Strategi Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) (Studi Deskriptif Tentang Strategi Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi di Bumi Panda Bandung)

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Gelar Sarjana S1 Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh,

Yudha Adi Purnama NIM. 41810047

PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

x

LEMBAR PENGESAHAN... i

SURAT PERNYATAAN………. ii

LEMBAR PERSEMBAHAN………... iii

ABSTRAK……… iv

ABSTRACT………. v

KATA PENGANTAR………..………... vi

DAFTAR ISI………...….. x

DAFTAR TABEL……… xiii

DAFTAR GAMBAR……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN………. xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah………..………… 1

1.2Pertanyaan Penelitian……….. 7

1.2.1Pertanyaan Penelitian Makro……… 7

1.2.2Pertanyaan Penelitian Mikro……… 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian….……… 8

1.3.1 Maksud Penelitian... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian……… 8

1.4 Kegunaan Penelitian……… 9

1.4.1 Kegunaan Penelitian Teoritis……….. 9

1.4.2 Kegunaan Penelitian Praktis……… 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka... 11

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 11

2.1.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi………... 14

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi……… 14


(3)

xi

2.1.4 Tinjauan Mengenai Strategi Komunikasi……… 18

2.1.4.1 Pengertian Strategi Komunikasi…………... 18

2.1.4.2 Pengertian Perencanaan Komunikasi………. 19

2.1.4.3 Pengertian Manajeman Proses Komunikasi…. 20

2.1.5 Tinjauan Mengenai Pelestarian Lingkungan……….. 21

2.1.5.1 Pengertian Pelestarian Lingkungan………… 21

2.2 Kerangka Pemikiran…………..………. 24

2.2.1 Kerangka Teoritis……….. 22

2.2.2 Kerangka Konseptual……… 25

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 27

3.1.1 Sejarah World Wide Fund For Nature (WWF)……... 27

3.1.2 Visi dan Misi World Wide Fund For Nature (WWF)… 32

3.1.2.1 Visi………... 32

3.1.2.2 Misi……….. 32

3.1.3 Logo dan Arti Logo (WWF)……… 36

3.1.3.1 Logo World Wide Fund For Nature (WWF)…. 33

3.1.3.2 Arti Lambang (WWF)……….. 34

3.1.4 Struktur Organisasi World Wide Fund For Nature….. 34

3.1.5 Job Description……… 36

3.2 Metode Penelitian... 37

3.2.1 Desain Penelitian………... 37

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……….. 39

3.2.2.1 Studi Pustaka………... 39

3.2.2.2 Studi Lapangan………... 40

3.2.3 Teknik Penentuan Informan………... 42

3.2.3.1 Subjek Penelitian……… 42


(4)

xii

3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 48

3.2.6.1 Lokasi Penelitian……… 48

3.2.6.2 Waktu Penelitian……… 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Observasi………... 54

4.2 Identitas Informan Dan Informan Pendukung Penelitian…. 61

4.2.1 Informan………. 61

4.2.2 Informan Pendukung………. 65

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian………... 67

4.3.1 Perencanaan Komunikasi………... 68

4.3.2 Manajemen Komunikasi……… 76

4.3.3 Strategi Komunikasi……….. 84

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian………. 91

4.4.1 Perencanaan Komunikasi WWF Bumi Panda…….. 93

4.4.2 Manajemen Komunikasi WWF Bumi Panda……… 99

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan……….. 103

5.2 Saran……… 104

DAFTAR PUSTAKA... 106

LAMPIRAN... 108


(5)

xiii

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian... 26 Tabel 3.2 Data Informan World Wide Fund For Nature (WWF)……….... 43 Tabel 3.3 Informan Pendukung World Wide Fund For Nature (WWF).... 44 Tabel 3.4 Jadwal Penelitian……….. 49 Tabel 4.1 Acara Wawancara Dengan Informan……….... 52 Tabel 4.2 Acara Wawancara Dengan Informan Pendukung………. 53


(6)

xiv

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran………... 26

Gambar 3.1 Logo World Wide Fund For Nature (WWF)………... 33

Gambar 3.2 Struktur Organisasi World Wide Fund For Nature (WWF)… 35

Gambar 3.3 Alur Model Analisa Data……….. 46

Gambar 4.1 Informan Arwinda………. 61

Gambar 4.2 Informan Kang Panca……… 62

Gambar 4.3 Informan Felita……….. 63

Gambar 4.4 Informan Sani……… 64

Gambar 4.5 Informan Pendukung Yusrina………... 65

Gambar 4.6 Informan Pendukung Ridwan………... 66

Gambar 4.7 Alur Model Perencanaan Komunikasi……… 99

Gambar 4.7 Alur Model Manajemen Komunikasi……… 108

Gambar L.1 Peneliti Dengan Informan Arwinda………. 167

Gambar L.2 Peneliti Dengan Informan Kang Panca……… 167

Gambar L.3 Peneliti Dengan Informan Sani……… 168

Gambar L.4 Peneliti Dengan Informan Felita……….. 168

Gambar L.5 Peneliti Dengan Informan Pendukung Yusrina……… 169

Gambar L.6 Peneliti Dengan Informan Pendukung Ridwan……… 169

Gambar L.7 Arwinda Sedang Bersoialisasi Dengan Calon Supporter…. 170

Gambar L.8 Media Yang Digunakan Saat Sosialisasi……….. 170

Gambar L.9 Ruang Depan Bumi Panda………... 171

Gambar L.10 Ruang Tengah Bumi Panda……… 171

Gambar L.11 Halaman Depan Bumi Panda………. 172

Gambar L.12 Peserta Sosialisasi Bumi Panda……….. 172

Gambar L.13 Siswa SMP Berkunjung Ke Bumi Panda……… 173


(7)

xv

Lampiran 1. Surat Persetujuan Menjadi Pembimbing Skripsi………… 108

Lampiran 2. Surat Pengantar Penelitian………. 109

Lampiran 3. Lembar Berita Acara Bimbingan………... 110

Lampiran 4. Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk Mengikuti Seminar Usulan Penelitian……….. 111

Lampiran 5. Surat Pengajuan Pendaftaran Seminar Usulan Penelitian……… 112

Lampiran 6. Lembar Revisi Usulan Penelitian………... 113

Lampiran 7. Surat Rekomendasi Pembimbing Mengikuti Sidang Sarjana………. 114

Lampiran 8. Surat Pengajuan Pendaftaran Ujian Sidang Sarjana………… 115

Lampiran 9 Lembar Revisi Skripsi……….. 116

Lampiran 10. Pedoman Observasi……… 117

Lampiran 11. Hasil Observasi……… 120

Lampiran 12. Surat Pengantar Peneliti Kepada Informan dan Informan Pendukung……….. 123

Lampiran 13. Pedoman Wawancara……….. 124

Lampiran 14. Identitas Informan Penelitian………... 132

Lampiran 15.Hasil Wawancara………... 138


(8)

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

Ardianto, Elvinaro & Erdinaya Lukiati Komala. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media

Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi. Bandung : Armindo.

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Buku Panduan WWF, 2012. Fundraiser WWF-Indonesia

Cangara, Hafield. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

____________________. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nurudin. 2010. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Rakhmat, Jalaludin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.


(9)

Mada University Press.

B. INTERNET

• http://www.rahmatalkafi.com/2012/01/pelestarianlingkungan.html,s elasa,18/03/2014,19.40.wib

• http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/11/05/kelestarianlingkung an-hidup/Selasa,18/03/2014

• http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/Rabu,19/03/2014,15: 51wib.

• http://www.plasticoceans.net/wp-content/uploads/WWF-logo.gif

• http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/Rabu,19/03/2014,15: 51.wib

• http://communicationdomain.wordpress.com/2011/03/13/konsep-dasar-perencanaan-komunikasi/sabtu,29/03/2014,pukul.21:19

• http://communicationdomain.wordpress.com/2010/12/18/pengantar-ilmu-manajemen-komunikasi/sabtu,29/03/2014.pukul:21:18

C. KARYA ILMIAH

Mukhlisin, Ibnu. 2010. Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota Bekasi. Bandung : Universitas Komputer Indonesia. Sulistiati, Tri. 2011. Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan

Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia. Jatinangor : Universitas Padjajaran.

Laksono, Dwi. 2012. Strategi Komuniasi Dalam Usaha Pelestarian Satwa Liar. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.


(10)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Yudha Adi Purnama

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 10 Desember 1992 Nomor Induk Mahasiswa : 41810047

Program Studi : Ilmu Komunikasi Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

Agama : Islam

Alamat :Jl.Cibangkong No 13/120 Gatotsubroto Bandung. RT 02 RW 08 Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal 40273 Berat Badan : 56 Kg

Tinggi Badan : 167 cm Status Marital : Belum Kawin No Telpon : 082126640930

E-mail : yudhaadipurnama@gmail.com twitter : @yudharafyo

B. Identitas Orang Tua

1. Nama Ayah : Drs. Kurnia Supriyadi Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Alamat :Jl.Cibangkong No 13/120 Gatot Subroto. RT 02 RW 08 Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal 40273 Bandung.


(11)

2. Nama Ibu : Lieke Mugiarti Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat :Jl.Cibangkong No 13/120 Gatotsubroto. RT 02 RW 08

Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal 40273 Bandung.

