Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah

6 d. Peningkatan kondisi jaringan irigasi yang tersinkronisasi dengan Kabupatenkawasan utama penghasil padi dan sawah LP2B serta mendorong peninngkatan partisipasi masyarakat. e. Peningkatan daya saing produk pangan lokal melalui pengembangan sertifikasi pangan organik, Prima 3 serta penyediaan pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman. f. Revitalisasi Balai Perbenihan pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan. g. Peningkatan diversifikasi, distribusi dan aksesibilitas pangan melalui pengembangan pemanfaatan pekarangan; pengembangan diversifikasi pengolahan pangan berbasis sumber daya lokal; penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat LDPM; peningkatan kemandirian dan penanganan kerentanan pangan masyarakat, pengembangan lumbung pangan masyarakat, peningkatan ketersediaan dan cadangan pangan masyarakat serta pengembangan cadangan pangan Provinsi Jawa Tengah. h. Peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan, akses teknologi, sumber- sumber pembiayaan, informasi harga dan akses pasar. i. Peningkatan pelayanan jaringan listrik melalui pembangunan jaringan listrik perdesaan, EBT, sambungan listrik murah, fasilitasi perijinan dan jaringan pelayanan dan akses listrik kepada PLN, fasilitasi dukungan pembangunan PLTU Batang dan Cilacap serta mendorong upaya-upaya untuk hemat energi. 2. Percepatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin, peningkatan pendapatan masyarakat miskin serta pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil bagi masyarakat miskin, dengan fokus pada : a. Pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin, antara lain dengan: 1 Pola sharing program dan pendanaan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan KabupatenKota, yaitu :  Akses layanan pendidikan melalui pemberian Bantuan Siswa Miskin BSM dengan pola sharing yaitu Pemerintah Provinsi untuk Pendidikan Menengah dan Khusus, sedangkan Pemerintah KabupatenKota untuk Pendidikan Dasar.  Akses kesehatan melalui Jamkesdapembiayaan kesehatan masyarakat miskin non kuota APBN, dengan sharing pembiayaan Pemerintah Provinsi sebesar 40 dan KabupatenKota sebesar 60. Catatan : Apabila seluruh pembiayaan kesehatan masyarakat miskin sudah ditangani Pemerintah Pusat universal coverage, maka alokasi anggaran dari APBD Provinsi dan KabupatenKota hanya untuk pembiayaan buffercadangan.  Akses infrastruktur pada perbaikan Rumah Tidak Layak Huni RTLH, dengan pola sharing penanganan Pemerintah Pusat sebesar 20, Pemerintah Provinsi sebesar 30 dan KabupatenKota sebesar 50. 7 Catatan : Apabila proporsi Pusat kurang atau lebih dari 20, maka penanganan kekurangan perbaikan RTLH akan diperhitungkan secara proporsional antara Provinsi dan KabupatenKota 2 Peningkatan pemenuhan kecukupan pangan, akses pelayanan dan infrastruktur dasar, diutamakan pada KabupatenKecamatanDesa dengan tingkat kemiskinan tinggi. 3 Pengembangan pasar lelang dan sistem resi gudang serta fasilitasi penyelenggaraan pasar murah menjelang lebaran. 4 Peningkatan pembinaan dan fasilitasi kelompok rentan dan PMKS dengan peningkatan jumlah PSKS, pembinaan kelompok binaan PMKS non Panti, dan fasilitasi pemenuhan dokumen kependudukan bagi kelompok rentan. 5 Pemenuhan layanan kebutuhan dasar PMKS yang tidak produktif dengan pelibatan Pemerintah Daerah, Dasa Wisma Dawis serta Dunia Usaha dan Industri DUDI didukung dengan data pemetaan dan penyebaran PMKS. 6 Peningkatan pelayanan adminduk bagi kelompok miskin melalui unit layanan penduduk miskin sebagai upaya mempermudah dalam mendapatkan layanan dasar. b. Peningkatan pendapatan melalui pemberdayaan masyarakat miskin antara lain : 1 Peningkatan kemampuan berusaha dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi sumber daya lokal; pembangunan karakter dan jiwa berusaha bagi pemuda; jaminan dan kepastian usaha serta kepastian harga jualproduk; pengembangan Usaha Kecil Menengah; peningkatan kewirausahaan perempuan melalui optimalisasi kelompok Dawis; dan pelibatan DUDI untuk menumbuhkan kesempatan berusaha. 2 Membangun sinergitas dengan dunia usaha, masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif dalam penanganan kemiskinan. c. Pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil bagi masyarakat miskin, antara lain dengan : 1 Pengembangan wirausaha baru berbasis Usaha Kecil Menengah. 