ANALISIS PERTANYAAN SISWA SMP BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI.

(1)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

ANALISIS PERTANYAAN SISWA SMP BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP

SISTEM REPRODUKSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh: Yeni Rahmadhani

0807583

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

ANALISIS PERTANYAAN SISWA SMP BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP SISTEM

REPRODUKSI

YENI RAHMADHANI 0807583

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I,

Dr. Taufik Rahman, M.Pd NIP. 196201151987031002

Pembimbing II,

Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si NIP. 196611031991012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 1963050119880312002


(3)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

ANALISIS PERTANYAAN SISWA SMP

BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN

INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP

SISTEM REPRODUKSI

Oleh Yeni Rahmadhani

Sebuah skripsi yang

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

© Yeni Rahmadhani Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual dan Gender pada Konsep Sistem Reproduksi

ABSTRAK

Studi ini dilakukan untuk menganalisis pertanyaan yang diajukan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada konsep sistem reproduksi berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dan gender. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Biologi di salah satu SMP kota Bandung tahun pelajaran 2011/2012. Subyek penelitian ini adalah dua puluh lima orang siswa pada satu kelas penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian adalah 68 pertanyaan yang diajukan siswa dan data tingkat perkembangan intelektual siswa yang diuji menggunakan Test of Logical Thinking (TOLT). Pertanyaan siswa dianalisis menggunakan Taksonomi Bloom yang telah direvisi dan The Question Category System for Science (QCSS) tingkat I dan II. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini ditemukan bahwa tingkat perkembangan intelektual siswa umumnya menunjukkan kelompok operasional formal sebagai jenis tingkat perkembangan yang paling tinggi (48,00%). Jenis pertanyaan berdasarkan tingkat perkembangan intelektual didominasi oleh pertanyaan dimensi kognitif memahami (C2) dan dimensi pengetahuan konseptual untuk kategori Taksonomi Bloom, serta pertanyaan tertutup dan konvergen untuk kategori QCSS. Sedangkan jenis pertanyaan berdasarkan gender, siswa laki-laki dan perempuan berbeda dalam beberapa hal. Siswa laki-laki mampu memunculkan pertanyaan dimensi kognitif analisis (C4) lebih banyak dibandingkan perempuan untuk kategori Taksonomi Bloom dan pertanyaan terbuka serta divergen untuk kategori QCSS. Siswa perempuan lebih banyak menanyakan pertanyaan dimensi kognitif C1 untuk kategori Taksonomi Bloom dan jenis pertanyaan tertutup serta ingatan kognitif untuk kategori QCSS. Selebihnya siswa laki-laki dan perempuan dominansi pertanyaannya merupakan pertanyaan dimensi kognitif memahami (C2) dan dimensi pengetahuan konseptual.

Kata kunci : Pertanyaan, Taksonomi Bloom, QCSS, tingkat perkembangan


(5)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

ABSTRACT

The study aimed to analyze student’s question on learning human reproduction system concept based on intellectual development level and gender. The descriptive method was used in this study which amount of 25 students on science class grade IX at junior high school in Bandung were used as subject in this study. The sample technique used in this study was purposive sampling method. Sixty eight student’s written question and intellectual development level data through Test of Logical Thinking (TOLT) was collected from this study. The Bloom’s Taxonomy and The Question Category System for Science (QCSS) were used to analyze student’s question. The result of this study was shown that the formal operational group dominates intellectual development level (48,00%). Varian question based on intellectual development level dominates by C2 question (understanding) in cognitive dimension and conceptual in knowledge dimension

of Bloom’s Taxonomy category then closed and convergent questions for QCSS

category. While for question based on gender, male students differ from female students on certain things. Male students can show analyze level of cognitive dimension (C4) more than female students for Bloom's Taxonomy category then opened and divergent question for QCSS category. Female students ask C1 question cognitive dimension more than male students for Bloom’s Taxonomy category then closed and cognitive memory for QCSS category. As for the rest, the students ask C2 question of cognitive dimension and conceptual for knowledge dimension.

Key words: Question, Bloom’s Taxonomy, QCSS, Intellectual development level, Gender, Human reproduction system concept.


(6)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

|

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KEMAMPUAN BERTANYA SISWA SMP BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI A. Kemampuan Bertanya ... 7

B. Tingkat Perkembangan Intelektual ... 18

C. Gender... ... 21

D. Sistem Reproduksi Manusia ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37

B. Definisi Operasional ... 37

C. Subjek Penelitian ... 38

D. Instrumen Penelitian ... 38

E. Prosedur Penelitian ... 39


(7)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

|

G. Alur Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 61

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 71

B. Rekomendasi ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN ... 75


(8)

1

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking) siswa. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan fasilitas untuk berkomunikasi kepada dan antar siswa. Satu dari metode-metode tersebut adalah dengan mengajukan pertanyaan (Blosser, 1973).