C. Pendidikan Formal

NO Tahun Uraian Keterangan

1 1998-2004 SD NEGERI SOKA 34

Bandung Lulus/Berijazah 2 2004-2007 SMP Negeri 44 Bandung Lulus/Berijazah 3 2007-2010 SMA Negeri 12 Bandung Lulus/Berijazah

4

2010-sekarang

Universitas Komputer Indonesia, Bandung

Sedang Dalam Proses

D. Pendidikan Non-Formal

NO Tahun Uraian Keterangan

1 2002-2004 Bimbingan Belajar TRIDAYA Tidak Bersertifikat 2 2003-2005 Sekolah Sepak Bola (SSB) Bina

Pakuan

Tidak Bersertifikat 3 2006-2009 Kursus Music (Drum) di


(12)

NO Tahun Uraian Keterangan

1 2010

Seminar “One Day Workshop MC & Radio Announcer”

UNIKOM Bandung Bersertifikat

2 2010 Table Manner Course, Hotel

Amarossa Bandung. Bersertifikat 3 2011 .Seminar Islam dan Moralitas

Pembangunan (UNIKOM) Bersertifikat 4 2012 Study Tour Mass Media (Study

Tour Studio Transtv) -

5 2012

Proyeksi Masa Depan Dunia Pertelevisian Indonesia (Trans

Studio Bandung)

Bersertifikat

F. Pengalaman Organisasi

NO Tahun Uraian Keterangan

1 2004-2006 Begabung menjadi anggota PASKIBRA SMPN 44 Bandung

Tidak Bersertifikat 2 2007-2009 Bergabung di Tim Futsal SMAN

12 Bandung

Tidak Bersertifikat

3 2011-2012

Menjabat Ketua Karang Taruna Rw 08. Kel. Cibangkong Kec.


(13)

H. Prestasi

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan seperlunya, Terimakasih.

Bandung, Juli 2014 Peneliti,

Yudha Adi Purnama Nim. 41810047

NO Keahlian

1 Mampu memainkan alat musik (Drum) dengan baik. 2 Mampu menciptakan sebuah lagu.

3 Mampu menguasai Microsoft Office dengan baik

NO Tahun Prestasi

1 2006 Juara 1 Drumer Muda Terbaik Kota Bandung 2 2009 Juara Harapan 1 Lomba RC Car Touring di

Carrefour

3 2011 Juara 2 Indomie Jingledear antar SMA se-kota Bandung di Bandung Super Mall 4 2014 Juara 1 Communication Cup Futsal 2014


(14)

vi Assalamu ’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, akhirnya penelti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini berjudul “Strategi Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi di Bumi Panda Bandung”, penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program strata I pada program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Dalam penelitian ini, peneliti cukup mengalami beberapa hambatan dan kesulitan. Terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan wawasan menjadi hambatan besar dalam penyusunan penelitian ini. Namun berkat kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun, peneliti harapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan di masa yang akan datang.

Peneliti sangat berterima kasih kepada Ibunda penliti, Lieke Mugiarti dan Ayahanda peneliti Drs. Kurnia Supriyadi yang tidak pernah bosan memberikan do’a serta dukungan moril dan materil kepada peneliti selama ini. Terima kasih kepada ketiga kakak peneliti Angga Adi Pratama, Indra Purnama dan Gita Dwi Novanti yang sangat peneliti hormati serta


(15)

vii

menghibur dan menjadi motivasi bagi peneliti. Tidak lupa juga, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia. Terimakasih atas keberadaan dari Universitas ini sehingga peneliti dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Yang telah mengeluarkan surat pengantar untuk melakukan penelitian dan memberikan penandatanganan surat izin serta surat-surat administrasi lainnya yang diajukan peneliti.

3. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Dosen Wali sekaligus sebagai ketua sidang Seminar Usulan Penelitian dan ketua sidang skripsi yang telah memberikan saran-saran membangun bagi peneliti untuk melanjutkan tahap Skripsi ini.

4. Yth. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi sekaligus Dosen selama perkuliah yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat kepada peneliti. 5. Yth. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si., selaku Dosen


(16)

viii

penyusunan penelitian sehingga dapat selesainya penelitian ini. 6. Yth. Bpk Sangra Juliano P., M.I.Kom selaku Dosen penguji

dalam sidang Usulan Penelitian dan dosen yang telah memberikan banyak pengetahuan, pengalaman, saran-saran yang berarti, dan masukan pada saat proses penelaahan sidang Usulan Penelitian. 7. Yth. Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, yang telah

memberikan ilmu, pengetahuannya dan pengalamannya kepada peneliti selama perkuliahan berlangsung Ibu Rismawaty, S.Sos., M.Si, Bapak Adiyana Slamet, S.IP., M.Si., Bapak Dr. M. Ali Syamsuddin Amin, M.Si., Bapak Inggar Prayoga,M.I.kom.,

8. Yth. Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi, Ibu Astri Ikawati, Amd. Kom., yang telah banyak membantu segala sesuatu yang berkaitan dengan informasi dan administrasi selama perkuliahan.

9. Yth. Keluarga Besar World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung, yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di lingkungan WWF Bumi Panda.

10.Kania Sri Rahayu beserta keluarga, terimakasih atas semua doa, dukungan dan motivasi kepada peneliti.

11.Sahabat-Sahabat terbaikku Febriansyah, Fiki, Ajrind, Luthfi, Pudja, Andin, terimakasih atas semua doa, motivasi, dukungan dan waktunya saling berbagi cerita.


(17)

ix

berjuang dan bersemangat untuk LULUS di Tahun 2014.

13.Rekan-rekan IK-2 angkatan 2010 yang terus menjadi inspirasi dan motivasi bagi peneliti

14.Rekan-rekan Ilmu Komunikasi 2010, terima kasih atas segala kerja samanya, jangan pernah menyerah, kita semua adalah agen perubahan bangsa. Sampai berjumpa saat sukses nanti, kawan.

15.Seluruh civitas akademika Unikom, yang telah membuat peneliti bangga selama menempuh pendidikan disini. Jagalah selalu almamater kita. Kesuksesan Unikom saat ini karena kita, oleh kita, dan untuk kita.

16.Informan Utama dan Informan Pendukung, yang telah meluangkan waktu dan kesempatannya untuk peneliti melakukan penelitian ini hingga pada tahap ini, peneliti mengucapkan terima kasih.

17.Dan semua pihak yang telah membantu yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan, akan mendapat balasan yang sepadan dari Allah SWT, Amien. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2014 Peneliti

Yudha Adi Purnama NIM. 41810047


(18)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan suatu perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.

Jika berbicara tentang strategi komunikasi, berarti berbicara tentang bagaimana sebuah perubahan diciptakan pada khalayak dangan mudah dan cepat. Perubahan merupakan hasil proses komunikasi yang tidak mungkin dihindarkan. Semua pihak berkomunikasi, mau tidak mau pasti mengalami perubahan, baik perubahan kecil maupun besar. Bahkan komunikasi dapat merubah citra seseorang atau kelompok untuk mengenal dirinya sendiri maupun mengenal lingkungannya. Itulah sebabnya komunikasi memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan perubahan masyarakat atau perubahan sosial. Sebagaimana diketahui bahwa proses perubahan sosial itu bejalan tanpa henti, baik yang terjadi secara spontan maupun karena disengaja. Proses sosial yang disengaja dapat dilihat dari usaha pembaharuan (inovasi) dan pembangunan yang dilakuakan oleh


(19)

masyarakat. Dalam hal ini ide-ide baru, gagasan-gagasan baru, teknologi baru disebarkan dan dianjurkan penerimaanya dan penggunaanya kepada sesama warga masyarakat melalui proses komunikasi. Dalam hal ini proses komunikasi seperti inilah yang biasa disebut komunikasi perubahan yang sangat memerlukan perencanaan dan perumusan strategi. Suatu usaha penyebaran ide baru dan teknologi baru memang bukanlah suatu proses yang sederhana. Hal ini terutama terletak pada banyaknya hambatan, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mencapai suatu perubahan dalam merencanakan suatu strategi komunikasi (Arifin,1994:10).

Strategi komunikasi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan oleh siapapun, demikian juga oleh World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung. Karena melakukan suatu strategi komunikasi sangat beragam, apakah dilakukan secara langsung atau tidak langsung, baik itu secara face to face ataupun melalui media-media publikasi lainnya. Bagaimana dengan badan dimana peneliti melakukan penelitian yaitu World Wide Fund For Nature (WWF). Apakah mereka melakukan strategi komunikasi tersebut dalam mensosialisasikan pesan-pesan yang akan mereka sampaikan kepada peserta kegiatannya, agar terciptanya suatu perubahan dimana World Wide Fund For Nature (WWF) ini memiliki tugas untuk mensosialisasikan pentingnya pelestarian lingkungan. Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi. Pelestarian Lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap manusia di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di


(20)

sekitar kita. Sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan, sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan, ditindak lanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan masih belum bisa mengatasi kerusakan lingkungan, karena diperlukannya kesadaran dari setiap individu untuk menjaga lingkungan sebelum berdampak buruk bagi lingkungannya sendiri.

Pada dasarnya, pelestarian lingkungan itu adalah upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan suatu kegiatan. Serta menjaga kestabilan lingkungan untuk menjadi tempat hidup manusia, hewan dan tumbuhan. Lingkungan bisa kita bedakan menjadi lingkungan biotik, abotik dan sosial. Biotik adalah makhluk hidupnya (Manusia, Hewan dan Tumbuhan) sementara Abiotik adalah yang bukan makhluk hidup (Udara, tanah, air, gedung, jalan raya, rumah dan lain - lain). Yang ketiga lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem interaksi yang besar peranannya dalam membentuk karakter kepribadian seseorang. Pengkategorian lingkungan ini sangat saling terkait dan saling mempengaruhi.1

1

http://www.wordpress.com oleh rahmatalkafi./2012/01/pelestarian-lingkungan.html,selasa,18/03/2014,19.40.wib


(21)

Manusia sebagai penghuni lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi, mampu merubah pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayangnya, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.

