40
3. SKEMA AKAD ARRUM- BPKB Akad Rahn dan Ijarah
41
5. Pemberian pembiayaan 3. Dilakukan Akad
4. Penyerahan Marhun Usaha
dan tempat tinggal Rahin
1.Pengajuan pembiayaan 1.Pengajuan pembiayaan
2.Survei kelayakan usaha, identitas dan marhun
Marhun atau
kendaraan
6. Pembayaran Angsuran
4. ARRUM - Teknis Transaksi
42
a.
PERSYARATAN PEMBIAYAAN ARRUM BPKB
a. Identitas calon Rahin yang jelas : b. Bukan jenis usaha yang dilarang menurut syariah
maupun pemerintah diantaranya c. Telah lulus analisa kelayakan oleh analis kredit.
41
43
b. OBJEK JAMINAN
1. ARRUM BPKB Kendaraan Bermotor BPKB
Jenis Kendaaan yang dapat dijadikan jaminan : •
Mobil produksi Jepang : 15 tahun Terakhir ; Kondisi 75 Antara Lain: Toyota, Honda, Suzuki, Daihatsu,dll.
• Mobil produksi Eropa :10 tahun terakhir ; Kondisi 75 Antara Lain : BMW,
Mercy, Jaguar, dll •
Mobil produksi Korea : 10 Tahun Terakhir ; Kondisi 75 Antara Lain : KIA, Hyundai, Daewoo,dll.
• Untuk Sepeda Motor hanya produksi Jepang ; 5 tahun terakhir ; Kondisi 75.
2. ARRUM EMAS - Jaminan Emas Lantakan LM dan emas perhiasan
Produk berbasis syariah
PRODUK MULIA
Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi
44
42
1. DEFINISI MULIA - AKAD
46
MULIA Murabahah Emas Logam Mulia untuk Investasi Abadi Adalah penjualan emas oleh Pegadaian kepada masyarakat dengan cara
tunai ataupun pola angsuran dalam jangka waktu tertentu
Pola Pembayaran: -
Cash : pembelian LM secara cash and carry -
Angsuran : pembelian dengan uang muka dan sisanya diangsur. Urbun uang muka minimal 20 dan sisanya diangsur setiap bulan sesuai
jangka waktu yang disepakati, sedangkan penyerahan barang dilakukan setelah pembayaran lunas seluruhnya.
43
2. CIRI KHAS MURABAHAH MULIA
47
Akad : Murabahah dan Rahn Harga perolehan diberitahukan kepada Nasabah
Harga pokok, biaya asuransi, biaya pengiriman,dll, begitu juga Margin dan harga
jual.
Jaminan Kualitas kadar 99,99 24K, bersertifikat international LBMA produksi PT Antam
Barang LM diserahkan kepada nasabah sesudah lunas.
3. HARGA JUAL MULIA
48
HJ = Harga Jual PT ANTAM + Marjin Penjualan Penetapan Harga Jual Angsuran HJK-LM
Marjin Penjualan ditetapkan bervariasi sesuai dengan jangka waktu Yang disepakati, secara umum equivalen 1 perbulan.
Pilihan Jangka waktu kredit : 3 bulan. 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan dan 36 bulan
Biaya – biaya lain yang harus dibayar nasabah : Biaya Administrasi
: Rp 50.000,- Biaya distribusi
: sesuai Jarak Biaya Asuransi
: 0,24 X Harga Jual
44
4. PROSES TRANSAKSI MULIA
49
Nasabah
Pemasok LM
Outlet Pelaksana
Mulia Angsuran
Galeri 24
1 2
3 Keterangan:
1. Nasabah Membayar Uang Muka
2. Cabang pelaksana mengirim order ke galari 24
3. Galeri 24 Membuat Purchase Order Ke Pamasok
4. Pemasok mengirim LM ke Galeri 24
5. Galeri 24 mengirim LM ke cabang pelaksana
6. Serah terima LM dgn Nasabah setelah pelunasan
4 5
6
AMANAH
Pembiayaan Pembelian Kendaraan Bermotor 3.4
50
45
1. DEFINISI AMANAH
52
AMANAH Pemberian pinjaman guna kepemilikan kendaraan bermotor kepada para
pegawai tetap pada instansi atau perusahaan tertentu atas dasar besar penghasilan gaji dengan pola perikatan rahn tasjily dan fidusia yang
diberikan dalam jangka waktu tertentu dengan pengembalian secara angsuran
- Pembiayaan motor mobil
- Khusus pegawai tetap masa kerja min 2 tahun - Limit : 5.000.000 s.d. 150.000.000
patokan 13 gaji atau 80dari nilai kendaraan - Jangka waktu 12,18,24, 36,48,60 bulan
46
2. KENDARAAN YANG DIBIAYAI AMANAH
53
Roda dua Kendaraan Baru : HONDA,YAMAHA,SUZUKI,KAWASAKI
Roda empat Khusus mobil pribadi kondisi min 80
KHUSUS PEMBELIAN BARU : boleh semua merk KHUSUS PEMBELIAN BEKAS :
Produsen Tahun
Merk Jepang
15 th Toyota, Honda, Suzuki, Daihatsu,
Mitsubishi, Mazda, Nissan Korea
12 th KIA, Hyundai, Timor, Daewoo
Eropa 10 th
BMW, Mercedez Benz, Opel, Audi, Jaguar, Peugeot, Volvo, VW
3. AKAD DAN OBYEK YANG DISIMPAN OLEH PEGADAIAN
54
Akad Rahn Tasjily dan Ijarah Obyek yang dibiayai Kendaraan bermotor yang
dibeli, namun yang disimpan di Pegadaian BPKB Kendaraan tersebut.