2 Fasilitasi perluasan akses permodalan, pasar dan jaminan harga. 3 Fasilitasi kepengurusan sertifikat hak atas tanah kerjasama dengan BPN sehingga bisa digunakan sebagai agunan pengajuan kredit usaha. 3. Peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia diberbagai bidang dan layanan sosial dasar masyarakat secara berkelanjutan, dengan fokus pada : a. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan kepastian dalam penyelenggaraan pendidikan melalui optimalisasi pengelolaan pendidikan menengah dan pendidikan khusus dengan pemberian BOSDA Dikmen dan Diksus; peningkatan sarpras pendidikan 8 pendidikan guna memenuhi SPM dan SNP utamanya peningkatan ketersediaan SMASMK di wilayah kecamatan yang belum memiliki satuan pendidikan menengah; pengembangan kurikulum muatan lokal dengan penambahan substansi kewirausahaan khususnya untuk pendidikan menengah; peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan studi lanjut ke S1D4 dan pelatihan kompetensi teknis guru dan tendik; pengembangan potensi siswa dan peningkatan mutu lulusan dengan fasilitasi lomba-lomba dan karya ilmiah; optimalisasi peran swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dengan program CSR dan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan. b. Peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui peningkatan sarana prasarana dan pengembangan layanan perpustakaan daerah; serta pengembangan jaringan kemitraan. c. Peningkatan akses serta mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan melalui peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan; optimalisasi pelaksanaan Bintek, Diklat dan Workshop bagi Tenaga Medis dan Non Medis; optimalisasi peran Dokter dan Bidan PTT; stimulan pemberian bantuan jamban keluarga di kabkota; Peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular di 35 kabkota; serta Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. 4. Penguatan potensi ekonomi kerakyatan berbasis komoditas lokal, industri kreatif dan sentraklaster dalam rangka percepatan pengurangan pengangguran, dengan fokus pada : a. Peningkatan produktivitas dan daya saing koperasi dan UMKM melalui pengembangan Produk Unggulan Daerah berbasis Sumber Daya Lokal melalui Pendekatan OVOP; penguatan kapasitas dan kelembagaan Koperasi; perluasan akses pembiayaan dengan pendampingan manajemen dan usaha; peningkatan kualitas sumber daya manusia penguruspengelola koperasi dan UMKM dengan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, bimbingan teknis, magang serta PKL; serta perluasan pangsa pasar bagi produk koperasi dan UMKM dengan pameran dan promosi. b. Pengembangan klaster industri yang berbasis potensi lokal yang menyerap tenaga kerja. c. Peningkatan penguasaan akses dan informasi pasar, promosi, kemitraankerjasama usaha dengan mengoptimalkan perkuatan jejaring antar sentraklaster industri dan mendorong penerapan standar mutu produk lokal. d. Peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja; perluasan dan pengembangan kesempatan bekerja; perbaikan iklim serta penguatan hubungan industrial ketenagakerjaan. e. Peningkatan kemampuan dan produktivitas kerja serta peningkatan etos kerja untuk meningkatkan kondisi kerja yang kompetitif; perluasan dan pengembangan kesempatan bekerja; program magang kerja; perbaikan iklim serta penguatan hubungan industrial ketenagakerjaan 9 f. Peningkatan realisasi dan persebaran investasi di Jawa Tengah dengan pemberian kemudahan perizinan melalui PTSP, pengembangan klaster industri yang berbasis potensi lokal yang menyerap tenaga kerja, peningkatan promosi, membangun citra positif potensi dan peluang investasi Jawa Tengah. g. Pembangunan pariwisata sesuai potensi lokal daerah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui peningkatan daya tarik destinasi wisata, penyediaan infrastruktur pendukung, peningkatan kualitas dan kapasitas SDM Pariwisata, serta optimalisasi pemasaran pariwisata. 5. Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memperhatikan keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dengan fokus pada : a. Peningkatkan kualitas dan kapasitas jalan dan jembatan menuju Jawa Tengah bebas lubang dengan ruas tuntas utamanya pada ruas-ruas jalan strategis serta menjaga kondisi baik meningkat dari tahun 2016. b. Peningkatan penanganan banjir pada Wilayah Sungai Bodri Kuto dan Pemali-Comal utamanya di S. Bodri, Kendal, Blukar, Damar, Bulanan, Meduri, Bremi, Pemali, Comal serta mendorong pada Wilayah Sungai kewenangan Pusat utamanya di Sungai Bengawan Solo, BKT, Serang, Juwana, Lusi, Wulan, Kabuyutan, Cisanggarung, Gelis, Piji, Logung, Mangkang, progo, Wawar, Tipar, Serayu, Citanduy, Cibereum, Cikonde, Luk Ulo dan sabuk pantai di wilayah Pantura. c. Memfasilitasi percepatan penyelesaian dan operasionalisasi pembangunan infrastruktur strategis di Jawa Tengah diantaranya Jalan Tol Bawen-Solo, Pejagan-Semarang; JJLS; Bandara Internasional A. Yani Semarang; Pelabuhan Tanjung Emas; Waduk Logung, Pidekso, Gondang, Kuningan; DI Slinga Purbalingga; Reaktivasi KA; Jalan Nasional antara lain Pelebaran Klampok - Banjarnegara, Wangon- Temanggung, Tegal - Purwokerto. d. Peningkatan cakupan pelayanan air bersih utamanya percepatan penyelesaian dan operasionalisasi pengembangan SPAM Regional Bregas, Keburejo; pelibatan peran swasta dan masyarakat dalam penyediaan serta pengelolaan air bersih. e. Peningkatan pelayanan transportasi publik dan keselamatan utamanya percepatan operasionalisasi Angkutan massal anglomerasi Kedungsapur koridor Semarang - Bawen; keselamatan lalu lintas angkutan jalan dan fasilitasi percepatan rencana Bandara Wirasaba Purbalingga. f. Menurunkan beban pencemaran akibat pembuangan air limbah melalui Program Penilaian Kinerja Perusahaan dan Program Kali Bersih, Pembangunan IPAL di sentra-sentra IKM dan Peningkatan kapasitas pelaku usaha UMKM. g. Peningkatan mitigasi dan penanganan pasca bencana melalui Peningkatan dan pemeliharaan saluran air; rehabilitasi dan konservasi Daerah Aliran Sungai termasuk lahan kritis dan kawasan pesisir; Penangan darurat pasca banjirlongsor. 10 h. Percepatan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir sampah TPA Regional. 6. Pemantapan implementasi reformasi birokrasi menuju penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik, dengan fokus pada : a. Perbaikan kinerja birokrasi yang mencakup 8 area perubahan, yaitu : 1 Penataan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran antara lain melalui penyusunan produk hukum daerah bidang kelembagaan, fasilitasi usulan pengembangan kapasitas kelembagaan perangkat daerah dan UPT, dan penataan Lembaga Non Struktural. 2 Penataan Tatalaksana meliputi Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance melalui Penerapan sistem tata kerja birokrasi berbasis teknologi informasi; Peningkatan sarana PTSP; penanganan pengaduan masyarakat berbasis pada teknologi informasi; Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat SKM pelayanan publik. 3 Penataan peraturan perundang-undangan yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif, serta selaras melalui Penerapan kebijakan peraturan perundang-undangan; pengawasan dan penanganan terhadap pelanggaran peraturan daerah; Pemantauan dan evaluasi efektivitas PerdaPerkada secara periodik. 4 Peningkatan kapasitas SDM Aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera melalui penghitungan kebutuhan pegawai dengan analisis jabatan dan ABK, penyusunan peta jabatan, penetapan nomenklatur jabatan fungsional umum, pengadaan pegawai dengan selesites CAT dan sistem permbinaan karier yang terbuka. 5 Peningkatan Pengawasan pelaksanaan pembangunan yang bebas KKN melalui Pengimplementasian aksi PPK yang difokuskan pada peningkatan kemudahan berusaha, transparansi perencanaan dan penganggaran; penerapan SPIP, pembangunan Zona Integritas, transparansi pengadaan barangjasa pemerintah, penanganan pengaduan masyarakat melalui berbagai media, 6 Peningkatan Akuntabilitas dengan kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi melalui Reformasi Birokrasi Berbasis Kompetensi; pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Peningkatan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan keuangan, optimalisasi pemberdayaan aset daerah, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan 7 Peningkatan Pelayanan publik dengan Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat melalui Peningkatan kualitas pelayanan berupa kecepatan, kemudahan dan kepastian serta transparansi proses perizinan; Peningkatan sarana penanganan pengaduan masyarakat berbasis pada teknologi informasi; penerapan Sistem Manajemen Mutu SMM dan Sertifikasi ISO 9001:2008; Optimalisasi fungsi SPIP sebagai media pengawasan. 