Kota Bandung terdiri dari orang-orang yang heterogen dari berbagai lapisan, status sosial itu sangat menentukan orang dapat menjaga kelestarian lingkungannya atau tidak. Orang yang tidak biasa dengan suatu etika ataupun kesantunan dengan mudahnya membiarkan sampah berserakan tanpa ada rasa kepedulian dari setiap individu untuk mengambilnya, ataupun kita bisa melihat di sekitar kampus masih ada mahasiswa atau mahasiswi yang membuang botol air mineral di dalam kelas dengan seenaknya. Itu salah satu contoh status sosial dan pendidikan yang berhubungan dengan etika ataupun kesantunan yang diajarkan oleh orangtuanya.

Peneliti perlu mengetahui bagaimana tanggapan dari World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda mengenai banyaknya individu ataupun masyarakat yang kurang memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya dan bagaimana cara World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda merencanakan suatu strategi komunikasi untuk mensosialisasikan pentingnya pelestarian lingkungan agar seluruh masyarakat atau individu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya.


(22)

Tentunya untuk melakukan sebuah strategi komunikasi mengenai pelestarian lingkungan itu diperlukan sosialisasi agar seluruh masyarakat atau komunikan World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung dapat mengetahui apa itu pelestarian lingkungan, bagaimana cara melestarikan lingkungan dan seberapa pentingnya pelstarian lingkungan. Begitu juga peneliti perlu mengaplikasikan definisi sosialisasi yang dikutip dari buku Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy yang berjudul Teori dan Praktek Tentang Ilmu Komunikasi mendefinisikan sosialisasi yaitu penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan seseorang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat (Effendy,2011:27).

Sosialisasi yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung seperti melakukan kegiatan di Bumi Panda seperti dengan menonton film pendek mengenai penumpukan sampah, kerusakan hutan, perburuan satwa yang dilindungi dan lain-lain dengan waktu yang tidak bisa ditentukan dengan jumlah peserta minimal 10 orang. Tujuan sosialisasi tersebut adalah untuk menyelamatkan keanekaragaman spesies dengan mempromosikan pelestarian yang memberikan keuntungan sosial dan ekonomi secara berkelanjutan bagi komunitas lokal. Untuk memulihkan kerusakan ekosistem dan mengurangi beragam ancaman seperti yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan bahan kimia beracun dan meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya menjaga lingkungan, dan pesan-pesan yang disampaikan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung itu berkaitan mengenai lingkungan


(23)

alam secara umum. Untuk itu jika World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung berhasil melakukan sosialisasi mengenai pelestarian lingkungan kepada seluruh komunikannya, maka komunikannya akan mengerti fungsi dan tujuan dari adanya sosialisasi pelestarian lingkungan tersebut.

Tidak sedikit tujuan yang direncanakan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung yang semuanya terkait dengan pelestarian lingkungan, adapun sebagaimana dituliskan didalam bukunya (Buku Panduan WWF, 2013:6). World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung pada operasinalnya itu mensosialisasikan hal-hal sebagai berikut :

1. Memperkuat kesadaran aksi dan etika pelestarian lingkungan. 2. Kemampuan untuk menjaga lingkungan secara bersama-sama,

tidak hanya Kota Bandung, tetapi Indonesia secara umum.

3. Melestarikan lingkungan dengan mengajak seluruh masyarakat peduli pada kelestarian lingkungan.

Untuk melakukan strategi komunikasi itu bukan suatu hal yang mudah dilakukan. Demikian juga strategi komunikasi yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda kepada komunitasnya melalui berbagai kegiatannya. Karena komunitas atau komunikan dari World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda itu sangat heterogen, dengan berbagai kemauan, keinginan dan pemikiran mereka. Tanpa strategi yang tepat yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda tentu saja World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda tidak bisa berkembang pada saat ini sehingga


(24)

peneliti merasa ingin tahu strategi apa yang digunakan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung.

Bertolak dari uraian yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti meyakini bahwa meskipun strategi komunikasi dianggap gampang, namun tidak seperti yang di pikirkan. Meneliti tentang strategi komunikasi tetap masih menarik jika diaplikasikan pada berbagai sisi kehidupan. Pada penelitian ini yaitu bentuk strategi komunikasi yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung yang didalamnya terdiri dari sumberdaya manusia yang sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan, sehingga peneliti mengangkat judul penelitian yang berjudul: Strategi Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi Di Bumi Panda Bandung.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Guna membatasi lingkup penelitian, maka pertanyaan penelitian yang diangkat disini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Pertanyaan Penelitian Makro

Bagaimana Strategi Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi di Bumi Panda Bandung?


(25)

1.2.2 Pertanyaan Penelitian Mikro

1. Bagaimana Perencanaan Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi di Bumi Panda Bandung?

2. Bagaimana Manajemen Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi di Bumi Panda Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Strategi Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi di Bumi Panda Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui Perencanaan Komunikasi World Wide Fund For

Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi di Bumi Panda Bandung.

2. Untuk Mengetahui Manajemen Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi di Bumi Panda Bandung.


(26)

3. Untuk Mengetahui Strategi Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi di Bumi Panda Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Penelitian Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan jadi sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi secara umum dan khusus mesebagai salah satu pengaplikasian dalam penelitian ini.

1.4.2 Kegunaan Penelitian Praktis

Selain kegunaan teoritis di atas, dapat dikemukakan pula kegunaan praktis sebagai berikut :

1.4.2.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai satu bentuk aplikasi ilmu yang ada di World Wide Fund For Nature (WWF) pada sosialisasi yang dilakukan World Wide Fund For Nature (WWF) kepada pesertanya.

1.4.2.2 Bagi Akademik

Penelitian ini dapat digunakan oleh para akademisi sebagai referensi dan acuan tentang komunikasi, baik itu akademisi dibidang ilmu Komunikasi khususnya, atau pun disiplin ilmu sosial pada umumnya.


(27)

1.4.2.3 Bagi World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung Penelitian ini secara praktis berguna sebagai referensi, informasi, dan evaluasi bagi World Wide Fund For Nature (WWF) tentang Strategi Komunikasi yang telah dilakukan.

1.4.2.4 Bagi Masyarakat

Penelitian ini berguna bagi masyarakat sebagai informasi atau referensi tentang adanya komunitas yang memerlukan, khusunya bagi masyarakat yang memang mencintai lingkungan serta masyarakat dapat lebih mengenal tentang World Wide Fund For Nature (WWF).


(28)

11 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tinjauan Penelitian terdahulu adalah referensi referensi yang berkaitan dengan informasi penelitian. Penelitian terdahulu ini berupa hasil penelitian yang sudah dilakukan, penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan acuan, antara lain :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No.

Nama/Tahun Uraian

Ibnu Mukhlisin 2010

Ardis Tri Sulistiati 2011

Dwi Laksono 2012

1. Universitas UNIKOM Bandung UNPAD Bandung UNIKOM Bandung

2. Judul Penelitian

‘Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota Bekasi” “Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan Employee

Engagement di PT Carrefour

Indonesia”

“Strategi

Komuniasi Dalam Usaha Pelestarian Satwa Liar”

3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses Untuk mengetahui bagaiman strategi


(29)

bagaimana strategi komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi dalam mensosialisasikan program keluarga berencana di kota Bekasi. penyusunan hingga pelaksanaan dari strategi komunikasi PT Carrefour Indonesia dalam meningkatkan employee engagement di perusahaannya. komunikasi dalam usaha pelestarian satwa liar dengan rumusan masalah adalah Bagaimana Strategi Komunikasi yang digunakan oleh Lembaga Konservasi Satwa Bagi Kehidupan, dalam usaha pelestarian satwa liar.

4. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatn kualitatif dengan metode deskriptif. Data diperoleh melaui wawancara, observasi, studin pustaka dan

pencarian di internet. Informan penelitian ini adalah anggota BKBPP Kota Bekasi yang bertugas dalam sosialisasi program keluarga berencana yang berjumlah 6 (enam) orang, berdasarkan Teknik sampling total

sampling dari subyek penelitian sebanyak 6 (enam) orang. Teknik analisis data adalah penyeleksian data, reduksi data, klasifikasi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berasal dari internal perusahaan

sejumlah dua orang yaitu Ibu Dewi Ichtiarianti selaku Corporate

Communication Manager PT

Carrefour Indonesia dan Bapak Adjie Srihandoyo selaku Corporate Afairs Director, dan Bapak Pamrihadi Wiraryo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagai obyek penelitian untuk menjawab permasalahan, maka peneliti mengambil

informan 7 (tujuh) orang staf Lembaga Konservasi Satwa Bagi Kehidupan, Malang sehingga dalam pengambilan sampel menggunakan total sampling , juga pada staf Lembaga Konservasi Satwa Bagi Kehidupan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.


