1
MATERI PELATIHAN 1 KONSEP KURIKULUM 2013
1.1 RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM
1.2 SKL, KI, DAN KD DAN STRATEGI IMPLEMENTASI
1.3 PENDEKATAN,MODEL PENILAIAN PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013
2
MATERI PELATIHAN: 1. KONSEP KURIKULUM 2013
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013
dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: 1 manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; 2 manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan 3 warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pada materi pelatihan ini, Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, strategi implementasi Kurikulum 2013, serta
pendekatan pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013.
Kompetensi yang Dicapai
1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013.
2. Memahami SKL, KI, dan KD serta strategi implementasi Kurikulum 2013.
3. Mendeskripsikan konsep pendekatan scientific dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
4. Mendeskripsikan model-model pembelajaran Project-Based Learning, Problem-Based
Learning, Discovery Learning. 5.
Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Indikator
1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan
perkembangan masa depan. 2.
Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
4. Mengidentifikasi strategi implementasi Kurikulum 2013.
5. Menjelaskan konsep pendekatan scientific.
6. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran PBL, PJBL, DL.
7. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
3
Langkah Kegiatan
Tanya jawab tentang
Kurikulum 2013 dan
implementasi -nya di
sekolah Mengamati
tayangan video
cuplikan contoh
pembelajaran Kurikulum
2013 Diskusi
kelompok tentang rasional
dan perubahan pada Kurikulum
2013 yang meliputi
SKL,KI,KD, pendekatan,
model dan penilaian
pembelajaran Presentasi
hasil diskusi kelompok dan
tanya jawab dengan
kelompok lain dan
penyimpulan hasil diskusi
tentang Konsep
Kurikulum
4
HO-1.11.2 1.1. RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
A. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013
dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: 1 manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; 2 manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan 3 warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar
Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi
Lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun,
apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang
berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban
siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter. d.
Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi, Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning.
5
e. Fenomena negatif antara lain perkelahian siswa, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan
kecurangan dalam ujian. 3.
Penyempurnaan Pola Pikir Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud
apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran sebagai berikut ini.
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b. Dari satu arah menuju interaktif.
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari mayaabstrak menuju konteks dunia nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar Kompetensi Lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah
kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan
kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-
tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru.
5. Pendalaman dan Perluasan Materi
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy PIRLS tahun 2006 dan 2011 yang ditujukan untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil bahwa lebih dari 95 peserta didik
Indonesia di SD kelas IV hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50 siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
- low mengukur kemampuan sampai level knowing,
- intermediate mengukur kemampuan sampai level applying,
- high mengukur kemampuan sampai level reasoning, dan
- advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.
6
Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi
yang tidak esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting
dalam perbandingan internasional.
C. Karakteristik Kurikulum 2013
Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang berikut ini. 1.
Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti KI kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar KD mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti KI merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan kognitif dan psikomotor yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa
aktif.
3. Kompetensi Dasar KD merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu
tema untuk SDMI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMPMTS, SMAMA, SMKMAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada
ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual kemampuan kognitif tinggi.
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris organizing elements Kompetensi Dasar
yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat reinforced dan memperkaya enriched antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan organisasi horizontal dan vertikal.
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema SDMI atau satu kelas
dan satu mata pelajaran SMPMTS, SMAMA, SMKMAK. Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata
pelajaran dan kelas tersebut.
D. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran ekstrakurikuler.
1. Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a. Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
7
b. Proses pembelajaran di SDMI berdasarkan tema sedangkan di SMPMTS, SMAMA,
dan SMKMAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk
menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan. d.
Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara
langsung, keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih dan diajarkan secara langsung, sedangkan sikap
adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung.
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi di
kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan kurikulum tersembunyi hidden curriculum karena sikap yang dikembangkan dalam
proses pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui
kegiatan mengamati melihat, membaca, mendengar, menyimak, menanya lisan, tulis,
menganalis menghubungkan,
menentukan keterkaitan,
membangun ceritakonsep, mengkomunikasi-kan lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-
lain. h.
Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok
atau kelas sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.
2. Pembelajaran ekstrakurikuler
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap
minggu. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler wajib. Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya
digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intrakurikuler.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini. 1.
Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
8
kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum
berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas
dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. 6.
Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar. 7.
Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
8.
Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 10.
Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut
harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.
F. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi kontenmata pelajaran dalam kurikulum, distribusi kontenmata pelajaran
dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk
kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
9
STRUKTUR KURIKULUM SMPMTs Dalam struktur kurikulum SMPMTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula
32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMPMTs tetap yaitu 40 menit. Struktur Kurikulum
SMPMTS adalah sebagai berikut.
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PER
MINGGU VII
VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3 3
3 2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3
3 3
3. Bahasa Indonesia
6 6
6 4.
Matematika 5
5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam
5 5
5 6.
Ilmu Pengetahuan Sosial 4
4 4
7. Bahasa Inggris
4 4
4
Kelompok B
1. Seni Budaya
3 3
3 2.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3
3 3
3. Prakarya
2 2
2 Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
38 38
38
Keterangan: Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah.
IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan
berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan
sosial dan alam.Disamping itu, tujuan pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di
bidang ekonomi dalam ruang wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah
nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan guru dan fasilitas pada satuan pendidikan itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.
G. Elemen-Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan SKL, Standar Isi SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
10
1. Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik,
didukung oleh semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal. 2.
Perubahan Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian
mengakomodasi konten lokal, nasional, dan internasional antara lain TIMMS, PISA, PIRLS. 3.
Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1 sikap Krathwohl: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2 keterampilan Dyers: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3 pengetahuan Bloom
Anderson: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b menggunakan pendekatan scientific, karakteristik kompetensi sesuai
jenjang. Untuk SD: tematik terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik dan Mapel; c mengutamakan Discovery Learning dan Project
Based Learning.
4. Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup penilaian berbasis tes dan nontes
portofolio, menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang
sikap dan keterampilan.
Selanjutnya dalam Kurikulum 2013 terdapat elemen utama perbaikan kurikulum 2013 seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.
Gambar 1: Elemen Utama Perbaikan Kurikulum 2013 Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan,
dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
11
Gambar 2: Elemen Perubahan Berdasarkan gambar 2 di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam
kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan
kedudukan mata pelajaran isi adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen
pendekatan isi kompetensi yang dikembangkan di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelajaran dengan pendekatan scientific, di SMP tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan
mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional.
Adanya keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills
12
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft
skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano 1985 dan Bruner 1960. Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih
banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini
berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attitude.
Gambar 4: Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013 Berdasarkan gambar 4, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses
pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan lintasan taksonomi sikap attitude dari Krathwohl, keterampilan skill dari
Dyers, dan Pengetahuan knowledge dari Bloom dengan revisi oleh Anderson.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif.
Terdapat beberapa perkembangan pemahaman tentang kreativitas. Pemahaman lama terhadap istilah kreatif hanya berlaku untuk dunia seni, kini berkembang untuk bidang yang
lain termasuk pendidikan. Menurut Dyers, 23 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 13 sisanya berasal dari genetik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kreativitas terbentuk bukan hanya karena bakat namun dapat dipelajari.
Terdapat beberapa hukum dalam kreativitas, yakni 1 kreativitas itu menular Einstein Law, 2 kretivitas itu benda gas Nathan Law, 3 kreativitas hanya dibatasi oleh ambisi dan
imajinasi, 4 berlaku hukum universal pengetahuan Wiener. Pada kreativitas juga tidak berlaku hukum kekekalan massa, tidak berlaku hukum kekekalan energi, tidak berlaku
hukum beda potensial. Hukum tersebut menjelaskan bahwa kreativitas merupakan sesuatu aktivitas yang bisa dipelajari bersama. Kegiatan yang dilakukan secara kolaboratif akan
menularkan kreativitas dalam kelompoknya. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga perlu
e yediaka rua g pada a ak untuk mengembangkan kreativitasnya seluas mungkin karena kreativitas memiliki hukum layaknya gas yang menempati ruangnya. Untuk itu
aktivitas pembelajaran hendaknya dirancang agar peserta didik bisa bebas mengeksplorasi ide-ide dan kemampuannya dalam mengerjakan tugas. Tampunglah semua ide-ide tersebut,
kemudian diskusikan bersama untuk menetapkan ide mana yang bisa diwujudkan. Dengan
13
demikian peserta didik akan terbiasa untuk menggali potensi dan kreativitasnya dalam proses belajar.
Gambar 5: Ruang Lingkup Keterpaduan dan Prosesnya Berdasarkan gambar 5 menjelaskan ruang lingkup keterpaduan dan prosesnya yang
mencakup: a keterpaduan dalam mapel integrasi vertikal bersifat intradisipliner, b keterpaduan antarmapel integrasi horizontal yang bersifat multidisipliner dan
interdisipliner, dan c keterpaduan luar mapel transdisipliner yang bersifat berbasis konteks melalui observasi.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a menggunakan pendekatan
scientific melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa, b menggunakan ilmu pengetahuan
sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu discovery learning, dan d menekankan kemampuan
berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup:
a mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam bukan sekedar hafalan, c mengukur
proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa, dan d menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari a perancangan RPP, b pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP, c supervisi pendampingan, dan d budaya mutu
sekolah.
a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran,
mengalir secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas belajar, sumber dan media, outputproduk siswa, dan penilaian.
b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan indeks
kesesuaian RPP dengan pelaksanaan. c.
Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan, eksekusi rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.
d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah,
ketaatan terhadap standar, dan proses pembudayaan penguatan dan penghargaan.
14
15
HO-1.2 1.2. SKL, KI, KD DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SKL
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 delapan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan
menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
1. Cakupan Kompetensi Lulusan
Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan
mereka capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu. Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada kemampuan holistik yang harus dimiliki
setiap peserta didik. Hal itu akan membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu peserta didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya.
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1: Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai
DOMAIN Elemen
SD SMP
SMA-SMK
SIKAP Proses
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
Individu beriman, berakhlak mulia jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal
Sosial toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah
Alam pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta
perdamaian
PENGETAHUAN Proses
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis + Mengevaluasi
Objek ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Subyek manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia
KETERAMPILAN Proses
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
Abstrak membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang
Konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat,
mencipta
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
16
Tabel 2Kompetensi Lulusan Secara Holistik
DOMAIN SD
SMP SMA-SMK
SIKAP Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya
PENGETAHUAN Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis +
Mengevaluasi pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
KETERAMPILAN Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut: 1.
Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
2. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
3. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengamati; menanya; mencoba dan mengolah; menalar; mencipta; menyajikan dan mengkomunikasikan
Perumusan kompetensi lulusan antar satuan pendidikan mempertimbangkan gradasi setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a. perkembangan psikologis anak,
b. lingkup dan kedalaman materi,
c. kesinambungan, dan
d. fungsi satuan pendidikan.
17
2. Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
KOMPETENSI LULUSAN SMPMTsSMPLBPaket B Lulusan SMPMTsSMPLBPaket B memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai
berikut Tabel 3 Kompetensi Lulusan SMPMTsSMPLBPaket B
DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN
SIKAP Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
PENGETAHUAN Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata.
KETERAMPILAN Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis.
B. KOMPETENSI INTI
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda
dapat dijaga.
Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini. 1.
Kompetensi Inti-1 KI-1 untuk kompetensi inti sikap spiritual. 2.
Kompetensi Inti-2 KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial. 3.
Kompetensi Inti-3 KI-3 untuk kompetensi inti pengetahuan. 4.
Kompetensi Inti-4 KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMPMTs adalah sebagai berikut.
KOMPETENSI INTI KELAS VII
KOMPETENSI INTI KELAS VIII
KOMPETENSI INTI KELAS IX
1. Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
1. Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
1. Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
18
2. Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya. 2.
Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
toleransi, gotong royong, santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
2. Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami
pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata. 3.
Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata. 3.
Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mencoba, mengolah,
dan menyaji dalam ranah konkret
menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat dan ranah
abstrak menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandangteori.
4. Mengolah, menyaji, dan
menalar dalam ranah konkret menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat dan ranah abstrak menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandangteori. 4.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah
konkret menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat dan ranah
abstrak menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandangteori.
C. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
4. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
19
Penjabaran lengkap mengenai kompetensi dasar per jenjang kelas dan per mata pelajaran dapat dilihat dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 68
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMPMTs.
D. STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
1. Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan atas prinsip berikut ini. a.
Sekolah adalah satu kesatuan lembaga pendidikan dan kurikulum adalah kurikulum satuan pendidikan, bukan daftar mata pelajaran.
b. Guru di satu satuan pendidikan adalah satu satuan pendidik, mengembangkan
kurikulum secara bersama-sama. c.
Pengembangan kurikulum di jenjang satuan pendidikan langsung dipimpin kepala sekolah.
d. Pelaksanaan implementasi kurikulum di satuan pendidikan dievaluasi oleh kepala
sekolah. 2.
Manajemen Implementasi a.
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kabupatenkota.
b. Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah
untuk melaksanakan kurikulum. c.
Pemerintah bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional.
d. Pemerintah provinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait. e.
Pemerintah kabupatenkota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di
kabupatenkota terkait.
3. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide deliberation process, pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa implementasi
kurikulum. Evaluasi dalam deliberation process menghasilkan penyempurnaan dalam Kompetensi Inti yang dijadikan organising element dalam mengikat Kompetensi dasar
mata pelajaran.
Pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum dilaksanakan sebagai berikut. a.
Sampai tahun pelajaran 2015-2016: untuk memperbaiki berbagai kesulitan pelaksanaan kurikulum.
b. Sampai tahun pelajaran 2016 secara menyeluruh untuk menentukan keefektifan,
kelayakan, kekuatan, dan kelemahan implementasi kurikulum. Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum implementasi kurikulum diselenggarakan
dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap
20
satuan pendidikan dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kotakabupaten secara rutin.
E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASARBAHASA INGGRIS SMP Kompetensi Dasar KD
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
dan 4.
kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. KD Bahasa Inggris diorganisasikan ke dalam empat Kompetensi Inti KI. Kompetensi Inti KI
1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Kompetensi Inti KI 2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. Kompetensi Inti KI 3 berisi KD tentang
pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan Kompetensi Inti KI 4 berisi KD tentang Bahasa Inggris.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran dibagi
menjadi pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung yang terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran
yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk
mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Proses
pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan- kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan
kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata
pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas,
sekolah, dan masyarakat.
21
KELAS VII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang
diwujudkan dalam semangat belajar. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli toleransi,
gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya. Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam
melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan teman.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
transaksional dengan guru dan teman. Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama,
dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
22
Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
pada ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya, sesuai dengan konteks
penggunaannya. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
pada ungkapan perkenalan diri, serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks untuk menyatakan dan menanyakan nama hari,
bulan, nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk angka, tanggal, dan tahun.
Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks pemaparan jati diri, sesuai dengan konteks
penggunaannya. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
pada teks untuk menyatakan dan menanyakan nama dan jumlah binatang, benda, dan bangunan publik yang dekat
dengan kehidupan siswa sehari-hari. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dari teks label nama label dan daftar barang list, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks untuk menyatakan dan menanyakan sifat orang,
binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
pada teks untuk menyatakan dan menanyakan tingkah laku tindakanfungsi orang, binatang, benda, sesuai dengan
konteks penggunaannya. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dari teks instruksi instruction, tanda atau rambu short notice, tanda peringatan warningcaution, sesuai dengan
konteks penggunaannya. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dari teks deskriptif dengan menyatakan dan menanyakan tentang deskripsi orang, binatang, dan benda, sangat pendek
dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya. Memahami fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu.
23
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori.
Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan
permintaan maaf, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk menyatakan, menanyakan, dan merespon perkenalan diri, dengan sangat
pendek dan sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan nama hari, bulan, nama waktu dalam hari,
waktu dalam bentuk angka, tanggal, dan tahun, dengan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menangkap makna pemaparan jati diri lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk memaparkan dan menanyakan jati diri, dengan sangat pendek dan sederhana,
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan nama binatang, benda, dan bangunan publik
yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks tulis label nama label dan daftar barang list, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan
unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan sifat orang, binatang, dan benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tingkah lakutindakanfungsi dari orang, binatang, dan benda, dengan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
KELAS: VIII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang
diwujudkan dalam semangat belajar. Menghargai
dan menghayati
perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli toleransi,
gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam
jangkauan Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam
melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan teman.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam
melaksanakan komunikasi
transaksional dengan guru dan teman. Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama,
24
pergaulan dan keberadaannya. dan
cinta damai,
dalam melaksanakan
komunikasi fungsional.
Memahami dan
menerapkan pengetahuan
faktual, konseptual,
dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata. Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial dari ungkapan meminta perhatian, mengecek pemahaman, menghargai kinerja yang
baik, dan meminta dan mengungkapkan pendapat, serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tentang kemampuan dan kemauan melakukan suatu tindakan, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial dari ungkapan memberi instruksi,
mengajak, melarang, minta ijin, serta cara responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial dari teks undangan pribadi dan
ucapan selamat greeting card, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
keberadaan orang, benda, binatang dalam jumlah yang tidak tertentu, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tindakankejadian yang dilakukanterjadi secara rutin atau merupakan kebenaran umum, sesuai dengan konteks
penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tindakankejadian yang sedang dilakukanberlangsung saat ini, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
hubungan sebab akibat dan hubungan kebalikan, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan
fungsi sosial
teks deskriptif
dengan menyatakan dan menanyakan tentang deskripsi orang,
binatang, dan benda, pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tindakankejadian yang dilakukanterjadi di waktu lampau, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial teks recount dengan menyatakan
25
dan menanyakan tentang kegiatan, kejadian, dan peristiwa, pendek
dan sederhana,
sesuai dengan
konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial dari teks pesan singkat dan
pengumumanpemberitahuan notice,
sesuai dengan
konteks penggunaannya. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan dari teks naratif berbentuk fabel, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Memahami fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu. Mengolah, menyaji, dan menalar
dalam ranah
konkret menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut
pandangteori. Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan
merespon ungkapan
meminta perhatian,
mengecek pemahaman, dan menghargai kinerja yang baik, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang kemampuan dan kemauan melakukan
suatu tindakan, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk menyatakan, menanyakan, dan merespon ungkapan memberi instruksi,
mengajak, melarang, dan minta ijin, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
Menangkap makna undangan pribadi dan ucapan selamat greeting card, sangat pendek dan sederhana.