47
T E R I M A K A S I H
PT Pegadaian Persero Kantor Pusat, Jalan Kramat Raya 162, Jakarta 10430
Tel.: 62-21 315 5550 Hunting, Fax : 62-21 391 4221
TANYA JAWAB: 1, Andi Muhammad Yusuf Bakri, S.HI, Hakim PA Takalar
Pertanyaan Mengapa rahn dimasukkan dalam kelompok akad tabarru’ bukan tijarah, sedangkan dalam
implementasi kegiatan gadai, substansi perolehan keuntungan ujrah terletak pada akad ijarah, yaitu sewa tempat penyimpanan marhun?.
Jawaban Akad rahn memang tepatnya masuk pada pengelompokan akad tijarah. Namun, perlu
diingat bahwa dalam implementasi gadai atau rahn, akad rahn tidak pernah berdiri sendiri. Akadnya selalu bersifat murakkab. Akad rahn selalu dikombinasikan dengan akad-akad lain.
Misalnya dalam gadai suatu barang bergerak seperti emas. Akad pokoknya adalah qard, yaitu pinjaman tak berbunga berdasar tabarru. Adapun akad tabi’iyahnya adalah akad rahn
dan selanjutnya dengan akad ijarah. Demikian halnya jika multi akad tersebut dibentuk dari formasi akad bai’ dan rahn. Intinya bahwa rahnnya itu sendiri adalah akad tabarru’.
2. DR. HJ. HARIJAH DAMIS, SH, MH, Wakil Ketua PA Makassar
Pertanyaan a. Bolehkah rahin menggadaikan marhun yang belum menjadi milik sempurnanya. Misalnya
dalam gadai emas, semula adalah transaksi jual beli emas dengnan akad murabahan, sementara emasnya belum diserahkan kepada pembeli, langsung dilanjutkan dengan
rahn?
48
Jawaban Pada dasarnya marhun harus milik rahin, atau milik pihak ketiga atas izinnya. Namun, dari
konteks yang dicontohkan penanya, yaitu suatu akad yang bermula dari jual beli emas secara angsur, yang langsung dilanjutkan dengan rahn, maka perlu dicatat bahwa marhun berupa
emas tersebut tidak boleh dianggap belum menjadi kepemilikan sempurna sii pembeli. Konteksnya harus dipisah. Jual beli tersebut dengan sendirinya menimbulkan peralihan hak
atas objek, adapun harga yang belum lunas itu adalah persoalan lain dan terpisah, yaitu mengenai kewajiban membayar pinjaman yang belum selesai. Jadi emasnya sudah harus
dianggap sempurna sebagai milik pembeli dan sudah bisa dipindahtangankan, baik dengan jalan jual beli, gadai, dll.
b. Mengapa dalam konteks jual beli + gadai logam mulia yang kami contohkan di muka tidak menggunakan akad jual beli salam? Jika si pembeli belum punya modal cukup untuk
membeli, sehingga harus menggadaikan kembali objek pembeliannya, maka apakah bukan jual beli salam yang lebih tepat?
Jawaban Jual beli salam tidak tepat karena objek bai’nya sudah ada, meskipun masih di kantor pusat,
belum di kantor pegadaian tempat dilaksanakannya jual beli. Perlu diingat bahwa pegadaian adalah corporate, maka keberadaan objek bai’ di kantor pusat dianggap sama dengan
keberadaannya di kantor tempat implementasi riil bai’. Untuk jual beli salam, objek bai’nya belum ada.
c. Dalam salah satu klausul akad ditemukan bahwa dalam hal terjadi wanprestasi, maka akan dilakukan penjadwalan ulang utang.Akibatnya, akan terjadi pertambahan utang
bagi Rahin. Bagaimana menjelaskan bahwa praktek demikian itu masih syar’idan tidak mengandung unsur riba?