(30)

5.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan

BKBPP Kota Bekasi memiliki rencana yang telah disusun dengan melihat situasi dan kondisi dilapangan, melalui pesan yang bersifat informatif dan persuasif dan melakukan kegiatan pelayanan khusus dengan kerjasama dengan mitra kerja untuk mencapai tujuan yaitu terwujudnya visi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi melalui sosialisasi program KB dengan penggunaan media massa untuk menyampaikan informasi tentang program KB kepada sasaran yang dituju.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa divisi komunikasi korporat PT Carrefour Indonesia terutama internal komunikasi harus menunjukan eksistensinya di dalam perusahaan serta ditambah dengan banyaknya kesimpangsiuran informasi dari manajemen kepada karyawan (associate). Konsep strategi dengan menambah saluran komunikasi internal dan juga strategi more listening dari pihak manajemen kepada karyawan menjadi hal yang akan dilakukan dalam setiap kegiatan. Bahwa strategi komunikasi dalam usaha pelestarian satwa liar yang paling dominan di gunakan oleh Lembaga Konservasi adalah komunikasi langsung yaitu penyuluhan dengan media bantu berupa slide film, brosur, poster dan juga aksi demonstrasi serta pesan yang sering disampaikan adalaj mengenai pelestarian satwa liar. 6. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan penyajian data maka dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi BKBPP Kota Bekasi dalam sosialisasi program KB lebih banyak menggunakan media massa dan pendekatan pendekatan baik secara individu Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian ini adalah strategi komunikasi korporat dilakukan melalui sebuah proses hingga pada bentuk keputusan dari strategi dan mekanisme

program kerja serta evaluasi. Dengan melaksanakan strategi tersebut

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi dalam usaha

pelestarian satwa liar yang paling dominan di gunakan oleh Lembaga Konservasi Satwa Bagi Kehidupan, Malang adalah komunikasi


(31)

Sumber : Peneliti 2014

2.1.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.2.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Carl Hovland, Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). (Effendy,2011:10)

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. (Berelson dan Stainer, 1964).

Lasswell mengungkapkan bahwa Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect? (Effendy,2011:10)

maupun kelompok serta peningkatan kualitas pelayanan program KB dengan penambahan petugas lapangan.

diharapkan

komunikasi internal di dalam

perusahaan akan semakin solid dan menciptakan kenyamanan kerja yang lebih baik.

langsung yaitu penyuluhan dengan media bantu berupa slide film, brosur dan poster dan juga aksi demonstrasi serta pesan yang sering di sampaikan adalah mengenai masalah pelestarian satwa liar.


(32)

Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. (Gode, 1959).

Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. (Barnlund, 1964).

Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. (Ruesch, 1957).

Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. (Weaver, 1949).

2.1.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Paradigma Harold D. Lasswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which Channelto Whom With What Effect?” (Effendy,2009:10) yaitu :

1. Komunikator.

Komunikator adalah pihak yang menyampaikan atau mengirm pesan kepada khalayak karena itu komunikator biasa di sebut pengirim, sumber, source, atau encoder. (Cangara,2005:81).

2. Pesan.

Pesan (massage) dalam komunikasi tidak lepas dari simbol dan kode, karena pesan yang di kirim oleh komunikator kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode baik secara verbal maupun non verbal.(Cangara,2005:93)


(33)

3. Media.

Media adalah alat atau sarana yang di gunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. (Cangara,2005:119).

4. Komunikan.

Komunikan biasa di sebut dengan penerima, sasaran, pembaca, pendengar, penonton, pemirsa, decoder, atau khalayak. Komunikan dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok, dan masyarakat. (Cangara,2005:135).

5. Efek.

Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan di lakukan sebelum dan sesudah menerima pesan. (Cangara,2005:147).

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi adalah potensi yang dapat di gunakan untuk memenuhi tujuan – tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni, dan lapangan kerja sudah tentu memiliki fungsi yang dapat di manfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. (Cangara,2005:55).

Menurut Harold Laswell sebagaimana telah dikutip oleh Nurudin, secara terperinci fungsi – fungsi komunikasi sebagai berikut:

1. Penjagaan atau pengawasan lingkungan (surveilance of the environtment), fungsi ini di jalankan oleh para diplomat, atase dan korespondenluarnegri sebagai usaha menjaga lingkungan.

2. Menghubungkan bagian – bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungan (correlation of the part of the society in respond in to the environtment).

3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya (transmission of the social herilage) fungsi ini di jalankan oleh para


(34)

pendidik di dalam pendidikan formal atau informal karena terlibat mewariskan adat kebiasaan, nilai dari generasi ke generasi. (Nurudin,2010:14)

Charles R. Wright (1988), sebagaimana dikutip oleh Nurudin, menambahkan satu fungsi, yaitu entertainment (hiburan) yang menunjukan pada tindakan – tindakan komunikatif yang terutama sekali di maksudkan untuk menghibur dengan tidak mengindahkan efek – efek instrumental yang di milikinya. (Nurudin,2010:16).

2.1.3 Tinjauan Mengenai Sosialisasi 2.1.3.1 Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar. Nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat diperkenalkan kepada generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi ini, masyarakat dapat mewariskan nilai dan norma sosial budaya pada generasi selanjutnya. Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi ketika individu belajar dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit. Sosialisasi yang terjadi didalam lingkungan masyarakat termasuk sosialisasi Ekstrinsik., yaitu Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu hidup dan melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Adapun kondisi faktor ekstrinsik antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi lingkungan pergaulan, kondisi lingkungan


(35)

pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan masyarakat luas, termasuk sebagai sarananya adalah media massa baik media massa cetak maupun elektronik. (Soekanto,2005:18)

Dalam buku Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin yaitu sosiologi komunikasi, Bruce J. Cohen berpendapat bahwa Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota. (Bungin Burhan, 2008 : 31)

2.1.4 Tinjauan Mengenai Strategi Komunikasi 2.1.4.1 Pengertian Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanan (planning) dan Manajmen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajmen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi (Effendy,2011:32)


(36)

Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komuniaksi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat (Arifin Anwar,1994:10). Berikut ini adalah pengaplikasian teori strategi komunikasi :

2.1.4.2 Pengertian Mengenai Perencanaan Komunikasi

Perencanaan komunikasi adalah pernyataan tertulis mengenai serangkaian tindakan tentang bagaimana suatu kegiatan komunikasi akan atau harus dilakukan agar mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang kita inginkan. Karena kegiatan komunikasi pada dasarnya berupa penyampaian informasi (pesan) oleh komunikator kepada komunikan, maka perencanaan komunikasi terutama menyangkut pada perencanaan komunikator, perencanaan pesan, dan perencanaan media. Pernyataan tertulis tentang segala sesuatu yang akan atau harus dilakukan dalam suatu kegiatan komunikasi tentu saja tidak sekadar paparan begitu saja, tetapi harus merupakan uraian sistematik dan rinci sehingga bisa dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya. Suatu perencanaan (termasuk perencanaan komunikasi) yang baik adalah suatu perencanaan yang benar-benar dapat digunakan sebagai pedoman yang dapat membantu memperudah pelaksanaan suatu kegiatan. Mengapa


(37)

demikian, sebab tidak tertutup kemungkinan bahwa dalam suatu kegiatan komunikasi orang-orang yang terlibat dalam suatu proses perencanaan belum tentu sekaligus terlibat sebagai pelaksana, dan sebalinya para pelaksana kegiatan komunikasi bisa saja bukan merupakan orang-orang yang terlibat dalam proses perencanaannya. Oleh karena itu, antara kegiatan perencanaan dengan kegiatan pelaksanaan dapat berupa dua kegiatan yang masing-masing berdiri sendiri walaupun kedua-duanya berada dalam satu naungan kegiatan yang sama.1

2.1.4.3 Pengertian Mengenai Manajemen Komunikasi

Menurut Parag Diwan (1999) mengatakan bahwa, Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai sumber daya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.2

Manajemen komunikasi sangat identik dengan interaksi sosial. Ada kalanya kita harus mampu untuk memposisikan diri dengan tepat dalam situasi tertentu, kita juga harus mampu menghadapi dan menjalin kerjasama dengan orang lain tanpa mencampurnya dengan urusan pribadi. Ini merupakan sebagian alasan diperlukannya sikap professional dalam diri anda masing-masing. Manajemen komunikasi berada di dalam dan diantara sistem sosial. Manajemen komunikasi meliputi 4P (Penerimaan, Pengolahan, Penyimpanan, dan Penyampaian Informasi) dalam sub-sub sistem sosial, diantaranya adalah individu, kelompok, organisasi, massa, dan masyarakat.