Dalam pembelajaran sains, pertanyaan merupakan komponen yang amat diperlukan. Pertanyaan dapat digunakan oleh siapa saja, baik guru maupun siswa. Pertanyaan digunakan oleh guru untuk menguji daya ingat siswa, mendorong siswa berpikir, mengarahkan atau menuntun pada arah tertentu, dan untuk mengungkap gagasan siswa (Harlen, 1991). Sedangkan pertanyaan yang diajukan siswa mempunyai tujuan untuk mendapatkan penjelasan, ungkapan rasa ingin tahu, atau bahkan sekedar untuk mendapat perhatian (Widodo, 2006). Dillon (1988) berpendapat bahwa siswa harus banyak bertanya sebab dengan bertanya siswa didorong untuk berpikir. Semakin sering siswa berpikir dan bertanya, maka semakin besar kemungkinan mereka belajar (Nasution, 2009). Ennis (1985) menyatakan bahwa bertanya merupakan satu dari dua belas indikator kemampuan berpikir kritis. Dengan kata lain, pertanyaan yang diajukan siswa merupakan indikator tingkat pemikiran mereka. Lebih jauh Rustaman (2005) menegaskan bahwa aktivitas bertanya bukan sekedar bertanya, tetapi merupakan proses yang melibatkan pikiran. Berpikir dapat dilatihkan kepada siswa dengan mengembangkan keterampilan bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung (Arifin, 2000).

Siswa memiliki kemampuan bertanya yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan yang mereka ajukan. Pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi berbagai jenis tergantung dari sudut pandang para ahli yang mengemukakannya. Blosser (1973) menyatakan sistem kategori pertanyaan untuk IPA atau The Question Category Sistem for Science (QCSS)


(9)

2

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

terdiri dari tiga tingkat klasifikasi. Tingkat pertama, pertanyaan-pertanyaan dibedakan menjadi pertanyaan tertutup (closed question) dan pertanyaan terbuka (open question). Tingkat kedua, pertanyaan-pertanyaan dibagi menjadi empat cara berpikir, yaitu ingatan kognitif (cognitive memory), berpikir konvergen (convergent thinking), berpikir divergen (divergent

thinking), dan berpikir evaluatif (evaluative thinking). Tingkat ketiga pada

QCSS bersangkutan dengan macam pelaksanaan cara berpikir yang dituntut oleh pertanyaan itu.

Selain berdasarkan QCSS, kualitas pertanyaan siswa dapat dilihat dari dimensi proses kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom yang direvisi (Anderson & Krathwohl, 2001: 31) yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Lebih jauh, Brown (1991:124) membagi pertanyaan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan kognitif tingkat rendah (Low Order Question) dan pertanyaan kognitif tingkat tinggi (High Order Question). Pertanyaan kognitif tingkat rendah mencakup pertanyaan C1 sampai C3, sedangkan pertanyaan kognitif tingkat tinggi mencakup pertanyaan C4 sampai C6. Selain dari dimensi kognitif, Taksonomi Bloom juga dapat digunakan untuk mengetahui dimensi pengetahuan siswa, antara lain pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif.

Berdasarkan paparan di awal, dapat dikatakan keterampilan bertanya erat kaitannya dengan aktivitas berpikir. Menurut Piaget (Dahar, 1996) setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan berpikir. Periode pertama dinamakan periode sensorik motorik (sekitar 0-2 tahun), kemudian periode praoperasional (sekitar 2-7 tahun), selanjutnya periode operasional konkrit (sekitar 7-11 tahun), dan terakhir periode operasional formal (sekitar 11-…). Usia yang tertulis di belakang setiap tingkat hanya merupakan suatu aproksimasi. Semua anak akan mengalami setiap tingkat dengan urutan yang sama, tetapi dengan kecepatan yang berbeda. Setiap tahap perkembangan ditandai oleh pola penalaran yang khas.