Jawaban Biaya tambahan akibat adanya penjadwalan ulang utang karena kelalaian nasabah
membayar angsuran adalah ta’zir, yang bertujuan edukatif untuk mendisiplinkan nasabah.Biaya ta’zir tersebut tidak dijadikan sebagai sumber keuntungan perusahaan
pegadaian, melainkan dijadikan biaya untuk kegiatan sosial, yang memang sudah diatur dalam salah satu klausul pada akad. Jadi, sama sekali bukan riba dan insya Allah tetap syar’i.
Demikian halnya dengan lelang, jika ada selisih harga lelang dengan kewajiban rahin, lalu dalam 1 tahun selisih tersebut tidak diambil rahin, maka klausul dalam akadnya
menyebutkan
pewakilan wakalah
kepada pihak
pegadaian syariah
untuk menyalurkankannya dalam kegiatan sosial.
3. DR. SULTAN, S.Ag., SH, MH, Hakim PA Sungguminasa Pertanyaan
Bagaimana cara pegadaian menentukan besaran ujrah bagi setiap nasabah untuk menghindari terjadinya riba berupa penarikan keuntungan dari modal yang dipinjamkan?
Jawaban Besarnya ujrah ditentukan bukan melalui akad pinjaman uang kepada nasabah sebab
akadnya adalah qard.Penarikan ujrah dilakukan dalam akad ijarah, yaitu sewa tempat penyimpanan marhun. Karena itu, untuk menentukan berapa besarnya ujrah, pihak
49
pegadaian tidak berpatokan pada jumlah pinjaman atau marhun bih, melainkan pada marhun-nya. Setidaknya ada 4 cara menghitung ujrah:
a Berdasarkan volume barang
b Berdasarkan berat barang
c Berdasarkan karat-ase-nya, kalau marhun berupa emas.
d Berdasarkan nilai taksir dengan penggabungan pendekatan-pendekatan di atas.
4. Drs.Muh. Iqbal, MH, Hakim PA Makassar
Pertanyaan Bisakah Bapak menjelaskan kembali produk-produk pegadaian beserta formasi akad
murakkabah pada masing-masing produk tersebut?
Jawaban Setidaknya ada 4 produk pegadaian syariah, yaitu:
a Gadai Syariah. Formasi murakkabahnya adalah qard, rahn, ijarah.
b Arrum Arrahn untuk usaha mikro. Formasinya adalah qard, rahn tasjily jaminan
fidusia. c
Mulia Murabahah untuk logam mulia. Formasinya, murabahah + rahn. d
Amanah untuk gadai benda tetap = belum berjalan, menunggu kebijakan pemerintah. 5. Cholidul Azhar, SH, M.Hum, Hakim Tinggi PTA Makassar
Pertanyaan: a
Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan, jauh sebelum adanya gadai syariah bahwa salah satu tujuan diadakannya pegadaian konvensional oleh pemerintah adalah
untuk menghindari riba. Barangkali itulah sebabnya dalam pegadaian konvensional keuntungan yang diambil dari nasabah bukan berupa bunga, tetapi menggunakan istilah
sewa modal. Dalam hal bagaimana pihak pegadaian mengartikan riba, bukankah sewa modal itu pada hakikatnya identik dengan riba?
Jawaban: Dalam PP No. 178 th. 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Pegadaian pasal 6 yang
telah dicabut, maupun dalam PP No. 103 Tahun 2000, tentang Perusahaan Umum Perum Pegadaian, pasal 7, disebutkan, bahwa maksud dan tujuan Perusahaan adalah :
a. turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah ke
bawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai, dan jasa di bidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perudang-udanganan yang
berlaku;
b. menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tidak wajar
lainnya. Pengertian riba yang dimaksud dalam pasal tersebut tentunya adalah menurut ketentuan
perdata umum, yakni bunga berbunga, dan itu tidak dilakukan di pegadaian. Dalam
50
pegadaian konvensional pegadaian mengambil keuntungan gadai berupa sewa modal yang dipinjamkan kepada nasabah,
b Bagaimana hubungannya bank syariah dengan gadai syariah, karena di bank syariah juga
ada produk gadai emas, instansi manakah sebenarnya menurut peraturan perundang- undangan yang berwenang menyelenggarakan gadai?