1

http://communicationdomain.wordpress.com/2011/03/13/konsep-dasar-perencanaan-komunikasi/sabtu,29/03/2014,pukul.21:19

2

http://communicationdomain.wordpress.com/2010/12/18/pengantar-ilmu-manajemen-komunikasi/sabtu,29/03/2014.pukul:21:18


(38)

2.1.5 Tinjauan Mengenai Pelestarian Lingkungan 2.1.5.1 Pengertian Pelestarian Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitar manusia yang dapat memengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan benda dan kesatuan mahluk hidup termasuk manusia terlibat di dalamnya. Manusia harus menyadari bahwa lingkungan merupakan sarana pengembangan hidup yang harus dijaga kelestariannya. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Unsur Hayati (Biotk)

yaitu usur lingkungan hidup yang terdiri dari mahluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik.

b. Unsur Sosial Budaya

yaitu lingkungan social dan budaya yang dibuat oleh manusia berupa sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam prilaku sebagai mahluk sosial.

c. Unsur Fisik (Abiotik)

yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari mahluk tak hidup seperti tanah, air, iklim, udara dan lain sebagainya. Keberadaan unsure ini sangat besar bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.3

3

http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/11/05/kelestarian-lingkungan-hidup/Selasa,18/03/2014,pukul:18.35wib


(39)

Lingkungan hidup harus kita jaga kelestariannya sampai dunia ini berakhir. Siapapun wajib menjaga keindahan dan kenyamanannya. Jangan sampai lingkungan kita hancur karena ulah kita sendiri. Meskipun dalam suatu pemerintahan terdapat peraturan tentang pelestarian lingkungan,tapi masih banyak manusia yang belum sadar dalam pelestariannya merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi. Masalah lingkungan disebabkan oleh dua faktor yaitu:

a.) Ulah Manusia

Contoh masalah lingkungan yang disebabkan manusia dapat berupa pencemaran yang disebabkan oleh limbah industri, penebangan hutan yang tak terkendali,perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi.

b.) Faktor Alam

Masalah lingkungan ini tidak disebabkan oleh manusia, melainkan oleh faktor alami yang memang biasa terjadi karena pengaruh cuaca, iklim,sifat alam dan factor alam lainnya. Misalnya gunung meletus, banjir bandang, gempa bumi, kekeringan panjang dan lain sebagainya.4

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Kerangka Teoritis

Kerangka pemikiran merupakan pemetaan (mind maping) yang dibuat dalam penelitian untuk menggambarkan alur piker peneliti. Tentunya kerangka pemikiran memiliki esensi tentang pemaparan hukum atau teori yang relevan dengan masalah yang diteliti dan berdasarkan teknik pengutipan yang benar. Dengan kerangka pemikiran, memberikan dasar pemikiran bagi peneliti untuk

4

http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/11/05/kelestarian-lingkungan-hidup/Selasa,18/03/2014,pukul,18:36wib


(40)

diangkatnya sub fokus penelitian, serta adanya landasan teori sebagai penguat peneliti.

Pada kerangka teoritis ini peneliti mengambil fokus penelitian tentang strategi komunikasi dimana Prof. Onong Uchjana Effendy yang mengatakan bahwa strategi komunikasi adalah:

“Perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan.” Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. (Effendy, 2009:32).

Bertolak dari pendapat Prof. Onong Uchjana Effendy diatas, maka peneliti menetapkan sub fokus peneliti untuk menganalisa fokus penelitian sebagai berikut :

1. Perencanaan Komunikasi 2. Manajemen Komunikasi

Perencanan Komunikasi adalah pernyataan tertulis mengenai serangkaian tindakan tentang bagaimana suatu kegiatan komunikasi akan atau harus dilakukan agar mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang kita inginkan.5 Karena kegiatan komunikasi pada dasarnya berupa penyampaian informasi (pesan) oleh komunikator kepada komunikan, maka perencanaan komunikasi terutama menyangkut pada perencanaan komunikator, perencanaan pesan, dan perencanaan media. Pernyataan tertulis tentang segala sesuatu yang akan atau harus dilakukan dalam suatu kegiatan komunikasi tentu saja tidak sekadar

5

http://communicationdomain.wordpress.com/2011/03/13/konsep-dasar-perencanaan-komunikasi/sabtu,29/03/2014,pukul.21:19


(41)

paparan begitu saja, tetapi harus merupakan uraian sistematik dan rinci sehingga bisa dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya. Suatu perencanaan (termasuk perencanaan komunikasi) yang baik adalah suatu perencanaan yang benar-benar dapat digunakan sebagai pedoman yang dapat membantu memperudah pelaksanaan suatu kegiatan. Mengapa demikian, sebab tidak tertutup kemungkinan bahwa dalam suatu kegiatan komunikasi orang-orang yang terlibat dalam suatu proses perencanaan belum tentu sekaligus terlibat sebagai pelaksana, dan sebalinya para pelaksana kegiatan komunikasi bisa saja bukan merupakan orang-orang yang terlibat dalam proses perencanaannya. Oleh karena itu, antara kegiatan perencanaan dengan kegiatan pelaksanaan dapat berupa dua kegiatan yang masing-masing berdiri sendiri walaupun kedua-duanya berada dalam satu naungan kegiatan yang sama.

Menurut Parag Diwan (1999) mengatakan bahwa, Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai sumber daya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.6

Manajemen Komunikasi sangat identik dengan interaksi sosial. Ada kalanya kita harus mampu untuk memposisikan diri dengan tepat dalam situasi tertentu, kita juga harus mampu menghadapi dan menjalin kerjasama dengan orang lain tanpa mencampurnya dengan urusan pribadi. Ini merupakan sebagian alasan diperlukannya sikap professional dalam diri anda masing-masing. Manajemen komunikasi berada di dalam dan diantara sistem sosial. Manajemen

6

http://communicationdomain.wordpress.com/2010/12/18/pengantar-ilmu-manajemen-komunikasi/sabtu,29/03/2014.pukul:21:18


(42)

komunikasi meliputi 4P (Penerimaan, Pengolahan, Penyimpanan, dan Penyampaian Informasi) dalam sub-sub sistem soaial, diantaranya adalah individu, kelompok, organisasi, massa, dan masyarakat.

2.2.2 Kerangka Konseptual

Bertolak dari kerangka pemikiran diatas, strategi komunikasi adalah Perencanaan komunikasi dengan Manajemen komunikasi yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) untuk mencapai tujuan yang ditetapkannya. Strategi komunikasi dalam penelitian ini menunjukan bagaimana operasional secara praktis yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) dengan melalui sebuah pendekatan yang sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.

Seperti halnya dengan strategi komunikasi yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) bahwa jika melakukan strategi komunikasi tentunya dibutuhkan perencanaan (planning) yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan Komunikasi adalah pertanyaan tertulis mengenai serangkaian tindakan bagaimana sebuah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) yang harus dilakukan agar mencapai perubahan perilaku dari pencinta lingkungan sesuai yang diinginkan oleh World Wide Fund For Nature (WWF). Sementara Manajemen Komunikasi pada penelitian ini adalah proses penggunaan berbagai sumberdaya komunikasi secara terpadu yaitu peserta atau anggota dari World Wide Fund For Nature (WWF) melalui sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan


(43)

unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh World Wide Fund For Nature (WWF).

Peneliti dapat menggambarkan dari definisi strategi komunikasi sebagai fokus penelitian ini, yang mencakup dalam kajian penelitian ini mengenai sosialisasi pelestarian lingkungan, dimana anggota organisasi WorldWide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda Bandung menjalin interaksi dengan peserta sosialisasinya seperti yang digambarkan di bawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Peneliti

Sumber : Peneliti 2014 STRATEGI KOMUNIKASI

(WWF)

(WWF)

BANDUNG

Peserta Sosialisasi

Perencanaan

Komunikasi

Manajemen Komunikasi


(44)

27

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah World Wide Fund For Nature (WWF)

World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia merupakan yayasan independen yang terdaftar sesuai hukum Indonesia. Dikelola oleh Dewan Penyantun yang terdiri dari Dewan Penasihat, Dewan Pengawas dan Dewan Pelaksana. Dewan ini berfungsi sebagai lembaga penentu arahan strategis dan kredibilitas World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia. Para anggota dewan berbagi tanggung jawab secara kelembagaan melalui komite operasional. Dua komite yang sedang dalam tahap pengembangan adalah Komite Pendanaan dan Investasi serta Komite Program. Kantor Sekretariat Nasional World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia berada di Jakarta. Perannya memimpin dan berkoordinasi dengan 25 kantor World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia yang tersebar di seluruh negeri. Kantor Sekretariat mengembangkan kebijakan dan prioritas, membantu pertukaran pembelajaran antar kantor, melakukan koordinasi untuk kampanye nasional, memberikan bantuan teknis dan pengembangan kapasitas, serta memberikan dukungan agar kegiatan ditingkat nasional berjalan dengan lancar. Kantor Sekretariat Nasional juga menjaga agar upaya World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia selaras dengan Global World Wide Fund For Nature (WWF) Network.


(45)

World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia memiliki sejumlah kantor lapangan (Field Office). Dua dari Kantor lapangan ini, melakukan koordinasi untuk kegiatan dan program di lokasi konservasi. Kantor Lapangan Jayapura merupakan kantor terbesar yang ada di pimpin oleh Benja Mambai. Kantor ini mengkoordinasi seluruh kegiatan World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia di Papua dan Irian Jaya bagian Barat. Kantor Lapangan Mataram, melakukan koordinasi bagi kerja World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia di wilayah Nusa Tenggara.

Program-program yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) diantaranya Program kehutanan, spesies darat dan air tawar. Yang World Wide Fund For Nature (WWF) lakukan dalam program tersebut adalah melindungi hutan dengan cara memfasilitasi pemerintah dalam pembentukan beberapa kawasan konservasi. Lalu pengelolaan hutran berkelanjutan dengan target menerapkan standar pengelolaan hutan internasional di lebih dari 1,2 juta hektar kawasan hutan alami, hutan perkebunan, dan hutan rakyat yang tersebar di seluruh nusantara. Memulihkan hutan yang rusak melalui rehabilitasi fungsi awal hutan dan memastikan kelancaran proses ekosistem utama di dalam suatu kawasan. Untuk itu, WWF merasa perlu memperhatikan berbagai kegunaan lahan termasuk lahan pertanian dan jenis hutan, mulai perkebunan hingga hutan alami.

