Profil Keluarga Dampingan Ekonomi Keluarga Dampingan

1

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Salah satu program dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Udayana KKN-PPM UNUD yaitu Program Pendampingan Keluarga PPK yang merupakan suatu program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM di Universitas Udayana. PPK termasuk dalam program pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu. Jumlah jam kerja efektif mahasiswa untuk kegiatan PPK adalah 90 jam. Maksud dari PPK adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Sedangkan, tujuan dari PPK ini adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya. Sasaran dari PPK itu sendiri yaitu Rumah Tangga Miskin RTM atau keluarga yang tergolong kedalam keluarga prasejahtera Pra-KS atau keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Keluarga Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di setiap banjar yang ada di Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa Songan B memiliki 18 banjar dinas yang kemudian dibagi kepada 17 mahasiswa peserta KKN PPM Unud.

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Program KK dampingan yang dilaksanakan oleh penulis yaitu program yang dilaksanakan pada keluarga Bapak I Wayan Merta yang bertempat tinggal di Banjar Kayu Padi, Desa Songan B. Keluarga Bapak I Wayan Merta tergolong kedalam keluarga yang kurang mampu dari segi ekonomi. Anggota keluarga dari 2 Bapak I Wayan Merta beranggotakan lima orang yaitu istri beliau yang bernama Ni Ketut Luh Suarta, beserta ketiga anaknya yang bernama Ni Wayan Sukerti, I Nengah Suba, dan Komang. Keluarga Bapak I Wayan Merta tinggal di sebuah rumah berukuran 4 x 6 meter. Dalam lahan yang dimiliki oleh Bapak I Wayan Merta, berdiri 2 bangunan rumah, dimana salah satu dari rumah tersebut merupakan bantuan bedah rumah dari pemerintah, sementara rumah yang lainnya merupakan rumah yang masih perlu perbaikan lagi, karena rumah yang juga merupakan dapur tersebut masih berupa gubuk dan beralaskan tanah. Bapak I Wayan Merta menempati sebuah tanah warisan seluas 10 are, dimana tanah tersebut masih harus dibagi lagi menjadi 3 bagian. Mata pencaharian utama dari keluarga Bapak I Wayan Merta adalah berkebun. Di bagian depan rumah Bapak I Wayan Merta ini, terdapat kebun yang biasa digunakan untuk bertani, dan kebun tersebut adalah kebun milik sendiri. Dengan mata pencaharian berkebun, pendapatan yang diperoleh oleh keluarga Bapak I Wayan Merta masih terbilang kurang untuk mencukupi seluruh kebutuhan sehari-hari. Adapun identitas dari keluarga Bapak I Wayan Merta adalah sebagai berikut. No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan 1 I Wayan Merta Kawin 50 tahun SD Petani Kepala Keluarga 2 Ni Ketut Luh Suarta Kawin 49 tahun - Petani Istri KK 3 Ni Wayan Sukerti Kawin 28 tahun SD Petani Anak KK 4 I Nengah Suba Belum Kawin 22 tahun SD Petani Anak KK 5 Komang Kawin 20 tahun SD Petani Anak KK 3

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga a.

Sumber Penghasilan Sumber penghasilan yang didapat oleh keluarga Bapak I Wayan Merta berasal dari penjualan hasil kebun berupa sayuran atau buah. Pendapatan yang diperoleh oleh keluarga Bapak I Wayan Merta berkisar 5 juta setiap 1 tahun sekali. Pendapatan yang diperoleh oleh Bapak I Wayan Merta tergantung dari bagus atau tidaknya hasil panen sayur atau buah.

1.2.1 Pengeluaran Keluarga

Pengeluaran dari keluarga Bapak I Wayan Merta sebagian besar ada pada pemenuhan kebutuhan pokok misalnya untuk kebutuhan konsumsi serta kebutuhan perkebunan. Untuk kebutuhan perkebunan biasanya beliau meminjam uang kepada tetangganya, dimana tetangganya tesebut meminjamkan uang di bank dan meminjamkannya kembali kepada Bapak I Wayan Merta dengan bunga 5 persen.

a. Kebutuhan Sehari-Hari