DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN 1
A. KOMPETENSI YANG TERCAKUP 1
B. PENTINGNYA MEMPELAJARI BAHAN PELATIHAN 1
C. TUJUAN 2
BAB II MATERI PELATIHAN 3
A. SIKLUS
I: LISAN 4
1. BUILDING KNOWLEDGE OF FIELD 4
2. MODELLING OF TEXT 9
3. JOINT CONSTRUCTION
13 4. INDEPENDENT
CONSTRUCTION 14
B. SIKLUS
II: TULIS 15
1. BUILDING KNOWLEDGE OF FIELD 15
2. MODELLING OF TEXT 18
3. JOINT CONSTRUCTION
34
4. INDEPENDENT CONSTRUCTION 37
BAB III EVALUASI 45
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. KOMPETENSI YANG TERCAKUP
Istilah ‘Report’ yang digunakan di dalam materi pelatihan ini mengacu pada jenis teks Report yang dijabarkan di Kurikulum 2004, yang dipaparkan oleh Gerott dan
Wignel 1994. Jenis teks ini juga disebut Report oleh Hammond dkk. 1992 dan juga oleh Hardy dan Klarwein 1990, yang menggolongkannya ke dalam dua
jenis yakni Short Report dan Long Report. Sedangkan Derewianka 1990 menyebutnya sebagai Information Report. Perlu dicatat bahwa istilah Report di
sini tidak mencakup Newspaper Report yang digunakan oleh Hardy dan Klarwein. Di dalam Kurikulum 2004 Newspaper Report disebut dengan istilah News Item,
dan dianggap sebagai jenis teks tersendiri. Sebagaimana tersebut di dalam Kurikulum Bahasa Inggris 2004 untuk Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, jenis teks Report mulai dipelajari di Kelas III. Standar kompetensi yang terkait dengan penguasaan jenis teks ini
adalah mampu berkomunikasi secara lisan dan tulis, secara interaksional ataupun monolog, dalam bentuk atau terkait dengan teks Report, dengan menggunakan
struktur skematik generik serta ragam bahasa yang berterima.
B. PENTINGNYA MEMPELAJARI BAHAN LATIHAN
Jenis teks Report berfungsi memberikan deskripsi tentang ciri-ciri umum dari suatu jenis benda, hidup ataupun mati. Teks ini berbeda dengan teks Deskripsi,
yang fungsinya memberikan uraian tentang suatu benda tertentu dan tidak dimaksudkan untuk menjeneralisasi. Karena jenis teks ini digunakan hampir di
semua mata pelajaran lain, kemampuan membuat dan memahami jenis teks ini merupakan bagian penting dari perkembangan kemampuan literasi di sekolah.
Dengan demikian, pembelajaran jenis teks ini bukan hanya akan berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan literasi dalam bahasa Inggris, tetapi juga
dalam bahasa Indonesia, dan bahkan dalam bahasa ibu sekalipun.
C. TUJUAN
Istilah ‘mampu berbahasa Inggris’ berarti mampu menggunakan berbagai jenis teks yang digunakan di dunia nyata. Oleh karena itu akan semakin kecil
kemungkinan seorang guru yang tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris dapat diberi wewenang untuk mengajar bahasa Inggris, karena hanya dengan
penguasaan yang baik terhadap jenis teks yang diajarkan, seorang guru dapat memberikan bentuk fasilitasi yang memang diperlukan siswa. Untuk itulah maka
bahan pelatihan ini memiliki tujuan ganda, yakni agar peserta pelatihan mampu: a. melakukan komunikasi secara lisan dan tulis, dalam bentuk interaksi
maupun monolog, dalam bentuk atau terkait dengan jenis teks Laporan; b. merancang proses pembelajaran jenis teks Laporan untuk siswa SMPMTs
Dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi ditekankan pentingnya memandang produk bahasa atau teks misalnya, Report, Anekdot, Dongeng, dsb.
sebagai suatu alat atau media untuk berkomunikasi, bukan sebagai ilmu yang dapat dikuasai dengan cara diterangkan guru. Penguasaan menggunaan alat
tersebut tentunya hanya dapat diperoleh dengan cara berusaha dapat menggunakan alat tersebut secara terus menerus. Untuk dapat mengetahui dengan baik isi,
sistematika, dan ciri-ciri leksikogramatika dari teks Report, siswa perlu membaca secara kritis bukan hanya satu, dua atau tiga teks, tetapi kemungkinan puluhan.
Begitu juga untuk dapat menghasilkan satu teks yang baik, siswa perlu melakukannya berkali-kali.
Pada saat siswa berusaha menguasai penggunaan suatu alat, bimbingan dari orang yang berpengalaman biasanya akan membantu mempermudah ataupun
mempercepat proses penguasaannya. Oleh karena itulah maka peran guru seharusnya bukan menjelaskan tetapi, yang lebih penting lagi adalah memberikan
fasilitasi terhadap usaha siswa membuat dan memahami alat tersebut. Kerja kelompok juga akan memfasilitasi proses belajar individu, sebab siswa yang
memiliki penguasaan yang lebih baik, biasanya juga berpotensi menjadi fasilitator yang efektif.
BAB II MATERI PELATIHAN