Mengamankan populasi yang masih sanggup bertahan dan habitat yang memiliki posisi penting misalnya, Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, Badak Sumatera di Taman Nasional Barisan Selatan, Harimau dan Gajah


(46)

Sumatera di Taman Nasional Sebangau, Orang Utan di Taman Nasional Sebangau. Selain program Kehutanan dan spesies darat dan air tawa, World Wide Fund For Nature (WWF) memiliki program lain yaitu Program kelautan dan spesies laut, dan yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) dalam program ini adalah Penerapan kawasan lindung laut (Marine Protected Areas) WWF memiliki target untuk membangun setidaknya 3 area baru konservasi laut Indonesia setiap tahun dengan penambahan luas sekurang-kurangnya 750.000 Hektar MPA di setiap ekoregion. Program selanjutnya adalah perlindungan terhadap satwa laut yang terancam, pekerjaan WWF di pantai jamursbamedi, papua, terfokus pada penyu belimbing betina dimana peneliti WWF mempelajari genetika dari populasi yang berkembangbiak di lokasi tersebut. WWF juga turut menjaga kelangsungan hidup mamalia laut (paus,lumba-lumba, dll) dengan focus di kawasan laut Alor-Solor yang merupakan jalur migrasi mereka.

Sebagai Organisasi Nasional, World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia kemudian melakukan desentralisasi menjadi 3 kantor bioregion, yakni kantor Sundaland, Walacea dan Sahul untuk melaksanakan proyek pelestarian di wilayah Global 200 Ecoregions. Sejak 2001, World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia mengubah pendekatan proyek menjadi pendekatan programatik untuk memperluas dampak kerja World Wide Fund For Nature (WWF) secara global di pusat keanekaragaman hayati utama. Program-program dikembangkan sesuai dengan tema strategis yaitu hutan dan species, laut, iklim


(47)

dan enegi. Kini, WWF-Indonesia bekerja di 25 situs, yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia.

Sementara itu, pada tanggal 12 januari 2014 telah di resmikan kantor World Wide Fund For Nature (WWF) yang beralamatkan di jalan Gesang Ulung No.3 Dago-Bandung. Kantor tersebut dinamakan Bumi Panda yang bertujuan untuk lebih dekat dengan para pendukung yang selama ini begitu mencintai lingkungan dan mendukung kerja konservasi WWF. Melalui kantor yang didirikan di bandung, masyarakat tidak hanya akan mendapatkan informasi mengenai sejarah dan kegiatan konservasi yang dilakukan oleh Yayasan WWF Indonesia saja, tetapi juga dapat belajar bersama melalui media atau aktivitas interaktif mengenai keanekaragaman hayati Indonesia, gaya hidup ramah lingkungan, dan lain sebagainya.

Mengenal World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia dan karyanya di sepanjang kepulauan Indonesia, merupakan salah satu negara dengan wilayah pesisir dan keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Ironisnya mayoritas penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan, kota-kotanya merupakan tempat paling tercemar di dunia. Setiap tahun, hijaunya hutan berubah menjadi merah menyala karena terbakar, dan ketika musim penghujan tiba, bencana banjir serta longsor membawa petaka bagi banyak orang.

Tujuan utama WWF Indonesia adalah untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi serta membangun masa depan, dimana manusia hidup selaras dengan alam. Mereka menyadari, masalah lingkungan tidak dapat diselesaikan hanya oleh WWF Indonesia saja


(48)

Sejumlah prakondisi perlu dilakukan agar upaya pelestarian berjalan secara efektif. Termasuk didalamnya memperkuat masyarakat, mendorong pemerintah dan perusahaan bertanggung jawab, serta mewujudkan kebijakan dan praktek yang mendukung pelestarian. Sayangnya, hingga saat ini ketiga hal tersebut belum terwujud di Indonesia. Untuk itu kami mempromosikan:

• Kebijakan pelestarian yang kuat pada setiap tingkatan pemerintah, dari lokal, regional, nasional dan internasional yang dilakukan melalui kegiatan advokasi (10 langkah memerangi penebangan liar, perdagangan satwa ilegal, dll). Mereka juga bekerja pada tingkat perusahaan multi nasional, mengingat tanpa panduan kebijakan lingkungan dan sosial yang baik, kegiatan yang dilakukan perusahaan dapat memberikan dampak negatif pada upaya pelestarian. Melalui keterlibatan perusahaan secara langsung, kami mendorong mereka untuk memperkuat kebijakan dan menerapkan praktek pelestarian dengan baik.

• Memperkuat komunitas, mendorong agar komunitas lokal dapat melindungi sendiri sumber daya alamnya, serta berperan aktif dalam menentukan pengelolaan sumber daya. Kami mendukung hak mereka, untuk mendapatkan keuntungan dari pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan, dilindungi dan diakui. Hal tersebut merupakan kunci agar upaya pelestarian di Indonesia berjalan dengan baik. Menghadapi situasi ini, kelompok pengorganisasian masyarakat WWF Indonesia bekerja secara kreatif untuk memerangi masalah kemiskinan. Pada tingkat nasional, kami melakukan kampanye publik, agar masyarakat dapat memahami isu-isu


(49)

pelestarian dan pengelolaanya. Mereka membuka pintu lebar-lebar bagi partisipasi aktif masyarakat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.1

3.1.2 Visi dan Misi World Wide Fund For Nature (WWF) 3.1.2.1 Visi

Visi WWF-Indonesia adalah "Pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan di masa mendatang".

3.1.2.2 Misi

Misi WWF-Indonesia adalah melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak yang disebabkan manusia melalui upaya:

1. Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, kesadaran serta aksi di kalangan masyarakat Indonesia.

2. Memfasilitasi upaya multi pihak untuk melindungi keanekaragaman hayati dan proses ekologis dalam skala ekoregional.

3. Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang mendukung upaya pelestarian.

4. Mempromosikan pelestarian bagi kesejahteraan masyarakat, melalui pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.2

1

http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/Rabu,19/03/2014,15:51wib. 2


(50)

3.1.3 Logo dan Arti Logo World Wide Fund For Nature (WWF) 3.1.3.1 Logo World Wide Fund For Nature (WWF)

Sebagaimana organisasi lainnya yang memiliki ciri berupa lambang begitu pula World Wide Fund For Nature (WWF) pun memiliki lambang. Karena World Wide Fund For Nature (WWF) merupakan nasional organisasi, untuk itu logo World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia juga sama dengan logo World Wide Fund For Nature (WWF) internasional yang berupa seekor panda, sebagai berikut :

Gambar 3.1

Logo World Wide Fund For Nature (WWF)


(51)

3.1.3.2 Arti lambang World Wide Fund For Nature (WWF)

Saat pendiri World Wide Fund For Nature (WWF) mulai merancang organisasi ini pada awal tahun 1960-an, London Zoo kedatangan ‘penghuni’ baru yang menyita perhatian public, yaitu seekor panda yang dinamakan Chi-Chi. Chi-Chi menjadi sangat terkenal di Eropa karena daya tariknya dan membuat semua orang menyukai mamalia baru tersebut. Menyadari bahwa World Wide Fund For Nature (WWF) memerlukan sebuah symbol yang mudah dikenali dan dapat mengatasi seluruh hambatan bahasa, akhirnya para pendiri World Wide Fund For Nature (WWF) sepakat bahwa binatang besar berbulu tebal hitam-putih tersebut akan menjadi logo yang menarik. Sejak saat itu, logo panda hitam-putih menjadi symbol dari sebuah pergerakan konservasi, World Wide Fund For Nature (WWF). (Pedoman WWF, 2012:2)

3.1.4 Struktur Organisasi World Wide Fund For Nature (WWF)

Untuk memberikan arah kerja yang teratur didalam World Wide Fund For Nature (WWF) Bandung dibentuk sebuah struktur organisasi. Untuk lebih jelas, struktur organisasi World Wide Fund For Nature (WWF) Bandung dapat dilihat pada gambar berikut:


(52)

Gambar 3.2

Struktur Organisasi World Wide Fund For Nature (WWF) Bandung.

Sumber : Arsip World Wide Fund For Nature (WWF) Bandung.

Bertolak dari gambar diatas, maka terlihat World Wide Fund For Nature (WWF) Bandung dipimpin oleh Koordinator Inhouse, dalam aktifitas kerjanya koordinataor inhouse dibantu oleh administrasi di bandung dan administrasi di Surabaya. Dalam aktifitas kerja coordinator inhouse membawahi team leader, Hrd operasional, nasional rekrutmen & trainer dan venue staff. Koordinator Inhouse (Komar) Administrasi -Sofie (Surabaya) Team Leader- Theo (Surabaya ) Administrasi-Feli (Bandung) Team Leader- Risa (Surabaya ) Team Leader- Aji (Surabaya) Team Leader- Okta (Surabaya) HRD & Operasio nal (Dewi) Nasional Rekrutme n & Trainer (Fahmi) Venue Staff-Vacant (Surabaya)


(53)

3.1.5 Job Descriptions World Wide Fund For Nature (WWF)

Dibawah ini adalah job descriptions dari struktur organisasi World Wide Fund For Nature (WWF) Bandung sebagai berikut :

1. Koordinator In house : Bagian yang memantau kegiatan-kegiatan para anggota organisasi World Wide Fund For Nature (WWF).

2. Administrasi : Bagian yang mengatur segala keuangan yang diperoleh dari donator atau supporter World Wide Fund For Nature (WWF).

