PAJAK DIBAYAR DI MUKA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 Serta untuk periode yang berakhir 30 Juni 2015 dan 2014 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain - 26 -

9. PAJAK DIBAYAR DI MUKA

a Akun ini merupakan kelebihan pembayaran pajak kini dan pajak pertambahan nilai dari: b Tagihan dan banding hasil pemeriksaan pajak Perusahaan mengajukan klaim lebih bayar PPh Badan untuk tahun pajak 2008, sebesar Rp4.456.780.625. Pada tahun 2010, setelah dilakukan pemeriksaan pajak, Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB PPh badan sebesar Rp31.403.491.341. Perusahaan sudah melakukan pembayaran atas SKPKB tersebut sebagian sebesar Rp615.590.607 sesuai dengan jumlah yang telah disepakati pada saat pembahasan akhir hasil pemeriksaan pajak. Atas SKPKB PPh badan tersebut Perusahaan mengajukan permohonan keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak pada tanggal 25 November 2010. Pada tanggal 8 November 2011, Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan keputusan yang menolak keberatan yang diajukan Perusahaan. Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Pajak pada tanggal 1 Februari 2012. Pada tanggal 28 November 2013, Pengadilan Pajak memutuskan untuk menolak permohonan banding Perusahaan. Selanjutnya, Perusahaan mengajukan permohonan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 5 Maret 2014. Perusahaan masih menunggu keputusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali tersebut pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini. Atas kekurangan pembayaran SKPKB PPh badan yang ditolak oleh Pengadilan Pajak, Perusahaan telah membayar seluruhnya pada tanggal 7 Februari 2014 sebesar Rp23.843.047.704 setelah dikurangi kompensasi dari pengembalian pajak penghasilan pasal 23 tahun 2008 sebesar Rp6.944.853.030. Akibat penolakan oleh Pengadilan Pajak atas SKPKB PPh Badan, Perusahaan menerima Surat Tagihan Pajak atas denda pajak sebesar Rp30.787.900.734 dan telah membayar seluruhnya dengan cara diangsur mulai bulan April 2014 sampai dengan Oktober 2014. Perusahaan telah membebankan atas kekurangan PPh badan dan denda pajaknya ke laporan laba - rugi komprehensif konsolidasian tahun 2013. Pada tahun 2010, sebagai hasil pemeriksaan pajak, Direktorat Jenderal Pajak juga menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB PPh Pasal 23 sebesar Rp7.483.657.408. 30 Juni 2015 31 Desember 2014 Perusahaan: Pajak Pertambahan Nilai - Neto 4.946.323.399 8.626.338.053 Pajak penghasilan badan tahun 2008 4.456.780.626 4.456.780.626 Pajak Badan - Entitas Anak PT Blue Gas Indonesia Pajak Penghasilan Badan Catatan 17 - - Pajak Pertambahan Nilai - bersih - PT Gazenta Niaga Pajak Penghasilan Badan 2015 2014 1.458.122.282 1.436.125.936 Pajak Penghasilan Badan 2013 - Catatan 17 - 391.170.715 Pajak Pertambahan Nilai - neto 675.133.904 459.723.774 PT Tira Satria Properti Pajak Pertambahan Nilai - neto 2.300.000 2.300.000 Jumlah 11.538.660.211 15.372.439.104 Bagian tidak lancar 4.456.780.626 4.456.780.626 7.081.879.585 10.915.658.478 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 Serta untuk periode yang berakhir 30 Juni 2015 dan 2014 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain - 27 - Perusahaan menyetujui koreksi dari Direktorat Jenderal Pajak sebesar Rp193.521.501 yang dicatat sebagai beban denda pajak pada tahun buku 2010 dan Perusahaan mengajukan keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak atas sisanya yang juga sudah dibayar kepada kantor pajak sebesar Rp7.290.135.907. Pada tanggal 28 November 2011, Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan keputusan yang menolak sebagian besar keberatan yang diajukan Perusahaan dan hanya mengurangi jumlah yang masih harus dibayar sebesar Rp5.663.641. Perusahaan mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 27 Desember 2011. Pada tanggal 28 November 2013, Pengadilan Pajak memutuskan untuk mengabulkan permohonan banding yang diajukan Perusahaan sebesar Rp6.944.853.030 dan Perusahaan menerima hasil keputusan tersebut serta mengkompensasi dengan kekurangan pajak penghasilan badan tahun 2008. Perusahaan membebankan selisihnya sebesar Rp339.619.236 pada beban operasi tahun 2013. Pada tahun 2013, Perusahaan menerima sejumlah Surat Tagihan Pajak STP PPN dari Direktorat Jenderal Pajak dengan jumlah seluruhnya sebesar Rp1.219.461.290 akibat pembetulan SPT Masa PPN yang dilakukan Perusahaan. Perusahaan mencatat STP tersebut sebesar Rp1.100.762.028 sebagai denda pajak, sisanya sebesar Rp118.699.262 ditagihkan kepada pihak ketiga karena merupakan kekeliruan pihak ketiga tersebut. Pada tanggal 22 April 2014, BGI, Entitas Anak, menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB dari Direktorat Jenderal Pajak “DJP” atas pajak penghasilan badan tahun 2012 sebesar Rp1.723.175.323 atau berbeda dengan klaim lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2012 sebesar Rp5.806.019. Perusahaan menerima hasil ketetapan tersebut, dan telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tersebut pada tanggal 30 Mei 2014. BGI membebankan selisih klaim lebih bayar pajak penghasilan badan tersebut ke laporan laba - rugi komprehensif konsolidasian tahun 2014 sebagai denda pajak. Pada tahun 2014, BGI, Entitas Anak, menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB dari Direktorat Jenderal Pajak “DJP” atas pajak penghasilan pasal 21 dan 42 dan PPN untuk tahun 2012. Pada tanggal 30 Mei 2014, BGI menerima hasil ketetapan tersebut, dan telah membayar kurang bayar pajak penghasilan pasal 21 dan 42 dan PPN untuk tahun 2012 dan denda masing-masing sebesar Rp3.824.358, Rp3.828.000, Rp157.936.094 dan Rp40.257.823. BGI membebankan denda untuk pajak penghasilan pasal 21 dan 42 dan PPN untuk tahun 2012 ke laporan laba - rugi komprehensif konsolidasian tahun 2014.

10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA