Data kualitas pertanyaan siswa diperoleh dari analisis video
pembelajaran, sedangkan data hasil belajar diperoleh dari nilai ulangan
harian siswa. Selanjutnya menggolongkan kualitas pertanyaan siswa dan
menggolongkan hasil belajar siswa menurut kategori interval. Adapun
langkan yang dilakukan sebagai berikut:
a.

Memberi skor kualitas pertanyaan siswa sesuai kriteria pada tabel
berikut.
Tabel 1. Skor kualitas pertanyaan siswa
Kualitas pertanyaan siswa
Skor
C6
6
C5
5
C4
4
C3
3
C2
2
C1
1
(dimodifikasi dari Gulo, W., 2002: 104)

Kriteria
Lanjut

Dasar

24

b.

Menafsirkan nilai hasil belajar siswa sesuai kriteria pada tabel
Tabel 2. Kriteria hasil belajar siswa
Rentang nilai hasil belajar siswa
81-100
61-80
41-60
21-40
0-20
(dimodifikasi dari Arikunto, 2007: 214)

2.

Kriteria
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah

Pengujian Hipotesis
a.

Uji Linearitas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
linieritas yang bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji
ini biasanya digunakan untuk prasarat dalam analisis korelasi atau
regresi linier. Uji ini menggunaan SPSS 17. Dua variabel
dinyatakan linier jika signifikansi lebih dari 0,05.
a) Hipotesis
H0 = Kedua variabel berhubungan linier
H1 = Kedua variabel tidak berhubungan linier
b) Kriteria Pengujian
Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, jika nilai
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak (Rusman, 2011: 74).

b. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
korelasi sederhana (bivariate correlation) menggunakan program
SPSS 17. Uji ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan
antara dua variabel, yang dalam penelitian ini adalah kualitas

25

pertanyaan dan hasil belajar siswa. Uji ini dilakukan dengan
menggunakan teknik korelasi Person (Product Moment).
a) Hipotesis
H0 = Tidak ada hubungan antara kualitas pertanyaan siswa
dengan hasil belajar siswa
H1 = Ada hubungan antara kualitas pertanyaan siswa dengan
hasil belajar
b) Kriteria Pengujian
Jika probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima, jika
probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Rusman, 2011: 67).
Teknik ini menghasilkan nilai koefisien korelasi yang dapat
memberikan deskripsi tentang derajat kekuatan dari dua variabel
yang tersebut. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi dapat dilihat pada table 3.
Tabel 3. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi sederhana
Interval Koefisien
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0799
0,80 – 1,000

Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat

( Sugiyono, 2010: 257)
Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi:
a) Nilai r terbesar adalah +1, +1menunjukkan hubungan positif
sempurna. Nilai positif menunjukkan hubungan sarah (X naik
maka Y naik).
b) Nilai r terkecil adalah -1, -1 menunjukkan hubungan negatif
sempurna. Nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X
naik maka Y turun). Nilai semakin mendekati -1 atau +1 berati

26

hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai
mendekati 0 berarti hubungan antar dua variabel semakin lemah
(Usman, 2000: 83).

39

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1.

Tidak ada hubungan antara kualitas pertanyaan siswa berdasarkan
taksonomi Bloom terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem
reproduksi.

2.

Konsistensi hubungan antara kualitas pertanyaan siswa berdasarkan
taksonomi Bloom terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem
reproduksi hanya sebesar -0,078 hasil ini menunjukkan terdapat
hubungan yang lemah dan negatif sempurna antar dua variabel. Oleh
sebab itu dapat dikatakan tidak terdapat hubungan antara kualitas
pertanyaan siswa berdasarkan taksonomi Bloom terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok sistem reproduksi.

B.

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dalam untuk penelitian selanjutnya
sebagai berikut:

39

1.

Peneliti sebaiknya dapat mengatur waktu dengan baik, sehingga semua
kegiatan pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

2.

Penelitian-penelitian berikutnya menggunakan sampel yang lebih
banyak agar data yang diperoleh lebih akurat.

3.

Peneliti menggunakan model pembelajaran yang interaktif dan
menyenangkan agar pertanyaan yang muncul lebih banyak dan tidak
hanya karena faktor dari dalam diri siswa melainkan juga karena faktor
luar diri siswa yaitu faktor guru dan faktor lingkungan.

4.

Peneliti menyiapkan observer yang lebih banyak sehingga dapat
mengontrol semua aktivitas siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.
Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penilaian Program Pendidikan. Bumi Aksara.
Jakarta
Barus, Wilda Natalisna. 2012. Upaya Meningkatkan Keterampilan Bertanya
Siswa dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Pelajaran IPS di
Kelas IV SD Negeri 101813 Buluh Gading Kecamatan Sibiru-biru TA
2011/2012. Skripsi. Universitas Negeri Medan. Medan
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta
Depdiknas. 2008. Strategi Pembelajaran MIPA. Ditjen PMTK. Jakarta
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Grasindo: Jakarta
Lestari, A. T. 2002. Berbagai pertanyaan yang dikembangkan dalam buku, LKS
dan proses belajar mengajar subkonsep pemencaran para tumbuhan di SMU.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Rahmi, Aida. 2011. Pengaruh Siswa Bertanya dalam Meningkatkan Hasil
Belajar di Kelas. http://aidacho2.wordpress.com/2010/10/11/pengaruhsiswa-bertanya-dalam-meningkatkan-hasil-belajar-di-kelas/ diakses pada 17
Februari 2014
Ribowo , B. 2006. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II A SMP
Negeri 2 Bajarharjo Brebes dalam Pokok Bahasan Segiempat Melalui Model
Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil Tahun Pembelajaran
2005/2006. Skripsi. FMIPA Universitas Negeri Semarang. Semarang
Rusman, Tedi. 2011. Aplikasi Statistik Penlitian dengan SPSS. Universitas
Lampung. Bandar Lampung

Sardiman, A. M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. RajaGrafindo
Persada. Jakarta
Sari, Rizky Noprita. 2012. Analisis Pertanyaan Siswa Menerapkan Motode
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dalam Klasifikasi Marbach
pada Materi Sistem Reproduksi Manusia di SMA Negeri 3Medan. Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Medan
Slavin, Robert E. 2006