Menyusun teks tulis undangan pribadi dan ucapan selamat greeting card, sangat pendek dan sederhana, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang keberadaan orang, benda, binatang
dalam jumlah yang tidak tertentu, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan
tentang tindakankejadian
yang dilakukanterjadi secara rutin atau merupakan kebenaran
umum, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang
tindakankejadian yang sedang dilakukanberlangsung saat ini, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang hubungan sebab akibat dan hubungan
kebalikan, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
26
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang perbandingan jumlah dan sifat orang,
binatang, benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis, pendek dan sederhana.
Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis, pendek dan sederhana, tentang orang, binatang, dan benda, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan
tentang tindakankejadian
yang dilakukanterjadi di waktu lampau, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menangkap makna teks recount lisan dan tulis, pendek dan sederhana, tentang kegiatan, kejadian, peristiwa.
Menyusun teks recount lisan dan tulis, pendek dan sederhana, tentang kegiatan, kejadian, peristiwa, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menangkap makna
pesan singkat
dan pengumumanpemberitahuan notice, sangat pendek dan
sederhana. Menyusun
teks tulis
pesan singkat
dan pengumumanpemberitahuan notice, sangat pendek dan
sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menangkap makna teks naratif lisan dan tulis, berbentuk fabel pendek dan sederhana.
Menangkap makna lagu.
KELAS IX
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang
diwujudkan dalam semangat belajar. Menghargai
dan menghayati
perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli toleransi,
gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan
teman. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan
bertanggung jawab
dalam melaksanakan
komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan
cinta damai,
dalam melaksanakan
komunikasi fungsional.
Memahami dan
menerapkan pengetahuan
faktual, konseptual,
dan prosedural
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial dari ungkapan harapan atau doa
dan ucapan selamat atas suatu kebahagiaan dan prestasi,
27
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata. serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial dari ungkapan persetujuan, serta
responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya. Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan tentang keharusan dan himbauan melakukan suatu
tindakankegiatan, sesuai dengan konteks penggunaannya. Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan tentang
maksud dan
tujuan melakukan
suatu tindakankegiatan, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyuruh dan melarang
melakukan suatu tindakankegiatan, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial dari teks label obatmakanan
minuman, sesuai dengan konteks penggunaannya. Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi
sosial teks
prosedur dengan
menyatakan dan menanyakan tentang resep dan manual, pendek
dan sederhana,
sesuai dengan
konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tentang tindakankegiatankejadian
yang sedang
dilakukanterjadi pada saat ini, waktu lampau, dan waktu yang akan datang, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
tentang tindakankegiatankejadian
yang sudahtelah
dilakukanterjadi di waktu lampau tanpa penyebutan waktu terjadinya
secara spesifik,
sesuai dengan
konteks penggunaannya.
Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan
hubungan sebab akibat dan hubungan kebalikan, sesuai dengan konteks penggunaannya.
Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks naratif berbentuk cerita rakyat, sesuai
dengan konteks penggunaannya. Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan tentang
tindakankegiatankejadian tanpa
perlu menyebutkan
pelakunya, sesuai
dengan konteks
penggunaannya. Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk
melaksanakan fungsi sosial teks factual report dengan menyatakan dan menanyakan tentang teks ilmiah faktual
tentang orang, binatang, benda, gejala dan peristiwa alam
28
dan sosial, pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks pembelajaran di pelajaran lain di Kelas IX.
