Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik J
akan menunjukkan hal-hal yang baru dalam karya sastra, hal-hal apa saja yang belum digarap oleh sastrawan. Dengan demikian,
sastrawan dapat belajar dari kritik sastra untuk lebih meningkatkan kecakapannya dan memerluas cakrawala kreativitas, corak, dan
kualitas karya sastranya. Jika sastrawan-sastrawan mampu menghasilkan karya-karya yang baru, kreatif, dan berbobot, maka
perkembangan sastra negara tersebut juga akan meningkat pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan kata lain, kritik yang
dilakukan kritikus akan meningkatkan kualitas dan kreativitas sastrawan, dan pada akhirnya akan meningkatkan perkembangan
sastra itu sendiri. 2 Kritik sastra berfungsi untuk penerangan bagi penikmat sastra.
Dalam melakukan kritik, kritikus akan memberikan ulasan, komentar, menafsirkan kerumitan-kerumitan, kegelapan-kegelapan makna
dalam karya sastra yang dikritik. Dengan demikian, pembaca awam akan mudah memahami karya sastra yang dikritik oleh kritikus.
Sementara itu, ketika masyarakat sudah terbiasa dengan apresiasi sastra, maka daya apresiasi masyarakat terhadap karya sastra akan
semakin baik. Masyarakat dapat memilih karya sastra yang bermutu tinggi, misalnya karya sastra yang berisi nilai-nilai kehidupan,
memerhalus moral, memertajam pikiran, kemanusiaan, dan kebenaran.
3 Kritik sastra berfungsi bagi ilmu sastra itu sendiri. Analisis yang dilakukan kritikus dalam mengeritik harus didasarkan
pada referensi-referensi dan teori-teori yang akurat. Tidak jarang pula, perkembangan teori sastra lebih lambat dibandingkan dengan
kemajuan proses kreatif pengarang. Untuk itu, dalam melakukan kritik, kritikus seringkali harus meramu teori-teori baru. Teori-teori
sastra baru yang seperti inilah yang justru akan mengembangkan ilmu sastra itu sendiri. Seorang pengarang akan dapat belajar melalui
kritik sastra dalam memerluas pandangannya, sehingga akan berdampak pada meningkatnya kualitas karya sastra.