Kesenian Lengger Deskripsi Teoritik

masyarakat setempat. Informan utama dalam penelitian ini adalah ketua kesenian Lengger Bapak Haryanto. Sebagai tokoh budayawan, Bapak Haryanto memahami betul tentang kesenian Lengger khususnya sejarah, bentuk penyajian serta makna simbolik topeng epos panji dalam kesenian Lengger. Adapun informan tambahan adalah para penari, pengrawit, pawang, serta tokoh masyarakat setempat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Observasi Menurut Nawawi 1991:100 observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan serta sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang penting dengan cara melihat, mendengarkan, serta menganalisa fakta yang ada di lokasi penelitian secara langsung guna memperoleh gambaran yang empirik pada hasil temuan. Dalam observasi ini, peneliti melakukan observasi lapangan terlebih dahulu, dengan harapan memperoleh data yang relevan dengan penelitian. Observasi dari lapangan dapat diperoleh data tentang kesenian Lengger. Dalam observasi digunakan alat bantu berupa kamera foto, video shooting dan tape recorder. 2 Wawancara Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu Moleong, 2001:135. Wawancara digunakan untuk melengkapi, menyempurnakan, dan mengecek hasil yang telah dilakukan secara mendalam dengan informan yang mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan data mengenai bentuk penyajian dan makna simbolik topeng epos panji dalam kesenian Lengger di desa Keteleng kecamatan Blado kabupaten Batang dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh peneliti kepada informan kemudian jawaban tersebut dicatat dan direkam dengan alat perekam. Adapun informan yang dipilih adalah mereka yang sudah berpengalaman serta mempunyai wawasan yang cukup sehingga didalam memberikan penjelasan mendekati kebenaran. Informan tersebut antara lain: bapak Haryanto selaku ketua kesenian Lengger, bapak Tumari sebagai penari Lengger, pengrawit kesenian Lengger, pawang kesenian Lengger, serta tokoh masyarakat setempat. Wawancara dilakukan pada saat latihan, pementasan kesenian Lengger, selain itu peneliti juga mendatangi rumah nara sumber. Semua informasi yang diperoleh kemudian dicatat atau direkam menggunakan alat perekam. 3 Dokumentasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996:272 dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan seperti gambar, kutipan, dan bahan referensi lainnya. Dokumentasi ini dilakukan untuk melengkapi data-data yang telah diperoleh melalui observasi terhadap sumber-sumber tertulis. Dokumentasi dapat diperoleh melalui buku-buku kajian pustaka, buku catatan pribadi, foto-foto dan kaset hasil rekaman.