(10)

3

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Berdasarkan tingkat perkembangan intelektual, siswa SMP diperkirakan telah melampaui tahap sensori motorik dan praoperasional, sehingga saat ini masih ada yang berada pada tahap operasi konkrit dan ada pula yang telah memasuki tahap operasional formal. Pada tahap operasional konkrit (7-11 tahun) kemampuan berpikir anak masih dalam bentuk konkrit, belum mampu berpikir abstrak (Piaget & Inheler, 1958). Aktivitas pembelajaran dengan memberikan pengalaman langsung sangat efektif dibandingkan penjelasan guru dalam bentuk verbal. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas) ditandai dengan diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Selain dari segi tingkat perkembangan intelektual, siswa memiliki perbedaan lain yang mempengaruhi pembelajaran, misalnya terkait dengan gender. Siswa laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik yang berbeda, yang dibangun karena faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis berkenaan dengan kondisi fisik, panca indera, dan sebagainya. Sedangkan faktor psikologis menyangkut minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitifnya. Semua ini dapat mempengaruhi bagaimana proses dan hasil belajar. (Purwanto, 2006: 107).

Konsep gender dapat ditinjau berdasarkan berbagai pendekatan, diantaranya teori biologi. Khususnya, pendekatan ini menekankan bahwa karakteristik biologi (jenis kelamin) adalah dasar dari perbedaan gender. Fokus lain teori biologi mengenai gender adalah perbedaaan struktur dan perkembangan otak (Wood, 1994: 39).

Perbedaan anatomis otak perempuan dan laki-laki terdapat di lobus parietal bawah, hipotalamus, corpus callosum, dan lokasi bicara. Pada laki-laki umumnya belahan otak kirinya lebih berkembang. Hal tersebut berpengaruh pada kemampuan berpikir logis, abstrak dan analisis. Sedangkan pada perempuan, belahan otak kanannya yang lebih berkembang sehingga menyebabkan perempuan cenderung lebih berbakat untuk aktivitas artistik


(11)

4

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

dan imaginatif, holistik, berpikir intuitif dan beberapa kemampuan visual dan spasial (Wood, 1994: 39).

Menurut Valanides (1999: 98) mengenai hasil tes kemampuan berpikir logis (Test of Logical Tinking yang disingkat dengan TOLT) menunjukkan bahwa siswa laki-laki lebih baik secara signifikan dibanding dengan siswa perempuan. Data National Assessment of Educational Progress (NAEP) tahun 1976-1990 (Haryanto, 1999) mengungkapkan bahwa prestasi belajar anak laki-laki lebih baik dibandingkan lawan jenisnya. Hal ini belum terlihat pada siswa berumur 9 tahun, namun sangat kentara pada siswa berumur 17 tahun.

Latar belakang pendidikan keluarga, ekonomi, sosial, pendidikan dalam keluarga dan pengaruh lingkungan yang lain menjadi faktor yang dapat mempengaruhi tingkat perkembangan berpikir siswa. Masalah gender tidak dipungkiri pada kenyataannya bahwa secara umum terdapat perbedaan sosial biologis antara perempuan dan laki-laki, dan perbedaan tersebut mempengaruhi pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pertanyaan Siswa Pada Materi Sistem Reproduksi Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual dan Gender.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah profil pertanyaan siswa berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dan gender pada konsep sistem reproduksi?”

Untuk lebih memperjelas rumusan masalah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah profil tingkat perkembangan intelektual berdasarkan hasil

Test of Logical Thinking (TOLT) yang dimiliki siswa kelas IX SMPN 2


(12)

5

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

2. Bagaimanakah perbedaan pertanyaan yang diajukan siswa dilihat dari hasil pengelompokan berdasarkan The Question Category System for Science (QCSS) dan Taksonomi Bloom pada setiap tingkat perkembangan intelektual?

3. Bagaimanakah perbedaan pertanyaan yang diajukan siswa laki-laki dan perempuan dilihat dari hasil pengelompokan berdasarkan The Question

Category System for Science (QCSS) dan Taksonomi Bloom pada konsep

sistem reproduksi?

4. Bagaimanakah isi pertanyaan siswa dikaitkan dengan konsep sistem reproduksi?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada masalah :

1. Proses kognitif yang diukur adalah tingkat perkembangan intelektual menurut Piaget (operasional konkrit, transisi, dan operasional formal) menggunakan Test of Logical Thinking (TOLT).

2. Pertanyaan yang diajukan siswa dikelompokan berdasarkan kategori The

Question Categories System for Science (QCSS) Tingkat I dan II, serta

Taksonomi Bloom yang telah direvisi.

3. Pertanyaan kemudian dikelompokan menjadi pertanyaan kognitif tingkat rendah (Low Order Question) dan pertanyaan kognitif tingkat tinggi (High

Order Question).

