Pasar dan Distribusi Pemasaran

Rifka Nur Anisah, Indah Susilowati, Kajian Manajemen Pemasaran … 8 Truk double dapat mengangkut ± 200 bangkrak. Sedangkan mobil pick up ± 100 bangkrak. Ongkos kirim sekitar Rp. 300.000. Jenis ikan yang digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan ikan pindang antara lain : ikan layang, banyar dan ikan tongkol. Tabel 1. Jenis Ikan yang Digunakan sebagai Bahan Baku Ikan Pindang Harga rata-rata ikan segar Rpbasket No Ikan Pada saat musim Pada saat tidak musim 1. Layang Decapterus spp 75.000 125.000 2. Bentong Selar sp 87.500 125.000 3. Kunir Upeneus sp 75.000 125.000 4. Tiga Waja Johnius sp 75.000 150.000 5. Lemuru Sardinella sp 50.000 100.000 6. Tongkol Euthunnus afinis 125.000 200.000 Keterangan : 1 basket = 25 kg Sumber : Data primer diolah, 2006 Ikan layang adalah ikan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan ikan pindang di daerah Tegalsari. Selain harganya murah, ikan layang banyak ditangkap oleh nelayan di sekitar perairan Tegal. Bahan pembantu berupa garam NaCl. Jenis garam yang digunakan adalah garam krosok. Jumlah garam yang dibutuhkan disesuaikan dengan selera rasa asin. Umumnya dalam pengolahan ikan pindang, garam yang dibutuhkan sekitar 20 dari berat ikan. Garam dapur merupakan bahan yang umum digunakan. Hal ini disebabkan garam dapur memiliki sifat dapat menyebabkan berkurangnya jumlah air yang terkandung dalam daging ikan, sehingga kadar air dalam daging berkurang dan menyebabkan akivitas mikroorganisme terhambat, garam dapur dapat menyebabkan protein daging ikan dan protein mikrobia terdenaturasi, memiliki daya toksisitas yang tinggi pada mikrobia serta dapat memblokir system respirasinya, garam dapur juga dapat menyebabkan sel-sel mikrobia menjadi lisis karena perubahan tekanan osmosa.