Jawaban: Menurut PP no. 178 tahun 1961, semula hanya Pegadaian yang diberii kewenangan
oleh Pemerintah untuk menyelengggarakan gadai konvensional, tetapi kemudian berdasarkan PP No, 103 th. 2000 dikembangkan dengan gadai syariah. Adapun produk bank
syariah ada yang berupa gadai emas, itu adalah berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 yang membolehkan bank syariah untuk melakukan pembiayaan dengan produk gadai rahn.
Dalam hal ini antara pegadaian dan bank syariah tidak ada hubungannya.
51
SLIDE SHOW
Bimtek Ekonomi Syariah Pengadilan Tinggi Agama Makassar
Makassar, 10 April 2-14
Anang Hery Anshory
MATERI III IMPLEMENTASI PRODUK BANK SYARIAH
Oleh: Anang Hery Anshory, S.E.
Branch Manager BNI Syariah Kantor Cabang Makassar Moderator: Cholidul Azhar, SH, M.Hum.
52
Agenda
53
1
+ ,
54
55
+ ,
- .
- ,
- ,
. -
, .
+
,
.
.
56
.
.
-
. .
57
,
58
1
59
1
2 3
4
1
5
60
4
1 46
7 +
.6 89.6
: +
46
; : 5=
2 3
7 +
7
4
1 7
3
5
1 7
? :
61
MEKANISME OPERASIONAL
PRINSIP PIRANTI KEUANGANNYA
62
+
+
, -
.
- ,,
1
. ,
2345
234 5
6
1
2
63
• Modal Inti
Core Capital
• Wadiah
Titipan Simpanan tanpa inbalannon
remunerated deposit
• Kuasi Ekuitas
Mudharabah Account
– Mudharabah
Investasi
– Mudharabah
Muqayyadah
Investasi Khusus
64
7
+ ,
+
65
1, ,
al Wadi’ah
Depository
,
al Wadi’ah Depository
66
Al-WADI’AH
-
.
-
PIHAK YANG BERAKAD •
OBYEK YANG DIAKADKAN ,
SIGOT
SYARAT WADIAH
67
SIFAT WADIAH
PIHAK YANG BERAKAD •
, 1
, ,
7 ,
4 ,
bersambung …
SIFAT WADIAH
PIHAK YANG BERAKAD • 2
, ,
1 3
, ,
,
68
Keterangan:
4 8
, 4
8 ,
4 ,
8
4
Al-WADI’AH
Titipan
69
2 3
2
- 44
41 1 3
.
- 7
9 4
1
al-Wadi’ah Yad al-Amanah
70
4
,
5
al-Wadi’ah Yad al-Amanah
BANK
, NASABAH
Skema
al-Wadi’ah Yad al-Amanah
Titip Barang
2 1
Biaya Penitipan
71
2 3
- 5
44 41
1 3 .
-
1
Al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah
72
4 6
4 :
9 :
6 6
5 6
. 4
. 6
7 4
2
Al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah
BANK
,
NASABAH
Skema al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah
Titip Dana
4 1
Pengguna Dana
Beri Bonus
3 2
Pemanfaatan Dana Bagi Hasil
73
RUKUN WADIAH
PIHAK YANG BERAKAD •
, ,
OBYEK YANG DIAKADKAN •
, ;
SIGOT •
-
PIHAK YANG BERAKAD •
OBYEK YANG DIAKADKAN •
, SIGOT
•
SYARAT WADIAH
74
SIFAT WADIAH
PIHAK YANG BERAKAD •
, 1
, ,
7 ,
4 ,
bersambung …
SIFAT WADIAH
PIHAK YANG BERAKAD • 2
, ,
1
3 ,
, ,
75
1, al Mudharabah
Depository
kegiatan
al Mudharabah
Depository
Pengertian
76
Landasan Hukum
Landasan Hukum Mudharabah
1. “Ada
tiga perkara
yang diberkati;
jual beli
yang ditangguhkan, memberi modal
dan mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga bukan untuk dijual”
Ibnu Majah dari Shuhaib RA
2. Fatwa MUI No. 01DSN-MUIIV2000 tentang Tabungan
3. Fatwa MUI No. 02DSN-MUIIV2000 tentang Giro
4. Fatwa MUI No. 03DSN-MUIIV2000 tentang Deposito
5. PBI746PBI2005 tanggal 14 November 2005
6. SE No. 1014DPbS tanggal 17 Maret 2008
al Mudharabah
Depository
Muthlaqah Unrestricted Invesment
Mudharib diberi kuasa penuh oleh
shahibul maal untuk