4. Konsep yang ditanyakan siswa terkait sistem reproduksi manusia merupakan konsep yang tertera dalam standar isi, SK, KD, dan buku ajar.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka tujuan penelitian umum penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pertanyaan siswa berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dan gender. Sedangkan


(13)

6

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

tujuan khusus penelitian ini diantaranya adalah untuk mendapatkan informasi tentang:

1. Profil tingkat perkembangan intelektual siswa kelas IX SMPN 2 Bandung. 2. Profil pertanyaan yang diajukan siswa berdasarkan perbedaan tingkat

perkembangan intelektual.

3. Profil pertanyaan yang diajukan siswa berdasarkan perbedaan gender. 4. Isi pertanyaan siswa dikaitkan dengan konsep sistem reproduksi manusia.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak-pihak yang terkait.

1. Bagi guru dapat mengembangkan metode pengajaran sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual, keingintahuan dan ketertarikan siswa. 2. Bagi siswa, mempelajari sesuatu yang betul-betul ingin diketahuinya,

membuat iklim belajar akan lebih menyenangkan. Selain itu siswa dapat mengetahui kemampuan diri sehingga percepatan dapat lebih maksimal dilakukan.

3. Bagi peneliti lain, dapat digunakan referensi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.


(14)

37

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala, penelitian secara langsung dan mengadakan penelitian di lapangan. (Arikunto, 2006). Penelitian ini dilakukan dengan cara menjaring pertanyaan siswa dalam pembelajaran sistem reproduksi manusia, pengujian terhadap tingkat perkembangan intelektual, dan analisis pertanyaan berdasarkan The Question

Category System for Science (QCSS) Tingkat I dan II, serta Taksonomi

Bloom yang telah direvisi dikelompokan berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dan gender.

B. Definisi Operasional

Dalam rangka menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah berikut di bawah ini:

1. Kemampuan bertanya

Kemampuan bertanya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan bertanya yang tergambar pada pertanyaan yang diajukan siswa. Pertanyaan dianalisis menurut tingkatan berdasarkan The Question

Category System for Science (QCSS) Tingkat I dan II serta Taksonomi

Bloom yang telah direvisi. Pertanyaan kemudian dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu pertanyaan kognitif tingkat rendah (Low Order

Question) dan pertanyaan kognitif tingkat tinggi (High Order Question).

Pertanyaan kognitif tingkat rendah mencakup pertanyaan C1 sampai C3, sedangkan pertanyaan kognitif tingkat tinggi mencakup pertanyaan C4 sampai C6.

2. Tingkat Perkembangan Intelektual

Tingkat perkembangan intelektual yang dimaksud adalah tingkat perkembangan intelektual menurut Piaget. Piaget mengungkapkan terdapat


(15)

38

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

beberapa tingkat perkembangan intelektual, yaitu sensori motori, pra operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Di antara setiap fase terdapat masa peralihan atau dikenal dengan masa transisi. Tingkat perkembangan intelektual menurut Piaget dapat diukur menggunakan Test

of Logical Thinking. Selain dapat mengukur perkembangan kemampuan

intelektual, TOLT dapat digunakan pula untuk menggambarkan kemampuan penalaran sains siswa, namun dalam penelitian ini yang digunakan hanya tingkat perkembangan intelektual saja.

3. Gender

Gender merupakan suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Secara alamiah telah diketahui laki-laki dan perempuan memiliki struktur otak yang berbeda (Wood, 1994: 39). Pertanyaan yang diajukan siswa laki-laki dan perempuan dianalisis berdasarkan perkembangan kemampuan intelektualnya.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri kelas IX di SMP Negeri 2 Bandung tahun ajaran 2011/ 2012.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-D SMP Negeri 2 Bandung tahun ajaran 2011/2012. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, dengan pertimbangan penentuan kelas sampel didasarkan pada nilai rata-rata kelas yang tertinggi di banding kelas lainnya untuk mata pelajaran Biologi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan penalaran sains (Test of Logical Thinking). Ada 10 soal TOLT yang diadaptasi dari Valanides (1996). TOLT berisi seperangkat pertanyaan yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya yang meliputi penalaran proporsional (soal 1 dan 2), pengontrolan variabel (soal 3 dan 4), probabilitas (soal 5 dan 6), korelasional


(16)

39

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

(soal 7 dan 8) dan kombinatorial (soal 9 dan 10). Selanjutnya hasil TOLT akan dianalisis dengan menghitung persentase setiap kategori tingkat perkembangan intelektualnya berdasarkan perolehan jumlah soal yang dijawab benar.

