44
Kelas X SMAMASMKMAK
Rangkuman
1. Jujur aś-śidqu adalah mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan, sedangkan dusta al-każibu adalah mengatakan sesuatu idak sesuai dengan
kenyataan. 2. Kejujuran merupakan petunjuk dan jalan menuju surga Allah Swt.,
sedangkan dusta adalah petunjuk dan jalan menuju neraka. 3. Jujur adalah sifat para nabi dan rasul Allah Swt., sedangkan bohong atau
dusta adalah ciri atau sifat orang-orang munaik. 4. Kejujuran akan menciptakan ketenangan, kedamaian, keselamatan,
kesejahteraan, dan kenikmatan lahir bain baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sementara, kedustaan menimbulkan kegoncangan, kegelisahan,
konlik sosial, kekacauan, kehinaan, dan kesengsaraan lahir dan bain baik di dunia apalagi di akhirat.
5. Diperbolehkan dusta hanya untuk iga hal saja, yaitu keika seorang istri memuji suaminya atau sebaliknya. Keika seseorang yang akan mencelakai
orang yang idak bersalah dengan mengatakan bahwa orang yang dicari idak ada. Keika ucapan dusta untuk mendamaikan dua orang yang sedang
berikai agar damai dan rukun kembali.
Evaluasi
A. Uji Pemahaman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas. 1. Tulislah salah satu ayat yang berhubungan dengan kejujuran lengkap
dengan arinya. 2. Tulislah salah satu hadis tentang perilaku jujur lengkap dengan arinya.
3. Tuliskan beberapa keuntungan di dunia sebagai buah dari perilaku jujur. 4. Sebutkan sikap yang harus ditunjukkan agar terhindar dari perilaku dusta.
5. Tuliskan 3 iga dampak negaif akibat perilaku dusta yang dilakukan.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
45
B. Releksi Berilah tanda checklist yang sesuai dengan dorongan haimu untuk
menanggapi pernyataan-pernyataan berikut ini.
No. Pernyataan
Kebiasaan Selalu Sering Jarang
Tidak Pernah
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1. Meminta jawaban kepada teman
keika mengikui ulangan di sekolah.
2. Mengembalikan barang yang
dipinjam kepada pemiliknya. 3.
Merahasiakan kecurangan teman agar idak dimusuhinya.
4. Membicarakan kecurangan
orang lain kepada semua orang. 5.
Menjawab pertanyaan orang lain sesuai dengan apa yang
diketahuinya.
6. Membaca isigfar keika
terlanjur berkata dusta. 7.
Menyadari dan menyesali perkataan dusta yang dilakukan.
8. Berteman dengan teman yang
sering berdusta. 9.
Ada perasaan khawair dan was- was keika berbuat dusta.
10. Merasakan kesulitan yang sangat
besar keika berkata jujur.
46
Kelas X SMAMASMKMAK
Al-Qur’ān dan Hadis
adalah Pedoman Hidupku
BAB IV
Al-Qur’ān dan Hadis adalah Pedoman Hidupku
Kedudukan al-
Qur’ān sebagai Sumber Hukum
Islam
Menjadikan al-
Qur’ān sebagai Pedoman Hidup
Kedudukan Hadis sebagai Sumber
Hukum Islam
Menjadikan Hadis sebagai Pedoman
Hidup Kedudukan
Ijtihād sebagai Sumber
Hukum Islam
Menjadikan Ijtihād
sebagai Pedoman Hidup
Diketahui dan Diperolehnya Nilai dan Perilaku
Bagan Alir
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
47
Membuka Relung Hai
Cermai gambar dan wacana berikut.
Alkisah, terdapatlah seorang pengembara yang terbangun dari keadaan idak sadar dan mendapai dirinya di tengah hutan. Dia idak tahu di mana ia berada,
dari mana dia berasal, siapa dia, dan untuk apa dia ada di hutan itu. Namun yang dia tahu adalah bahwa dia berada di sebuah hutan belantara, dikelilingi semak
belukar lebat, pepohonan, binatang liar, dan tanpa ada seorang manusia pun untuk tempat bertanya. Di sekitar tempat dirinya terbangun, idak dia temukan
apa pun yang dapat mengingatkan dirinya akan asal-usulnya, dan kenapa dia ada di tempat itu.