menjalankan usaha tanpa laranganbatasan yang berkaitan dengan usaha itu dan tidak terkait dengan
waktu, tempat, jenis perusahaan dan pelanggan tidak
memiliki ikatan tertentu
Mudharabah
Muqayyadah Restricted Invesment
Shahibul maal memberikan batasan mengenai syarat2
pengelolaan dana kepada mudharib
Mudharabah Dalam Penghimpunan Dana
77
BANK
Mudharib
NASABAH
Shahibul maal
Keuntungan
Bagi Hasil
Akad Mudharabah mutlaqoh
Tenaga Keahlian
Nisbah X
Nisbah Y
Penyaluran Dana
Modal 100
Skema Mudharabah
3
78
4 55 2
4 5
4
+, +,
+ -
+ . +
1 4
5 4
+0 1
1, Profit
Loss Sharing
al Bai’
Sale Purchase
Ijarah
Lease
+0
Soft Benevolent
Loan
Ujroh
Fee-based Service
, al Wadi’ah
Depository
79
MEKANISME OPERASIONAL BANK ISLAM
4 55 4
5 BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP:
Bagi Hasil
Syirkah Profit Loss
Sharing
Jual-Beli
al Bai’ Sale
Purchase
Sewa
Ijarah Lease
al-Qard Soft
Benevolent Loan
Jasa
Fee-based Service
1. Musyara-
kah
Joint Venture Profit Sharing
2. Mudhara-
bah
Trustee Profit Sharing
• Bai’ al Murabahah
Deferred Payment Sale
• Ba i’ as
Salam
In-front Payment Sale
• Bai’ al Istishna’
Purchase by Order or Manufacture
•Dan lain-lain • Sewa
al-Ijarah
Operating Lease
• Sewa-Beli Ijarah
wa Iqtina’
Financing Lease
• al-Qard al Hasan
Sebagai
aqd tathawwui
yaitu akad saling membantu
bukan transaksi komersial
• ar-Rahn
Mortgage
• al-Wakalah
Deputyship
• al-Kafalah
Guaranty
• al-Hawalah
Transfer Service
• Ju’alah
Exp.:
Bank Reference
• Sharf
Exp.
: Moneychanger
Titipan
al Wadi’ah Depository
1. Wadi’ah
yad al-Amanah
Trustee Depository
2. Wadi’ah
yad adh-
Dhamanah
Guarantee Depository
1, Profit
Loss Sharing
80
Profit Loss Sharing
7
:
8 9
:
: :
81
2 3
- 1
64 4 17
5 .
2 3
- 1
64 4 17
5 .
4
; =
82
4 2 3
68
86 66
Proyek Usaha
Keuntungan
Bagi Hasil
sesuai porsi kontribusi modal nisbah
2 4 ;
2
2 3
2
.
1 3
4 .
83
2 3
3
5 .
2 2
2 ,
3 ,
6 .
2 .
2
- 7
8 5 9
64 4 9
44 17 5
.
84
4 3
??3 ;
2 4
3 3
2
Trust Financing Trust Investment Trustee Profit Sharing
2
Trust Financing Trust Investment Trustee Profit Sharing
2
Kontrak Mudharabah
yang cakupannya sangat luas tidak dibatasi oleh ketentuan khusus
tidak memiliki ikatan tertentu.
Ada ungkapan ttg. hal ini: if ’al ma syi’ta
lakukanlah sesukamu dari shahibul maal
kepada mudharib
33
Restricted Mudharabah Specified Mudharabah
Adalah kebalikan dari Mudharabah Muthlaqah.
Mudharib dibatasi dengan ketentuan-
ketentuan khusus seperti: jenis usaha, waktu,
tempat usaha, dst. Adalah kontrak Mudharabah
yang tidak memiliki ikatan tertentu
85
4 2
Shahibul Maal Mudharib
9
Keuntungan
Bagi Hasil
sesuai porsi kontribusi modal nisbah
Modal
PERJANJIAN BAGI HASIL
Modal 100
Tenaga Keahlian
Nisbah
X
Nisbah
Y
Pengambilan Modal Pokok
2
Trust Financing Trust Investment Trustee Profit Sharing
RUKUN
1. Pihak yang berakad • pemilik modal shahibul maal
• pengelola dana mudharib 2. Obyek yang diakadkan
• Modal maal • Kerja
• Keuntungan 3. Akad sighot
• Serah ijab • Terima qabul
86
2
Trust Financing Trust Investment Trustee Profit Sharing
3
1. Pihak yang berakad