E. Prosedur Penelitian

Tahapan dalam penelitan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap pertama merupakan tahap persiapan, tahap kedua merupakan tahap pelaksanaan, dan tahap ketiga analisis data.

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi awal di Sekolah Menengah Pertama tempat penelitian untuk memperoleh informasi tentang waktu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar bab sistem reproduksi.

b. Menyampaikan rencana pengumpulan pertanyaan siswa di akhir pembelajaran bab sistem reproduksi dan pengukuran kemampuan penalaran siswa kepada guru mata pelajaran Biologi di sekolah tersebut. c. Menguji coba instumen penelitian di kelas yang berbeda.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan pertanyaan yang diajukan siswa serta pengukuran tingkat perkembangan intelektual siswa. Langkah-langkah pada tahapan ini adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar dilaksanakan oleh guru yang mata pelajaran Biologi di sekolah tersebut. Peneliti memperhatikan proses pembelajaran untuk mendapatkan gambaran tentang konsep-konsep yang diajarkan oleh guru kepada siswa.

b. Melaksanakan TOLT

Tes dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat tingkat perkembangan intelektual siswa.

c. Pengumpulan Pertanyaan Siswa

Siswa diberikan satu lembar kertas untuk menuliskan pertanyaan yang ingin mereka ajukan di akhir pembelajaran tentang sistem reproduksi.


(17)

40

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Waktu untuk menuliskan pertanyaan dibatasi 10 menit, namun jumlah pertanyaan yang ingin mereka ajukan tidak dibatasi.

3. Tahap analisis data

a. Pengolahan data pertama dilakukan dengan mengklasifikasikan setiap pertanyaan menggunakan QCSS dan Taksonomi Bloom, kemudian dikelompokkan menjadi pertanyaan kognitif tingkat rendah dan tingkat tinggi.

b. Pengolahan data kedua dilakukan secara kuantitatif, yaitu mengubah data kualitatif menjadi bentuk grafik dan diagram pie untuk melihat tingkat pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

c. Isi pertanyaan siswa dibahas berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dan gendernya.

d. Interpretasi hasil pengolahan data. Semua data dianalisis dan

dihubungkan dengan literatur yang ada. F. Analisis Data

1. TOLT digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan intelektual dan kemampuan penalaran sains siswa. Dari TOLT akan didapatkan data skor perolehan jumlah benar dari setiap soal yang dijawab siswa. Siswa yang menjawab benar 0-1 soal tergolong dalam kelompok tingkat perkembangan intelektual operasional konkrit. Siswa yang menjawab benar 2-3 soal tergolong dalam kelompok tingkat perkembangan intelektual transisi atau peralihan, sedangkan siswa yang mampu menjawab benar 4-10 soal tergolong telah memasuki tingkat perkembangan intelektual operasional formal. Data kemudian dihitung persentase untuk setiap kategori, dibuat tabelnya, kemudian diubah bentuknya ke dalam bentuk diagram.

2. Pertanyaan yang diajukan siswa diurutkan berdasarkan tingkat perkembangan

intelektual dan gendernya. Kemudian setiap pertanyaan dianalisis berdasarkan QCSS dan Taksonomi Bloom.

Bentuk penyajian data dapat dilihat seperti pada Tabel 4.4 untuk tingkat perkembangan intelektual dan Tabel 4.5 untuk gender.

G. Alur Penelitian


(18)

41

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Penentuan Sekolah Penelitian

Penentuan Kelas Penelitian Observasi Kelas Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Identifikasi Jenis Pertanyaan berdasarkan

QCSS dan Taksonomi

Bloom Pengumpulan pertanyaan dari

siswa saat pembelajaran Uji Tingkat

Perkembangan Intelektual menggunakan

TOLT

Perizinan

Data berupa informasi tingkat

perkembangan intelektual siswa

Data berupa pertanyaan siswa

Pengolahan data dan pembahasan


(19)

71

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, pertanyaan penelitian yang dikemukakan pada bab I dapat dijawab.

Tingkat perkembangan intelektual siswa SMP 2 Bandung yang menjadi kelas penelitian didominasi oleh tingkat perkembangan intelektual operasional formal. Urutan kedua merupakan kelompok transisi, dan urutan ketiga merupakan kelompok operasional konkrit.

