Kebijakan Umum Perencanaan Pembangunan Daerah

3 masyarakat pasokan, harga dan distribusi; meningkatnya koordinasi TPID baik tingkat provinsi dan kabupatenkota; sinergisnya dukungan pembiayaan pembangunan pemerintah pusat, provinsi dan kabupatenkota. c. Percepatan penurunan angka kemiskinan menjadi 11,30 - 10,83 pada Tahun 2017 melalui strategi : i pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin; ii peningkatan pendapatan masyarakat; iii pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil. Selain itu dibangun sinergitas program dan pendanaan dalam rangka penanggulangan kemiskinan melalui : pola sharing program dan pendanaan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan kabupatenkota akses pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dan pengembangan kegiatan-kegiatan tematik TMMD Tematik, Kuliah Kerja Nyata Tematikkerjasama dengan Perguruan Tinggi serta CSR Tematik dengan fokus prioritas lokasi pada daerah yang tingkat kemiskinannnya tinggi. d. Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka menjadi 4,49 - 4,27 pada Tahun 2017. 7. Memperhatikan kewenangan dan tugas fungsi masing-masing kabupatenkota dan SKPD Provinsi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Memperhatikan dan mempedomani aturanketentuan, prosedur dan mekanisme perencanaan dan pelaksanaan pembangunan untuk mencapai 3 TEPAT sasaran, administrasi dan waktu, dengan pendekatan : a. Holistik, yaitu pendekatan multisektor koordinatif; b. Integratif, yaitu mempunyai fokus dan tujuan yang jelas; c. Kewilayahan, yaitu jelas lokus yang akan disasar. 9. Meningkatkan kemanfaatan, keterkaitan dan keserasian pembangunan antar sektor, wilayah serta pelaku pembangunan secara lebih terpadu dan berkesinambungan berbasis pengembangan potensi kawasan, melalui pelaksanaan multilateral meeting antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan kabupatenkota serta pelibatan pihak swastadunia usaha. 10. Membangun dan meningkatkan keterbukaan informasi dan komunikasi publik dengan pelibatan seluruh stakeholder termasuk partai politik dan komunitas masyarakat berkebutuhan khusus guna mendorong peran aktif masyarakat dan menjamin hak masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik sebagai mekanisme check and balances. 11. Memantapkan kondusivitas wilayahdaerah sebagai antisipasi kerawanan sosial. 12. Meningkatkan kelengkapan, akurasi, validasi dan pemanfaatan data dan informasi dalam proses perencanaan dan pembangunan daerah. 13. Meningkatkan sinkronisasi dan kualitas perencanaan penganggaran pembangunan daerah serta meningkatkan kualitas belanja berbasis kinerja yang efektif, efisien, transparan, akuntabel dan mengutamakan belanja publikproduktif yang mampu memberikan dampak multiplier effect tinggi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. 4