Seiring waktu berjalan, dia mencapai iik lelah untuk mencari siapa dirinya, dan mengapa dia berada di tempat itu. Akhirnya, yang ia lakukan dalam
keseharian hanyalah bertahan hidup, tanpa tujuan dan arah yang pasi. Hingga suatu keika datang seseorang yang mengaku sebagai utusan maharaja, yang
menerangkan jai dirinya melalui sebuah surat dari sang raja, bahwa dia adalah seorang pangeran yang berasal dari suatu negeri, diutus ke tempat ini untuk
mencari harta karun. Bukinya adalah secarik kertas kecil yang diselipkan di bajunya, berisi catatan tentang siapa dia dan misi apa yang dia bawa di hutan.
Cerita pengembara di atas, jika dianalogikan dengan kehidupan kita sebagai manusia ibarat ‘pengembara’ yang hidup di “hutan dunia”. Seandainya saja idak
ada utusan yang membawa petunjuk, tentulah kita akan tersesat dan kebingungan dalam mengarungi hidup ini. Sebagaimana mereka yang idak beriman seperi
kaum materialis, ateis, dan hedonis yang hidup dalam kesesatan. Oleh karena
itu, bersyukurlah kita yang mendapatkan petunjuk dari utusan Allah Swt. yaitu
Sumber: Dok. Kemendikbud
Gambar 4.1
Tanpa adanya petunjuk manusia dapat tersesat dalam kehidupannya.
48
Kelas X SMAMASMKMAK
Muhammad saw. yang menyampaikan kabar gembira, memberi peringatan, dan menerangkan hakikat penciptaan kita di dunia. Bersama beliau, diturunkanlah
al-Qur’ān sebagai pedoman hidup.
Dikuip dari: www.alrasikh.uii.ac.id
Mengkriisi Sekitar Kita
Cermai gambar dan wacana berikut.
Dalam al-Qur’ān Allah Swt. berirman, “... barangsiapa idak memutuskan dengan apa
yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kair.” Q.S. al-Mā’idah5:44.
Ayat tersebut mendorong manusia, terutama orang-orang yang beriman agar menjadikan
al-Qur’ān sebagai sumber hukum dalam memutuskan suatu perkara, sehingga siapa
pun yang idak menjadikannya sebagai sumber hukum untuk memutuskan perkara,
maka manusia dianggap idak beriman.
Hukum-hukum Allah Swt. yang ter- cantum di dalam
al-Qur’ān sesungguhnya dimaksudkan untuk kemaslahatan dan kepeningan hidup manusia itu sendiri.
Allah Swt. sebagai pencipta manusia dan alam semesta Maha Mengetahui terhadap apa yang diperlukan agar manusia hidup damai, aman, dan sentosa.
Bukankah para ahli teknologi yang membuat barang-barang canggih, seperi pesawat terbang, mobil, komputer, handphone, dan barang-barang elektronik
lainnya selalu memberikan buku petunjuk penggunaan atau pemakaian kepada para pemiliknya? Apa tujuan produsen atau para ahli tersebut menerbitkan buku
tersebut? Jawabannya bahwa tanpa menggunakan buku petunjuk tersebut, dikhawairkan barang-barang yang digunakan akan cepat rusak. Begitulah
Allah Swt. menurunkan Kitab Suci-Nya, al-Qur’ān, agar manusia terbebas dari kerusakan, baik yang bersifat kerusakan lahir maupun kerusakan bain.
Namun demikian, masih banyak orang yang mengaku beriman yang belum menjadikan
al-Qur’ān dan hadis sebagai pedoman hidupnya. Banyaknya pelanggaran terhadap hukum Islam, seperi pencurian, perampokan, korupsi,
perzinaan, dan kemaksiatan lainnya merupakan buki nyata dari hal-hal tersebut.
Sumber: Dok. Kemendikbud
Gambar 4.2
Mushaf al-Qur’±n sebagai kitab suci dan petunjuk umat Islam.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
49
Cari dan diskusikan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’±n atau hadis. Sebutkan hukum-hukum tersebut. Apakah hukum-hukum tersebut
bertentangan dengan hukum yang selama ini berlaku di dalam kehidupan kita? Jika ya, bagaimana solusi agar kita terhindar dari golongan orang-
orang kafir sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas?
Akivitas 2
Memperkaya Khazanah Peserta Didik
A. Memahami Al-Qur’ān, Hadis, dan Ijihād sebagai Sumber Hukum Islam