Pertanyaan yang diajukan siswa berdasarkan Taksonomi Bloom pada setiap tingkat perkembangan intelektual didominasi oleh pertanyaan pemahaman (C2) yang tergolong pertanyaan kognitif tingkat rendah, serta dimensi pengetahuan konseptual, sedangkan berdasarkan QCSS pertanyaan yang diajukan siswa kebanyakan merupakan pertanyaan tertutup dan pertanyaan konvergen yang hanya menghendaki jawaban singkat dan pasti.

Siswa laki-laki lebih unggul dalam beberapa kategori, diantaranya lebih banyak memunculkan pertanyaan analisis (C4) dan pertanyaan terbuka atau divergen. Siswa perempuan lebih banyak menanyakan pertanyaan tertutup, ingatan kognitif, dan C1. Selebihnya siswa laki-laki dan perempuan sama, misalnya dominansi pertanyaan merupakan pertanyaan memahami (C2) dan dimensi pengetahuan konseptual.

Dilihat dari isi pertanyaan, secara keseluruhan tiga konsep besar sistem reproduksi manusia dimunculkan siswa, yaitu tentang sistem reproduksi pria, sistem reproduksi wanita, dan kelainan atau penyakit pada sistem reproduksi

manusia. Pertanyaan yang paling banyak diajukan siswa tentang sistem

reproduksi pria adalah tentang sperma, testis, dan penis. Pertanyaan yang paling banyak diajkan siswa tentang sistem reproduksi wanita adalah tentang vagina, kelenjar payudara, rahim, menstruasi, kehamilan, perkembangan embrio, dan persalinan. Pertanyaan tentang kelainan klinik seputar penyebab suatu penyakit dan cara penyembuhannya. Pertanyaan-pertanyaan siswa sebagian besar merupakan Pertanyaan-pertanyaan aplikatif atau


(20)

72

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

pertanyaan tentang fenomena yang sering mereka temukan sehari-hari, sedangkan pertanyaan tentang struktur sama sekali tidak diajukan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan :

1. Guru hendaknya dapat merancang dan menerapkan strategi pembelajaran

yang dapat mendukung proses perkembangan berpikir siswa sekaligus mengakomadasi berbagai pola dan tahapan berpikirnya.

2. Guru dapat membuat variasi dalam proses pembelajaran yang dapat

melatih siswa berpikir dan bertanya ke arah jenjang kognitif tingkat tinggi.

3. Peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengembangan

penelitian tahap lanjut, misal dengan membandingkan kemampuan bertanya siswa dari berbagai metode pembelajaran dengan jumlah sampel yang lebih banyak.


(21)

73

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W & Krathwohl, D.R (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assessing. New York: Addison Wesley Logman, Inc.

Arifin, Mulyati, et.al. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Pratik (Edisi revisi VI). Jakarta: Rhineka cipta.

Baron, R.A & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Blosser, P. E. (2000). How to Ask The Right Questions. The National Science Teachers Association. 3-5.

Brown, G.A. (1975). Microteaching. London: Methuen.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dillon, J. T. 1988. The remedial status of student questioning. Journal of

Curriculum Studies. 20(3), 197-210.

Ennis, R.H. (1985). Goal for a Critical Thinking Curruculum in A.L Costa (ed) Develoving Minds A Resource Book for Teacher Thinking Alexandria: ASCD, 55-56.

Harlen, W. (1992). The Teaching of Science, London: David Futton Publishers. Haryanto, Z. (1999). Analisis Pola Pikir, Kemampuan Membaca Ilmiah, dan

Prestasi Belajar Fisika ditinjau dari Aspek Jenis Kelamin. Tesis

Magister PSS UPI: Tidak diterbitkan.

Kurnadi, A. K. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Jensen, E. (2008). Brain Based Learning Pembelajaran Berbasis Kemampuan

Otak Cara Baru Dalam Pengajaran dan pelatihan. Yogyakarta : Pustaka


(22)

74

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Mujidin, A. (2007). Kajian Kemampuan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran

Berbasis Problem Solving pada Materi Pencemaran Air di Kelas X-6 SMAN 23 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI BANDUNG: tidak

diterbitkan.

Nasution, S. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pease, A. & Pease, B. (2008). Why Men Don’t Listen and Women Can't Read Maps: Mengungkap Perbedaan Pikiran Pria dan Wanita Agar Sukses Membina Hubungan. Jakarta: Cahaya Insan Suci.

Piaget, J & Inheler, B. (1958). The Growth Of Logical Thinking From Childhood

To Adolescence. New York : Basic Book, Inc.Publishers.