3.3 Pasar dan Distribusi Pemasaran

Pasar pada dasarnya dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, dimana terdapat kekuatan–kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai Kotler 1993. Menurut Winardi 1992, segmen pasar memandang sebuah pasar adalah heterogen, artinya PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Jurnal Pasir Laut, Vol.3, No.1, Juli 2007 : 1-18 9 menunjukkan adanya diversitas perbedaan- perbedaan besar. Segmentasi pasar berhubungan erat dengan market opportunity peluang pasar. Ikan layang yang digunakan sebagai bahan baku oleh pengolah, diperoleh dari PPI Pelabuhan, PPI Muarareja dan PPI Tegalsari sendiri. Apabila bahan baku tidak didapatkan di PPI Tegalsari, maka pengolah akan mencari bahan baku ke PPI Pelabuhan atau PPI Muarareja. Selama ini kebutuhan akan ikan layang untuk diolah menjadi ikan pindang masih tercukupi di dalam Kota Tegal, karena setiap hari nelayan mampu mencukupi supplypermintaan akan ikan layang, hal ini disinyalir bahwa ikan layang banyak ditangkap di wilayah perairan Kota Tegal. Distribusi ikan layang di PPI Tegalsari Kota Tegal merupakan distribusi tidak langsung karena proses penyampain barang dari produsen ke konsumen mencakup beberapa pelaku pemasaran. Para pelaku yang terlibat dalam pemasaran ikan layang adalah : produsen, pedagang besar, pengolah dan pedagang pengecer. Jenis ikan layang yang didaratkan di PPI Tegalsari, berdasarkan kualitasnya dibagi menjadi 3, yaitu ikan layang kualitas 1, 2 dan 3. Ikan layang kualitas nomor 1 dan nomor 2, memiliki mata rantai pemasaran sebagai berikut : Nelayan PPI melalui lelang Pedagang besar Pedagang Pengecer Konsumen Sedangkan ikan layang kualitas nomor 3, pola distribusinya sebagai berikut : Nelayan PPI Pengolah Pedangang pengecer. Ikan layang kualitas nomor 3 tersebut kemudian dibeli oleh para pengolah untuk kemudian diolah menjadi ikan asin atau ikan pindang. Kemudian ikan yang telah diolah tersebut dibawa ke pedagang pengecer untuk dijual di pasar. Jadi kebanyakan ikan layang yang digunakan sebagai bahan baku merupakan jenis ikan layang dengan kualitas nomor 3. Ikan layang kualitas nomor 3 yang dijual oleh nelayan merupakan ikan yang sudah dalam keadaan asin basah, artinya ikan layang tersebut sebelum dijual telah dicampur dengan garam oleh nelayan selama disimpan dalam palkah. Karena jenis ikan layang kualitas nomor 1 dan nomor 2 adalah jenis ikan yang masih segar, yaitu ikan yang ditangkap terakhir selama trip penangkapan. Kebanyakan jenis ini dijual dalam bentuk segar. Persentase ikan layang segar dan yang diolah sekitar 70 untuk ikan segar dan 30 untuk diolah menjadi ikan pindang. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Rifka Nur Anisah, Indah Susilowati, Kajian Manajemen Pemasaran … 10 Ongkos angkut dari TPI ke tempat pengolah dihitung per lelangan. Rata-rata setiap satu kali lelangan pengolah harus mengeluarkan ongkos angkut sebesar Rp. 12.000300 kg. Sedangkan pengolah yang memberi ikan di TPI menggunakan becak sebagai alat angkutnya ongkos becak Rp. 3.000basket. Pola pemasaran dan distribusi ikan pindang di Kota Tegal tidak terlalu komplek. Untuk konsumsi lokal dalam wilayah kota Tegal, ikan pindang berpindah tangan 2-3 kali sebelum sampai ke konsumen lokal. Untuk konsumsi ikan luar Kota Tegal dan luar Jawa Tengah, perantara bertambah dengan adanya pedagang perantara pengumpul dan pengecer lokal. Terlihat bahwa konsumen membeli ikan pindang yang sudah terspesialisasi dari pengecer. Pola pemasaran dan distribusi hasil perikanan di PPI Tegalsari dapat dilihat pada ilustrasi 2 di bawah ini : Sumber : Murtadlo dengan modifikasi, 2004 Ilustrasi 2. Pola Pemasaran dan Distribusi Hasil Perikanan dari PPI Tegalsari Nelayan Bakul TPI Pengolah fillet Pengolah ikan segar Pengolah ikan asap Pengolah ikan asin Pengolah ikan pindang Pengecer lokal Konsumen lokal Pengolah krupuk, bakso,dll Pengusaha ikan beku Pedagang pengumpul Pedagang pengumpul Pedagang pengumpul Pedagang pengumpul Pengecer Pengecer Pengecer Pengecer Pengecer Ekspor Konsumen SEKITAR TEGAL WILAYAH TEGAL PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Jurnal Pasir Laut, Vol.3, No.1, Juli 2007 : 1-18 11 Bakul ikan di PPI sangat memegang peranan penting dalam meramaikan perdagangan ikan, karena kelompok ini berperan sebagai pembeli hasil perikanan. PPI dengan fasilitas TPI sebagai fungsi utama dalam menjembatani antara nelayan dan bakul ikan agar terjadi transaksi lelang dengan harga yang wajar, diterima nelayan, cepat dan tetap menguntungkan bakul. Menurut Dinas Perikanan Kota Tegal, jenis bakul berdasarkan kemampuan permodalannya dikelompokkan menjadi 3, yaitu : 1. Bakul ikan besar dengan modal antara Rp. 100 juta sampai Rp. 150 juta 2. Bakul ikan sedang dengan modal antara Rp. 20 juta sampai Rp. 80 juta 3. Bakul ikan kecil dengan modal di bawah Rp. 20 juta Bakul ikan berperan dalam pembelian ikan dari nelayan dan penditribusiannya lebih lanjut ke pihak pengolah fillet, pedagang ikan segar, pengolah ikan pindang, ikan asin, ikan asap dan pengecer lokal di Kota Tegal. Jumlah bakul di PPI Tegalsari setiap tahun meningkat. Namun sebenarnya adanya bakul ikan perlu dihimbau, sebab keberadaan bakul ikan dapat mengurangi konstribusi bagi TPI itu sendiri, karena ikan hasil tangkapan nalayan langsung dibeli bakul tanpa melalui lelang. Hal ini dikhawatirkan bisa merusak harga ikan segar di pasaran. Panjang pendeknya saluran pemasaran suatu barang tata niaga menurut Hanafiah dan Saefuddin 1986, ditandai oleh berapa banyaknya pedagang perantara yang dilalui oleh suatu komoditas dan tergantung pada beberapa faktor, antara lain : 1. Jarak antara produsen dan konsumen. Makin jauh jarak antara produsen dan konsumen biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk. 2. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima konsumen, dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat. 3. Skala produksi. Bila produksi berlangsung dalam ukuran-ukuran kecil, maka jumlah produk yang dihasilkan berukuran kecil pula, dimana tidak akan menguntungkan bila produsen langsung menjualnya ke pasar. Dalam keadaan demikian kehadiran pedagang perantara diharapkan, sehingga saluran yang dilalui produk cenderung panjang. 4. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang kuat modalnya cenderung untuk memperpendek saluran tata niaga. Hambatan utama dalam pemasaran ikan pindang ialah daya awetnya yang relatif singkat. Ikan pindang cue hanya tahan 2-3 hari. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Rifka Nur Anisah, Indah Susilowati, Kajian Manajemen Pemasaran … 12 Pindang garam biasanya lebih awet, yaitu 2 minggu tanpa perubahan berarti. Namun sebenarnya hal ini dapat diatasi dengan cara meningkatkan mutu bahan mentahnya serta cara-cara pengolahan, pengemasan dan penyimpanannya. Untuk memperpanjang daya awet, biasanya para pengolah dan konsumen melakukan perebusan ulang dalam larutan garam 15 selama 10-15 menit setiap 2 hari sekali. Selain itu dapat menggunakan kunyit dan asam pada waktu perebusan.

3.4 Pola Penerimaan dan Pengeluaran