Materi Geografi Materi Pendidikan IPS di Sekolah dan Image Kehidupan Sosial yang Ditimbul- kannya

260

7. Materi Geografi

Mata pelajaran Geografi di SMU Negeri 1 Ubud diajarkan sesuai dengan kurikulum 1994 pada seluruh siswa kelas I dan II saja. Mata pelajaran ini dibina oleh guru-guru yang memang memiliki spesialisasi sebagai guru geografi dengan pendidikan S1 Pendidikan geografi. Pada umumnya, pembelajaran di kelas dilaksanakan tidak jauh berbeda dari pembelajaran rumpun IPS lainnya dengan menekankan pentingnya pemahaman konseptual siswa, dan itu pun cenderung mengutamakan domain-domain hafalan, pemahaman, dan aplikasi konsep yang terbatas. Dalam pembelajaran, guru juga masih kuat mendominasi proses interaksi belajar dan mengajar dengan menggunakan buku teks sebagai orientasi pembelajaran, sehingga hubungan bersifat satu arah. Dari segi materi pembelajaran, guru-guru mengajarkan konsep-konsep Geografi secara sistematis dan berkesinambungan sesuai dengan urutan materi dalam buku teks. Siswa tiap kelas umumnya tidak memiliki buku pegangan. Yang mereka miliki hanya buku LKS, yang materinya cenderung ringkas dan disertai soal-soal untuk dikerjakan siswa, baik berupa soal objektif pilihan ganda maupun soal essay. Dari paparan materinya jelas sekali bahwa melalui mata pelajaran Geografi, kepada siswa sesungguhnya ingin diberikan pengetahuan tentang hubungan manusia dengan permukaan bumi. Karena permukaan bumi itu sangat luas, maka dapat dipahami melalui penggunaan peta. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam mempelajari permukaan bumi melalui peta akan membantu siswa memahami lebih jauh sifat dan karakteristik bumi dari kajian geografi fisiknya. Pada pengetahuan inilah kemudian kepada siswa dijelaskan berbagai kajian fisik tentang bumi, antara lain meliputi bentuk muka bumi, lahan potensial dan kritis, perairan darat dan laut, serta cuaca dan iklim. Pengenalan sifat-sifat fisik dari permukaan bumi ini diasumsikan akan lebih baik jika siswa juga memahami berbagai metode dan alat geografi yang sudah dikembangkan untuk mempelajari sifat-sifat fisik bumi tersebut, yaitu penggunaan alat dan metode penginderaan jauh dan sistem informasi geografis SIG. Sampai di sini kajian gambaran permukaan bumi secara fisik dianggap sudah memadai sebagai bekal pengetahuan geografis pada tingkat siswa SMA. Karena Geografi juga menjelaskan hubungan manusia dengan bumi, maka materi geografi selanjutnya yang dikembangkan adalah geografi sosial, yang terutama menjelaskan berbagai variasi karakteristik lingkungan kehidupan di muka bumi. Untuk bagian geografi sosial ini kepada siswa diberikan pokok-pokok bahasan tentang sumber 261 daya manusia, pola keruangan desa dan kota, perindustrian, dan perbandingan geografis kehidupan di empat benua, yaitu Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Memperhatikan struktur materi seperti di atas, jelas juga tampak bahwa materi ini terlalu memisahkan antara materi geografi sosial dengan geografi fisik. Dengan pendekatan penyajian materi yang bersifat faktual, penyajian seperti ini kurang membangun pengetahuan dan keterampilan geografis yang utuh dan komprehensif. Sulit dapat dipahami bagaimana siswa dapat menjelaskan hubungan manusia dengan lingkungan geografisnya jika materi geografi ini dipisahkan antara geografi fisik dan sosial apalagi dalam penyajian yang bersifat faktual belaka. Lebih-lebih lagi di awal siswa sudah diberikan materi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis yang maknanya sama sekali tidak dipahami siswa karena keterbatasan teknologi informasi di sekolah. Kesulitan belajar ini menambah kebingungan siswa untuk memetik makna pembelajaran Geografi, apa lagi pembelajaran hanya cenderung bersifat hafalan tanpa ada kerja praktik Geografi Harmanto dan Somaatmadja, 2001; Sjamsuri, 1994. Dari keberadaan ini, makin menguatkan bahwa belajar IPS dengan pendekatan monodisiplin yang terpisah-pisah, apalagi hanya mendominankan informasi faktual, akan menyulitkan siswa dapat mengembangkan pengetahuan, nilai-nilai dan sikap, serta keterampilan-keterampilan yang bermakna bagi kehidupannya. Pengetahuan yang diperoleh hanyalah pengetahuan faktual yang terlepas-lepas yang hanya menekankan arti belajar menghafal memorized learning.

8. Hubungan antara Individu Masyarakat dan Kebudayaan