3. Team Leader : Tim yang menyelenggarakan dan bertanggung jawab pada seluruh kegiatan World Wide Fund For Nature (WWF) seperti kunjungan konservasi, sosialisasi ataupun kunjungan ke sekolah ataupun ke seluruh instansi.

4. Hrd & Operasional : Bagian yang menangani berbagai macam masalah yang ada didalam organisasi World Wide Fund For Nature (WWF) untuk dapat menunjang aktifitas organisasi agar mencapai tujuan yang telah ditentukan.

5. Nasional Rekrutmen & Trainer : Jabatan yang menangani suatu perekrutan anggota organisasi yang baru sekaligus memberikan pelatihan kepada anggota organisasi World Wide Fund For Nature (WWF) agar dapat mencapai visi dan misi yang sama.

6. Publikasi : Bagian yang memberikan informasi mengenai World Wide Fund For Nature (WWF). Dan media merupakan alat yang digunakan sebagai mengirim informasi terutama tentang World Wide Fund For Nature (WWF).


(54)

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2012:1).

Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskripftif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Pendekatan diarahkan pada latar dan individu secara utuh.

Dalam metode kualitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang berdimensi banyak, suatu kesatuan yang utuh serta berubah-ubah. Sehingga biasanya, rencana penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti sebelum penelitiannya dmulai. Untuk alasan itu pula pengertian kualitatif sering diasosiasikan dengan teknik analisis data dan penulisan laporan penelitian. Kirk dan Miller menyebutkan bahwa :

“Penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam berbahasa dan tulisan”. (Kirk dan Miller, 1986 : 26)

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif menurut penjelasan Moh.Nazir adalah :


(55)

“Metode deskriptif bertujuan untuk mendapatkan fakta secara cermat dan faktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta berhubungan antar fenomena yang diselidiki serta mengembanngkan atau memaparkan masalah dan mengadakan analisa yang didasarkan atas hasil pengamatan dari berbagai kejadian” (Nazir,1983:63).

Sedangkan metode deskriptif menurut Djalaludin Rakhmat adalah :

“Metode deskriptif yaitu dengan cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situaso tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis, fakta atau karakteristik, populasi tertentu atau bidanng tertentu secara faktual dan cermat.”(Rakhmat,1997:22)

Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang dijadikan objek penelitian, kemudian data atau informasinnya di analisis sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah peneliti menggunakan metode deskriptif ini dikarenakan suatu perhatian pada informan yang menarik dari segi bagaimana para pelaku komunikasi baik komunikator maupun komunikan melakukan interaksi dengan peserta sosialisasi dalam proses sosialisasi yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda. Dengan tujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara faktual dan cermat.

Sementara penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, dimana paradigma konstruktivis menyatakan bahwa:

Orang menciptakan pengetahuan agar berfungsi secara pragmatis dalam kehidupannya. Orang memproyeksikan dirinya kepada apa yang dialaminya. Para konstruktivis percaya bahwa fenomena di dunia dapat dikonseptualisasikan dengan berbagai cara, dimana pengetahuan berperan penting bagi sesorang untuk merekayasa dunia. (Effendy, 2003:330)


(56)

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 3.2.2.1 Studi Pustaka

a. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yaitu, mencari sumber dari literatur atau referensi lain yang relevan untuk memperoleh konsep atau teori yang diperlukan. Studi pustaka merupakan satu cara mendapatkan sumber dengan cara menemukan sumber tepat dari suatu spesialis tertentu. Dalam melengkapi data yang mendukung dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dan mencari informasi dari buku-buku, jurnal, dan skripsi yang relevan dengan penelitian yang peneliti teliti. Selain itu untuk mendukung penelitian ini, peneliti juga menggunakan artikel dari website yang isinya berhubungan dengan penelitian ini.

b. Internet Searching

Untuk menghasilkan data yang lebih maksimal, peneliti juga memanfaatkan dunia maya (internet) dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian ini. Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah :

“Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mugkin dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademis”.(Bungin,2008:148)

Untuk memperoleh data secara online ini dilakukan dengan cara browsing atau mengunduh data yang diperlukan dari internet melalui website tertentu.


(57)

3.2.2.2 Studi Lapangan a. wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,2011:186).

Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Licoln dan Guba (1985:266), antara lain: mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekontruksikan kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami dimasa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverivikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota (Moleong,2011:186).

Dengan melakukan wawancara, peneliti dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan informan. Informasi berdasarkan perspektif, pikiran dan perasaan informan yang disebut informasi emik (pandangan informan) dan tidak dapat dipisahkan dari informasi etik (pandangan peneliti).

Teknik pengambilan data dengan menggunakan tanya jawab langsung dengan anggota organisasi World Wide Fund For Nature (WWF), serta orang-orang yang dianggap mempunyai data dan dapat dijadikan sumber informasi


(58)

tentang penelitian ini, dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang strategi komunikasi dan pelestarian lingkungan. Di dalam wawancara ini peneliti menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok, topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan, serta menggunakan daftar pertanyaan yang terperinci ,namun terbuka yang sudah peneliti persiapkan.

b. Observasi

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan . para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. (Sugiyono,2012:64).

Observasi dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipasi pasif, partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan observasi yang lengkap. (Sugiyono,2012:65).

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi Partisipasi pasif jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan yang dilakukan oleh World Wide Fund For Nature (WWF) Bumi Panda yang sedang peneliti amati, tetapi peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. (Sugiyono,2012:66) c. Dokumentasi

Metode atau teknik pengumpulan data melalui dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial. Dokumen merupakan catatan yang di dalamnya terdapat sebuah peristiwa yang sudah


(59)

berlalu. Dokumen tersebut bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau proses interaksi yang dilakukan pada saat sosialisasi.

3.2.3 Teknik Penetuan Informan 3.2.3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak yang akan di wawancarai untuk perolehan data pada penelitian yang dilakukan yaitu mereka-mereka yang mengelola World Wide Fund For Nature (WWF) tersebut.

3.2.3.2 Informan Penelitian

Setelah menentukan objek, maka untuk mendapatkan data yang representatif dari keseluruhan objek penelitian, harus ditetapkan terlebih dahulu informannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, yakni cara memilih sampel berdasarkan pada kelompok, wilayah atau sekelompok individu yang diyakini mewakili semua unit analisis yang ada. Pemilihan kelompok atau itu dilakukan setelah peneliti melakukan pengamatan atau penjajakan di lokasi penelitian (Hamidi,2010:139).

Kriteria ditetapkannya informan penelitian adalah berdasarkan lamanya mereka bergabung kedalam World Wide Fund For Nature (WWF). Hal ini ditetapkan dengan pertimbangan bahwa baru atau lamanya bergabung akan memberikan data yang bervariasi bagi peneliti. Selain itu pendidikan dan jabatan juga akan mendukung perolehan data yang bervariasi (berwarna). Informan yang diambil dari penelitian ini adalah Anggota Organisasi World Wide Fund For Nature (WWF) Bandung yang merasakan langsung kegiatan ini.


(60)

Tabel 3.2 Data Informan

World Wide Fund For Nature (WWF) Bandung

No Nama

Lama Bergabung

Pendidikan Jabatan

1. Sani Firmansyah 1(satu) Tahun D3 Teknik Mesin Asisten Riset Bumi Panda

2. Felita Tansy

2(dua) Tahun S1 Akuntansi Admin Fundraiser 3. Darmawan Panca Kusumah 7(Tujuh) Bulan D3 Team Leader 4. Arwinda Kusniadewi 4(empat) Bulan S1 Menejemen Fundraiser

Sumber: Dokumen Peneliti, Maret 2014.

3.2.3.3Informan Pendukung

Adapun informan pendukung sebanyak 2 (dua) orang, yang dimana fungsinya untuk membuat penelitian ini lebih kuat. Kriteria yang termasuk dalam informan pendukung ini adalah orang yang mendukung seluruh program WWF dan mengamati secara langsung kegiatan dari World Wide Fund For Nature (WWF). Berikut ini adalah data-data beberapa informan yang dijadikan informan penelitian oleh peneliti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(1)

sosialisasi dan pengunjung Bumi Panda dengan cara menyapa mereka, menanyakan kabar mereka yang bertujuan agar suasana saat sosialiasai tidak terlihat kaku.

2. Ice Breaking (Pengenalan)

Tahap selanjutnya yaitu pengenalan. Pengenalan yang melibatkan seluruh anggota organisasi bertujuan agar para peserta sosialisasi mengenal seluruh nama anggota WWF yang akan melakukan sosialisasi terutama pengenalan terhadap WWF Bumi Panda itu sendiri.

3. Campaign (Kampanye)

Pada tahap inilah seluruh materi dan seluruh kegiatan-kegiatan yang dilakukan WWF Bumi Panda ataupun WWF Indonesia di bahas dalam sosialisasi lalu disampaikan kepada seluruh peserta sosialisasi dan pengunjung Bumi Panda. informasi-informasi yang disampaikan pun sudah di diskusikan sebelumnya oleh tim dari WWF Indonesia. Karena WWF tidak bisa menyebarkan informasi secara sembarangan.

4. Rehass (Meyakinkan)

Dalam tahap ini seluruh anggota WWF Bumi Panda meyakinkan para peserta sosialisasinya agar mereka juga mau mengikuti kegiatan-kegiatan atau langkah-langkah untuk melestarikan lingkungan yang sudah dijelaskan oleh fundraiser ataupun team leader dari WWF Bumi Panda.