Menyebutkan struktur teks, unsur kebahasaan, dan fungsi sosial dari teks iklan produk dan jasa, sesuai dengan konteks
penggunaannya. Memahami fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
ranah konkret
menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak
menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama
dalam sudut
pandangteori. Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengucapkan
dan merespon ungkapan harapan atau doa dan ucapan selamat atas suatu kebahagiaan dan prestasi, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengucapkan dan
merespon ungkapan
persetujuan, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang keharusan dan himbauan melakukan
suatu tindakan, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang maksud dan tujuan melakukan suatu
tindakankegiatan, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang suruhan dan larangan melakukan suatu
tindakankegiatan, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
Menangkap makna label obatmakananminuman, sangat pendek dan sederhana.
Menangkap makna teks prosedur, lisan dan tulis, berbentuk resep dan manual, pendek dan sederhana.
Menyusun teks prosedur, lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
berbentuk resep
dan manual,
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang
tindakankegiatankejadian yang
sedang dilakukanterjadi pada saat ini, waktu lampau, dan waktu yang akan datang, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan
tentang tindakankegiatankejadian
yang sudahtelah dilakukanterjadi di waktu lampau tanpa
penyebutan waktu terjadinya secara spesifik, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
29
menanyakan tentang hubungan sebab dan akibat, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. Menangkap makna teks naratif, lisan dan tulis, berbentuk
cerita rakyat, pendek dan sederhana. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan tentang tindakankegiatankejadian tanpa perlu menyebutkan pelakunya, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Menangkap makna dalam teks ilmiah faktual report lisan dan tulis, pendek dan sederhana, terkait dengan mata
pelajaran lain di Kelas IX. Menyusun teks ilmiah faktual factual report, lisan dan tulis,
pendek dan sederhana, tentang orang, binatang, benda, gejala dan peristiwa alam dan sosial, terkait dengan mata
pelajaran lain di Kelas IX, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
Menangkap makna dalam teks iklan produk dan jasa, sangat pendek dan sederhana.
Menangkap makna lagu.
30
1.3. KONSEP PENDEKATAN PEMBELAJARAN, MODEL DAN PENILAIAN PADA KURIKULUM 2013
HO-1.3 A. KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan scientific dalam pembelajaran. Pendekatan
scientific diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang
memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah
umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas
suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian method of inquiry harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip
penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data,
menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasieksperimen;
d. mengasosiasikanmengolah informasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah Pembelajaran Kegiatan Belajar
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak,
melihat tanpa atau dengan alat Melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
31
Langkah Pembelajaran Kegiatan Belajar
Kompetensi yang Dikembangkan
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati
dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan informasi eksperimen
- melakukan eksperimen
- membaca sumber lain selain
buku teks -
mengamati objek kejadian -
aktivitas -
wawancara dengan narasumber Mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
Mengasosiasikanmengolah informasi
- mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkaneksperimen mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
- Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Mengkomunikasi-kan Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya Mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
32
B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN HO.1.4A
PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK PROJECT BASED LEARNING a. KonsepDefinisi
Pembelajaran Berbasis Projek Project Based Learning=PjBL adalah model pembelajaran yang menggunakan projekkegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Projek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Projek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta
didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun a guiding question dan membimbing peserta didik dalam sebuah projek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan
usaha peserta didik.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Projek memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk menggali konten materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis
Projek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Projek memiliki karakteristik berikut ini. 1
peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja; 2
adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik; 3
peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan;
4 peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan; 5
proses evaluasi dijalankan secara kontinyu; 6
peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; 7
produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan 8
situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Projeksebaiknya sebagai fasilitator, pelatih,
penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
33
Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Projek antara lain berikut ini.
1 Pembelajaran Berbasis Projek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan
untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek. 2
Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
3 Banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru memegang
peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
4 Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh
perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class teori, discussion group pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok, lab tables saat mengerjakan
tugas mandiri, circle presentasi. Atau buatlah suasana belajar bebas dan menyenangkan.
b. Fakta Empirik Keberhasilan
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Projekdapat dijelaskan sebagai berikut.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Projek
1 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. 2
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 3
Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
4 Meningkatkan kolaborasi.
5 Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi. 6
Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber. 7
Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi projek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. 8
Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9 Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata. 10
Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
34
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Projek
1 Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2 Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3 Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana guru memegang
peran utama di kelas. 4
Banyaknya peralatan yang harus disediakan. 5
Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
6 Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7 Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis projek di atas seorang pendidik
harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan projek, meminimalis dan menyediakan
peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis Projek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Projek
membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih
percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.
Pelajaran berbasis projek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan
lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya.
c. Langkah-langkah Operasional