11 8 Pembentukan mindset dan cultural set aparatur yang memiliki integritas dan kinerja tinggi melalui peningkatan prioritas perubahan cara pandang dan perilaku dari birokrat menjadi pelayan publik dan pengembangan budaya kerja. b. Peningkatan partisipasi masyarakat terutama dalam setiap pengambilan kebijakan dan kehidupan berdemokrasi. c. Pemantapan kondusivitas wilayah dari gangguan resiko sosial dan antisipasi dampak pelaksanaan Pilkada. d. Peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan aset daerah. e. Gerakan revolusi mental guna mengembalikan nilai-nilai luhur Pancasila melalui pengembangan seni, budaya daerah dan olahraga serta menghidupkan kembali budaya gotong royong dan handarbeni. f. Penataan administrasi kependudukan guna optimalisasi pembangunan berbasis administrasi kependudukan melalui fasilitasi dan sosialisasi masyarakat. Sebagai suatu kesatuan wilayah, sektor dan sistem pembangunan di Jawa Tengah, selain hal tersebut di atas diharapkan pula dukungan dari KabupatenKota untuk dapat memprioritaskan programkegiatan pembangunan pada Tahun 2017 yaitu : 1 Meningkatakan kondisi baik prasarana jalan dan jembatan utamanya di Kabupaten Magelang, Kendal, Sukoharjo, Batang, Grobogan, Banyumas, Kudus, Jepara, Blora, Klaten, Semarang, Wonogiri, Cilacap, Kebumen, Pati, Karanganyar, Rembang, Purworejo, Tegal dan Kota Magelang. 2 Meningkatan kondisi baik jaringan irigasi utamanya di Kabupaten Blora, Grobogan, Tegal, Banyumas, Batang, Purbalingga, Semarang, Brebes, Jepara, Cilacap, Kota Semarang dan Salatiga. 3 Dapat mendukung “Program Pembangunan 1.000 Embung” dengan membangunrevitalisasi embungtampungan air sesuai kewenangan KabupatenKota utamanya untuk mendukung air baku pertanian dan air minum masyarakat di wilayah rawan kekeringan. 5 Dukungan dan fasilitasi untuk percepatan pembangunan infrastruktur starategis di Provinsi Jawa Tengah. 6 Dukungan untuk mendorong petani menanam kedelai. 7 Meningkatkan upaya-upaya untuk pengendalian pemanfaatan ruang dan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian utamanya di sawah LP2B. 8 Usulan Bantuan Keuangan Provinsi Kepada KabupatenKota dan Desa pada Tahun 2017 diharapkan untuk diprioritaskan pada : a. Pembangunanrevitalisasi embungtampungan air, peningkatan infrastruktur jalan, jembatan, irigasi dan penanggulangan banjir. b. Penanganan infrastruktru desa utamanya pada desa miskin dengan katagori kuning dan merah. c. Merupakan kewenangan KabupatenKota atau Desa Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa, sudah siap secara teknis dan 12 dapat diselesaikan pada tahun berkenaan serta tidak duplikasi anggaran dengan sumber dana lainnya. III.Musrenbang RKPD Tahun 2017 Musrenbang RKPD Tahun 2017 merupakan forum antar pemangku kepentingan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap rancangan RKPD. Musrenbang RKPD Tahun 2017 dilaksanakan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Musrenbang dan Tata Cara Koordinasi Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Antar KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah. Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2017 diatur dengan ketentuan sebagai berikut : 1 Tahap Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Tahun 2017 diselenggarakan dalam 2 dua tahap, yaitu :

a. Pra Musrenbang

Dilaksanakan dengan tujuan untuk :  Menyelaraskan program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah Tahun 2017 dengan mempertimbangkan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan pada tingkatan pemerintahan di atas maupun di bawahnya;  Penajaman usulan dari aspek kemendesakan, kemanfaatan dan readyness usulan program dan kegiatan Tahun 2017 yang telah disampaikan masyarakat, Pemerintah KabupatenKota, SKPD Provinsi Jawa Tengah dan aspirasi DPRD sebelum Musrenbang RKPD Tahun 2017 dilaksanakan;  Mempertajam indikator dan target kinerja programkegiatan pembangunan daerah Tahun 2017.