II. Arah dan Prioritas Pembangunan Daerah

2.1. Isu Strategis Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2017

Mendasarkan berbagai permasalahan pembangunan di Jawa Tengah, maka isu strategis pembangunan Jawa Tengah Tahun 2017 dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang bersifat multidimensi dan sangat penting untuk ditangani secara terpadu dan terarah melalui pelibatan atau dukungan seluruh pemangku kepentingan. Penurunan kemiskinan di Jawa Tengah cenderung masih lambat dan sampai dengan bulan Maret Tahun 2015 jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah mencapai 4,577 juta orang 13,58. Sedangkan jumlah pengangguran pada bulan Agustus Tahun 2015 sebanyak 0,86 juta jiwa 4,99. 2. Kedaulatan Pangan Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian kedaulatan pangan antara lain terganggunya produktivitas pertanian akibat perubahan iklim, gangguan organisme pengganggu tanaman dan alih fungsi lahan pertanian; belum meratanya akses pangan sehingga masih terdapat daerah rawan pangan; belum optimalnya pengolahan dan masih rendahnya daya saing produk pangan lokal; masih tingginya konsumsi beras; semakin berkurangnya minat generasi muda di bidang pertanian. Selain hal tersebut, rendahnya produksi kedelai juga masih merupakan tantangan ke depan yang perlu secara optimal ditingkatkan. 3. Kedaulatan Energi Ketergantungan terhadap energi yang bersumber dari fosil masih cukup besar serta masih terdapat potensi dan sumberdaya energi EBT yang belum dimanfaatkan secara optimal, masih terdapat rumah tangga belum berlistrik terutama di daerah terpencil, pola konsumsi energi masyarakat dan industri masih boros, meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi, dan kurangnya fasilitasi dan apresiasi bagi kelompok-kelompok masyarakat yang memanfaatkan EBT oleh Pemerintah. 4. Pembangunan Infrastruktur Kondisi infrastruktur yang masih belum merata kualitas, kapasitas dan sebarannya utamanya pada prasarana jalan dan jembatan serta irigasi, baik untuk infrastruktur kewenangan Nasional, Provinsi maupun KabupatenKota serta Desa mengakibatkan sistem jaringan infrastruktur masih belum dapat optimal dalam melayani kebutuhan masyarakat. Selain itu, infrastruktur sebagai pembentuk struktur ruang wilayah masih terkendala belum selesainya secara keseluruhan infrastruktur strategis di Provinsi Jawa Tengah diantaranya Jalan Tol, JJLS, Bandara A. Yani, Pelabuhan Tanjung Emas, Embung, Kereta Api dan PLTU, kelestarian lingkungan dan Penurunan Gas Rumah Kaca perlu semakin diperhatikan termasuk upaya mitigasi, adaptasi dan penanggulangan bencana utamanya peningkatan penanggulangan kekeringan dengan memperbanyak tampungan air embung. 5 5. Tata Kelola Pemerintahan, Kondusivitas dan Demokratisasi Tingkat partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan terutama dalam setiap pengambilan kebijakan dan kehidupan berdemokrasi. Demikian pula dengan kondusivitas daerah masih perlu untuk dimantapkan dalam rangka menciptakan rasa aman dan nyaman sehingga dapat berdampak pada meningkatnya investasi. Selain hal tersebut, perlu ditingkatkan perbaikan kinerja birokrasi yang mencakup 8 area perubahan penataan organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, sumber daya manusia aparatur, penguatan pengawasan, akuntabilitas kinerja, peningkatan kualitas pelayanan publik, serta perubahan pola pikir mindset dan budaya kerja cultural set aparatur.

2.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah

Tahun 2017 Sebagai upaya pencapaian target sasaran pembangunan dan mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi, maka pembangunan daerah Jawa Tengah Tahun 2017 diarahkan untuk “Meningkatkan ketahanan pangan dan energi berkelanjutan serta percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian wilayah ”. Dalam kerangka ini, maka prioritas pembangunan Jawa Tengah Tahun 2017 ditujukan untuk : 1. Peningkatan ketahanan pangan dan energi melalui pembangunan pertanian dalam arti luas serta pengembangan dan pemanfaatan energi secara berkelanjutan, dengan fokus pada : a. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dalam arti luas melalui pengembangan bibit unggul bersertifikat tahan perubahan iklim dan OPT, pengembangan induk dan benih ikan unggul, pengembangan pakan ikan mandiripakan lokal, rekayasa dan pemanfaatan teknologi pertanian dan perikanan; validasi RDKK dan pengendalian distribusi pupuk bersubsidi; menjamin ketersediaan BBM bersibsidi untuk nelayan; pengendalian hama terpadu; pengendalian alih fungsi lahan persawahan pertanian; peningkatan populasi ternak dengan penyediaan bibit unggul dan pencegahan pemotongan betina produktif; pemanfaatan lahan hutan dibawah tegakan; pembangunan dan peningkatan sarpras pelabuhan perikanan; pengembangan alat tangkap ikan ramah lingkungan; peningkatan kualitas mutu dan perbaikan sistem penyimpanan dan pendistribusian garam rakyat. b. Peningkatan dan produktivitas kedelai antara lain melalui fasilitasi sarana produksi, optimalisasi pemanfaatan lahan dan peningkatan kapasitas petani dengan pelatihan. c. Peningkatan ketersediaan air baku utamanya dengan memperbanyak pembangunan embungtambungan air sebagai bagian dari “program pembangunan 1.000 embung ” serta mendorong dukungan Nasional, Kabupatenkota dan masyarakatswasta terhadap program tersebut.