Rahayu, E. 2001. Keterampilan siswa SMU dalam mengajukan pertanyaan

tertulis pada konsep alat indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi

FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Rustaman, Nuryani. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Subiyanto. (1988). Pendidikan IPA. Jakarta: Depdikbud

Syamsuri, Istamar. et.al. (2004). IPA Biologi untuk SMP Kelas IX. Malang : Erlangga.

Valanides, N.C. (1996). “Formal Reasoning and Science Teaching”. School Science and Mathematics.(96). (2). 99-107.

Valanides, N (1999). “Formal Reasoning Performance of Higher Secondary School Student: Theoretical and Educational Implication”. Europan Journal of Psychology of Education. (14), 109-127.

Widodo, A. (2006). Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4 (2), 139-148.

Wood, J.T. (1994). Gendered Lives: Communication, Gender, and Culture. Belmont:Wadsworth Publishing Company.


(1)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Waktu untuk menuliskan pertanyaan dibatasi 10 menit, namun jumlah pertanyaan yang ingin mereka ajukan tidak dibatasi.

3. Tahap analisis data

a. Pengolahan data pertama dilakukan dengan mengklasifikasikan setiap pertanyaan menggunakan QCSS dan Taksonomi Bloom, kemudian dikelompokkan menjadi pertanyaan kognitif tingkat rendah dan tingkat tinggi.

b. Pengolahan data kedua dilakukan secara kuantitatif, yaitu mengubah data kualitatif menjadi bentuk grafik dan diagram pie untuk melihat tingkat pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

c. Isi pertanyaan siswa dibahas berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dan gendernya.

d. Interpretasi hasil pengolahan data. Semua data dianalisis dan

dihubungkan dengan literatur yang ada. F. Analisis Data

1. TOLT digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan intelektual dan kemampuan penalaran sains siswa. Dari TOLT akan didapatkan data skor perolehan jumlah benar dari setiap soal yang dijawab siswa. Siswa yang menjawab benar 0-1 soal tergolong dalam kelompok tingkat perkembangan intelektual operasional konkrit. Siswa yang menjawab benar 2-3 soal tergolong dalam kelompok tingkat perkembangan intelektual transisi atau peralihan, sedangkan siswa yang mampu menjawab benar 4-10 soal tergolong telah memasuki tingkat perkembangan intelektual operasional formal. Data kemudian dihitung persentase untuk setiap kategori, dibuat tabelnya, kemudian diubah bentuknya ke dalam bentuk diagram.

2. Pertanyaan yang diajukan siswa diurutkan berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dan gendernya. Kemudian setiap pertanyaan dianalisis berdasarkan QCSS dan Taksonomi Bloom.

Bentuk penyajian data dapat dilihat seperti pada Tabel 4.4 untuk tingkat perkembangan intelektual dan Tabel 4.5 untuk gender.

G. Alur Penelitian


(2)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Penentuan Sekolah Penelitian

Penentuan Kelas Penelitian

Observasi Kelas Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Identifikasi Jenis Pertanyaan berdasarkan

QCSS dan Taksonomi

Bloom Pengumpulan pertanyaan dari

siswa saat pembelajaran Uji Tingkat

Perkembangan Intelektual menggunakan

TOLT

Perizinan

Data berupa informasi tingkat

perkembangan intelektual siswa

Data berupa pertanyaan siswa

Pengolahan data dan pembahasan


(3)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, pertanyaan penelitian yang dikemukakan pada bab I dapat dijawab.

Tingkat perkembangan intelektual siswa SMP 2 Bandung yang menjadi kelas penelitian didominasi oleh tingkat perkembangan intelektual operasional formal. Urutan kedua merupakan kelompok transisi, dan urutan ketiga merupakan kelompok operasional konkrit.

Pertanyaan yang diajukan siswa berdasarkan Taksonomi Bloom pada setiap tingkat perkembangan intelektual didominasi oleh pertanyaan pemahaman (C2) yang tergolong pertanyaan kognitif tingkat rendah, serta dimensi pengetahuan konseptual, sedangkan berdasarkan QCSS pertanyaan yang diajukan siswa kebanyakan merupakan pertanyaan tertutup dan pertanyaan konvergen yang hanya menghendaki jawaban singkat dan pasti.

Siswa laki-laki lebih unggul dalam beberapa kategori, diantaranya lebih banyak memunculkan pertanyaan analisis (C4) dan pertanyaan terbuka atau divergen. Siswa perempuan lebih banyak menanyakan pertanyaan tertutup, ingatan kognitif, dan C1. Selebihnya siswa laki-laki dan perempuan sama, misalnya dominansi pertanyaan merupakan pertanyaan memahami (C2) dan dimensi pengetahuan konseptual.