b. Musrenbang

Dilaksanakan dalam rangka menyepakati prioritas pembangunan daerah serta rencana kerja dan pendanaan Tahun 2017 dengan mendorong dan mengoptimalkan peran aktif masyarakat, stakeholders kunci pembangunan, partai politik, termasuk pelibatan masyarakat berkebutuhan khusus, responsif gender serta forum anak. 2 Jadual Pelaksanaan Pelaksanaan Musrenbang RKPD Tahun 2017 diupayakan tepat waktu, sehingga tidak berpengaruh terhadap rangkaian kegiatan perencanaan berikutnya, dengan jadual selengkapnya sebagai berikut : a. Musrenbang Desa atau Forum Finalisasi usulan programkegiatan prioritas desa Tahun 2017 bagi Desa yang telah menyelenggarakan Musrenbang Desa diselenggarakan paling lambat Bulan Januari Tahun 2016. Jadual pelaksanaan, dokumentasi, berita acara dan usulan programkegiatan prioritas desa diinput melalui sistem informasi musrenbang desakelurahan dengan 13 alamat emusrenbang.sippd-jatengprov.info dengan jadual sebagai berikut :  Jadual pelaksanaan Musrenbang Desa atau Forum finalisasipenajaman usulan programkegiatan prioritas desa diinput paling lambat bulan Desember Tahun 2015.  Dokumentasi, berita acara dan usulan programkegiatan hasil finalisasipenajaman usulan programkegiatan prioritas desa diinput paling lambat bulan Januari Tahun 2016. Catatan : Selanjutnya untuk tahun perencanaan ke depan mengikuti Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa. b. Musrenbang Kelurahan, diselenggarakan paling lambat Bulan Januari Tahun 2016. Jadual pelaksanaan, dokumentasi, berita acara dan usulan programkegiatan hasil Musrenbang Kelurahan diinput melalui sistem informasi musrenbang desakelurahan dengan alamat emusrenbang.sippd-jatengprov.info sebagaimana jadual sebagai berikut :  Jadual pelaksanaan Musrenbang Kelurahan diinput paling lambat bulan Desember Tahun 2015.  Dokumentasi, berita acara dan usulan programkegiatan hasil Musrenbang Kelurahan diinput paling lambat bulan Januari Tahun 2016. c. Musrenbang Kecamatan, diselenggarakan paling lambat Minggu III Bulan Pebruari Tahun 2016. Jadual pelaksanaan, dokumentasi, berita acara dan usulan programkegiatan hasil Musrenbang Kecamatan diinput melalui sistem informasi musrenbang Kecamatan dengan alamat emusrenbang.sippd-jatengprov.info sebagaimana jadual sebagai berikut :  Jadual pelaksanaan Musrenbang Kecamatan diinput paling lambat bulan Januari Tahun 2016.  Dokumentasi, berita acara dan usulan programkegiatan hasil Musrenbang Kelurahan diinput paling lambat bulan Februari Tahun 2016. d. Musrenbang KabupatenKota, diselenggarakan pada Minggu I – III Bulan Maret Tahun 2016. Jadual pelaksanaan Musrenbang KabupatenKota diinput melalui alamat website emusrenbang.sippd- jatengprov.info dan surat resmi kepada Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah paling lambat Minggu II Bulan Pebruari 2016, dengan alamat: Alamat kantor : Jalan Pemuda 127 – 133 Semarang Telepon : 024-3515591, 3515592 Faximilie : 024-3546802 Alamat Email : program.bappedajtggmail.com. e. Musrenbang Provinsi, diselenggarakan pada Minggu I Bulan April Tahun 2016.