5. Closing (Penutupan/Ucapan Terimakasih)

Tahap terakhir adalah penutupan, seluruh anggota WWF Bumi Panda harus mengucapkan rasa terimakasihnya kepada peserta sosialisasi atau pengunjung Bumi Panda yang sudah meluangkan waktunya mengikuti kegiatan sosialisasi dan diskusi bersama WWF Bumi Panda.

Manajemen komunikasi sangat identik dengan interaksi sosial. Ada kalanya kita harus mampu untuk memposisikan diri dengan tepat dalam situasi tertentu, kita juga harus mampu menghadapi dan menjalin kerjasama dengan orang lain tanpa mencampurnya dengan urusan pribadi. Ini merupakan sebagian alasan diperlukannya sikap professional dalam diri anda masing-masing. Manajemen


(2)

komunikasi berada di dalam dan diantara sistem sosial. Manajemen Komunikasi yang telah dilakukan oleh WWF Bumi Panda adalah dengan memiliki sumberdaya komunikasi yang berupa media publikasi. Dalam pembahasan mengenai perencanaan komunikasi memang telah dijelaskan beberapa media publikasi yang dimiliki WWF Bumi Panda, namun hal tersebut memang perlu dilakukan peningkatan. Selain media publikasi dalam sosial media, sumberdaya komunikasi yang dimiliki WWF Bumi Panda antaralain majalah Living Planet yang berisikan tentang alam secara keseluruhan baik itu flora fauna, ataupun informasi mengenai keadaan lingkungan di sekitar masyarakat. Semua hal yang berkaitan tentang lingkungan dibahas dalam majal ini. Majalah Living Planet terbit setiap empat bulan sekali. Majalah ini hanya di khususkan untuk mereka yang sudah tergabung dalam supporter WWF Indonesia, yang memang bertujuan agar supporter WWF tidak ketinggalan informasi. Majalah ini tidak diperjual belikan, hanya khusus di sebarkan didalam lingkungan WWF saja.

Dalam manajemen komunikasi terdapat unsur-unsur yang mendukung tujuan dari manajemen komunikasi itu sendiri diantaranya meliputi 4P (Penerimaan, Pengolahan, Penyimpanan, dan Penyampaian Informasi). Penerimaan pesan atau informasi yang diterima peserta sosialisasi sudah dinyatakan cukup baik, hal ini dikarenakan dengan adanya orang-orang yang mendukung seluruh kegiatan WWF Bumi Panda yang sering disebut supporter tentunya menandakan bahwa mereka memahami maksud dan tujuan yang dilakukan oleh WWF Bumi Panda. Meskipun hanya segelintir orang yang bergabung menjadi supporter, setidaknya pesan yang mereka terima dari para anggota WWF Bumi Panda dapat menyadarkan para supporter untuk bersama-sama melestarikan lingkungan yang ada di sekitar mereka. Berdasarkan pengolahan informasi yang dilakukan, WWF Bumi Panda melakukan rapat terlebih dahulu dengan para kordinator-kordinator WWF Indonesia untuk menyiapkan materi dan informasi apa saja yang harus disebarluaskan kepada publik. Mereka mengolah informasi berdasarkan apa yang terjadi dan tanpa rekayasa. Penyimpanan pesan yang WWF Bumi Panda dan WWF Indonesia lakukan adalah dengan membedakan informasi-informasi yang layak untuk di


(3)

sebarkan di media publikasi dan informasi yan harus di sampaikan dalam sosialisasi.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dari BAB IV yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Di Bumi Panda Bandung

Perencanaan Komunikasi yang dilakukan oleh WWF Bumi Panda sebelum acara sosialisasi adalah dengan cara menyusun kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun kedepan, setelah itu WWF Indonesia dan WWF Bumi Panda menyaring informasi-informasi apa saja yang akan disampaikan kepada seluruh masyarakat sekaligus melakukan meeting yang dilakukan di kantor WWF Indonesia di Jakarta dan dihadiri oleh setiap kordinator WWF seluruh Indonesia termasuk WWF Bumi Panda. Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh WWF Bumi Panda saat kegiatan sosialisasi yaitu dengan cara 5 step yang terdiri dari

Approach (Pendekatan), Ice Breaking (Pengenalan), Campaign (Kampanye),

Rehass (Meyakinkan), Closing (Penutupan).

2. Manajemen Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Di Bumi Panda Bandung

Manajemen Komunikasi yang telah dilakukan WWF Bumi Panda yaitu dengan memiliki sumberdaya komunikasi yang berupa media publikasi antaralain majalah Living Planet yang berisikan tentang alam secara keseluruhan baik itu flora fauna, ataupun informasi mengenai keadaan lingkungan di sekitar masyarakat. Semua hal yang berkaitan tentang lingkungan dibahas dalam majalah ini.

3. Strategi Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Di Bumi Panda Bandung

Strategi Komunikasi adalah paduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari sekian


(4)

banyak upaya perencanaan dan manajemen komunikasi WWF Bumi Panda yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan dengan adanya kedua unsur tersebut didalam lingkungan organisasi WWF Bumi Panda dapat menunjukan bahwa WWF Bumi Panda melakukan perencanaan dan manajemen komunikasi demi mencapai tujuan dari visi dan misinya.

6. Daftar Pustaka

A. Buku-buku:

Ardianto, Elvinaro & Erdinaya Lukiati Komala. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media

Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi. Bandung : Armindo.

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Buku Panduan WWF, 2012. Fundraiser WWF-Indonesia

Cangara, Hafield. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

____________________. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(5)

Nurudin. 2010. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Rakhmat, Jalaludin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Zeitlin, Irving M. 1995. Memahami Kembali Sosiologi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

B. Internet

• http://www.rahmatalkafi.com/2012/01/pelestarianlingkungan.html,selasa,1 8/03/2014,19.40.wib

• http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/11/05/kelestarianlingkungan-hidup/Selasa,18/03/2014

• http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/Rabu,19/03/2014,15:51wib. • http://www.plasticoceans.net/wp-content/uploads/WWF-logo.gif

• http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/Rabu,19/03/2014,15:51.wib •

http://communicationdomain.wordpress.com/2011/03/13/konsep-dasar-perencanaan-komunikasi/sabtu,29/03/2014,pukul.21:19

• http://communicationdomain.wordpress.com/2010/12/18/pengantar-ilmu-manajemen-komunikasi/sabtu,29/03/2014.pukul:21:18

C. Karya ilmiah

Mukhlisin, Ibnu. 2010. Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota Bekasi. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.


(6)

Sulistiati, Tri. 2011. Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia. Jatinangor : Universitas Padjajaran.

Laksono, Dwi. 2012. Strategi Komuniasi Dalam Usaha Pelestarian Satwa Liar. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.


Dokumen yang terkait

Peran World Wide Fund for nature (WWF) dalam program Heart Of Borneo (HOB) di Indonesia periode 2012-2013

9 81 139

STRATEGI IMPLEMENTASI HASIL ROUNDTABLE ON SUSTAINABLE PALM OIL (RSPO) OLEH WORLD WILDLIFE FUND FOR NATURE (WWF) DI INDONESIA

0 3 115

KOMUNIKASI PARTISIPATIF MELALUI PROSES KEGIATAN PANDACLICK KOMUNIKASI PARTISIPATIF MELALUI PROSES KEGIATAN PANDA CLICK (Studi Kasus Pada Program Komunikasi Partisipatif Panda Click Yang Dilakukan Oleh World Wildlife Fund For Nature (Wwf) Indonesia Program

0 2 16

PENDAHULUAN KOMUNIKASI PARTISIPATIF MELALUI PROSES KEGIATAN PANDA CLICK (Studi Kasus Pada Program Komunikasi Partisipatif Panda Click Yang Dilakukan Oleh World Wildlife Fund For Nature (Wwf) Indonesia Program Kalimantan Barat Di Desa Teluk Aur, Kecamatan

0 3 56

DESKRIPSI SUBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN KOMUNIKASI PARTISIPATIF MELALUI PROSES KEGIATAN PANDA CLICK (Studi Kasus Pada Program Komunikasi Partisipatif Panda Click Yang Dilakukan Oleh World Wildlife Fund For Nature (Wwf) Indonesia Program Kalimantan Barat D

0 3 23

KESIMPULAN DAN SARAN KOMUNIKASI PARTISIPATIF MELALUI PROSES KEGIATAN PANDA CLICK (Studi Kasus Pada Program Komunikasi Partisipatif Panda Click Yang Dilakukan Oleh World Wildlife Fund For Nature (Wwf) Indonesia Program Kalimantan Barat Di Desa Teluk Aur, K

0 11 223

SKRIPSI IMPLEMENTASI KAMPANYE “SEBANGAU CONSERVATION PROJECT” WORLD WIDE FUND for NATURE” (WWF) INDONESIA KALIMANTAN TENGAH.

0 3 18

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KAMPANYE “SEBANGAU CONSERVATION PROJECT” WORLD WIDE FUND for NATURE” (WWF) INDONESIA KALIMANTAN TENGAH.

0 3 51

OBYEK PENELITIAN IMPLEMENTASI KAMPANYE “SEBANGAU CONSERVATION PROJECT” WORLD WIDE FUND for NATURE” (WWF) INDONESIA KALIMANTAN TENGAH.

0 5 25

KESIMPULAN DAN SARAN IMPLEMENTASI KAMPANYE “SEBANGAU CONSERVATION PROJECT” WORLD WIDE FUND for NATURE” (WWF) INDONESIA KALIMANTAN TENGAH.

0 2 11