Dilihat dari isi pertanyaan, secara keseluruhan tiga konsep besar sistem reproduksi manusia dimunculkan siswa, yaitu tentang sistem reproduksi pria, sistem reproduksi wanita, dan kelainan atau penyakit pada sistem reproduksi manusia. Pertanyaan yang paling banyak diajukan siswa tentang sistem reproduksi pria adalah tentang sperma, testis, dan penis. Pertanyaan yang paling banyak diajkan siswa tentang sistem reproduksi wanita adalah tentang vagina, kelenjar payudara, rahim, menstruasi, kehamilan, perkembangan embrio, dan persalinan. Pertanyaan tentang kelainan klinik seputar penyebab suatu penyakit dan cara penyembuhannya. Pertanyaan-pertanyaan siswa sebagian besar merupakan Pertanyaan-pertanyaan aplikatif atau


(4)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

pertanyaan tentang fenomena yang sering mereka temukan sehari-hari, sedangkan pertanyaan tentang struktur sama sekali tidak diajukan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan :

1. Guru hendaknya dapat merancang dan menerapkan strategi pembelajaran yang dapat mendukung proses perkembangan berpikir siswa sekaligus mengakomadasi berbagai pola dan tahapan berpikirnya.

2. Guru dapat membuat variasi dalam proses pembelajaran yang dapat melatih siswa berpikir dan bertanya ke arah jenjang kognitif tingkat tinggi. 3. Peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengembangan

penelitian tahap lanjut, misal dengan membandingkan kemampuan bertanya siswa dari berbagai metode pembelajaran dengan jumlah sampel yang lebih banyak.


(5)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W & Krathwohl, D.R (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. New York: Addison Wesley Logman, Inc.

Arifin, Mulyati, et.al. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Pratik (Edisi revisi VI). Jakarta: Rhineka cipta.

Baron, R.A & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Blosser, P. E. (2000). How to Ask The Right Questions. The National Science Teachers Association. 3-5.

Brown, G.A. (1975). Microteaching. London: Methuen.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dillon, J. T. 1988. The remedial status of student questioning. Journal of Curriculum Studies. 20(3), 197-210.

Ennis, R.H. (1985). Goal for a Critical Thinking Curruculum in A.L Costa (ed) Develoving Minds A Resource Book for Teacher Thinking Alexandria: ASCD, 55-56.

Harlen, W. (1992). The Teaching of Science, London: David Futton Publishers. Haryanto, Z. (1999). Analisis Pola Pikir, Kemampuan Membaca Ilmiah, dan

Prestasi Belajar Fisika ditinjau dari Aspek Jenis Kelamin. Tesis Magister PSS UPI: Tidak diterbitkan.

Kurnadi, A. K. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Jensen, E. (2008). Brain Based Learning Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak Cara Baru Dalam Pengajaran dan pelatihan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


(6)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Mujidin, A. (2007). Kajian Kemampuan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Problem Solving pada Materi Pencemaran Air di Kelas X-6 SMAN 23 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI BANDUNG: tidak diterbitkan.

Nasution, S. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pease, A. & Pease, B. (2008). Why Men Don’t Listen and Women Can't Read Maps: Mengungkap Perbedaan Pikiran Pria dan Wanita Agar Sukses Membina Hubungan. Jakarta: Cahaya Insan Suci.

Piaget, J & Inheler, B. (1958). The Growth Of Logical Thinking From Childhood To Adolescence. New York : Basic Book, Inc.Publishers.

Rahayu, E. 2001. Keterampilan siswa SMU dalam mengajukan pertanyaan tertulis pada konsep alat indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Rustaman, Nuryani. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Subiyanto. (1988). Pendidikan IPA. Jakarta: Depdikbud

Syamsuri, Istamar. et.al. (2004). IPA Biologi untuk SMP Kelas IX. Malang : Erlangga.

Valanides, N.C. (1996). “Formal Reasoning and Science Teaching”. School Science and Mathematics.(96). (2). 99-107.

Valanides, N (1999). “Formal Reasoning Performance of Higher Secondary School Student: Theoretical and Educational Implication”. Europan Journal of Psychology of Education. (14), 109-127.

Widodo, A. (2006). Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4 (2), 139-148.

Wood, J.T. (1994). Gendered Lives: Communication, Gender, and Culture. Belmont:Wadsworth Publishing Company.